You are on page 1of 4

Sarah Aiman F

240110170090
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengukuran
Tabel 2. Hasil Pengukuran
Tinggi Titik Bacaan (dm) Jarak (m)
Tempat Bacaan Sudut Bacaan Sudut
Alat Bidikan
Alat BA BT BB Horizontal Vertical Miring Datar
(dm) (m)
BM 8,12 7,64 7,14 0 93˚45’45” 9,778 9,757
2 14,5 1 9,78 9,25 8,72 68˚23’15” 84˚38’45” 10,553 10,507
2 23,72 23,04 22,24 95˚21’25” 84˚38’45” 14,735 14,671

3.1.1 Perhitungan
1. Konversi sudut horizontal
a. Pada BM = 0˚
b. Pada titi bidik 1 = 68,3875 ˚
c. Pada titik bidik 2 = 93,35695 ˚

2. Konversi sudut vertikal


a. Pada BM = 93,7625˚
b. Pada titi bidik 1 = 84,64584 ˚
c. Pada titik bidik 2 = 84,64584 ˚

3. Jarak Miring
S = C x (BA-BB) x sin m
a. Jarak BM = 100 x ( 8,12 – 7,14 ) dm × sin 93,7625˚ = 9,778 m
b. Jarak 1 = 100 x ( 9,78 – 9,25 ) dm × sin 84,64584˚ = 10,553m
c. Jarak 2 = 100 x ( 23,72 – 22,24 ) dm × sin 84,64584˚ = 14,735m

4. Jarak Miring
S = C x (BA-BB) x sin2 m
a. Jarak BM = 100 x ( 8,12 – 7,14 ) dm × sin2 93,7625˚ = 9,757 m
b. Jarak 1 = 100 x ( 9,78 – 9,25 ) dm × sin2 84,64584˚ = 10,507m
c. Jarak 2 = 100 x ( 23,72 – 22,24 ) dm × sin2 84,64584˚ = 14,671m

5. Beda tinggi
ΔH = ½ C ( BA – BB ) Sin 2 (α) + ( Hi – BT )
a. ∆H BM = ½ 100 ( 8,12 – 7,14 ) Sin 2 ( 180 – 93,4625 ) + ( 14,5 – 7,64 )
= 12,7679 dm
= 1,27679 m
b. ∆H 1 = ½ 100 ( 9,78 – 8,72 ) Sin 2 ( 180 – 84,64584 ) + ( 14,5 – 8,12 )
= - 3,4678 dm
= -0,34678 m
c. ∆H 2 = ½ 100 ( 23,72 – 22,24 ) Sin 2 ( 180 – 84,64584 ) + (14,5 – 23,04 )
= -22,2898 dm
= -2,2898 m
Sarah Aiman F
240110170090
1.3 pembahasan
Praktikum kali ini masih berhubungan dengan alat ukur jarak dan sudut yaitu theodolite.
Theodolite yang digunakan adalah theodolite manual dan theodolite digital, dimana theodolite
manual yang dipakai merupakan theodolite tipe T-0, T-2 dan Beamont. Tidak banyak perbedaan
cara mendirikan alat dari theodolite dan waterpass , penggunaanya pun hampir sama, harus
mengatur nivo, kaki tiga dalam posisi mendatar dan pembacaan dengan benang stadia. Hal yang
paling menonjol antara perbedaan theodolite dengan waterpass adalah pengukuran sudut
vertical, dimana waterpass hanya dapat mengukur sudut horixontal sedangkan theodolite dapat
mengukur keduanya, baik itu sudut horizontal maupun sudut vertical.
Theodolite tipe T-0 merupakan salah satu tipe theodolite keluaran lama, penggunaanya
masih sedikit sulit karena banyak tempat pengaturan yang tidak berdekatan dengan apa yang
diatur. Kendala saat memakai theodolite jenis ini adalah lensa yang terbalik dan penunjuk sudut
yang sudah mulai pudar. Hal seperti ini sedikit menyulitkan pada saat pengukuran.
Theodolite tipe beamont juga merupakan theodolite keluaran lama yang pembacaan
sudutnya masih dengan skala seperti pada jangka sorong. Kesulitan dalam menggunakan
theodolite jenis ini adalah pengaturan nivo yang diatur dari bawah alat. Skala yang sedikit pudar
juga menyulitkan dalam pembacaan.
Theodolite digital merupakan theodolite yang paling mudah dalam penggunaanya.
Bacaan sudut vertical dan sudut horizontal sudah otomatis ditampilkan sehingga memudahkan
dalam pembacaan. Adanya lensa untuk melihat kearah bawah juga memudahkan mengatur alat
agar tepat pada titik pengukuran.
Hasil pengukuran yang dilakukan dengan theodolite digital menghasilan nilai sebesar
8,21 untuk BA, 7,64 untuk BT, 7,14 untuk BB pada titik pengukuran BM. Sudut horizontal pada
BM adalah nol kaena titik itu merupakan titik acuan bagi pengukuran setelahnya. Jarak mendatar
yang didapat adalaah 9,757 m, jarak miring sebesar 9,778 m dan beda tinggi 1,27679 m. Hasil
pada titik pertama menunjukan nilai sebesar 9,78 untuk BA, 9,25 untuk BT, dan 8,72 untuk BB.
Jarak datar yang diperoleh sebesar 10,507m dan jarak miring sebesar 10,553 m serta beda tinggi
sebesar – 0,34678 m. Titik bidik ketiga menghasilkan nilai sebesar 23,72 m untuk BA 23,04m
untuk BT, -2,2898 m untuk beda tinggi, jarakmiring sebesar 14,735m dan jarak datar sebesar
14,375m. Adanya nilai minus pada beda tinggi berarti tempat yang diukur lebih rendah dari
tempat alat tersebut berdiri.
Sarah Aiman F
240110170090
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Theodolite dapat digunakan untuk menentukan jarak dan kemiringan suatu lahan;
2. Jarak datar selalu lebih kecil dibandingkan jarak miring;
3. Beda tinggi paling besar adalah 1,27679 m sedangkan yang terkecil adalah -2,3898m;
4. Bacaan sudut vertikal pada percobaan kedua dan ketiga sama sebesar 84˚38;45”; dan
5. Theodolite dapat mengukur sudut vertikal dan sudut horizontal.

4.2 Saran
Adapun saran praktikum kali ini adalah:
1. Sebaiknya rambu ukur disesuaikan agar tetap tegak dan tidak berubah saat pembidikan
berlangsung; dan
2. Pengecekan alat dilakukan sebelum melakukan pengukuran.

You might also like