Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
cadangan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi sel darah
merah atau pengurangan sel darah merah karena kurangnya zat besi (Harper
et al, 2016). Defisiensi zat besi dapat terjadi karena peningkatan kebutuhan
zat besi, penurunan asupan zat besi, penurunan absorbsi zat besi, dan
bahwa prevalensi anemia di seluruh dunia sekitar 29,4% - 42% dan 50%
kasus anemia disebabkan oleh defisiensi besi (WHO, 2011). Pelaporan Riset
tinggi yaitu 28,1 % dan menurun pada usia sekolah, remaja dan dewasa serta
akan meningkat kembali pada usia yang lebih tinggi. Anemia pada jenis
kelamin perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki – laki sebesar 23,9
1
2
ibu dan neonatus, serta meningkatkan mortalitas janin (Parmar et al, 2016).
makanan yang mengandung tinggi zat besi dan zat yang dapat meningkatkan
penyerapan zat besi dalam tubuh seperti vitamin A dan C (WHO, 2009).
suplemen penambah zat besi salah satunya adalah sulfas ferosus (SF).
gastrointestinal pada sebagian orang, seperti rasa tidak nyaman di ulu hati,
mual, muntah dan diare serta pada sebagian wanita menimbulkan efek
daun kelor (Moringa oleifera lam.) memiliki kandungan zat besi yang cukup
tinggi yang dapat berefek sebagai antianemia defisiensi besi, ditandai dengan
et al, 2017). Penelitian lain menjelaskan bahwa ekstrak etanol daun kelor
daun kering, 25 kali lebih banyak dibanding bayam, 3 kali lebih banyak dari
kacang almond dan 1,77 kali lebih banyak yang diserap ke dalam darah.
dalam daun kelor (Moringa oleifera lam.) sebanyak 220 mg/100 gram daun
segar, 7 kali lebih banyak dari jeruk dan 10 kali lebih banyak dari anggur.
2015).
Berdasarkan hasil kajian dan kandungan yang terdapat pada daun kelor,
Novergicus Strain Wistar) yang diberi diet rendah zat besi (Fe).
lam.) terhadap kadar hematokrit pada tikus putih (Rattus Novergicus Strain
hematokrit.
4
hematokrit dari setiap perlakuan yang diberi diet rendah zat besi
(Fe).
1.4.1 Akademis
1.4.2 Klinis
kadar hematokrit.
1.4.3 Masyarakat