You are on page 1of 12

ANALISIS KOMPARASI TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM

KONVENSIONAL DAN BANK UMUM SYARIAH

Sisca Aprilia
Fakultas Akuntansi Universitas Bina Darma
Jalan A. Yani No. 12 Palembang
Email : siscashisuka@gmail.com

Abstract : The soundness level of a bank is the result of an assessment of the bank's condition which
is carried out on the risk and performance of the bank. This study aims to determine the difference in
the level of bank soundness between conventional commercial banks and Islamic commercial banks
registered in Indonesia in 2017-2019. This study analyzes using the RGEC method, where there are
four aspects, namely the Risk Profile aspect using the NPL and LDR ratio, the Good Corporate
Governance aspect using the self-assessment method, the Earnings aspect using the ROA, NIM and
BOPO ratios, and the Capital aspect using the CAR ratio. This type of research is descriptive and
comparative research. The population of this research is 115 Conventional Commercial Banks and
13 Islamic Commercial Banks. The sample in this study was taken using purposive sampling
technique, then 11 conventional commercial banks and islamic commercial banks were selected as
samples. In this study, the data used were secondary data, namely the annual reports published by
each bank. The data in this study were analyzed using descriptive statistics and the Mann-Whitney U-
Test. The results of this study indicate that there is no significant difference between the soundness
level of Conventional Commercial Banks and Sharia Commercial Banks in the NPL, LDR, CGC, NIM
and CAR ratios, while the ROA and BOPO ratios are significant.
Keywords: Bank Soundness Levels, Conventional Commercial Banks, Islamic Commercial Banks,
Ratio, RGEC

1. PENDAHULUAN
Perbankan adalah lembaga keuangan yang paling besar sejauh ini dan merupakan urat nadi
perekonomian di semua negara, termasuk Indonesia. Tetapi industri perbankan merupakan industri
yang beresiko, karena menyertakan pengelolaan uang masyarakat dan diputar dalam berbagai bentuk
investasi.
Menurut Said dan Tumin (2011), bank merupakan salah satu dari financial system yang
memiliki kontribusi untuk membangun perekonomian negara. Perbankan secara garis besar
merupakan lembaga yang melakukan tiga fungsi pokok yaitu penghimpun uang/dana, penyedia
uang/dana, dan memberikan jasa untuk lancarnya peredaran uang (Karim, 2017:18).
Dalam kerangka Arsitek Perbankan Indonesia (API) timbul sistem perbankan ganda atau
disebut juga Dual Banking System yang resmi dianut Indonesia sejak tahu 1998 yaitu sistem
perbankan Konvensional dan sistem perbankan Syariah. Hal tersebut terjadi karena masyarakat
muslim memiliki kebutuhan terhadap layanan jasa keuangan yang berlandaskan pada Syariat Islam
yaitu prinsip bagi hasil dan sejalan dengan perkembangan dunia perbankan saat ini. Mobilitas dana
masyarakat agar kemampuan pembiayaan meningkat pada sektor - sektor perekonomian nasional
didukung oleh sistem perbankan syariah dan perbankan konvensional secara sinergis.
Menurut Triandru dan Totok Budisantoso (2014:153), “bank umum atau yang biasa dikenal
sebagai bank konvensional merupakan bank yang melaksanakan aktivitas menyalurkan dana dan
pemberian imbalan berupa bunga dalam persentase yang telah ditentukan dari pendanaan untuk suatu
masa tertentu”. Bank syariah merupakan bank yang melakukan aktivitas berupa pengumpulan dana,
melaksanakan distribusi dana, serta melaksanakan pemberian dan nasabahnya akan diberikan imbalan
yang berprinsipkan syariah yakni jual beli serta bagi hasil (Triandru dan Totok Budisantoso
2014:153). Prinsip bagi hasil ini disebut juga profit and loss sharing.
Seiring dengan perkembangan zaman bank umum di Indonesia banyak yang membangun anak
bank syariah, sehingga bank yang terdapat di Indonesia menjadi tambah banyak. Semakin banyaknya
jumlah bank yang ada di Indonesia menjadikan masyarakat dan investor mengalami kebingungan
serta kekurangan informasi.

Analisis Komparasi Tingkat Kesehatan Bank Umum Konvensional…. (Sisca Aprilia) 1


Kesehatan bank sangat penting untuk membangun kepercayaan nasabah dan masyarakat luas
pada dunia perbankan. Menurut Mudrajad Kuncoro dan Suhardjo (2011: 495) “Faktor yang sangat
membantu dan memudahkan menajemen bank dalam menyusun strategi bisnis yang baik adalah
kepercayaan dan loyalitas nasabah pada bank, sehingga para nasabah yang kurang percaya kepada
bank akan memiliki loyalitas yang sangat rendah, hal ini tentu akan sangat tidak menguntungkan bagi
bank yang bersangkutan karena sewaktu-waktu para pemilik dana atau nasabah dapat menarik
dananya dan memindahkannya ke bank lain dan karena hal tersebut maka bank dituntut untuk bisa
mencapai dan mempertahankan tingkat kinerja atau tingkat kesehatan yang baik dan optimal, agar
bisa meningkatkan kepercayaan dan loyalitas nasabah diperlukan tingkat kinerja atau tingkat
kesehatan bank yang baik agar masyarakat luas dapat percaya menggunakan produk, jasa dan
aktivitas keuangan dari bank tersebut”.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011, “Tingkat kesehatan bank
merupakan hasil dari penilaian kondisi bank yang dilakukan terhadap risiko dan kinerja bank, supaya
bank dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, bank harus memiliki modal yang cukup, menjaga
kualitas asetnya dengan baik, dikelola dengan baik dan dioperasikan berdasarkan prinsip kehatihatian,
menghasilkan keuntungan yang cukup untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, serta
memelihara likuiditasnya sehingga dapat memenuhi kewajibannya”.
Fenomena tingkat kesehatan bank umum konvensional di Indonesia dapat dilihat dari kinerja
bank umum yang menurun ditahun 2019, menurut ketua dewan komisioner OJK Wimboh Santoso,
sampai akhir 2019 pertumbuhan kredit perbankan hanya 6.08% year-on-year (yoy) atau jauh di
bawah tahun sebelunya yang sebesar 11,7% (m.bisnis.com, 2020).
Sedangkan kinerja bank syariah di Indonesia sepanjang sembilan bulan pada tahun 2019
cenderung semakin melemah. Berdasarkan data kinerja keuangan periode Sembilan bulan tahun 2019
pada 10 bank syariah, 5 diantaranya menunjukan perlambatan pertumbuhan laba (m.bisnis.com,
2019).
Kondisi kesehatan atau kinerja keuangan pada bank konvensional dan bank syariah dapat
diukur dan dilihat melalui laporan keuangan, yaitu dengan cara melaksanakan analisis rasio pada
laporan keuangan yang diterbitkan oleh masing-masing bank. Salah satu tujuan dari pelaporan
keuangan dan hasil analisis rasio keuangan adalah untuk memberikan informasi bagi para pengguna
laporan keuangan untuk mengambil keputusan.
Bank Indonesia mengeluarkan peraturan pada tanggal 25 Oktober 2011 yang tercatat dalam
Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011, yang menyatakan “penilaian tingkat kesehatan bank
umum dengan menggunakan pendekatan risiko (Risk-Based Bank Rating) yang meliputi empat faktor
pengukuran, yaitu Profil Risiko (Risk Profile), Good Corporate Governance (GCG), Rentabilitas
(Earnings), dan Permodalan (Capital) yang kemudian disingkat dan dikenal dengan RGEC”.
Sedangkan untuk bank syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan peraturan Nomor:
8/POJK.03/2014 tentang Penilaian Kesehatan Bank Umum Syariah. Yang berisi bahwa untuk menilai
tingkat kesehatan bank syariah juga menggunakan pendekatan risiko (Risk-Based Bank Rating) yang
sama dengan bank umum dan efektif per 1 Juli 2014.
Berdasarkan dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan
judul penelitian sebagai berikut “Analisis Komparasi Tingkat Kesehatan Bank Umum
Konvensional dan Bank Umum Syariah yang Terdaftar di Indonesia Tahun 2017-2019”.
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui:
1. Komparasi/ perbandingan Tingkat Kesehatan Bank antara bank umum konvensional dan bank
umum syariah yang terdaftar di Indonesia dilihat dari aspek Risk Profile pada tahun 2017-2019.
2. Komparasi/ perbandingan Tingkat Kesehatan Bank antara bank umum konvensional dan bank
umum syariah yang terdaftar di Indonesia dilihat dari aspek Good Coorporate Governance pada
tahun 2017-2019.
3. Komparasi/ perbandingan Tingkat Kesehatan Bank antara bank umum konvensional dan bank
umum syariah yang terdaftar di Indonesia dilihat dari aspek Earnings pada tahun 2017-2019.
4. Komparasi/ perbandingan Tingkat Kesehatan Bank antara bank umum konvensional dan bank
umum syariah yang terdaftar di Indonesia dilihat dari aspek Capital pada tahun 2017-2019.

Analisis Komparasi Tingkat Kesehatan Bank Umum Konvensional…. (Sisca Aprilia) 2


2. KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Bank
Kasmir (2015:25) mengatakan bahwa bank sebagai sebuah lembaga keuangan yang aktivitas
utamanya ialah menerima dan meyimpan tabungan, deposito, dan simpanan giro. Tempat yang
berfungsi untuk individu menukar dan mentransfer dana/uang atau menerima berbagai jenis setoran
dan pembayaran seperti pembayaran listrik, air, telpon, pajak, uang sekolah, dan lainnya.
Menurut Undang–Undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan, “Bank adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk–bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak”.
Bank Konvensional
Dalam Booklet Perbankan Indonesia (2016) bank konvensional merupakan bank yang
aktivitas usahanya dilakukan secara konvesional dan jenisnya dibagi menjadi dua yaitu: Bank Umum
Konvensional (BUK) dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Bank Syariah
Menurut Budisantoso dan Nuritomo (2014:207) “Bank Syariah sebagai sebuah bank yang beroperasi
berdasarkan prinsip syariah atau prinsip agama Islam”. Seluruh kegiatan bisnis bank syariah yang
dijalankan berdasarkan kemitraan dan atas dasar kesetaraan dan keadilan. Hal ini sesuai dengan
prinsip agama islam atau prinsip syariah yang tidak memperbolehkan bahkan melarang riba atau
sistem bunga yang memberatkan.
Tingkat Kesehatan Bank
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 13/1/PBI/2011 dan Surat Edaran (SE)
Nomor 13/ 24/ DPNP tanggal 25 Oktober 2011 faktor tingkat kesehatan bank yaitu RGEC, indicator
dari RGEC adalah:
1) Risk profile (Profil Risiko)
Profil risiko (Risk Profile) sebagai salah satu dari sistem penilaian terhadap risiko inheren
dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam kegiatan yang dilakukan oleh operasional bank.
2) Good Corporate Governance (GCG)
Good Corporate Governance (GCG) merupakan salah satu faktor penilaian terhadap kualitas
manajemen bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG yang berpedoman pada ketentuan Bank
Indonesia mengenai pelaksanaan GCG bagi bank umum dengan memperhatikan karakteristik dan
kompleksitas usaha bank.
3) Earnings (Rentabilitas)
Rentabilitas merupakan penilaian komponen laba aktual terhadap proyeksi anggaran dan
kemampuan komponen laba dalam meningkatkan permodalan.
4) Capital (Permodalan)
Penilaian atas faktor Permodalan meliputi evaluasi terhadap kecukupan permodalan dan
kecukupan pengelolaan permodalan, dimana bank wajib mengacu pada ketentuan Bank Indonesia
mengenai kewajiban penyediaan modal minimum bagi bank umum.
Hipotesis
H1a = Terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kesehatan bank umum dan bank syariah,
jika dilihat dari aspek risk profile (rasio NPL).
H1b = Terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kesehatan bank umum dan bank syariah,
jika dilihat dari aspek risk profile (rasio LDR).
H2 = Terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kesehatan bank umum dan bank syariah, jika
dilihat dari aspek Good Corporate Governanve (metode self assesment).
H3a = Terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kesehatan bank umum dan bank syariah,
jika dilihat dari aspek earnings (rasio ROA).
H3b = Terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kesehatan bank umum dan bank syariah,
jika dilihat dari aspek earnings (rasio NIM).
H3c = Terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kesehatan bank umum dan bank syariah,
jika dilihat dari aspek earnings (rasio BOPO).

Analisis Komparasi Tingkat Kesehatan Bank Umum Konvensional…. (Sisca Aprilia) 3


H4 = Terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kesehatan bank umum dan bank syariah, jika
dilihat dari aspek capital (rasio CAR).
3. METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi dalam penelitian ini merupakan bank umum konvensional dan bank umum syariah
yang ada di Indonesia. Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia per Januari 2019 terdapat 115
bank umum konvensional, sedangkan data Statistik Perbankan Syariah per Januari 2019 menunjukkan
bahwa terdapat 13 bank umum syariah yang terdaftar di Indonesia.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik nonprobabilitas yaitu teknik
pengambilan sampel dengan menggunakan Judgement Sampling atau Purposive Sampling. Menurut
Sugiyono (2017:85) “Purposive Sampling merupakan pengambilan sampel berdasarkan
pertimbangan subjektif oleh peneliti, dimana terdapat syarat yang dibuat oleh peneliti sebagai kriteria
yang harus dipenuhi oleh sampel”.
Berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan, maka terpilih 11 bank umum konvensional dan
11 bank umum syariah sebagai sampel dalam penelitian ini. Bank umum konvensional yang terpilih
yaitu, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Mega, Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank
Jabar Banten (BJB), Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), Bank Bukopin, Bank Panin, Bank
Central Asia (BCA), Bank Victoria, dan Bank Maybank. Dan untuk Bank umum syariah yang terpilih
adalah, Bank Negara Indonesia Syariah (BNI Syariah), Bank Mega Syariah, Bank Syariah Mandiri,
Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRI Syariah), Bank Jabar Banten Syariah (BJB Syariah), Bank
Tabungan Pensiunan Nasional Syariah (BTPN Syariah), Bank Bukopin Syariah, Bank Panin Syariah,
Bank Central Asia Syariah (BCA Syariah), Bank Victoria Syariah, dan Bank Maybank Syariah.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan merupakan metode studi
dokumenter. Metode studi documenter adalah salah satu teknik pengumpulan data sekunder yang
berupa laporan keuangan tahunan baik bank umum konvensional maupun bank umum syariah yang
diperoleh dari website resmi masing-masing bank.
Teknik Analisis Data
a. Teknik Statistik Deskriptif
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik statistik deskriptif.
Menurut Daniswara (2016:35) Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi dari suatu
data sehingga dapat dengan mudah dipahami dan jelas, hal ini dapat dilihat dari hasil mean, median,
modus, standar deviasi, nilai maksimum, dan nilai minimum.
b. Uji Normalitas Data (Kolmogorov Smirnov)
Uji Normalitas data adalah uji dilakukan untuk mengetahui bentuk distribusi suatu data, yaitu
apakah data tersebut berdistribusi secara normal atau tidak normal.
c. Uji Beda Dua Rata-rata (Independent Sampel T-Test)
Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan uji beda dua rata-rata. Uji beda dua rata-
rata digunakan untuk menguji signifikansi beda rata-rata dua kelompok bila memenuhi syarat
pengujian, yaitu data harus berdistribusi normal dan signifikansi yang akan digunakan adalah 95%.
d. Mann-Whitney U-Test
Menurut Sugiyono (2017:322) U-test ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan rata-rata dua sampel tidak berpasangan dan U-test merupakan bagian dari statistik non
parametrik yang tidak memerlukan data berdistribusi normal, sehingga U-test ini dapat menjadi
alternatif dari uji beda dua rata-rata jika data penelitian tidak berdistribusi normal.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Statistik Deskriptif


Tabel 1 Rata-rata Rasio NPL BUK dan BUS
Tahun Bank N Mean

2017 Bank Umum 11 2,82

Analisis Komparasi Tingkat Kesehatan Bank Umum Konvensional…. (Sisca Aprilia) 4


Bank Syariah 11 5,83
Bank Umum 11 2,59
2018
Bank Syariah 11 3,11
Bank Umum 11 2,96
2019
Bank Syariah 11 2,73
BANK UMUM 33 2,79
Rata-
rata BANK
33 3,89
SYARIAH
Sumber: Output SPSS 20
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa rasio NPL Bank Umum Konvensional memiliki rata-
rata (mean) rasio sebesar 2,79%, lebih kecil dibandingkan dengan mean rasio bank umum syariah
sebesar 3,89%. Hal ini berarti Bank Umum Konvensional memiliki rasio NPL yang lebih baik
dibandingkan dengan Bank Umum Syariah, karena semakin kecil rasio NPL maka semakin baik.
Walaupun demikian baik bank umum konvensional maupun bank umum syariah telah memenuhi
standar rasio NPL menurut bank Indonesia yaitu sebesar <5% dengan tingkat kesehatan yaitu “Sehat”
untuk Bank Umum Konvensional dan “Cukup Sehat” untuk Bank Umum Syariah.
Tabel 2 Rata-rata Rasio LDR BUK dan BUS
Tahun Bank N Mean

Bank Umum 11 83,12


2017
Bank Syariah 11 84,50
Bank Umum 11 88,34
2018
Bank Syariah 11 38.707
Bank Umum 11 95,80
2019
Bank Syariah 11 46.134
BANK UMUM 33 89,09
Rata-
rata BANK
33 28.308
SYARIAH
Sumber: Output SPSS 20
Berdasarkan tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata (mean) rasio LDR Bank Umum
Konvesional jauh lebih kecil yaitu sebesar 89,09% jika dibandingkan dengan rasio LDR Bank Umum
Syariah yaitu 28.308,72%. Standar rasio LDR menurut Bank Indonesia adalah 85% - 110% dengan
batas aman sekitar 85%. Dari hal tersebut maka Bank Umum konvensional telah memenuhi standar
dari Bank Indonesia dengan tingkat kesehatan yaitu “Cukup Sehat”, sedangkan Bank Umum Syariah
belum memenuhi standar Bank Indonesia dengan tingkat kesehatan “Tidak Sehat”.
Tabel 3 Rata-rata Nilai CGC BUK dan BUS
Tahun Bank N Mean
Bank Umum 11 1,80
2017
Bank Syariah 11 1,83
Bank Umum 11 1,90
2018
Bank Syariah 11 1,78
Bank Umum 11 1,99
2019
Bank Syariah 11 1,89
Rata- BANK UMUM 33 1,90
rata BANK 33 1,84

Analisis Komparasi Tingkat Kesehatan Bank Umum Konvensional…. (Sisca Aprilia) 5


SYARIAH
Sumber: Output SPSS 20
Berdasarkan tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa nilai CGC Bank Umum Syariah lebih kecil
yaitu sebesar 1,84 dibandingkan dengan Bank Umum Konvensional sebesar 1,90. Hal tersebut
menunjukan bahwa nilai CGC Bank Umum Syariah lebih Baik dibandingkan dengan Bank Umum
Konvensional karena semakin rendah nilai CGC maka semakin baik. Walaupum begitu baik Bank
Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional nilai CGC keduanya telah memenuhi standar Bank
Indonesia yaitu sebesar 2,5 dengan tingkat kesehatan yaitu “Sehat”.
Tabel 4 Rata-rata Rasio ROA BUK dan BUS
Tahun Bank N Mean
Bank Umum 11 2,11
2017
Bank Syariah 11 0,53
Bank Umum 11 2,30
2018
Bank Syariah 11 1,05
Bank Umum 11 2,13
2019
Bank Syariah 11 2,87
BANK UMUM 33 2,18
Rata-
rata BANK
33 1,48
SYARIAH
Sumber: Output SPSS 20
Berdasarkan tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata (mean) rasio ROA Bank Umum
Syariah lebih kecil yaitu sebesar 1,48% jika dibandingkan dengan rata-rata (mean) rasio Bank Umum
Konvensional yaitu sebesar 2,18%. Hal ini menunjukan bahwa Bank Umum Konvensional memiliki
rasio ROA yang lebih baik dibandingkan dengan Bank Umum Syariah karena semakin besar rasio
ROA maka semakin baik. Walaupum begitu baik Bank Umum Syariah dan Bank Umum
Konvensional rasio ROA keduanya telah memenuhi standar Bank Indonesia yaitu diatas 1,5% dengan
tingkat kesehatan yaitu “Sangat Sehat” untuk Bank Umum Konvensional dan “Sehat” untuk Bank
Umum Syariah.
Tabel 5 Rata-rata Rasio NIM BUK dan BUS
Tahun Bank N Mean

Bank Umum 11 5,84


2017
Bank Syariah 11 5,48
Bank Umum 11 5,63
2018
Bank Syariah 11 6,28
Bank Umum 11 4,92
2019
Bank Syariah 11 5,49
BANK UMUM 33 5,47
Rata-
rata BANK
33 5,75
SYARIAH
Sumber: Output SPSS 20
Berdasarkan tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata (mean) rasio NIM Bank Umum
Konvensional lebih kecil yaitu sebesar 5,47% dibandingkan dengan rata-rata (mean) rasio NIM Bank
Umum Syariah yaitu sebesar 5,75%. Hal ini menunjukan bahwa rasio NIM Bank Umum Syariah lebih
baik dari Bank Umum Konvesional karena semakin tinggi rasio NIM maka semakin baik. Walaupun
demikian baik Bank Umum Syariah maupun Bank Umum Konvensional rasio NIM keduanya telah
memenuhi standar Bank Indonesia yaitu diatas 5% dengan tingkat kesehatan yaitu “Sangat Sehat”.

Analisis Komparasi Tingkat Kesehatan Bank Umum Konvensional…. (Sisca Aprilia) 6


Tabel 6 Rata-rata Rasio BOPO BUK dan BUS
Tahun Bank N Mean
Bank Umum 11 80,47
2017
Bank Syariah 11 104,83
Bank Umum 11 78,71
2018
Bank Syariah 11 100,50
Bank Umum 11 79,76
2019
Bank Syariah 11 88,74

BANK UMUM 33 79,65


Rata-
rata BANK
33 98,02
SYARIAH
Sumber: Output SPSS 20
Berdasarkan tabel 6 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata (mean) rasio BOPO Bank Umum
Konvensional lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata (mean) rasio BOPO Bank Umum
Syariah yaitu 79,65% < 98,02%. Hal ini menunjukan bahwa rasio BOPO pada Bank Umum
Konvensional lebih baik dibandingkan dengan rasio BOPO Bank Umum Syariah karena semakin
rendah rasio BOPO maka akan semakin baik. Bank Umum Konvensional telah memenuhi standar
rasio BOPO menurut Bank Indonesia yaitu dibawah 94% dengan tingkat kesehatan yaitu “Sangat
Sehat”. Sedangkan rasio BOPO Bank Umum Syariah masih berada dibawah standar menurut Bank
Indonesia dengan tingkat kesehatan yaitu “Kurang Sehat”.
Tabel 7 Rata-rata Rasio CAR BUK dan BUS
Tahun Bank N Mean

Bank Umum 11 20.1845


2017
Bank Syariah 11 25.3318

Bank Umum 11 20.2673


2018
Bank Syariah 11 35.9155

Bank Umum 11 20.7409


2019
Bank Syariah 11 42.6445

BANK UMUM 33 20,40


Rata-
rata BANK
33 34,63
SYARIAH
Sumber: Output SPSS 20
Berdasarkan tabel 7 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata (mean) rasio CAR Bank Umum
Syariah lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata (mean) rasio CAR Bank Umum Konvensional
yaitu 20,40% < 34,63%. Hal ini menunjukan bahwa rasio CAR Bank Umum Syariah lebih baik
dibandingkan dengan rasio CAR Bank Umum Konvensional karena semakin tinggi rasio CAR maka
semakin baik. Walaupun demikian baik Bank Umum Syariah maupun Bank Umum Konvensional
telah memenuhi standar rasio CAR menurut Bank Indonesia yaitu diatas 8% dengan tingkat kesehatan
“Sangat Sehat” bagi kedua bank tersebut.
Uji Normalitas Data
Tabel 8 Uji Normalitas Data Kinerja Keuangan BUK dan BUS

Analisis Komparasi Tingkat Kesehatan Bank Umum Konvensional…. (Sisca Aprilia) 7


Kolmogorov-
RASIO BANK Smirnova
Statistic df Sig.
BANK
0.23 33 0.00
UMUM
NPL
BANK
0.245 33 0.00
SYARIAH
BANK
0.219 33 0.00
UMUM
LDR
BANK
0.538 33 0.00
SYARIAH
BANK
0.459 33 0.00
UMUM
CGC
BANK
0.298 33 0.00
SYARIAH
BANK
0.091 33 0.20
UMUM
ROA
BANK
0.321 33 0.00
SYARIAH
BANK
0.181 33 0.01
UMUM
NIM
BANK
0.128 33 0.19
SYARIAH
BANK
0.09 33 0.20
UMUM
BOPO
BANK
0.387 33 0.00
SYARIAH
BANK
0.139 33 0.10
UMUM
CAR
BANK
0.361 33 0.00
SYARIAH
Sumber: Output SPSS 20
Dari Tabel 8 diatas menunjukan bahwa nilai sig. yang memperoleh hasil lebih dari 0,05 dan
berdistribusi normal adalah rasio NIM pada BUS, rasio BOPO pada BUK dan rasio CAR pada BUK,
sedangkan rasio lainnya kurang dari 0,05 dan tidak berdistribusi normal.
Uji Hipotesis
Tabel 9 Mann Whitney U-Test Rasio Keuangan BUK dan BUS
Test Statisticsa
Asymp
Mann-
Wilcoxo . Sig.
Rasio Whitney Z
nW (2-
U
tailed)
NPL 436,50 997,50 -1,385 0,166
LDR 525,00 1086,00 -0,250 0,803
CGC 507,00 1068,00 -0,583 0,560
ROA 293,00 854,00 -3,226 0,001
NIM 518,00 1079,00 -0,340 0,734
BOPO 258,00 819,00 -3,674 0,000
CAR 505,00 1066,00 -0,507 0,612
Sumber: Output SPSS 20

Analisis Komparasi Tingkat Kesehatan Bank Umum Konvensional…. (Sisca Aprilia) 8


Dari tabel 9 diatas dapat dilihat bahwa rasio ROA dan rasio BOPO memperoleh hasil asymp.
Sig < 0,05 yang berarti hipotesis dari dua rasio tersebut diterima, sedangkan 5 rasio lainnya
memperoleh hasil aymp. Sig > 0,05 yang berarti hipotesis dari 5 rasio tersebut ditolak.

5. SIMPULAN

a) Komparasi/ Perbandingan Tingkat Kesehatan Bank Pada Bank Umum Konvensioal


dan Bank Umum Syariah dari Aspek Risk Profile
Hasil dari Man Whitney U-Test menunjukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah pada rasio Non Performing Loan (NPL) dan
Loan to Deposi (LDR). Sedangkan berdasarkan analisis statistik deskriptif, kinerja keuangan yang
mencerminkan tingkat kesehatan bank menunjukan Bank Umum Konvensional lebih baik dari Bank
Umum Syariah pada rasio NPL dan LDR.
b) Komparasi/ Perbandingan Tingkat Kesehatan Bank Pada Bank Umum Konvensioal dan
Bank Umum Syariah dari Aspek Good Corporate Governance (CGC)
Hasil dari Man Whitney U-Test menunjukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah dari aspek Good Corporate Governance (CGC).
Sedangkan berdasarkan analisis statistik deskriptif, kinerja keuangan yang mencerminkan tingkat
kesehatan bank menunjukan Bank Umum Syariah lebih baik dari Bank Umum Konvensional dari
aspek CGC.
c) Komparasi/ Perbandingan Tingkat Kesehatan Bank Pada Bank Umum Konvensioal
dan Bank Umum Syariah dari Aspek Earnings
Hasil dari Man Whitney U-Test menunjukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah pada rasio Net Interest Margin (NIM),
sedangkan pada rasio Return to Assets (ROA) dan Beban Operasional Terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) menunjukan terdapat peedaan yang signifikan. Berdasarkan analisis statistik
deskriptif, kinerja keuangan yang mencerminkan tingkat kesehatan bank menunjukan Bank Umum
Konvensional lebih baik dari Bank Umum Syariah pada rasio ROA dan BOPO, sedangkan pada rasio
NIM Bank Umum Syariah lebih baik dari Bank Umum Konvensional.
d) Komparasi/ Perbandingan Tingkat Kesehatan Bank Pada Bank Umum Konvensioal
dan Bank Umum Syariah dari Aspek Capital
Hasil dari Man Whitney U-Test menunjukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah pada rasio Capital Adequancy Ratio (CAR).
Sedangkan berdasarkan analisis statistik deskriptif, kinerja keuangan yang mencerminkan tingkat
kesehatan bank menunjukan Bank Umum Syariah lebih baik dari Bank Umum Konvensional dari
aspek Capital.

6. REFERENSI

Adiwarman, Karim. (2017). Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Bank Bukopin. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Bukopin. Jakarta: Bank Bukopin. Diakses
tanggal 16 Juli 2020 melalui www.bukopin.co.id.

Bank Bukopin Syariah. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Bukopin Syariah. Jakarta: Bank
Bukopin Syariah. Diakses tanggal 16 Juli 2020 melalui www.syariahbukopin.co.id.

Bank Central Asia. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Central Asia. Jakarta: Bank Central
Asia. Diakses tanggal 16 Juli 2020 melalui www.bca.co.id.

Analisis Komparasi Tingkat Kesehatan Bank Umum Konvensional…. (Sisca Aprilia) 9


Bank Central Asia Syariah. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Central Asia Syariah.
Jakarta: Bank Central Asia Syariah. Diakses tanggal 16 Juli 2020 melalui
www.bcasyariah.co.id.

Bank Jabar Banten. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Jabar Banten. Jakarta: Bank Jabar
Banten. Diakses tanggal 16 Juli 2020 melalui www.bankbjb.co.id.

Bank Jabar Banten Syariah. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Jabar Banten Syariah.
Jakarta: Bank Jabar Banten Syariah. Diakses tanggal 16 Juli 2020 melalui
www.bjbsyariah.co.id.

Bank Mandiri. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Mandiri. Jakarta: Bank Mandiri. Diakses
tanggal 16 Juli 2020 melalui www.bankmandiri.co.id.

Bank Mandiri Syariah. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Mandir Syariahi. Jakarta: Bank
Mandiri Syariah. Diakses tanggal 16 Juli 2020 melalui www.syariahmandiri.co.id.

Bank Maybank. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Maybank. Jakarta: Bank Maybank.
Diakses tanggal 16 Juli 2020 melalui www.maybank.co.id.

Bank Maybank Syariah. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Maybank Syariah. Jakarta: Bank
Maybank Syariah. Diakses tanggal 16 Juli 2020 melalui www.maybanksyariah.co.id.

Bank Mega. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Mega. Jakarta: Bank Mega. Diakses tanggal
16 Juli 2020 melalui www.bankmega.co.id.

Bank Mega Syariah. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Mega Syariah. Jakarta: Bank Mega
Syariah. Diakses tanggal 16 Juli 2020 melalui www.megasyariah.co.id.

Bank Negara Indonesia. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Negara Indonesia. Jakarta: Bank
Negara Indonesia. Diakses tanggal 16 Juli 2020 melalui www.bni.co.id.

Bank Negara Indonesia Syariah. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Negara Indonesia
Syariah. Jakarta: Bank Negara Indonesia. Diakses tanggal 16 Juli 2020 melalui
www.bnisyariah.co.id.

Bank Panin. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Panin. Jakarta: Bank Panin. Diakses tanggal
16 Juli 2020 melalui www.panin.co.id.

Bank Panin Syariah. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Panin Syariah. Jakarta: Bank Panin
Syariah. Diakses tanggal 16 Juli 2020 melalui www.paninbanksyariah.co.id.

Bank Rakyat Indonesia. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Rakyat Indonesia. Jakarta: Bank
Rakyat Indonesia. Diakses tanggal 16 Juli 2020 melalui www.bri.co.id.

Bank Rakyat Indonesia Syariah. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Rakyat Indonesia
Syariah. Jakarta: Bank Rakyat Indonesia Syariah. Diakses tanggal 16 Juli 2020 melalui
www.brisyariah.co.id.

Bank Tabungan Pensiunan Nasional. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Tabungan
Pensiunan Nasional. Jakarta: Bank Tabungan Pensiunan Nasional. Diakses tanggal 16 Juli
2020 melalui www.btpn.com.

Analisis Komparasi Tingkat Kesehatan Bank Umum Konvensional…. (Sisca Aprilia) 10


Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Tabungan
Pensiunan Nasional Syariah. Jakarta: Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah. Diakses
tanggal 16 Juli 2020 melalui www.btpnsyariah.com.

Bank Victoria. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Victoria. Jakarta: Bank Victoria. Diakses
tanggal 16 Juli 2020 melalui www.victoria.co.id.

Bank Victoria Syariah. 2017, 2018, 2019. Laporan Keuangan Bank Victoria Syariah. Jakarta: Bank
Victoria Syariah. Diakses tanggal 16 Juli 2020 melalui www.bankvictoriasyariah.co.id.

Booklet Perbankan Indonesia 2016. Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan.

Budisantoso, Totok dan Nuritomo. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba
Empat.

Daniswara, Fitria (2016). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan pada Bank Umum Konvensional
dan Bank Umum Syariah Periode 2011-2014. Skripsi. Universitas Sebelas Maret.

Kasmir. 2015. Dasar-dasar Perbankan. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kuncoro, Mudrajat dan Suhardjono. 2012. Manajemen Perbankan. Yogyakarta: BPFE.

Nurcaya, Ipak Ayu. 2020. “Kinerja Bank Melorot 2019, Ini Sejumlah Indikatornya”. m.bisnis.com
diakses pada 22 Februari 2020.

Nurcaya, Ipak Ayu., & M. Richard. 2019. “Rapor Bank Syariah Masih Merah”. m.bisnis.com diakses
pada 22 Februari 2020.

Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 tanggal 5 Oktober 2011, tentang Penilaian Kesehatan
Bank. Jakarta: Bank Indonesia.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 8/PJOK.3/2014, tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan.

Said, R.M and Tumin, M.H, (2011). Performance and Financial Ratios of Commercial Banks in
Malaysia and China, International Review of Business Research Papers, Vol 7 No. 2, Pp 157-
169.

Statistik Perbankan Indonesia Januari 2019. Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan.

Statistik Perbankan Syariah Januari 2019. Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011, tentang Matriks
Perhitungan Analisis Komponen Faktor Analisis RGEC untuk Bank Umum. Jakarta: Bank
Indonesia.

Triandaru, S. & Budisantoso, T. (2014). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Yogyakarta :
Salemba Empat.

Analisis Komparasi Tingkat Kesehatan Bank Umum Konvensional…. (Sisca Aprilia) 11


Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1992 Tentang Perbankan tanggal 10 November 1998. Jakarta: Menteri Negara Sekretaris
Negara Republik Indonesia.

Analisis Komparasi Tingkat Kesehatan Bank Umum Konvensional…. (Sisca Aprilia) 12

You might also like