Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada zaman pra sejarah, ditemukan bahwa tanah liat dapat dibentuk
dengan menjemurnya dibawah sinar matahari dan agaknya secara kebetulan
ditemukan bahwa pembakaran dapat membuat bentuknya lebih tahan lama,
dari sinilah lahir seni Tembikar. Setelah berabad-abad teknik pembuatan,
pembentukan tanah liat berkembang, dari yang sekedar untuk alat
memasak (earthenware) sampai pada tembikar keramik (stoneware) yang
lebih tahan air bila dibakar.
Penemuan dan perkembangan pelapisan tembikar adalah kemajuan
pokok yang lain, dengan maksud untuk membubuhi lapisan, memperjelas
hiasan serta mempertajam warna dasar hingga menambahkan oksida logam
yang dapat menghasilkanberbagai macam warna dan ekstus lapisan.
Pada tahun 2000SM adalah budaya Cina yang mempeunyai budaya
tertinggi dalam melakukan pembuatan tembikar dengan roda putar. sehingga
peranannya sangat penting dalam menyempurnakan barang tembikar, yaitu
dengan sistem pencetakan.
Beberapa abad kemudian pada zaman Dinasti Tang (618-
907) stoneware disempurnakan menjadi putih bening, yang dikenal dengan
porselen cina. Setelah ribuan tahun dan melalui ratusan percobaan dengan soft-
paste atau porselen buatan bangsa Eropa kemudian mampu membuat
sendiri hard-paste atau bahan mentah porselen.
Porselen cina tumbuh dengan pesat pada tahun 1300 sampai tahun 1600
yang mengilhami porselen corak traditional pada zaman Renaissance Eropa
dan budaya Islam. Penggunaan lapisan timah dengan tambahan abu timah
cerah mengubah warna barang tembikar bakar berwarna kekuningan menjadi
putih. Dengan begitu permukaannya dapat dilukis dan menaikkan pupolaritas
tembikar Eropa.
1
Keramik Putih (White Ware) | Kelompok 4
Tembikar berlapis timah ini berkembang pesat tahun 1300-an dan 1400-
an di Spanyol dan dikenal dengan Hispano-Moresque sementara di Italy
dinamai mailoca. Di Ingrris deltware; di Prancis faience; di Jerman fayencen.
Ketika perdagangan dengan Timur Jauh, kedatangan porselenbiru putih
mempengaruhi porselen Eropa, dan dalam waktu bersamaan resep porselen
ditemukan dan dimanfaatkan di pabrik Meissen dekat Dresden.
Tahun 1759 Josiah Wedgwood melakukan Revolusi Industri Keramik di
Staffordshire, ia menyempurnakan pencampuran bahan baku dan teknik
pembakaran serta melakukan garis produksi dan menggunakan pemasaran
modern.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan keramik putih ?
2. Apa saja komposisi keramik putih ?
3. Apa saja jenis-jenis keramik putih?
4. Bagaimana proses pembuatan keramik putih ?
5. Apa saja kegunaan dan bahay dari keramik putih?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui definisi dari keramik putih
2. Untuk mengetahui komposisi dari keramik putih
3. Untuk mengetahui jenis-jenis keramik putih
4. Untuk mengetahui proses pembuatan keramik putih
5. Untuk mengetahui kegunaan dan manfaat dari keramik
2
Keramik Putih (White Ware) | Kelompok 4
BAB II
PEMBAHASAN
Keramik putih (whiteware) adalah nama umum yang diberikan untuk sejenis
produk keramik yang biasanya berwarna putih dan mempunyai tekstur (jaringan)
halus. Keramik ini dibuat dari bahan dasar lempung kualitas terpilih dan fluks
dalam jumlah bervariasi yang dipanaskan pada suhu cukup tinggi (1200 sampai
1500 oC) di dalam tanur (kiln). Oleh karena itu keramik putih ini merupakan salah
satu produk lempung (Clay Product)
A. KARAKTERISITIK LEMPUNG
Mineral lempung memainka dua peran penting dalam badan keramik.
Pertama, ketika ditambahkan air, lempung akan bersifat sangat plastis, kondisi
ini disebut dengan hidroplastisitas. Sifat ini sangat penting pada operai
pembentukan. Lalu, lempung menyatu atau meleleh melebihi range
temeprature dimana sebuah keramik yang padat dan kuat mungkin dihasilkan
selama pembakaran tanpa memelehkan bentuk yang diinginkan secara
keseluruhan, sehingga bentuk dari yang dinginkan dapat terjaga. Range
temperature penggabungan ini tentu bergantung pada komposisi dari lempung.
Lempung adalah alumino silikat yang terdiri dari alumina (Al2O3) dan
silika (SiO2) yang mengandung air yang terikat secara kimiawi. Lempug
memiliki range karakteristik fisik, komposisi kimia, dan struktur yang luas,
pengotor alami yang biasanya terdapat pada lempung adalah senyawa
(biasanya oksida) dari barium, calsium, natrium, kalium, besi dan juga
beberapa material organik.
Struktur kristal dari mineral lempung relatif rumit, namun satu
karaktersitik yang umum adalah struktur yang berlapis. Mineral lempung yang
secara umum banyak diminati bernama struktur kaolinite. Lempung Kaolinite
[Al2(Si2O5)(OH)4] memiliki struktur kristal seperti gambar dibawah ini. Ketika
ditambahkan air, molekul air akan masuk diantara lapisan-lapisan ini dan akan
membentuk lapisan film tipis disekitar partikel lempung. Partikel-partikel
3
Keramik Putih (White Ware) | Kelompok 4
lempung ini kemudian bebas bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan
tujuan untuk mendapatkan plastisitas dari campuan air dan lempung.
4
Keramik Putih (White Ware) | Kelompok 4
5
Keramik Putih (White Ware) | Kelompok 4
6
Keramik Putih (White Ware) | Kelompok 4
atau partikel yang halus dan lembut akan memberikan sifat lentur atau
plastis jika mengandung air yang berfungsi sebagai pelumas.
Plastisitas tanah liat earthenware cukup tinggi sehingga susut kering
dan susut bakarnya juga tinggi, jadi semakin tinggi plastisitas tanah liat
semakin tinggi pula susut kering dan susut bakarnya. Sifat lain adalah
porositasnya yang cukup tinggi setelah mengalami proses pembakaran hal
ini disebabkan karena tanah liat ini masih banyak mengandung pasir.
Dengan adanya sifat porous ini memungkinkan air pembentuk keluar
dari badan keramik selama proses pengeringan sehingga benda keramik
tidak mudah pecah atau retak. Perubahan struktur tanah liat earthenware
dari hasil proses pembakaran:
Suhu bakar antara 700oC–900 oC mudah pecah
Suhu bakar antara 900 oC –1050 oC aman
Suhu bakar antara 1050 oC –1180 oC maksimal
Suhu bakar di atas 1180 oC akan gosong bahkan meleleh.
7
Keramik Putih (White Ware) | Kelompok 4
8
Keramik Putih (White Ware) | Kelompok 4
9
Keramik Putih (White Ware) | Kelompok 4
D. TEKNIK PEMBUATAN
Material mentah dari tambang biasa harus melalui proses perataan atau
penghalusan untuk mengurangi ukuran partikel, selanjutnya diringi oleh proses
pengayakan untuk mendapatkan produk bubuk dengan range ukuran partikel
yang dinginkan.
10
Keramik Putih (White Ware) | Kelompok 4
11
Keramik Putih (White Ware) | Kelompok 4
2. Slip Casting
Proses pembentyukan yang lain yang digunakan untuk komposisi
berbasis lempung adalah Slip Casting. Slip adalah suspensi dari lempung
dan atau material nonplastik lain dalam air.
Ketika dituangkan kedalam sebuah cetakan berpori (secara umum
terbuat dari plastik ), air dari slip diserap kedalam cetakan, meninggalkan
lapisan padat pada dinding cetakan, ketebalannya tergantung kepada waktu.
Proses ini terus dilanjutkan sampai seluruh rongga dari cetakan
menjadi padatan (solid casting), aeperti pada gambar 3a atau mungkin
dihentikan ketika dinding padat mencapai ketebalan yang diinginkan,
dengan membalikkan cetakan dan membuang sisa slip, proses ini disebut
drain casting (Gambar 3b).
12
Keramik Putih (White Ware) | Kelompok 4
Sifat dari slip ini sangat penting, slip harus memiliki berat jenis yang
tinggi akan tetapi masih sangat cair dan dapat dituang. Karakteristik ini
bergantung pada rasio padatan dan air dan bahan tambahan lain yang
ditambahkan. Hasil casting yang memuaskan adalah kebutuhan utama,
sebagai tambahan barang hasil cast harus bebas dari gelembung dan hasrus
memiliki laju penyusutan pada saat pengeringan yang rendah dan memilki
kekuatan yang cukup tinggi
Sifat dari cetakan itu sendiri mempengaruhi kualitas dari hasil casting.
Normalnya plaster dari plastik paris yang digunakan sebagai bahan cetakan
dikarenakan sifatnya ekonomis, relatif mudah digunakan untuk dibuat
kedalam bentuk yang diinginkan, dapat digunakan kembali. Porositas dari
cetakan dapat dibuat bervariasi untuk mengkontrol laju casting.
Keramik dengan bentuk yang agak kompleks yang dapat diproduksi
dengan metode ini adalah peralatan sanitari, objek seni, dana alat
laboratorium science seperti tabung keramik.
3. Pengeringan dan Pembakaran
Keramik yang telah dibentuk secara hidroplastic atau dengan slip
casting mempertahankan sifat porositas yang significant dan kekuatan yang
tidak cukup untuk kebanyakan aplikasi secara praktikal. Ditambah lagi,
keramik mungkin masing mengandung beberapa cairan (contohnya air)
yang ditambahkan untuk membantu proses pembentukan. Cairan ini
dihilangkan dengan proses pengringan, densitas dan kekuatannya
ditingkatkan dengan cara memanaskannya pada temperatur yang tinggi.
Badan keramik yang telah dikeringkan tetapi tidak dipanaskan dinamakan
green.
Teknik pengeringan dan pemanasan adalah kritikal karena defects
yang biasanya membuat keramik tidak dapat digunakan ( melenting,
distorsi, dan keretakan) yang terjadi selama proses ini. Defects ini secara
nomal terjadi akibat dari tegangan yang timbul dari penyusutan yang
seragam.
13
Keramik Putih (White Ware) | Kelompok 4
a. Pengeringan
Saat badan keraik berbasis lempung mengering, ia juga
mengalami beberapa penyusutan. Pada tahap awal pengeringan partikel
lempung secara virtual dikeliligi oleh lapisan tipis air dan terpisahkan
antara satu dengan yang lainnya. Selama proses pengeringan
berlangsung dan air dihilangkan, pemisahan interpartikel berkurang
yang kemudian menghasilkan penyusutan.
14
Keramik Putih (White Ware) | Kelompok 4
15
Keramik Putih (White Ware) | Kelompok 4
.
Gambar 5. Scanning electron micrograph dari porselin yang telah dibakar
dimana dapat terlihat fitur-fitur berikut: butiran feldspar (partikel gelap
besar), yang dikelilingi oleh larutan gelap mengkilap yang melingkar, daerah
feldspar yang terlarut sebagian (area unfeatured kecil), jarum dan pori-pori
(lubang gelap dengan area pinggiran putih) serta keretakan pada partikel
kuarsa yang dapat dicatat, dimana keretakan terbentuk selama proses
pengeringan akibat hasil dari perbedaan penyusutan antara matriks kaca dan
kuarsa
16
Keramik Putih (White Ware) | Kelompok 4
17
Keramik Putih (White Ware) | Kelompok 4
BAB III
PENUTUP
Keramik putih (whiteware) adalah nama umum yang diberikan untuk sejenis
produk keramik yang biasanya berwarna putih dan mempunyai tekstur (jaringan)
halus. Keramik putih termasuk kedalam produk lempung
Berdasarkan lempug yang digunakan dan temperature pembakaran, kermaik
putih digolongkan menjadi keramik tanah (Earthen Ware), keramik batu (Stone
Ware) dan porselin. Berdasarkan penggunaannya keramik putih dibagi menjadi
peralatan makan (Table Ware), peralatan masak (Cooking Ware), peralatan sanitari
(Sanitary Product), Ubin (Wall Tiles), dan tembikar (Poettry Product).
Komponen penyusun keramik putih adalah lempung, fledspar, dan flint atau
pasir kuarsa. Keramik putih dibuat melalui tiga tahap, tahap pembentukan, tahap
pengeringan, dan tahap pembakaran. Terdapat dua teknik pembentukan yang
umum, yaitu Hydroplastic Forming dan Slip Casting. Teknik Slip Casting pun
dibedakan menjadi dua macam, yaitu Solid Casting dan Drain Casting.
18
Keramik Putih (White Ware) | Kelompok 4
DAFTAR PUSTAKA
Afrozi, S.T, M.T, Agus Salim, “Modul Teknologi Keramik Pertemuan 8: Keramik
Putih.”. Universitas Pamulang. Tangerang Selatan
19