You are on page 1of 9

PERILAKU PENANGANAN EMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL TM 1 DI

BPM NY. MUSRIFAH AMD.KEB DUSUN KAUMAN DESA BANGSAL


KEC. BANGSAL KAB. MOJOKERTO TAHUN 2015

Oleh:
*Naning Puji Suryantini, Chuzaimatul Mila
*STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto

Abstract
Pregnancy was not an event that is experienced, in the early days of its development,
one common complaint was Emesis gravidarum occurs around 65-70%. Emesis gravidarum
vomiting light, but did not interfere with daily activities. This study was to investigated the
behavior of the handling of emesis gravidarum in TM 1 pregnant women in BPM Mrs.
Musrifah Amd.Keb. Kauman Village Bangsal district Mojokerto 2014. The design study used
descriptive methods. The population was all TM 1 pregnant women experiencing emesis
gravidarum at BPM Mrs. Musrifah Amd.Keb. Kauman Village Bangsal district Mojokerto.
The sample was 21 respondents drawn using sampling. Researchers collectting data used
primary data obtained directly from respondents through a questionnaire. Analysis of the data
used T scores and presented in a frequency distribution table. The result showed behavioral
treatment of emesis gravidarum in pregnant women TM 1 is mostly negative as many as 12
respondents (57.1%). Many forms of negative behavior such as mothers do rarely eat foods
with balanced nutrition such as carbohydrates from rice, protein from fish or meat, vitamins
from fruits, rarely drink water with sufficient quantities, rarely taking any medications that
have been prescribed by a doctor or midwife . Midwives in place research should implement
the function as executor by always provide midwifery care that is appropriate for the
treatment of emesis gravidarum. In addition it should improve the functioning of education
by education pregnant women ways to handle emesis gravidarum.

Keywords: Behavior, Emesis Gravidarum, TM 1 pregnant women

PENDAHULUAN suatu peristiwa yang mudah dialami,


dalam awal-awal perkembangannya, salah
Kehamilan adalah peristiwa yang
satu keluhan yang sering terjadi adalah
dimulai dan konsepsi (pembuahan) dan
Emesis gravidarum yang terjadi sekitar 65-
berakhir dengan permulaan persalinan.
70%. Emesis gravidarum disertai muntah
Kehamilan merupakan suatu perubahan
ringan, tetapi tidak mengganggu aktivitas
dalam rangka melanjutkan keturunan yang
sehari-hari (Chandranita, 2009). Emesis
terjadi secara alami, menghasilkan janin
gravidarum merupakan keluhan umum
yang tumbuh di dalam rahim ibu, dan
pada kehamilan muda. Terjadinya
selanjutnya dapat dijelaskan tingkat
kehamilan menimbulkan perubahan
pertumbuhan dan besarnya janin sesuai
hormonal pada wanita karena terdapat
usia kehamilan, pada setiap dilakukan
peningkatan hormon estrogen,
pemeriksaan kehamilan (Muhimah,
progesteron, dan pengeluaran human
2010:13). Namun, kehamilan bukanlah

1
choronic gonadotrophin plasenta. Hormon- sekitar 12 % ibu hamil masih
hormon inilah yang diduga menyebabkan mengalaminya hingga 9 bulan (Hanifa,
genesis (Chandranita, 2009). Akibat 2007 dalam Tarigan, 2010). Studi
meremehkan rasa mual dan muntah yang pendahuluan pada tanggal 01 November
dirasakan wanita pada saat kehamilan 2015 di BPM Ny. Murifah Amd.keb
terbukti berkontribusi dalam meningkatkan Dusun Kauman, Desa Bangsal Kecamatan
ketegangan emosional, stres psikologis dan Bangsal Kabupaten Mojokerto, didapatkan
keterlambatan yang tidak semestinya data sebagai berikut: 7 ibu hamil Trimester
dalam menemukan penanganan yang tepat, 1, sebanyak 5 ibu (71,4%) orang yang
terutama jika kondisi menjadi patologis mengalami emesis gravidarum dan 2 ibu
(Tiran, 2009). Sekalipun batas antara (28,6%) yang tidak mengalami emesis
muntah yang fisiologis dan patologis tidak gravidarum. Dari ibu yang mengalami
jelas, tetapi muntah yang menimbulkan emesis mereka mengatakan istirahat di
gangguan aktivitas sehari-hari dan tempat tidur ketika merasa mual dan
dehidrasi memberi petunjuk bahwa ibu muntah.
hamil tersebut memerlukan perawatan Emesis gravidarum diakibatkan
yang intensif (Chandranita, 2009). karena perubahan fisiologi, psikologis
Mual (nausea) dan muntah pada kehamilan. Perubahan kondisi fisik
(emesis) merupakan gangguan yang paling dan emosional yang kompleks
sering kita jumpai pada kehamilan muda memerlukan adaptasi terhadap
dan dikemukakan oleh 50 – 70% wanita penyesuaian pola hidup dengan proses
hamil dalam 16 minggu pertama. Kurang kehamilan yang terjadi. Konflik antara
lebih 66% wanita hamil trimester pertama keinginan, penolakan, kebanggaan yang
mengalami mual- mual dan 44% ditimbulkan dari norma-norma sosial
mengalami muntah – muntah. Mual kultur dan persoalan dalam kehamilan itu
(nausea) dan muntah (emesis gravidarum) sendiri dapat merupakan pencetus berbagai
adalah gejala yang sering terjadi pada 60 – reaksi psikologis, mulai dari reaksi
80% primi gravida dan 40 – 60% multi emosional ringan hingga ke tingkat
gravida. Rasa mual biasanya terjadi pada gangguan jiwa yang berat. Faktor yang
pagi hari (disebut morning sickness), tetapi dapat diharapkan memberikan kontribusi
dapat pula timbul setiap saat pada malam dalam kehamilan faktor yang
hari. Rasa mual biasanya dimulai pada mempengaruhi emesis gravidarum itu
Minggu-minggu pertama kehamilan dan sendiri adalah faktor predisposisi yang
berakhir pada bulan keempat. Namun sering dikemukakan adalah primigravida,

2
molahidatidosa dan kehamilan ganda, Hindari minuman yang mengandung
faktor masuknya vili khorialis, alergi, kafein karena akan memperburuk rasa
psikologik dan juga sosial ekonomi mual (Suririnah, 2008). Pada perilaku ibu
(Kormiano, 2008). Jika kondisi emesis diharapkan sewaktu bangun tidur di pagi
gravidarum diabaikan maka akan hari, jangan langsung terburu-buru
meningkatkan ketegangan emosional, stres terbangun. Cobalah duduk sebentar dan
psikologis dan keterlambatan yang tidak baru perlahan berdiri bangun. Bila merasa
semestinya dalam menemukan penanganan sangat mual ketika bangun tidur pagi,
yang tepat, terutama jika kondisi menjadi siapkan camilan atau biskuit di dekat
patologis atau menjadi hiperemesis tempat tidur, dan Anda dapat memakannya
gravidarum (Tiran, 2009). dahulu sebelum mencoba bangun
Untuk mengatasi emesis (Suririnah, 2008).
gravidarum banyak hal yang harus Berdasarkan latar belakang tersebut
dilakukan dari mulai makan, minum, penulis tertarik meneliti lebih lanjut
pengobatan dan tindakan. Untuk perilaku tentang “Perilaku penanganan emesis
makaan diharapkan ibu Mengonsumsi gravidarum pada ibu hamil TM 1 di BPM
makanan dengan gizi seimbang, yaitu Ny. Musrifah Amd.Keb Dusun Kauman
makanan yang mengandung karbohidrat, Desa Bangsal Kec. Bangsal Kab.
emak, protein, vitamin, dan mineral. Mojokerto tahun 2015”.Penilitian ini
Kekurangan zat-zat gizi ini dapat bertujuan untuk mengetahui perilaku
memperparah kondisi ibu (Anggraini dan penanganan Emesis Gravidarum pada ibu
Subakti 2013) Hindari makanan yang hamil Trimester I ( TM I ).
beraroma tajam. Makanan dengan bahan
terasi, oncom, dan sebagainya tidak METODE PENELITIAN
dianjurkan karena berbau tajam dan Desain penelitian ini menggunakan
memicu mual. Makanan yang direbus, metode deskriptif yaitu survei yang
dibakar, dikukus, atau disangrai biasanya dilakukan terhadap sekumpulan objek
tidak berbau tajam (Anggraini dan Subakti yang biasanya bertujuan untuk melihat
2013). Untuk perilaku minum, ibu gambaran fenomena (termasuk kesehatan)
diharapkan minum air putih dalam jumlah yang terjadi dalam suatu populasi tertentu
cukup. Cara minumnya adalah sedikit- (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam
sedikit, tetapi sering dan airnya tidak penelitian ini adalah seluruh ibu hamil TM
terlalu dingin (Anggraini dan Subakti 1 yang mengalami emesis gravidarum di
2013). Susu rendah lemak, atau buah. BPM Ny. Musrifah Amd.Keb Dusun

3
Kauman Desa Bangsal Kec. Bangsal Kab. disusun sendiri oleh peneliti yang berisi
Mojokerto sebanyak 21 orang. Sampel tentang perilaku penanganan emesis
pada penelitian ini adalah ibu hamil TM gravidarum pada ibu hamil TM 1 yang
1 yang mengalami emesis gravidarum di berjumlah 16 soal berskala likert.
BPM Ny. Musrifah Amd.Keb Dusun Penelitian ini dilakukan di BPM Ny.
Kauman Desa Bangsal Kec. Bangsal Kab. Musrifah Amd.Keb Dusun Kauman Desa
Mojokerto sebanyak 21 orang. Dalam Bangsal Kec. Bangsal Kab. Mojokerto.
penelitian ini menggunakan teknik Waktu penelitian dan pengambilan data
nonprobabilty sampling dengan teknik dilakukan tanggal 2-4 Januari 2015.
pengambilan sampel secara total Sampling Teknik analisa data pada penelitian ini
yaitu pengambilan sampel dengan hanyalah menggunakan teknik deskriptif
memasukkan semua anggota populasi yang hanya menghitung jumlah atau
untuk menjadi sampel. Cara ini dilakukan frekuensi dan persen pada masing-masing
karena responden penelitian dianggap data yang ada dalam penelitian.
sedikit. Variabel independen dalam
HASIL PENELITIAN
penelitian ini adalah perilaku penanganan
Data berikut menampilkan hasil
emesis gravidarum pada ibu hamil TM 1.
penelitian tentang perilaku penanganan
Merupakan cara peneliti untuk
emesis gravidarum pada ibu hamil TM 1 di
mengumpulkan data yang akan dilakukan
BPM Ny. Musrifah Amd.Keb Dusun
dalam penelitian. Sebelum melakukan
Kauman Desa Bangsal Kec. Bangsal Kab.
pengumpulan data, perlu dilihat alat ukur
Mojokerto tahun 2015
pengumpulan data agar dapat memperkuat
Tabel 1 Distribusi frekuensi responden
hasil penelitian. Peneliti mengumpulkan
berdasarkan perilaku
data menggunakan data primer yang penanganan emesis gravidarum
pada ibu hamil TM 1 di BPM
langsung didapat dari responden melalui
Ny. Musrifah Amd.Keb Dusun
kuesioner.Instrumen yang digunakan Kauman Desa Bangsal Kec.
Bangsal Kab. Mojokerto pada
dalam pengumpulan data yang dilakukan
bulan Januari 2015
dalam penelitian ini adalah kuesioner No. Perilaku F %
dengan tipe Close Ended (tertutup). 1 Positif 9 42,9
2 Negatif 12 57,1
Kuesioner adalah pertanyaan yang Jumlah 21 100
diajukan secara langsung kepada subjek Berdasarkan tabel 1 menunjukkan

atau disampaikan secara lisan oleh peneliti bahwa perilaku penanganan emesis

dari pertanyaan yang sudah tertulis gravidarum pada ibu hamil TM 1 sebagian

(Nursalam, 2008 : 109). Kuesioner ini

4
besar adalah negatif yaitu sebanyak 12 pada penanganan hiperemesis gravidarum.
responden (57,1%). Bentuk perilaku negatif tersebut banyak
dilakukan seperti ibu jarang mengonsumsi
PEMBAHASAN makanan dengan gizi seimbang seperti
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan karbohidrat dari nasi, protein dari ikan atau
bahwa perilaku penanganan emesis daging, vitamin dari buah-buahan. Bentuk
gravidarum pada ibu hamil TM 1 sebagian perilaku makan yang terjadi ditempat
besar adalah negatif yaitu sebanyak 12 penelitian adalah ibu jarang mengonsumsi
responden (57,1%). buah-buahan sebagai sumber vitamin.
Emesis gravidarum merupakan Mereka biasa hanya makan nasi sebagai
keluhan umum pada kehamilan muda. sumber energi dan protein yang didapat
Terjadinya kehamilan menimbulkan dari makanan sehari-hari seperti tempe,
perubahan hormonal pada wanita karena tahun dan ikan. Namun untuk makan buah-
terdapat peningkatan hormon estrogen, buahan yang beraneka ragam mereka
progesteron, dan pengeluaran human jarang mengonsumsinya. Selain itu
choronic gonadotrophin plasenta. Hormon- diperkuat dengan perilaku ibu yang ibu
hormon inilah yang diduga menyebabkan suka makan makanan yang baunya kuat
genesis (Chandranita, 2009). Akibat karena rasanya enak dan gurih. Makanan
meremehkan rasa mual dan muntah yang tersebut akan memicu ibu menjadi lebih
dirasakan wanita pada saat kehamilan mual dari pada meringankan rasa mual.
terbukti berkontribusi dalam meningkatkan Selain perilaku makan, perilaku
ketegangan emosional, stres psikologis dan minuman yang paling sering dilakukan
keterlambatan yang tidak semestinya oleh ibu adalah ibu jarang meminum air
dalam menemukan penanganan yang tepat, putih dengan jumlah yang cukup ketika
terutama jika kondisi menjadi patologis mengalami mual mual selama hamil.
(Tiran, 2009). Sekalipun batas antara Menurut mereka, jika minum air putih
muntah yang fisiologis dan patologis tidak mereka akan merasa mual sehingga
jelas, tetapi muntah yang menimbulkan mereka biasa minum-minuman manis
gangguan aktivitas sehari-hari dan kegemaran mereka yang menurut mereka
dehidrasi memberi petunjuk bahwa ibu tidak menyebabkan mual. Biasanya yang
hamil tersebut memerlukan perawatan mereka minum adalah minuman seperti
yang intensif (Chandranita, 2009). sirup dengan aroma yang mereka sukai.
Responden ditempat penelitian Sebenarnya perilaku mereka kurang tepat,
lebih banyak menerapkan perilaku negatif karena jika harus minum yang ada rasanya

5
ibu harus mengonsumsi jus buah segar penanganan emesis gravidurum dapat
untuk menghilangkan mual mual, namun disebabkan oleh banyak hal. Namun
hal tersebut jarang mereka lakukan. berdasarkan data penelitian perilaku
Pada perilaku penanganan dalam penganan ibu dapat ditinjau dari segi usia,
bentuk farmakologis didapatkan ibu jarang pendidikan, pekerjaan dan informasi.
mengonsumsi obat yang telah diresepkan Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa
oleh dokter atau bidan karena ibu sebagian besar responden berusia 20-35
menganggap mual saat hamil adalah hal tahun yaitu sebanyak 16 orang (76,2%).
biasa. Ketika melihat obat-obatan ibu Usia terkait dengan kemampuan
merasa malas untuk mengonsumsinya dan intelegensi seseorang. Menurut Sunaryo
pengakuan dari beberapa responden juga (2004) inteligensi sangat berpengaruh
menyatakan jika mereka melihat obat saja terhadap perilaku individu. Oleh karena
sudah mual apalagi mengonsumsinya. itu, kita kenal ada individu yang inteligen,
Biasanya mereka mulai mengonsumsi obat yaitu individu yang dalam mengambil
jika sudah dipaksa oleh suami atau orang keputusan dapat bertindak tepat, cepat, dan
tua mereka. Selain itu mereka juga jarang mudah. Ditempat penelitian responden
memeriksakan ke dokter atau bidan jika yang banyak melakukan perilaku
merasa mual-mual, mereka menganggap penanganan yang negatif adalah responden
hal tersebut adalah wajar, jika mereka yang berusia muda. Hal tersebut
sudah mual agak parah baru mereka dikarenakan mereka kurang pengalaman
memeriksakan kedokter atau bidan. dalam kehamilan dan kondisi kejiwaan
Tindakan mereka dalam penanganan mereka juga belum sepenuhnya matang
emesis gravidarum dapat dilihat dari sehingga sering melanggar nasihat dari
kebiasaan bangun tidur sehari-hari. bidan atau dokter.
Responden menyatakan sering mengalami Berdasarkan tabel 4.2
rasa mual dan pusing ketika bangun tidur, menunjukkan bahwa sebagian besar
hal tersebut dikarenakan mereka terlalu responden lulusan pendidikan menengah
cepat berdiri setelah bangun tidur, jarang (SMA) yaitu sebanyak 16 orang (76,2%).
menenangkan diri terlebih dahulu dengan Menurut Sunaryo (2004) Proses dan
duduk. Hal tersebut mereka lakukan kegiatan pendidikan pada dasarnya
karena ingin cepat-cepat melakukan melibatkan masalah perilaku individu
aktivitas. maupun kelompok. Ditempat penelitian
Banyaknya responden yang memang rata-rata sudah berpendidikan
menerapkan perilaku negatif dalam SMA, walaupun sudah pendidikan tingkat

6
SMA terlihat mereka masih belum mampu sudah memberikan masukan pada ibu-ibu
mencerna informasi yang telah diberikan tentang cara menangani emesis
oleh tenaga kesehatan dengan baik gravidarum, namun kebanyakan dari
sehingga banyak dari mereka yang masih mereka lupa dengan nasihat atau saran dari
berperilaku negatif. tenaga kesehatan, selain itu mereka juga
Berdasarkan tabel 4.3 sering melanggar terutama dalam hal
menunjukkan bahwa sebagian besar makanan sehingga menyebabkan mereka
responden bekerja sebagai buruh di sektor sering mengalami emesis gravidarum.
UKM (swasta) yaitu sebanyak 14 Berdasarkan tabel 4.5
responden (66,7%). Pekerjaan terkait menunjukkan bahwa sebagian besar
dengan lingkungan Menurut Sunaryo responden adalah ibu primigravida yaitu
(2004) lingkungan sangat berpengaruh sebanyak 14 responden (66,7%). Jumlah
terhadap perilaku individu karena kehamilan atau gravida membentuk
lingkungan merupakan lahan untuk pengalaman seseorang. Menurut
perkembangan perilaku. Pekerjaan Notoatmodjo (2010) perilaku merupakan
responden sebagian besar hanya duduk hasil pengalaman dan proses interaksi
seharian sehingga hal tersebut membuat dengan lingkungannya, yang terwujud
mereka kurang bergerak sehingga mereka dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan
juga sering mengalami mual-mual karena tindakan sehingga diperoleh keadaan
aliran darah kurang optimal karena seimbang antara kekuatan pendorong dan
kebanyakan duduk. kekuatan penahan. Responden penelitian
Berdasarkan tabel 4.4 yang merupakan ibu primipara cenderung
menunjukkan bahwa sebagian besar mempunyai perilaku negatif karena
responden mendapatkan informasi tentang pengalamannya belum terlalu banyak
penanganan emesis gravidarum dari dalam menghadapi perubahan kehamilan.
petugas kesehatan (bidan) yaitu sebanyak
KESIMPULAN
14 responden (66,7%). Informasi dapat
Dari hasil penelitian diatas dapat
mempengaruhi intelegensi seseorang,
disimpulkan bahwa Perilaku penanganan
sedangkan intelegensi menurut Sunaryo
emesis gravidarum pada ibu hamil TM 1 di
(2004) sangat berpengaruh terhadap
BPM Ny. Musrifah Amd.Keb Dusun
perilaku individu, individu yang inteligen,
Kauman Desa Bangsal Kec. Bangsal Kab.
yaitu individu yang dalam mengambil
Mojokerto tahun 2015 sebagian besar
keputusan dapat bertindak tepat, cepat, dan
mudah. Bidan ditempat penelitian memang

7
adalah negatif yaitu sebanyak 12 DAFTAR PUSTAKA
responden (57,1%). Anggraini dan Subakti. 2013. Kupas
Tuntas Seputar Kehamilan.
Jakarta. PT Agromedia Pustaka
SARAN
1. Bagi Ibu Hamil Chandranita, Manuaba Ida Ayu. 2009.
Buku Ajar Patologi Obstetri
Ibu hamil ditempat penelitian harus
Untuk Mahasiswa Kebidanan.
selalu memonitor kehamilannya sesering Jakarta. EGC
mungkin dan mengikuti anjuran-anjuran
Hidayat, A.Aziz Alimul. 2007. Metodologi
dan tenaga kesehatan dalam menangani Penelitian Kebidanan dan Teknik
Analisa Data. Jakarta: Salemba
mual muntah dalam kehamilan supaya
Medika
tidak bertambah parah menjadi
Jordan, Sue. 2004. Farmakologi
hiperemesis gravidarum.
Kebidanan. Jakarta. EGC

Manuaba, IBG. 2007. Pengantar Kuliah


2. Bagi Tempat Penelitian
Obstetri. Jakarta. EGC
Bidan ditempat penelitian harus
Maulana, Mirza. 2010. Tanya Jawab
menerapkan fungsi sebagai pelaksana Lengkap Dan Praktis Seputar
Reproduksi, Kehamilan Dan
dengan selalu memberikan asuhan
Merawat Anak. Yogyakarta.
kebidanan yang tepat untuk penanganan Penerbit Tunas
emesis gravidarum. Selain itu harus
Maulana. Heri D. J. 2009. Promosi
meningkatkan fungsi edukasi dengan Kesehatan. Jakarta. EGC
mendidik ibu hamil cara-cara menangani
Muhimah. 2010. Senam sehat selama
emesis gravidarum. kehamilan. Jakarta : Afabeta

Muhimah. 2010. Senam Sehat Selama


3. Bagi Peneliti Selanjutnya Kehamilan. Jakarta : Afabeta
Sebagai acuan untuk mengembangkan
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi
penelitian berikutnya. Menambah Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta
pengetahuan mahasiswa tentang perilaku
penanganan emesis gravidarum berupa Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta :
referensi-referensi terbaru yang terdapat
Rineka Cipta
dalam penelitian ini.
Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika

8
Setiadi, 2007. Konsep Dan Penulisan
Riset Keperawatan. Jakarta.
Graha Ilmu

Subakti, Yazid. 2008. Ensiklopedia Calon


Ibu. Jakarta. Quantum Media

Suparyanto, 2012. Konsep Paritas.


Diakses di http://dr-
suparyanto.blogspot.com/2012/02
/konsep-paritas.html

Suririnah, 2008, Buku Pintar Kehamilan


Dan Persalinan, Jakarta. PT
Gramedia Pustaka

Tarigan, 2010. Prevalensi Penggunaan


Obat Anti-Emetik Dan Prevalensi
Terjadinya Efek Samping Pada
Ibu Hamil Trimester I Dalam
Mengatasi Emesis Gravidarum
Di Rsu Yosua Lubuk Pakam.
Universitas Sumatra Utara

Tiran Danise. 2009. Mual Dan Muntah


Kehamilan. Jakarta. EGC

You might also like