You are on page 1of 21

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. PELAYANAN KESEHATAN BAYI BARU LAHIR NORMAL


1. Definisi
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42
minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (menurut Dep. Kes. RI, 2005).
2. Fisiologi
Fisiologi Neonatus
Adalah ilmu yang mempelajari fungsi dan proses vital pada neonatus.di bawah ini akan di
uraikan beberapa fungsi dan proses vital pada neonatus.
1) Sistem Pernapasan
Perkembangan system pulmoner, keadaan yang mempercepat proses maturasi paru-paru
a) Taksemia
b) Hipertensi
c) Diabetes Berat
d) Infeksi
e) Ketuban Pecah dini
f) Insufisiensi plasenta
Keadaan diatas akan mengakibatkan stress berat pada janin,hal ini dapat menimbulkan
rangsangan untuk pematangan paru-paru.
2) Jantung dan Sirkulasi darah
Di dalam rahim darah yang kaya oksigen dan nutrisi dari plasenta masuk ke dalam tubu janin
melalui vena umblikalis,sebagian besar masuk ke vena inferior melalui duktus venosus arantii.
Ketika janin dilahirkan segera setelah bayi menghirup udara dan menangis kuat. Dengan
demikian paru-paru akan mengembang,tekanan paru-paru mengecil dan darah mengalir ke paru-
paru dengan demikian duktus botali tidak berfungsi lagi,foramen ovale akan menutup.Penutupan
foramen oval terjadi karena adanya pemotongan dan pengikatan tali pusat sebagai berikut:
a) Sirkulasi plasenta berhenti,aliran darah ke atrium kanan menurun, sehingga tekanan jantung
menurun, tekanan rendah di aorta hilang sehingga tekanan jantung kiri meningkat.
b) Asistensi pada paru-paru dan aliran darah ke paru-paru meningkat, hal ini menyebabkan
tekanan ventrikel kiri meningkat.
3) Saluran Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan pencernaan telah cukup terbentuk dan telah menelan air ketuban
dalam jumlah yang cukup banyak,absorbs air ketuban terjadi melalui mukosa saluran
pencernaan,janin minum air ketuban dapat di buktikan dengan adanya mekonium.
4) Hepar
Hepar janin pada kehamilan empat bulan mempunyai peranan dalam metabolisme hidrat
arang,dan glikogen mulai di simpan didalam hepar,setelah bayi lahir simpanan glikogen cepat
terpakai,vitamin A dan B juga di simpan di dalam hepar.
5) Metabolisme
Dibandingkan dengan ukuran tubuhnya,luas permukaan tubuh neonatus lebih besar dari pada
orang dewasa,sehingga metabolism perkilogram berat janinnya lebih besar.
6) Produksi Panas
Pada Neonatus apabila mengalami hipotermi bayi mengadakan penyesuaian suhu terutama
dengan cara NSR(Non Sheviring Thermogenesis) yaitu dengan cara pembakaran cadangan
lemak (Lewat coklat)yang memberikan lebih banyak energy dari pada lemak biasa.
7) Kelenjar Endokrin
Selama dalam uterus,janin mendapatkan hormone dari ibunya. Pada kehamilan sepuluh
minggu, ketika tropin telah ditemukan dalam hipofisis janin,hormon ini diperlukan untuk
mempertahankan grandula suprarenalis janin. Pada neonates kadang-kadang hormone dari
ibunya masih berfungsi pengaruhnya dapat dilihat missal pada bayi laki-laki atau perempuan
adanya pembesaran kelenjar air susu atau kadang-kadang adanya pengeluaran darah dari vagina
yang menyerupai haid pada bayi perempuan.
8) Keseimbangan Air dan Fungsi Ginjal
Glomerulus di ginjal mulai dibentuk pada janin pada umur 8 minggu,jumlah pada kehamilan
28 minggu diperkirakan 350.000 dan akhir kehamilan diperkirakan 820.000 ginjal janin mulai
berfungsi pada usia kehamilan 3 bulan.
9) Susunan Syaraf
Jika janin pada kehamilan 10 minggu di lahirkan hidup maka dapat dilihat bahwa janin tersebut
dapat mengadakan gerakan spontan.Gerakan menelan pada janin baru terjadi pada kehamilan 4
bulan sedangkan gerakan menghisap terjadi pada kehamilan 6 bulan.
10) Imunologi
Pada system imunolgi terdapat beberapa jenis imunologi (suatu protein yang mengandung zat
antibody)diantaranya adalah imunoglobulingmma G(Ig G). Pada neonates hanya terdapat Ig G
dibentuk banyak pada bulan ke 2 setelah bayi dilahirkan. Ig G Pada janin berasal dari ibunya
melalui plasenta.

3. Patofisiologi
Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung menjadi
mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada
dalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu)yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi
(O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala
kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya.
Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi pernafasannya sendiri
yang baru, mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula yang cukup, mengatur
suhu tubuh dan melawan setiap penyakit.
Periode adaptasi terhadap kehidupan di luar rahim disebut Periode Transisi. Periode ini
berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa sistem tubuh. Transisi
yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem
termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil serta menggunakan glukosa.

Perubahan Sistem Pernafasan.


Dua faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi :
a. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang
merangsang pusat pernafasan di otak.
b. Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena kompresi paru-paru selama persalinan
yang merangsang masuknya udara kedalam paru-paru secara mekanis.
Interaksi antara sistem pernafasan, kardiovaskuler dan susunan syaraf pusat menimbulkan
pernafasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
a. Mengeluarkan cairan dalam paru-paru.
b. Mengembangkan jaringan alveolus dalam paru-paru untuk pertama kali.
Perubahan Dalam Sistem Peredaran Darah.
Setelah lahir darah bayi harus melewati paru untuk mengambil O2 dan mengantarkannya ke
jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik guna mendukung kehidupan luar rahim harus
terjadi 2 perubahan besar :
a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung.
b. Penutupan ductus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta.
Oksigen menyebabkan sistem pembuluh darah mengubah tekanan dengan cara mengurangi dan
meningkatkan resistensinya hingga mengubah aliran darah.
Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh darah :
a. Pada saat tali pusat dipotong.
Tekanan atrium kanan menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan. Hal ini
menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan. Kedua hal ini membantu darah
dengan kandungan O2 sedikit mengalir ke paru-paru untuk oksigenasi ulang.
b. Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan
tekanan atrium kanan. O2 pada pernafasan pertama menimbulkan relaksasi dan terbukanya
sistem pembuluh darah paru-paru.
Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada
atrium kanan. Dengan peningkatan tekanan atrium kanan dan penurunan tekanan atrium kiri,
foramen ovale secara fungsional akan menutup.
Dengan pernafasan, kadar O2 dalam darah akan meningkat, mengakibatkan ductus arteriosus
berkontriksi dan menutup. Vena umbilikus, ductus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat
menutup dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomi
jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.
Sistem pengaturan Suhu, Metabolisme Glukosa, gastrointestinal dan Kekebalan Tubuh.
1) Pengaturan Suhu
Suhu dingin lingkungan luar menyebabkan air ketuban menguap melalui kulit sehingga
mendinginkan darah bayi. Pembentukan suhu tanpa menggigil merupakan usaha utama seorang
bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya melalui penggunaan lemak
coklat untuk produksi panas.
Lemak coklat tidak diproduksi ulang oleh bayi dan akan habis dalam waktu singkat dengan
adanya stress dingin.
2) Metabolisme glukosa
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Pada BBL, glukosa
darah akan turun dalam waktu cepat (1-2 jam). BBL yang tidak dapat mencerna makanan dalam
jumlah yang cukup akan membuat glukosa dari glikogen dalam hal ini terjadi bila bayi
mempunyai persediaan glikogen cukup yang disimpan dalam hati.
3) Perubahan Sistem Gastrointestinal
Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk pada saat lahir. Sedangkan
sebelum lahir bayi sudah mulai menghisap dan menelan. Kemampuan menelan dan mencerna
makanan (selain susu) terbatas pada bayi.
Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang berakibat gumoh.
Kapasitas lambung juga terbatas, kurang dari 30 cc dan bertambah secara lambat sesuai
pertumbuhan janin.
4) Perubahan Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem imunitas BBL belum matang sehingga rentan terhadap infeksi. Kekebalan alami yang
dimiliki bayi diantaranya.
a) Perlindungan oleh kulit membran mukosa.
b) Fungsi jaringan saluran nafas.
c) Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus.
d) Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung.
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel oleh sel darah yang membantu membunuh
organisme asing.
4. Etiologi
a. His(Kontraksi otot rahim)
b. Kontraksi otot dinding perut
c. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.
d. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.
5. Manifestasi klinik
a. Warna kulit: seluruhnya merah
b. Denyut jantung: > 100 x/menit
c. Pernapasan : baik,menangis kuat.
d. Otot : gerak aktif,reflek baik
e. Reaksi terhadap rangsangan : menangis
6. Komplikasi
a. Sebore
b. Ruam
c. Moniliasis
d. Ikterus fisiologi
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Sel Darah Putih 18000/mm, Neutropil meningkat sampai 23.000-24.000/mm hari pertama
setelah lahir (menurun bila ada sepsis)
b. Hemoglobin 15-20g/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia)
c. Hematokrit 43%-61% (peningkatan 65% atau lebih menandakan polisitemia, penurunan kadar
gula menunjukan anemia/hemoraghi prenatal)
d. Essai Inhibisi guthriel tes untuk adanya metabolit fenillalanin, menandakan fenil ketonuria
e. Bilirubin total 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan 8 mg/dl 1-2 hari dan 12 mg/dl pada 3-5
hari.
f. Detrosik:Tetes glukosa selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata 40-50
mg/dl,meningkat 60-70 mg/dl pada hari ke 3.

8. Penanganan Segera Bayi Baru Lahir


Menurut JNPK-KR/POGI, APN, (2007) asuhan segera, aman dan bersih untuk bayi baru
lahir ialah :
a. Pencegahan Infeksi
1) Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi
2) Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan
3) Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting, penghisap lendir
DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.
4) Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah dalam
keadaan bersih. Demikin pula dengan timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop.
b. Melakukan penilaian
1) Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan
2) Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas
Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap – megap atau lemah maka segera lakukan tindakan
resusitasi bayi baru lahir.
c. Pencegahan Kehilangan Panas
Mekanisme kehilangan panas
1) Evaporasi
Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena
setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan.

2) Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang
dingin, co/ meja, tempat tidur, timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan
menyerap panas tubuh bayi bila bayi diletakkan di atas benda – benda tersebut
3) Konveksi
Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin, co/
ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi,
atau pendingin ruangan.
4) Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda – benda yang
mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi, karena benda – benda tersebut
menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung)
Mencegah kehilangan panas
Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya berikut :
a. Keringkan bayi dengan seksama
Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan taktil untuk
membantu bayi memulai pernapasannya.
b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban dengan selimut atau kain yang
baru (hanngat, bersih, dan kering)
c. Selimuti bagian kepala bayi
Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yg relative luas dan bayi akan dengan cepat
kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan
panas. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu (1) jam pertama kelahiran

e. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir


Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya, sebelum melakukan
penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat
badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat berpakaian/diselimuti dikurangi dengan
berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya enam (^) jam setelah lahir.
Praktik memandikan bayi yang dianjurkan adalah :
a. Tunggu sedikitnya 6 jam setelah lahir sebelum memandikan bayi (lebih lama jika bayi
mengalami asfiksia atau hipotermi)
b. Sebelum memandikan bayi, periksa bahwa suhu tubuh stabil (suhu aksila antara 36,5º C – 37º
C). Jika suhu tubuh bayi masih dibawah 36,5º C, selimuti kembali tubuh bayi secara longgar,
tutupi bagian kepala dan tempatkan bersama ibunya di tempat tidur atau lakukan persentuhan
kuli ibu – bayi dan selimuti keduanya. Tunda memandikan bayi hingga suhu tubuh bayi tetap
stabil dalam waktu (paling sedikit) satu (1) jam.
c. Tunda untuk memandikan bayi yang sedang mengalami masalah pernapasan
d. Sebelum bayi dimandikan, pastikan ruangan mandinya hangat dan tidak ada tiupan angin.
Siapkan handuk bersih dan kering untuk mengeringkan tubuh bayi dan siapkan beberapa lembar
kain atau selimut bersih dan kering untuk menyelimuti tubuh bayi setelah dimandikan.
e. Memandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan hangat
f. Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih dan kering
g. Ganti handuk yang basah dengan selimut bersih dan kering, kemudian selimuti tubuh bayi
secara longgar. Pastikan bagian kepala bayi diselimuti dengan baik
h. Bayi dapat diletakkan bersentuhan kulit dengan ibu dan diselimuti dengan baik
i. Ibu dan bayi disatukan di tempat dan anjurkan ibu untuk menyusukan bayinya
j. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat
k. Idealnya bayi baru lahir ditempatkan di tempat tidur yang sama dengan ibunya, untuk menjaga
bayi tetap hangat dan mendorong ibu untuk segera memberikan ASI

d. Membebaskan Jalan Nafas nafas


Dengan cara sebagai berikut yaitu bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir,
apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara
sebagai berikut :
1. Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
2. Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala
tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
3. Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari tangan yang dibungkus
kassa steril.
4. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan
kasar.
5. Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung oksigen
dengan selangnya harus sudah ditempat
6. Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung
7. Memantau dan mencatat usaha bernapas yang pertama (Apgar Score)
8. Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus diperhatikan.
e. Merawat tali pusat
1. Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat atau jepitkan klem plastik tali
pusat pada puntung tali pusat.
2. Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klonin 0,5 % untuk
membersihkan darah dan sekresi tubuh lainnya.
3. Bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi
4. Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk atau kain bersih dan kering.
5. Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang disinfeksi
tingkat tinggi atau klem plastik tali pusat (disinfeksi tingkat tinggi atau steril). Lakukan simpul
kunci atau jepitankan secara mantap klem tali pusat tertentu.
6. Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat dan
dilakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi yang berlawanan.
7. Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klonin 0,5%
8. Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi tertutup
dengan baik..(Dep. Kes. RI, 2002)
f. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Pada waktu lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya, dan membutuhkan
pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus di bungkus hangat.
Suhu tubuh bayi merupakan tolok ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai suhu
tubuhnya sudah stabil. Suhu bayi harus dicatat.
Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperatur tubuhnya secara memadai dan dapat dengan
cepat kedinginan jika kehilangan panas tidak segera dicegah. Bayi yang mengalami kehilangan
panas (hipotermi) beresiko tinggi untuk jatuh sakit atau meninggal, jika bayi dalam keadaan
basah atau tidak diselimuti mungkin akan mengalami hipoterdak, meskipun berada dalam
ruangan yang relatif hangat. Bayi prematur atau berat lahir rendah sangat rentan terhadap
terjadinya hipotermia.
Pencegah terjadinya kehilangan panas yaitu dengan :
1) Keringkan bayi secara seksama
2) Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat
3) Tutup bagian kepala bayi
4) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukan bayinya
5) Lakukan penimbangan setelah bayi mengenakan pakaian
6) Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat. (Dep. Kes. RI, 2002)
g. Pencegahan infeksi
1. Memberikan vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir
normal atau cukup bulan perlu di beri vitamin K per oral 1 mg / hari selama 3 hari, dan bayi
beresiko tinggi di beri vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg IM.
2. Memberikan obat tetes atau salep mata
Untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual) perlu
diberikan obat mata pada jam pertama persalinan, yaitu pemberian obat mata eritromisin 0.5 %
atau tetrasiklin 1 %, sedangkan salep mata biasanya diberikan 5 jam setelah bayi lahir.
Perawatan mata harus segera dikerjakan, tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi selesai
dengan perawatan tali pusat
Yang lazim dipakai adalah larutan perak nitrat atau neosporin dan langsung diteteskan pada
mata bayi segera setelah lahir
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi, pastikan untuk melakukan tindakan
pencegahan infeksi berikut ini :
a. Cuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan kontak dengan bayi.
b. Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan.
c. Pastikan bahwa semua peralatan, termasuk klem gunting dan benang tali pusat telah
didinfeksi tingkat tinggi atau steril, jika menggunakan bola karet penghisap, pakai yang bersih
dan baru.
d. Pastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk bayi telah
dalam keadaan bersih.
e. Pastikan bahwa timbangan, pipa pengukur, termometer, stetoskop dan benda-benda lainnya
yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih (dekontaminasi dan cuci setiap setelah
digunakan). (Dep.kes.RI, 2002)
h. Identifikasi bayi
1. Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi perlu di pasang segera pasca persalinan.
Alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada bayi setiap bayi baru lahir dan harus tetap
ditempatnya sampai waktu bayi dipulangkan.
2. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan pasien, di
kamar bersalin dan di ruang rawat bayi
3. Alat yang digunakan, hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah melukai, tidak
mudah sobek dan tidak mudah lepas
4. Pada alat atau gelang identifikasi harus tercantum nama (bayi, nyonya), tanggal lahir, nomor
bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu
5. Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor
identifikasi.

B. PELAYANAN KESEHATAN BAYI BARU LAHIR BERMASALAH


Bayi Bermasalah Sebelum Lahir
1. Bayi Prematur
Umumnya bayi yang lahir prematur baru diizinkan pulang bila berat badannya telah
mencapai 2.000 g. Atau setidaknya sudah terjadi kecenderungan peningkatan berat badan yang
stabil dalam 2–3 kali pemantauan. Tubuh bayi juga telah memiliki pengaturan suhu yang baik.
Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan:
a. Menjelang kepulangan, yakinlah bahwa Anda dan pasangan mampu merawat bayi prematur di
rumah. Keyakinan orangtua akan “menular” kepada bayi sehingga ia akan lebih nyaman dan
tenang.
b. Konsultasikan kondisi bayi pada dokter, termasuk tindakan yang harus dilakukan dalam
keadaan darurat. Tanyakan juga tentang perlu tidaknya boks khusus untuk si kecil yang lahir
belum cukup bulan ini. Boks yang menyerupai inkubator ini berfungsi sebagai penghangat
mengingat bayi prematur umumnya belum memiliki pengaturan suhu tubuh yang baik sehingga
mudah kedinginan. Boks ini juga bisa dibuat sendiri. Caranya pada keempat sisi bagian bawah
boks dipasangi lampu berkekuatan 60-100 watt. Dapat juga disediakan lampu belajar (100 watt)
yang diletakkan di samping atau bawah boks.
c. Untuk alat kesehatan, yang wajib disediakan adalah termometer. Berguna untuk mengukur
suhu tubuh bayi sewaktu-waktu bila diperlukan. Suhu ideal bayi berkisar antara 36,5-37,5˚C.
d. Pakaikan baju lengan panjang dan selimut pada bayi. Setelah bayi dipakaikan baju lengan
panjang, sarung tangan, sarung kaki dan topi, selimuti ia sehingga merasa nyaman serta hangat
dan siap dibawa pulang.
e. Jaga suhu ruangan agar tetap stabil. Jika kamar bayi menggunakan penyejuk ruangan, setel
suhunya tidak terlalu dingin sekitar 23°. Bila perlu matikan AC. Selama ruangan memiliki
sirkulasi udara yang baik, bayi akan mendapatkan suhu yang nyaman dan stabil.
f. Jaga suhu tubuhnya. Ingat, pengaturan suhu tubuh bayi prematur belum baik. Jaga suhu
tubuhnya agar stabil. Kenakan padanya tutup kepala terutama pada malam hari, karena bagian
kepala paling mudah kehilangan panas tubuh. Tambahkan sarung tangan dan kaki, bila dirasa
perlu. Cara lain untuk menghangatkan tubuh bayi prematur adalah dengan metode kangguru.
Gendong bayi yang dalam keadaan tanpa busana ke dada ibu. Buka kancing kemeja yang ibu
kenakan, dekap bayi di dada ibu lalu selimuti bayi dengan kemeja tersebut. Kulit bayi yang
bersentuhan dengan kulit ibu, selain akan membuatnya merasa nyaman juga sekaligus
menghangatkannya.
g. Ibu lebih sering menyusui. Semakin sering bayi diberi ASI semakin baik. Kemampuan minum
dan daya tampung perutnya belumlah terlalu banyak. Untuk itu, berikan minum sedikit demi
sedikit tapi sesering mungkin.
h. Cucilah tangan dan gunakan masker. Bayi prematur rentan terhadap infeksi. Untuk itu, batasi
penjenguk dan mintalah mereka mencuci tangan terlebih dahulu dan menggunakan masker
sebelum melihat bayi.
i. Patuhi petunjuk dokter perihal waktu kunjungan. Patuhi kontrol rutin yang sudah dijadwalkan
dan ikuti petunjuk dokter agar kesehatan si kecil lebih terjaga.
j. Boleh dimandikan. Bayi prematur tidak dilarang untuk dimandikan. Namun sebelumnya,
cermati dulu suhu tubuhnya, jangan sampai kurang dari 36,5° C. Mandikan ia 2 kali sehari
dengan air hangat.
2. Bayi kuning
Kuning (karena tingginya kadar bilirubin) pada bayi umumnya timbul pada hari keempat dan
berakhir pada usia bayi 2 minggu. Untuk itu ada beberapa hal yang tak boleh luput dari
perhatian, seperti:
a. Patuhi jadwal kunjungan ke dokter berikutnya. Bila kadar bilirubin tidak terlalu tinggi (< 10)
umumnya bayi diperkenankan untuk pulang ke rumah. Namun, biasanya 3 hari setelah
kepulangannya dari rumah sakit, bayi diminta kembali ke dokter/rumah sakit untuk dikontrol
kadar bilirubinnya. Ini dimaksudkan bila terjadi peningkatan bilirubin yang tinggi dapat segera
dilakukan tindakan. Patuhi jadwal tersebut.
b. Cermati kondisi bayi. Jika ada tanda-tanda bayi tidak aktif, seperti tidur terus dan malas
menetek segera bawa ia ke rumah sakit. Ini dapat dijadikan tanda bahwa telah terjadi
peningkatan kadar bilirubin yang berisiko memicu kejang pada bayi. Cara lain yang paling
mudah untuk mengamati peningkatan bilirubin adalah melalui bola mata dan kulit bayi yang
terlihat menguning.
c. Berikan ASI sebanyak mungkin. Banyak minum ASI dapat membantu menurunkan kadar
bilirubin karena bilirubin dapat dikeluarkan melalui air kencing dan kotoran bayi.
d. Jemur bayi di matahari pagi. Menjemur bayi tanpa busana di bawah sinar matahari pagi antara
(pukul 07.30–08.30) dapat membantu memecah bilirubin dalam darah. Lindungi mata bayi dari
sorot sinar mentari langsung.
3. Bayi berat badan lahir rendah (BBLR)
BBLR umumnya Bayi mengalami pertumbuhan yang terhambat selama dalam kandungan.
Untuk itulah ia mesti mengejar keterting- galan pertumbuhannya “di luar”. Hal-hal di bawah ini
perlu diperhatikan sebelum membawanya pulang dari rumah sakit.
a. Tanyakan kondisi bayi kepada dokter. Catatlah hal-hal yang harus dilakukan dan dicermati
selama bayi di rumah. Jangan lupa meminta salinan riwayat kesehatan bayi selama di rumah
sakit. Data ini pasti bermanfaat dalam keadaan darurat.
b. Sering menyusui. Sama dengan bayi prematur, kapasitas perut bayi BBLR masih terbatas
lantaran itu berikan ASI sedikit demi sedikit namun sesering mungkin.
c. Perhatikan kebersihan. Jaga kebersihan tubuh bayi setiap hari karena ia masih rentan terhadap
infeksi, terutama kebersihan mata, hidung, telinga, dan kemaluannya.
d. Jagalah bayi agar nyaman. Bila bayi menangis, cari tahu penyebabnya. Apakah karena
kedinginan, kepanasan, atau kelaparan? Agar tetap hangat, tak ada salahnya si kecil
menggunakan topi, sarung tangan dan kaki ketika tidur di malam hari.
e. Bila harus menggunakan sonde. Umumnya bayi BBLR masih harus menggunakan sonde saat
memperoleh asupan. Tanyakan cara-caranya kepada petugas sebelum pulang dari rumah sakit.
Perhatikan pula cara membersihkan peralatan yang digunakan. Ingat baik-baik kapan peralatan
tersebut mesti diganti (umumnya 2 minggu sekali).

4. Bayi berat lahir besar (BBLB)


Yang dimaksud dengan bayi berat lahir besar (BBLB) adalah bayi yang pada saat lahir
memiliki bobot lebih dari 4.000 gram. Beberapa hal yang harus diketahui sebelum bayi dibawa
pulang:
a. Pemeriksaan kadar gula darah saat dilahirkan. Pemeriksaan ini khusus dilakukan pada bayi
dengan berat lahir lebih dari 4 kg dan dilahirkan dari ibu penderita diabetes. Tujuan agar kadar
gula darah bayi tidak drop begitu lahir akibat terhentinya suplai makanan dari plasenta. Jika
kadar gula pada bayi memang rendah, ia akan diberi cairan yang mengandung kadar gula
tertentu. Umumnya dalam waktu 24 jam kondisinya akan kembali normal.
b. Cermati ruam pada kulit. Pada badan bayi yang gemuk umumnya ada lipatan pada paha dan
tangannya. Penting mencermati kondisi kulit di sekitar lipatan-lipatan tersebut agar tak terjadi
ruam
Bayi Bermasalah Setelah Lahir
1. Bayi tersedak
Tersedak, hal yang seringkali terjadi pada bayi yang baru lahir (1 bulan), hal ini terjadi
karena reflek menelan pada bayi belum sempuma. Karena itu, terkadang ketika menyusu bayi
menjadi tersedak. Agar cairan tak masuk ke dalam paru-paru hingga berakibat fatal, saat tersedak
sebaiknya segera miringkan tubuh bayi.
Penanganannya:
Bila hal ini terjadi, naikkan tubuh si kecil ke atas atau miringkan tubuhnya, lalu tepuk-tepuk
punggung bayi dengan lembut. Biasanya bayi akan memuntahkan sebagian susu yang telah
ditelannya, sehingga merasa lega.
2. Alergi makanan
Gejala ini sering terjadi pada anak yang menggunakan susu formula dan telah
mengonsumsi makanan tambahan. Biasanya makanan yang memicu alergi adalah telur, ikan,
tomat, coklat, dan kacang-kacangan. Saat si kecil terkena alergi, gejalanya adalah kulit merah-
merah, pembengkakan pada mulut, atau kulit sekeliling mata, sakit perut, diare, atau munculnya
serangan asma (untuk bayi yang memiliki asma).
Penanganannya:
Agar terhindar dari alergi, untuk itu orangtua harus mengenali makanan yang dapat memicu
alergi anak, sehingga dapat menghindarinya. Andai telanjur salah makan, berikan obat
antihistamin untuk menghentikan gejalanya.
3. Kolik
Adalah rasa sakit yang dialami anak di daerah saluran pencenaan bagian bawah yang membuat
bayi menangis hebat. Kolik ini dapat terjadi pada anak usia bayi hingga 5 th. Kolik pada bayi
disebut juga kram usus, jenis kolik ini umumnya terjadi pada bayi berusia 2-4 minggu. Untuk
melihat bayi kolik sangatlah mudah. Bayi yang terserang kolik cirinya menangis dengan keras
sambil menggesek-gesek kedua belah kakinya.
Menurut Yafri, ada tiga penyebab kolik yang sering terjadi. Pertama karena ketidakmampuan
tubuh menerima laktosa susu, ini biasanya terjadi pada anak yang hipersensitif (alergi makanan),
sehingga usus menegang dan perut terasa kembung. Penyebab kedua, akibat toleransi susu sapi
yang sulit dicerna bayi (tak cocok susu formula). Ketiga karena daya kerja usus bayi yang belum
sempurna.
Penanganannya:
Beri obat kolik yang dapat dibeli di toko obat atau apotik. Atau kompres perut bayi dengan botol
air hangat atau handuk hangat. Bila penanganan ini tak membantu si kecil, segera membawanya
ke dokter.
4. Diare
Diare Adalah kadaan di mana anak kehilangan cairan. Karena telah buang air besar lebih dari 3
kali clan berupa cairan. Penyebab diare ini dikerenakan banyak hal. Dapat karena infeksi virus,
bakteri (wadah makanan yang kotor), kuman, ketiiakcocokan pada susu atau keracunan
makanan. Bisa juga karena adanya suatu penyakit lain pada anak. Jika diare pada anak tak
ditangani dengan benar, dalam waktu 6 jam anak bisa terkena dehidrasi berat (kekurangan cairan
tubuh) hingga napasnya sesak, muntah-muntah dan tubuh mengalami syok. Hingga anak harus
dirawat di rumah sakit
Gejalanya:
Anak dikatakan diare jika buang air besar lebih encer dari biasanya dan frekuensinya sering.
Misalnya biasanya 3 kali sehari, maka yang dikatakan diare, andai buang air besar lebih dari 3
kali. Selain itu bentuk tinja yang keluar pun berupa cairan. Jika Anda mendapati si kecil 6 kali
mengalami buang air, segeralah membawanya ke dokter.
Penanganannya:
Cara menangani anak diare cukup mudah, yakni dengan memberinya oralit atau campuran
larutan gula dan garam. Berikan oralit sebanyak mungkin: semampu anak, untuk menggantikan
cairan yang hilang. Kemudian jangan mengonsumsi makanan yang merangsang pencemaannya.
Supaya kondisi tubuhnya tetap kuat, berikan susu yang diencerkan. Jika menggunakan ASI
teruskan pemberiannya.
5. Sembelit
Masalah yang satu ini kerap terjadi pada kebanyakan anak. Sembelit adalah keadaan di mana
anak sulit mengalami buang air besar, karena feces (tinja) yang dikeluarkan sangat keras.
Bisanya sembelit tidak berlaku pada bayi yang masih menyusu dengan ibunya. Keadaan sembelit
ini seringkali terjadi pada bayi yang menyusu formula, penyebabnya kandungan zat besi yang
berlebihan atau bayi yang hipersensitif /alergi pada makanan.
Penanganannya:
Biasanya deugan diberi cairan atau buah seperti pepaya ataupun makanan yang banyak
mengandung serat, problem sembelit ini akan hilang. Sedangkan untuk bayi yang belum
mendapat makanan tambahan bisa diberi sup. Tapi Jika tak berangsur membaik, dan keadaan
sembelit berlangsung selama 4 hari, segera bawa si kecil ke dokter. Ini berarti kondisi tubuhnya
perlu penanganan lebih lanjut. Dokter akan memberi obat, baik itu diminum atau yang
dimasukkan ke dalam anus untuk melunakkan feces.
6. Cegukan
Penyebab cegukan adalah peregangan diagframa karena ada rangsangan yang membuatnya
meregang. Seperti orang dewasa, bayi pun mengalami cegukan, walaupun tidak berbahaya tapi
keadaan ini sangat tak menyenangkan bagi anak. Cegukan bisa diatasi dengan memberi cairan
yang banyak pada bayi
Penanganannya:
Telungkupkan si bayi atau peluk si kecil ke dibahu Anda, lalu tepuk-tepuk pantatnya.
7. Bayi Kuning
Yang sering terjadi pada bayi yang baru lahir mereka sering tampak kuning. Hal ini terjadi
karena tak seimbangnya proses pemecahan sel darah merah pengangkut bilurubin dalam darah ke
hati. Hal ini menyebabkan penumpukan bilurubin di dalam darah yang menyebabkan wama
kuning. Selain itu, bayi kuning juga dapat terjadi karena ketidakcocokannya darah ibu dan
anaknya. Misalnya si bayi berdarah 0 sedang si ibu berdarah A.Masalah bayi kuning umumnya
sudah terdeteksi sejak lahir, sehingga paramedis segera menanganinya. Karena kebanyakan
kuning muncul 2×24 jam setelah bayi lahir. Tapi ada pula bayi kuning muncul setelah pulang ke
rumah. Ciri bayi kuning adalah kulit, mata, selaput lendir tampak kuning, perut bayi kembung
dan warna urinnya cokelat.
Penanganannya:
Untuk mencegah bayi kuning berikan ASI sebanyak mungkin pada bayi untuk mencegah
meningkatnya kadar bilurubin. Jika Anda merasa kuning pada bayi tak normal segera
membawanya ke rumah sakit, agar bayi mendapat penyinaran lampu biru. Atau jemur bayi pada
pukul 6-10 pagi selama 15 menit.
8. Ruam Popok
Ruam popok adalah kelainan kulit yang sering terjadi pada bayi dan anak, terutama pada anak
yang menggunakan popok sekali buang. Radang akibat air seni ini bisa disembuhkan, caranya
menjaga agar bokong si kecil tetap kering.
Penangannya:
Rajin menganti popok dan membersihkan bagian bokong dengan baik, serta memberinya salep
untuk membantu melindungi bayi dari ruam. Sebab jika ruam diabaikan ia akan menyebar
menjadi jamur.

KELAINAN-KELAINAN PADA BAYI BARU LAHIR


1. Down's syndrome
Down's syndrome atau sindroma Down (SD) ditemukan oleh John Langdon Down,
seorang dokter Inggris pada tahun 1966. Penyebabnya adalah 'kelebihan jumlah' kromosom
nomor 21 pada sel tubuh anak. Normalnya, tubuh manusia memiliki miliaran sel yang masing-
masing mempuyai pusat informasi genetika yang disebut kromosom. Sebagian besar sel tubuh
mengandung 23 pasang kromosom. Dalam kasus SD, kromosom nomor 21 jumlahnya tidak
sepasang, melainkan tiga.Istilah medisnya Trisomy 21. Kelebihan kromosom ini menimbulkan
guncangan sistem metabolisme dalam sel, yang mengakibatkan SD. SD sendiri memunculkan
kelambatan mental pada penderita, meski tak tertutup kemungkinan penderita memiliki
kecerdasan normal atau bahkan di atas rata-rata. SD adalah kelainan kromosom yang paling
sering terjadi. Di Indonesia saja terdapat 300 ribu kasus. Dari hasil penelitian, SD menimpa satu
dari 700 kelahiran, dan umumnya terjadi pada kelahiran saat ibu berusia di atas 30 tahun.
Semakin tinggi usia ibu, semakin tinggi pula kemungkinan terjadinya SD. Ada tiga jenis SD
ditilik dari kelebihan kromosom 21 tersebut. SD primer adalah kelebihan kromosom 21 pada
seluruh sel tubuh anak. Kebanyakan peristiwa ini ditemukan pada sel telur wanita yang hamil di
atas usia 30 tahun. SD sekunder terjadi jika salah satu kromosom 21 yang berlebih itu menempel
pada kromosom lain (misal, kromosom 12, 13, 14, atau 22). Penempelan ini menyebabkan bayi
menjadi carrier atau pembawa kelainan, sehingga keturunannya kelak bisa menderita SD.
Terakhir, SD tertier atau mosaik, adalah kelebihan kromosom 21 yang tak terjadi di seluruh sel
tubuh. Ada sel-sel yang normal, sehingga tetap berfungsi normal dan sehat. Bila kebetulan sel
otak normal, taraf kecerdasan anak pun niscaya tak terganggu.
2. Anencephalus
Anenchepalus adalah keadaan di mana bayi lahir tanpa tulang tengkorak bagian atas,
yang disertai tak sempurnanya pembentukan sebagian besar otak. Ini lantaran proses
pembentukan tabung saraf yang tak sempurna. Karena kecacatannya cukup berat, bayi tersebut
tak akan mampu bertahan hidup lebih lama, sehingga akan meninggal dunia segera setelah
dilahirkan.Angka kejadiannya cukup jarang, kurang lebih satu dari 1.000 kelahiran. Sampai saat
ini, penyebabnya yang pasti belum dapat ditemukan. Tapi kemungkinan besar terkait erat dengan
kelainan genetika atau kelainan kromosom. Dijumpai pula hubungan dengan kekurangan asupan
asam folat pada ibu hamil, sehingga penambahan asupan asam folat sejak hamil sangat
dianjurkan. Anenchepalus juga dapat timbul pada janin akibat ibu menderita diabetes mellitus.
Keadaan ini disebut embrio diabetik.Meski penyebabnya belum diketahui pasti, penting untuk
mengamati kondisi janin pada kehamilan berikutnya. Sebab, ada 5% kemungkinan kasus
anenchepalus berulang. Pengamatan dapat dilakukan dengan USG atau pemeriksaan kadar alfa-
fetoprotein (AFP) pada darah ibu atau cairan ketuban.
3. Cacat Jantung Bawaan
Dari setiap 100 bayi, ditemukan satu bayi yang lahir dengan jantung tak normal. Kelainan
semacam ini disebut 'cacat jantung bawaan'. Ada bermacam-macam jenisnya. Misalnya,
kegagalan pemisahan empat bilik pada jantung dan pembuluh besar yang dihasilkannya. Pada
beberapa bayi, terbentuk lubang di sekat pemisah yang seharusnya masif, pembuluh darah yang
seharusnya tertutup ternyata terbuka, atau pembuluh darah yang salah sambung. Jenis cacat
jantung bawaan lainnya: ruang jantung terlalu sempit, arteri utama hampir tertutup, katup jantung
tak normal dan bocor, serta penyempitan aorta atau batang nadi. Pada kasus penyempitan aorta
atau batang nadi, aorta sangat menyempit pada satu tempat. Akibatnya, pasokan darah
beroksigen ke seluruh tubuh menurun. Bilik jantung sebelah kiri dipaksa bekerja lebih keras,
sehingga timbullah tekanan darah tinggi. Banyak kasus yang tak serius dan tak disadari
sepanjang hidup. Kasus lainnya sembuh sendiri, tetapi sebagian lagi dapat mengancam nyawa
dan harus diperbaiki dengan teknik operasi - mulai dari jahitan sederhana sampai penggantian
bagian yang tak berfungsi dengan benda sintetis. b Rahmi Hastari/Dari berbagai sumber.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat,
pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000
gram, nilai Apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan.
Neonatus ialah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari
kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstrautern. Beralih dari ketergantungan mutlak pada ibu
menuju kemandirian fisiologi. Tiga faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi dan proses vital
neonatus yaitu maturasi, adaptasi dan toleransi. Selain itu pengaruh kehamilan dan proses
persalinan mempunyai peranan penting dalam morbiditas dan mortalitas bayi. Empat aspek
transisi pada bayi baru lahir yang paling dramatic dan cepat berlangsung adalah pada sistem
pernapasan, sirkulasi, kemampuan menghasilkan sumber glukosa
B. Saran
Ibu dan keluarga diharapkan dapat memiliki kemandirian fisiologis dalam
mempersiapkan dan menghadapi bayi baru lahir dan dapat mendeteksi dini jika ditemukan
kelainan serta melakukan perawatan yang baik untuk bayinya

DAFTAR PUSTAKA

http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com
DepKes RI, 2005 Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks keluarga
JNPK-KR/POGI, APN, (2007)
Sulisyawati,Ari,dkk. 2010. Asuhan kebidanan pada ibu bersalin. Jakarta : salemba medika
Sudarti, M.Kes,2010. Asuhan kebidanan neonates, bayi, dan anak balita.yogyakarta : nuha
medika

You might also like