Professional Documents
Culture Documents
KABUPATEN SOPPENG
LAPORAN PENDAHULUAN
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
dan perlindungannya kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan
Pendahuluan Jasa Konsultansi Database Irigasi Kewenangan Kabupaten (DAK),
kabupaten Soppeng.
Buku ini adalah tahap awal pelaporan dalam melaksanakan Kegiatan Jasa
Konsultansi Database Irigasi Kewenangan Kabupaten (DAK), Kabupaten
Soppeng.
Demikian Laporan ini kami susun sebagai langkah awal untuk mendukung
pelaksanaan Kegiatan Jasa Konsultansi Database Irigasi Kewenangan
Kabupaten (DAK), Kabupaten Soppeng.
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN
IRIGASI
Daftar Tabel
Tabel 2.1 Klasifikasi Jaringan Irigasi ............................................................... II - 10
Tabel 2.2 Tipe Alat Ukur .................................................................................. II - 20
Tabel 2.3 Perbandingan Bangunan bangunan pengukur debit ........................ II - 21
Tabel 2.4 Perbandingan Bangunan bangunan pengatur muka air ................... II - 20
Tabel 3.1 Daerah irigasi kewenangan kabupaten ............................................ III - 12
Tabel 3.2 Arah kebijakan pembangunan Kabupaten Soppeng selama
priode 2016-2021 ............................................................................ III - 37
Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi database
irigasi kewenangan kabupaten (DAK) .............................................. IV - 2
Tabel 4.2 Jadwal penugasan personil jasa konsultansi database irigasi
kewenangan kabupaten (DAK) ........................................................ IV - 16
Daftar Gambar
Gambar 2.1 Irigasi Permukaan ...................................................................... II - 3
Gambar 2.2 Irigasi bawah permukaan ............................................................ II - 4
Gambar 2.3 Irigasi siraman............................................................................. II - 5
Gambar 2.4 Irigasi tetes ................................................................................. II - 6
Gambar 2.5 Jaringan irigasi sementara ......................................................... II - 7
Gambar 2.6 Jaringan irigasi semi teknis ......................................................... II - 8
Gambar 2.7 Jaringan irigasi teknis.................................................................. II - 9
Gambar 2.8 Tipe tipe pasangan saluran ......................................................... II - 17
Gambar 2.9 Data Vektor ................................................................................. II - 29
Gambar 2.10 Data Raster................................................................................. II - 30
Gambar 2.11 Sumber data GIS ........................................................................ II - 32
Gambar 2.12 Contoh tampilan Garmin (MapSource) Hasil Tracking Report ..... II - 36
Gambar 2.13 Contoh Tampilan Google Earth Pro ............................................ II - 37
Gambar 2.14 Tampilan ArcGIS......................................................................... II - 40
Gambar 2.15 Bagan alur inventaris aset jaringan 1 kali dalam 1 tahun............. II - 42
Gambar 2.16 Bagan alur inventaris aset pendukung 1 kali dalam 5 tahun ........ II - 42
Gambar 3.1 Peta rencana struktur ruang ........................................................ III - 15
Gambar 3.2 Peta rencana prasarana utara..................................................... III - 16
Gambar 3.3 Peta sistem jaringan prasarana lainnya ...................................... III - 17
Gambar 3.4 Peta rencana polaruang .............................................................. III - 28
Gambar 3.5 Peta rencana strategi pengembangan ........................................ III - 31
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan Jasa Konsultansi
Database Irigasi Kewenangan Kabupaten (DAK) Kabupaten
Soppeng ..................................................................................... IV - 9
Bab 1
PENDAHULUAN
Saat ini informasi yang cepat dan akurat yaitu dengan meningkatkan
kualitas dan kuantitas data serta meningkatkan sistem informasi sebagai
titik tumpu pengembangan-pengembangan bank data. Dengan adanya
Sistem Informasi Geografis (SIG) informasi dapat disampaikan dalam
bentuk visual yang didalamnya terdapat informasi yang terkait dengan
kondisi permasalahan dan potensi irigasi daerah Kabupaten Soppeng.
Sehingga akan memiliki daya tarik tersendiri untuk melihatnya, sebab
a) Laporan Pendahuluan.
b) Laporan Akhir
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab
PENDEKATAN DAN
2
METOLOGI
6) Sawah, adalah :
Lahan Usaha Tani secara fisik rata dan mempunyai pematang serta
dapat ditanami pada sistem genangan.
Kolam / tambak ikan yang mengambil air dari saluran irigasi adalah
merupakan bagian dari luas sawah irigasi pada areal potensial. Khusus
mengenai kolam ikan, ranting dinas mencatatnya
Bagian dari luas rencana (sawah dan belum sawah) yang tidak dapat
dijadikan sawah berhubung sudah berubah fungsinya, Misalnya berupa :
pemukiman, sekolah, atau pabrik.
22) Bangunan silang adalah bangunan air yang dibuati oleh karena
persilangan kedua saluran yang berbeda fungsinya atau persilangan
antara saluran dengan jalan.
23) Bangunan pelindung adalah bangunan yang fungsinya untuk
melindungi konstruksi bangunan lain pada bagian-bagian tertentu.
24) Bangunan pembawa adalah bangunan-bangunan yang fungsinya
membawa atau melewatkan air.
25) Bangunan pelengkap adalah pengelompokan bangunan-bangunan
yang ada pada jaringan irigasi selain kelompok bangunan utama
(bendung, bagi, sadap, bagi-sadap).
7) Terowongan adalah :
1) Pasangan batu
2) Beton,
3) Tanah
4) Dapat juga menggunakan Beton Ferro cement
1) Petak tersier
2) Petak sekunder
3) Petak primer
1) Di hulu saluran primer, untuk aliran besar alat ukur ambang lebar
dipakai untuk pengukuran danpintu sorong atau radial untuk
pengatur.
Ada beberapa tipe flum yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi
melalui situasi-situasi medan tertentu, misalnya:
4) Petak tersier harus sedapat mungkin kelihatan bebas dan jarak yang
terjauh dari bangunan sadap tidak lebih dari 3 km.
5) Pemberian air untuk suatu petak tersier harus melalui satu tempat
yang dapat diukur dan diatur dengan baik.
7) Semua sawah dalam petak tersier itu harus dapat menerima air dari
tempat pemberian air.
2.1.14. Debit
1) Daerah irigasi
2) Saluran irigasi
daerah yang sama tapi terdapat beberapa bangunan bagi atau sadap,
maka dalam pemberian nama dapat dibedakan dengan pemberian angka
yang berurutan dari arah hulu ke hilir. Misalnya Bangunan Bagi Lajaroko 1
dan Bangunan Bagi Lajaroko 2.
4) Pemberian warna
Dilihat dari istilahnya, SIG terdiri atas dua pengertian, yaitu Sistem
Informasi dan Informasi Geografi. Sistem informasi adalah keterpaduan
kerja untuk mendapatkan informasi dalam pengambilan keputusan. Dalam
sistem informasi terdapat komponen data, manusia, perangkat lunak
(program komputer), perangkat keras (komputer), serta aktivitasnya dalam
pengolahan dan analisis data untuk pengambilan keputusan.
2) Raster
Data raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah data yang
dihasilkan dari sistem Penginderaan Jauh. Pada data raster, obyek
Secara garis besar GIS terdiri dari 5 komponen yang saling terkait
antara satu komponen dan komponen lainnya. Komponen-komponen
tersebut haruslah tersedia kalau kita ingin membangun GIS. Keempat
komponen tersebut adalah :
1) Hardware
Hardware terdiri dari sistem komputer dan perangkat lain seperti
printer, plotter, scanner dan lain-lain yang diperlukan untuk
mengoperasikan GIS mulai dari input, proses dan output.
2) Software
Software menyediakan fungsi dan tools untuk menyimpan,
menganalisa, dan menampilkan informasi geografis. Disamping
software komersial seperti ArcGIS, MapInfo dan lainnya. GIS dapat
mengintegrasikan data geografis dengan sumber data lain yang
tersimpan dalam DBMS. Integrasi data spasial dan tabular dalam
yang tersimpan dalam DBMS adalah salah satu kemampuan utama
dalam GIS.
3) Sumberdaya Manusia
Teknologi GIS akan mengalami kendala tanpa adanya sumberdaya
manusia yang dapat mengelola sistem ini dan mengembangkan
perencanaan untuk menggunakan GIS dalam mengatasi
permasalahan yang sebenarnya. Tingkat pemakaian GIS terdiri dari
beragam spesifikasi mulai dari user yang menggunakan GIS untuk
membantu tugas sehari-hari sampai dengan programmer yang
mendesain GIS untuk aplikasi tertentu.
4) Metode atau Prosedur
GIS bisa dioperasikan dengan baik bila ada rencana implementasi
yang telah dirancang dengan baik beserta aturan mainnya. Seperti
halnya dalam semua organisasi yang berhadapan dengan teknologi,
peralatan baru hanya dapat digunakan secara efektif jika terintegasi
kedalam strategi bisnis dan operasional. Untuk melakukan hal ini
dengan baik, digabungkan dengan penggunaan GIS sebagai tools.
GIS Partisipatif merupakan pendekatan yang mengintegrasikan
pendekatan partisipatif dengan metode dan teknik GIS sebagai suatu
pendekatan baru.
Peta digital adalah peta yang data grafis, data tekstual dan segala
atributnya tersimpan dalam bentuk softcopy (file) pada komputer. Peta ini
dihasilkan dari proses digitasi dengan menggunakan meja digitizer
ataupun onscreen digitasi dari hasil scan sebuah peta. Dalam pembuatan
peta digital ini diperlukan perangkat-perangkat keras seperti komputer
beserta kelengkapannya, dan perangkat lunak baik perangkat lunak untuk
sekedar membuat peta digital seperti Autocad ataupun perangkat lunak
untuk tujuan analisis yang biasa disebut sistem informasi geografis
seperti ArcGIS, ArcView, Mapinfo, Geomedia dan lain-lain. Jenis peta ini
mulai dikembangkan pada era 80-an sejalan dengan berkembangnya
teknologi komputer dan perangkat lunak untuk penggambaran dengan
a = 6378137 m
f = 0,00335281
dimana:
a= radius semi- major bumi
f= penggepengan bumi / flattened yang dinamai W GS- 84
Pada kegiatan ini salah satu software yang digunakan adalah Google
Earth Pro. Keuntungan pemanfaatan perangkat lunak ini adalah karena
kemampuannya yang dapat memadukan pemrosesan data grafis
(pemetaan) dan data tabular serta dapat menganalisa data dari
penggabungan kedua data tersebut. Selain itu perangkat lunak ini dapat
dioperasikan dengan mudah dan bersifat interaktif.
Pada Google Earth Pro, setiap lokasi obyek pada peta dapat
dihubungkan dengan data tabular, sehingga apabila suatu obyek/entity
data berubah/bertambah maka dapat langsung dimasukkan pada data
tabularnya. Secara terstruktur data ini juga akan melengkapi data grafis
yang berkaitan. Keunggulan yang lain dari software ini adalah tingkat
fleksibilitas data yang luas, yaitu kemampuannya untuk
memanfaatkan/menerima data dari format software ini sudah meluas dan
makin bertambah banyak digunakan oleh instansi-instansi pemerintah
seperti Dinas Pertanian, Dinas Pertambangan, Dinas Perkebunan dan
lain-lain yang tidak menutup kemungkinan apabila dalam tahap
selanjutnya data hasil pengelolaan dapat dikembangkan kea arah yang
lebih luas lagi.
tersebut diambil. Data GPS diambil ketika foto diambil, harus digunakan
kamera yang di dalamnya sudah terdapat aplikasi GPS atau kamera yang
terhubung dengan GPS.
PENGISIAN FORM DI
KANTOR
PENELUSURAN
JARINGAN
VALIDASI
DATA
PEMASUKAN KE
PANGKALAN DATA
STOP
Gambar 2.15. Gambar Bagan Alur Inventarisasi Aset Jaringan 1 (satu) kali
dalam 1 (satu) tahun
PERSIAPAN
PENGISIAN FORM DI
KANTOR
SURVEI LAPANGAN
VALIDASI
DATA
PEMASUKAN KE
PANGKALAN DATA
STOP
Gambar 2.16. Gambar Bagan Alur Inventarisasi Aset Pendukung 1 (satu) kali
dalam 5 (lima) tahun
Aset Pendukung
1) Pengolahan Fotogrametri
2) Pengolahan Geotagging
3) Penggabungan dan Kodespesifikasi data atribut, foto, dan koordinat
lokasi
4) Validasi Data
Hasil dari pengelolaan data dan informasi terkait dengan aset daerah
irigasi melalui program aplikasi GIS yang tidak hanya diperoleh informasi
secara tematik, namun dapat dicetak menjadi suatu dokumen sesuai
kebutuhan yang akan dicetak dan bahkan dapat dicetak secara
keseluruhan informasi yang tersimpan.
Bab 3
KEBIJAKAN SPASIAL DAN DEVELOPMENT PLAN
PENGEMBANGAN IRIGASI
LUAS LOKASI
No DAERAH IRIGASI
PELAYANAN
Desa/Kel Kecamatan
1 D.I . Abekka 37 Ha Gattareng Toa Marioriwawo
2 D.I . Abbakkae I 42 Ha Pattojo Liliriaja
3 D.I . Abekkae 40 Ha Bulue Marioriawa
4 D.I . AbbolangE 75 Ha Solie Donri-Donri
5 D.I . AjuaraE 20 Ha Gattareng Marioriwawo
6 D.I . Alau Sarasa 40 Ha Gattareng Marioriwawo
7 D.I . Alau Bolae 65 Ha Jampu Liliriaja
8 D.I . Allimbangeng 90 Ha Cabenge Lilirilau
9 D.I . allaringe I 42 Ha Watu Marioriwawo
10 D.I . Allirangeng II 20 Ha Watu Marioriwawo
11 D.I . AlletongE 50 Ha Belo Ganra
12 D.I . Ampalang 80 Ha Rompegading Liliriaja
13 D.I . Appalaringe 30 Ha Appanang Liliriaja
14 D.I . Appalaringe 30 Ha Appanang Liliriaja
15 D.I . Asseleng 180 Ha Lalabatariaja Donri-Donri
16 D.I . Attaka 56 Ha Mariorilau Marioriwawo
17 D.I . Attang Meru 76 Ha Donri-Donri Donri-Donri
18 D.I . Awo Banua 125 Ha Appanang Liliriaja
19 D.I . Banga 70 Ha Gattareng Marioriwawo
20 D.I . Barang 60 Ha Barang Liliriaja
21 D.I . Baroncong 40 Ha Timusu Liliriaja
22 D.I . Bacu Bacue 50 Ha Citta Citta
23 D.I . Batu Sianre 160 Ha Goarie Marioriwawo
24 D.I . Belawa I 60 Ha Citta Citta
25 D.I . Belawa II 60 Ha Kampiri Citta
26 D.I . CempaE 102 Ha Panincong Marioriawa
27 D.I . Cilekke 30 Ha Timusu Liliriaja
28 D.I . Cimpolong 20 Ha Congko Marioriwawo
29 D.I . Cimpureng 70 Ha Marioriaja Marioriwawo
30 D.I . Cinebbeng 150 Ha Timusu Liliriaja
31 D.I . CennaE 60 Ha Watu Toa Marioriwawo
32 D.I . Cinurung 20 Ha Watu Toa Marioriwawo
33 D.I . CubbuE 90 Ha Jennae Liliriaja
34 D.I . DaoE 500 Ha Donri-Donri Donri-Donri
35 D.I . DataE 45 Ha Bulue Marioriawa
36 D.I . EmpagaE 50 Ha Kessing Donri-Donri
37 D.I . Gellenge 100 Ha Bulue Marioriawa
LUAS LOKASI
No DAERAH IRIGASI
PELAYANAN Desa/Kel Kecamatan
38 D.I . ilampe 42 Ha Marioritenga Marioriwawo
39 D.I . Jompi Pitue 90 Ha Citta Citta
40 D.I . Jompie 40 Ha Watu Toa Marioriwawo
41 D.I . Jurusua 80 Ha Gattareng Marioriwawo
42 D.I . Kadeppe 70 Ha Timusu Liliriaja
43 D.I . Kajuara I 175 Ha Labokong Donri-Donri
44 D.I . Kampung Baru 50 Ha Marioritenga Marioriwawo
45 D.I . Kanroppo 42 Ha Timusu Liliriaja
46 D.I . KawuE 30 Ha Marioritenga Marioriwawo
47 D.I . Kebo 100 Ha Kebo Lilirilau
48 D.I . La Malampe 90 Ha Watu Toa Marioriwawo
49 D.I . Labawi 70 Ha Marioritenga Marioriwawo
50 D.I . Labawi II 32 Ha Marioritenga Marioriwawo
51 D.I . Labocai 30 Ha Watu Toa Marioriwawo
52 D.I . Loboe 70 Ha Citta Citta
53 D.I . Lagenrang 95 Ha Watu Toa Marioriwawo
54 D.I . Ladope 80 Ha Appanang Liliriaja
55 D.I . Lagalimporo 106 Ha Lemba Lalabata
56 D.I . Laguliling 70 Ha Marioriaja Marioriwawo
57 D.I . Lajaroko 912 Ha Tellulimpoe Marioriawa
58 D.I . Lakawerang 100 Ha Gattareng Marioriwawo
59 D.I . Lamaloang 40 Ha Congko Marioriwawo
60 D.I . Lamalampe 90 Ha Watu Toa Marioriwawo
61 D.I . Lamenra 100 Ha Tinco Citta
62 D.I . Lamette 50 Ha Jampu Liliriaja
63 D.I . Lapake 50 ing Tettikengrarae Marioriwawo
64 D.I . Lapakena I 27 Ha Gattareng Marioriwawo
65 D.I . Lapakena II 67 Ha Gattareng Marioriwawo
66 D.I . Lapanga 70 Ha Lapajung Lalabata
67 D.I . Lapince 40 Ha Goarie Marioriwawo
68 D.I . Lappakena I 67 Ha Gattareng Marioriwawo
69 D.I . Leppanae 50 Ha Gattareng Toa Marioriwawo
70 D.I . Latappareng 100 Ha Marioriaja Marioriwawo
71 D.I . Latasi 70 Ha Labessi Marioriwawo
72 D.I . Labuleng 100 Ha Patampanua Marioriawa
73 D.I . Lejja 50 Ha Bulue Marioriawa
74 D.I . Lemo-Lemo 100 Ha Masing Lilirilau
75 D.I . Liu Tellang 40 Ha Gattareng Marioriwawo
76 D.I . Lompoe 50 Ha Marioritenga Marioriwawo
77 D.I . Lappamico 35 Ha Lompulle Ganra
78 D.I . Lonrong 30 Ha Barang Liliriaja
79 D.I . Lonrong II 150 Ha Barang Liliriaja
80 D.I . Macanre 150 Ha Macanre Lilirilau
81 D.I . Madenra 45 Ha Watu Toa Marioriwawo
82 D.I . Mario 41 Ha Bulue Marioriawa
LUAS LOKASI
No DAERAH IRIGASI
PELAYANAN Desa/Kel Kecamatan
83 D.I . Moccope 50 Ha Mariorilau Marioriwawo
84 D.I . Malongka 30 Ha Mariorilau Marioriwawo
85 D.I . Nyele 50 Ha Sering Donri-Donri
86 D.I . Nengke 60 Ha Timusu Liliriaja
87 D.I . Ompo Pattojo 65 Ha Pattojo Liliriaja
88 D.I . Ongkoe 50 Ha Lalabatarilau Lalabata
89 D.I . Paccikalang 100 Ha Congko Marioriwawo
90 D.I . Pallawa 30 Ha Rompegading Liliriaja
91 D.I . Pangajae 30 Ha Barae Liliriaja
92 D.I . Pangisoreng 75 Ha Enrekeng Ganra
93 D.I . Paroto 270 Ha Paroto Lilirilau
94 D.I . Ponra 40 Ha Tettikengrarae Marioriwawo
95 D.I . Poro/ Wawo Galunge 30 Ha Bulue Marioriawa
96 D.I . Rebbana 20 Ha Congko Marioriwawo
97 D.I . Salebbo 60 Ha Tettikengrarae Marioriwawo
98 D.I . Sampao 150 Ha Gattareng Marioriwawo
99 D.I . Sanuale 20 Ha Marioritenga Marioriwawo
100 D.I .Seppae 106 Ha Ganra Ganra
101 D.I .Sero 100 Ha Marioriaja Marioriwawo
102 D.I .Tanah PoloE 58 Ha Sering Donri-Donri
103 D.I .Tocciama 125 Ha Citta Citta
104 D.I .Tarennuang 100 Ha Patampanua Marioriawa
105 D.I .Taroe 75 Ha Jampu Liliriaja
106 D.I .Tengnga 52 Ha Timusu Liliriaja
107 D.I .Totakka 70 Ha Bila Lalabata
108 D.I .Tikkao 70 Ha Lalabatarilau Lalabata
109 D.I .Tobangko 87 Ha Salokaraja Lalabata
110 D.I .Tobinawa 30 Ha Congko Marioriwawo
111 D.I .Tokawang 58 Ha Botto Lalabata
112 D.I .Tohellang 35 Ha Rompegading Liliriaja
113 D.I .Teppo Watu 75 Ha Lemba Lalabata
114 D.I .Toweleng 350 Ha Lalabatariaja Lalabata
115 D.I .UngaE 40 Ha Citta Citta
116 D.I .Wae Sellue 30 Ha Lalabatarilau Lalabata
117 D.I .Waepejje 15 Ha Goarie Marioriwawo
118 D.I .Wae Tunrunge I 82 Ha Gattareng Marioriwawo
119 D.I .Wae Tunrunge II 69 Ha Gattareng Marioriwawo
120 D.I .Welalang 30 Ha Timusu Liliriaja
121 D.I .WawogalungE 35 Ha Bulue Marioriawa
122 D.I .Welonge 100 Ha Laringgi Marioriawa
Kawasan hutan produksi dengan luas 539 (lima ratus tiga puluh
sembilan) hektar ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan
Lilirilau; dan
Kawasan peruntukan hutan rakyat, dengan luas 2.352 (dua ribu tiga
ratus lima puluh dua) ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan
Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian
wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau,
sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri dan sebagian wilayah
Kecamatan Marioriawa
VISI
Visi RPJMD Kabupaten Soppeng ini dimaksudkan sebagai
gambaran tentang kondisi yang hendak diwujudkan dalam lima tahun
kedepan. Antara gambaran masa depan yang hendak diwujudkan
dengan gambaran kondisi saat ini terdapat kesenjangan. Rumusan visi
dalam hal ini berfungsi menyatukan segenap pemangku kepentingan
dalam bergerak bersama menutup kesenjangan tersebut.
RPJMD Kabupaten Soppeng merupakan penjabaran RPJPD
Kabupaten Soppeng 2005-2025 dan juga memperhatikan RPJMD
Provinsi Sulawesi Selatan 2013-2018 dan RPJMN 2015-2019. Karena
itu, rumusan visi RPJMD Kabupaten Soppeng harus memperhatikan
keterkaitan dan sinkronisasinya dengan berbagai dokumen
perencanaaan tersebut.
Visi RPJPD Kabupaten Soppeng 2005-2015 adalah “Soppeng Yang
Maju, Adil, dan Sejahtera Tahun 2025. Visi ini memiliki pokok visi yakni:
Maju : mempunyai makna bahwa masyarakat Kabupaten Soppeng
berkeinginan maju dalam segala aspek kehidupan yang
berorientasi pada pertumbuhan dan pengembangan masa
depan yang lebih baik dan konstruktif.
Adil : mengandung makna tidak ada diskriminasi dalam bentuk
apapun, semua masyarakat mempunyai kesempatan yang
sama dalam meningkatkan taraf kehidupan, memperolah
pekerjaan, mendapatkan pelayanan, pendidikan,
kesehatan, agama, mengemukakan pendapat,
melaksanakan hak politik, menciptakan keamanan serta
mendapatkan perlindungan dan kesamaan di depan hukum.
MISI
Bab 4
MEKANISME KERJA
Tabel 4.1. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN JASA KONSULTANSI DATABASE IRIGASI KEWENANGAN KABUPATEN (DAK)
PELAKSANAAN KEGIATAN
NO URAIAN KEGIATAN I II III
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A Tahap Persiapan
1. Konsolidasi Internal
Pemantapan Rencana Kerja
Persiapan Administrasi
Persiapan Tenaga Ahli
Persiapan Tenaga Pendukung
Persiapan Rencana kerja
Persiapan Peralatan
Persiapan Mobilisasi Dan Demobilisasi Personil
2. Konsolidasi Eksternal
Diskusi Inventarisasi kebutuhan data primer dan sekunder
Mekanisme dan prosedur konsultasi dan asistensi selama masa
pelaksanaan
B Tahap Pengumpulan Data
Survei Data Sekund. (Survei Inst.)
Survei Data Primer (Survei Lap.)
C Tahap Kompilasi/Pengolahan Data Lapangan
Proses Entry dan Digitasi
Proses Adjusment Entry Data
Pembuatan Master file basis data
Building System "Smart Map"
D Tahap Pekerjaan Laporan
Pembuatan Laporan Pendahuluan
Pembuatan Laporan Akhir
Album Peta
Pembuatan Program kedalam CD
3) Ahli GIS/Geodesi
2) Surveyor/Juru Ukur
Adapun komposisi masing-masing tenaga ahlidan tenaga pendukung dalam pelaksanaan kegiatan oleh perusahaan
dapat dilihat pada tabel:
Jumlah
Tenaga Ahli
No. Nama Personil Perusahaan Lingkup Keahlian Posisi Diusulkan Uraian Pekerjaan Orang
Lokal/Asing
Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8
I. TENAGA AHLI
- Memimpin dan mengkoordinir seluruh 1
pekerjaan dari awal sampai pekerjaan
dinyatakan selesai
- Mengusulkan dan menyusun rencana kerja,
metodologi pelaksanaan, metode analisis,
format pelaporan/membuat perumusan
1. Arief Isnaeni, ST. MSP. IAP. CV. Armedia Tenaga Ahli Ahli PWK Ketua Tim
Consultant Lokal pedoman kerja
- Menjalin hubungan dan komunikasi dengan
berbagai pihak khususnya pihak-pihak yang
terkait dengan pekerjaan baik dari
PPK/pengguna jasa, tim teknis maupun dari
pihak instansi terkait lainnya, seperti
3 Tobename CV. Armedia Tenaga Ahli Operator Operator Memimpin semua aktifitas dalam bidang 1
Consultant Lokal komputer/Administ komputer/Administ administrasi, keuangan dan umum
rasi rasi Membantu Ketua Tim untuk mencatat
transaksi keuangan proyek
Membantu Ketua Tim untuk mencatat dan
menyimpan surat keluar dan masuk di
proyek.
Bertanggung jawab penuh semua aktifitas
administrasi, keuangan dan umum.
Bertangung jawab penuh terhadap bukti dan
pencatatan transaksi keuangan proyek.
Memberikan masukan kepada Ketua Tim
tentang kondisi keuangan proyek
Tabel 4.2. Jadwal Penugasan Personil Jasa Konsultansi Database Irigasi Kewenangan Kabupaten (DAK)
CV. ARMEDIA CONSULTANT
MASUKAN PERSONIL
JABATAN DALAM
NO NAMA PERSONIL I II III
PROYEK
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Team Leader
1 Arief Isnaeni, ST. MSP. IAP.
(Ahli PWK)
2 Syahrul Ramadhan, ST. Ahli SDA
3 Djoko Santoso, ST. Ahli GIS/Geodesi
1) Wahyuddin
2) Muh. Ishak
3) Muh. Taufik
4) Muh, Natsir
5) Al Akbar
4 Surveyor
6) Ryan
7) Sandi
8) A. Wahyuddin
9) Muh. Al Fatih
10) Muh. Taufik