Professional Documents
Culture Documents
Sisca Aprilia
Fakultas Akuntansi Universitas Bina Darma
Jalan A. Yani No. 12 Palembang
Email : siscashisuka@gmail.com
Abstract : The soundness level of a bank is the result of an assessment of the bank's condition which
is carried out on the risk and performance of the bank. This study aims to determine the difference in
the level of bank soundness between conventional commercial banks and Islamic commercial banks
registered in Indonesia in 2017-2019. This study analyzes using the RGEC method, where there are
four aspects, namely the Risk Profile aspect using the NPL and LDR ratio, the Good Corporate
Governance aspect using the self-assessment method, the Earnings aspect using the ROA, NIM and
BOPO ratios, and the Capital aspect using the CAR ratio. This type of research is descriptive and
comparative research. The population of this research is 115 Conventional Commercial Banks and
13 Islamic Commercial Banks. The sample in this study was taken using purposive sampling
technique, then 11 conventional commercial banks and islamic commercial banks were selected as
samples. In this study, the data used were secondary data, namely the annual reports published by
each bank. The data in this study were analyzed using descriptive statistics and the Mann-Whitney U-
Test. The results of this study indicate that there is no significant difference between the soundness
level of Conventional Commercial Banks and Sharia Commercial Banks in the NPL, LDR, CGC, NIM
and CAR ratios, while the ROA and BOPO ratios are significant.
Keywords: Bank Soundness Levels, Conventional Commercial Banks, Islamic Commercial Banks,
Ratio, RGEC
1. PENDAHULUAN
Perbankan adalah lembaga keuangan yang paling besar sejauh ini dan merupakan urat nadi
perekonomian di semua negara, termasuk Indonesia. Tetapi industri perbankan merupakan industri
yang beresiko, karena menyertakan pengelolaan uang masyarakat dan diputar dalam berbagai bentuk
investasi.
Menurut Said dan Tumin (2011), bank merupakan salah satu dari financial system yang
memiliki kontribusi untuk membangun perekonomian negara. Perbankan secara garis besar
merupakan lembaga yang melakukan tiga fungsi pokok yaitu penghimpun uang/dana, penyedia
uang/dana, dan memberikan jasa untuk lancarnya peredaran uang (Karim, 2017:18).
Dalam kerangka Arsitek Perbankan Indonesia (API) timbul sistem perbankan ganda atau
disebut juga Dual Banking System yang resmi dianut Indonesia sejak tahu 1998 yaitu sistem
perbankan Konvensional dan sistem perbankan Syariah. Hal tersebut terjadi karena masyarakat
muslim memiliki kebutuhan terhadap layanan jasa keuangan yang berlandaskan pada Syariat Islam
yaitu prinsip bagi hasil dan sejalan dengan perkembangan dunia perbankan saat ini. Mobilitas dana
masyarakat agar kemampuan pembiayaan meningkat pada sektor - sektor perekonomian nasional
didukung oleh sistem perbankan syariah dan perbankan konvensional secara sinergis.
Menurut Triandru dan Totok Budisantoso (2014:153), “bank umum atau yang biasa dikenal
sebagai bank konvensional merupakan bank yang melaksanakan aktivitas menyalurkan dana dan
pemberian imbalan berupa bunga dalam persentase yang telah ditentukan dari pendanaan untuk suatu
masa tertentu”. Bank syariah merupakan bank yang melakukan aktivitas berupa pengumpulan dana,
melaksanakan distribusi dana, serta melaksanakan pemberian dan nasabahnya akan diberikan imbalan
yang berprinsipkan syariah yakni jual beli serta bagi hasil (Triandru dan Totok Budisantoso
2014:153). Prinsip bagi hasil ini disebut juga profit and loss sharing.
Seiring dengan perkembangan zaman bank umum di Indonesia banyak yang membangun anak
bank syariah, sehingga bank yang terdapat di Indonesia menjadi tambah banyak. Semakin banyaknya
jumlah bank yang ada di Indonesia menjadikan masyarakat dan investor mengalami kebingungan
serta kekurangan informasi.
Bank
Kasmir (2015:25) mengatakan bahwa bank sebagai sebuah lembaga keuangan yang aktivitas
utamanya ialah menerima dan meyimpan tabungan, deposito, dan simpanan giro. Tempat yang
berfungsi untuk individu menukar dan mentransfer dana/uang atau menerima berbagai jenis setoran
dan pembayaran seperti pembayaran listrik, air, telpon, pajak, uang sekolah, dan lainnya.
Menurut Undang–Undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan, “Bank adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk–bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak”.
Bank Konvensional
Dalam Booklet Perbankan Indonesia (2016) bank konvensional merupakan bank yang
aktivitas usahanya dilakukan secara konvesional dan jenisnya dibagi menjadi dua yaitu: Bank Umum
Konvensional (BUK) dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Bank Syariah
Menurut Budisantoso dan Nuritomo (2014:207) “Bank Syariah sebagai sebuah bank yang beroperasi
berdasarkan prinsip syariah atau prinsip agama Islam”. Seluruh kegiatan bisnis bank syariah yang
dijalankan berdasarkan kemitraan dan atas dasar kesetaraan dan keadilan. Hal ini sesuai dengan
prinsip agama islam atau prinsip syariah yang tidak memperbolehkan bahkan melarang riba atau
sistem bunga yang memberatkan.
Tingkat Kesehatan Bank
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 13/1/PBI/2011 dan Surat Edaran (SE)
Nomor 13/ 24/ DPNP tanggal 25 Oktober 2011 faktor tingkat kesehatan bank yaitu RGEC, indicator
dari RGEC adalah:
1) Risk profile (Profil Risiko)
Profil risiko (Risk Profile) sebagai salah satu dari sistem penilaian terhadap risiko inheren
dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam kegiatan yang dilakukan oleh operasional bank.
2) Good Corporate Governance (GCG)
Good Corporate Governance (GCG) merupakan salah satu faktor penilaian terhadap kualitas
manajemen bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG yang berpedoman pada ketentuan Bank
Indonesia mengenai pelaksanaan GCG bagi bank umum dengan memperhatikan karakteristik dan
kompleksitas usaha bank.
3) Earnings (Rentabilitas)
Rentabilitas merupakan penilaian komponen laba aktual terhadap proyeksi anggaran dan
kemampuan komponen laba dalam meningkatkan permodalan.
4) Capital (Permodalan)
Penilaian atas faktor Permodalan meliputi evaluasi terhadap kecukupan permodalan dan
kecukupan pengelolaan permodalan, dimana bank wajib mengacu pada ketentuan Bank Indonesia
mengenai kewajiban penyediaan modal minimum bagi bank umum.
Hipotesis
H1a = Terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kesehatan bank umum dan bank syariah,
jika dilihat dari aspek risk profile (rasio NPL).
H1b = Terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kesehatan bank umum dan bank syariah,
jika dilihat dari aspek risk profile (rasio LDR).
H2 = Terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kesehatan bank umum dan bank syariah, jika
dilihat dari aspek Good Corporate Governanve (metode self assesment).
H3a = Terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kesehatan bank umum dan bank syariah,
jika dilihat dari aspek earnings (rasio ROA).
H3b = Terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kesehatan bank umum dan bank syariah,
jika dilihat dari aspek earnings (rasio NIM).
H3c = Terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kesehatan bank umum dan bank syariah,
jika dilihat dari aspek earnings (rasio BOPO).
5. SIMPULAN
6. REFERENSI
Adiwarman, Karim. (2017). Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Bank Bukopin. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Bukopin. Jakarta: Bank Bukopin. Diakses
tanggal 16 Juli 2020 melalui www.bukopin.co.id.
Bank Bukopin Syariah. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Bukopin Syariah. Jakarta: Bank
Bukopin Syariah. Diakses tanggal 16 Juli 2020 melalui www.syariahbukopin.co.id.
Bank Central Asia. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Central Asia. Jakarta: Bank Central
Asia. Diakses tanggal 16 Juli 2020 melalui www.bca.co.id.
Bank Jabar Banten. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Jabar Banten. Jakarta: Bank Jabar
Banten. Diakses tanggal 16 Juli 2020 melalui www.bankbjb.co.id.
Bank Jabar Banten Syariah. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Jabar Banten Syariah.
Jakarta: Bank Jabar Banten Syariah. Diakses tanggal 16 Juli 2020 melalui
www.bjbsyariah.co.id.
Bank Mandiri. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Mandiri. Jakarta: Bank Mandiri. Diakses
tanggal 16 Juli 2020 melalui www.bankmandiri.co.id.
Bank Mandiri Syariah. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Mandir Syariahi. Jakarta: Bank
Mandiri Syariah. Diakses tanggal 16 Juli 2020 melalui www.syariahmandiri.co.id.
Bank Maybank. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Maybank. Jakarta: Bank Maybank.
Diakses tanggal 16 Juli 2020 melalui www.maybank.co.id.
Bank Maybank Syariah. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Maybank Syariah. Jakarta: Bank
Maybank Syariah. Diakses tanggal 16 Juli 2020 melalui www.maybanksyariah.co.id.
Bank Mega. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Mega. Jakarta: Bank Mega. Diakses tanggal
16 Juli 2020 melalui www.bankmega.co.id.
Bank Mega Syariah. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Mega Syariah. Jakarta: Bank Mega
Syariah. Diakses tanggal 16 Juli 2020 melalui www.megasyariah.co.id.
Bank Negara Indonesia. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Negara Indonesia. Jakarta: Bank
Negara Indonesia. Diakses tanggal 16 Juli 2020 melalui www.bni.co.id.
Bank Negara Indonesia Syariah. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Negara Indonesia
Syariah. Jakarta: Bank Negara Indonesia. Diakses tanggal 16 Juli 2020 melalui
www.bnisyariah.co.id.
Bank Panin. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Panin. Jakarta: Bank Panin. Diakses tanggal
16 Juli 2020 melalui www.panin.co.id.
Bank Panin Syariah. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Panin Syariah. Jakarta: Bank Panin
Syariah. Diakses tanggal 16 Juli 2020 melalui www.paninbanksyariah.co.id.
Bank Rakyat Indonesia. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Rakyat Indonesia. Jakarta: Bank
Rakyat Indonesia. Diakses tanggal 16 Juli 2020 melalui www.bri.co.id.
Bank Rakyat Indonesia Syariah. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Rakyat Indonesia
Syariah. Jakarta: Bank Rakyat Indonesia Syariah. Diakses tanggal 16 Juli 2020 melalui
www.brisyariah.co.id.
Bank Tabungan Pensiunan Nasional. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Tabungan
Pensiunan Nasional. Jakarta: Bank Tabungan Pensiunan Nasional. Diakses tanggal 16 Juli
2020 melalui www.btpn.com.
Bank Victoria. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Victoria. Jakarta: Bank Victoria. Diakses
tanggal 16 Juli 2020 melalui www.victoria.co.id.
Bank Victoria Syariah. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Victoria Syariah. Jakarta: Bank
Victoria Syariah. Diakses tanggal 16 Juli 2020 melalui www.bankvictoriasyariah.co.id.
Budisantoso, Totok dan Nuritomo. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba
Empat.
Daniswara, Fitria (2016). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan pada Bank Umum Konvensional
dan Bank Umum Syariah Periode 2011-2014. Skripsi. Universitas Sebelas Maret.
Kasmir. 2015. Dasar-dasar Perbankan. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Nurcaya, Ipak Ayu. 2020. “Kinerja Bank Melorot 2019, Ini Sejumlah Indikatornya”. m.bisnis.com
diakses pada 22 Februari 2020.
Nurcaya, Ipak Ayu., & M. Richard. 2019. “Rapor Bank Syariah Masih Merah”. m.bisnis.com diakses
pada 22 Februari 2020.
Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 tanggal 5 Oktober 2011, tentang Penilaian Kesehatan
Bank. Jakarta: Bank Indonesia.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 8/PJOK.3/2014, tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan.
Said, R.M and Tumin, M.H, (2011). Performance and Financial Ratios of Commercial Banks in
Malaysia and China, International Review of Business Research Papers, Vol 7 No. 2, Pp 157-
169.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011, tentang Matriks
Perhitungan Analisis Komponen Faktor Analisis RGEC untuk Bank Umum. Jakarta: Bank
Indonesia.
Triandaru, S. & Budisantoso, T. (2014). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Yogyakarta :
Salemba Empat.