Professional Documents
Culture Documents
Document No.:
24 Halaman
HEMA-TLPGR-HSE-PRO-001
REVISION TABLE
RECORD OF REVISION
REV. Implemented
Section Page Comment Explanation
No. (Y/N)
PROJECT HSE MANAGEMENT PLAN
PEMBANGUNAN
TEMPORARY SUPPLY POINT LPG - REMBANG
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 5
2. RUANG LINGKUP DOKUMEN ................................................................ 6
3. TUJUAN ................................................................................................. 6
4. DEFINISI .............................................................................................. 6
5. KOMITMEN MANAJEMEN ...................................................................... 6
6. INDIKATOR KINERJA HSE .................................................................... 7
7. STRUKTUR ORGANISASI HSE ............................................................... 8
7.1 Struktur Organisasi Organisasi HSE............................................ 8
7.2 Tugas dan Tanggung Jawab........................................................ 8
8. RISK ASSESSMENT (PENILAIAN RISIKO)........................................... 10
8.1 Identifikasi Bahaya................................................................... 10
8.2 Analisa Risiko............................................................................ 10
8.3 Penilaian Risiko......................................................................... 11
8.4. Pengendalian Risiko.................................................................. 11
9. PROGRAM PENGENDALIAN RESIKO.................................................... 13
9.1 Kontrol Masuk........................................................................... 13
9.2 Indikasi & Orientasi HSE........................................................... 13
9.3 Sertifikat Kompetensi & HSE.................................................... 14
9.4 Sertifikasi Peralatan............................. .................................... 14
9.5 Surat Ijin Kerja (SIKA) dan Job Safety Analysis (JSA)............. 14
9.6 Lock Out Tag Out (LOTO).......................................................... 14
9.7 Material Safety Data Sheet (MSDS).......................................... 15
9.8. Pengendalian & Pengelolaan Limbah....................................... 15
9.9. HSE Meeting (Rapat HSE)......................................................... 16
9.10. Pengukur Kualitas Lingkungan Kerja....................................... 16
10. JOURNEY MANAGEMENT PLAN .......................................................... 17
10.1. Komitmen Manajemen ............................................................. 17
10.2. Keselamatan Berkendara ......................................................... 17
PROJECT HSE MANAGEMENT PLAN
PEMBANGUNAN
TEMPORARY SUPPLY POINT LPG - REMBANG
1. PENDAHULUAN
PT. Heksa Energi Mitraniaga “HEMA” merupakan mitra PT. Pertamina Patra Niaga yang
ditunjuk untuk menyediakan Jasa Pembangunan dan Pengoperasian Fasilitas Temporary
Supply Point LPG Terminal yang berlokasi di Terminal Sluke, Pelabuhan Rembang.
Fasilitas Temporary Supply Point LPG yang dibangun adalah sebagai berikut:
a). Fasilitas Penerimaan, meliputi :
Jalurpipa ukuran 8” (liquid) dan 4” (vapour) dengan spesifikasi API 5L Grade-B,
yang dilengkapi dengan Emergency Shutdown Valve (ESDV)
Peneriman LPG dari Kapal Tanker LPG menggunakan Flexible Hose ukuran 8” x 6
meter (untuk liquid, atau dengan panjang yang disesuaikan) dan ukuran 4” x 6
meter (untuk vapaour), delengkapi dengan koneksi flange ANSI #300.
Jalur Penerimaan dilengkapi dengan fasilitas injeksi merchaptant.
3. TUJUAN
Dalam rangka untuk mengendalikan risiko maupun dampak dari bahaya yang ditimbulkan
oleh operasi/kegiatan pekerjaan di proyek pembangunan Temporary Supply Point LPG-
Rembang, maka PT. Abin Putra Raya sebagai sub-kontraktor untuk melaksanakan sebagian
pekerjaan, menetapkan rencana HSE untuk mendukung kegiatan pelaksanaan pekerjaan
pada proyek tersebut. Rencana dari HSE ini antara lain mencakup:
Hubungan sub-kontraktor (PT. Abin Putra Raya) dengan Tim Manajemen Proyek PT.
Heksa Energi Mitraniaga “HEMA” dan juga pihak-pihak lain yang terkait.
Perbaikan yang berkesinambungan dari penerapan HSE PT. Abin Putra Raya dengan pihak
PT. Heksa Energi Mitraniaga “HEMA” yang bertujuan untuk meningkatkan efektifitas
sistem HSE.
Kepatuhan terhadap Perundangan dan Peraturan yang berlaku baik di Indonesia
maupun lnternasional.
4. DEFINISI
Definisibeberapaistilahyangterdapatdidalamdokumeninisebagaiberikut:
PROYEK Jasa Pembangunan dan Pengoperasian Fasilitas Temporary
Supply Point LPG Terminal yang berlokasi di Terminal Sluke,
Pelabuhan Rembang.
PERUSAHAAN PT. Pertamina Patra Niaga sebagai Pemilik Proyek.
KONTRAKTOR PT. Heksa Energi Mitraniaga “HEMA”sebagai pihak yang
bertanggungjawab melaksanakan PROYEK.
SUBKONTRAKTOR Pihak yang menandatangani kontrak untuk melaksanakan
sebagian pekerjaan KONTRAKTOR.
VENDOR/MANUFAKTUR Pihak yang menyediakan/membuat material atau peralatan sesuai
dengan spesifikasi yang dipesan oleh KONTRAKTOR.
DITJENMIGAS Perwakilan dari Pemerintah Indonesia yang bertanggung jawab
untuk memberikan ijin dan sertifikat untuk fasilitas minyak dan
gas.
5. KOMITMEN MANAJEMEN
5.1. Komitmen Manajemen
PT. Abin Putra Raya memiliki komitmen dalam menjalankan kegiatan usahanya
seperti yang tertuang pada “Kebijakan Mutu dan Keselamatan Kesehatan Kerja dan
Lindungan Lingkungan” (Terlampir).
PROJECT HSE MANAGEMENT PLAN
PEMBANGUNAN
TEMPORARY SUPPLY POINT LPG - REMBANG
Dalam mencapai target dan sasaran tersebut, dilakukan melalui HSE Program yang akan
dilakukan di proyek ini
B. Safety Man
Merupakan personil utama terkait HSE di dalam kegiatan proyek. HSE harus
mendukung project manager, Construction Manger dan tim konstruksi untuk
mencegah terjadi kecelakaan atau kejadian sakit akibat kerja atau untuk mencapai
zero incident, injuries, illness.
Memberikan contoh positif dalam mencegah terjadinya insiden/kejadian
kecelakaan, injuri, dan sakit akibat kerja.
Memberikan saran dan mendukung Site Manager terkait permasalahan HSE di
proyek.
Menjadi perwakilan dalam kegiatan rapat HSE dengan klien.
Mengembangkan, mengimplementasikan, dan memelihara HSE plan proyek.
Memastikan supervisor/pengawas pekerjaan mengetahui dan memahami HSE
plan yang berlaku di proyek.
Memastikan tugas dan tanggung jawab terkait HSE bagi masing-masing
personil dikomunikasikan dan dijalankan.
Mengembangkan budaya K3 dan menjadi contoh baik untuk semua personil di
proyek.
Menyiapkan dan memelihara dokumen-dokumen HSE yang dibutuhkan untuk
kegiatan proyek dan pastikan sesuai dengan peraturan perundangan dan
ketentuan dari klien.
Memastikan semua program HSE yang sudah dibuat, dilaksanakan di proyek
termasuk kegiatan induksi/orientasi K3.
Memastikan kebijakan HSE sudah dikomunikasi kepada seluruh karyawan di
proyek.
Memastikan karyawan mengetahui prosedur penanganan keadaan darurat.
Memastikan dan memonitor kegiatan di proyek sesuai dengan prosedur HSE
yang berlaku.
Melaksanakan inspeksi dan audit terjadap kegiatan proyek terkait
permasalahan HSE.
Melaporkan laporan HSE kepada project manager.
Memastikan kegiatan tool box meeting dilaksanakan setiap hari di lapangan.
Berpartisipasi aktif dalam kegiatan atau program-program HSE.
C. Supervisor
Supervisor atau pengawas pekerjaan akan banyak berinteraksi dengan
karyawan. Supervisor melaporkan permasalahan HSE kepada Site Manager .
Memberikan contoh positif dalam mencegah terjadinya insiden/ kejadian
kecelakaan dan sakit akibat kerja.
Membuat perencanaan kerja yang khusus untuk diterapkan dan dilaksanakan
di lapangan.
Memastikan bahwa karyawan yang bekerja di bawahnya mempunyai
pengetahuan HSE.
Memastikan bahwa peralatan kerja yang digunakan memenuhi syarat HSE dan
aman untuk digunakan serta dipelihara.
Memastikan seluruh karyawan menggunakan alat pelindung diri yang
dipersyaratkan.
Memastikan bahwa semua pekerjaan yang dilaksanakan sudah dibuatkan ijin
kerja.
PROJECT HSE MANAGEMENT PLAN
PEMBANGUNAN
TEMPORARY SUPPLY POINT LPG - REMBANG
Metode yang digunakan untuk proses identifikasi bahaya adalah dengan Analisis
Keselamatan Pekerjaan (Job Safety Analysis/JSA) dengan urutan proses sebagai
berikut :
− Tentukan aktivitas pekerjaan yang akan diindentifikasi potensi bahaya nya.
− Uraikan langkah-langkah pekerjaan yang akan dilakukan.
− Tentukan potensi bahaya yang mungkin muncul dari aktivitas pekerjaan.
− Tentukan upaya pengendalian/rekomendasi dari bahaya-bahaya tersebut
(dengan metode pengendalian bahaya yaitu eliminasi, substitusi, isolasi,
administrasi dan pemakaian alat pelindung diri (APD).
− Lakukan pencatatan dan pendokumentasian.
− Komunikasikan kepada semua karyawan di proyek melalui tool box meeting
sebelum memulai pekerjaan.
− Lakukan tinjau ulang berkala untuk melihat kemungkinan muncul potensi
bahaya baru dari pekerjaan yang dilakukan.
KONSEKUENSI PROBABILITAS
Tingkat keparahan
MANUSIA A B C D E
1. Extreme (E) Diperlukan tindakan serius dari Manager Program Eliminasi/ Substitusi/
Konstruksi melalui konsultasi dengan personil Engineering, Administrasi (Sosialisasi,
khusus dan dilakukan penilaian dari seluruh Pelatihan, WI, Warning), APD
tim
2. High (H) Pekerjaan dapat dilanjutkan, namun dengan Program Eliminasi/ Substitusi/
pengawasan dan pengendalian secara ketat Engineering, Administrasi (Sosialisasi,
Pelatihan, WI, Warning, Rambu), APD
3. Medium (M) Tingkat risiko masih dapat diterima, namun Pengendalian Administrasi (Sosialisasi,
masih diperlukan pengawasan dan Pelatihan, WI, Warning, Rambu), APD
pengendalian lebih lanjut
proyek, penanggulangan keadaan darurat dan lainnya yang diberikan oleh klien/owner.
Induksi dan orientasi ini diberikan pada saat awal sebelum memulai bekerja.
a) Induksi HSE
Induksi HSE adalah proses pemberian informasi dan pengarahan terkait aspek K3
agar pekerja memahami peraturan dan ketentuan aspek HSE yang berlaku di
kontraktor maupun klien/owner. Dilaksanakan sebelum memulai bekerja.
b) Orientasi HSE
Orientasi HSE adalah proses pemberian informasi secara komprehensif terkait
dengan program K3 yang akan diterapkan di proyek, bahaya dan risiko,
pengendalian risiko, lingkungan kerja, dan teknis pelaksanaan HSE selama
melakukan pekerjaan di proyek tersebut.
9.5 Surat Ijin Kerja Aman (SIKA) & Job Safety Analysis (JSA)
Surat Ijin Kerja Aman (SIKA) wajib dibuat sebelum memulai pekerjaan di proyek. SIKA
berlaku untuk pekerjaan yang memerlukan ijin khusus untuk melaksanakan pekerjaan
seperti Ijin Pekerjaan Panas, Ijin Memasuki Ruang Terbatas, Ijin Penggalian, Ijin
Bekerja di Ketinggian serta ijin lainnya yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini. Tujuan
diberlakukan SIKA adalah untuk menentukan praktek kerja yangterdokumentasi untuk
mengelola dan mengontrol resiko yang terkait dengan pekerjaan tertentu. SIKA harus
diajukan selambatnya 1 (satu) hari sebelum memulai pekerjaan untuk disetujui oleh
perwakilan dari klien/owner. Ketentuan mengenai SIKA dan JSA ini mengikuti aturan
dari klien/owner.
Yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun
kering dan sebagainya. Sampah organik dapat diolah lebih lanjut menjadi pupuk
kompos.
b) Sampah Anorganik – tidak terurai (undergredable) :
Yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus
makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, dan
sebagainya. Sampah anorganik dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang
dijadikan produk lainnya. Sampah anorganik dapat dibagi lagi menjadi :
− Recyclable : sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena masih
memiliki nilai secara ekonomi seperti plastic, kertas, kain dan lain-lain.
− Non-recyclable : sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat
diolah atau diubah kembali seperti carbon paper, punting rokok dan lain-lain.
Limbah bahan berbahaya beracun (B3) hasil dari kegiatan konstruksi akan dikelola
sesuai prosedur/MSDS dan peraturan perundangan. Limbah B3 akan dikumpulkan
kedalam wadah khusus dan disimpan di gudang sementara Limbah B3 ( workshop)
untuk kemudian diberikan kepada pihak pengelola limbah B3 yang sudah
mendapatkan sertifikat dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Dishub
c) Semua peralatan kerja wajib dibersihkan dan dirapikan kembali setelah selesai
bekerja dan ditempatkan pada wadah yang ditentukan.
d) Kegiatan house keeping diterapkan minimal 10 menit sebelum memulai pekerjaan
dan sebelum pekerjaan selesai.
personil atau pekerja ataupun material dan fasilitas yang digunakan di proyek. Prosedur
yang disediakan mencakup prosedur penanganan keadaan darurat kecelakaan kerja
(major), kebakaran, gempa bumi dan banjir, pencemaran, demonstrasi, medical
evacuation.
a) Keadaan Darurat Kecelakaan Kerja
Pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan tindakan pertolongan sementara
yang diberikan kepada seseorang yang mendapat kecelakaan untuk kemudian
diberikan penanganan lebih lanjut oleh tenaga medis. Jika terjadi kecelakaan kerja.
- Jangan panik.
- Teriak minta bantuan, jangan sendirian menolong korban.
- Hindari bahaya yang masih ada baik untuk diri sendiri atau korban.
- Jika kita memiliki keterampilan medis, lakukan pertolongan pertama pada
kecelakaan, jika tidak meminta bantuan HSE atau medis.
- Periksa kesadaran atau reaksi korban.
- Periksa jalan napas korban. Bersihkan mulut dari benda asing yang menyumbat
jalan napas.
- Periksa pernapasan korban. Jika masih bernapas, beri posisi pemulihan, tetapi
jika tidak bernapan beri korban bantuan pernapasan (untuk tenaga ahli).
- Periksa denyut nadi dan jantung. Jika masih berdenyut, beri posisi pemulihan
dan periksa pendarahan baik di dalam maupun luar. Jika tidak ada denyut, beri
kompresi jantung.
- Lakukan tindakan pertolongan pertama sesuai dengan kebutuhan korban
(untuk tenaga ahli).
- Cari transportasi untuk memindahkan korban ke klinik atau rumah sakit.
- Kumpulkan bukti dan penyebab terjadinya kecelakaan.
- Berikan tindakan selanjutnya dan dapatkan pelajaran dari kasus yang terjadi.
a) Kepala Regu
- Menentukan dan memutuskan kebijakan tanggap darurat.
- Mengajukan anggaran dana yang berkaitan dengan sarana dan prasarana
tanggap darurat.
- Mengundang partisipasi seluruh pekerja untuk melangsungkan latihan tanggap
darurat di lingkungan proyek.
- Menyusun rencana pemulihan keadaan darurat proyek.
d) Tim Evakuasi
- Memimpin prosedur evakuasi secara aman, selamat, dan cepat.
PROJECT HSE MANAGEMENT PLAN
PEMBANGUNAN
TEMPORARY SUPPLY POINT LPG - REMBANG
e) Tim P3K
- Melaksanakan tindakan P3K.
- Melaporkan segala kekurangan/kerusakan sarana dan prasarana P3K di
lingkungan proyek.
- Melaporkan kepada wakil kepala atau kepala regu.
f) Keamanan
- Melaksanakan tindakan pengamanan baik internal maupun eksternal selama
terjadi keadaan darurat di proyek.
g) Tim Pendukung
- Tim pendukung terdiri dari logistik dan transportasi di mana logistic menyiapkan
kebutuhan umum tanggap darurat (makanan, minuman, pakaian, selimut,
pakaian) sedangkan transportasi menyiapkan sarana transportasi dari
dalam/luar lingkungan proyek.
Nama
No. Tipe Kegunaan Keterangan
Peralatan
2. HSE Meeting
- Rapat Koordinasi/ HSE Meeting Bulanan Rapat antara HSE dan konstruksi membahas
permasalahan HSE dan progress proyek
- Tool Box Meeting (TBM) Harian Rapat pekerja sebelum memulai pekerjaan
membahas pekerjaan dan informasi HSE
3. HSE Training
- HSE Induksi & Orientasi Setiap penerimaan Pemberian informasi kepada pekerja baru
karyawan baru sebelum memulai bekerja di proyek
- Sosialisasi HSE Plan & Prosedur Sekali / proyek Pemberian informasi mengenai HSE Plan yang
telah disetujui untuk proyek ini kepada semua
karyawan juga sosialisasi prosedur kerja yang
sudah disetujui
4. Inspeksi K3
6. SIKA dan JSA Continue Ketersediaan SIKA dan JSA setiap akan
dilakukan pekerjaan
7. House Keeping Mingguan Kegiatan housekeeping di proyek
8. Audit dan review 6 (Enam) bulan sekali Kegiatan audit internal (kontraktor) maupun
eksternal (klien)