You are on page 1of 18

ISSN 0216-8138

MKG Vol. 18, No.2, Desember 2017 (128 - 145)


© 2017 FHIS UNDIKSHA dan IGI

Analisis Ketersediaan Fasilitas Sosial di Kabupaten


Banjarnegara, sebagai Pendukung Kondisi Darurat
Bencana dan Pengembangan Wilayah
Mohammad Isnaini Sadali, Fikri Intizhar, Aisyah
Masuk: 10 11 2017 / Diterima: 30 12 2017 / Dipublikasi: 31 12 2017
© 2017 Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial UNDIKSHA dan IGI

Abstract
The availability of social facilities in a region needs to be adjusted to the standard needs of
regional public facilities to serve the needs of the population. Evaluation of the availability and
needs of social facilities is important to support regional development. Besides that, social
facilities can be an emergency infrastructure facility when disaster strikes. This research uses
quantitative research method and analyzed descriptively. The aims of this research are: to
identify and analyze the suitability between the availability and the need for social facilities in
Banjarnegara Regency based on the serviceability, and to describe the benefits of social
facilities for disaster emergency. The results of this study indicate that junior high school
facilities still require additional in some districts and high school education facilities in
Kabupaten Banjarnegara still require addition in all subdistrict, while health facility in the form of
‘Puskesmas Pembantu’ still needed addition of 1 facility in Kecamatan Purwareja Klampok. The
existence of schools, health facilities and worship becomes very important when disaster occurs
and requires rapid, appropriate, and emergency evacuation.

Key words: social facilities, infrastructure, disaster, regional development

Abstrak
Ketersediaan fasilitas sosial pada suatu wilayah perlu disesuaikan dengan standar kebutuhan
sarana parasana umum wilayah untuk melayani kebutuhan penduduk. Evaluasi ketersediaan
dan kebutuhan fasilitas sosial penting dilakukan guna mendukung pengembangan wilayah. Di
sisi lain, fasilitas sosial dapat menjadi sarana prasarana darurat pada saat terjadi bencana.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dan dianalisis secara deskriptif.
Tujuan dari penelitian ini adalah: mengidentifikasi dan menganalisis kesesuaian antara
ketersediaan dengan kebutuhan fasilitas sosial di Kabupaten Banjarnegara berdasarkan daya
layan, serta mendiskripsikan manfaat fasilitas sosial untuk darurat bencana. Hasil dari penelitian
ini menunjukkan bahwa sarana pendidikan SMP masih memerlukan penambahan di beberapa
kecamatan dan sarana pendidikan SMA di Kabupaten Banjarnegara masih memerlukan
penambahan di seluruh kecamatan, sedangkan fasilitas kesehatan berupa Puskesmas
Pembantu masih dibutuhkan penambahan 1 fasilitas di Kecamatan Purwareja Klampok.
Keberadaan sekolah, sarana kesehatan dan peribadatan menjadi sangat penting ketika
bencana terjadi dan membutuhkan evakuasi secara cepat, tepat, dan darurat.

Kata kunci : fasilitas sosial, sarana prasarana, bencana, pengembangan wilayah

1. Pendahuluan mendasar selain pangan dan sandang


Kebutuhan penduduk yang paling adalah tempat tinggal yang sering
disebut dengan lahan permukiman
Mohammad Isnaini Sadali
Progam Studi Pembangunan Wilayah, Fakultas Geografi (Sadali, 2014). Sarana prasarana
UGM. Bulaksumur, Sleman, Yogyakarta, 55281 permukiman sebagai penunjang
m.isnaini.s@ugm.ac.id

128 | Media Komunikasi Geografi, Vol 18, No. 2, Desember 2017: 128-145
Analisis Ketersediaan Fasilitas Sosial ... Mohammad Isnaini Sadali

kehidupan sosial, ekonomi dan budaya dalam suatu wilayah meliputi sarana
menjadi penting dalam pemenuhan pendidikan, kesehatan, perdagangan
kebutuhan hidup. Kebutuhan lahan dan jasa, pemerintahan dan pelayanan
permukiman akan terus meningkat umum, peribadatan, rekreasi dan
dengan diikuti oleh kebutuhan sarana kebudayaan, olahraga dan lapangan
prasarana umum pendukung lainnya terbuka, Ruang Terbuka Hijau (RTH)
seiring perkembangan penduduk pada dan makam serta sarana prasarana
suatu wilayah. Perkembangan penunjang kegiatan sosial lainnya di
penduduk dapat dilihat melalui wilayah tertentu. Ketersediaan fasilitas
pertambahan penduduk yang pada sosial pada suatu wilayah perlu
dasarnya dipengaruhi oleh beberapa disesuaikan dengan standar kebutuhan
faktor demografi, yaitu: kematian sarana parasana umum untuk melayani
(mortalitas), kelahiran (natalitas), dan penduduk yang berada pada wilayah
migrasi (mobilitas). Kecenderungan tersebut. Sarana prasarana umum
perkembangan penduduk yang terjadi berfungsi untuk mengembangkan
di Indonesia secara umum dan di kehidupan dan penghidupan keluarga
Kabupaten Banjarnegara saat ini serta mengembangkan kegiatan
adalah populasi penduduk akan bermasyarakat terkait sosial, budaya
cenderung mengelompok dan banyak dan ekonomi. Evaluasi ketersediaan
pada wilayah perkotaan atau pusat dan kebutuhan fasilitas sosial penting
kegiatan tertentu. Menurut Yunus dilakukan guna mendukung
(2002) daerah pusat kegiatan pengembangan wilayah. Hal ini terkait
merupakan pusat kehidupan sosial, daya layan fasilitas sosial terhadap
ekonomi, budaya, dan politik dalam jumlah penduduk yang dilayani apakah
suatu kota sehingga pada kawasan ini sudah dapat dipenuhi atau diperlukan
terdapat bangunan utama untuk penambahan lagi.
kegiatan sosial ekonomi. Pusat
Pengembangan suatu wilayah sebagai
kegiatan pada suatu wilayah mampu
sebuah pusat kegiatan akan
memberikan daya tarik bagi beberapa
berorientasi pada penyediaan sarana
penduduk yang memang memiliki
prasarana atau fasilitas penunjang yang
kepentingan dan motif tertentu dengan
ada di dalamnya mampu mendukung
harapan dapat diwujudkan pada daerah
perkembangan kegiatan wilayah
tujuan.
tersebut. Pemenuhan kebutuhan
Lingkungan permukiman merupakan fasilitas pelayanan masyarakat oleh
sebuah kawasan perumahan dengan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara
luas dan jumlah penduduk tertentu yang ditujukan untuk menjamin
dilengkapi dengan sistem sarana kesejahteraan dan keberlangsungan
prasarana lingkungan melalui penataan hidup masyarakat yang tinggal di setiap
yang terencana dan teratur sehingga bagian wilayah di Kabupaten
memungkinkan pengelolaan dan Banjarnegara. Keberadaan fasilitas
pelayanan yang optimal. Fasilitas sosial sosial sebagai sarana prasarana umum
yang termasuk dalam sarana prasarana wilayah seperti sarana pendidikan,
umum yang dibutuhkan masyarakat sarana kesehatan, sarana ruang

129 | Media Komunikasi Geografi, Vol 18, No. 2, Desember 2017: 128-145
Analisis Ketersediaan Fasilitas Sosial ... Mohammad Isnaini Sadali

terbuka dan lapangan olahraga dilaksanakannya penelitian ini


merupakan penunjang bagi keberadaan ditekankan pada beberapa hal, yaitu:
sebuah kawasan perumahan dan 1. Mengidentifikasi ketersediaan
permukiman. Di sisi lain, fasilitas sosial fasilitas sosial di Kabupaten
dapat menjadi sarana prasarana Banjarnegara;
2. Menganalisis kesesuaian antara
darurat pada saat terjadi bencana.
ketersediaan dan kebutuhan
Keberadaan sekolah, sarana fasilitas sosial di Kabupaten
kesehatan, sarana peribadatan, gedung Banjarnegara berdasarkan daya
atau balai pertemuan menjadi sangat layan; dan
penting ketika bencana terjadi dan 3. Mendiskripsikan manfaat fasilitas
membutuhkan evakuasi secara cepat, sosial sebagai sarana prasarana
tepat, dan darurat. Penyiapan sarana umum untuk darurat bencana.
prasarana umum sebagai bentuk
2. Metode
layanan tanggap darurat merupakan
respon cepat evakuasi dan antisipasi
Penelitian ini menggunakan metode
korban bencana.
penelitian kuantitatif dengan data
Indonesia termasuk wilayah yang sekunder sebagai data utama dan
dikelilingi oleh dua jalur gunung berapi dianalisis secara deskriptif. Lokasi
(sirkum Meditterrania dan sirkum penelitian berada di seluruh Kabupaten
Pasifik), sehingga negara Indonesia Banjarnegara yang terdiri dari 20
rentan terhadap berbagai bencana alam kecamatan. Pengolahan data dilakukan
(Suarna, 2013). Kabupaten dengan mengacu pada Peraturan
Banjarnegara termasuk wilayah yang Menteri PU No. 41/PRT/M/2007
dilewati jalur gunung berapi sirkum tentang Pedoman Kriteria Teknis
Meditterrania. Menurut peta indeks Kawasan Budidaya dan SNI 03-1733-
rawan bencana nasional tahun 2012 2004 tentang Tata Cara Perencanaan
yang dikeluarkan BNPB, Kabupaten Lingkungan Perumahan di Perkotaan.
Banjarnegara termasuk wilayah yang Ketersediaan sarana prasarana umum
memiliki tingkat kerawanan bencana yang sudah ada di Kabupaten
tinggi. Frekuensi kejadian bencana dari Banjarnegara dapat dievaluasi jumlah
Januari 2014-Juni 2014 mencapai lebih (kuantitas) sarana prasarana umum
dari 7 kali. Dengan demikian dengan standar kebutuhan sarana
kesiapsiagaan masyarakat dan sarana prasarana umum pada suatu wilayah.
prasarana pendukung mitigasi bencana Pada prinsipnya kebutuhan fasilitas
di Kabupaten Banjarnegara perlu sosial didasarkan pada daya layan atau
disiapkan sedini mungkin. kemampuan sarana prasarana
Berdasarkan penjelasan di atas maka melayani penduduk yang berada di
perlu diteliti tentang ketersediaan wiiayah tersebut. Dengan demikian
fasilitas sosial di Kabupaten kebutuhan dan ketersediaan sarana
Banjarnegara, sebagai pendukung prasarana umum di Kabupaten
kondisi darurat bencana dan Banjarnegara diharapkan mampu
pengembangan wilayah. Tujuan melayani jumlah penduduk yang tinggal
sesuai dengan standar yang sudah

130 | Media Komunikasi Geografi, Vol 18, No. 2, Desember 2017: 128-145
Analisis Ketersediaan Fasilitas Sosial ... Mohammad Isnaini Sadali

ditetapkan secara nasional. Pada kesehatan, serta peribadatan.


penelitian ini, analisis ketersediaan dan Kebutuhan sarana prasarana umum
kebutuhan sarana prasarana umum (jumlah sarana dan luas lahan yang
ditekankan pada 3 sarana utama, yaitu dibutuhkan) dirinci dalam Tabel 1
sarana pendidikan dan pembelajaran, berikut ini.

Tabel 1.
Kebutuhan Sarana Pendidikan dan Pembelajaran, Kesehatan, serta Peribadatan
Jumlah Kebutuhan Per Satuan Sarana
Standard
No. Jenis Sarana Penduduk Luas Lantai Luas Lahan (m2/jiwa)
Pendukung (jiwa)Min. (m2) Min. (m2)
Kebutuhan Sarana Pendidikan dan Pembelajaran
1. Taman Kanak- 1.250 216 500 0,28
Kanak
2. Sekolah Dasar 1.600 633 2.000 1,25
3. SLTP 4.800 2.282 9.000 1,88
4. SMU 4.800 3.835 12.500 2,6
5. Taman Bacaan 2.500 72 150 0,09
Kebutuhan Sarana Kesehatan
1. Posyandu 1.250 36 60 0,048
2. Balai Pangobatan 2.500 150 300 0,12
Warga
3. BKIA/Klinik 30.000 1.500 3.000 0,1
Bersalin
4. Puskesmas 30.000 150 300 0,006
Pembantu dan
Balai Pangobatan
Lingkungan
5. Puskesmas dan 120.000 420 1000 0,008
Balai Pangobatan
6. Tampat Praktek 5.000 18 - -
Dokter
7. Apotik/ Rumah 30.000 120 250 0,025
Obat
Kebutuhan Sarana Peribadatan
1. Musholla/ Langgar 250 45 100 0,36
2. Masjid Warga 2.500 300 600 0,24
3. Masjid Lingkungan 30.000 1.800 3.600 0,12
(Kelurahan)
4. Masjid Kecamatan 120.000 3.600 5.400 0,03
5. Sarana ibadah Tergantung sistem Tergantung Tergantung -
agama lain kekerabatan/ kebiasaan kebiasaan
Hirarki lembaga setempat setempat
Sumber: SNI 03-1733-2004

3. Hasil dan Pembahasan Banjarnegara memiliki variasi pada


3.1 Ketersediaan Fasilitas Sosial setiap kecamatan, dan hal ini menjadi
Jumlah dan distribusi ketersediaan salah satu pertimbangan dalam
fasilitas sosial di Kabupaten penentuan hierarki wilayah. Di dalam

131 | Media Komunikasi Geografi, Vol 18, No. 2, Desember 2017: 128-145
Analisis Ketersediaan Fasilitas Sosial ... Mohammad Isnaini Sadali

dokumen RTRW Kabupaten Kesehatan


Banjarnegara tahun 2011-2030, Kabupaten Banjarnegara memiliki 173
Kecamatan Banjarnegara memiliki fasilitas pelayanan kesehatan di tahun
status sebagai Pusat Kegiatan Lokal 2015. Pembangunan fasilitas
(PKL) dan merupakan wilayah pelayanan kesehatan relatif meningkat
pengembangan I. Adanya prioritas dari tahun sebelumnya yang hanya
pengembangan tersebut berdampak berjumlah 168 fasilitas di tahun 2014.
positif terhadap jumlah dan Beberapa jenis pelayanan kesehatan
kelengkapan sarana prasarana yang tersebut diantaranya: rumah sakit,
tersedia untuk melayani penduduk klinik, puskesmas, puskesmas
setempat dan penduduk yang ada di pembantu, puskesmas keliling, toko
daerah pelayanan (Roswita, 2016). obat, laboratorium, dan apotek. Di
Senada dengan hasil penelitian Ardila Kabupaten Banjarnegara terdapat 3
(2012), Kecamatan Banjarnegara rumah sakit yang terdiri dari 1 rumah
merupakan pusat pertumbuhan yang sakit negeri dan 2 rumah sakit swasta,
berada pada hierarki 1, sehingga 7 klinik swasta, 35 puskesmas, 41
fasilitas pelayanan di kecamatan ini puskesmas pembantu, 35 puskesmas
lebih lengkap dan berkembang keliling, 10 toko obat, 1 laboratorium
dibandingkan kecamatan lainnya. kesehatan, dan 41 apotek. Dari segi
jumlah dan jenis, konsentrasi
Pendidikan pelayanan kesehatan terletak di
Kabupaten Banjarnegara pada tahun Kecamatan Banjarnegara sebagai
2015 tercatat memiliki 459 sekolah ibukota kecamatan dengan total jumlah
playgroup, 4 Taman Kanan-Kanak (TK) fasilitas kesehatan mencapai 25
Negeri dan 294 TK swasta, 636 fasilitas, termasuk di dalamnya
Sekolah Dasar (SD) Negeri dan 13 laboratorium kesehatan.
swasta, 4 Madrasan Ibtidaiyah (Ml) Tempat Ibadah
Negeri dan 197 swasta, 85 Sekolah Sebagai salah satu penunjang kegiatan
Menengah Pertama (SMP) Negeri dan keagamaan, fasilitas tempat ibadah
22 swasta, 2 Madrasan Tsanawiyah merupakan bagian yang penting. Di
(MTs) negeri dan 33 swasta, 8 Sekolah Kabupaten Banjarnegara pada tahun
Menengah Atas (SMA) Negeri dan 5 2015 terdapat 5.202 jumlah tempat
swasta, 2 Madrasan Aliyah (MA) Negeri ibadah dengan rincian 1.533 masjid,
dan 13 swasta, 6 Sekolah Menengah 3.634 musholla/langgar, 9 gereja
Kejuruan (SMK) Negeri dan 16 swasta, katolik, 18 gereja protestan, dan 8
serta 140 Pondok Pesantren. Total vihara/pura, Jumlah ini cenderung
keseluruhan fasilitas pendidikan yang berkurang dari tahun 2014 yang
ada mencapai 1.941 pada tahun 2014, memiliki 5.272 jumlah tempat ibadah
angka ini cenderung menurun dari tahun dengan rincian 1.532 masjid, 3.705
2012 yang mencapai 1.998 fasilitas. langgar/musholla, 9 gereja katolik, 18
Penurunan jumlah fasilitas pendidikan gereja protestan, dan 8 vihara/pura.
tejadi pada fasilitas playgroup, Ml, dan Jumlah tempat ibadah yang berkurang
SMK di beberapa kecamatan. pada data tahun 2015 ini erat
hubungannya dengan kejadian

132 | Media Komunikasi Geografi, Vol 18, No. 2, Desember 2017: 128-145
Analisis Ketersediaan Fasilitas Sosial ... Mohammad Isnaini Sadali

bencana alam berupa longsor dasyat Kecamatan Mandiraja, Purwanegara,


tahun 2014 yang menimbulkan korban Wanadadi, Punggelan, Karangkobar,
jiwa dan kerusakan pada sejumlah Pejawaran, Batur, dan Kalibening (lihat
rumah dan fasilitas umum. Kejadian Tabel 2). Meskipun demikian pada
tersebut menimpa 2 kecamatan, yaitu setiap kecamatan sudah memiliki
Karangkobar dan Madukara (Humas fasilitas pendidikan berupa TK dengan
DPRD Banjarnegara, 2014). jumlah yang bervariasi. Berdasarkan
selisih antara ketersediaan dan
3.2 Analisis Kesesuaian dan Daya kebutuhan TK di Kabupaten
Layan Fasilitas Sosial Banjarnegara, di Kecamatan Kalibening
Fasilitas Pendidikan masih memerlukan jumlah TK paling
banyak, yaitu 13 penambahan.
Ditinjau dari kuantitasnya, fasilitas
Kecamatan lain yang membutuhkan
pendidikan memiliki standar yang
penambahan jumlah TK cukup banyak
berbeda-beda. Taman Kanak-Kanak
adalah Kecamatan Punggelan dan
(TK) memiliki standar 1 fasilitas TK
Kecamatan Batur dengan jumlah
untuk melayani 1.250 penduduk.
penambahan yang dibutuhkan
Fasilitas SD dan Ml, setiap terdapat
sebanyak 9 TK.
1.600 penduduk maka minimal didirikan 1
SD/MI. Untuk tingkat SMP/Mts, minimal Jumlah SD/MI di Kabupaten
terdapat 1 fasilitas apabila untuk 4.800 Banjarnegara pada tahun 2015
penduduk. Sedangkan untuk tingkat seluruhnya berjumlah 850 fasilitas.
SMA/MA/SMK, setiap terdapat 4.800 Kecamatan Punggelan menjadi
penduduk maka minimal didirikan 1 kecamatan dengan jumlah total SD dan
fasilitas pendidikan setingkat SMA Ml terbanyak yaitu 70 fasilitas,
sederajat. sedangkan Kecamatan Pandanarum
menjadi kecamatan dengan jumlah
Berdasarkan Tabel 2, fasilitas
fasilitas SD/MI yang paling sedikit yaitu
pendidikan TK di beberapa kecamatan,
berjumlah 23 fasilitas. Dengan standar
belum semuanya memenuhi standar
1.600 penduduk untuk 1 fasilitas SD/MI,
yang ada. Namun secara keseluruhan
seluruh Kecamatan di Kabupaten
dari kondisi eksisting yang ada, fasilitas
Banjarnegara telah memenuhi standar
TK di Kabupaten Banjarnegara
yang ditetapkan. Dengan demikian
(sejumlah 757 TK) sudah dapat
kebutuhan penambahan fasilitas SD/MI
memenuhi kebutuhan penduduk
di Kabupaten Banjarnegara tidak
(sejumlah 712 TK). Kecamatan Rakit
diperlukan, sehingga dapat difokuskan
sebagai kecamatan yang memiliki
pada peningkatan kualitas sumberdaya
fasilitas pendidikan berupa TK
(siswa, tenaga pendidik, dan tenaga
terbanyak (59 unit) dan memenuhi
kependidikan) serta sarana prasarana
jumlah standar yang ditetapkan. Hasil
penunjang pada pendidikan SD/MI
analisis daya layan yang telah
sederajat.
dilakukan menunjukkan bahwa terdapat
8 kecamatan (dari 20 kecamatan) yang Berdasarkan Tabel 2, Jumlah SMP/Mts
belum memenuhi kebutuhan fasilitas di Kabupaten Banjarnegara pada tahun
pendidikan berupa TK, antara lain: 2015 seluruhnya berjumlah 144

133 | Media Komunikasi Geografi, Vol 18, No. 2, Desember 2017: 128-145
Analisis Ketersediaan Fasilitas Sosial ... Mohammad Isnaini Sadali

fasilitas. Jumlah fasilitas pendidikan Pagedongan, Madukara, Wanadadi,


yang sudah ada belum dapat Karangkobar, Kalibening, dan
memenuhi standar kebutuhan fasilitas Pandanarum. Secara keseluruhan,
pendidikan SMP/sederajat pada jumlah fasilitas pendidikan berupa
sebagian kecamatan di Kabupaten SMP/sederajat di Kabupaten
Banjarnegara. Sejumlah 13 kecamatan Banjarnegara saat ini (144 sekolah),
belum mencukupi standar jumlah belum dapat memenuhi kebutuhan
fasilitas pendidikan yang sudah penduduk terhadap fasilitas pendidikan
ditetapkan oleh Kementerian Pekerjaan SMP/sederajat (185 sekolah). Hasil
Umum (SNI 03-1733-2004). Kecamatan pengolahan data menunjukkan bahwa
yang sudah mencukupi standar jumlah jumlah fasilitas pendidikan
fasilitas pendidikan atau tidak SMP/sederajat di Kabupaten
memerlukan lagi penambahan fasilitas Banjarnegara masih memerlukan
pendidikan berupa SMP/sederajat penambahan sebanyak 41 sekolah.
antara lain: Kecamatan Banjarnegara,

Gambar 1. Ketersediaan Fasilitas Pendidikan Kabupaten Banjarnegara

Jumlah fasilitas pendidikan pada strata Banjarnegara mencapai 889.951 jiwa


Sekolah Menengah Atas atau sederajat (lihat Tabel 2). Apabila
di Kabupaten Banjarnegara hanya menunggunakan standar yang sudah
berjumlah 50 fasilitas. Jumlah ini dapat ditetapkan yaitu 4.800 penduduk untuk
dikatakan sedikit, melihat jumlah total setiap 1 fasilitas SMA/sederajat, maka
penduduk yang ada di Kabupaten di seluruh kecamatan di Kabupaten

134 | Media Komunikasi Geografi, Vol 18, No. 2, Desember 2017: 128-145
Analisis Ketersediaan Fasilitas Sosial ... Mohammad Isnaini Sadali

Banjarnegara tidak ada yang penduduk (population threshold) di


memenuhi syarat. Mempertimbangkan Kabupaten Banjarnegara terhadap
jumlah fasilitas pendidikan fasilitas pendidikan berupa
SMA/sederajat dan persebarannya di SMA/sederajat. Dengan kata lain,
Kabupaten Banjarnegara, maka ke terdapat kemungkinan sebagian
depan penambahan jumlah penduduk yang akan bersekolah
SMA/sederajat dapat diarahkan pada SMA/sederajat melakukan migrasi
kecamatan yang belum memiliki keluar Kabupaten Banjarnegara karena
fasilitas pendidikan SMA/sederajat tidak dapat terakomodir atau kuota di
seperti Kecamatan Susukan, Pagentan, Kabupaten Banjarnegara sudah tidak
dan Pandanarum. Hal ini dapat memenuhi.
mempertimbangkan kebutuhan

Tabel 2.
Ketersediaan dan Kebutuhan Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2015
No Kecama- Jumlah Keter- Kebutuhan Ket. Keter- Kebutu- Ket.
tan Pendu- sediaan TK (1:1.250 TK sediaan han SD SD
duk TK org) SD (1:1.600
2015 org)
1 Susukan 59.621 52 48 T 54 37 T
Purwareja
2 46.139 47 37 T 44 29 T
Klampok
3 Mandiraja 63.835 45 51 BT 60 40 T
Purwa-
4 69.401 49 56 BT 58 43 T
negara
5 Bawang 52.078 50 42 T 51 33 T
Banjar-
6 57.849 49 46 T 43 36 T
negara
Pagedo-
7 35.099 34 28 T 39 22 T
ngan
8 Sigaluh 29.206 41 23 T 29 18 T
9 Madukara 40.496 49 32 T 36 25 T
Banjar-
10 39.300 40 31 T 41 25 T
mangu
11 Wanadadi 28.440 21 23 BT 33 18 T
12 Rakit 49.346 59 39 T 53 31 T
Pungge-
13 69.352 46 55 BT 70 43 T
lan
Karang-
14 27.562 19 22 BT 32 17 T
kobar
15 Pagentan 35.569 31 28 T 32 22 T
Pejawa-
16 41.205 27 33 BT 39 26 T
ran
17 Batur 36.912 21 30 BT 28 23 T
Wanayas
18 44.336 36 35 T 45 28 T
a
Kali-
19 43.144 22 35 BT 40 27 T
bening
Pandan-
20 21.061 19 17 T 23 13 T
arum

135 | Media Komunikasi Geografi, Vol 18, No. 2, Desember 2017: 128-145
Analisis Ketersediaan Fasilitas Sosial ... Mohammad Isnaini Sadali

Jumlah 889.951 757 712 T 850 556 T


No Kecama- Jumlah Keter- Kebutuhan Ket. Keter- Kebutu- Ket.
tan Pend- sediaan SMP (1:4.800 SMP sediaan han SMA SMA
uduk SMP org) SMA (1:4.800
2015
org)
1 Susukan 59.621 5 12 BT 0 12 BT
Purwareja 7 10 BT
2 46.139 6 10 BT
Klampok
3 Mandiraja 63.835 11 13 BT 2 13 BT
Purwa- 1 14 BT
4 69.401 9 14 BT
negara
5 Bawang 52.078 7 11 BT 6 11 BT
Banjar- 11 12 BT
6 57.849 13 12 T
negara
Pagedo-
7 35.099 8 7 T 2 7 BT
ngan
8 Sigaluh 29.206 4 6 BT 3 6 BT
9 Madukara 40.496 8 8 T 1 8 BT
Banjar-
10 39.300 5 8 BT 1 8 BT
mangu
11 Wanadadi 28.440 6 6 T 3 6 BT
12 Rakit 49.346 7 10 BT 2 10 BT
Pungge- 1 14 BT
13 69.352 11 14 BT
lan
Karang-
14 27.562 6 6 T 3 6 BT
kobar
15 Pagentan 35.569 6 7 BT 0 7 BT
Pejawa-
16 41.205 8 9 BT 2 9 BT
ran
17 Batur 36.912 4 8 BT 1 8 BT
Wana- 2 9 BT
18 44.336 7 9 BT
yasa
Kali- 2 9 BT
19 43.144 9 9 T
bening
Pandan- 0 4 BT
20 21.061 4 4 T
arum
Jumlah 889.951 144 185 BT 50 185 BT
Sumber: Hasil pengolahan dan analisis data primer, 2017

Kesehatan puskesmas, puskesmas pembantu, dan


Fasilitas kesehatan merupakan hal fasilitas-fasilitas pendukung seperti
yang vital di setiap kondisi, utamanya puskesmas keliling, laboratorium,
saat terjadi bencana. Banyaknya apotek, dan toko obat.
jumlah fasilitas kesehatan dapat pula Rumah sakit merupakan fasilitas
menggambarkan kondisi ketahanan kesehatan dengan kapasitas jumlah
masyarakat yang ada. Fasilitas pasien terbesar. Berdasarkan standar
kesehatan dibagi menjadi beberapa yang ada (SNI 03-1733-2004),
tingkatan sesuai dengan kapasitasnya, keberadaan 1 fasilitas rumah sakit
diantaranya rumah sakit, klinik, dapat melayani sekurang-kurangnya
240.000 penduduk. Di Kabupaten

136 | Media Komunikasi Geografi, Vol 18, No. 2, Desember 2017: 128-145
Analisis Ketersediaan Fasilitas Sosial ... Mohammad Isnaini Sadali

Banjarnegara terdapat 3 rumah sakit, fasilitas kesehatan berupa Puskesmas


dengan kebutuhan rumah sakit dapat dikatakan sudah terpenuhi.
sebanyak 7 rumah sakit. Jumlah ini Secara keseluruhan terdapat 35
belum dapat memenuhi kebutuhan Puskesmas yang tersebar di seluruh
sesuai standar yang telah ditetapkan kecamatan di Kabupaten Banjarnegara
Kementerian Pekerjaan Umum. (lihat Gambar 2)
Berdasarkan Tabel 3, dari 20 Puskesmas pembantu merupakan
kecamatan yang ada di Kabupaten fasilitas pendukung puskesmas.
Banjarnegara hanya Kecamatan Sebuah fasilitas puskesmas pembantu
Bawang, Banjarnegara, dan Sigaluh harus tersedia apabila sudah terdapat
saja yang sudah terdapat rumah sakit. 30.000 penduduk disekitar lokasi
Dengan kata lain kecamatan- tersebut (mengacu SNI 03-1733-2004).
kecamatan tersebut sudah memenuhi Pada Tabel 3 ditunjukkan bahwa dari
standar kebutuhan fasilitas kesehatan 20 kecamatan yang ada di Kabupaten
berupa rumah sakit. Banjarnegara terdapat 1 kecamatan
Puskesmas merupakan fasilitas yang belum memenuhi standar ini, yaitu
pendukung klinik dan rumah sakit. Kecamatan Purwareja Klampok.
Menurut SNI 03-1733-2004, sebuah Berdasarkan jumlah penduduk di
fasilitas puskesmas harus ada apabila Kabupaten Banjarnegara, kebutuhan
terdapat 120.000 penduduk di sekitar Puskesmas Pembantu secara
daerah tersebut. Di Kabupaten keseluruhan sudah terpenuhi.
Banjarnegara dari 20 kecamatan yang
ada, kebutuhan penduduk terhadap

Gambar 2. Ketersediaan Fasilitas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara

137 | Media Komunikasi Geografi, Vol 18, No. 2, Desember 2017: 128-145
Beberapa fasilitas kesehatan pendukung ini perlu diprioritaskan
pendukung seperti puskesmas keliling, keberadaan fasilitas tersebut. Di
laboratorium, apotek, dan toko obat Kabupaten Banjarnegara terdapat 13
juga merupakan fasilitas yang penting kecamatan yang sudah memenuhi
dalam penyediaan pelayanan kebutuhan fasilitas ini, sedangkan
kesehatan bagi masyarakat. Di kecamatan yang belum memiliki fasilitas
Kabupaten Banjarnegara secara pendukung yang berjumlah 7
keseluruhan jumlah fasilitas kesehatan kecamatan, yaitu: Kecamatan
pendukung sudah dapat terpenuhi, Pagedongan, Rakit, Punggelan,
hanya saja persebarannya belum Pagentan, Pejawaran, Wanayasa, dan
merata sehingga beberapa kecamatan Pandanarum (lihat Tabel 3).
yang belum memiliki fasilitas kesehatan

Tabel 3.
Ketersediaan dan Kebutuhan Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2015
No Kecama- Jumlah Keter- Kebutu Ket. Keterse- Kebutu- Ket.
tan Penduduk sediaan -han RS diaan han Puskes
2015 RS RS Puskes. Puskes .
mas
1 Susukan 59.621 0 0 T 2 0 T
Purwareja
2 Klampok 46.139 1 0 T 2 0 T
3 Mandiraja 63.835 0 1 BT 2 1 T
Purwa-
4 negara 69.401 0 1 BT 2 1 T
5 Bawang 52.078 1 0 T 2 0 T
Banjar-
6 negara 57.849 1 0 T 2 0 T
Pagedo-
7 ngan 35.099 0 0 T 1 0 T
8 Sigaluh 29.206 0 0 T 2 0 T
9 Madukara 40.496 0 0 T 2 0 T
Banjar-
10 mangu 39.300 0 0 T 2 0 T
11 Wanadadi 28.440 0 0 T 2 0 T
12 Rakit 49.346 0 0 T 2 0 T
13 Punggelan 69.352 0 1 BT 2 1 T
Karang-
14 kobar 27.562 0 0 T 1 0 T
15 Pagentan 35.569 0 0 T 2 0 T
16 Pejawaran 41.205 0 0 T 1 0 T
17 Batur 36.912 0 0 T 2 0 T
18 Wanayasa 44.336 0 0 T 2 0 T
19 Kalibening 43.144 0 0 T 1 0 T
Pandan-
20 arum 21.061 0 0 T 1 0 T
Jumlah 889.951 3 7 BT 35 7 T

138 | Media Komunikasi Geografi, Vol 18, No. 2, Desember 2017: 128-145
Analisis Ketersediaan Fasilitas Sosial ... Mohammad Isnaini Sadali

No Kecama- Jumlah Keter- Kebutu Ket. Keterse- Kebutu- Ket.


tan Penduduk sediaan -han Pustu diaan Fas. han Fas. Fas.
2015 Pustu Pustu Kes. Kes. Kes.
Pendukung Pendu- Pendu-
kung kung
1 Susukan 59.621 2 2 T 2 2 T
Purwareja
2 Klampok 46.139 1 2 BT 5 2 T
3 Mandiraja 63.835 4 2 T 4 2 T
Purwa-
4 negara 69.401 3 2 T 2 2 T
5 Bawang 52.078 3 2 T 5 2 T
Banjar-
6 negara 57.849 2 2 T 15 2 T
Pagedo-
7 ngan 35.099 1 1 T 0 1 BT
8 Sigaluh 29.206 3 1 T 2 1 T
9 Madukara 40.496 2 1 T 2 1 T
Banjar-
10 mangu 39.300 1 1 T 2 1 T
11 Wanadadi 28.440 2 1 T 4 1 T
12 Rakit 49.346 2 2 T 1 2 BT
13 Punggelan 69.352 2 2 T 1 2 BT
Karang-
14 kobar 27.562 2 1 T 4 1 T
15 Pagentan 35.569 2 1 T 0 1 BT
16 Pejawaran 41.205 3 1 T 0 1 BT
17 Batur 36.912 1 1 T 1 1 T
18 Wanayasa 44.336 3 1 T 0 1 BT
19 Kalibening 43.144 1 1 T 1 1 T
Pandan-
20 arum 21.061 1 1 T 0 1 BT
Jumlah 889.951 41 30 T 51 30 T
Sumber: Hasil pengolahan dan analisis data primer, 2017

Tempat Ibadah ditetapkan standar tertentu mengenai


Tempat peribadatan merupakan pemenuhan kebutuhan fasilitas ibadah.
fasilitas yang dapat digunakan untuk Di Kabupaten Banjarnegara total
menunjang kegiatan beragama. Pada jumlah masjid yang ada mencapai
fasilitas peribadahan umat islam 1.533 masjid (lihat Gambar 3)
(masjid, langgar, mushola), standar Jumlah ini telah memenuhi seluruh
yang ditetapkan adalah 2.500 standar fasilitas masjid di seluruh
penduduk untuk 1 masjid dan 250 kecamatan di kabupaten ini.
penduduk untuk sebuah Sedangkan pada fasilitas
langgar/musholla. Fasilitas peribadatan langgar/musholla, tidak semua
umat beragama lainnya, belum kecamatan memenuhi standar yang
telah di tetapkan, diantaranya
Kecamatan Susukan, Purwanegara

139 | Media Komunikasi Geografi, Vol 18, No. 2, Desember 2017: 128-145
Analisis Ketersediaan Fasilitas Sosial ... Mohammad Isnaini Sadali

Klampok, Banjarnegara, Madukara, atau langgar dapat digantikan dengan


Pagentan, Pejawaran, Bantur, terpenuhinya jumlah fasilitas masjid
Wanayasa, dan Kalibening. Namun yang sudah tersebar pada setiap
kurangnya jumlah fasilitas musholla kecamatan.

Gambar 3. Ketersediaan Tempat Ibadah Islam Kabupaten Banjarnegara

Tabel 4. Ketersediaan dan Kebutuhan Fasilitas Peribadatan di Kabupaten


Banjarnegara Tahun 2015
Ket.
Jumlah Ketersediaan Kebutuhan
No Kecamatan Fasilitas
Penduduk 2015 Masjid Masjid
Peribadatan
1 Susukan 59.621 67 24 T
Purwareja
2 Klampok 46139 44 18 T
3 Mandiraja 63835 57 26 T
4 Purwanegara 69401 100 28 T
5 Bawang 52078 84 21 T
6 Banjarnegara 57849 103 23 T

140 | Media Komunikasi Geografi, Vol 18, No. 2, Desember 2017: 128-145
Analisis Ketersediaan Fasilitas Sosial ... Mohammad Isnaini Sadali

7 Pagedongan 35099 77 14 T
8 Sigaluh 29206 63 12 T
9 Madukara 40496 77 16 T
10 Banjarmangu 39300 101 16 T
11 Wanadadi 28440 59 11 T
12 Rakit 49346 65 20 T
13 Punggelan 69352 152 28 T
14 Karangkobar 27562 68 11 T
15 Pagentan 35569 73 14 T
16 Pejawaran 41205 78 16 T
17 Batur 36912 34 15 T
18 Wanayasa 44336 74 18 T
19 Kalibening 43144 84 17 T
20 Pandanarum 21061 73 8 T
Jumlah 889951 1533 356 T
Sumber: Hasil pengolahan dan analisis data primer, 2017

3.3 Fasilitas Sosial Sebagai Sarana Kejadian bencana alam di Kabupaten


Prasarana Umum Darurat Banjarnegara didominasi oleh bencana
Bencana tanah longsor. Meskipun terdapat
Terdapat berbagai penyedia informasi bencana yang lain, seperti: bencana
mengenai bahaya bencana alam, salah angin kencang, kebakaran, pohon
satunya yakni lembaga negara yang tumbang, banjir dan rumah roboh.
bertanggung jawab dalam Dalam periode waktu sebulan di tahun
penanggulangan bencana, serta kantor 2017 ini wilayah Kabupaten
layanan fasilitas publik (yang Banjarnegara dilanda 40 kejadian
mengeluarkan data-data dan peta-peta bencana alam. Berdasarkan BPPD
bahaya, risiko dan dampak bencana) Banjarnegara kejadian tanah longsor
(Benson, Twigg & Rossetto, 2007). Di terjadi hampir merata baik di
Indonesia terdapat Lembaga pegunungan utara maupun selatan.
Pemerintah Non Departemen, berada di Wilayah pegunungan utara yang
bawah dan bertanggungjawab langsung mengalami longsor tersebar di
kepada Presiden yang dibentuk dalam Kecamatan Banjarmangu, Madukara,
rangka menjalankan tugas dan fungsi Pejawaran, Wanayasa, Pagentan,
penyelenggaraan penanggulangan Pandanarum dan Punggelan. Sedang
bencana, yakni Badan Nasional kecamatan di pegunungan utara yang
Penanggulangan Bencana (BNPB). jadi pusat titik longsor tersebar di
Pada level daerah/regional terdapat Kecamatan Susukan, Mandiraja,
Badan Penanggulangan Bencana Purwanegara dan Pagedongan (Aziz,
Daerah (BPBD) untuk melaksanakan 2017).
tugas dan fungsi penanggulangan Kejadian bencana alam tanah longsor
bencana di daerah. tahun 2014 merupakan bencana

141 | Media Komunikasi Geografi, Vol 18, No. 2, Desember 2017: 128-145
Analisis Ketersediaan Fasilitas Sosial ... Mohammad Isnaini Sadali

dengan jumlah pengungsi terbanyak darurat bencana. Pada kondisi


setelah kejadian 1955. Pada tahun 2014 bencana, fasilitas pendidikan dapat
tercatat 1.742 orang pengungsi dari bermanfaat untuk berbagai hal, salah
mulai dewasa hingga anak-anak. satunya untuk lokasi titik kumpul
Longsor yang terjadi Jumat sore (12 evakuasi atau sarana penampungan
Desember 2014) di Dusun Jemblung, sementara. Secara umum sekolah
Desa Sampang, Kecamatan menempati lahan yang relatif luas
Karangkobar mengakibatkan sebanyak dengan ruang kelas dan halaman yang
105 rumah tertimbun longsor, satu memungkinkan untuk berkumpul.
masjid dan sungai sepanjang 1 km rata Beberapa kasus yang terjadi di wilayah
dengan tanah, sawah seluas 8 Ha dan Indonesia, saat terjadi banjir
kebun palawija seluas 5 Ha juga rusak pemerintah menghimbau masyarakat
parah. Pada kejadian ini warga untuk mengungsi di sekolah hingga
mengungsi di 17 posko pengungsian banjir surut. Pada tahun 2010,
dan ke rumah keluarga di luar area Pemerintah Kabupaten Sleman
bencana. Beberapa tempat yang menyiapkan fasilitas-fasilitas sosial
menjadi posko pengungsian ialah sebagai lokasi pengungsian. Dua puluh
puskesmas, tempat ibadah, sekolah, (20) lokasi pengungsian berupa balai
dan tenda posko yang dibangun desa dan gedung sekolah
petugas. (Suriyanto, 2014). dialihfungsikan menjadi tempat
Berdasarkan fakta dan peristiwa yang pengungsian. Hal ini merupakan upaya
terjadi seperti dijabarkan di atas, darurat dalam mengantisipasi
fasilitas sosial yang dapat mendukung kemungkinan yang dapat terjadi akibat
saat kondisi darurat bencana adalah aktivitas Gunung Merapi (Anggardha,
fasilitas yang diadakan oleh pemerintah 2010).
atau pihak swasta yang dapat Di Kabupaten Banjarnegara sendiri,
dimanfaatkan oleh masyarakat umum pada tahun 2016 peristiwa longsor di
di lingkungan sekitarnya. Beberapa Desa Clapar menyebabkan sebanyak
contoh fasilitas tersebut adalah 250 warga dari 83 kepala keluarga (KK)
puskesmas, klinik, sekolah, tempat mengungsi di gedung TK Pertiwi,
ibadah, tempat olahraga, pasar, Clapar, Madukara (Parwito, 2016).
taman/ruang terbuka, dan ruang Sumber lain menyebutkan bahwa
serbaguna. Fasilitas-fasilitas sosial sebanyak 158 jiwa warga RT 3-5 RW 1
seperti sekolah, balai desa, gedung mengungsi ke SD Negeri 2 Clapar,
serbaguna, dan tempat ibadah sering Madukara (Maharani, 2016).
dijadikan sebagai lokasi pengungsian Berdasarkan fakta tersebut, peran
ketika terjadi bencana. fasilitas pendidikan (sekolah) dalam
Fungsi Fasilitas Pendidikan dalam kondisi darurat bencana sangat
Situasi Darurat Bencana menunjang untuk evakuasi dan tempat
Fasilitas pendidikan sangat penting pengungsian korban bencana.
bagi keberlangsungan regenerasi Fasilitas-fasilitas sosial yang
bangsa. Sekolah sebagai ruang publik difungsikan sebagai lokasi
menjadi sangat penting dalam situasi penampungan pengungsi harus

142 | Media Komunikasi Geografi, Vol 18, No. 2, Desember 2017: 128-145
Analisis Ketersediaan Fasilitas Sosial ... Mohammad Isnaini Sadali

memenuhi beberapa kondisi, antara sebagai pusat komando operasi


lain berupa bangunan permanen/ tanggap darurat bencana, untuk
bangunan darurat, kapasitas cukup mengkoordinasikan, mengendalikan,
besar, tersedia air bersih, terdapat memantau dan mengevaiuasi
sarana MCK, terdapat tempat pelaksanaan tanggap darurat bencana.
pembuangan sampah, serta memiliki Fungsi Fasilitas Kesehatan dalam
penerangan yang cukup (Departemen Situasi Darurat Bencana
Kesehatan Rl, 2007).
Fasilitas kesehatan merupakan hal
Fungsi Balai Pertemuan dalam Situasi yang vital dalam kondisi
Darurat Bencana tanggap/darurat bencana. Pada kondisi
Fasilitas publik menjadi salah satu ini, diperlukan perlindungan dan
bagian yang penting dalam kondisi pelayanan terhadap korban bencana
darurat bencana yang dapat secara cepat dan tepat. Dalam kondisi
dimanfaatkan dalam penyelenggaraan tanggap bencana di tingkat kabupaten
penanggulangan bencana. Pada atau kota. fasilitas kesehatan dan
kondisi tersebut penyelamatan dan instansi berfungsi sebagai koordinator
evakuasi masyarakat yang terkena pembagian obat dan pelayanan
bencana menjadi hal yang vital. Dalam kesehatan. Di dalam Pedoman Teknis
kondisi darurat/tanggap bencana Penanggulangan Krisis Kesehatan
diperlukan pembentukan pos komando Akibat Bencana tahun 2007
tanggap darurat bencana. Departemen Kesehatan Rl
Balai Pertemuan merupakan salah satu menyampaikan bahwa setiap fasilitas
fasilitas publik yang dapat digunakan kesehatan terbagi atas beberapa
dalam situasi tanggap darurat bencana. tahapan dan tugas dalam pengaturan
Beberapa fungsi balai pertemuan dan pendistribusian obat dan
diantaranya sebagai lokasi evakuasi pembekalan kesehatan, diantaranya:
dan pos komando tanggap darurat 1. Posko kesehatan langsung
bencana, hal tersebut diatur dalam meminta obat dan pembekalan
Peraturan Kepala Badan Nasional kesehatan kepada Dinas
Penanggulangan Bencana Nomor 14 Kesehatan setempat.
Tahun 2010. Adapun beberapa syarat 2. Obat dan pembekalan kesehatan
yang harus dipenuhi oleh sebuah yang tersedia di Puskesmas
bangunan untuk dijadikan sebagai pos Pembantu (Pustu) dan Puskesmas
komando tanggap darurat bencana dapat langsung dimanfaatkan
diantaranya: bangunan harus mudah untuk melayani korban bencana,
diakses oleh berbagai pihak yang bila terjadi kekurangan Puskesmas
terlibat dalam kegiatan tanggap darurat ataupun Pustu dapat langsung
bencana, aman dan terbebas dari meminta tambahan ke Dinkes
ancaman bencana, memiliki lahan parkir Ka/Kota (Instalasi Farmasi
yang memadai, dan memiliki luas lahan Kab/Kota)
sekurang-kurangnya 500 m 2.
3. Dinkes Kab/Kota (Instalasi
Keberadaan balai pertemuan dapat
Farmasi Kab/Kota) menyiapkan
mempermudah tim yang berfungsi
obat dan pembekalan kesehatan

143 | Media Komunikasi Geografi, Vol 18, No. 2, Desember 2017: 128-145
Analisis Ketersediaan Fasilitas Sosial ... Mohammad Isnaini Sadali

selama 24 jam untuk seluruh evakuasi masyarakat yang terkena


sarana kesehatan yang melayani bencana menjadi hal yang vital.
korban bencana baik di Hasil dari penelitian ini adalah analisis
Puskesmas, pos kesehatan, RSU, ketersediaan dan kebutuhan fasilitas
Sarana Pelayanan Kesehatan TNI sosial sebagai sarana prasarana umum
dan POLRI maupun Swasta. di Kabupaten Banjarnegara sesuai
4. Dinkes Provinsi dan/atau Depkes dengan daya layan dan standar
c.q Pusat Penanggulangan Krisis nasional yang ditetapkan menunjukkan
yang berkoordinasi dengan Ditjen bahwa fasilitas pendidikan tingkat TK
Binfar dan Alkes berfungsi sebagai dan SD masih dapat memenuhi
penyedia obat apabila mengalami kebutuhan penduduk terhadap fasilitas
kekurangan suplai. ini, sedangkan fasilitas pendidikan
tingkat SMP dan SMA masih
4. Penutup memerlukan penambahan. Kebutuhan
Sarana prasarana umum berfungsi penduduk terhadap fasilitas kesehatan
untuk mengembangkan kehidupan dan dapat dipenuhi oleh puskesmas,
penghidupan keluarga serta puskesmas pembantu, dan fasilitas
mengembangkan kegiatan kesehatan pendukung lainnya
bermasyarakat terkait sosial, budaya (Puskesmas keliling, laboratorium,
dan ekonomi. Kegiatan masyarakat apotek, dan toko obat). Fasilitas
terkait sosial dapat dilakukan di gedung peribadatan berupa masjid sudah
pertemuan warga maupun tempat tersebar merata dan terpenuhi pada
ibadah, seperti kegiatan rapat warga, setiap kecamatan di Kabupaten
pertemuan PKK, LKMD, sosialisasi Banjarnegara. Dengan analisis daya
kegiatan pemerintah, maupun kegiatan layan dapat dilakukan evaluasi
keagamaan. Terkait kegiatan budaya ketersediaan dan kebutuhan fasilitas
juga dapat dilakukan di gedung sosial berbasis wilayah serta dapat
pertemuan atau balai, seperti upacara menjadi bahan masukan dalam
peringatan budaya, kesenian warga perencanaan pengembangan wilayah
(tarian, musik, dan lain-lain), juga ke depan, khususnya perencanaan
pertunjukan seni budaya warga. fasilitas sosial.
Kegiatan ekonomi warga dapat
dilakukan pada fasilitas ekonomi seperti Daftar Pustaka
warung, toko, pasar, hingga bank.
Evaluasi ketersediaan dan kebutuhan Aziz, A. (2017). Sebulan Terjadi 40
fasilitas sosial penting dilakukan guna Bencana, Banjarnegara Tetapkan
mendukung pengembangan wilayah. Masa Darurat. Diakses November
Fungsi lain dari fasilitas publik menjadi 2017, dari
penting terutama dalam kondisi darurat https://www.merdeka.com/peristiwa/.
bencana yang dapat dimanfaatkan Ardila, R. (2012). Analisis
dalam penyelenggaraan Pengembangan Pusat Pertumbuhan
penanggulangan bencana. Pada Ekonomi di Kabupaten
kondisi tersebut penyelamatan dan Banjarnegara. Economics

144 | Media Komunikasi Geografi, Vol 18, No. 2, Desember 2017: 128-145
Analisis Ketersediaan Fasilitas Sosial ... Mohammad Isnaini Sadali

Development Analysis Journal, 1 (2), dan Implikasinya Terhadap


1-9. Kebutuhan RTH (Ruang Terbuka
Benson, Charlotte, John Twigg & Hijau) di D.I. Yogyakarta. Di dalam
Tiziana Rossetto. (2007). Perangkat Prosiding Pertemuan Ilmiah Ikatan
untuk Mengarusutamakan Geograf Indonesia (IGI). Hastuti et
Pengurangan Risiko Bencana: al. (Eds). hlm 366-379. Yogyakarta:
Catatan Panduan bagi Lembaga- Jurusan Pendidikan Geografi UNY.
Lembaga yang Bergerak dalam Soemarwoto, O. (1998). Analisis
Bidang Pembangunan. Switzerland: Dampak Lingkungan. Yogyakarta:
ProVention Consortium Secretariat. Gadjah Mada University Press.
Dharmasanti, R. (2016). Sarana SNI 03-1733-2004. (2004). Tata Cara
Prasarana Permukiman Perencanaan Lingkungan
Berdasarkan Sistem Perkotaan di Perumahan di Perkotaan. Jakarta:
Kabupaten Banjarnegara. Skripsi Kementerian Pekerjaan Umum.
(tidak diterbitkan). Fakultas Geografi Suarna, I. W. (2013). Aplikasi Geografi
UGM, Yogyakarta. dalam Penanganan Kebencanaan
Humas DPRD Banjarnegara. (2014). Lingkungan di Indonesia. Media
Banjarnegara Terkepung Bencana. Komunikasi Geografi, 14(1).
Diakses Desember 2016, dari Suriyanto. (2014). Pengungsi Longsor
http://dprd- Banjarnegara Capai 1.742 Jiwa.
banjarnegara.go.id/category/berita/. Diakses Oktober 2015, dari
Kementerian Pekerjaan Umum. 2007. https://www.cnnindonesia.com/nasio
Peraturan Menteri PU No. nal/20141215082747-20-18106/.
41/PRT/M/2007 tentang Pedoman Yunus, H. S. (2002). Struktur Tata
Kriteria Teknis Kawasan Budi Daya. Ruang Kota. Yogyakarta: Pustaka
Jakarta. Pelajar.
Maharani, E. (2016). 158 Korban Anggardha, A. 2010. Pemkab Sleman
Longsor Banjarnegara Masih di Siapkan 20 Lokasi Pengungsian.
Pengungsian. Diakses November Diakses Oktober 2015, dari
2016, dari news.viva. co.id/news/read/184513-
http://nasional.republika.co.id/ pemkab-sleman-siapkan-20-lokasi-
kanal/news/nasional. pengungsian.
Parwito. (2016). Bayi di Posko Departemen Kesehatan Rl. (2007).
Pengungsian Longsor Banjarnegara Tentang Pedoman Teknis
Membutuhkan Popok. Diakses Penanggulangan Krisis Kesehatan
November 2017, dari akibat Bencana. Jakarta:
https://www.merdeka.com/peristiwa/. Departemen Kesehatan Rl.
Sadali, Mohammad Isnaini. (2014).
Trend Perkembangan Penduduk

145 | Media Komunikasi Geografi, Vol 18, No. 2, Desember 2017: 128-145

You might also like