You are on page 1of 11

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK MENGGUNAKAN METODE RGEC PADA

PT. BANK SULUTGO PERIODE 2014-2016

Oleh
Yeusy Gandawari
William A. Areros
Dantje Keles

Abstract
The business activities of the bank are always faced with risks that are closely related to its
function as a financial intermediation institution, required the assessment of the level of health
of banks to increase public confidence against a bank research purposes of knowing the level
of Bank Health on PT. Bank SulutGo reviewed aspects ofRGEC in 2014-2016.
Based on reviews of existing problems, this research was conducted with the use ofex-post
facto approach. The study was conducted to examine the events that have happened and then
meruntut back to find out the factors that may cause the incident
the results of the research and data analysis that has been done shows the risk
profile (Risk Profile) SulutGo bank using two indicators of credit risk factors, namely by
using the ratio of NPL and liquidity risk ratio LDR during the year 2014-2016 in a roware
in healthy condition; Good Corporate Governance (GCG), Bank SulutGo in 2014-
2015 composite gained 3 which shows quite well in the implementation of corporate
governance and in 2016 rose to composite 2 which reflects that corporate governance is getting
better; entabilitas (earnings) bank SulutGo by using the indicators i.e.ROA,
ROE, NIM and BOPO during 2014-2016 are in a healthy condition, the value ofthe
average ROA, ROE, NIM and BOPO obtained shows that the bank SulutGo has successfully
run their operations effectively; The results of the assessment
of capital(capital) SulutGo Bank during the year are in healthy condition is 2014-
2016, which is above the minimum standard set by the Bank of Indonesia that is 8%. This
suggests that during that period the bank SulutGo have been able to manage capital well.

Keywords: Bank, Methods Of Health Rgec

PENDAHULUAN masyarakat tertarik menyimpan uangnya dibank


A. Latar Belakang Masalah untuk di kelola oleh pihak bank dan sebaliknya
Perbankan merupakan lembaga keuangan jika suatu bank diketahui memiliki
yang sangat penting peranannya dalam kegiatan ketidakstabilan atau bahkan tidak sehat dalam
ekonomi, karena melalui kegiatan perkreditan dan pengelolaan dananya maka akan membuat minat
berbagai jasa yang diberikan oleh bank maka atau kepercayaan masyarakat menurun terhadap
dapat melayani berbagai kebutuhan pada berbagai bank.
sektor ekonomi dan perdagangan. Bank Ada beberapa faktor yang dapat
merupakan perusahaan keuangan yang mempengaruhi kinerja keuangan bank yaitu
mengandalkan kepercayaan dari masyarakat melemahnya nilai tukar rupiah, lemahnya kondisi
dalam mengelolah dananya (Kasmir, 2011:4) internal bank seperti kinerja manajemen yang
(dalam Kaligis, 2013). kurang memadai dan pemberian kredit kepada
Minat masyarakat terhadap suatu bank kelompok usaha pribadi yang dapat
dilandasi oleh unsur kepercayaan, sehingga jika mengakibatkan kredit macet, selain itu tingkat
suatu bank diketahui dalam kondisi sehat maka kompleksitas usaha yang tinggi dapat
meningkatkan risiko-risiko yang dihadapi oleh Manajemen risiko dimulai dengan adanya
perbankan dan dapat menyebabkan kinerja bank kesadaran bahwa risiko tidak dapat dihindarkan
menurun. Sehingga diperlukannya penilaian atau dihilangkan tetapi dikendalikan. Oleh karena
tingkat kesehatan bank untuk mengetahui sehat itu, Bank Indonesia melakukan langkah strategis
atau tidak sehat kondisi suatu bank. dalam mendorong penerapan manajemen risiko
Kesehatan bank merupakan kemampuan bank yang tertuang dalam Peraturan Bank
suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional Indonesia No. 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian
perbankan secara normal dan mampu memenuhi Tingkat Kesehatan Bank Umum dengan Risk
semua kewajibannya dengan baik dengan cara- Profile (Risiko Profil), Good Corporate
cara yang sesuai dengan peraturan perbankan Governance (GCG), Earnings (Rentabilitas), dan
yang berlaku (Budisantoso dan Triandaru, 2005 : Capital (Permodalan) yang selanjutnya disebut
51). dengan metode RGEC. Pedoman perhitungan
Kesehatan bank merupakan hasil dari selanjutnya diatur dalam Surat Edaran Bank
penelitian kualitas atas berbagai aspek yang Indonesia No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober
berpengaruh terhadap kondisi kinerja suatu bank. 2011 perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Upaya untuk mengembalikan kepercayaan Umum yang mewajibkan bank umum untuk
masyarakat terhadap dunia perbankan diperlukan melakukan penilaian sendiri (Self Assesment)
suatu penilaian kinerja manajemen perbankan. tingkat kesehatan bank dengan menggunakan
Penilaian tingkat kesehatan bank digunakan untuk metode RGEC.
mengetahui apakah bank tersebut dalam kondisi Dalam metode RGEC, kualitas
yang Sangat Sehat, Sehat, Cukup Sehat, Kurang manajemen merupakan pilar penting. Kualitas
Sehat, atau Tidak Sehat. Secara sederhana dapat manajemen yang baik dapat diketahui dari hasil
dikatakan bahwa bank yang sehat adalah bank penerapan manajemen risiko dan RGEC dibank
yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan tersebut. Dengan kata lain, penilaian faktor
baik seperti dapat menjaga kepercayaan rentabilitas dan permodalan hanya merupakan
masyarakat, dapat menjalankan fungsi dampak dari strategi yang dilakukan oleh
intermediasi, serta dapat melaksanakan kebijakan manajemen (Permana, 2012). Metode RGEC ini
moneter. berlaku secara efektif sejak tanggal 1 Januari
Salah satu indikator utama yang dijadikan 2012 yaitu untuk penilaian tingkat kesehatan
dasar penilaian kesehatan adalah laporan bank periode yang berakhir 31 Desember 2011
keuangan bank yang menunjukkan kondisi dan sekaligus mencabut PBI No. 6/10/PBI/2004
keuangan bank secara keseluruhan. Dalam kasmir tentang sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
(2012) Laporan keuangan bank yang Umum dan SE BI No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei
menunjukkan kondisi keuangan bank secara 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan
keseluruhan. Dari laporan keuangan akan terbaca Bank Umum dengan metode CAMELS
bagaimana kondisi bank yang sesungguhnya, (www.bi.go.id).
termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Melihat pentingnya penilaian tingkat
Dalam perkembangannya, kegiatan usaha kesehatan bank untuk meningkatkan kepercayaan
bank senantiasa dihadapkan pada risiko-risiko masyarakat terhadap suatu bank, saya tertarik
yang berkaitan erat dengan fungsinya sebagai ingin melakukan penelitian tingkat kesehatan
lembaga intermediasi keuangan. Risiko bank pada bank SulutGo sebagai Badan Usaha
merupakan suatu ketidakpastian yang terjadi Milik Daerah (BUMD) Sulawesi Utara dan
akibat dari keputusan dan kondisi saat ini. Risiko- Gorontalo yang belum banyak diketahui
risiko yang dihadapi bank sebagai lembaga masyarakat Sulawesi Utara dan Gorontalo
intermediasi yaitu Risiko Kredit, Risiko Pasar, sendiri. Namun bank SulutGo sudah mempunyai
Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko 26 Cabang di Indonesia dan saya rasa sangat
Hukum, Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan, dan perlu untuk dilakukan penilaian kesehatan bank
Risiko Reputasi. Kompleksnya risiko kegiatan pada bank SulutGo untuk lebih meningkatkan
usaha bank pada akhirnya menuntut kualitas perbankannya dan untuk menarik minat
penyempurnaan metode penilaian tingkat masyarakat terhadap bank SulutGo. Maka saya
kesehatan bank dengan pendekatan risiko. tertarik mengangkat penelitian kesehatan bank
dengan judul “ANALISIS TINGKAT perbankan merasa aman dan saling
KESEHATAN BANK MENGGUNAKAN diuntungkan.
METODE RGEC PADA PT. BANK SULUTGO 2. Agent of development
PERIODE 2014-2016”. Suatu badan yang menggerakan dana untuk
membangun dan memajukan perekonomian.
B. Rumusan Masalah Dengan bank menjalankan tugasnya sebagai
Berdasarkan latar belakang yang telah penghimpun dan penyalur dana kepada
diuraikan diatas, maka rumusan masalah yang masyarakat maka diharapkan roda
akan diuji lebih lanjut dalam penelitian ini perekonomian masyarakat meningkat.
adalah: Mengingat bank menyediakan layanan
• Bagaimana Tingkat Kesehatan Bank pada investasi bagi masyarakat yang memiliki
PT. BANK SULUTGO ditinjau dari dana lebih, kemudian penyaluran dana untuk
aspek RGEC tahun 2014-2016? modal usaha. Jika semua tugas bank berjalan
dengan baik maka tidak mustahil jika setiap
KERANGKA TEORI elemen masyarakat mengalami kenaikan tarif
A. Konsep Bank hidup.
Definisi bank menurut Undang-Undang 3. Agent of service
Nomor 10 Tahun 1998, perubahan Undang- Suatu badan yang melayani masyarakat guna
Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan: memobalisasi dana untuk membangun
“Bank adalah badan usaha yang menghimpun perekonomian masyarakat. Pelayanan yang
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, diajukan kepada masyarakat berupa jasa-jasa
dan menyalurkan kepada masyarakat dalam keuangan yang berkaitan erat dengan rosa
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. perekonomian.
Ikatan Akuntansi Indonesia dalam 2. Peran Bank
Standar Akuntansi Keuangan No. 31 (2007) Menurut Totok Santoso dan Nuritomo
menyatakan bahwa: “Bank adalah badan usaha (2014: 11-12) peran bank adalah sebagai berikut:
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam 1. Pengalihan aset (asset transmutation)
bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam Bank akan memberikan pinjaman kepada
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.” pihak yang membutuhkan dana dalam jangka
Berdasarkan beberapa uraian dari definisi bank waktu tertentu yang telah disepakati. Sumber
dapat diambil kesimpulan bahwa bank adalah dana pinjaman tersebut diperoleh dari
suatu badan hukum yang kegiatannya pemilik dana yaitu unit surplus yang jangka
menghimpun dana masyarakat dan menyalurkan waktunya dapat diatur sesuai dengan pemilik
kepada masyarakat yang membutuhkan dana. dana. Dalam hal ini bank telah berperan
1. Fungsi Bank sebagai pengalih aset yang likuid dari unit
Menurut Totok Budisanto dan Nuritomo surplus (lenders) kepada unit defisit
(2014: 9) fungsi utama bank adalah menghimpun (borrowers).
dana dari masyarakat dan menyalurkannya 2. Transaksi (Transaction)
kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan Bank memberikan berbagai kemudahan
atau sebagai financial intermediary. Secara kepada pelaku ekonomi untuk melakukan
spesifik bank dapat berfungsi sebagai: transaksi barang dan jasa dengan
1. Agent of trust mengeluarkan produk-produk yang dapat
Suatu badan yang berlandaskan kepada sikap membedahkan kegiatan transaksi
saling percaya, baik dalam menghimpun, diantaranya giro, tabungan, deposito, saham
maupun menyalurkan kembali kepada dan sebagainya.
masyarakat. Mengingat bank adalah lembaga 3. Likuiditas (Liquidity)
keuangan yang selalu berkaitan dengan Unit surplus dapat menempatkan dana yang
uang, begitu sensitifnya urusan ini maka dimilikinya dalam bentuk produk-produk
dibutuhkan sikap saling percya antara berupa giro, tabungan, deposito dan
penyimpan dana, penampung dana, maupun sebagainya. Untuk kepentingan likuiditas
penerima dana agar semua pelaku dalam para pemilik dana dapat menempatkan
dananya sesuai dengan kebutuhan dan • Menyajikan informasi yang dapat dipercaya
kepentingannya karena produk-produk mengenai posisi keuangan dan perubahan
tersebut mempunyai tingkat likuiditas yang kekayaan bersih perusahaan;
berbeda-beda. • Menyajikan informasi keuangan yang dapat
4. Efisiensi (Efficiency) membantu para pemakai dalam menaksir
Adanya informasi yang tidak simetris antara kemampuan memperoleh laba dari
peminjam dan investor menimbulkan perusahaan.
menimbulkan masalah insentif, sehingga
menimbulkan ketidakefisienan dan 1. Tujuan Laporan Keuangan
menambah biaya. Dengan adanya bank Secara umum laporan keuangan
sebagai broker maka masalah tersebut dapat bertujuan untuk memberikan informasi keuangan
teratasi. suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun
3. Jenis Bank pada periode tertentu. Menurut Kasmir (2008 :
Menurut Totok Santoso dan Nuritomo 11) terdapat 8 tujuan laporan keuangan, yaitu:
(2014: 109-111) bank dibagi menjadi dua yaitu: • Memberikan informasi tentang jenis dan
1. Bank umum adalah bank yang jumlah aktiva (harta) yang dimiliki
melaksanakan kegiatan usaha secara perusahaan pada saat ini.
konvensional dan atau berdasarkan prinsip • Memberikan informasi tentang jenis dan
syariah yang dalam kegiatannya jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki
memberikan jasa dalam lalu lintas perusahaan pada saat ini.
pembayaran. • Memberikan informasi tentang jenis dan
2. Bank perkreditan rakyat adalah bank yang jumlah pendapatan yang diperoleh pada
melaksanakan kegiatan usahanya secara suatu periode tertentu.
konvensional atau berdasarkan prinsip • Memberikan informasi tentang jumlah
syariah yang dalam kegiatannya tidak biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan
memberikan jasa dalam lalu lintas perusahaan dalam suatu periode tertentu.
pembayaran. • Memberikan informasi perubahan-
perubahan yang terjadi terhadap aktiva,
B. Pengertian Laporan Keuangan pasiva, dan modal perusahaan.
Laporan keuangan merupakan hasil • Memberikan informasi tentang kinerja
tindakan pembuatan ringkasan data keuangan manajemen perusahaan dalam suatu
perusahaan. Laporan keuangan disusun dan periode.
ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan • Memberikan informasi tentang catatan-
pihak lain yang menaruh perhatian atau catatan atas laporan keuangan.
mempunyai kepentingan dengan data keuangan • Informasi keuangan lainnya
perusahaan. 2. Komponen Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar
informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu Akuntansi Keuangan No. 1 (20070 menyatakan
periode akuntansi yang dapat digunakan untuk bahwa laporan keuangan lengkap terdiri dari
menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. komponen-komponen sebagai berikut :
(wikipedia) 1. Neraca, yaitu laporan yang menunjukkan
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, keadaan keuangan suatu perusahaan pada
laporan keuangan sebagai pertanggung jawaban tanggal tertentu.
kepada pihak ekstern (luar perusahaan) harus 2. Laporan Laba Rugi, yaitu laporan yang
disusun sedemikian rupa sehingga memenuhi menunjukkan hasil usaha dan biaya-biaya
keperluan untuk: selama suatu periode akuntansi.
• Memberikan informasi keuangan secara 3. Laporan Perubahan Ekuitas, yaitu laporan
kuantitatif mengenai perusahaan tertentu, yang menunjukkan sebab-sebab perubahan
guna memenuhi keperluan apara pemakai ekuitas dari jumlah pada awal periode
dalam mengambil keputusan-keputusan menjadi ekuitas pada akhir periode.
ekonomi;
4. Laporan Arus Kas, menunjukkan arus kas GCG yang baik akan menghasilkan
masuk dan keluar yang dibedakan menjadi hubungan baik dan berkelanjutan antara
arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus pihak internal (manajemen) dan pihak luar
kas pendanaan. pemegang saham, investor, dan masyarakat.
5. Catatan atas Laporan Keuangan, berisi Dengan demikian, jika bank gagal
informasi keuangan yang tidak dicantumkan mengimplementasikan konsep GCG maka
dalam laporan keuangan tetapi informasi berarti ia “sakit” di mata Bank Indonesia
tersebut merupakan bagian integral dari maupun dimata nasabah dan pihak lainnya
laporan keuangan. yang berkepentingan. Beberapa indikator
. dalam GCG yang harus diterapkan oleh bank
C. Faktor Penilaian Tingkat Kesehatan Bank adalah transparansi, akuntabilitas, fairness
Faktor penilaian tingkat kesehatan bank (keadilan), responbilitas, dan independensi.
yaitu RGE. Pada PBI No. 13/1/PBI/2011 dan SE 3. Earning
13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 yang Earning adalah salah satu penilaian
menjadi indikator adalah : kesehatan bank dari sisi rentabilitas.
1. Risk Profile Indikator penilaian rentabilitas adalah ROA
Dalam dunia bisnis, risiko (Risk) (Return On Assets), ROE (Return On
didefinisikan sebagai kemungkinan akan Equity), NIM (Net Interest Margin), dan
adanya kerugian di masa mendatang. BOPO (Beban Operasional terhadap
Perbankan dikatakan sehat jika ia mampu Pendapatan Operasional), komponen laba
meminimalkan risiko-risiko yang ada dalam actual terhadap proyeksi anggaran dan
dunia perbankan. kemampuan komponen laba dalam
Risiko yang dihadapi perbankan dalam meningkatkan permodalan.
dunia finansial bisa berupa risiko kredit Karakteristik bank dari sisi rentabilitas
macet, risiko likuiditas (kemampuan adalah kinerja bank dalam menghasilkan
membayar utang jangka pendek), risiko laba, kestabilan komponen-komponen yang
reputasi, hukum dan lain sebagainya. mendukung core earning, dan kemampuan
Semakin mampu perbankan meminimalisasi laba dalam meningkatkan permodalan dan
risiko maka perbankan tersebut akan prospek laba di masa depan.
semakin sehat. Penilaian terhadap resiko Penilaian terhadap faktor earnings
terbagi menjadi 8 indikator yaitu: didasarkan pada empat rasio yaitu :
1. Resiko Kredit 1. Return on Assets (ROA)
2. Resiko Pasar 2. Return on Equity (ROE)
3. Resiko Likuiditas 3. Net Interest Margin (NIM)
4. Resiko Opersional 4. Beban Operasional Terhadap Pendapatan
5. Resiko Hukum Operasional (BOPO)
6. Resiko Stratejik 4. Capital
7. Resiko Kepatuhan Capital atau permodalan memiliki
8. Resiko Reputasi indikator antara lain rasio kecukupan modal
Meninjau tingkat risiko terbagi atas 5 dan kecukupan modal bank untuk
tingkat. Semakin kecil poin yang diterima mengantisipasi potensi kerugian sesuai profil
maka kesehatan bank dari sisi risiko tersebut resiko, yang disertai dengan pengelolaan
semakin baik. permodalan yang sangat kuat sesuai dengan
2. Good Corporate Governance karakteristik, skala usaha dan kompleksitas
Konsep GCG (tata kelola perusahaan usaha bank.
yang baik) menjadi prasyarat utama untuk Untuk mengukur tingkat kecukupan
menjaga eksistensi agar tidak bangkrut. modal, Bank Inodonesia sebagai pemegang
Bukan hanya perbankan, namun setiap otoritas tertinggi menggunkan pendekatan
korporasi harus menjunjung tinggi nilai-nilai rasio CAR (Capital Adequecy Ratio). CAR
GCG untuk mewujudkan dan membangun akan ditetapkan lebih rendah atau lebih
sistem bisnis yang kokoh. tinggi oleh BI tergantung pada Risk Profile
masing-masing perbankan, karena setiap c. Risiko likuiditas
bank memiliki tingkat risiko yang berbeda. d. Risiko operasional
Sederhananya bank yang dinilai sangat e. Risiko hukum
berisiko tentunya pengawas Bank Indonesia f. Risiko stratejik
akan meminta kebutuhan minimum g. Risiko kepatuhan
modalnya (CAR) lebih besar. h. Risiko reputasi
2. Good Corporate Governance
METODOLOGI PENELITIAN Good Corporate Governance
A. Metode Penelitian (GCG) ditinjau dari sisi pemenuhan
Berdasarkan tinjauan permasalahan yang prinsip-prinsip GCG. GCG
ada, penelitian ini dilakukan dengan mencerminkan bagian manajemen dari
menggunakan pendekatan ex-post facto. CAMELS namun telah disempurnakan.
Penelitian tersebut dilakukan untuk meneliti Bank memperhatikan dampak GCG
peristiwa yang telah terjadi dan kemudian perusahaan pada kinerja GCG bank
meruntut kebelakang untuk mengetahui dengan mempertimbangkan signifikan
faktor-faktor yang dapat menimbulkan dan materialitas perusahaan anak dan
kejadian tersebut. Selain itu, penelitian ini atau signifikan kelemahan GCG
merupakan penelitian deskripstif yaitu suatu perusahan anak.
metode penelitian yang ditunjukan untuk 3. Earning
menggambarkan fenomena-fenomena yang Earning adalah salah satu penilaian
berlangsung saat ini atau pada saat lampau. kesehatan bank dari sisi rentabilitas.
Penelitian ini akan dilakukan dengan Indikator penilaian rentabilitas adalah
mengumpulkan data-data sesuai dengan ROA (Return On Assets), ROE (Return
ketentuan yang telah diatur dalam Peraturan On Equity), NIM (Net Interest Margin),
Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 dan SE dan BOPO (Beban Operasional terhadap
No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011. Pendapatan Operasional), komponen laba
actual terhadap proyeksi anggaran dan
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian kemampuan komponen laba dalam
Penilaian kesehatan bank merupakan meningkatkan permodalan. Karakteristik
penilaian terhadap kemampuan bank dalam bank dari sisi rentabilitas adalah kinerja
kewajibannya. Penilaian Tingkat Kesehatan bank dalam menghasilkan laba,
Bank sangat penting untuk mempertahankan kestabilan komponen-komponen yang
kepercayaan dari masyarakat dan hanya mendukung core earning dan
bank-bank yang benar-benar sehat saja yang kemampuan laba dalam meningkatkan
dapat melayani masyarakat. Peraturan tentang permodalan serta prospek laba di masa
penilaian kesehatan bank terdapat pada depan.
Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 4. Capital
dan SE No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober Capital atau permodalan memiliki
2011 yang menjadi indikator adalah RGEC indikator antara lain rasio kecukupan
yang terdiri dari Risk atau risiko (R), Good modal dan kecukupan modal bank untuk
Corporate Governance (G), Earnings (E) dan mengantisipasi potensi kerugian sesuai
Capital (C) dan penilaian menggunakan skala profil resiko, yang disertai dengan
1 sampai 5 semakin kecil poin yang diterima pengelolaan permodalan yang sangat kuat
itu menandakan kesehatan bank semakin sesuai dengan karakteristik, skala usaha
baik. RGEC sebagai indikator yang terdiri dan kompleksitas usaha bank.
dari :
1. Risk Profile C. Subjek dan Objek Penelitian
Penilaian terhadap resiko terbagi menjadi Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah
8 bagian yaitu : PT Bank SulutGo. Objek penelitian ini adalah
a. Risiko kredit laporan keuangan publikasi PT Bank SulutGo
b. Risiko pasar Periode 2014-2016.
Dengan menghitung rasio Non
D. Data dan Sumber Data Performing Loan :
Jenis data yang dgunakan dalam penelitian ini NPL = Kredit BermasalahTotal
adalah data dokumenter. Data dokumenter Kredit x 100%
adalah data penelitian yang antara lain berupa b. Risiko Likuiditas
faktor, jurnal, surat-surat, hasil notulen rapat, Dengan menghitung rasio-rasio
memo, atau dalam bentuk laporan program. sebagai beriku :
Berdasarkan sumber data penelitian ini 1. Loan to Deposit Ratio (LDR)
menggunakan sumber data sekunder. Dalam LDR = Total
penelitian ini data sekunder diperoleh dari KreditDana Pihak
laporan keuangan PT Bank SulutGo Periode Ketiga x 100%
2014-2016. 2. Good Corporate Governance
a. Teknik Pengumpulan Data Penilaian GCG bank
Teknik pengumpulan data dalam mempertimbangkan faktor-faktor
penelitian ini menggunakan metode penilaian GCG secara komprehensif
dokumentasi. Dokumentasi adalah dan terstruktur, mencakup
mengumpulkan data sekunder dengan governance structur, governance
cara melihat atau menyalin catatan kertas process, governance outcome.
kerja yang dianggap berhubungan dengan Berdasarkan SE BI No. 15/15/DPNP
penelitian. (Nur Indriantoro dan Supomo Tahun 2013 bank diharuskan
2013: 147). Dalam penelitian ini data melakukan penilaian sendiri (self
diperoleh melalui internet dengan assessment) terhadap pelaksanaan
mengakses website : GCG. Nilai komposit GCG
http://www.banksulutgo.co.id membantu peneliti dalam melihat
b. Teknik Analisis Data keadaan GCG masing-masing bank.
Teknik analisis data yang PBI nomor 8/14/PBI/2006
digunakan adalah teknik analisis laporan menyebutkan bahwa setiap bank
keuangan dengan menggunakan wajib menerapkan GCG, termasuk
pendekatan Peraturan Bank Indonesia melakukan self-assessment dan
Nomor 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian menyampaikan laporan pelaksanaan
Tingkat Kesehatan Bank Umum dan GCG. Self assessment GCG yang
pedoman perhitungannya mengacuh pada telah ditetapkan, yang meliputi 11
Surat Edaran Bank Indonesia Bank (sebelas) Faktor Penilaian sebagai
Indonesia No. 13/24/DPNP/2011 Tanggal berikut :
25 Oktober 2011 telah menetapkan 1. Pelaksanaan tugas dan
sistem penilaian Tingkat Kesehatan Bank tanggung jawab dewan
berbasis risiko menggantikan penilaian komisaris
menggunakan metode CAMELS. 2. Pelaksanaan tugas dan
Penilaian terhadap faktor-faktor RGEC tanggung jawab direksi
terdiri dari : 3. Kelengkapan dan
1. Risk Profile (Profil Resiko) pelaksanaan tugas komite
Penilaian terhadap risiko tebagai 4. Penanganan benturan
menjadi 8 bagian yaitu: risko kredit, kepentingan
risiko pasar, risiko likuiditas, risiko 5. Penerapan fungsi kepatuhan
operasional, risiko hukum, risiko bank
stratejik, risiko kepatuhan dan risiko 6. Penerapan fungsi audit intern
reputasi. Dalam penilaian ini 7. Fungsi audit ekstern
mengukur faktor Risk Profile dengan 8. Penerapan manajemen risiko
menggunakan rumus NPL dan LDR. termasuk sistem
a. Risiko Kredit pengendalian intern
9. Penyediaan dana kepada c. Peringkat Komposit 3 (PK-3),
pihak terkait (related party) mencerminkan kondisi bank yang secara umum
dan penyediaan dana besar cukup sehat sehingga dinilai sangat mampu
(large exposure) menghadapi pengaruh negatif yang signifikan
10. Transparansi kondisi dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal
keuangan dan non keuangan lainnya.
bank, laporan pelaksanaan d. Peringkat Komposit 4 (PK-4),
good corporate governance mencerminkan kondisi bank yang secara umum
serta pelaporan internal. kurang sehat sehingga dinilai sangat mampu
11. Rencana strategis bank. menghadapi pengaruh negatif yang signifikan
3. Earnings (Rentabilitas) dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal
Penilaian terhadap faktor earnings lainnya.
didasarkan pada empat rasio yaitu : e. Peringkat Komposit 5 (PK-5),
a. Return on Assets (ROA) mencerminkan kondisi bank yang secara umum
ROA = Laba Sebelum tidak sehat sehingga dinilai sangat mampu
PajakRata-rata total aset x menghadapi pengaruh negatif yang signifikan
100% dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal
b. Return On Equity (ROE) lainnya.
ROE = Laba Sebelum
PajakRata-rata Modal Inti x HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
100%
c. Net Interest Margin (NIM) A. Hasil Penelitian
NIM = Pendapatan Bunga 1. Deskriptif Data Umum
bersihRata-rata aktiva PT Bank Sulut (Bank) dahulu bernama
produktif x 100% PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara
d. Beban Operasional terhadap didirikan dengan nama Bank Pembangunan
Pendapatan Operasional (BOPO) Daerah Sulawesi Utara Tengah berdasarkan Akte
BOPO = Beban no. 88 tanggal 17 Maret 1961 oleh Raden
OperasionalPendapatan Hadiwido, notaris pengganti dari Raden
Operasional x 100% Kadiman, Notaris di Jakarta yang diperbaiki
4. Capital dengan Akte Perubahan Anggaran Dasar No. 22
Capital atau permodalan yaitu tanggal 4 Agustus 1961 oleh Raden Kadiman
metode penilaian bank berdasarkan Notaris di Jakarta dan Akta Perubahan Anggaran
permodalan yang dimiliki bank dengan Dasar No. 46 tanggal 10 Oktober 1961 oleh
menggunakan rasio Capital Adequacy Raden Hadiwido pengganti oleh Raden Kadiman,
Ratio (CAR). notaris di Jakarta, yang telah memperoleh
CAR = Modal BankATMR x pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik
100% Indonesia dengan penetapan No. J.A.5/109/6
Peringkat komposit dikategorikan sebagai tanggal 13 Oktober 1961.
berikut: Berdasarkan Undang-undang No. 13
a. Peringkat Kompilasi 1 (PK-1), tahun 1962 tentang ketentuan-ketentuan pokok
mencerminkan kondisi bank yang secara umum Bank Pembangunan Daerah jo. Undang-undang
sangat sehat sehingga dinilai sangat mampu no. 13 tahun 1964 tentang antara lain
menghadapi pengaruh negatif yang signifikan pembentukan propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi
dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal Utara berubah menjadi Perusahaan Daerah Bank
lainnya. Pembangunan Daerah Sulawesi Utara sesuai
b. Peringkat Komposit 2 (PK-2), Peraturan Daerah tanggal 2 Juni 1964 berikut
mencerminkan kondisi bank yang secara umum perubahan-perubahannya dan terakhir diubah
sehat sehingga dinilai sangat mampu menghadapi berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Daerah
pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan Tingkat I Sulawesi Utara No. 1 tahun 1999
kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya. tentang perubahan bentuk badan hukum Bank
Pembangunan Daerah Sulawesi Utara dari dengan masing-masing rasio sebesar 2,54, 23,16,
Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas 9,72, dan 81,52. Peringkat faktor permodalan
Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara. menunjukkan bahwa peringkat 1 yang artinya
Sebagai perseroan terbatas maka yaitu bank memiliki kecukupan dalam
pendirian Bank Sulut dilakukan dengan Akta No. permodalan dan relatif memadai terhadap profil
7 tanggal 14 April 1999 dibuat dihadapan Joanes risiko nya yang disertai dengan pengelolaan
Tommy Lasut,SH, notaris di Manado yang permodalan yang kuat, ini ditunjukkan dengan
disahkan oleh Menteri Kehakiman R.I. dengan rasio CAR sebesar 14,26%. Nilai rasio RGEC ini
keputusan No. C-8296.HT.01.01.TH’99 tanggal menunjukkan predikat kesehatan bank tersebut
14 Mei 1999 dan telah diumukan dalam Berita sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh
Negara R.I. No. 63 No. 63 tanggal 6 Agustus Bank SulutGo dengan kesimpulan peringkat
1999 dan Tambahan Berita Negara R.I. No. 4772. komposit 1, yang mencerminkan kondisi bank
yang secara umum yaitu sangat sehat, sehingga
dinilai mampu menghadapi pengaruh negatif
B. Pembahasan yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis
a. Penetapan Peringkat Komposit juga faktor lainnya.
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank SulutGo b. Penetapan Peringkat Komposit Penilaian
dengan menggunakan Metode RGEC periode Tingkat Kesehatan Bank SulutGo dengan
Tahun 2014 menggunakan Metode RGEC periode
Tabel 16. Penilaian Tingkat Kesehatan Tahun 2015
Bank SulutGo Periode 2014 Tabel 17. Penilaian Tingkat Kesehatan
Komponen Rasio % Peringka Kriteri Keteranga Bank SulutGo Periode 2015
Faktor Rasi t a n Komponen Rasio % Peringkat Kriteria Keterangan
o Faktor Rasio
Profil NPL 1,29 1 Sangat Profil Risiko NPL 0,97 1 Sangat
Risiko Sehat Sangat Sehat Sangat
Sehat LDR 92,11 1 Cukup Sehat
LDR 89,4 1 Cukup
Sehat
2 Sehat
Rentabilitas ROA 1,75 1 Sehat
Rentabilita ROA 2,54 1 Sangat ROE 20,10 1 Sangat
s Sehat Sehat
ROE 23,1 1 Sangat NIM 9,18 1 Sangat Sangat
6 Sehat Sangat Sehat Sehat
NIM 9,7 1 Sangat Sehat BOPO 87,35 1 Sangat
Sehat Sehat
BOP 81,5 1 Sangat Permodalan CAR 13,79 1 Sehat Sangat
Sehat
O 2 Sehat Peringkat Komposit SANGAT SEHAT
Permodala CAR 14,2 1 Sehat Sangat
n 6 Sehat Sumber : Data Hasil Olahan, 2017
Peringkat Komposit SANGAT SEHAT Profil risiko bank SulutGo
Sumber : Data Hasil Olahan, 2017 termasuk peringkat 1, karena mempertimbangkan
Profil risiko bank SulutGo aktivitas bisnis yang dilakukan oleh bank,
termasuk peringkat 1, karena mempertimbangkan kemungkinan kerugian yang dihadapi bank dari
aktivitas bisnis yang dilakukan oleh bank, risiko inheren komposit tergolong rendah selama
kemungkinan kerugian yang dihadapi bank dari periode/waktu tertentu dimasa yang akan datang
risiko inheren komposit tergolong rendah selama dan kualitas penerapan manajemen risiko secara
periode/waktu tertentu dimasa yang akan datang komposit sangat sehat dengan rasio NPL dan
dan kualitas penerapan manajemen risiko secara LDR masing-masing rasio sebesar 0,97 dan 92,1.
komposit sangat sehat. Faktor rentabilitas sangat Faktor rentabilitas sangat sehat, karena laba
sehat, karena laba melebihi target dan juga melebihi target dan juga mendukung permodalan
mendukung permodalam bank yang dinyatakan bank yang dinyatakan dengan rasio ROA, ROE,
dengan rasio NPL dan LDR yaitu 1,29 dan 89, NIM dan BOPO dengan masing-masing rasio
42. Peringkat faktor rentabilitas sangat sehat, sebesar 1,75, 20,10, 9,18, dan 87,35. Peringkat
karena laba melebihi target dan mendukung faktor permodalan menunjukkan bahwa peringkat
pertumbuhan permodalan bank dinyatakan 1 yang artinya yaitu bank memiliki kecukupan
dengan rasio ROA, ROE, NIM, dan BOPO dalam permodalan dan relatif memadai terhadap
profil risiko nya yang disertai dengan pengelolaan Bank SulutGo dengan kesimpulan peringkat
permodalan yang sangat kuat, uang ditunjukkan komposit 1, yang mencerminkan kondisi bank
dengan rasio CAR sebesar 13,79. Nilai rasio yang secara umum yaitu sangat sehat, sehingga
RGEC ini menunjukkan predikat kesehatan bank dinilai mampu menghadapi pengaruh negatif
tersebut sesuai dengan standar yang telah yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan
ditetapkan oleh Bank SulutGo dengan kesimpulan juga faktor lainnya.
peringkat komposit 1, yang mencerminkan
kondisi bank yang secara umum yaitu sangat KESIMPULAN DAN SARAN
sehat, sehingga dinilai mampu menghadapi A. Kesimpulan
pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis
kondisi bisnis dan juga faktor lainnya. data yang telah dilakukan, maka dapatlah ditarik
c. Penetapan Peringkat Komposit Penilaian beberapa kesimpulan sebagai berikut :
Tingkat Kesehatan Bank SulutGo dengan 1. Hasil penliaian profil risiko (Risk Profile)
menggunakan Metode RGEC periode bank SulutGo dengan menggunakan 2
Tahun 2016 indikator yaitu faktor risiko kredit dengan
Tabel 18. Penilaian Tingkat Kesehatan menggunakan rasio NPL dan risiko likuiditas
Bank SulutGo Periode 2016 dengan rasio LDR selama tahun 2014-2016
Komponen Rasio % Peringkat Kriteria Keterangan
Faktor Rasio
berturut-turut berada dalam kondisi sehat.
Profil Risiko NPL 0,94 1 Sangat 2. Hasil penilaian Good Corporate Governance
Sehat Sangat
LDR 90,70 1 Cukup Sehat (GCG) Bank SulutGo pada tahun 2014-2015
Sehat memperoleh komposit 3 yang menunjukkan
Rentabilitas ROA 2,34 1 Sangat
Sehat
cukup baik dalam penerapan tata kelola
ROE 21,62 1 Sangat perusahaan dan pada tahun 2016 meningkat
Sehat
NIM 9,25 1 Sangat
Sangat menjadi komposit 2 yang mencerminkan
Sehat
Sehat bahwa tata kelola perusahaan semakin baik.
BOPO 86,68 1 Sangat 3. Hasil penilaian rentabilitas (earnings) bank
Sehat
Permodalan CAR 17,11% 1 Sangat Sangat SulutGo dengan menggunakan indikator
Peringkat Komposit
Sehat
SANGAT SEHAT
Sehat yaitu ROA, ROE, NIM dan BOPO selama
Sumber : Data Hasil Olahan, 2017 tahun 2014-2016 berada dalam kondisi
Profil risiko bank SulutGo termasuk sehat, nilai rata-rata ROA, ROE, NIM dan
peringkat 1, karena mempertimbangkan aktivitas BOPO yang diperoleh menunjukkan bahwa
bisnis yang dilakukan oleh bank, kemingkinan bank SulutGo telah berhasil menjalankan
kerugian yang dihadapi bank dari risiko inheren kegiatan operasional secara efektif.
komposit tergolong rendah selama periode/waktu 4. Hasil penilaian permodalan (capital) Bank
tertentu dimasa yang akan datang dan kualitas SulutGo selama tahun 2014-2016 berada
penerapan manajemen risiko secara komposit dalam kondisi sehat, dimana berada diatas
sehat dengan rasio NPL dan LDR masing-masing standar minimum yang ditetapkan oleh Bank
rasio 0,94 dan 90,70. Faktor rentabilitas sangat Indonesia yaitu 8%. Hal ini menunjukkan
sehat, karena laba melebihi target dan juga bahwa selama periode tersebut bank SulutGo
mendukung permodalan bank yang dinyatakan telah mampu mengelola permodalan dengan
dengan rasio ROA, ROE, NIM dan BOPO, baik.
dengan masing-masing rasio sebesar 2,34, 21,62,
9,25 dan 86,68. Peringkat faktor permodalan B. Saran
menunjukkan bahwa bank memiliki kecukupan Berdasakan semua kesimpulan diatas,
dalam permodalan dan relatif memadai terhadap maka dapatlah dikemukakan beberapa saran
profil risikonya, yang disertai dengan pengelolaan sebagai berikut :
permodalan yang kuat, yang ditunjukkan dengan 1. Penilaian faktor dari Profil Resiko (Risk
rasio CAR sebesar 17,1%. Nilai rasio RGEC ini Profile) dari aspek risiko kredit harus
menunjukkan predikat kesehatan bank tersebut dipertahankan dan tetap mengikuti aturan-
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh aturan pengkreditan sesuai dengan yang
telah ditetapkan oleh BI dalam pemberian
kredit bagi nasabah untuk terhindar dari
kredit macet.
2. Penilaian faktor dari Profil Resiko (Risk
Profile) dari aspek likuiditas agar lebih
memperhatikan batas maksimal dari
ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank
Indonesia, terlebih berkaitan dengan
kewajiban-kewajiban jangka pendek serta
berusaha agar menyeimbangkan antara
pemberian kredit dengan banyaknya dana
yang diterima dari pihak ketiga agar
likuiditas Bank akan terjaga.
3. Sebagai Bank daerah agar mempertahankan
dan terus meningkatkan tingkat kesehatan
bank pada tahun-tahun berikutnya. Hal ini
karena tingkat kesehatan bank yang baik
akan meningkatkan kepercayaan masyarakat,
nasabah, karyawan, pemegang sahan dan
pihak-pihak lainnya terhadap bank.

DAFTAR PUSTAKA

Budisantoso Totok dan Nuritomo, 2014., Bank dan


Lembaga Keuangan Lain. Jakarta, Salemba
Empat.
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2004., Standar Akuntansi
Keuangan, Jakarta, Salemba Empat.
Kasmir, 2013., Analisis Laporan Keuangan, Jakarta,
PT. Raja Grafindo Persada.
Kasmir, 2002., Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta, PT.
Raja Grafindo Persada.

Sumber-sumber:
• Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011
tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Umum.
• Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/
DPNP Tanggal 25 Oktober 2011 tatacara
tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank.
• Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan

You might also like