You are on page 1of 9

JURNAL EDUNursing, Vol. 1, No.

2, September 2017
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK THALASEMIA


DENGAN DIAGNOSA PRIORITAS KETIDAKEFEKTIFAN
PERFUSI JARINGAN PERIFER

Ana Farida Ulfa1), Edi Wibowo2)


1
FIK Unipdu Jombang (penulis 1)
email: penulis _1anafaridaulfa@fik.unipdu.ac.id
2
FIK Unipdu Jombang(penulis 2)
email: penulis _2ediwibowo@fik.unipdu.ac.id

Abstract

Thalassemia is a chronic descent disease, where clients with thalassemia will experience a
continuous decrease in Hb. This condition causes thalassemia clients to undergo regular
hospitalization to obtain blood transfusions. Currently, tansfusion is the best treatment of
thalassemia.
This research uses qualitative method with case study approach. The researcher chose the research
sample with the sampling quota. Researchers perform nursing care on 2 clients thalasemia who
are undergoing inpatient at RSUD Jombang.
The results show that the priority problem in thalassemia clients is peripheral tissue perfusion
ineffectiveness. This problem occurs because the decrease in client Hb levels that cause oxygen
supply to the entire body tissue is disrupted. The examination results on both clients showed low
Hb levels. Implementations performed for both clients are: observation of vital signs, including
capillary refill observation (CRT), blood transfusion administration, nutrition and activity settings.
The results of evaluation on clients 1 and 2 found that in addition to transfusion of nutrition and
activity management is also very necessary in clients with thalassemia, so it is important that
health education given to his family

Keywords: nursing care, thalassemia, peripheral tissue perfusion effectiveness

1. PENDAHULUAN Perawatan pasien thalasemia di rumah


Thalasemia merupakan penyakit sakit tidak hanya melalui tindakan kuratif
kronis yang terjadi pada anak-anak, atau pengobatan tetapi juga carative care
dimana pasien memerlukan perawatan atau tindakan keperawatan. Perawat
seumur hidupnya. Penderita talasemia memiliki peran dalam proses pemberian
tergantung pada transfusi darah serta asuhan keperawatan selama pasien
desferal seumur hidup. Kondisi inilah dirawat di rumah sakit.
yang mengharuskan pasien thalasemia Hasil riset terbaru sekitar 20 juta
masuk rumah sakit untuk menjalani penduduk Indonesia membawa gen
transfuse dan perawatan dalam frekuwensi penyakit talasemia. Mereka berpeluang
yang sering. mewariskan penyakit kelainan darah itu
kepada keturunannya. Frekuwensi
100
JURNAL EDUNursing, Vol. 1, No. 2, September 2017
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127

pembawa gen talasemia di Indonesia pembawa (carriers). Anak yang mewarisi


sekiar 5% (Wibowo, 2010). Tahun 2014 gen talasemia dari kedua orang tuanya
berdasar data yang diperoleh Yayasan akan menderita talasemia sedang sampai
Thalasemia Indonesia dan Persatuan berat ( Muncie & Camphell,2009).
Orang Tua Penderita Thalasmeia Belum ada obat untuk
diketahui jumlah penderita thalasemia di menyembuhkan pasien thalasemia.
Indonesia mencapai 6.647 orang. Menurut Wong 2009, terapi supportif
Jumlah penderita thalasemia yang bertujuan mempertahankan kadar Hb
masih hidup di rumah sakit Jombang per yang cukup untuk mencegah ekspansi
tahun 2016 adalah sebanyak 27 anak dan sumsum tulang dan deformitas tulang
100% dari pasien tersebut harus masuk yang diakibatkannya, serta menyediakan
rumah sakit untuk menjalani transfusi eritrosit dalam jumlah yang cukup untuk
darah. mendukung pertumbuhan dan aktifitas
Selama pasien thalasemia menjalani fisik yang normal. Transfusi darah
perawatan di rumah sakit perawat diberikan jika kadar Hb kurang dari 6
memiliki peran yang signifikan untuk gr% atau bila anak terlihat lemah dan
memberikan pelayanan dalam proses tidak nafsu makan (Ngastiyah,2005).
asuhan keperawatan. Keuntungan terapi supportif ini meliputi:
a. Meningkatkan kesehatan fisik dan
2. KAJIAN LITERATUR
psikologis karena anak mampu ikut
Talasemia merupakan penyakit serta dalam aktivitas normal.
anemia hemolitik dimana terjadi b. Penurunan kardiomegali dan
kerusakan sel darah merah di dalam hepatosplenomegali.
pembuluh darah sehingga umur eritrosit c. Perubahan pada tulang lebih sedikit.
menjadi pendek (kurang dari 100 hari ). d. Pertumbuhan atau perkembangan
(Ngastiyah, 2005) normal atau mendekati normal sampai

Talasemia adalah penyakit herediter usia pubertas.

yang diturunkan orang tua kepada Frekuwensi infeksi lebih sedikit.

anaknya. Anak yang mewarisi gen Proses keperawatan adalah metode

talasemia dari salah satu orang tua dan dimana suatu konsep diterapkan dalam

gen normal orang tua lain adalah seorang praktik Keperawatan. Hal ini dapat

101
JURNAL EDUNursing, Vol. 1, No. 2, September 2017
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127

disebut sebagai suatu pendekatan untuk Tehnik pengambilan sampel dengan


memecahkan masalah (problem-solving) quota sampling, yaitu 2 pasien thalasemia
yang memerlukan ilmu, teknik, dan yang sedang menjalani perawatan di
keterampilan interpersonel yang bertujuan Ruang seruni RSUD Jombang dan
untuk memenuhi kebutuhan klien, bersedia menjadi responden. Asuhan
keluarga, dan masyarakat. Proses keperawatan dengan pendekatan proses
keperawatan terdiri atas lima tahap yang keperawatan dilakukan selama pasien
berurutan dan saling berhubungan, yaitu menjalani rawat inap di rumah sakit,
pengkajian, diagnosis, perencanaan, sekitar 3 hari perawatan. Jadi variabel
implementasi, dan evaluasi (Iyer et al., penelitian ini adalah aplikasi asuhan
1996). Tahap-tahap tersebut berintegrasi keperawatan pada kasus thalasemia di
terhadap fungsi intelektual problem- RSUD Kabupaten Jombang.
solving dalam mendefinisikan suatu
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
asuhan keperawatan. Data Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan terdiri dari 5
Tabel 1. Hasil Analisis Klien Thalasemia
tahap yang saling berhubungan, yaitu : dengan Gangguan Perfusi Jaringan di RSUD
pengkajian, perumusan dignosa Jombang

keperawatan, merencanakan intervensi Identitas


Klien 1 Klien 2
Klien
keperawatan, melakukan tindakan/ Identitas Pengkajian Pengkajian
implementasi keperawatan dan evaluasi Klien
Nama An. F An M
dari proses keperawatan. Umur 5 tahun 1 bulan 10 tahun 1
bulan
Jenis Laki-laki Perempuan
3. METODE PENELITIAN Kelamin
Nama ayah Tn P Tn R
Penelitian ini menggunakan metode Nama ibu Ny Z Tn S
Pekerjaan Buruh tani Petani
kualitatif dengan pendekatan case study. ayah
Pekerjaan Buruh tani Ibu Rumah
Studi kasus (case study) adalah salah satu ibu Tangga
Alamat Japanan, Pucangsimo,
jenis penelitian kualitatif, dimana peneliti Mojowarno, Perak,
melakukan eksplorasi secara mendalam Jombang Jombang
Pendidikan SD SD
terhadap program, kejadian, proses, pasien
Keluhan Pasien Pasien
aktifitas terhadap satu atau lebih orang utama mengatakan mengatakan
badannya pucat, badannya
(Creswell, 2012 dalam Sugiono, 2013). lemah lemas

102
JURNAL EDUNursing, Vol. 1, No. 2, September 2017
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127

Riwayat Pasien Pasien Riwayat orang tua pasien orang tua


penyakit mengatakan mengatakan dirawat di mengatakan pasien
sekarang pada tanggal 22- pada tanggal rumah sakit anaknya selalu mengatakan
08-2017 sore 15-08-2017 rutin kontrol ke anaknya selalu
hari jam 16.07 malam hari RS untuk rutin kontrol
WIB mengeluh mengeluh mendapatkan ke RS untuk
badannya pucat, badannya transfusi darah mendapatkan
lemas lalu pada lemas dan semenjak transfusi darah
tanggal 23-08- pucat lalu mempunyai semenjak
2017 siang hari pada tanggal penyakit mempunyai
jam 11.00 WIB 16-08-2017 thalasemia penyakit
pasien dibawa pagi hari thalassemia
ke RSUD pasien dibawa
Jombang ke poli ke RSUD Riwayat Keluarga tidak Orang tua
anak dan di Jombang ke penyakit mengetahui pasien
pindah ke poli anak dan keluarga bahwa ada mengatakan
pav.seruni pada di pindah ke riwayat paman (adik)
jam 14.00 WIB pav.seruni thalasemia dari ayah An.
untuk pada jam dalam M mempunyai
mendapatkan 14.20 WIB keluarganya riwayat
tindakan lebih untuk thalasemia
lanjut dan mendapatkan
transfusi darah. tindakan lebih Pola sehari-
Pada saat lanjut dan hari data
pengkajian transfusi fokus:
tanggal 23-08- darah. Pada Pola persepsi
2017 siang hari saat dan
jam 14.20 WIB pengkajian tatalaksana
pasien hanya tanggal 17-08- hidup sehat
mendapat infuse 2017 siang Pola aktifitas Sebelum MRS Sebelum MRS
NaCl 0,9 %. hari pasien : orang tua
Rencana tranfusi sudah : orang pasien
menunggu mendapat tua pasien mengatakan
darah. Pasien transfusi mengatakan anaknya
lemah dan pucat darah yang sebagai siswa termasuk
di seluruh tubuh. ke-2 Asam aktif dalam pemalu, untuk
folat, mengikuti kegiatan
Ferriprox, semua kegiatan sehari-hari
Vit.E. Pasien layaknya anak maupun di
sudah tidak sekolah, belajar, sekolah hanya
lemah dan mengaji, mampu
pucat pramuka. melakukan
berkurang Namun pada aktifitas yang
aktivitas- ringan, saat
Riwayat Orang tua pasien orang tua aktivitas yang pelajaran olah
penyakit mengatakan pasien berat seperti raga anak M
dahulu anaknya sudah mengatakan sepak bola, tidak pernah
mempunyai anaknya sudah berlari, anak T mengikutinya
riwayat mempunyai tidak mampu karena mudah
thalasemia dari riwayat untuk lelah.
sejak umur 2 thalasemia melakukannya
bulan pernah dari sejak karena Saat MRS :
dirawat dirumah kelas 1 SD kelemahan yang anak M lebih
sakit rutin dirawat dialami . Selama banyak
dirumah sakit d rumah sakit istirahat di
anak T hanya atas tempat
103
JURNAL EDUNursing, Vol. 1, No. 2, September 2017
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127

melakukan tidur hanya aktivitas yang berat atau atau bermain


aktivitas di saat ke kamar
tempat tidur, mandi turun yang berlebihan.
kecuali saat dari tempat
BAB dan BAK, tidur, kebutan Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Fisik Klien
tidak mandi, makan dan Thalasemia dengan Gangguan Perfusi
akan dengan minum Jaringan di RSUD Jombang
bantuan orang dilakukan
tua. secara Observasi Klien 1 Klien 2
Saat MRS mandiri. Tanda-tanda
vital :
: orang Tekanan darah 100/70 mmHg 100/60. mmHg
tua pasien Nadi 90 x / menit 88 x / menit
mengatakan Suhu 36,5 o C 37 o C
anaknya lemah Pernafasan 22 x / menit 22 x / menit
saat waktunya Keadaan Lemah Lemah
transfusi darah Umum
dan setelah Tinggi badan 110 cm 140 cm
mendapat Berat badan 20 kg 32 kg
transfusi pasien Pemeriksaan
merasa segar fisik:
kembali dan Mata Konjungtiva Konjungtiva
mulai bisa anemis, sklera pucat, sklera
melakukan kekuningan, putih dan tidak
aktivitas seperti tidak ada nyeri. ada nyeri pada
biasanya mata.

Mulut Bibir pucat, Bibir tidak


Berdasarkan hasil pengkajian di atas tidak terdapat pucat, mukosa
lesi pada gusi, bibir lembab,
didapatkan data bahwa klien An. F dan mukosa bibir tidak terdapat
lembab. lesi pada gusi.
An. M menderita thalasemia sudah lebih
Muskuloskelet Simetris kanan Ektermitas
dari 5 tahun, dan rutin menjalanai rapat al dan kiri tidak simetris anatra
ada oedem, kanan dan kiri,
inap di RS untuk mendapatkan transfusi.
terpasang infus terpasang
Dari riwayat keluarga klien An M di tangan kiri, tranfusi set di
tidak ada nyeri tangan kiri,
teridentifikasi bahwa adeik dari ayah klien tekan , CRT > 3 tidak ada nyeri
detik. tekan, CRT< 3
menderita thalasemia, berbeda dengan An detik
F dimana keluarga belum bisa Integumen Kulit bersih, Kulit bersih,
turgor kulit baik turgor kulit baik
mengidentifikasi adanya riwayat
/ lembab, warna dan lembab,
thalasmeia dalam keluarga. kulit pucat warna kulit
keabu-abuan, keabu-abuan,
Berdasarkan pengakajian data fokus tidak ada lesi pucat, tidak ada
tidak ada nyeri lesi maupun
kedua klien, An. F dan An. M memiliki tekan neyri tekan.
masalah di pola aktivitas, kedua pasien
sama-sama tidak mampu melakukan Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik di
atas kedua pasien kondisinya lemah dan
104
JURNAL EDUNursing, Vol. 1, No. 2, September 2017
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127

memiliki tanda-tanda gangguan


Asam Folat 3 Asam Folat 3
pemenuhan oksigen akibat penurunan Hb, x1 tablet / 24 x1 tablet / 24
baik pada klien An F maupun An M. jam jam

Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Diagnostik Klien Tabel 5. Analisa Data Klien Thalasemia
Thalasemia dengan Gangguan Perfusi dengan Gangguan Perfusi Jaringan
Jaringan di RSUD Jombang. di RSUD Jombang.

Kemungki
Masa
Data nan
Pemeriksaan Klien 1 Klien 2 lah
Peyebab
Klien 1 Klien 2
Laboratorium Hb : 6,8 Hb : 8,9 Ds : Orang tua Ds : oarang tua Penurunan Ketid
gr/dl gr/dl klien pasien konsentrasi akefe
mengata mengatakan hemoglobin ktifan
kan anaknya lemah perfu
anaknya si
lemah jariga
dan n
Berdasarkan data di atas kedua klien, baik pusing perife
r
An F maupun An M mengalami anemia, Do : Do :
- Waktu - CRT = >
dengan data jumlah Hb yang di bawah pengisian 3 detik
kapiler > - RR =
normal. Kondisi Hb yang rendah akan 3 detik 22x/
menurunkan kemampuan darah untuk - RR : menit
22x/ - Konjung
mensuplay kebutuhan oksigen dalam menit tiva
- Konjungt anemis
jaringan tubuh iva - Kulit
anemis pucat
Tabel 4. Terapi Klien Thalasemia dengan - Kuliat - Mukosa
Gangguan Perfusi Jaringan di RSUD pucat bibir
Jombang. - Hb 6,8 pucat
Terapi Klien 1 Klien 2 gr/dl - Kulit
pucat
Terapi Tranfusi WB 3 Tranfusi WB - Hb =
koelf 3 koelf 6,9gr/dl

NaCl 0,9% NaCl 0,9% Data yang didapat pada analisa data
1000 cc/ 24 1000 cc/ 24 dari klien 1 dan 2 terdapat persamaan
jam jam
masalah, yaitu : ketidakefektifan perfusi
Ferifrox 3 x 1 Ferifrox 3 x
tablet / 24 jam 1 tablet / 24 jaringan perifer. Etiologi dari masalah
jam juga sama yaitu penurunan konsentrasi
Vitamin E 3 x Vitamin E 3 dalam darah. Gejala atau keluhan
1 tablet / 24 x 1 tablet /
jam 24 jam
berdadatkan pemeriksaan fisik pada klien
105
JURNAL EDUNursing, Vol. 1, No. 2, September 2017
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127

1 dan 2 juga menunjukkan data yang dan adanya perpanjanagn waktu dalam
relatif sama. pengisian kapiler ( CRT > 3 detik ). Hasil
laborat juga menunjukkan adanya
a. Diagnosa Keperawatan
penurunan pada kadar Hb, baik pada
Diagnosa keperawatan pada klien 1 pasien 1 maupun paisen 2.
Ketidakefektifan perfusi jaringan Diagnosa yang muncul pada pasien 1
perifer berhubungan dengan penurunan adalah ketidakefektifan perfusi jaringan
konsentrasi hemoglobin ditandai dengan : perifer berhubungan dengan penurunan
orang tua klien mengatakan anaknya konsentrasi hemoglobin ditandai dengan :
lemah dan pusing, waktu pengisian kapiler orang tua klien mengatakan anaknya
> 3 detik, RR 22x/ menit, konjungtiva lemah dan pusing, waktu pengisian kapiler
anemis, kulit pucat, Hb 6,8 gr/dl. > 3 detik, RR 22x/ menit, konjungtiva
Diagnosa keperawatan pada klien 2 anemis, kulit pucat, Hb 6,8 gr/dl.
Ketidakefektifan perfusi jaringan Sedangkan diagnosa keperawatan pada
perifer berhubungan dengan penurunan klien 2 adalah: ketidakefektifan perfusi
konsentrasi hemoglobin ditandai dengan : jaringan perifer berhubungan dengan
orang tua klien mengatakan anaknya penurunan konsentrasi hemoglobin
lemah, waktu pengisian kapiler > 3 detik, ditandai dengan : orang tua klien
RR 22x/ menit, konjungtiva anemis, kulit mengatakan anaknya lemah, waktu
pucat, Hb 6,9 gr/dl. pengisian kapiler > 3 detik, RR 22x/
menit, konjungtiva anemis, kulit pucat, Hb
b. Analisis dan pembahasan
6,9 gr/dl.
Pada tahap pengkajian didapatkan Klien thalasemia akan mengalami
data, pada klien 1 dan 2 sudah lebih dari 5 penuruan kadar Hb secara kontinyu
thaun menderita thalasemia, dan keduanya karena adanya lisis pada sel darah merah
juga rutin melakukan transfusi darah di yang kurang dari 100 hari, kondisi ini
rumah sakit. Pada pemeriksaan fisik, pada yang menyebabkan klien thalasemia
klien 1 dan 2 didapatkan tanda-tanda memiliki kadar Hb yang rendah, sehingga
kekurangan oksigen di jaringa karenan terjadi gangguan dalam pemenuhan
penurunan kadar Hb dalam darah, yaitu oksigen tubuh dan ( perfusi jaringan )
konjungtiva anemis, kulit pucat, sianosis, akan mengalami gangguan.

106
JURNAL EDUNursing, Vol. 1, No. 2, September 2017
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127

Pada tahap intervensi maupuan pengelolaan aktifiats juga dapat


implementasi tidak ada kesenjangan membantu mengatasi masalah
antara klien 1 dan klien 2, maupun antara
teori dengan aplikasi di ruangan. Sehingga DAFTAR PUSTAKA
dapat disimpulkan bahwa intervensi yangs
selama ini ada dalam teori mampu
Bungin, B. (2008). Penelitian Kualitatif :
mengatasi masalah ketidakefektifan Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial. Jakarta :
perfusi jaringan secara nyata di rumah
Kencana
sakit. Hanya saja pendidikan kesehatan
Carpenito, L.J. (2000). Diagnosa
perlu secara kontinu dan berkala diberikan
Keperawatan; Aplikasi pada praktik
kepada keluarga, mengingat penyakit klinis. Ed. 6. Jakarta: EGC.
thalasemia memerlukan perawatan yang
Creswell, J.W. (2012). Research Design;
intensif baik dirumah sakit mauun di Qualitative, Quantitative, and Mixed
Methods Approach, Sage, Los
rumah.
Angeles.
Tahap evaluasi pada klien 1 dan 2
Ngastiyah, 2005. Perawatan anak sakit.
ditemukan bahwa selain tranfusi
EGC. Jakarta.
pemberian nutrisi dan pengelolaan
Notoatmojo, S, 2010. Metodologi
aktifitas juga sangat diperlukan pada klien
penelitian kesehatan. Rineka Cipta.
dengan thalasemia, sehingga penting Jakarta.
sekali pendidikan kesehatan diberikan
Nursalam, 2013. Metodologi penelitian
kepada keluarganya ilmu keperawatan pendekatan praktis.
Salemba Medika. Jakarta.
5. KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nursalam, 2008. Proses dan dokumentasi
keperawatan konsep dan praktik.edisi
panyakit thalasemia memiliki masalah 2 Salemba Medika. Jakarta.
keperawatan prioritas ketidakefektifan
Wong, D. L., Marilyn, H.E., David, W.,
perfusi jaringa perifer, hal ini terjadi Marilyn, L W., dan Patricia, S, 2009.
karena adanya penurunan kadar Hb yang Buku ajar keperawaan pediatrik.
volume 1. EGC. Jakarta.
terus menerus, sehingga mengganggu
pemenuhan oksigen ke seluruh tubuh. Moorhead, Sue dkk. 2013. Nursing Out
Comes Classification (NOC). Edisi 5.
Untuk mengatasi masalah ini selain Mocomedia
transfusi, pemberian nutrisi yang tepat dan
107
JURNAL EDUNursing, Vol. 1, No. 2, September 2017
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127

Buleck, Gloria M. 2013. Nursing


intervention classification (NIC).
Edisi 6. Elsevier

Nurjannah, intansari. 2016. ISDA (Intan’s


screening diagnoses assesment).
Yogyakarta. mocomedia

108

You might also like