You are on page 1of 31

PENYIAPAN WELLPAD DAN JALAN MASUK UNTUK KEGIATAN PEMBORAN & ROW

JALUR PIPA PROYEK GAS LAPANGAN UNITISASI


JAMBARAN – TIUNG BIRU (JTB)

PROSEDUR PERANCAH & BEKERJA DI


KETINGGIAN

DOCUMENT NUMBER: JTB-PP-S-PRC-000-00016 Comment [w1]: Agar minta nomor dokumen


fungsi project control PEPC.

Construction Company
Rev Description Date
Checked Endorsed Approved Checked Endorsed Approved
Issued For Internal
A 15 Mar 2016 AS PS HAP TNA KAJ AK
Review

B Issued For Review 1 15 Mar 2016 AS PS HAP TNA KAJ AK

B1 Issued For Review 2 02 Mei 2016 AS PS HAP TNA KAJ AK


C Issued For Approval 7 Nov 2016 MMA AHS RML TNA KAJ AK

PERTAMINA EP CEPU
SHEET 1 OF 31

REV

PROSEDUR PERANCAH & DOC. NO. : JTB-PP-S-PRC-000-


00016
C
0

BEKERJA DI KETINGGIAN DATE BY CHKD APVD


07-11-2016 AHS PS RML

REVISION HISTORICAL SHEET

Rev No Date Description

Issued For Internal Review


A 15 Maret 2016

B 15 Maret 2016 Issued For Review 1


B1 15 Maret 2016 Issued For Review 2
C 7 Nov 2016 Issued For Approval

PERTAMINA EP CEPU
SHEET 2 OF 31

REV

PROSEDUR PERANCAH & DOC. NO. : JTB-PP-S-PRC-000-


00016
C
0

BEKERJA DI KETINGGIAN DATE BY CHKD APVD


07-11-2016 AHS PS RML

DAFTAR ISI

I Pendahuluan 1
Ii Ruang Lingkup 1
Iii Tujuan 1
Iv Referensi 1
V Kewenangan dan Tangung Jawab 2
2
a. Project Manager / Construction Manager
2
b. Hsse Manager 2
c. Hsse Koordinator/Hsse Officer 3
d. Inspector Perancah 3
e. Scafollder 3
f. Pekerja, Sub Kontraktor, dan Tamu 3

Vi Defenisi dan Singkatan


Vii Alat Pelindung Diri (APD)
Viii Prosedur
a. Pemasangan Perancah
b. Inspeksi Perancah
c.

PERTAMINA EP CEPU
SHEET 1 OF 31

REV

PROSEDUR PERANCAH & DOC. NO. : JTB-PP-S-PRC-000-


00016
C
0

BEKERJA DI KETINGGIAN DATE BY CHKD APVD


07-11-2016 AHS PS RML

I. Pendahuluan

Prosedur ini dibuat sebagai acuan/panduan untuk melakukan kegiatan


pemasangan, pemeliharaan dan inspeksi perancah dan bekerja di ketinggian
oleh Divisi EPC dan atau Sub kontraktor Divisi EPC yang bekerja di area proyek
JTB-ECW PT Pertamina EP Cepu (PEPC). Dalam prosedur ini juga tersedia
informasi standart nasional dan internasional yang harus di ikuti serta kegiatan
yang diperlukan sebelum digunakan, pengoperasian, proses pemeliharaan, dan
inspeksi..

II. Ruang Lingkup

Prosedur ini diimplementasikan di seluruh area proyek JTB-ECW PT Pertamina


EP Cepu (PEPC) dalam rangka menekan kejadian kecelakaan kerja dari resiko
bekerja di ketinggian.

III. Tujuan

- Untuk mencegah kejadian kecelakaan kerja yaitu jatuh dari ketinggian.

- Menerapkan standarisasi bekerja di ketinggian secara konsisten

- Memberikan petunjuk standar operasional peralatan yang digunakan pada


saat bekerja di ketinggian

- Melakukan penilaian dan pengendalian resiko bekerja diketinggian

IV. Referensi

- Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia No.09 tahun 2016


tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam pekerjaan pada ketinggian

- BS 1139, Metal Scaffolding

- BS EN 1263, Safety Nets

- BS 5973, Access and Working Platform

- OSHA 1926

PERTAMINA EP CEPU
SHEET 2 OF 31

REV

PROSEDUR PERANCAH & DOC. NO. : JTB-PP-S-PRC-000-


00016
C
0

BEKERJA DI KETINGGIAN DATE BY CHKD APVD


07-11-2016 AHS PS RML

- Construction HS Plan Proyek JTB-ECW

- Modul HSE 22 Bekerja Di Ketinggian PT Pertamina (Persero)

- PKO Akses Selamat dan Perancah PT Pertamina EP Cepu No.A-001/PKO.5-


14/CP3010/2013-S0
- PKO Akses Aman Bekerja Di Atap PT Pertamina EP Cepu No.A-001/PKO.5-
15/CP3010/2013-S0
- HSE Manual PT.PP (Persero)

V. Kewenangan dan Tanggung Jawab Comment [q2]: Sudah saya tambahkan

a. Project Manager / Construction Manager


 Memastikan prosedur ini tersosialisasi ke seluruh karyawan.

 Memastikan semua peralatan dan matrial yang digunakan untuk bekerja


diketinggan tersedia dan sudah di inspeksi.

 Memastikan supervisor berada di tempat atau mengawasi pekerjanya


pada saat bekerja bekerja di ketinggian.

 Menerapkan prosedur bekerja di ketinggian dengan melakukan penilaian


resiko dan menggunakan peralatan yang memadai

 Memilih pekerja yang kompeten dalam melakukan fungsinya sebagai


pengawas dan operator.

b. HSSE Manager
 Melakukan sosialisasi kepada seluruh karyawan.

 Memastikan semua orang yang bekerja di ketinggian sudah di training dan


peduli dengan prosedur.

 Memastikan Alat Pelindung Diri (APD) untuk bekerja di ketinggian tersedia


dan terawat dengan baik.

 Memastikan semua pengaman telah diimplemntasikan dengan baik dan


fungsi kontrol telah dijalankan.

PERTAMINA EP CEPU
SHEET 3 OF 31

REV

PROSEDUR PERANCAH & DOC. NO. : JTB-PP-S-PRC-000-


00016
C
0

BEKERJA DI KETINGGIAN DATE BY CHKD APVD


07-11-2016 AHS PS RML

c. HSE Koordinator / Officer


 Berkoordinasi dengan Construction Manager & HSSE Manager untuk
penentuan material, inspeksi, dan pelaksanaan pemasangan perancah.

 Mengecek dan dan menjaga stok APD untuk bekerja diketinggian.

 Mengatur Schedule training pekerja baru atau kontrak baru sebelum


bekerja diketinggian.

 Memastikan semua pengaman telah diimplemntasikan dengan baik dan


fungsi kontrol telah dijalankan.

 Memastikan pekerja menggunakan APD yang layak pada saat bekerja


diketinggian.

d. Inspektor Perancah
 Melakukan penilaian dan inspeksi terhadap alat yang akan digunakan dan
kondisi lingkungan yang ada.

 Memastikan standar telah diimplementasikan

 Memberikan pelatihan awareness terhadap semua pekerja.

e. Scafollder
 Semua orang yang bekerja di atas 2 meter harus mengikuti prosedur
bekerja di ketinggian dan pencegahan terhadap benda jatuh.

 Wajib memakai Full Body Harness dan mencantolkan lanyard atau tali
diatas dada atau tempat aman.

 Melindungi alat tangan ketika bekerja di ketinggian.

 Memasang barricade atau pita penghalang di bawah orang bekerja diatas


dada atau tempat aman.

 Melindungi alat tangan ketika bekerja di ketinggian.

 Memasang barricade atau pita penghalang di bawah orang bekerja

PERTAMINA EP CEPU
SHEET 4 OF 31

REV

PROSEDUR PERANCAH & DOC. NO. : JTB-PP-S-PRC-000-


00016
C
0

BEKERJA DI KETINGGIAN DATE BY CHKD APVD


07-11-2016 AHS PS RML

diketinggian.

 Tidak menjatuhkan material ke bawah.

 Helm atau topi keselamatan wajib dilengkapi dengan tali dagu.

 Wajib bertanggung jawab untuk mememlihara Full Body Harness.

f. Pekerja, Sub-Kontraktor dan Tamu


 Harus benar – benar memahami dan memastikan bahwa pelaksanaan
Keselamatan kerja diatas ketinggian benar – benar dilaksanakan oleh
semua karyawan, kontraktor dan tamu.
 Memastikan tangga / tangga portable dan platform yang rusak diberikan
label/tag “Dalam Perbaikan”. Tangga hanya dipergunakan untuk akses,
bukan untuk bekerja.
 Memberikan masukan pada pelaksanaan training pada karyawan sesuai
dengan syarat pelatihan bekerja di atas ketinggian.
 Memastikan Bahwa penilaian resiko telah dilakukan sesuai dengan
instruksi kerja yang diterima.
 Aktif terlibat dalam penilaian resiko sesuai dimana karyawan tersebut akan
melakukan pekerjaannya.
 Memastikan bahwa dirinya sanggup bila diperlukan, jika dipilih untuk
mengawasi pekerjaan diatas ketinggian dengan aman.
 Sebelum menggunakan tangga atau naik diatas lantai kerja pastikan dan
periksa bahwa peralatan dalam kondisi baik dan siap dipergunakan dan
pastikan scaffolding tag sudah terpasang jika menggunakan peralatan
scaffolding.
 Berpatisipasi aktif dalam pelaksanaan training merupakan bagian dalam
pelaksanaan prosedur ini.
 Menginformasikan pada Supervisor atau Manager jika terdapat bahaya
pada saat bekerja di atas ketinggian dan jika perlu ambil langkah –
langkah pencegahan saat itu juga.

PERTAMINA EP CEPU
SHEET 5 OF 31

REV

PROSEDUR PERANCAH & DOC. NO. : JTB-PP-S-PRC-000-


00016
C
0

BEKERJA DI KETINGGIAN DATE BY CHKD APVD


07-11-2016 AHS PS RML

VI. Definisi dan Singkatan Comment [q3]: Sudah saya jelaskan Definisi d
Singkatan Sesuai Komentar Pak Wibi

 Perancah atau sering disebut dengan Scaffolding adalah suatu struktur


sementara yang digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam
konstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar lainnya.
Pada dasarnya perancah digunakan untuk membantu dalam pekerjaan yang
dilakukan di atas ketinggian. Bentuk dan bahan pembentuknya pun sangat
beragam disesuaikan dengan penggunaannya.
 Scafollder adalah orang yang berkopenten dan bersertifikasi yang melakukan
pemasangan perancah/scafollding.
 Inspektor Scafollding adalah orang yang berkopenten dan bersertifikasi
yang melakukan inspeksi perancah/scafollding.
 Putlog / Diagonal Brace (batang melintang) : adalah bagian yang berfungsi
sebagai penguat dengan mengikat tiang vertical.
 Handrail (guardrail system) : adalah bagian yang berfungsi sebagai
pengaman samping agar pekerja tidak terjatuh.
 Brace (support) : adalah bagian yang berfungsi sebagai penguat yang
terpasang secara melintang pada tiang vertical.
 Toe Board : adalah bagian pengaman pada lantai kerja (platform) yang
berfungsi untuk menjaga kaki pekerja agar tidak terperosok dan menahan
material agar tidak jatuh.
 Platform / Cat walk : adalah Bagian yang berfungsi sebagai area pijakan
pekerja saat melakukan pekerjaan di atas scaffolding atau tempat meletakkan
perkakas dan meterial yang diperlukan dalam pekerjaan.
 Sepatu Perancah (fixed base fixture) adalah Bagian yang berfungsi sebagai
landasan dasar tiang vertikal, bagian ini bertujuan agar tiang vertical lebih
stabil dan tidak langsung ke lantai atau bantalan/landasan.
 Join Pin (sambungan) adalah bagian yang digunakan untuk menghubungkan
atau menyambung pipa atau frame.

PERTAMINA EP CEPU
SHEET 6 OF 31

REV

PROSEDUR PERANCAH & DOC. NO. : JTB-PP-S-PRC-000-


00016
C
0

BEKERJA DI KETINGGIAN DATE BY CHKD APVD


07-11-2016 AHS PS RML

 Ladder (tangga) adalah Berfungsi sebagai sarana untuk naik turun pekerja
pada perancah / Scafollding.
 Clamp adalah Bagian berfungsi untuk mengikat setiap bagian .
 Jack Base adalah Sambungan berulir yang berfungsi menghubungkan antara
tiang vertikan dan sepatu perancah.
 Frame adalah merupakan bagian utama dari suatu perancah yang berfungsi
sebagai tiang utama.
 Arm Lock berfungsi sebagai penguat pada dua frane yang saling
berhubungan.
 Caster (roda) Ini digunakan pada perancah yang bergerak (mobile
scaffolding).
 Angkur (wall coupling fixture/anchorage) Adalah bagian yang dipasang
pada dinding yang berfungsi untuk menjaga dan memperkuat perancah agar
tidak bergeser.
 Landasan (base plat) adalah bagian yang berfungsi sebagai tempat dudukan
perancah untuk mengantisipasi area dudukan yang tidak stabil (material
dudukan perancah lunak).
 Full Body Harness (FBH) : Alat Pelindung Jatuh dari ketinggian dengan
menggunakan dua tali dan penahan kejut (double lanyard dan absorber) pada
saat bekerja diatas ketinggian 1,8 m atau lebih.

VII. Alat Pelindung Diri (APD) Comment [q4]: Penggunaan APD

Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan untuk bekerja di ketinggian adalah
1. Pelindung Kepala (Safety Helmet)
2. Sepatu Pelindung (Safety Shoes)
3. Sarung Tangan (Hand Glove)
4. Tali Pengaman (Safety Harness)
5. Penutup Telinga (Ear Plug atau Ear Muff)
6. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)

PERTAMINA EP CEPU
SHEET 7 OF 31

REV

PROSEDUR PERANCAH & DOC. NO. : JTB-PP-S-PRC-000-


00016
C
0

BEKERJA DI KETINGGIAN DATE BY CHKD APVD


07-11-2016 AHS PS RML

7. Masker (Respirator)
8. Pelindung Wajah (Face Shield)

VIII. Prosedur Comment [q5]: Penjelasan Pemasangan,


Perawatan dan Inspeksi

Sistem pelindung jatuh dari ketinggian melindungi seseorang jatuh dari


ketinggian dengan menggunakan sesuatu peralatan ataupun cara kerja untuk
mencegah orang tersebut benar-benar jatuh atau mengurangi jarak jatuh dan
juga mencegah orang dari kejatuhan material / benda. Pentingnya pelindung
jatuh dari ketinggian dapat juga terkait dengan penggunaan jalan masuk yang
salah ke suatu tempat di ketinggian atau tempat yang lebih rendah.

1. Pemasangan Perancah / Intallasi Scafollding

- Melakukan TBM (tool box meeting), dan memastikan SIKA dan JSA sudah
di Approval.

- Sebelum memulai erection ( pendirian ) scaffolding, yang perlu pertama kali


diperhatikan adalah kondisi dasar ( ground ) pastikan tidak akan longsor /
tenggelam apabila kondisi dasar adalah tanah, kalau dasar konkret beton
periksa ketebalannya.

- Periksa semua kondisi material (pipa, clamp, papan, coupler dll) sebelum
dibawa ke lapangan. Material kontrol juga ikut bertanggung jawab di dalam
pemeriksaan kondisi material.

- Sebelum mulai mendirikan scaffolding, pastikan kondisi sekitarnya aman,


tidak ada kabel power di atasnya, tidak terlalu dekat lobanglobang galian,
tidak ada pekerjaa-pekerjaan pengangkatan di sekitarnya (lifting) di sekitar
lokasi pemasangan perancah.

- Petugas keselamatan kerja / safety bekerja sama dengan supervisor


sebelumnya memberikan pengarahan-pengarahan tentang peraturan-
peraturan dan cara-cara kerja yang aman (tool box meeting), juga

PERTAMINA EP CEPU
SHEET 8 OF 31

REV

PROSEDUR PERANCAH & DOC. NO. : JTB-PP-S-PRC-000-


00016
C
0

BEKERJA DI KETINGGIAN DATE BY CHKD APVD


07-11-2016 AHS PS RML

memeriksa semua peralatan kerja dan peralatan keselamatan kerja setiap


scaffolder.

- Lokasi sekitar pendirian perancah harus di barricade dan tempatkan papan


pemberitahuan (sign/notice board).

- Semua kunci-kunci perancah harus di beri tali pengaman.

- Tidak dibenarkan melempar ke atas semua material perancah, di dalam


pemasangannya harus menggunakan tambang untuk menurunkan dan
menaikkan material.

- Pengawasan proses pekerjaan pemasangan perancah/scafollding


memadai.

- Personel Safety harus ada di area.

2. Inspeksi Perancah/Scafollding

- Inspeksi scaffolding dan komponen-komponennya selama dal;am lokasi


pembangunan. Memberikan tanda “Unsafe for Use Do not Use” dan atau
musnahkan komponen yang tidak sempurna yang tidak tepat. Memeriksa
scaffolding sebelum penggunaan dan berikan penanda waktu atau tanggal
dilakukannya.

- Memeriksa scaffolding sebelum pekerjaan dimulai dan khususnya setelah


perubahan kondisi cuaca dan adanya gangguan pekerjaan, mencari
beberapa titik sebagai pondasi yang kuat, kondisi yang stabil, bagian tepi
yang sesuai, pegangan yang dibutuhkan, terlepasnya sambungan, titik
pengikat, komponen yang rusak, gunakan semua peralatan pelindung dan
lain-lain.

- Inpeksi hanya boleh dilakukan oleh Inspektor yang berkompeten dan


bersertifikat.

- Inspeksi perancah/scafolding dilakukan setelah pekerjaan pemasangan


selesai dilakukan.

PERTAMINA EP CEPU
SHEET 9 OF 31

REV

PROSEDUR PERANCAH & DOC. NO. : JTB-PP-S-PRC-000-


00016
C
0

BEKERJA DI KETINGGIAN DATE BY CHKD APVD


07-11-2016 AHS PS RML

- Inspeksi dilakukan 7 (hari) sekali sejak awal di lakukan dan dilakukan re-
inspeksi selama masih terpasang.

- Perancah/Scaffolding yang sudah layak pakai harus di lengkapi dengan


scaffold tag yang berwarna hijau (green tag) yang berarti aman untuk
digunakan.

- Perancah/Scaffolding yang belum siap pakai atau ada salah satu dari
bagian scaffolding tersebut yang hilang atau terlepas harus dilengkap
dengan tanda merah (red tag) yang berarti tidak aman untuk digunakan.

A. Inspeksi Keselamatan Kerja Scaffolding


Inspeksi keselamatan kerja adalah upaya dan usaha mendeteksi kondisi
yang kurang aman dan tindakan kurang aman dan segera memperbaikinya
sebelum kondisi dan tindakan tersebut dapat menyebabkan suatu
kecelakaan. Inspeksi scaffolding adalah pemeriksaan secara sistematik
terhadap keadaan fisik objek konstruksi bangunan perancah (scaffolding)
dimana kemungkinan kecelakaan kerja dapat terjadi. Tujuan dari Inspeksi
adalah meyakinkan bahwa perancah (scaffolding) dapat digunakan dengan
aman dan sudah sesuai dengan prosedur-prosedur yang ditetapkan dalam
pemakaian scaffolding.
B. Waktu Pelaksanaan Inspeksi
Dalam melaksanakan inspeksi harus dilaksanakan secara rutin selama
scaffolding tersebut digunakan maupun tidak digunakan, periode inspeksi
dilaksanakan pada:
1. Setiap hari sebelum tenaga kerja memakai scaffolding
2. Minimal seminggu sekali
3. Paling lambat sebulan 1 kali
4. Setelah cuaca buruk
5. Bila ada permintaan dari foreman scaffolding
C. Pemeriksaan Scaffolding

PERTAMINA EP CEPU
SHEET 10 OF 31

REV

PROSEDUR PERANCAH & DOC. NO. : JTB-PP-S-PRC-000-


00016
C
0

BEKERJA DI KETINGGIAN DATE BY CHKD APVD


07-11-2016 AHS PS RML

Ada tiga macam pemeriksaan scaffolding yang harus dilaksanakan oleh


seorang inspector scaffolding, tiga pemeriksaan tersebut adalah:
1. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan.
a. Lokasi dimana scaffolding didirikan, yaitu: kemampuan landasan,
gangguan dan halangan yang mungkin timbul dari adanya
pemasangan scaffolding.
b. Kemampuan scaffolding, yaitu: kegunaan, jenis, kapasitas dan
daftar perlengkapan scaffolding.
c. Personel atau pelaksana, yaitu: penanggung jawab, scaffolder
bersertifikat dan helper.
d. Pemeriksaan lapangan, yaitu: mengetahui lokasi, sertifikat
scaffolder dan kondisi perlengkapan.
2. Pemeriksaan Selama Pemasangan
a. Perlengkapan personil atau pelaksana (personil equipment), yaitu:
pengaman diri (APD), perkakas dan alat bantu.
b. Pelaksanaan pemasangan (erection), yaitu: pengaman lokasi,
pemasangan scaffold tag dan cara pemakaian.
c. Pemeriksaan akhir pekerjaan (finishing), yaitu: kemampuan
scaffolding sesuai gambar, perlengkapan pengaman, jalur lalu orang
dan tangga.
3. Pemeriksaan selama Dismantling
Dalam melakukan pembongkaran tidak boleh asal melepas bagian-
bagian scaffolding yang terpasang, karena bila dilakukan
pembongkaran tanpa atau tidak sesuai dengan ketentuan maka akan
bisa terjadi kecelakaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
a. Sebelum memulai pembongkaran scaffolding, lokasi sekitar
pembongkaran harus diberi barricade dan papan pemberitahuan.
b. Pembongkaran perancah harus dilakukan oleh orang yang
memasang, dan harus dimulai dari atas.

PERTAMINA EP CEPU
SHEET 11 OF 31

REV

PROSEDUR PERANCAH & DOC. NO. : JTB-PP-S-PRC-000-


00016
C
0

BEKERJA DI KETINGGIAN DATE BY CHKD APVD


07-11-2016 AHS PS RML

c. Jangan sekali-kali membongkar perancah dimulai dari bawah atau


tengah, dari konstruksi scaffolding.
d. Perancah tidak boleh dibongkar salah satu dari konstruksinya
kecuali bila masih tetap menjamin keselamatan pemakainya, atau
atas ijin dari pengawas yang berwenang.
e. Didalam menurunkan material perancah pada pembongkarannya
harus menggunakan tambang satu persatu diturunkan
f. Tidak dibenarkan melemparkan kebawah semua material perancah
pada pembongkarannya.
g. Semua material yang telah dibongkar harus disusun rapi tidak boleh
dibiarkan berserakan dan disimpan ditempat yang aman dan tidak
mengganggu akses jalan.
4. Pemeriksaan Rutin
a. Pemeriksaan berkala (harian dan mingguan), yaitu: kekuatan ikat
baut dan pengaman tepi, papan landasan, penguat dan penopang.
b. Pemeriksaan bulanan, yaitu: pengujian papan landasan, pengujian
tangga, peralatan pengangkat material, tali-temali dan pemeriksaan
scaffolding yang tidak digunakan (dalam gudang).
D. Cara Pelaksanaan pemeriksaan Scaffolding
Pelaksanaan inspeksi dilakukan untuk mengecek segala sesuatunya
dalam kondisi yang aman, karena terkadang ada dari bagian scaffolding
yang tidak ada atau berubah dari tempatnya. Adapun cara inspeksi
tersebut adalah:
a. Sebelum melaksanakan inspeksi, inspector scaffolding terlebih dahulu
menyiapkan checklist.
b. Checklist ini berisi item-item atau bagian-bagian scaffolding yang akan
diinspeksi.
c. Inspeksi dilakukan secara visual (dengan melihat) maupun dengan naik
scaffolding dan memeriksa bagian-bagiannya.

PERTAMINA EP CEPU
SHEET 12 OF 31

REV

PROSEDUR PERANCAH & DOC. NO. : JTB-PP-S-PRC-000-


00016
C
0

BEKERJA DI KETINGGIAN DATE BY CHKD APVD


07-11-2016 AHS PS RML

d. Data-data yang didapat kemudian dimasukkan kedalam checklist


inspeksi dengan cara menyentang bagian yang ada dalam checklist
sesuai dengan yang ada, dalam kondisi baik atau tidak.
e. Jika ditemukan pelanggaran atau kesalahan dalam mendirikan
scaffolding (scaffolding tidak lengkap), maka yang harus dilakukan
inspector adalah memasang red tag (kode warna merah) yang berarti
scaffolding tidak aman digunakan, beritahu foreman scaffolding tentang
kesalahan dan harus segera diadakan perbaikan dan perbaikan hanya
boleh dilakukan oleh seorang scaffolder, serta membuat SHO Card.
E. Hal-hal yang Diinspeksi pada Scaffolding
Dalam pelaksanaan inspeksi scaffolding, hal yang perlu diinspeksi meliputi:
1) Standard
a) Pipa harus berdiri tegak lurus 90o.
b) Ukuran pipa yang dipakai adalah medium.
2) Handrail (Rel Pengaman)
a) Handrail harus terpasang kuat, dan dipasang didalam standar.
b) Tinggi handrail sesuai peraturan adalah 90 – 120 cm, disamping itu
perlu penambahan pipa ditengah tengah (midrail) antara handrail dan
lantai.
3) Toe Board (Pengaman Tepi Lantai)
a) Papan pengaman harus kuat dan sesuai dengan ketentuan, lebar
papan 150 mm dipasang pada tepi lantai kerja.
b) Tidak diperbolehkan adanya celah antara lantai dengan papan
pengaman lebih dari 10 mm.
4) Plank (Papan Lantai)
a) Tidak boleh celah lebih dari 10 mm.
b) Papan harus diikat pada pad lock dan ledger.
c) Lebar papan antara 150 – 250 mm.
d) Papan scaffolding harus dipasang metal plate pada ujungnya untuk
melindungi dari retak.

PERTAMINA EP CEPU
SHEET 13 OF 31

REV

PROSEDUR PERANCAH & DOC. NO. : JTB-PP-S-PRC-000-


00016
C
0

BEKERJA DI KETINGGIAN DATE BY CHKD APVD


07-11-2016 AHS PS RML

5) Kondisi Papan yang Tidak Boleh Digunakan


a) Salah satu sisinya pecah.
b) Sebagian papan tersebut dicat karena pada saat itu kondisi papan
masih lemah.
c) Telah terkena zat asam korosif atau minyak.
d) Papan lapuk atau dimakan rayap.
e) Papan sudah mulai melengkung.
f) Banyak lobang bekas paku.
g) Ketebalan papan tersebut tidak sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
h) Banyak mata kayunya, dan serat kayu pendek-pendek.
6) Sistem Pelaporan
Setelah scaffolding diinspeksi, maka hasil dari inspeksi tersebut harus
dilaporkan pada pihak yang berkaitan. Untuk sistem pelaporannya
adalah sebagai berikut :
a) Data-data yang didapat dari inspeksi yaitu weekly scaffold inspection,
tag no, type scaffold, location, scaffold tag dan remark.
b) Data-data dari weekly inspection tersebut kemudian dimasukan
kedalam laporan rangkuman yaitu summary of scaffold inspection,
user, type of scaffold, corrective action taken, action taken (by and
date) remark.
c) Kemudian summary of scaffold inspection tersebut dilaporkan pada
Project HSE (Health, Safety and Enviroment) Manager dan
dilanjutkan pada management dan klien.
3. Perawatan perancah/scafollding

Perawatan scaffolding di mutlak diperlukan guna menjagakondisi scaffolding


agar tidak mengalami kerusakan dan senantiasa dapat dipakai dalam kondisi
aman. Perawatan scaffolding sebelum digunakan :

- Perancah/Scaffolding harus sebelumnya diperiksa oleh petugas yang

PERTAMINA EP CEPU
SHEET 14 OF 31

REV

PROSEDUR PERANCAH & DOC. NO. : JTB-PP-S-PRC-000-


00016
C
0

BEKERJA DI KETINGGIAN DATE BY CHKD APVD


07-11-2016 AHS PS RML

berwenang / ahli untuk memastikan scaffolding sudah layak pakai atau


belum.
- Perancah/Scaffolding harus diperiksa ulang seminggu (7 hari) sekali, atau
sesudah angin kencang / cuaca buruk. Agar dapat diketahui lebih dini jika
mengalami kerusakan.
- Perancah/Scaffolding harus diperiksa pemakai setiap harinya untuk
memastikan kondisi lantai kerja tetap terikat dan tidak lepas atau hilang.
- Perancah/Scaffolding yang sudah layak pakai harus di lengkapi dengan
scaffold tag yang berwarna hijau (green tag) yang berarti aman untuk
digunakan.
- Perancah/Scaffolding yang belum siap pakai atau ada salah satu dari
bagian scaffolding tersebut yang hilang atau terlepas harus dilengkap
dengan tanda merah (red tag) yang berarti tidak aman untuk digunakan.
- Scaffolding harus dilengkapi dengan papan pemberitahuan keselamatan
(notice board).
- Semua material scaffolding harus diberi tanda (dicat) untuk mempermudah
pengawasan dan pencarian kalau hilang.

4. Pembongkaran perancah/scafollding

Dalam melakukan pembongkaran kita tidak boleh asal melepas bagian-bagian


scaffolding yang terpasang, karna bila dilakukan pembongkaran tanpa / tidak
sesuai dengan ketentuan maka akan bisa terjadi kecelakaan. Yang perlu
dilakukan :

- Sebelum memulai pembongkaran scaffolding, lokasi sekitar pembongkaran


harus di beri barricade dan papan-papan pemberitahuan.
- Pembongkaran perancah harus dilakukan oleh orang yang berkopeten, dan
harus dimulai dari atas.
- Dilarang membongkar perancah dimulai dari bawah atau tengah, dari
konstruksi scaffolding.
- Perancah tidak boleh dibongkar salah satu dari konstruksinya, kecuali bila

PERTAMINA EP CEPU
SHEET 15 OF 31

REV

PROSEDUR PERANCAH & DOC. NO. : JTB-PP-S-PRC-000-


00016
C
0

BEKERJA DI KETINGGIAN DATE BY CHKD APVD


07-11-2016 AHS PS RML

masih tetap menjamin keselamatan pemakainya, atau atas ijin dari


pengawas yang berwenang.
- Didalam menurunkan material perancah pada pembongkarannya harus
menggunakan tambang satu persatu diturunkan.
- Tidak dibenarkan melemparkan kebawah semua material perancah pada
pembongkarannya.
- Semua material yang telah dibongkar harus disusun rapi tidak boleh
dibiarkan berserakan (House Keeping).

5. Ketentuan penggunaan tangga portable pada scaffolding : Comment [q6]: Penggunaan Tangga

1. Tangga yang terbuat dari metal dengan batas ketinggian 9 meter dan 15
meter, tangga tunggal atau yang dapat disetel kepanjangannya.
2. Tidak dianjurkan penguat tangga di pasang pada lantai kerja.
3. Prinsip utama dalam penggunaan tangga diatur pula sebagai berikut :
a. Tangga lipat dibuat hanya untuk tempat yang betul-betul terbuka dan
posisi tangga di kunci
b. Tangga harus diperiksa sebelum dipakai. Perhatikan kondisi tiang
samping, karet anti slip, anak tangga, tali pengikat, dll
c. Semua tangga harus bersandar di bagian atas untuk untuk menambah
ke setabilan.seorang harus memegang tangga pada waktu teman lain
mengikat bagian atasnya sampai selesai. Jadi untuk mendirikan tangga
harus dua orang
d. Ujung tangga paling tidak harus tiga anak tangga dari titik penyangga
diatas platform
e. Menghadaplah kearah tangga sewaktu naik atau turun, jangan
membelakangi
f. Dilarang keras untuk untuk memperggunakan tangga yang terbuat dari
g. logam dilingkungan suatu instalasi listrik. Gunakan tangga dari kayu
h. Setiap tangga harus memiliki spesifikasi, jangan menggunakan tangga
sembarangan untuk menjamin keselamatan pemakai Tangga hanya

PERTAMINA EP CEPU
SHEET 16 OF 31

REV

PROSEDUR PERANCAH & DOC. NO. : JTB-PP-S-PRC-000-


00016
C
0

BEKERJA DI KETINGGIAN DATE BY CHKD APVD


07-11-2016 AHS PS RML

dipasang pada jalur masuk ke lantai scaffolding


i. Hanya satu orang pekerja yang dianjurkan berada pada tangga dalam
waktu menaiki atau menuruni
j. Tangga yang sudah rusak tidak boleh di gunakan lagi, dan keluarkan
tangga yang rusak dari tempat kerja / lapangan

6. Rencana Kerja Bekerja Diketinggian

Hal yang paling utama harus diperhatikan dalam setiap melakukan pekerjaan
di ketinggian adalah sistm perencanaan yang memadai. Pada dasarnya
sistem perencanaan saat bekerja diketinggian adalah :

1. Evaluasi tempat kerja

2. Identifikasi benda-benda jatuh dari ketinggian yang mungkin terjadi dan


siapa yang akan terkena resiko tersebut.

3. Evaluasi proses kerja yang akan dilakukan.

4. Menentukan metode pelindung jatuh yang digunakan untuk setiap bahaya


yang teridentifikasi.

Bekerja melebihi 1,8 meter dari atas permukaan tanah tidak dapat
dilaksanakan tanpa menggunakan peralatan dibawah ini :

1. Platform yang permanen dilengkapi dengan guardrail dan sudah diuji oleh
petugas yang kompeten.

2. Menggunakan alat penahan jatuh yang dapat menopang setidaknya


2.275 kg beban tetap per orang dan memiliki:

 Anchor/ kaitan yang memadai. Lebih baik lagi bila dilengkapi dengan
mounted overhead.

 Full body harness dengan menggunakan dobel latch dilengkapi snap


hook kunci otomatis di setiap koneksi.

PERTAMINA EP CEPU
SHEET 17 OF 31

REV

PROSEDUR PERANCAH & DOC. NO. : JTB-PP-S-PRC-000-


00016
C
0

BEKERJA DI KETINGGIAN DATE BY CHKD APVD


07-11-2016 AHS PS RML

 Lanyard fiber sintetis.

 Peredam kejut.

3. Alat penahan jatuh dengan batas jatuh bebas sampai 1,8 m atau
kurang.

4. Inspeksi visual terhadap alat penahan jatuh. Setiap alat yang rusak harus
diperbaiki.

5. Pekerja yang terlatih / kompeten untuk melakukan pekerjaan di ketinggian.

7. Identifikasi Bahaya Dan Pengendalin Resiko

Hanya orang yang memiliki pengetahuan menyeluruh mengenai tempat,


peralatan dan cara kerja yang seharusnya diperbolehkan untuk melakukan
identifikasi .bahaya dan pengendalian resiko suatu pekerjaan.

Dalam mengidentifikasi bahaya, selain mengevaluasi tempat kerja,


pertimbangkan pula beberapa hal sebagai berikut :

• Seberapa sering pekerja akan melakukan pekerjaan tersebut.

• Apakah pekerja memerlukan pergerakan horizontal atau vertikal.

• Berapa jumlah pekerja yang akan terkena bahaya jatuh atau kejatuhan
material / benda.

• Bagaimana jenis permukaan jalan atau kerja yang digunakan.

• Berapa tinggi tempat kerja dari permukaan tanah.

• Apakah tepi dari tempat kerja mempunyai pagar pelindung.

• Adakah bahaya lain yang mungkin akan menimpa pekerja.

Setiap resiko bekerja di ketinggian harus dinilai dan dikendalikan sampai


pada taraf yang dapat diterima. Harus dilakukan survey lokasi untuk
menentukan sarana jalan masuk dan keluar tempat kerja, identifikasi

PERTAMINA EP CEPU
SHEET 18 OF 31

REV

PROSEDUR PERANCAH & DOC. NO. : JTB-PP-S-PRC-000-


00016
C
0

BEKERJA DI KETINGGIAN DATE BY CHKD APVD


07-11-2016 AHS PS RML

resiko dan observasi lingkungan kerja harus dipertimbangkan cara


melakukan pertolongan dengan mempertimbangkan juga bagaimana cara
untuk melakukan pertolongan dengan aman jika terjadi kondisi darurat saat
bekerja di ketinggian.

8. Metode Pelindung jatuh Dari Ketinggian

Tidak ada satu sistem yang dapat menyediakan sistem pelindung jatuh dari
ketinggian untuk semua jenis pekerjaan. Kita harus menilai setiap jenis
pekerjaan untuk menentukan sistem pelindung jatuh mana yang tepat untuk
digunakan.

Pertimbangkan beberapa faktor berikut saat menentukan sistem pelindung


jatuh dari ketinggian:

• Jarak dari permukaan bawah / tanah.

• Jenis aktifitas yang memerlukan alat pelindung jatuh dari


ketinggian.

• Jenis peralatan dan material yang diperlukan untuk setiap jenis alat
pelindung jatuh.

• Utamakan untuk mempertimbangkan terlebih dahulu penggunaan


platform yang permanen atau walkway. Jika hal itu tidak bisa dilakukan,
maka mobile platform yang permanen dan perancah sementara dapat
digunakan.

• Seberapa banyak pergerakan horizontal dan vertikal pekerja untuk


setiap aktifitas.

• Kondisi lingkungan (angin, hujan, udara panas atau dingin).

• Kemungkinan akan adanya kesulitan dalam melakukan pekerjaan apabila


menggunakan alat pelindung jatuh.

PERTAMINA EP CEPU
SHEET 19 OF 31

REV

PROSEDUR PERANCAH & DOC. NO. : JTB-PP-S-PRC-000-


00016
C
0

BEKERJA DI KETINGGIAN DATE BY CHKD APVD


07-11-2016 AHS PS RML

• Adanya bahaya lain seperti kimia, listrik, pengelasan, permukaan /


ujung yang tajam / kasar dan sebagainya.

• Bagaimana pekerja akan diselamatkan pada saat mengalami keadaan


darurat.

• Pemilihan peralatan pelindung jatuh personal harus sesuai dengan


standar yang dikenal dan diakui di dunia industri.

• Tali dan pita yang digunakan untuk lanyard, lifeline dan komponen penguat
pada body harness harus dibuat dari fiber sintetis.

9. Metode Penyelamatan /Evakuasi Korban Pada Ketinggian Comment [q7]: Metode Penyelamatan

Prosedur evakuasi korban pada ketinggian dilakukan dengan cara sebagai


berikut:

1. Pengecekan Lokasi Kejadian

a. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti Full Body


Harness,Safety Rope.

b. Memasang pengaman diri di tiang perancah/scafollding

c. Mengamati lokasi kejadian dan mengamankan lokasi.

2. Penanganan Korban

a. Respon korban (AVPU) tenangkan korban dan amankan korban.

b. Cek kesadaran korban, Cek Breathing dan nafas (bila tidak bernafas
atau nadi tidak teraba, lakukan prosedur RJP).

c. Lakukan penanganan luka pada korban (bila terdapat luka atau fraktur).

d. Stabilkan korban, pasang Neck Collar, Oxygen, letakan di Long Spine


Board dan pasang hiss pada korban (untuk korban tidak sadar atau
terdapat fraktur).

PERTAMINA EP CEPU
SHEET 20 OF 31

REV

PROSEDUR PERANCAH & DOC. NO. : JTB-PP-S-PRC-000-


00016
C
0

BEKERJA DI KETINGGIAN DATE BY CHKD APVD


07-11-2016 AHS PS RML

e. Siapkan dan pasang System untuk menaikkan Bascket Streacher dan


menurunkan Bascket Streacher melalui akses seluncur.

f. Pastikan anchor atau tambatan untuk system yang kuat dan aman

g. Pasang tali static dan dynamic pada Bascket Strecher, korban dikawal 1
orang rescuer (pengawal korban menggunakan Full Body Harness)

h. Pasang Back Up pada korban dan pengawal

i. Cek kembali kunci carabiner pada korban dan rescuer, pastikan semua
peralatan aman.

3. Penurunan Korban

a. Korban diturunkan secara perlahan (sesuai aba-aba dan perintah


kapten tim).

b. Lakukan komunikasi oleh pengawal korban ke kapten tim dan anggota


lainnya yang terlibat, dalam proses evakuasi (via HT atau bahasa
isyarat)

c. Respon dan pengecekan kondisi korban terus dilakukan selama


penurunan korban oleh pengawal.

d. Berikan aba-aba bila korban sudah sampai di bawah tangki.

e. Lakukan clear area pada lokasi tangki atau lokasi kejadian

f. Cek kembali kondisi korban

g. Korban siap dipindahkan pada ambulance ERG

h. Pastikan access untuk ambulance aman dan mudah (koordinasi dengan


Dispatcher atau Command Center)

i. Lakukan pengecekan kondisi korban selama perjalanan di dalam


ambulance.

PERTAMINA EP CEPU
SHEET 21 OF 31

REV

PROSEDUR PERANCAH & DOC. NO. : JTB-PP-S-PRC-000-


00016
C
0

BEKERJA DI KETINGGIAN DATE BY CHKD APVD


07-11-2016 AHS PS RML

j. Catat dan laporkan kepada tim medis atau puskes penanganan yang
dilakukan dan kondisi terakhir pada korban.

k. Serahkan korban pada tim medis.

l. Cek seluruh personil, peralatan evakuasi danperalatan medis lainnya


(pastikan siap pakai)

m. Evakuasi selasai

n. Clear Area

IX. Sistem Pelindung Jatuh Dari Ketinggian

Sistem pelindung jatuh dari ketinggian dibagi menjadi dua, yaitu:

 Pasif, yaitu sistem yang dibuat untuk menyediakan pelindungan jatuh dari
ketinggian tanpa memerlukan tindakan dari pekerja, seperti platform, guardrail/
pagar, tangga, jaring, penutup / cover, perancah, dan sebagainya

 Aktif, yaitu bagian dan sistem yang harus dihubungkansatu dengan yang
lainnya dan diaktifkan oleh pekerja, seperti sistem penahan dan
pengekang jatuh personal

1) Sistem Pelindungan Terhadap Orang Jatuh Comment [q8]: Penambahan dari saya

Semua perlengkapan pelindung jatuh seutuhnya harus sesuai dengan standar


OSHA (Occupational Health and Safety Administration) yang terbuat dari tali
serabut dan sebagai perlengkapan yang harus dipenuhi sebelum memulai
pekerjaan. Macam-macam perlindungan terhadap orang jatuh

a. Full Body Harness


1. Full Body Harness harus sesuai dengan baik seperti perintah
masingmasing perusahaan pembuatnya.
2. Full Body Harness dirancang hanya untuk menahan jatuh dari
ketinggian di atas 2 meter.

PERTAMINA EP CEPU
SHEET 22 OF 31

REV

PROSEDUR PERANCAH & DOC. NO. : JTB-PP-S-PRC-000-


00016
C
0

BEKERJA DI KETINGGIAN DATE BY CHKD APVD


07-11-2016 AHS PS RML

3. Lanyard dan gulungan-inersi harus terhubung dengan baik untuk


menghilangkan terjadinya jatuh bebas pada ketinggian lebih dari 4
meter.
b. Lanyard
1. Lanyard harus berasal dari perusahaan pembuat yang sama untuk
memastikan keserasian antar komponen. Lanyard yang tidak sesuai
mungkin akan mengakibatkan “roll out” hook dari “D” ring.
2. Pengait lanyards tidak boleh terhubung secara langsung ke tali statis
Riley Pulley atau carabiner harus diguankan setiap waktu.
3. Lanyard mungkin bisa diamankan dengan menggunakan strop, slings,
peralatan jangkar lainnya yang diperkenankan.
4. Layard dari pegangan tali atau webbing harus sesuai dengan peredam
tegangan.
5. Lanyards harus diinspeksi dan tersedia sebelum pekerjaan.
2) Menggunakan Sistem Pelindung Terjatuh untuk Para Pekerja

a. Pekerja harus mencantelkan salah satu sisi lanyard ke atas “D” loop
dibelakang sisi lainnya untuk mengamankan titik jangkar pada bangunan
atau suatu struktur (harus dikaitkan kembali).
b. Memilih titik jangkar secara praktis harus dilaksanakan pada pekerjaan di
atas ketinggian 2 meter agar supaya membatasi kemungkinan jatuh bebas
dari ketinggian 2 meter harus mengenakan Full Body Harness.
c. Ketika Fall Harness dilengkapi dengan pendukung “D” ring untuk pinggang
pendukung ini mungkin hanya boleh digunakan seperti menggunakan
harness keselamatan. Contoh kedua sisi “D” ring harus digunakan untuk
mengamankan ikat pinggnag untuk pekerjaan yang menggunakan kedua
tangan bersam dengan penahan jatuh terhubung ke dorsal “D”.
d. Full Body Harness tidak boleh terkontaminasi oleh cat atau bahan kimia
dan tidak mengalami kerusakan.

PERTAMINA EP CEPU
SHEET 23 OF 31

REV

PROSEDUR PERANCAH & DOC. NO. : JTB-PP-S-PRC-000-


00016
C
0

BEKERJA DI KETINGGIAN DATE BY CHKD APVD


07-11-2016 AHS PS RML

e. Full Body Harness dan lanyard harus diinspeksi terlebih dahulu sebelum
digunakan untuk kemampuan pelayanan. Jika terdapat potongan atau
sobekan, harness atau lanyard harus segera disingkirkan dari
penggunaan.
f. Full Body Harness dan lanyards harus disimpan dimana merka tidak akan
mengalami kerusakan, terutama di gantung diatas lantai.
g. Lanyard tidak boleh dihubungkan secara bersamaan untuk memanjangkan
mereka.
3) Melepaskan dan Mengaitkan kembali Full Body Harness di Ketinggian.

Jika mengaitkan kembali lanyard yang diperlukan ketika di atas ketinggian,


yang perlu diperhatikan Lanyard kedua dapat digunakan untuk memastikan
penguna tetap terpasang setiap saat.
4) Peralatan dan Perlengkapan

Ketika terdapat potensi risiko yang dikarenakan alat pekerjaan seperti


peralatan dan perlengkapan yang digunakan dapat terjatuh dari area kerja,
maka metode perlindungan yang harus dipertimbangkan adalah:
a. Mungkin diperlukan penggunaan tali pengikat yang dikaitkan ke
pergelangan tangan dari pekerja ketika menggunakan peralatan tangan.
b. Area di bawah kegiatan dibarrikade untuk menghindari jalan masuk
dimana pekerjaan di atas tanah terjadi.
5) Pelatihan

Semua orang yang membutuhkan penggunaan pelindung jatuh harus dilatih


sepenuhnya dalam cara penggunaan yang benar dan perawatan
perlengkapan. Hal ini dilaksanakan oleh departemen HSE sesuai dengan
kebutuhan.

PERTAMINA EP CEPU
SHEET 24 OF 31

REV

PROSEDUR PERANCAH & DOC. NO. : JTB-PP-S-PRC-000-


00016
C
0

BEKERJA DI KETINGGIAN DATE BY CHKD APVD


07-11-2016 AHS PS RML

Scafollding/Perancah

Gambar.1 Sistem Scafollds/Perancah


Portable

Pekerja yang bekerja di scaffold akan menghadapi bahaya-bahaya sebagai


berikut:

 Jatuh dari ketinggian : disebabkan oleh terpeleset, jalan masuk yang


tidak aman dan kurangnya pelindung jatuh.

 Tertimpa peralatan atau reruntuhan yang jatuh.

 Tersengat listrik dari jaringan listrik overhead.

 Runtuhnya scaffold karena ketidakstabilan dan beban berlebih.

 Alas / papan panggung yang sudah rusak yang memungkinkan orang bisa
jatuh

Kemungkinan jatuh dari scaffold dapat terjadi pada aktifitas sebagai berikut:

 Saat naik ke atau turun dari scaffold.

 Saat bekerja di platform scaffold yang tidak dipasang penghalang.

 Saat platform scaffoldatau papan landasan rusak.

PERTAMINA EP CEPU
SHEET 25 OF 31

REV

PROSEDUR PERANCAH & DOC. NO. : JTB-PP-S-PRC-000-


00016
C
0

BEKERJA DI KETINGGIAN DATE BY CHKD APVD


07-11-2016 AHS PS RML

X. Pengertian Perancah / Scafollding

Perancah/Scafollding adalah suatu struktur sementara yang


berfungsi untuk menyangga manusia yang berfungsi untuk
menyangga matrial dalam bentuk konstruksi atau bangunan-
bangunan besar lainnya.

1. Tipe-tipe dari Scaffolding yaitu: Comment [q9]: Jenis Scafollding dan Kompon
dalam Scafollding

a. Modular Scaffolding
Scaffolding yang dibuat secara fabrikasi termasuk rangka.
b. Hanging Scaffolding
Scaffolding Independent yang digantungkan pada struktur bangunan tetap
dan tidak dapat diturunkan atau diangkat
c. Frame Scaffolding
Scaffolding yang dibuat secara fabrikasi termasuk rangka menyilang
d. Mobile Scaffolding
Scaffolding yang berdiri sendiri dilengkapi dengan roda di bawah tiang dan
dapat dipindah
2. Komponen-komponen dari Scaffolding

a. Tiang vertical (standard)

Merupakan tiang utama dari konstruksi scaffolding. Pada dasar lantai


yang tidak rata harus diletakkan Base Plates atau Jack Base. Pada
prosedur standar harus dilengkapi dengan Sole Board.
b. Ledger (gelagar memanjang)
Berfungsi sebagai pengikat antar Standard dan untuk membentuk lift pada
perancah dan sebagai tumpuan Transom. Antara Standard dan Ledger
harus diikat dengan Clamp Mati.
c. Transom (gelagar melintang)

PERTAMINA EP CEPU
SHEET 26 OF 31

REV

PROSEDUR PERANCAH & DOC. NO. : JTB-PP-S-PRC-000-


00016
C
0

BEKERJA DI KETINGGIAN DATE BY CHKD APVD


07-11-2016 AHS PS RML

Transom terpasang diatas Ledger dan berfungsi untuk menumpu platform.


ransom tidak boleh dipasang dibawah di bawah Ledger, dan harus
menggunakan Clamp Mati.
d. Bracing (pipa silang)
Berfungsi sebagai penguat bagi konstruksi perancah. Bracing harus diikat
dengan Clamp Hidup.

e. Guardrail atau Handrail (palang pengaman)


Berfungsi sebagai palang pengaman agar agar orang tidak jatuh saat
berada di pelataran (Platform). Handrail harus diikat.
f. Timber Sole atau Sole Board (papan alas)
Timber Sole diletakkan di bawah Standard, di bawah Base Plates atau
Jack Base. Berfungsi untuk penahan agar Standard tidak ambles jika
lantai dasar lembek dan untuk menyalurkan beban pada Standard agar
tersebar merata ke landasan yang lebih luas
g. Base Plates (plat dasar)

Base Plates dipasang diantara Timber Sole dan Standard. Berfungsi untuk
menjaga kerusakan pada ujung Standard dan menjaga agar Standard
tidak bergeser dan dipakukan ke Timber Sole
h. Jack Base (plat dasar yang bisa diajas)

Jack Base digunakan untuk landasan Standard apabila dasar perancah


tidak rata. Jack Base dapat diajas untuk menaikkan maupun menurunkan
Standard.
i. Swivel Coupler (clamp hidup)

Swivel Coupler hanya digunakan untuk mengikat pipa silang atau


menyambung.
j. Right Angle Coupler (clamp mati)

PERTAMINA EP CEPU
SHEET 27 OF 31

REV

PROSEDUR PERANCAH & DOC. NO. : JTB-PP-S-PRC-000-


00016
C
0

BEKERJA DI KETINGGIAN DATE BY CHKD APVD


07-11-2016 AHS PS RML

Right Angle Coupler hanya digunakan untuk mengikat pipa horizontal


dengan Standard
k. Joint Pin (penyambung)

Joint Pin digunakan sebagai penyambung antara ujung pipa.

3. Penggunaan alat lain untuk bekerja diketinggian

Penggunaan alat lain yang digunakan untuk bekerja diketinggian ada


katrol/pully block dan tali manila yang mana alat tersebut untuk mentransfer
matrial. Penggunaan alat bantu crane digunakan untuk menggunakan
mengangkat matrial dari bawah ke atas platform scafollding.

4. Sistem Menggunakan Perancah/Scafollding

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat bekerja dengan menggunakan


scaffold:

 Gunakan metode tiga titik kontak (three point contact) saat naik
atau turun dari scaffold.

 Perhatikan batas beban yang diijinkan dari platform kerja dan prosedur
yang tepat untuk mengaitkan alat bantu angkat mekanis. Beban
barang yang akan dinaikkan atau diturunkan dengan alat bantu angkat
mekanis ini harus dibawah batas beban dari kapasitas platform
termasuk faktor safety-nya.

 Setiap orang yang berada di scaffold dengan ketinggian lebih dari 10


feet (3 meter) harus dilindungi dari bahaya jatuh ke permukaan yang
lebih rendah dengan menggunakan “Personal Fall Arrest System” atau
“Guardrail System”.

 Jangan menjulurkan badan melebihi pagar platform.

PERTAMINA EP CEPU
SHEET 28 OF 31

REV

PROSEDUR PERANCAH & DOC. NO. : JTB-PP-S-PRC-000-


00016
C
0

BEKERJA DI KETINGGIAN DATE BY CHKD APVD


07-11-2016 AHS PS RML

 Jangan menggunakan tangga, atau benda lainnya diatas scaffold untuk


tujuan menaikkan ketinggian jangkauan, kecuali di platform yang sangat
luas.

 Barikade area dibawah scaffold untuk mencegah pekerja yang berada


di bawah scaffold dari bahaya jatuhnya peralatan dan material.

 Pasang kanopi atau jaring dibawah platform scaffold untuk menampung


atau menahan benda benda atau peralatan yang jatuh.

Dimana penjelasan tentang:

- Inspeksi & perawatan ??

- APD yang digunakan ??

- Alat proteksi apa saja yang digunakan ??

- Penjelasan isi scaffolding yang dipergunakan dan cara perakitan ???

- Penggunaan alat lain untuk bekerja diketinggian ????

- Penggunaan tangga ??

- Metoda penyelamatan saat bekerja diketinggian ??

PERTAMINA EP CEPU

You might also like