You are on page 1of 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ginjal merupakan organ penting dari tubuh manusia karena ginjal mempunyai fungsi
regulasi dan ekskresi, serta mengekskresikan kelebihannya (sisa metabolisme) sebagai
kemih. Ginjal juga mengeluarkan sisa metabolisme (seperti urea, kreatinin, dan asam urat)
dan zat kimia asing. Akibat suatu hal ginjal dapat mengalami ganguan fisiologis, salah
satunya adalah gagal ginjal.
Penyakit pada ginjal seperti : batu ginjal, sindroma nefrotik, glomerulonefritis akut, gagal
ginjal akut, gagal ginjal akut infeksi ginjal dan peradangan ginjal. Yang dewasa ini marak
menjadi topik pembicaraan masyarakan karena jumlahnya yang terus meningkat sehingga
perlu perhatian dan pengetahuan informasi tentang pentingnya asupan cairan bagi orang yang
belum terjangkit penyakit ini dan diit yang tepat bagi orang yang sudah terjangkit penyakit
ini.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud Gagal Ginjal ?
1.2.2 Bagaimana penyebab Gagal Ginjal ?
1.2.3 Apa macam diet dan indikasi pemberian ?
1.2.4 Bagaimana ajuran makanan pada penderita Gagal ginjal ?
1.2.5 Apa saja makanan yang harus dibatasi pada penyakit Gagal Ginjal ?
1.2.6 Apa yang dimaksud dengan Nefrotik Syndrome ?
1.2.7 Bagaimana diet TPRG pada klien Nefrotik Syndrome ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian Gagal Ginjal ?
1.3.2 Bagaimana penyebab Gagal Ginjal ?
1.3.3 Apa macam diet dan indikasi pemberian ?
1.3.4 Bagaimana ajuran makanan pada penderita Gagal ginjal ?
1.3.5 Apa saja makanan yang harus dibatasi pada penyakit Gagal Ginjal ?
1.3.6 Apa yang dimaksud dengan Nefrotik Syndrome ?
1.3.7 Bagaimana diet TPRG pada klien Nefrotik Syndrome ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gagal Ginjal

Gagal ginjal kronis adalah penyakit ginjal yang tidak dapat pulih, ditandai dengan penurunan
fungsi ginjal progresif, mengarah pada penyakit ginjal tahap akhir dan kematian (Susan Martin
Tucker, 1998).

Gagal ginjal kronis adalah pelan dan biasanya ditandai dengan hilangnya fungsi yang terjadi
dalam periode bulan atau tahun dan menjadi irreversible. (Joan Luckman, 1997)

Gagal ginjal kronis adalah kemunduran fungsi ginjal yang progresif dan tak reversible yang
disebabkan oleh berbagai jenis penyakit. (Stein, 2001 : hal.180).

Pada gangguan fungsi ginjal terjadi usaha-usaha untuk mengkompensasi kekurangan ini,
yang di tandai dengan hiperfiltrasi, hipertensi, yang kemudian dapat menyebabkan kerusakan
pada glomerulus, dan pada akhirnya terjadi gagal ginjal terminal.

2.1. Penyebab Gagal Ginjal

Ada tiga penyebab gagal ginjal , yaitu:

1. Prerenal:
a. Hipovolemia (luka bakar, diare dengan dehidrasi berat, gagal jantung, perdarahan
karena trauma bedah atau obstetri dan ketoasidosis diabetik)
b. Hipotensi atau hipoperkusi (syok karena sepsis, kardiogenik, dan anafilaktik,
operasi jantung, sindroma nefrotik berat, sirosis hepatik, dan sidroma hepatorenal)
2. Renal
a. Semua kelainan renal (GNA, sindroma uremik hemolitik, vaskulitis sistemuk,
nefritis interstisial akut, obstruksi tubular dan nekrosis tubular akut)

2
b. Nefrotoksin (obat – obatan, antara lain : amino glikosit sefalosporin, ampoterisin
B; agen radio kontras, logam berat, bahan organik dan mioglobin pada crush
sindrome)
c. Kelainan pembuluh darah (trombosis atau emboli arteri renalis, vena renalis, dan
oleh karena obat indometasin).
d. Kelainan post renal yang menimbulkan iskemi ginjal.
3. Post renal
a. Obstruksi ureter(kalkuli, bekuan, tumor, kelainan kongenital antara lain:
ureteropelvic junction dan ureterovesical junction).
b. Obstruksi uretra (pada klep uretra posterior, adanya divertikulum, striktur,
uretrokel, hidrokolpos dan tumor).
2.3 Macam Diet Dan Indikasi Pemberian

Menurut keadaan penderita dan berat penyakit dapat diberikan :

1. Diit terendah protein I : 20 g protein

Bentuk makanan tergantung pada keadaan penderita dapat cair, saring atau lunak, makanan
ini kurang dalam kalori, protein, kalsium, besi dan thiamin. Diit diberikan selama beberapa hari
saja sementara menunggu tindakan yang lebih tepat misalnya dialisa.

2. Diit rendah protein II : 40 g protein

Bentuk makanan lunak/biasa, makanan cukup kalori dan semua zat gizi kecuali protein dan
thiamin.

3. Diit protein sedang : 60 g protein.

Makanan diberikan dalam bentuk lunak/biasa makanan cukup kalori dan semua zat-zat gizi
pada penderita yang mengalami dialisa.

Disamping ketiga macam diit diatas dapat pula diberikan diit rendah protein dengan 30g protein
dan diit protein sedang 50g protein.

3
2.4 Anjurkan Makanan Penderita Gagal Ginjal

1. Diit Rendah Protein I

a. Bubur Maezena
b. Susu
c. Bubur / nasi tim
d. Telur Ceplok saus tomat
e. Tumis sayuran papaya
f. Sup sayuran.
g. Pisang
h. Teh manis
i. Pukul 10.00, pukul 16.00 dan pukul 20.00
j. Kue talam
k. Teh manis ager nenas
l. Teh manis sirup

2. Diet Rendah Protein II dan Protein sedang

a. Pagi, Siang, Sore


b. Nasi tim
c. Telur ceplok
d. Tumis labu siam
e. Susu Nasi tim
f. Ikan panggang saos tomat
g. Ca sayur
h. Pepaya
i. Teh manis Nasi tim
j. Daging bistik
k. Sup sayuran
l. Pisang
m. Teh manis

4
n. Pukul 10.00, 16.00 dan pukul 20.00
o. Kue talam
p. Teh manis ager nenas
q. Teh manis pisang susu

1. TABEL KEBUTUHAN KALORI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN

Umur dan Berat Kalori Protein


jenis kelamin
(kg) (kkal) GFR:10- 5-10 <5
20

Pria dan Wanita di bawah 1 tahun :

0-2 bulan 4 120 1,7 1,5 1,3


2-6 bulan 7 110 1,6 1,4 1,2
6-12 bulan 9 100 1,4 1,2 1,0

Pria dan Wanita lebih dari 1 tahun :

1-2 tahun 12 91 1,6 1,4 1,2


2-3 tahun 14 85 1,3 1,1 1,0
3-4 tahun 16 87 1,4 1,2 1,1
4-6 tahun 19 84 1,2 1,0 0,9
6-8 tahun 23 86 1,2 1,0 0,9
8-10 tahun 28 78 1,1 0,9 0,8

Umur lebih dari 10 tahun

5
Pria :

10-12 35 71 1,0 0,9 0,7


12-14 43 62 0,8 0,7 0,6
14-18 59 50 0,8 0,7 0,6

Wanita :

10-12 35 64 1,1 0,9 0,7


12-14 44 52 0,9 0,7 0,6
14-16 52 46 0,8 0,7 0,6
16-18 54 42 0,8 0,7 0,6

2.5 Makanan Yang Harus Dibatasi Pada Penyakit Gagal Ginjal

a. Batasi makanan yang mengandung fosfor

Orang dengan penyakit ginjal harus membatasi asupan makanan yang mengandung
fosfor. Ginjal bekerja membantu tubuh mengatur kadar fosfor dalam darah dengan mengeluarkan
kadar fosfor yang berlebih. Pada penderita penyakit ginjal, ginjal tidak bekerja dengan baik
sehingga kelebihan fosfor tersebut berada dalam darah dan membuat kadar fosfor dalam darah
tinggi. Sehingga, dengan mengonsumsi makanan yang rendah fosfor, maka penderita sakit ginjal
membantu meringankan kerja ginjalnya dan membantu menjaga kadar fosfor dalam darah. Kadar
fosfor yang tinggi dalam tubuh dapat meningkatkan risiko penyakit tulang dan penyakit jantung.

Pembatasan asupan fosfor ini berbeda-beda tiap individu penderita sakit ginjal,
tergantung dari fungsi ginjalnya masing-masing. Umumnya, pembatasan asupan fosfor berkisar
antara 800-1000 mg per hari pada orang dewasa. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau
ahli gizi Anda untuk mengetahui batasan asupan fosfor Anda.

Bagi penderita sakit ginjal, makanan yang harus dibatasi antara lain fastfood, makanan
yang diproses, dan makanan atau minuman kemasan yang berisi kandungan fosfor di dalamnya.

6
Anda dapat memeriksa label gizi pada kemasan terlebih dahulu sebelum membeli. Jika terdapat
kandungan bahan yang memakai kata “phos” (dalam bahasa inggris) atau “fos”, misalnya
kalsium fosfat (calcium phosphate) dan disodium fosfat (disodium phosphate), sebaiknya jangan
dikonsumsi bagi penderita sakit ginjal karena “phos/fos” berarti terdapat kandungan fosfor dalam
dalam makanan tersebut.

Beberapa makanan lain yang mengandung fosfor tinggi adalah:

 Susu dan produk susu, seperti susu, yogurt, keju, es krim, puding yang mengandung susu
 Susu kedelai
 Gandum, seperti roti gandum, crackers¸ sereal, pasta
 Biskuit, pancake, waffle, muffin
 Daging yang sudah diproses, seperti sosis, daging patty
 Kacang-kacangan
 Cokelat, termasuk minuman coklat
 Minuman bersoda atau yang mengandung rasa

b. Batasi makanan yang mengandung kalium

Natrium dan kalium harus dalam kadar yang seimbang dalam tubuh. Pada ginjal yang
sudah tidak dapat bekerja dengan maksimal, kadar kalium dalam darah dapat tinggi dan dapat
mempengaruhi detak jantung. Sehingga disarankan untuk penderita sakit ginjal untuk membatasi
asupan makanan yang mengandung kalium.

Kalium dapat ditemukan dalam buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, serta dalam susu dan
produknya.

Beberapa makanan yang mengandung kalium tinggi, antara lain:

 Alpukat
 Pisang
 Jeruk
 Blewah

7
 Kiwi
 Kentang
 Bayam
 Labu
 Ubi
 Tomat

Saat makan buah, sebaiknya pilih buah anggur, pir, apel, buah berry, nanas, dan semangka.
Serta batasi atau hindari buah jeruk, kiwi, pisang, blewah, dan alpukat.

Saat makan sayuran, sebaiknya pilih brokoli, kol, kembang kol, wortel, seledri, mentimun,
terong, selada, bawang bombay, paprika, dan labu kuning. Dan sebaiknya batasi atau hindari
makan asparagus, kentang, ubi, tomat, labu, dan bayam.

c. Batasi makanan yang mengandung garam atau natrium

Mengurangi makanan yang mengandung garam atau natrium membantu mengontrol


tekanan darah tinggi. Juga membantu Anda agar tidak cepat haus dan mencegah terlalu banyak
cairan dalam tubuh. Oleh karena itu, sebaiknya penderita sakit ginjal membatasi asupan makanan
yang mengandung garam atau natrium.

d. Batasi asupan cairan

Kebutuhan cairan penderita sakit ginjal berbeda-beda tergantung kondisi ginjalnya.


Selain air yang digunakan untuk minum, perhitungkan juga air yang ada dalam makanan, seperti
pada sayur sup, sayur bayam, dan sebagainya. Hindari makanan yang mengandung garam dan
kurangi aktivitas di luar ruangan jika cuaca sedang panas agar tidak cepat merasa haus.

2.6 Pengertian Nefrotik Syndrome

Sindrom nefrotik adalah kumpulan gejala yang ditandai dengan proteinuria atau
terdapatnya protein dalam air seni (lebih dari 3,5 gram per hari), kadar protein darah yang
rendah, kadar kolesterol tinggi, trigliserida tinggi, dan adanya pembengkakan, terutama di
sekitar mata, kaki, dan tangan. Seseorang dengan sindrom nefrotik akan kelihatan menjadi lebih

8
gemuk dengan berat badan meningkat, yang sebenarnya disebabkan karena peningkatan cairan
tubuh.

2.7 Diet TPRG Pada Klien Nefrotik Syndrome

1. Makanan Diet yang Tinggi Protein


Untuk mendapatkan sumber protein terbaik, ada beberapa makanan yang bisa pasien
nefrotik syndrome konsumsi saat menjalani diet dengan makanan tinggi protein ini,
seperti:
1. Daging Sapi
Daging sapi menjadi sumber protein utama yang bisa mencukupi sampai 50
persen kebutuhan protein harian manusia. Daging sapi juga sangat baik dikonsumsi
karena menjadi sumber vitamin E serta vitamin A yang kaya akan antioksidan. Nutrisi di
dalam daging sapi ini akan memperbaiki kadar gula dalam darah karena kandungan
protein serta lemak sehat yang ada di dalam bahan makanan ini.
2. Ayam Organik
Dalam setiap satu dada ayam bisa memberikan 30 persen kebutuhan protein
harian kamu dan ini juga menjadi makanan yang direkomendasikan saat menjalankan diet
tinggi protein. Ayam ini bisa dikonsumsi saat makan siang atau makan malam sebab juga
menjadi sumber vitamin B seperti niasin serta vitamin B6 yang akan menurunkan resiko
penyakit jantung, mengobati diabetes, mendukung kesehatan otak dan menurunkan kadar
kolesterol. Ayam organik menjadi pilihan terbaik karena pakan yang diberikan tidak
mengandung pestisida.
3. Kaldu Tulang
Kaldu tulang asli yang biasanya dijual dalam bentuk serbuk ini juga mengandung
protein serta asam amino tinggi yang akan mendukung detoksifikasi usus serta
mengandung mineral cukup banyak seperti selenium, potassium, kalsium dan juga
magnesium. Dengan mengkonsumsi kaldu tulang ini, maka kesehatan sendi bisa tetap
terjaga, mengurangi selulit, meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan juga mengobati
usus yang bocor.
4. Ikan Salom

9
Dalam ikan salmon mengandung protein asam lemak serta omega 3 dalam dosis
tinggi serta mengandung beberapa vitamin penting seperti vitamin B3, vitamin B6,
vitamin B5 dan juga vitamin D. Semua kandungan nutrisi ini sangat baik untuk menjaga
fungsi otak, tulang, mata, jantung, kulit dan juga sel di dalam tubuh.
5. Almond
Almond merupakan pilihan cemilan baik saat kamu menjalankan diet tinggi
protein. Dalam kacang almond memiliki kandungan protein tinggi, antioksidan, serat
serta asam lemak tidak jenuh. Sedangkan beberapa kandungan mineral yang ada di dalam
kacang almond diantaranya adalah vitamin seperti riboflavin dan mineral seperti
magnesium yang akan mendukung fungsi kognitif, mengendalikan kadar gula dalam
darah, mencegah penyakit kardiovaskular dan juga menyehatkan kulit.
6. Tahu
Tahu yang merupakan makanan olahan dari kacang kedelai ini juga mengandung
protein yang tinggi dan baik untuk masuk ke dalam menu diet kamu. Dalam setiap 4 ons
tahu sudah mengandung 100 gram protein yang akan memenuhi kebutuhan protein harian
kamu. Sedangkan untuk cara mengolahnya, akan lebih baik tidak diolah dengan cara
digoreng melainkan di panggang atau di kukus.
7. Produk Susu
Berbagai produk yang menggunakan bahan dasar susu seperti keju, yogurt dan
lainnya juga mengandung protein yang sangat tinggi serta tentunya kalsium yang sangat
baik untuk tulang serta jantung kamu. Akan tetapi, tetap pilih produk olahan susu yang
mengandung kadar lemak rendah supaya kadar kalori dalam tubuh tidak semakin
meningkat.
8. Putih Telur
Telur juga menjadi makanan yang tinggi akan kandungan protein namun rendah
lemak dan bisa kamu konsumsi untuk membangun otot serta perbaikan sel di dalam
tubuh. Akan tetapi, hindari mengkonsumsi bagian kuning telur karena merupakan sumber
kolesterol tinggi. Bagian kuning telur ini hanya boleh dikonsumsi sebanyak 3 kali dalam
seminggu supaya terhindar dari kolesterol tinggi.

10
2. Diet rendah garam

Diet rendah garam adalah makanan yang terdiri dari bahan makanan rendah
natrium seperti yang terdapat dalam garam dapur, soda kue, baking powder & micin

1.Makanan Yang Diperbolehkan

a. Beras, ketan, ubi, mie tawar (bkn mie instan), maezena, hunkwe, terigu,
gula pasir.
b. Kacang hijau, kcang merah, kcang tanah, tempe, tahu, oncom, dll
c. Minyak goreng, margarin tawar
d. Sayuran dan buahan
e. Bawang, jahe, kemiri, kencur, laos, cuka, daun salam.
f. Baging/ ayam/ ikan paling banyak 100gr sehari
g. Telur ayam/ bebek pling bnyak 1 butir sehari.
h. Teh, sirup, dan sari buah.

Beberapa kondisi tubuh membutuhkan makanan dengan kandungan garam yang


sedikit, diantaranya adalah penderita penyakit ginjal. Yang dimaksud dengan mengurangi
garam disini bukanlah semua jenis garam namun pembatasan jumlah garam NaCl dalam
makanan.

Sumber natrium/sodium yang utama adalah natrium klorida (garam dapur),


penyedap masakan (monosodium glutamat = MSG), dan sodium karbonat. Konsumsi
garam dapur (mengandung iodium) yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram per hari atau
setara dengan satu sendok teh

a. Makanan Yang Tidak Boleh Diberikan Pada Klien Nefrotik Syndrome


i. Nasi

Nasi memang makanan makanan pokok bagi masyarakat Indonesia, karena nasi
mengandung karbohidrat tinggi dan sumber tenaga. Tetapi bagi mereka yang

11
mempunyai ginjal yang sudah sakit, lebih baik jangan memakan nasi karena tidak cocok
di konsumsi oleh si penderita.

ii. Gandum

Meskipun gandum mempunyai karbohidrat dan sangat bagus untuk tubuh, tapi hanya
berlaku bagi mereka yang sehat saja. Sedangkan bagi penderita penyakit ginjal, gandum
merupakan asupan makanan yang menyulitkan saat di cerna.

iii. Kentang

Begitu juga dengan kentang, seperti hal nya nasi yang mempunyai karbohidrat tinggi,
kandungan proteinnya juga akan menyebabkan rasa haus timbul, sedangkan penderita
ginjal tidak di perbolehkan terlalu banyak mengonsumsi mineral.

iv. Umbi-umbian

Jenis umbi-umbian seperti singkong, ubi, talas, dan lainnya mempunyai kadar gula
cukup tinggi dan pada saat mengonsumsinya akan menimbulkan rasa haus.

v. Daging

Daging merupakan makanan yang mengandung protein hewani tinggi dan sangat tidak
baik untuk kesehatan ginjal. Daging yang mempunyai kadar protein tinggi akan
membuat ginjal bekerja lebih besar, sehingga tidak baik dikonsumsi oleh penderita
penyakit kelainan pada ginjal.

vi. Ikan Laut

Ikan laut juga mempunyai protein tinggi dan tidak seharusnya penderita kelainan pada
ginjal mengonsumsinya. Sebaiknya penderita lebih selektif lagi untuk memilihi jenis
ikan yang mengandung omega-3.

vii. Kuning telur

12
Makanan yang mengandung protein akan menyulitkan pada saat proses penyaringan
racun pada ginjal, maka kuning telur yang mengandung protein tinggi diusahakan untuk
di hindari oleh penderita kelainan pada ginjal.

Makanan yang menganudng kalium, fosfor, dan pottaisum akan memupuk dalam aliran
darah dan menyedot kalsium dalah tubuh. Hal ini akan menambah kerja ginjal dua kali lipat dan
makanan ini perlu dihindari. Makanan yang mengandung pottasium dan kalium yang tinggi yaitu
keju, apel, alpukat, jeruk, pepaya, pisang, seledri, kembang kol, buncis, dan daun pepaya.

Konsumsi garam berlebih juga akan membahayakan kesehatan ginjal, namun banyak sekali
orang yang kurang teliti terhadap makanan yang tidak disadari mengandung kadar garam yang
tinggi. Makanan yang mengandung natrium tinggi, yaitu roti, makanan beku, kacang kalengan,
sup kalengan, sereal, saus tomat, saus spagethy, dressing pada salad, dan minuman soda yang
rendah kalori.

Berikutnya adalah makanan yang mengandung fosfat tinggi akan menyebakan ginjal tidak
bisa menyaring dan mengeluarkan racun yang ada di dalamnya, sehingga memicu timbulnya
komplikasi penyakit lain, yaitu gagal jantung. Makanan makanan yang di larang tersebut antara
lain minuman beralkohol, atau minuman soda, cokelat, kacang kacangan, keju, yogurt, ice
cream, daging olahan seperti dalam kaleng, sarden, dan tiram.

b. Diet Pada Klien Batu Ginjal

A. Batu Ginjal Kalsium

Batu ginjal ini terdiri dari batu oksalat tunggal atau bergabung dengan kalsium fosfat, biasanya
pada penderita penyakit ini terjadi hiperkalsiuria (>200 mg /hari) akibat tingginya absorsi
kalsium. Hiperkalsiuria ini dibagi menjadi 2, hiperkalsiuria tipe 1 dan tipe 2.

Tipe 1 : Hiperkalsiuria yang tidak dipengaruhi diet.


Penatalaksanaan
- Tetap dianjurkan untuk mengkonsumsi kalsium secara adekuat namun tidak berlebihan.
Tipe 2 : Hiperkalsiuria yang disebabkan oleh asupan kalsium yang berlebihan.

13
Penatalaksanaan
- Dianjurkan tetap mengontrol asupan kalsium dalam batas normal (500-800 mg untuk
laki-laki dan 500-600 mg) untuk wanita
- Pembatasan kalsium tidak dianjurkan karena dapat meningkatkan absorpsi oksalat
sehingga meningkatkan resiko terbentuknya batu
- Asupan oksalat dibatasi.
Bahan makanan yang dibatasi :
a. Sumber Kalsium : keju, susu dan olahan susu, teri, dan ikan yang dimakan dengan
tulangnya
b. Sumber Oksalat : kentang, ubi, bayam, bit, stobery, anggur, kacang-kacangan, teh, coklat,
ovaltine dan milo.
Konsumsi cairan dalam jumlah banyak, 1,5-2,5 liter perhari

B. Batu Ginjal Asam Urat


Penatalaksanaan :
 Konsumsi cairan dalam jumlah banyak, 1,5-2,5 liter perhari
 Batasi makanan yang menghasilkan sisa asam tinggi
Contoh : nasi, roti dan olahan terigu lainnya. Daging, ikan, kerang, telur, keju,
kacang-kacangan dan hasil olahannya serta lemak hewan.
 Hindari makanan yang mengandung purin tinggi (>100 mg/100 gram bahan
makanan)
Contoh : otak, hati, jantung, ginjal, jeroan, ekstrak daging/kaldu, buillon, bebek,
ikan sarden, makarel, remis, kerang.
 Konsumsi makanan yang menghasilkan sisa basa tinggi
Contoh : susu, susu asam, krim, minyak kelapa, kelapa, santan, semua jenis sayuran
(tapi dibatasi untuk jenis-jenis tertentu) dan semua jenis buah.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Ginjal merupakan organ penting dengan tiga fungsi utama :
1) Ekskresi zat-zat sisa metabolisme protein seperti ureum, kreatinin dan asam urat
2) Mengatur keseimbangan air, elektrolit dan pH darah, dan
3) Memproduksi zat dan hormon tertentu seperti eritropoitin, kalsitriol (vitamin D3 aktif.
Penyakit pada ginjal seperti : batu ginjal, sindroma nefrotik, glomerulonefritis akut, gagal
ginjal akut, gagal ginjal akut infeksi ginjal dan peradangan ginjal. Pada pasien dengan
penyakit ginjal memiliki beberapa aturan diet baik itu diet berupa rendah garam, tinggi
protein dan lain sebagainya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. Penuntun Diet. Edisi Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2005.

Burgess DN, Bakris GL. Renal and electrolyte disorders. In : Stein JH (ed). Internal Medicine.
Diagnosis and Therapy. Norwalk : Appleton and Lange; 1993. p. 134-6.

Diet. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta : 2003

Moore M.C. Buku Pedoman Terapi Diet dat dan Nutrisi. Edisi II. Jakarta : Hipokrates. 1997.

Nahas AM. Chronic Kidney Disease: the global challenge. Lancet 2005, p. 365:331-340.

16

You might also like