Professional Documents
Culture Documents
BAB 2 Post Sipro 5
BAB 2 Post Sipro 5
TINJAUAN PUSTAKA
II.1Landasan Teori
II.1.1Prestasi Belajar
Prestasi dari bahasa belanda “prestastie” dalam bahasa Indonesia menjadi
prestasi yang berasal dari usaha. Prestasi dalam literature selalu dihubungkan
dengan aktivitas tertentu, seperti yang dikemukakan oleh Robert M. Gagne,
bahwa dalam setiap proses akan selalu terdapat hasil nyata yang dapat diukur dan
dinyatakan sebagai hasil belajar (achievement) seseorang (Ahmadi, 2008).
Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada
saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam
penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran.
Untuk mencapai sesuatu,mahasiswa harus mengalami proses pembelajaran.
Dalam melaksanakan proses pembelajaran mahasiswa akan mendapatkan
pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan (Ahmadi, 2008).
Prestasi belajar meliputi perubahan psikomotorik, sehingga prestasi belajar
adalah kemampuan siswa yang berupa penguasaan pengetahuan, sikap dan
ketrampilan yang dicapai dalam belajar setelah ia melakukan kegiatan
belajar. Prestasi belajar adalah tingkat pencapaian yang telah dicapai oleh anak
didik atau siswa terhadap tujuan yang ditetapkan oleh masing-masing bidang studi
setelah mengikuti program pengajaran dalam waktu tertentu (Ingham, 2006).
Jika mahasiswa mendapatkan prestasi yang rendah, bisa dikarenakan
adanya kesulitan dalam menerima proses pembelajaran. Kesulitan dalam
menerima proses pembelajaran tersebut beraneka ragam, ada yang bersifat fisik
misalnya pusing, cepat mengantuk, kurang darah, kurang asupan gizi, sedang sakit
dan lain sebagainya. Faktor lainnya adalah bersifat psikologis, yaitu tidak ada
minat belajar sehingga tidak mau berusaha dan cepat putus asa (tidak tekun),
stress, depresi, dan sulit konsentrasi, IQ (Intelligence Quotient) rendah, daya ingat
lemah, dorongan ingin tahu rendah, kurang percaya diri, tidak memiliki disiplin
diri dan lain-lain.Banyak bentuk penilaian yang dipakai untuk mengetahui hasil
6
prestasi belajar mahasiswa,salah satu penilaian yang diambil adalah berdasarkan
perolehan Prestasi Belajar (Djamarah, 2002).
7
Salah satu bentuk tes objektif adalah soal bentuk pilihan ganda. Soal
bentukpilihan ganda merupakan soal yang telah disediakan pilihan jawabannya
(Depdiknas,2008). Tes objektif disebut juga sebagai tes jawaban singkat. Ada
empat macam tesobjektif, yaitu tes jawaban benar-salah (true-false), pilihan ganda
(multiple choice),isian (completion), dan penjodohan (matching) (Nurgiyantoro,
2001).
Multiple Choice Question (MCQ) merupakan suatu bentuk tes yang paling
banyak dipergunakan dalam duniapendidikan. Multiple Choice Question terdiri
dari sebuah pernyataan atau kalimat yang belumlengkap yang kemudian diikuti
oleh sejumlah pernyataan atau bentuk yang dapat untukmelengkapinya. Dari
sejumlah “pelengkap” tersebut, hanya satu yang tepat sedang yanglain merupakan
pengecoh (distractors) (Nurgiyantoro, 2001). Penulisan soal bentukpilihan ganda
sangat diperlukan keterampilan dan ketelitian. Hal yang paling sulitdilakukan
dalam menulis soal bentuk pilihan ganda adalah menuliskan
pengecohnya.Pengecoh yang baik adalah pengecoh yang tingkat kerumitan atau
tingkatkesederhanaan, serta panjang-pendeknya relatif sama dengan kunci
jawaban. Olehkarena itu, untuk memudahkan dalam penulisan soal bentuk pilihan
ganda, maka dalampenulisannya perlu mengikuti langkah-langkah berikut,
langkah pertama adalahmenuliskan pokok soalnya, langkah kedua menuliskan
kunci jawabannya, langkahketiga menuliskan pengecohnya(Nurgiyantoro, 2001).
8
diberlakukannya Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) sejak tahun 2007,
MCQ dipilih sebagai salah satu metode untuk menilai pencapaian kompetensi
seorang lulusan dokter Indonesia. Ujian ini diharapkan dapat memberikan
gambaran tentang pengetahuan peserta melalui soal-soal yang berkaitan dengan
mekanisme penyakit, clinical reasoning, critical thinking dan problem solving
(Aras, 2014).
9
Dengan demikian adanya minat dan motivasi dalam diri siswa
dapat membangkitkan kegairahan untuk belajar dan akan
mempengaruhi prestasi belajarnya. Minat dan motivasi yang kuat
untuk belajar sangat memungkinkan untuk mencapai prestasi belajar
yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan minat dan motivasi yang
lemah.
c. Faktor keadaan fisik
Kesehatan jasmani mempunyai pengaruh penting terhadap prestasi
belajar siswa. Kondisi jasmani yang dimaksud di sini meliputi
kesehatan fisik yang akan memberikan hasil yang baik. Sebaliknya
apabila kita belajar dalam keadaan sakit maka prestasi yang kita capai
akan rendah.
Dijelaskan oleh Djali (2007) bahwa Kesehatan sangat diperlukan
untuk meningkatkan prestasi belajar. Apabila orang selalu sakit (sakit
kepala, pilek, deman) mengakibatkan tidak bergairahnya belajar dan
secara psikologi sering mengalami gangguan pikiran dan perasaan
kecewa karena konflik.
Sama halnya dengan kesehatan jasmani, kondisi panca indra juga
harus dalam keadaan baik sehingga pencapaian prestasi belajar dapat
diperoleh secara maksimal, jika dibandingkan kalau kita belajar
dengan alat indera yang tidak berfungsi secara maksimal. Seorang ahli
lain juga menjelaskan bahwa: ”Keadaan cacat tubuh juga
mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu.
Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan
khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau
mengurangi pengaruh kecacatannya itu”, (Slameto, 2010).
Dengan demikian, kondisi kesehatan jasmani dan
ketidakharmonisan alat-alat indera dapat menimbulkan gangguan-
gangguan yang ada dalam proses belajar, maka dengan sendirinya akan
berpengaruh terhadap hasil yang dicapai yaitu prestasi belajar.
10
d. Gaya belajar
Dalam belajar, kita juga harus mengetahui gaya belajar yang
digunakan supaya mendapatkan hasil yang maksimal dalam prestasi.
2. Faktor eksternal:
a. Faktor dari lingkungan kampus: teman dan dosen
Perguruan tinggi adalah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat
keberhasilan belajar. Tempat, bangunan, kualitas dosen, instrumen
pendidikan, semua itu turut mempengaruhi keberhasilan mahasiswa.
b. Faktor dari lingkungan masyarakat
Keadaan masyarakat juga menetukan keberhasilan prestasi belajar.
Bila sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-
orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya bersekolah tinggi
dan bermoral baik, hal ini akan mempengaruhi anak untuk giat belajar.
Apabila disekitar tempat tinggal keadaan masyarakat terdiri atas orang-
orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah
tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak untuk giat
belajar.
c. Faktor keluarga
Keluarga merupakan tumpuan dari setiap anak, keluarga
merupakan lingkungan yang pertama dari anak dan dari keluarga
pulalah anak menerima pendidikan karena keluarga mempunyai
peranan yang sangat penting di dalam perkembangan anak. Keluarga
yang baik akan memberikan pengaruh yang baik terhadap
perkembangan anak. Situasi keluarga (ayah, ibu, saudara, adik, kakak
serta famili) sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak dalam
keluarga. Pendidikan orang tua, status ekonomi, rumah kediaman,
persentase hubungan orang tua, perkataan dan bimbingan orang tua,
mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak.
d. Faktor sarana dan prasarana belajar
Dalam hasil proses belajar mengajar, sarana dan prasarana belajar juga
membantu untuk mendapatkan prestasi. Fasilitas yang digunakan dan
11
metode dalam lingkungan belajar juga mempengaruhi untuk
mendapatkan hasil prestasi yang maksimal
II.1.4Minat
II.1.4.1 Definisi Minat
Minat merupakan ketertarikan individu terhadap sesuatu, dimana minat
belajar yang tinggi akan menyebabkan belajar siswa menjadi lebih mudah dan
cepat. Minat berfungsi sebagai daya penggerak yang mengarahkan seseorang
melakukan kegiatan tertentu yang spesifik (Setiawan, 2006).
Minat adalah kecenderungan seseorang untuk merasa tertarik pada objek
tertentu yang dianggap penting. Rasa ketertarikan terhadap sesuatu akan
membentuk motivasi yang akhirnya teraktualisasi dalam perilaku belajar
(Setiawan,2006).
Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri suatu campuran dari
perasaan, harapan, rasa takut atau kecenderungan lain yang mengarah individu
terhadap sesuat, selain itu Hilgar & Slameto mengatakan bahwa minat merupakan
siatu proses yang tetap untuk memperhatikan dan menfokuskan diri pada sesuatu
yang diminatinya dengan perasaan senang dan rasa puas (Setiawan, 2006).
Minat merupakan salah satu aspek pskologis yang berperan penting dalam
menumbuhkan motivasi belajar dan makin besar minat makin tinggi prestasi
seseorang.Minat merupakan salah satu dimensi aspek afektif yang banyak
berperan juga dalam kehidupan seseorang, khususnya dalam kehidupan belajar
seorang murid (Setiawan, 2006).
Minat ada beberapa arti, yaitu: (Iskandar, 2010)
1. Suatu sikap yang berlangsung terus menerus dan memusatkan perhatian
seseorang, sehingga ia menjadi selektif terhadap obyek niatnya.
2. Perasaan yang menyatakan bahwa aktivitas, pekerjaan, atau obyek
tersebut berharga atau berarti bagi seseorang.
3. Motivasi yang menuntun tingkah laku ke satu arah (sasaran) tertentu.
Dapat ditarik kesimpulan, kecenderungan untuk menyelidiki yang dilakukan
oleh seseorang lama-lama akan timbul minat. Minat terjadi dari perhatian,
12
kesenangan, kemampuan dan keinginan yang terjadi berulang kali dari obyek
yang menarik atau berharga bagi dirinya (Iskandar, 2010). Minat berhubungan
dengan aspek kognitif dan afektif yang dinyatakan dalam sikap dan merupakan
sumber motivasi untuk melakukan apa yang diinginkan (Jahja,2011).
13
3. Minat merupakan sesuatu yang dipelajari, bukan bawaan lahir dan dapat
berubah tergantung pada kebutuhan, pengalaman, dan mode.
Indikator minat seorang terhadap sesuat sebagai berikut
1. Perasaan senang. Seorang mahasiswa yang memiliki perasaan senang
maka ia akan terus mempelajari ilmu yang dipelajarinya.
2. Perhatian dalam belajar, merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa
terhadap pengamatan, pengertian, dan sebagainya.
3. Mata pelajaran dan sikap pengajar yang menarik. Kedua indicator tersebut
dapat mengembangkan minat mahasiswa.
4. Manfaat fungsi mata kuliah. Adanya manfaat dan fungsi kuliah akan
membuat mahasiswa lebih mengerti dan berminat terhadap kuliah yang
dijalaninya.
14
II.I.4.5Cara Menumbuhkan Minat Remaja
Para ahli psikologi berkata bahwa para remaja yang mempunyai tujuan
dan karier atau cita-cita, lebih cenderung menyelesaikan pendidikan dan
menjauhkan diri dari obat-obat illegal, kriminalitas, dan seks bebas
(Rosalia,2005).
Cara menumbuhkan minat remaja dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Jelaskan kepada remaja untuk membuat daftar minat-minat mereka yang
paling kuat.
2. Dimana kemampuan terkuat mereka
3. Menuliskan lima tempat di sekitar tempat tinggal yang menyediakan
pekerjaan berhubungan dengan minat dan kelebihan mereka.
4. Remaja tertarik akan karirnya, maka ia butuh seorang teman dengan karir
uang sama untuk berbicara mengenai hal tersebut kepada remaja
Latihan ini mengembangkan pemahaman remaja mengenai diri mereka sendiri
dan pemahaman orang tua mengenai kapan mereka harus memberi pujian, dan
mempertimbangkan tugas-tugas yang berhubungan dengan minat mereka
(Rosalia, 2005).
II.I.5 Motivasi
II.1.5.1 Definisi Motivasi
Motivasi adalah dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan
perilaku manusia termasuk perilaku belajar.Dalam motivasi terkandung adanya
keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan
sikap dan perilaku individu (Dimyati dan Mudjiono, 2009)
Buku lain menyebutkan setiap individu memiliki kondisi internal, dimana
kondisi internal tersebut turut berperan dalam aktivitas sehari-hari. Salah satu dari
kondisi internal tersebut adalah “motivasi”. Motivasi adalah dorongan dasar yang
menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri
seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan
15
dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang diadasarkan
atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang
mendasarinya. Istilah motivasi yang berasal dari kata motif, dapat diartikan
sebagai kekuatan yang terdapat dalam individu, yang menyebabkan individu
tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung. Tapi
dapat diinterpretasikan dalam tingkah laku (Hamzah, 2008).
Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya dimana kekuatan
mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan atau cita-cita. Motivasi belajar
adalah kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar (Dimyati dan
Mudjiono 2009).
Ada tiga komponen utama dalam motivasi yatiu : (i) kebutuhan, (ii) dorongan
dan (iii) tujuan
1. Kebutuhan
Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa
yang ia miliki dan yang ia harapkan. Menurut Morgan dan ditulis kembali
oleh S. Nasution dalam Handayani (2008), manusia memiliki berbagai macam
kebutuhan :
a). Kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk aktivitas
Hal ini sangat penting, karena perbuatan sendiri itu mengandung suatu
kegembiraan baginya. Sesuai dengan konsep ini, maka dapat dihubungkan
dengan suatu kegiatan belajar bahwa pekerjaan atau belajar itu akan berhasil
kalau disertai dengan rasa gembira.
b). Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain
Banyak orang memiliki motivasi untuk berbuat sesuatu untuk
menyenangkan orang lain, hal ini tentunya merupakan kepuasan dan
kebahagiaan tersendiri bagi orang yang melakukannya. Konsep ini dapat
diterapkan dalam kegiatan belajar, misalnya : mahasiswa rajin belajar untuk
menyenangkan orang tuanya.
16
c). Kebutuhan untuk mencapai hasil
Kegiatan belajar akan berhasil dengan baik kalau disertai dengan “pujian”,
hal ini merupakan dorongan bagi seseorang untuk belajar lebih giat lagi.
Pujian dan reinforcement harus selalu dikaitkan dengan prestasi yang baik,
seseorang harus diberi kesempatan seluas-luasnya untuk melakukan sesuatu
dengan hasil optimal, sehingga ada rasa “sense of success”
2. Dorongan
3. Tujuan
Tujuan merupakan pemberi arah pada perilaku. Secara psikologis, tujuan
merupakan titik akhir ”sementara” pencapaian puncak kebutuhan. Jika tujuan
17
tercapai maka kebutuhan terpenuhi untuk ”sementara” (Dimyati dan
Mudjiono, 2009).
18
membuat suatu keajaiban. Jadi dalam hal ini seseorang memiliki keinginan
untuk aktualisasi diri
c). Self-enhancement
Melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan meningkatkan
kemajuan diri seseorang, kemajuan diri ini menjadi salahsatu keinginan bagi
setiap individu. Dalam belajar diciptakan suasanakompetensi yang sehat bagi
peserta didik untuk mencapai suatu prestasi
a). Motif atau kebutuhan organis, yaitu motif yang berhubungan dengan
kebutuhan dasar tubuh manusia, misalnya : makan, minum, oksigen, seksual,
istirahat, dll. Ini sesuai dengan jenis physiological drives dari Frandsen
b). Motif-motif darurat (emergency motives), yaitu yang timbul jika situasi
menunut tindakan yang cepat. Motif timbul bukan dari dalam tapi atas
rangsangan dari luar, misalnya: dorongan untuk menolong orang lain yang
mengalami kecelakaan, dorongan menyelamatkan diri dari bahaya dan lain-
lain.
19
Yang dimaksud dengan motivasi instrinsik adalah motif-motif yang
menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam
diri tiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai
contoh : seorang yang gemar membaca maka tidak usah ada orang yang
mendorong, ia sudah rajin mencari literatur untuk dibaca.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena
adanya rangsangan dari luar. Sebagai contoh : seseorang itu belajar karena
besok pagi ada ujian, dengan harapan mendapatkan nilai baik sehingga akan
mendapatkan penghargaan atau pujian. Jadi belajar bukan karena ingin
mengetahui sesuatu, tapi karena ingin nilai baik dan mendapatkan hadiah.
II.1.5.5Indikator Motivasi
Menurut Hamzah, (2008) Indikator Motivasi belajar adalah :
a) Adanya hasrat dan keinginan berhasil
b) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
c) Adanya harapan dan cita – cita masa depan
d) Adanya penghargaan dalam belajar
e) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
f) Adanya lingkungan yang kondusif sehingga memungkinkan seorang
peserta didik belajar dengan baik.
20
dalam proses pembelajaran. Pebelajar akan dapat belajar dengan baik dan hasil
belajarnya baik, apabila ia mengerti gaya belajarnya. Hal tersebut memudahkan
pembelajar dapat menerapkan pembelajaran dengan mudah dan tepat (Kolb dan
Alice, 2009).
21
4. Tak suka bicara di depan kelompok dan tak suka pula mendengarkan orang
lain.
5. Biasanya kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan.
6. Lebih suka peragaan daripada penjelasan lisan.
7. Biasanya dapat duduk tenang di tengah situasi yang ribut dan ramai tanpa
merasa terganggu.
22
6. Kurang tertarik memperhatikan hal-hal baru di lingkungan sekitarnya, seperti
hadirnya siswa baru, adanya papan pengumuman di pojok kelas dan sebagainya.
23
6. Mempelajari hal-hal yang abstrak (simbol matematika, peta, dan sebagainya)
dirasa amat sulit oleh siswa dengan gaya belajar ini.
7. Cenderung terlihat “agak tertinggal” dibanding teman sebayanya. Padahal hal
ini disebabkan oleh tidak cocoknya gaya belajar siswa dengan metode
pengajaran yang selama ini lazim diterapkan di sekolah-sekolah.
II.1.6 Hubungan Minat, Motivasi, dan Cara Belajar dengan Prestasi Belajar
II.I.6.1 Hubungan Minat dengan Prestasi Belajar
Minat adalah ketertarikan seseorang terhadap obyek tertentu sehingga ada
kecenderungan jiwa terhadap keinginan, seperti halnya seorang yang
berminatterhadap mata kuliah atau jurusan tertentu. Beberapa faktor yang dapat
membangkitkan minat seseorang antara lain: membangkitkan adanya suatu
kebutuhan, menghubungan dengan persoalan pengalaman yang lampau, memberi
kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik dan menggunakan berbagai
macam bentuk mengajar. Minat akan mendorong seseorang untuk melakukan
aktifitas sesuai dengan kebutuhannya, misal seorang mahasiswa akan tergerak
untuk aktif belajar sehingga dapat memperoleh hasil atau prestasi seperti yang
diharapkan.Minat yang tinggi terhadap suatu obyek akan timbul semangat yang
tinggi untuk memfasilitasi dalam rangka meraih prestasi, sebaliknya minat yang
rendah akan menimbulkan ketidaktertarikan dalam belajarnya sehingga tidak ada
upaya untuk memperoleh prestasi.(Iskandar, 2010).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Luckyta Sundah dalam gambaran
minat dan prestasi belajar mahasiswa kedokteran semester II angkatan 2015, dari
52 responden yang memiliki minat di Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi Manado tidak ada satupun yang memiliki IP rendah (Sundah, 2015).
24
yang cukup kuat antara motivasi belajar dengan prestasi belajar, timbul dugaan
bahwa prestasi belajar yang rendah di kalangan mahasiswa disebabkan karena
rendahnya motivasi untuk belajar.(Dimyati dan Mudjiono, 2009)
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lisiswanti dalam hubungan antara
motivasi dengan hasil belajar mahasiswa kedokteran menyatakan bahwa semakin
tinggi motivasi belajar mahasiswa maka akan semakin tinggi pula prestasi
belajarnya (Lisiswanti, 2015).
II.1.6.3 Hubungan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar
Seseorang mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda untuk mengerti
dalam pembelajaran. Ada beberapa gaya belajar, seperti gaya belajar visual,
auditorik, atau kinestetik. Jika seseorang sudah menemukan cara belajar yang
efektif dan efisien, maka materi yang diberikan oleh pengajar akan lebih mudah
dipahami dan bisa meningkatkan prestasi.(Nunan, 2003)
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Retno Wulandari (2011), seseorang
yang semakin menyadari dan menggunakan cara belajar yang efisien akan
semakin baik prestasi yang didapat (Wulandari, 2011).
25
II.2 Kerangka Teori
Dasar pemikiran dalam teori yang menjadi alur dari buah penelitian
kemudian tertuang dalam sebuah bagan kerangka teori yang dibuat sebagai
berikut:
Faktor Internal
Mengetahui gaya
IQ ↓ IQ ↑ Sakit Sehat Tinggi Rendah belajarnya
Prestasi Belajar
(MCQ)
Faktor Eksternal
Keterangan: Yang Diteliti
- Lingkungan kampus
- Lingkungan masyarakat
Tidak Diteliti
- Keluarga
- Sarana dan prasarana
belajar
26
II.3. Kerangka Konsep
Berdasarkan uraian latar belakang, tujuan penelitian, dan landasan teori
yang sudah dijelaskan sebelumnya maka kerangka konsep yang dapat dibuat
sebagai berikut:
Faktor Internal:
- Minat:
Prestasi Belajar (MCQ):
o Tinggi
- Baik (≥70)
o Rendah
- Kurang (< 70)
- Motivasi
o Tinggi
o Rendah
(PSSK, 2016)
- Gaya Belajar
o Visual
o Auditorik
o Kinestetik
II.4 Hipotesis
1. H1: Terdapat hubungan antara minat, motivasi, dan gaya belajar dengan
Prestasi Belajar (MCQ) mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta Tingkat I
27