You are on page 1of 10

Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 7 No.

1 Februari 2020
P - ISSN : 2503-4413
E - ISSN : 2654-5837, Hal 68 - 77

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK MENGGUNAKAN METODE PROFIL


RISIKO, TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK, PENDAPATAN &
MODAL
(Studi Komparasi Antara Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah Di Indonesia
Lemabaga yang Terdaftar Pada Otoritas Layanan Keuangan dan Overseen Periode 2013-
2018)

Oleh :
Gusganda Suria Manda
Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Singaperbangsa Karawang
Email : gusganda_suriamanda@fe.unsika.ac.id
Rina Maria Hendriyani
Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Singaperbangsa Karawang
Email : rina.maria@fe.unsika.ac.id
DOI Artikel : https://doi.org/10.34308/eqien.v7i1.123

Article Info Abstract


Article History : This analysis aims to find out, analyze and explain how the
Received 10 Feb - 2020 bank's soundness level compares with the Risk Profile, Good
Accepted 20 Feb - 2020 Corporate Governance, Earning and Capital methods in
Available Online 28 Feb - accordance with applicable regulations. This research was
2020 conducted using a comparative descriptive method with a
quantitative approach. The results of the analysis of this
study the authors get that Conventional Commercial Banks
have a Risk Profile (NPL ratio) with a rating of "Good"
better than a Sharia Commercial Bank with a rating of
"Fairly Good". Conventional Commercial Banks have a
Risk Profile (LDR) higher than Islamic Commercial Banks
with a rating of "Fairly Good". Conventional Commercial
Banks have Good Corporate Governance (GCG) better than
Sharia Commercial Banks with a "Good" rating.
Conventional Commercial Banks have better Earning
(ROA) with a "Very Good" rating than a Sharia Commercial
Bank with a "Very Poor" rating. Sharia Commercial Banks
have a Capital (CAR) higher than Conventional
Commercial Banks with a rating of "Very Good

Keyword :
Bank Health Level, Risk
Profile, Good Corporate
Governance, Earning, Capital,
NPL, LDR, GCG, ROA, CAR

68
tingkat kesehatan bank, terdapat metode yang
sering digunakan untuk menilai kesehatan suatu
PENDAHULUAN bank yaitu metode CAMEL (Capital, Assets,
Perbankan memiliki peranan yang sangat Management, Earnings, Liquidity). Metode
penting dalam memajukan perekonomian CAMEL adalah metode penilaian kesehatan
negara. Bank mempunyai fungsi utama sebagai bank dengan menghitung besarnya rasio-rasio
lembaga perantara keuangan (financial modal (capital), aktiva (assets), manajemen
intermediary institusion) yang menghubungkan (management), rentabilitas (earnings),
pihak surplus dengan pihak deficit. Pihak likuiditas (liquidity). Kemudian pada tahun
surplus menyimpan uang di bank dalam bentuk 2004 CAMELS menggantikan tata cara
tabungan, giro, dan deposito sedangkan pihak perhitungan kesehatan bank sebelumnya sesuai
deficit meminjam uang dari bank dalam bentuk dengan PBI Nomor 6/10/PBI/2004 tentang
kredit. Kepercayaan masyarakat mengenai Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
kinerja bank sangat dibutuhkan dalam Umum dan SE No.6/ 23 /DPNP pada tanggal 31
menjalankan peranannya. Dunia perbankan di Mei 2004. Semua komponen pada CAMELS
Indonesia memiliki dua sistem yaitu : lebih mengarah pada ukuran-ukuran kinerja
1. Bank yang melakukan usaha secara perusahaan secara internal, mulai
konvensional. dari Capital, Asset Quality, Management,
2. Bank yang melakukan usaha secara syariah Earning Power, Liquidity dan Sensitivity to
Menurut Veithzal dalam Masita (2016) Market Risk. Sistem penilaian dengan 6 faktor
Bank Konvensional merupakan bank yang tersebut sering disebut dengan CAMELS Rating
melayani masyarakat dengan menerapkan System.
sistem bunga dalam kegiatan operasionalnya. Namun, Bank Indonesia saat ini telah
Sedangkan Bank Syariah merupakan badan menyempurnakan metode penilaian tingkat
usaha berupa bank yang mengoperasikan kesehatan bank umum yang awalnya CAMELS
usahanya berdasarkan prinsip bagi hasil yang menjadi RGEC (Risk Profile, Good Corporate
sesuai dengan kaidah ajaran Islam. Dalam Governance, Earning, Capital) sesuai dengan
beberapa hal baik Bank Konvensional ataupun Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP
Bank Syariah memiliki persamaan terutama Tanggal 25 Oktober 2011 tentang penilaian
dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme tingkat kesehatan bank umum.
transfer, syarat-syarat umum memperoleh Peraturan ini telah digunakan oleh
pembiayaan dan sebagainya (Sulistianingsih, seluruh Bank umum sejak 1 Januari 2012.
2018). Menurut peraturan Bank Indonesia No.
Persaingan Bank Syariah dengan Bank 13/1/PBI/2011 Pasal 7, faktor- faktor penilaian
Konvensional yang dominan semakin ketat dan dari masing-masing komponen RGEC adalah
berkembang pesat di Indonesia mengharuskan Profil Resiko (Risk Profile), Tata kelola
manajemen bekerja lebih keras agar dapat perusahaan (Good Corporate Governance),
bertahan di Industri perbankan (Sulistianingsih, Rentabilitas (Earnings), dan Permodalan
2018). Di tengah persaingan yang semakin (Capital) (Dewi 2016). Perubahan peraturan
ketat, perbankan di Indonesia masih di penilaian Tingkat Kesehatan Bank umum ini
dominasi oleh Bank Umum Konvensional. Hal dilatar belakangi oleh perubahan kompleksitas
ini menimbulkan pertanyaan apakah Bank usaha dan profil risiko, penerapan pengawasan
Syariah dapat bersaing dengan Bank secara konsolidasi, serta perubahan pendekatan
Konvensional yang mendominasi perbankan di penilaian kondisi bank yang diterapkan secara
Indonesia. Oleh karena itu, hal ini juga internasional (www.ojk.go.id).
mendukung pentingnya perbandingan penilaian Berdasarkan riset yang dilakukan
kinerja antara Bank Kovensional dengan Bank Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia
Syariah. (LPPI), selama 10 tahun sejak tahun 2007, nilai
Sebagai lembaga keuangan, penilaian kinerja komposit penerapan GCG yang dilakukan
merupakan hal yang penting untuk dilakukan industri perbankan masih dalam kondisi baik.
oleh pihak-pihak yang terkait di dalam bank Menurut Lando Simatupang selaku kepala riset
baik Konvensional maupun Syariah. LPPI rata-rata nilai GCG industri perbankan
Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia melalui adalah 2,02 yang didapat dari 90 bank yang
Surat Edaran No. 26/5/BPPP Tanggal 29 Mei mengirim laporan GCG self assessment.
1993 yang mengatur tentang tata cara penilaian Meskipun demikian, dalam perjalanannya, nilai

69
tersebut berfluktuasi. Dalam riset LPPI tersebut Sulistianingsih (2018) pada Bank Umum
ketika pertama kali diterapkan pada tahun 2006, Syariah dan Bank Umum Konvensional periode
nilai rata-rata GCG industri perbankan berada 2010-2016, aspek Risk Profile Bank Umum
di kisaran 1, yang berarti sangat baik. Pada Syariah lebih baik dari Bank Umum
tahun 2011-2015 industri perbankan Konvensional dan terdapat perbedaan yang
menghadapi persoalan yang tidak ringan, yakni signifikan.
terkait maraknya fraud pada beberapa bank Sedangkan penelitian yang dilakukan Fitriana
umum. Adapun dengan rata-rata nilai 2, berarti (2015) menunjukan hasil yang berbeda. Dalam
secara tak langsung industri perbankan telah penelitian terdahulu yang dilakukan Daniswara
menerapkan GCG yang dipandang secara (2016) aspek Good Corporate Governance
umum baik (www.swa.co.id). (GCG) tidak terdapat perbedaan signifikan
Aspek Capital yang diproksikan dengan namun Bank Umum Konvensional memiliki
Capital Adequacy Ratio (CAR) dalam GCG yang lebih baik daripada Bank Umum
penelitian Daniswara (2016) menunjukan Bank Syariah. Berbeda dengan penelitian yang
Umum Syariah lebih baik daripada Bank dilakukan Sulistianingsih (2018).
Umum Konvensional dan terdapat perbedaan Rumusan Masalah
yang signifikan. Hasil yang sama ditunjukan Berdasarkan latar belakang, identifikasi
oleh penelitian Sulistianingsih (2018) tetapi masalah dan batasan masalah yang telah
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara diuraikan sebelumnya, maka penulis
Bank Umum Syariah dan Bank Umum merumuskan masalah dalam penelitian ini
Konvensional, serupa dengan hasil penelitian sebagai berikut :
yang dilakukan Fitriana (2015). Tetapi 1. Bagaimana perbedaan antara Bank Umum
penelitian yang dilakukan Dewi (2016) Konvensional dengan Bank Umum Syariah
menunjukan hasil yang berbeda, pada BNI pada periode 2013-2018 jika dilihat dari
konvensional dan BNI syariah Capital Risk Profile (NPL/NPF)?
Adequacy Ratio (CAR) menunjukan BNI 2. Bagaimana perbedaan antara Bank Umum
Konvensional lebih baik dari BNI Syariah. Konvensional dengan Bank Umum Syariah
Dalam penelitian terdahulu yang pada periode 2013-2018 jika dilihat dari
dilakukan Daniswara (2016) aspek Earnings Risk Profile (LDR)?
yang diproksikan dengan Return on Assets 3. Bagaimana perbedaan antara Bank Umum
(ROA) menunjukan Bank Umum Konvensional dengan Bank Umum Syariah
Konvensional lebih baik daripada Bank Umum pada periode 2013-2018 jika dilihat dari
Syariah dan terdapat perbedaan yang Good Corporate Governance (GCG) ?
signifikan. Hal ini sejalan dengan penelitian 4. Bagaimana perbedaan antara Bank Umum
yang dilakukan Dewi (2016) dan penelitian Konvensional dengan Bank Umum Syariah
yang dilakukan Sulistianingsih (2018). pada periode 2013-2018 jika dilihat dari
Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan Earning (rasio ROA)?
oleh Usman (2012) profitabilitas Bank Syariah 5. Bagaimana perbedaan antara Bank Umum
lebih baik daripada Bank Konvensional. Hasil Konvensional dengan Bank Umum Syariah
yang berbeda ditunjukan oleh Milhem (2015) pada periode 2013-2018 jika dilihat dari
dalam penelitiannya di Yordania, aspek Capital (CAR)?
Earnings yang diproksikan dengan Return on
Assets (ROA) menunjukan Bank Umum KERANGKA PEMIKIRAN DAN
Konvensional dan Bank Umum Syariah tidak PEGEMBANGAN HIPOTESIS
terdapat perbedaan yang signifikan. Teori Agensi (Agency Theory)
Dalam penelitian terdahulu yang Konsep agency theory menurut
dilakukan Daniswara (2016) pada Bank Umum Anthony dan Govindarajan dalam Siagian
Syariah dan Bank Umum Konvensional periode (2011:10) adalah hubungan atau kontak antara
2011-2014 menunjukan aspek Risk Profile principal dan agent. Principal mempekerjakan
yang diproksikan dengan Non Performing agent untuk melakukan tugas untuk
Loans (NPL) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) kepentingan principal, termasuk pendelegasian
Bank Umum Syariah lebih baik dari Bank otorisasi pengambilan keputusan dari principal
Umum Konvensional, dan menunjukan kepada agent. Pada perusahaan yang modalnya
perbedaan yang siginifikan. Hasil yang sama terdiri atas saham, pemegang saham bertindak
ditunjukan oleh penelitian yang dilakukan sebagai principal, dan CEO (Chie Executive

70
Officer) sebagai agent mereka. Pemegang
saham mempekerjakan CEO untuk bertindak
sesuai dengan kepentingan principal.
Teori Intermediasi (Intermediary Theory) Menurut Riadi (2016: 83), hipotesis
Jhon Gurley (1956), teori intermediasi adalah jawaban atau dugaan ilmiah sementara
keuangan membahas tentang salah satu fungsi terhadap suatu fenomena yang perlu dibuktikan
institusi perbankan, dimana perbankan atau diuji kebenarannya secara empiris.
memiliki tugas besar sebagai penyokong yang Berdasarkan kerangka berpikir yang telah
dominan dalam perekonomian suatu negara diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang
dengan tugas intermediasi dana dari pihak dikemukakan dalam penelitian ini adalah
kelebihan dana ke pihak kekurangan dana. sebagai berikut:
Perbankan memiliki peran penting dalam H1 : Terdapat perbedaan pada rasio Non
perekonomian, yaitu untuk memperlancar Perfroming Loans antara Bank
proses pembayaran, pencapaian stabilitas Umum Konvensional dan Bank
keuangan dan sebagai pelaksana kebijakan Umum Syariah periode 2013-2018.
moneter, maka perbankan harus tetap stabil. H2 : Terdapat perbedaan pada Long to
Teori Bank Deposit Ratio antara Bank Umum
Undang-Undang Nomor 10 Tahun Konvensional dan Bank Umum
1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Syariah periode 2013-2018.
Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan H3 : Terdapat perbedaan pada Good
mendefinisikan bank sebagai “badan usaha Corporate Governance antara Bank
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam Umum Konvensional dan Bank
bentuk simpanan dan menyalurkan kepada Umum Syariah periode 2013-2018.
masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau H4 : Terdapat perbedaan pada rasio Return
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan On Asset antara Bank Umum
taraf hidup rakyat banyak”. Konvensional dan Bank Umum
Bank Konvensional Syariah periode 2013-2018.
Menurut Booklet Perbankan Indonesia (2016), H5 : Terdapat perbedaan pada rasio
Bank Konvensional adalah bank yang kegiatan Capital Aquedency Ratio antara Bank
usahanya dijalankan secara konvensional dan Umum Konvensional dan Bank
jenisnya terdiri dari Bank Umum Konvensional Umum Syariah periode 2013-2018.
(BUK) dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Bank Syariah METODE PENELITIAN
Budisantoso dan Nuritomo (2014:207) Pada penelitian ini, populasi yang diambil
mendefinisikan “Bank Syariah yaitu bank yang adalah 14 Bank Umum Syariah dan 115 Bank
beroperasi berdasarkan prinsip syariah atau Umum Konvensional yang terdaftar dan
prinsip agama Islam”. Sesuai prinsip Islam diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
yang melarang sistem bunga atau riba yang pada tahun 2018.
memberatkan, maka bank syariah beroperasi Berdasarkan beberapa pengertian tersebut,
berdasarkan kemitraan pada semua aktivitas penulis menarik kesimpulan bahwa sampel
bisnis atas dasar kesetaraan dan keadilan. merupakan jumlah dari suatu populasi yang
Hipotesis diambil berdasarkan karakteristik yang telah
ditentukan.
Teknik Pengambilan Sampling
Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu non
probability sampling dengan teknik sampling
purposive. Menurut Sugiyono (2014:85)
bahwa, sampling purposive adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Berdasarkan pengertian, maka penulis
menentukan kriteria untuk dijadikan bahan
pertimbangan dalam pemilihan sampel yaitu:
1) Bank Umum Kovensional dan Bank
Umum Syariah di Indonesia yang terdaftar

71
dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan Statistik deskriptif digunakan untuk
dan konsisten beroperasi selama periode menjelaskan mana yang memiliki kinerja
penelitian yaitu 2013-2018. keuangan yang lebih baik berdasarkan Risk
2) Bank Umum Konvensional dan Bank Profile, Good Corporate Governance,
Umum Syariah yang memiliki data Earnings dan Capital.
laporan keuangan publikasi lengkap sesuai
dengan yang dibutuhkan penulis dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
melakukan penelitian selama periode Hasil Penelitian
penelitian yaitu 2013-2018. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
3) Bank Umum Konvensional dan Bank terhadap 11 sampel perbankan konvensional
Umum Syariah yang memiliki data GCG dan 11 sampel syariah periode 2013-2018
publikasi yang lengkap sesuai dengan didapatkan nilai dari tingkat kesehatan
yang dibutuhkan penulis dalam melakukan perbankan yang disajikan dalam gambar 1
penelitian selama periode penelitian yaitu sebagai berikut :
2013-2018.
4) Bank Umum Konvensional yang memiliki Non Performing Loans
8,88
total asset diatas Rp.150.000.000.000.000 10,00 7,55
dan Seluruh Bank Umum Syariah. 6,07
4,23
Tabel 1. Kriteria 5,00 2,87 3,33
Jumlah
No. Kriteria Kualifikasi Sampel 3,37
Sampel 2,54 2,78 2,60
0,00 1,81 2,13
1 Kriteria Bank Umum Kovensional dan 129 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 Bank Umum Syariah di
Indonesia yang terdaftar dan BUK BUS
diawasi oleh Otoritas Jasa
Keuangan dan konsisten
beroperasi selama periode
penelitian yaitu 2013-2018.
Gambar 4.1 menunjukan rata-rata risiko
2 Kriteria Bank Umum Konvensional 119 kredit macet Bank Umum Syariah lebih tinggi
2 dan Bank Umum Syariah dari Bank Umum Konvensional selama periode
yang memiliki data laporan 2013-2018. Pada tahun 2013 rasio NPL Bank
keuangan publikasi yang Umum Konvensional terlihat menunjukan
lengkap sesuai dengan yang
dibutuhkan penulis dalam angka yang baik dibandingkan dengan tahun-
melakukan penelitian selama tahun berikutnya, begitupun dengan Bank
periode penelitian yaitu 2013- Umum Syariah. Pada tahun 2013 rata-rata rasio
2018. NPL Bank Umum Konvensional adalah 1,81%.
3 Kriteria Bank Umum Konvensional 104 Pada tahun 2014 rata-rata rasio NPL Bank
3 dan Bank Umum Syariah
yang memiliki data GCG Umum Konvensional adalah 2,13%,
publikasi yang lengkap sesuai mengalami kenaikan dari tahun 2013. Pada
dengan yang dibutuhkan tahun 2015 rata-rata rasio NPL Bank Umum
penulis dalam melakukan Konvensional adalah 2,54% lebih tinggi dari
penelitian selama periode
penelitian yaitu 2013-2018.
tahun 2014. Pada tahun 2016 rata-rata rasio
4 Kriteria Bank Umum Konvensional 22 NPL Bank Umum Konvensional adalah 3,37%.
4 yang memiliki total asset Pada tahun 2017 rata-rata rasio NPL Bank
diatas Umum Konvensional adalah 2,78%. Pada tahun
Rp.150.000.000.000.000 dan 2018 rata-rata rasio NPL Bank Umum
Seluruh Bank Umum Syariah
Konvensional adalah 2,60% mengalami
Sumber Data
penurunan dari tahun tahun sebelumnya.
Penelitian ini menggunakan jenis data
sekunder berupa data laporan keuangan dari
Bank Umum Konvensional dan Bank Umum
Syariah yang menjadi sampel. Data diambil
dalam periode pengamatan antara tahun 2013-
2018. Data bersumber pada Otoritas Jasa
Keuangan untuk periode pengamatan yang
dibutuhkan.
Analisis Statistik Deskriptif
Long to Deposit Ratio
72 94,76 92,83 94,17 91,82 84,06 85,93

88,88 90,46 91,03 89,32 90,26 94,10


2013 2014 2015 2016 2017 2018
Gambar 2 menunjukan rata-rata risiko penurunan dari tahun sebelumnya. Pada tahun
likuiditas Bank Umum Syariah lebih tinggi dari 2015 rata-rata ROA Bank Umum Konvensional
Bank Umum Konvensional selama periode adalah 1,97%. Pada tahun 2016 rasio rata-rata
2013-2016, sedangkan pada periode 2017-2018 ROA Bank Umum Konvensional adalah 1,64%
Bank Umum Konvensional memiliki rata-rata mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.
lebih tinggi dari Bank Umum Syariah. Pada tahun 2017 rata-rata ROA Bank Umum
Konvensional adalah 2,29%. Pada tahun 2018
Good Corporate rata-rata ROA Bank Umum Konvensional
adalah 2,43% mengalami kenaikan dari tahun
Governance sebelumnya.
2,18
1,82 1,91 1,91 2,00 1,91 Capital Aquedency
1,73 1,73 1,82 1,73 1,82 1,82
Ratio
2013 2014 2015 2016 2017 2018 33,32
20,18 20,89 20,09 22,29 23,94
BUK BUS

15,69 16,35 18,00 20,41 20,49 20,32


Gambar 3 menunjukan GCG Bank 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Umum Syariah rata-rata lebih tinggi dari Bank BUK BUS
Umum Konvensional selama periode 2013-
2018. Rata-rata GCG Bank Umum
Konvensional dan Bank Umum Syariah Gambar 4.2 menunjukan rata-rata CAR
menunjukan angka yang fluktuatif. Pada tahun Bank Umum Syariah rata-rata lebih tinggi dari
2013 rata-rata GCG Bank Umum Konvensional Bank Umum Konvensional selama periode
adalah 1,73. Pada tahun 2014 rata-rata GCG 2013-2018. Pada tahun 2013 rata-rata CAR
Bank Umum Konvensional adalah 1,73. Pada Bank Umum Konvensional adalah 15,69%.
tahun 2015 rata-rata GCG Bank Umum Pada tahun 2014 rata-rata CAR Bank Umum
Konvensional adalah 1,82. Pada tahun 2016 Konvensional adalah 16,35% mengalami
rata-rata GCG Bank Umum Konvensional peningkatan dari tahun sebelumnya. Pada tahun
adalah 1,73. Pada tahun 2017 rata-rata GCG 2015 rata-rata CAR Bank Umum Konvensional
Bank Umum Konvensional adalah 1,82. Pada adalah 18,00%. Pada tahun 2016 rasio rata-rata
tahun 2018 rata-rata GCG Bank Umum CAR Bank Umum Konvensial adalah 20,41%
Konvensional adalah 1,82. mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnya. Pada tahun 2017 rata-rata CAR
Return On Assets Bank Umum Konvensional adalah 20,49%.
2,72 Pada tahun 2018 rata-rata CAR Bank Umum
2,28 2,29 2,43
1,97 Konvensional adalah 20,32% mengalami
1,64
penurunan dari tahun sebelumnya.
Pembahasan Hasil Penelitian
1,26 Perbedaan antara Bank Umum
0,66
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Konvensional dan Bank Umum Syariah
-0,07
-0,48 periode 2013-2018 jika dilihat dari aspek
-1,24 Risk Profile (NPL/NPF)
-1,46
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 11
BUK BUS Bank Umum Konvensional dan 11 Bank
Umum Syariah menunjukkan tingkat risiko
kredit yang diproksikan dengan Non
Gambar 4 menunjukan rata-rata ROA Performing Loans (NPL) Bank Umum Syariah
Bank Umum Syariah rata-rata lebih rendah dari memiliki angka rata-rata yang lebih tinggi dari
Bank Umum Konvensional selama periode Bank Umum Konvensional selama periode
2013-2018. Pada tahun 2013 rata-rata ROA 2013 - 2018. Hal tersebut memperlihatkan
Bank Umum Konvensional adalah 2,72%. Pada bahwa tingkat risiko kredit Bank Umum
tahun 2014 rata-rata ROA Bank Umum Konvensional lebih baik dari Bank Umum
Konvensional adalah 2,28% mengalami Syariah. Hasil yang sama ditunjukan oleh

73
penelitian yang dilakukan Thayib (2017). Dari Konvensional dan Bank Umum Syariah
tahun 2013 sampai dengan 2016 rata-rata NPL periode 2013-2018 jika dilihat dari aspek
Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Good Corporate Governance (GCG)
Syariah terus mengalami kenaikan, namun Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 11
terjadi penurunan yang bersamaan pada tahun Bank Umum Konvensional dan 11 Bank
2017 sampai 2018. Sejumlah bank syariah Umum Syariah menunjukkan Good Corporate
memang mengatakan pada tahun 2018 Governance (GCG) Bank Umum Syariah
perbankan syariah cenderung lebih hati-hati memiliki angka rata-rata yang lebih tinggi dari
dalam menyalurkan pembiayaan, alhasil risiko Bank Umum Konvensional selama periode
kredit dibeberapa penguasa pasar bank syariah 2013-2018. Hal tersebut memperlihatkan
mencatat penurunan pembiayaan bermasalah. bahwa GCG Bank Umum Konvensional lebih
Semakin kecil NPL maka akan semakin baik baik dari Bank Umum Syariah. Dari tahun
kualitas aset suatu bank. Ketentuan Bank 2013 sampai dengan 2018 GCG Bank Umum
Indonesia bahwa standar NPL yang terbaik Konvensional dan Bank Umum Syariah
adalah dibawah 5% (Dewi, 2016). mengalami fluktuatif namun pada tahun 2015
menunjukan angka yang paling tinggi.
Peringkat komposit Good Corporate
Governance (GCG) pada Bank Umum
Konvensional berada pada kategori “BAIK”
Perbedaan antara Bank Umum sama sepeti Bank Umum Konvensional.
Konvensional dan Bank Umum Syariah Perbedaan antara Bank Umum
periode 2013-2018 jika dilihat dari aspek Konvensional dan Bank Umum Syariah
Risk Profile (LDR) periode 2013-2018 jika dilihat dari aspek
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 11 Earning (ROA)
Bank Umum Konvensional dan 11 Bank Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 11
Umum Syariah menunjukkan tingkat risiko Bank Umum Konvensional dan 11 Bank
likuiditas yang diproksikan dengan Long to Umum Syariah menunjukkan tingkat
Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Syariah profitabilitas yang diproksikan dengan Return
memiliki angka rata-rata yang lebih tinggi dari On Asset (ROA) Bank Umum Syariah
Bank Umum Konvensional selama periode memiliki angka rata-rata yang lebih rendah
2013 sampai dengan 2016, namun pada tahun dari Bank Umum Konvensional selama
2017 sampai dengan 2018 LDR Bank Umum periode 2013-2018.
Konvensional lebih tinggi dari Bank Umum Hal tersebut memperlihatkan bahwa tingkat
Syariah. profitabilitas Bank Umum Konvensional lebih
Hal tersebut membuktikan bahwa kredit yang baik dari Bank Umum Syariah. Hasil tersebut
diberikan Bank Umum Syariah atas total dana sama dengan hasil dari penelitian yang
pihak ketiga lebih banyak daripada Bank dilakukan Thayib (2017). Dari tahun 2013
Umum Konvensional, karena para pihak sampai dengan 2016 ROA Bank Umum
ketiga lebih tertarik dengan sistem bagi hasil Konvensional selalu mengalami penurunan
yang diterapkan Bank Umum Syariah namun mulai naik kembali pada tahun 2017
(Daniswara, 2016). sampai dengan 2018. Pada Bank Umum
Peringkat komposit Long to Deposit Ratio Syariah Return On Asset (ROA) terus
(LDR) pada Bank Umum Konvensional mengalami penurunan dari tahun 2013 sampai
berada pada kategori “CUKUP BAIK” sama dengan 2015, namun terjadi kenaikan pada
seperti Bank Umum Syariah. Kedua tahun 2016 sampai dengan 2018.
perbankan harus berhati-hati karena jika Peringkat komposit Return On Asset (ROA)
terlalu tinggi, artinya perbankan tidak pada Bank Umum Konvensional berada pada
memiliki likuiditas yang cukup memadai kategori “SANGAT BAIK” sedangkan untuk
untuk menutupi kewajibannya terhadap Bank Umum Syariah berada pada kategori
nasabah dari Dana Pihak Ketiga (DPK). “SANGAT KURANG”. Profitabilitas bank
Sebaliknya, jika nilai LDR terlalu rendah yang menurun diakibatkan kompetisi
berarti perbankan memiliki likuiditas yang perbankan yang semakin ketat, ditambah
cukup memadai tetapi mungkin masuknya pemain-pemain di sektor jasa
pendapatannya lebih rendah. keuangan, seperti industri teknologi finansial.
Perbedaan antara Bank Umum Perbedaan antara Bank Umum

74
Konvensional dan Bank Umum Syariah Deposit Ratio (LDR) menandakan tingkat
periode 2013-2018 jika dilihat dari aspek pengembalian Dana Pihak Ketiga yang
Capital (CAR) buruk.
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 11 3. Bank Umum Konvensional memiliki Good
Bank Umum Konvensional dan 11 Bank Corporate Governance (GCG) lebih baik
Umum Syariah menunjukkan Capital dari Bank Umum Syariah. Baik Bank
Aquedency Ratio (CAR) yang lebih tinggi dari Umum Konvensional maupun Bank Umum
Bank Umum Konvensional selama periode Syariah telah menjalankan tata kelola
2013-2018. Hal tersebut memperlihatkan perusahaan yang baik. Bank mampu
bahwa tingkat perputarann Dana Pihak Ketiga menghadapi pengaruh negatif yang
Bank Umum Syariah lebih baik dari Bank signifikan dari perubahan kondisi bisnis.
Umum Konvensional. Sama seperti penelitian 4. Bank Umum Konvensional memiliki
yang dilakukan oleh Thayib (2017), Bank Earning (ROA) lebih baik dari Bank
Umum Syariah memiliki CAR yang lebih baik Umum Syariah. Artinya Bank Umum
dari Bank Umum Konvensional. Dari tahun Konvensional memiliki tingkat
2013 sampai dengan 2018 CAR Bank Umum profitabilitas yang lebih baik dari Bank
Syariah mengalami fluktuatif. Sedangkan Umum Syariah. Bank mampu
untuk Bank Umum Konvensional selalu menghasilkan laba dengan baik. Perbedaan
mengalami kenaikan dari tahun 2013 sampai jumlah aset pada bank syariah dan bank
2017, tapi penurunan terjadi pada tahun 2018. konvensional mengakibatkan terlihatnya
Peringkat komposit Capital Aquedency Ratio perbedaan yang signifikan diantara
(CAR) pada Bank Umum Konvensional keduanya.
berada pada kategori “SANGAT BAIK” sama 5. Bank Umum Syariah memiliki Capital
seperti Bank Umum Syariah. (CAR) lebih tinggi dari Bank Umum
KESIMPULAN DA SARAN Konvensional. Artinya Bank Umum
Kesimpulan Syariah telah memenuhi kecukupan
Berdasarkan hasil penelitian pada modalnya dengan baik tidak berbeda jauh
perbankan yang terdaftar dan diawasi Otoritas dengan Bank Umum Konvensional.
Jasa Keuangan (OJK) periode 2013 sampai Saran
dengan 2018, maka dapat diambil suatu Berdasarkan keterbatasan penelitian yang
kesimpulam sehubungan dengan analisis telah diungkapkan sebelumnya maka dapat
tingkat kesehatan bank dengan metode RGEC diberikan beberapa saran sebagai berikut :
pada Bank Umum Konvensional dan Bank 1. Peneliti selanjutnya dapat menambah lebih
Umum Syariah sebagai berikut: banyak objek penelitian untuk jenis
1. Bank Umum Konvensional memiliki Risk perbankan lainnya.
Profile (rasio NPL) lebih baik dari Bank 2. Peneliti selanjutnya dapat menambah
Umum Syariah. Artinya Bank Umum periode waktu penelitian agar dapat
Syariah menghadapi risiko kredit yakni memotret kinerja bank dengan lebih baik.
kredit bermasalah yang cukup besar. 3. Bagi Bank Umum Konvensional kinerja
Perbedaan yang terjadi pada Bank Umum keuangan Bank Umum Konvensional
Konvensional dan Bank Umum Syariah lebih baik daripada Bank Umum Syariah.
dikarenakan masyarakat lebih tertarik Akan tetapi, pada rasio CAR masih lebih
untuk melakukan pinjaman (kredit) dari rendah dibandingkan Bank Umum
Bank Umum Syariah yang menerapkan Syariah.
sistem bagi hasil sehingga tidak
4. Bagi Bank Umum Syariah mempunyai
terpengaruh pasar, sementara kredit dari
CAR yang lebih baik dibandingkan Bank
Bank Umum Konvensional menerapkan
Umum Konvensional, akan tetapi dari segi
sistem bunga yang biasanya mengikuti
risiko dan rentabilitas masih lebih rendah
suku bunga pasar.
dari Bank Umum Konvensional sehingga
2. Bank Umum Konvensional memiliki Risk Bank Umum Syariah perlu untuk
Profile (LDR) lebih tinggi dari Bank menurunkan risiko dan meningkatkan
Umum Syariah. Namun kedua bank rentabilitas. Rentabilitas dapat
tersebut telah sama-sama menjalankan ditingkatkan dengan meningkatkan
fungsi bank sebagai lembaga intermediary layanan dan produk yang ditawarkan,
dengan cukup baik. Semakin tinggi Long to

75
melakukan ekspansi yang menghasilkan mengurangi kegiatan operasional yang
laba dan menekan biaya-biaya dengan tidak produkti

REFERENSI
Republik Indonesia. UU No 10 Tahun 1998 Manajemen dan Bisnis. E-ISSN: 2549-
tentang Perbankan 3604, P-ISSN: 2549-6972
Republik Indonesia. UU No 21 Tahun 2008 Bilal, Zaroug Osman. 2016. Comparative Study
tentang Perbankan Syariah. on Performance of Islamic Banks and
Budisantoso, Totok dan Nuritmo. 2014. Bank Conventional Banks: Evidence from
dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Oman. Oman: International Journal of
Salemba Empat. Economics and Financial Issues. ISSN:
Fahmi, Irham. 2015. Manajemen Risiko. 2146-4138
Bandung: Alfabeta. Daniswara, Fitria. 2016. Analisis
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan
Multivariate dengan Program IBM Berdasarkan Risk Profile, Good
SPSS, Edisi Ketujuh. Semarang: Badan Corporate Governance, Earnings, and
Penerbit Universitas Diponegoro. Capital (RGEC) Pada Bank Umum
Gitman, Lawrence J. and Zutter, Chad J. 2012. Konvensional dan Bank Umum Syariah
Principle Of Manajerial Finance. Periode 2011-2014. Jawa Tengah:
13𝑡ℎ Edition. Edinburgh: Pearson. Gema. ISSN : 0215 – 3092
Kasmir. 2014. Pengantar Manajemen Dewi, Dian Masita. 2016. Kinerja Keuangan
Keuangan. Jakarta: Kencana Prenada Bank Konvensional dan Bank Syariah
Media Group. (Study pada PT. Bank Negara Indonesia
Kieso, Weygant dan Warfield. 2011. Tbk tahun 2010-2014), Jurnal.
Intermediate Accounting Volume 1 IFRS Kalimantan: Universitas Lambung
Edition. United States of America: Mangkurat. Al-Ulum Ilmu Sosial Dan
Wiley. Humaniora. ISSN: 2476-9576
Martani, Dwi, dkk. 2014. Akuntansi Keuangan Surtikanti, S., & Saleh, D. S. (2018,
Berbasis PSAK. Jakarta: Salemba Empat. November). Economic Value Added.
Mulyadi. 2014. Akuntansi Biaya, Edisi 5. In International Conference on
Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Business, Economic, Social Science
Munawir, S. 2010. Analisa Laporan Keuangan, and Humanities (ICOBEST 2018).
Edisi 4. Yogyakarta: Liberty.
Atlantis Press.
Muslim, Sarip. 2015. Akuntansi Keuangan
Syariah. Bandung: Pustaka Setia.
Saleh, D. S. (2018). Pengaruh Operating
Pura, Rahman. 2013. Pengantar Akuntansi 1, Capacity, Arus Kas Operasi dan
Pendidikan Siklus Akuntansi. Jakarta: Biaya Variabel terhadap Financial
Erlangga. Distress pada Perusahaan
Soemarso. 2014. Akuntansi Suatu Pengantar. Manufaktur Subsektor Textil dan
Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat. Garment yang Terdaftar di Bursa
Sudaryono. 2017. Metodologi Penelitian. Efek Indonesia (Bei) Tahun 2009-
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2016. Eqien: Jurnal Ekonomi dan
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif Bisnis, 5(1), 34-49.
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Fitriana, Nur dkk. 2015. Tingkat Kesehatan
Suharyadi. 2009. Statistika Untuk Ekonomi dan Bank Bumn Syariah Dengan Bank Bumn
Keuangan Modern, Edisi 2. Jakarta: Konvensional: Metode RGEC (Risk
Salemba Empat. Profile, Good Corporate Governance,
Syafri Harahap, Sofyan. 2014. Teori Akuntansi. Earning dan Capital). Pekalongan:
Jakarta: Raja Grafindo Persada. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. ISSN : 1693-
Utari, Dewi. 2016. AKuntansi Manajemen, 0908
Edisi 4. Jakarta: Mitra Wacana Media. Hawaldar, Iqbal Thonse dkk. 2017. A
Anggraini, Rachmania dkk. 2017. Analisis Comparison of Financial Performance
Tingkat Kesehatan Bank Syariah of Islamic and Conventional Banks in
Sebelum Dan Sesudah Spin Off. Bahrain. Bahrain: American Scientific
Palembang: Ekspektra, Jurnal

76
Research Journal for Engineering, Metode RGEC (Risk Profile, Good
Technology, and Sciences (ASRJETS). Corporate Governance, Earning, and
ISSN (Print) 2313-4410, ISSN (Online) Capital). Jakarta: Jurnal Ekonomi,
2313-4402 Manajemen dan Perbankan. ISSN: 2302-
Marginingsih, Ratnawaty. 2018. Analisis 4119
Tingkat Kesehatan Bank Dengan Sawalita, Tria dan Azib. 2019. Analisis
Menggunakan Metode RGEC Pada PT Perbandingan Kesehatan Bank Sebelum
Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan Sesudah Adanya Pengawasan
Periode 2013-2017. E-Journal BSI. P- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan
ISSN 2355-2700 E-ISSN 2550-0139 Metode RGEC (Studi Kasus pada
Mayasari, Rosalina Febrica dkk. 2017. Analisis Perusahaan Bank Go Public yang
Perbedaan Tingkat Kesehatan Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Kesehatan Bank Umum Sebelum dan Periode 2009-2014). Bandung:
Sesudah Implementasi Metode RGEC di Prosiding Manajemen. ISSN: 2460-6545
Indonesia. Palembang: PROSIDING. Suheri, Heri dkk. 2018. Analisis Tingkat
ISSN: 2598 – 0246 E-ISSN: 2598-0238 Kesehatan Bank Menggunakan Metode
Milhem, Maysa’a Munir dan Rasha M. S. RGEC. Bogor: E-journal UIKA. P-ISSN:
Istaiteyeh. 2015. Financial Performance 2654-8623 E-ISSN: 2655-0008
Of Islamic And Conventional Banks: Sulistianingsih, Henny dan Maivalinda. 2018.
Evidence From Jordan. Jordan: Global Analisis Perbandingan Tingkat
Journal of Business Research. ISSN: Kesehatan Bank Konvensional dan Bank
1931-0277 (print) ISSN: 2157-0191 Syariah dengan Menggunakan
(online) Pendekatan RGEC . Padang: Menara
Paramartha, I Made dan Ni Putu Ayu Ekonomi. ISSN : 2407-8565; E-ISSN:
Darmayanti. 2017. Penilaian Tingkat 2579-5295
Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC Suryana, Muhammad Virgiawan Ridho dkk.
Pada Pt. Bank Mandiri (Persero), 2018. Analisis tingkat kesehatan
Tbk.Bali: E-Jurnal Manajemen Unud. keuangan dengan menggunakan metode
ISSN : 2302-8912 rgec (risk profile, good corporate
Paramitha, Dyah Ayu. Dkk. 2018. Analisis governance, earning dan capital).
Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Samarinda: Akuntabel. ISSN Print:
Bank Syariah dan Bank Konvensional, 0216-7743 ISSN Online: 2528-1135
Jurnal. Kediri: Universitas Nusantara Wulandari, Ika. 2018. Perbandingan Penilaian
PGRI. ISSN: 2541-0180 Tingkat Kesehatan Bank dengan
Putri, Putu Ania Cahyani dan A.A. Gede Menggunakan Metode RGEC pada 5
Suarjaya. 2017. Analisis Tingkat Bank yang Masuk Kategori Buku 4 di
Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC Indonesia Periode 2016. Yogyakarta:
Pada PT. Bank Tabungan Negara UMB. ISSN 2460-1233
(PERSERO) Tbk. Bali: E-Jurnal Zaheer, Rummana dan Hafsa Jamil. 2016.
Manajemen Unud. ISSN : 2302-8912 Performance Comparison Analysis of
Rahmi, Laili. 2017. Financial Performance Of Islamic and Conventional Banks - Case
Islamic Banking After The Global Study of Pakistan. Pakistan: Journal of
Financial Crisis: A Comparison Philosophy, Culture and Religion. ISSN
Between Islamic Commercial Banks And 2422-8443
Islamic Business Unit Banks In Booklet Perbankan Indonesia 2016
Indonesia. Banda Aceh: Ar-Raniry State Lampiran SE-BI No 13/24/DPNP/2011
Islamic University. P-ISSN: 2355-7885 Peraturan BI No 13/1/PBI/2011 Penilaian
E-ISSN: 2355-813X Tingkat Kesehatan Bank Umum
Rasyid, Soelaeman. 2018. Analisis www.ojk.go.id
Perbandingan Kesehatan Bank www.swa.co.id
Domestik dan Bank Asing dengan

77

You might also like