You are on page 1of 10

EVALUASI PEMBELAJARAN PENJASORKES

Fito Bakdo Prilanji, Victor Gaperius Simanjuntak, Mimi Haetami


Program Studi Pendidikan Jasmnai FKIP Untan Pontianak
Email: bakdof@gmail.com

Abstract
The problem in this study was that the assessment aspects such as psychomotor, affective,
and cognitive were not yet implemented, because some teachers did not design the scoring
system neatly in writing, so that the evaluation conducted by the teacher was not well
planned. The purpose of the study was to find out the evaluation of physical education
learning at the senior high school teachers in the city of Pontianak. The method used in
this study was a descriptive method and a form of survey research. The population in this
study amounted to 15 teachers. The sample used total sampling totaling 15 high school
teachers in the city of Pontianak. Based on the results of the research conducted on the
evaluation of penjasorkes learning classified into two categories. A very good category is
66.7%, and teachers who were included in the good category amount to 33.3%, while those
included in the category were enough and less that was equal to 0%. The number of scores
for all teacher groupings is 347, which means that the evaluation of physical education
learning for all senior secondary school teachers in Pontianak City was included in the
excellent category.

Keywords: Evaluation, Learning, Physical Education

PENDAHULUAN
Pendidikan sebagai suatu proses informasi yang dijadikan dasar untuk
pembinaan manusia yang berlangsung mengetahui taraf kemajuan, perkembangan,
seumur hidup. Pendidikan jasmani, olahraga dan pencapaian belajar siswa, serta
dan kesehatan yang diajarkan di sekolah keefektifan pegajaran guru, sehingga
memiliki peranan sangat penting, yaitu bermanfaat bagi kemajuan pendidikan di
memberikan kesempatan kepada peserta Indonesia.
didik untuk terlibat langsung dalam berbagai Dalam salah satu dokumen konsep
pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, evaluasi pembelajaran yang ada atau sudah
olahraga dan kesehatan yang terpilih yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan
kemudian dilakukan secara sistematis. Nasional terkait dengan Rancangan Penilaian
Pembelajaran pendidikan jasmani, Hasil Belajar (2008), di dalam rangkaian
olahraga dan kesehatan merupakan upaya kegiatan evaluasi pembelajaran sedikitnya
pendidik (guru) untuk membantu peserta harus dilewati atau dilaksanakan oleh seorang
didik melakukan kegiatan belajar. Sesuai guru adalah dimana ada tahap perencanaan
dengan tujuan pembelajaran agar evaluasi, pelaksanaan, analisis hasil, dan
terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan tindak lanjut serta pelaporan untuk
belajar yang dilakukan peserta didik. Untuk mengetahui bagaimana tingkat efektifitas
menyediakan informasi tentang baik dan kegiatan ditinjau dari hasil yang diperoleh
buruknya proses dan hasil pembelajaran perlu siswa.
dilakukan evaluasi. Proses evaluasi tersebut Berdasarkan hasil observasi penulis di
diharapkan dapat memberikan sebuah beberapa SMA di kota Pontianak, ada

1
diantara sebagian kecil yang masih kurang dengan kompetensi keguruan atau salah satu
memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru,
pelaksanaan kegiatan evaluasi pembelajaran yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi ini
pendidikan jasmani. Adapun penulis merupakan salah satu kompetensi yang
menemukan beberapa masalah dan tertarik mutlak perlu dikuasai oleh seorang guru.
untuk melakukan penelitian, adapun Tercantum dalam peraturan menteri
masalahnya adalah: Belum terlaksananya pendidikan nasional (PERMENDIKNAS)
aspek penilaian yang harus dilakukan, Republik Indonesia No. 16 Tahun 2007,
dimana pada aspek penilaian mata pelajaran perihal tentang standar kualifikasi akademik
pendidikan jasmani memiliki tiga aspek yaitu dan kompetensi guru. (1) kualifikasi
psikomotorik, afektif, dan kognitif. Guru akademik guru, dan (2) standar kompetensi
menyampaikan materi pembelajaran dengan guru, yang kemudian dijelaskan lebih
porsi waktu lebih banyak untuk latihan drill mendalam dan luas pada salah satu di antara
dan melakukan penilaian berdasarkan empat standar kompetensi guru, empat
kemampuan fisik atau psikomotor saja. diantaranya adalah kompetensi pedagogik,
Kebanyakan guru tidak merancang sistem kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
penilaiannya dengan tertulis rapi, sehingga dan kompetensi professional.
evaluasi yang dilakukan guru tidak Kualitas suatu pembelajaran dalam
direncanakan dengan baik. Pemberian tugas kenyataan ditentukan, antara lain oleh
ataupun ulangan harian yang diberikan kapan program-program pembelajaran yang telah
saja dan dapat digunakan sebagai senjata dikembangkan. Program pembelajaran itu
pengaman dikala guru tidak siap mengajar berupa Satuan pelajaran dengan komponen-
Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui komponennya. Maka tujuan evaluasi
lebih dalam seberapa besar guru mengenai pembelajaran adalah menentukan kualitas
serangkaian kegiatan serta perihal terkait program baik secara keseluruhan maupun
dalam evaluasi mata pelajaran pendidikan sebagian komponen secara terpisah.
jasmani olahraga dan kesehatan Evaluasi dalam pendidikan jasmani
(penjasorkes), melalui penelitian dengan menurut (Adang Suherman dan Rusli Lutan,
judul “evaluasi pembelajaran penjasorkes 2000:9) pada umumnya digunakan untuk:
(survei guru penjasorkes di sekolah Memberikan informasi kepada siswa tentang
menengah atas negeri se-kota Pontianak”. kemajuan dan status belajarnya, Membuat
Pengertian Evaluasi pertimbangan tentng efektivitas mengajar,
Evaluasi adalah proses pengumpulan Memberikan informasi tentang status belajar
informasi guna membuat keputusan. Menurut siswa saat ini dibandingkan dengan tujuan
Popham (1995: 3), bahwa“Educational yang ditetapkan gurunya untuk keperluan
assessment is a formal attempt to determine perlu tidaknya melakukan penyesuaian
students’us stat with respect to educational pengajaran, Mengevaluasi kurikulum atau
variables of interest”. Evaluasi juga memiliki program, Menempatkan siswa pada
terminologi khusus (untuk guru) guna kelompok kelompok belajar yang sesuai
mendeskripsikan sekalian aktivitas yang dengan tingkat kemampuannya, dan
dikerjakan oleh pengajar atau pendidik untuk Memberikan informasi tentang status belajar
mendapatkan informasi tentang pengetahuan, siswa berdasarkan tujuan yang ditetapkan
keterampilan dan sikap dari para pebelajar guruya untuk keperluan penentuan nilai.
atau peserta didik. Menurut (Suharsimi Arikunto, 2009 : 24) ada
Evaluasi dapat juga didefinisikan sebagai satu prinsip umum yang penting dalam
proses dari pengumpulan dan pengujian kegiatan evaluasi, yaitu adanya trigulasi, atau
informasi untuk meningkatkan kejelasan hubungan erat tiga komponen, yaitu antara:
pengertian tentang apa yang sudah dipelajari tujuan pembelajaran, kegiatan belajar
oleh peserta didik (dalam hal ini siswa) dari mengajar (KBM), evaluasi.
pengalaman-pengalamannya. Kaitannya

2
Proses evaluasi berkaitan dengan subjek pembelajaran, guru tidak hanya berorientasi
dan sasaran evaluasi. Subjek evaluasi adalah pada materi pembelajaran (subject matter)
orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. tetapi juga pada proses menerima dan
Siapa yang dapat disebut sebagai subjek memahami materi tersebut. Dalam hal ini
evaluasi untuk setiap tes, ditentukan oleh guru mampu membelajarkan siswa sampai
suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan pada taraf insight. Untuk itu guru harus
yang berlaku. Sedangkan objek atau sasaran mengorganisir materi menjadi suatu
evaluasi adalah segala sesuatu yang menjadi keseluruhan yang bermakna sehingga siswa
titik pusat pengamatan karena penilai mudah mempelajarinya. Pembelajaran adalah
menginginkan informasi tentang sesuatu usaha guru untuk menciptakan suasana yang
tersebut. (Suharsimi Arikunto, 2009 : 19). menyenangkan untuk belajar (Enjoying
Evaluasi dilakukan secara menyeluruh learning), yang membuat siswa terpanggil
yaitu mencakup semua aspek kompetensi untuk belajar (Tim MKDK IKIP Semarang,
dalam penilaian yang meliputi kemampuan 1996:11). Kegiatan belajar yang dilakukan
kognitif, psikomotorik, dan afektif oleh siswa dirasakan dan disadari sebagai
(DEPDIKNAS: 2008). Sedangkan Mawardi suatu kebutuhan sendiri, bukan suatu paksaan
(2011: 51) juga menyebutkan bahwa dari pihak luar. Menurut Supandi (1988),
penilaian harus didasarkan pada tujuan belajar seperi ini didasarkan pada self
pembelajaran secara utuh, mengukur ranah instructif learning (belajar dengan kemauan
kognitif, afektif maupun psikomotorik sendiri).
mengacu pada taksonomi Bloom yang telah Dari berbagai pengertian pembelajaran
direvisi. yang telah dikemukakan di atas, kita dapat
Pembelajaran mengidentifikasi beberapa ciri pembelajaran
Di sini jelas terlihat bahwa tugas guru sebagai berikut : Pembelajaran merupakan
betul-betul dominan, sedangkan siswa hanya upaya sadar dan disengaja, pembelajaran
berada pada pihak yang pasif, siap menerima merupakan pemberian bantuan yang
segala sesuatu yang diberikan, yang memungkinkan siswa dapat belajar, dan
dipindahkan oleh guru. Pandangan seperti ini pembelajaran lebih menekankan pada
sudah tidak sesuai lagi dengan kemajuan pengaktifan siswa, karena yang belajar
berpikir dan kemajuan jaman. Pandangan adalah siswa, bukan guru.
seperti ini harus disingkirkan, diganti dengan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
pandangan baru ynag dasar filosofinya lebih (2001:61) aplikasi artinya penggunaan,
manusiawi. Dengan menggunakan istilah penerapan. Aplikasi pembelajaran adalah
pembelajaran terasa ada kemampuan siswa kemampuan seorang guru untuk
untuk belajar, dan kemampuan ini akan menggunakan dan menerapkan segenap
terwujud apabila dibantu dan dibimbing oleh kemampuannya dalam kegiatan pembelajaran
guru. Oleh karena itu pengertian demi tercapainya tujuan yang sudah
pembelajaran sekarang ini ialah usaha sadar ditetapkan. Dalam aplikasi pembelajaran,
guru untuk membantu siswa atau anak didik, seorang guru perlu memiliki pengetahuan,
agar mereka dapat belajar sesuai dengan perencanaan dan pandangan yang luas
kebutuhan dan minatnya (Tim MKDK IKIP tentang segala sesuatu yang berkanaan
Semarang, 1996:11). Guru sebagai fasilitator, dengan proses pembelajaran dan pendidikan.
yaitu orang yang menyediakan fasilitas dan Wibawa guru harus ditumbuhkembangkan
menciptakan situasi yang mendukung agar dengan meningkatkan sikap kepulian,
siswa dapat mewujudkan kemampuan semangat belajar, disiplin kerja, keteladanan
belajarnya. danhubungan manusiawi sebagai modal
Pembelajaran adalah usaha membantu perwujudan iklim pembelajaran yang
siswa atau anak didik untuk mencapai kondusif. Lebih lanjut, guru dituntut untuk
perubahan struktur kognitif melalui melakukan fungsinya sebagai planner dan
pemahaman (insight). Jadi dalam organizer dalam proses belajar mengajar,

3
dengan membina dan memberikan saran- Salah satu prinsip penting dalam
saran positif kepada siswa (E. Mulyasa, pendidikan jasmani adalah partisipasi siswa
2002:57). secara penuh dan merata, karena pendidikan
Pembelajaran adalah suatu kegiatan jasmani harus memperhatikan secara penuh
yang bertujuan, tujuan ini harus searah dan merata, karena pendidikan jasmani harus
dengan tujuan belajar siswa. Tujuan belajar memperhatikan kepentingan siswa dengan
siswa adalah mencapai perkembangan memperhatikan perbedaan kemampuan.
optimal, yang meliputi aspek-aspek kognitif, Apabila ada anak yang lemah
efektif dan psikomotor. Menurut Tim MKDK kemampuannya harus memperoleh layanan
IKIP Semarang (1996:10), pembelajaran yang sebaik-baiknya.
adalah usaha sadar guru untuk membatu Agar guru dapat melaksanakan tugas
siswa atau anak didik, agar mereka dapat mengajar dengan baik diperlukan
belajar sesuai dengan kebutuha dan seperangkat kemampuan yang harus
minatnya. dikuasainya. Seperangkat kemampuan itu
Dengan demikian tujuan pembelajaran antara lain kemampuan profesional yang
adalah agar siswa mencapai perkembangan disebut dengan kompetensi profesioanal.
optimal dalam ketiga aspek tersebut. Untuk Kompetensi adalah usaha untuk
mencapai tujuan bersama itu siswa menggambarkan apa yang diharapkan,
melakukan kegiatan belajar, sedangkan guru dikehendaki, didambakan, diantisipasi,
melaksanakan pembelajaran. Kedua kegiatan dilatih dan sebagainya. Komponen berada
tersebut saling melengkapi untuk mencapai dalam diri seseorang berupa kemampuan dan
tujuan yang sama. kecakapan untuk melakukan dan berkaitan
Pendidikan Jasmani Olahraga dan dengan pola-pola perilaku yang dapat
Kesehatan diamati. Adapun tugas, peran dan tanggung
Perencanaan berasal dari kata rencana jawab seorang guru adalah sebagai berikut :
yang mengandung arti rancangan, konsep, Planner (perencana), Organizer (pelaksana),
cerita, acara atau program. Sehubungan Evaluator (penilai), dan Teacher, conselor
dengan itu perencanaan dapat diartikan (pembimbing).
sebagai proses menyusun suatu acara,
rencana atau program dengan cara-cara yang METODE PENELITIAN
secara akademis dapat Bentuk penelitian yang digunakan dalam
dipertanggungjawabkan secara realistis agar penelitian ini adalah penelitian survei.
dapat dilaksanakan dan dapat mencapai Menurut Ali Maksum (2012: 70) penelitian
tujuan secara efektif dan efisien. Perencanaan survei adalah “penelitian yang mengambil
ini bersifat umum, bisa berlaku hampir pada sampel dari satu populasi dan menggunakan
semua kegiatan termasuk perencanaan kuesioner sebagai alat pengumpulan data
penyelenggaraan pendidikan jasmani yang pokok”.
disekolah-sekolah. Khusus untuk pendidikan, Menurut W. Gulo (2010: 118) “survei
penataan dalam proses pembuatan adalah metode pengumpulan data dengan
perencanaan pengajaran pendidikan jasmani menggunakan instrumen untuk meminta
nampak lebih penting mengingat lingkungan tanggapan dari responden tentang sampel”.
pembelajarannya yang unik. Disimpulkan bahwa penelitian survei adalah
Dalam melaksanakan pengajaran pengumpulan data yang digunakan untuk
pendidikan jasmani yang diutamakan adalah mendapatkan informasi dalam waktu yang
partisipasi dari siswa yaitu siswa harus sama untuk menjawab pertanyaan dari suatu
banyak bergerak dan berkarya dan seorang persoalan tertentu
guru harus sedikit bicara dan banyak bekerja. Metode yang digunakan dalam
Pelaksanaan adalah proses, cara, perbuatan penelitian ini adalah penelitian deskriptif
melaksanakan suatu rancangan, keputusan dengan pendekatan kuantitatif. Menurut
dan sebagainya (KBBI, 1998:627). Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah

4
(2012: 53) penelitian kuantitatif adalah pertanyaan yang disusun secara sistematis,
penelitian yang menggunakan asumsi-asumsi kemudian dikirim untuk diisi oleh
pendekatan positivis. responden”.
Sedangkan penelitian deskriptif Untuk menyebarkan angket peneliti
menurut Nana Saodih Sukmadinata (2011: dibantu oleh 1 orang asisten peneliti, dimana
72) adalah “suatu bentuk penelitian yang sebelum turun kelapangan peneliti sudah
paling dasar, ditujukan untuk menjelaskan apersepsi tentang tujuan
mendeskripsikan atau menggambarkan penelitian kepada asisten peneliti untuk
fenomena-fenomena yang ada baik yang menyamakan persepsi agar tidak terjadi
bersifat alamiah ataupun rekayasan manusia”. kekeliruan dalam penelitian.
Populasi dalam penelitian ini guru Teknik analisis data yang digunakan
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yaitu penerapan data sesuai dengan
di SMAN se-kota Pontianak. Dalam pendekatan penelitian. Adapun rumus yang
penelitian ini pengambilan sampel digunakan adalah deskriptif persentase
menggunakan teknik Total Sampling yaitu
semua anggota populasi mendapatkan HASIL PENELITIAN DAN
kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai PEMBAHASAN
sampel. Menurut Sugiyono (2015: 118) Deskriptif Data Hasil Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan Penelitian persepsi guru pendidikan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi jasmani mengenai evaluasi pembelajaran
tersebut. Sampel pada penelitian ini adalah penjasorkes dilaksanakan di 10 Sekolah
guru penjasorkes SMAN Se-kota Pontianak. Menengah Atas yang berada di kota
Alat pengumpul data pada penelitian ini, Pontianak dengan jumlah sampel sebanyak
yaitu lembar angket. Penelitian ini 15 orang. Pelaksanaan pengambilan data
dilaksanakan Seluruh SMAN di Kota dilakukan selama 3 hari terhitung dari
Pontianak. Adapun waktu penelitian tanggal 22 – 24 November 2017.
dilaksanakan tanggal 22-24 November 2017 Setelah diperoleh nilai dari masing-
pada pukul 08.00 sampai selesai. masing guru, maka akan dilakukan
Adapun pengumpulan data dalam pengelompokkan perkategori beserta
penelitian ini adalah menggunakan angket. persentasenya. Perhatikan tabel berikut ini:
Menurut Burhan Bungin (2005: 133)
“angket merupakan serangkaian atau daftar

Tabel. 1 Klasifikasi Persentase Evaluasi Pembelajaran Penjasorkes


Jumlah skor Kategori Persentase
337,8 – 450 Sangat Baik 66,7%
225,2 – 337,7 Baik 33,3%
112,6 – 225,1 Cukup 0%
0 – 112,5 Kurang 0%
Merujuk dari hasil penelitian yang 1. Deskriptif Mengenai Kognitif Guru
dilaksanakan sesuai dengan data yang tertera Terkait Evaluasi Bagian Dari
pada tabel 1, ternyata guru pendidikan Kompetensi Pedagogik.
jasmani SMAN yang ada di kota Pontianak Berdasarkan dari data hasil penelitian
tergolong pada dua kategori yaitu sangat baik yang telah dilaksanakan dapat dijabarkan
dan baik. Adapun jumlah skor mengenai kognitif guru terkait evaluasi
pengelompokan semua guru adalah 347 yang bagian dari kompetensi pedagogik di 10
berarti tingkat keterampilan semua guru Sekolah Menengah Atas yang berada di kota
termasuk dalam kategori sangat baik. Pontianak sebagaimana tabel 2 di bawah ini:

5
Tabel. 2 Kategori Kognitif Guru Terkait Evaluasi Bagian Dari Kompetensi
Pedagogik
Jumlah Skor Kategori Persentase
6,78 – 9 Sangat Baik 93,3%
4,52 – 6,77 Baik 6,7%
2,26 – 4,51 Cukup 0%
0 – 2,25 Kurang 0%
Hasil dari tabel 2 penelitian mengenai terlihat peningkatan yang sangat jauh
kognitif guru terkait evaluasi bagian dari signifikan. Sedangkan kategori cukup dan
kompetensi pedagogik, dapat dipaparkan kurang tidak ada ataupun 0%.
bahwa guru di 10 Sekolah Menengah Atas 2. Deskriptif Mengenai Aspek Penilaian
yang berada di kota Pontianak tergolong pada dalam Evaluasi Penjas.
dua kategori yaitu sangat baik, dan baik. Adapun data yang diperoleh mengenai
Kategori sangat baik sebesar 93,3%, dan baik aspek penilaian dalam evaluasi penjas dari
sebesar 6,7%. Perbedaan kategori antara hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat
sangat baik dan baik yaitu sebesar 86,6% dilihat pada tabel 3 di bawah ini:

Tabel. 3 Kategori Aspek Penilaian dalam Evaluasi Penjas


Jumlah Skor Kategori Persentase
6,78 – 9 Sangat Baik 86,7%
4,52 – 6,77 Baik 13,3%
2,26 – 4,51 Cukup 0%
0 – 2,25 Kurang 0%
Berdasarkan tabel 3 di atas, menjelaskan 13,3%. Sedangkan untuk kategori cukup dan
bahwa aspek penilaian dalam evaluasi penjas kurang yaitu sebesar 0%.
guru Di 10 Sekolah Menengah Atas yang 3. Deskriptif Mengenai Mekanisme
berada di kota Pontianak tergolong pada dua Evaluasi Pembelajaran.
kategori yaitu kategori sangat baik dan baik. Adapun data yang diperoleh mengenai
Kategori sangat baik mempunyai persentase mekanisme evaluasi pembelajaran dari hasil
sebesar 86,7%, dan kategori baik sebesar penelitian yang telah dilaksanakan dapat
dilihat pada tabel 4 di bawah ini:

Tabel. 4 Kategori Mekanisme Evaluasi Pembelajaran


Jumlah Skor Kategori Persentase
9,3 - 12 Sangat Baik 26,7 %
6,2 – 9,2 Baik 60 %
3,1 – 6,1 Cukup 13,3 %
0–3 Kurang 0%
Berdasarkan hasil data yang diperoleh Pembahasan
pada 4, diketahui bahwa mekanisme evaluasi Kognitif guru terkait evaluasi bagian
pembelajaran guru Di 10 Sekolah Menengah dari kompetensi pedagogik dapat dipaparkan
Atas Negeri yang berada di kota Pontianak bahwa guru di 10 Sekolah Menengah Atas
tergolong pada tiga kategori yaitu kategori yang berada di kota Pontianak tergolong pada
sangat baik, baik, dan cukup. Kategori sangat dua kategori yaitu sangat baik sebesar 93,3%,
baik memiliki persentase sebesar 26,7%, dan baik sebesar 6,7%. Data ini menunjukkan
kategori baik sebesar 60%, dan kategori bahwa kognitif guru terkait evaluasi bagian
cukup sebesar 13,3%. Sedangkan untuk dari kompetensi pedagogik di 10 Sekolah
kategori kurang sebesar 0%. Menengah Atas yang berada di kota
Pontianak tentang persepsi guru penjas
mengenai evaluasi pembelajaran penjas

6
memiliki perbedaan yang signifikan sehingga dalam evaluasi penjas dalam memberikan
tergolong dengan nilai yang tinggi. pembelajaran penjasorkes, guru sudah
Jumlah guru yang tergolong dalam kategori memiliki aspek penilaian dalam evaluasi
sangat baik sebanyak 14 guru atau sebesar penjas yang sesuai dengan kriteria.
93,3%. Hasil ini menunjukkan bahwa ketika Klasifikasi baik pada aspek penilaian
dalam memberikan pembelajaran penjasorkes dalam evaluasi penjas sebesar 13,3% atau
guru sudah memahami tentang arti evaluasi sebanyak 2 guru. Hasil ini menunjukkan
secara keseluruhan mengetahui peran dari bahwa aspek penilaian dalam evaluasi penjas
evaluasi dengan sebaik mungkin dan guru dalam memberikan pembelajaran
melaksanakan evaluasi dalam proses penjasorkes sudah baik dan seharusnya tetap
pelaksanaan pembelajaran penjasorkes. dipertahankan.
Sedangkan guru yang termasuk dalam Sedangkan klasifikasi kategori cukup
klasifikasi baik yaitu sebesar 6,7% atau dan kurang yaitu sebesar 0% atau tidak ada.
hanya 1 guru. Hasil ini menunjukkan bahwa Hal ini menandai bahwa pemahaman
ketika saat memberikan pembelajaran mengenai aspek penilaian dalam evaluasi
penjasorkes guru sudah menampakkan hasil penjas guru di 10 Sekolah Menengah Atas
yang baik. Meskipun hanya 1 guru yang yang berada di kota Pontianak tidak perlu
belum mencapai kriteria sangat baik data ini diragukan lagi. Data ini juga menunjukkan
menunjukkan bahwa rata-rata guru di 10 bahwa aspek penilaian dalam evaluasi penjas
Sekolah Menengah Atas yang berada di kota guru dalam memberikan pembelajaran
Pontianak tergolong sangat baik dan masih penjasorkes sudah mencapai kriteria
dapat meningkatkan lagi kognitif guru terkait maksimal dan guru tetap harus selalu
evaluasi bagian dari kompetensi memperhatikan aspek-aspek yang
pedagogiknya agar menjadi sangat baik. menyangkut aspek penilaian dalam evaluasi
Guru yang memiliki klasifikasi kategori penjas seperti menguasai penilaian secara
cukup dan kurang yaitu sebesar 0% atau tidak kognitif, afektif dan psikomotor.
ada guru yang termasuk dalam Mengenai mekanisme evaluasi
pengelompokkan klasifikasi ini, sehingga pembelajaran guru dapat dipaparkan bahwa
dapat dikatakan kognitif guru terkait evaluasi guru di 10 Sekolah Menengah Atas yang
bagian dari kompetensi pedagogik guru berada di kota Pontianak tergolong pada tiga
dalam memberikan pembelajaran penjasorkes kategori yaitu kategori sangat baik, baik, dan
sudah tidak perlu lagi diragukan. Klasifikasi cukup. Kategori sangat baik sebesar 26,7%,
kategori cukup dan kurang yaitu sebesar 0% baik sebesar 60%, dan cukup sebesar 13,3%.
atau tidak ada. Hasil ini menunjukkan bahwa Sedangkan untuk kategori kurang sekali
secara keseluruhan dalam memberikan sebesar yaitu 0%.
pembelajaran penjasorkes guru sudah Guru yang termasuk dalam kategori
mempunyai pengetahuan terkait evaluasi sangat baik sebesar 26,7% atau sebanyak 4
bagian dari kompetensi pedagogik yang guru. Hasil ini menunjukkan bahwa
sangat baik. mekanisme evaluasi pembelajaran dalam
Mengenai aspek penilaian dalam pembelajaran penjasorkes guru sudah
evaluasi penjas dapat dipaparkan bahwa guru memiliki mekanisme evaluasi pembelajaran
di 10 Sekolah Menengah Atas yang berada di yang sesuai dengan kriteria.
kota Pontianak tergolong pada 3 kategori Guru yang termasuk klasifikasi baik
yaitu sangat baik, dan baik. Kategori sangat pada mekanisme evaluasi pembelajaran
baik sebesar 86,7%, dan baik sebesar 13,3%. sebesar 60% atau sebanyak 9 guru. Hasil ini
Sedangkan untuk kategori cukup dan kurang menunjukkan bahwa mekanisme evaluasi
sebesar 0%. pembelajaran guru dalam memberikan
Guru yang termasuk dalam kategori pembelajaran penjasorkes sudah baik.
sangat baik sebesar 86,7% atau sebanyak 13 Sedangkan guru yang termasuk klasifikasi
guru menunjukkan bahwa aspek penilaian kategori cukup yaitu sebesar 13,3% atau

7
sebanyak 2 guru. Hasil Ini menunjukkan 10 Sekolah Menengah Atas yang berada di
bahwa mekanisme evaluasi pembelajaran kota Pontianak sudah baik.
guru dalam memberikan pembelajaran Persentase guru yang termasuk dalam
penjasorkes sudah memadai. Kategori kurang kategori cukup dan kurang yaitu sebesar 0%
dengan persentase sebesar 0% atau tidak ada atau tidak ada. Hal ini menunjukkan bahwa
menandakan bahwa tidak terdapat guru yang persepsi guru penjas mengenai evaluasi
belum memenuhi kriteria kurang. Hal ini pembelajaran penjasorkes yang terdiri dari
membuktikan bahwa mekanisme evaluasi aspek (kognitif guru terkait evaluasi bagian
pembelajaran guru di 10 Sekolah Menengah dari kompetensi pedagogik, aspek penilaian
Atas yang berada di kota Pontianak dalam dalam evaluasi penjas, dan mekanisme
memberikan pembelajaran penjasorkes tidak evaluasi pembelajaran) di 10 Sekolah
perlu diragukan lagi. Menengah Atas yang berada di kota
Meskipun nilai rata-rata keseluruhan Pontianak sangat memadai tentu data ini
sangat baik guru harus tetap selalu dapat dijadikan acuan bahwa guru di 10
memperhatikan aspek-aspek mekanisme Sekolah Menengah Atas yang berada di kota
evaluasi pembelajaran seperti mengadakan Pontianak telah melaksanakan tugasnya
perencanaan sebelum pembelajaran dengan sebagai guru dengan sangat baik.
matang, pelaksanaan pembelajaran dengan Setelah dilakukan penelitian tentang
sagat maksimal, melakukan analisis hasil persepsi guru penjas mengenai evaluasi
pembelajaran yang telah dilakukan, pembelajaran penjasorkes diketahui bahwa
menyiapkan tindak lanjut demi mendapatkan kognitif guru terkait evaluasi bagian dari
pembelajaran yang efektif dan melakukan kompetensi pedagogik, aspek penilaian
pelaporan hasil untuk evaluasi kedepan yang dalam evaluasi penjas, dan mekanisme
lebih baik. evaluasi pembelajaran guru di 10 Sekolah
Berdasarkan data dari hasil penelitian Menengah Atas yang berada di kota
yang telah dilaksanakan, dapat diketahui Pontianak tergolong sangat baik.
bahwa evaluasi pembelajaran penjasorkes Hasil penelitian ini telah menunjukkan
yang terdiri dari aspek (kognitif guru terkait bahwa guru di 10 Sekolah Menengah Atas
evaluasi bagian dari kompetensi pedagogik, yang berada di kota Pontianak tidaklah selalu
aspek penilaian dalam evaluasi penjas, dan sempurna bahkan pada saat menjalankan
mekanisme evaluasi pembelajaran) pada guru tugasnya sebagai guru tentu seorang gurupun
di 10 Sekolah Menengah Atas yang berada di memiliki kekurangan dan kelebihannya
kota Pontianak memiliki dua kategori, yaitu terutama dalam memberikan pembelajaran
kategori sangat baik dan kategori baik. penjasorkes. Hal itu dapat dilihat dari guru
Adapun kategori sangat baik memiliki nilai yang tentunya terdapat perbedaan dari
yaitu sebesar 66,7% atau sebanyak 10 guru. beberapa guru, ada guru yang memiliki
Hal ini menunjukkan bahwa guru di 10 pengetahuan tentang evaluasi pembelajaran
Sekolah Menengah Atas yang berada di kota penjasorkes dan ada pula guru yang belum
Pontianak sudah memiliki pengetahuan yang memahami tentang evaluasi pembelajaran
sangat baik dan memadai mengenai evaluasi penjasorkes, tentunya ini tidak mudah untuk
pembelajaran penjasorkes. dilaksanakan guru tapi sudah merupakan
Sedangkan untuk kategori baik yaitu tugas dari seorang guru untuk melaksanakan
sebesar 33,3% atau sebanyak 5 guru. Hasil dalam memberikan pembelajaran penjasorkes
ini menunjukan bahwa dalam kategori ini sesuai dengan prosedur evaluasi penjasorkes.
memiliki nilai yang sangat signifikan dengan Setiap guru harus memiliki indikator
selisih perbandingan 66,7% dibanding aspek kognitif guru terkait evaluasi bagian
dengan nilai kategori sangat baik. Hasil ini dari kompetensi pedagogik, aspek penilaian
juga menunjukkan bahwa dalam dalam evaluasi penjas, dan mekanisme
memberikan pembelajaran penjaorkes guru di evaluasi pembelajaran dalam memberikan
pembelajaran penjasorkes yang dijalaninya.

8
Hasil yang dilakukan peneliti selama di Di 10 Sekolah Menengah Atas yang
penelitian di 10 Sekolah Menengah Atas berada di kota Pontianak sudah sangat baik.
yang berada di kota Pontianak terlihat bahwa
dalam memberikan pembelajaran penjasorkes

SIMPULAN DAN SARAN matang, pelaksanaan pembelajaran dengan


Simpulan sagat maksimal, melakukan analisis hasil
Adapun kesimpulan penelitian evaluasi pembelajaran yang telah dilakukan,
pembelajaran guru pendidikan jasmani, maka menyiapkan tindak lanjut demi mendapatkan
dapat disimpulkan bahwa: (1) Kognitif guru pembelajaran yang efektif dan melakukan
terkait evaluasi bagian dari kompetensi pelaporan hasil untuk evaluasi kedepan yang
pedagogik tergolong dua kategori yaitu lebih baik.
sangat baik, dan baik. Kategori sangat baik
sebesar 93,3%, dan baik sebesar 6,7%. DAFTAR RUJUKAN
Sedangkan kategori cukup dan kurang tidak Adang, S. 2000. Perencanaan Pembelajaran
ada (0%), (2) Aspek penilaian dalam evaluasi Penjaskes. Jakarta :Depdikbud.
penjas dua kategori yaitu kategori sangat baik Arikunto, S. 2009. Evaluasi Program
dan baik. Kategori sangat baik mempunyai Pendidikan: Pedoman Teoritis
persentase sebesar 86,7%, dan kategori baik Praktis Bagi Mahasiswa Dan Praktisi
sebesar 13,3%. Sedangkan untuk kategori Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
cukup dan kurang yaitu sebesar 0%, (3) Bungin, B. 2005. Metodologi Penelitian
Mekanisme evaluasi pembelajaran tergolong Kuantitatif. Jakarta: Prenada Media
pada tiga kategori yaitu kategori sangat baik, Group.
baik, dan cukup. Kategori sangat baik Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
memiliki persentase sebesar 26,7%, kategori Rancangan Penilaian Hasil Belajar.
baik sebesar 60%, dan kategori cukup sebesar Jakarta: Direktorat Jendral
13,3%. Sedangkan untuk kategori kurang Manajemen Pendidikan Dasar Dan
sebesar 0%, dan (4) Evaluasi pembelajaran Menengah, Direktorat Pembinaan
penjasorkes tergolong pada dua kategori, Sekolah Menengah Atas.
yaitu kategori sangat baik dan kategori baik. E. Mulyasa. 2002. Manajemen Berbasis
Adapun kategori sangat baik memiliki nilai Sekolah. Bandung : Remaja
yaitu sebesar 66,7% atau sebanyak 10 guru. Rosdakarya.
Sedangkan untuk kategori baik yaitu sebesar Gulo, W. 2010. Metodologi Penelitian.
33,3% atau sebanyak 5 guru. Jakarta: PT.Grasindo.
Saran Maksum, A. 2012. Metodologi Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang Dalam Olahraga. Surabaya: Unesa
dilaksanakan adapun saran yang dapat University Press.
diajukan adalah sebagai berikut: (1) Guru Mawardi. 2011. Memahami Pengertian
harus mempunyai pengetahuan terkait Evaluasi. Jakarta: Mentor.
evaluasi bagian dari kompetensi pedagogik Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
dengan sangat baik, (2) Sebaiknya guru (Permendiknas) Republik Indonesia
dalam memberikan pembelajaran penjasorkes No. 16 Tahun 2007. Jakarta.
selalu memperhatikan aspek-aspek yang Popham,W.J. 1999. Classroon Asessment:
menyangkut aspek penilaian dalam evaluasi What Teachers Need To Know.
penjas seperti menguasai penilaian secara Mass: Allynbacon.
kognitif, afektif dan psikomotor, dan (3) Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul
Hendaknya guru harus tetap selalu Jannah. 2012. Metode Penelitian
memperhatikan aspek-aspek mekanisme Kuantitatif. Jakarta: PT. Raja
evaluasi pembelajaran seperti mengadakan Grafindo Persada.
perencanaan sebelum pembelajaran dengan

9
Saodih, Nana, Sukmadinata. 2011. Metode Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfa
Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Beta.
Remaja Rosdakarya Tim MKDK IKIP Semarang. 1996. Belajar
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian dan Pembelajaran. Semarang : IKIP
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Press Semarang.

10

You might also like