You are on page 1of 7

PENGALAMAN SEKSUALITAS PEREMPUAN PASCA TAH BSO (TOTAL

ABDOMINAL HYSTERECTOMYBILATERAL SALPINGO OOPHORECTOMY)

Ramdya Akbar Tukan*, Tintin Sukartini**, Esti Yunitasari**

*Mahasiswa Program Magister Keperawatan, Universitas Airlangga,


email: ramdyalovaa@gmail.com
**Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
Abstract: Introduction: Total Abdominal Bilateral Hysterectomy Salpingo
Oophorectomy (TAH BSO) is one of the operations of gynecology which aims to remove
the uterus, cervix and both tube and ovarian tubes. This study aims to explore the
experience of female sexuality after the operation of TAH BSO at Haji Surabaya
Hospital. Methods: This study used in-depth interview method to 7 participants who
have conducted TAH BSO at Haji Surabaya Hospital. Result and analysis: This study
result 2 findings: (1) Sexual activity after TAH BSO, Most patients experience a decrease
in sexual desire, lubrication and lack of intensity sexual intercourse, but there are patients
who can feel orgasm during sexual intercourse, (2) The response to the problem faced is
husband's positive support and reduce the frequency of intercourse.
Discuss and Conclution: This study yielded 2 conclusions: (1) Patients after TAH BSO
experience decreased sexual activity such as decreased sexual desire, lubrication,
decreased quality of sexual relations, but there are patients who do not feel any
lubrication and still can be feel the orgasm, It is caused by a good psychological
condition,(3) Patients need the attention of husband and family. Suggestions for further
research need to make more in-depth observations of the husband and the patient's family

Keywords: Sexuality Experience, Women, Total Abdominal Hysterectomy Bilateral


Salpingo Oophorectomy

Abstrak: Introduction: Total Abdominal HysterectomyBilateral Salpingo Oophorectomy


(TAH BSO) adalah tindakan operasi gynecology yang bertujuan untuk menghilangkan
uterus, serviks dan kedua tabung tuba serta ovarium. Penelitianbertujuan untuk
mengeksplorasi pengalaman seksualitas perempuan setelah operasi TAH BSO. Methods:
Penelitian menggunakan metode wawancara mendalamterhadap 7 partisipan pasca
operasi TAH BSO di Rumah Sakit Haji Surabaya. Result and Analysis: Penelitian
menghasilkan 2 tema: (1) Aktivitas seksual pasca TAH BSO yaitu sebagian besar pasien
mengalami penurunan hasrat seksual, lubrikasi dan kurangnya intensitas hubungan
seksual, namun ada pasien yang dapat merasakan orgasme saat melakukan hubungan
seksual. (2) Respon terhadap masalah yang dihadapi adalah dukungan positif suami dan
mengurangi frekuwensi hubungan seksual. Discuss and Conclution: Penelitian ini
menghasilkan 2 kesimpulan:(1) pasien pasca TAH BSO mengalami penurunan aktivitas
seksual seperti penurunan hasrat seksual, lubrikasi, penurunan kualitas hubungan seksual,
tetapi terdapat pasien yang tidak merasakan adanya penuruanan lubrikasi dan masih bisa
merasakan orgasme, hal tersebut disebabkan oleh kondisi psikologis yang baik,(2) Pasien
membutuhkan perhatian suami dan keluarga. Saran untuk penelitian lebih lanjut perlu
melakukan observasi lebih mendalam terhadap suami dan keluarga pasien.

Kata kunci: Pengalaman Seksualitas, Perempuan, TAH BSO

234
235 Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. 10, No. 2, Agustus 2017, Hal 234-240

PENDAHULUAN
Diperkirakan 40% dari perempuan yang
Kesehatan merupakan hal yang harus
memiliki penyakit berkaitan dengan sistem
mendapat perhatian khusus dalam
reproduksi di seluruh dunia akan
kehidupan manusia. Terdapat beberapa
mengalami histerektomi pada usia 64
ruang lingkup untuk menjamin bahwa
tahun dan indikasinya adalah untuk
manusia dapat memenuhi kesehatannya.
meringankan gejala dan meningkatkan
Salah satunya adalah kesehatan
kualitas hidup pada perempuan. (Briedite
reproduksi. Dalam kurun waktu ini terjadi
et al., 2014).
banyak masalah kesehatan reproduksi,
Di Indonesia khususnya di Rumah
diantaranya penyakit yang berkaitan
Sakit Umum (RSU) Haji Surabaya
dengan sistem reproduksi
menunjukkan bahwa angka kejadian TAH
sepertidispareunia, mioma uteri,
BSO sebanyak 23 pasien pada tahun 2016
adenomiosis, endometriosis, dan
dan 34 pasien pada tahun 2015 (“Medical
menometrorrhagia.
Record RSU Haji Surabaya,” 2017)
Salah satu tindakan medis yang dapat
Seksualitas perempuan yang telah
dilakukan adalah denganmelakukan
menjalani pengangkatan rahim (uterus)
pengangkatan rahim atau dikenal dengan
dan indung telur (ovarium) ini perlu
nama histerektomi. Tindakan medis
diperhatikan karena perempuan harus siap
tersebut hingga saat ini menjadi
menghadapi kehidupan seksualitasnya.
kekhawatiran tersendiri bagi pasien.
Permasalahan seksualitas bagi perempuan
Dampak dari tindakan histerektomi
pasca pengangkatan rahim, serviks, tuba
terhadap fungsi seksual masih belum
dan ovariumnya, dan perempuan tersebut
memiliki kepastian yang konsisten.banyak
memiliki suami, maka akan menjadi
wanita melaporkan peningkatan fungsi
persoalan tersendiri yang dapat berakibat
seksual setelah histerektomi, yang
pada harmonisasi hubungan suami
mungkin karena menghilangkan gejala,
istri.Meneliti kesehatan reproduksi
sementara yang lain mengeluhkan
perempuan maka harus melihat secara
disfungsi seksual sebagai akibat dari
menyeluruh melalui kesejahteraan fisik,
histerektomi. (Briedite, Ancane,
mental dan sosialnya.
Rogovska, & Lietuviete, 2014).
Penelitian ini bertujuan untuk
Salah satu klasifikasi histerektomi
mempelajari secara mendalam pengalaman
yaitu TAH BSO (Total Abdominal
pasien pasca dilakukan tindakan TAH-
Hysterectomy dan Bilateral Salpingo
BSO di Rumah Sakit Haji Surabaya.
Oophorectomy). TAH BSO adalah salah
satu tindakan operasi gynecology yang
METODE
bertujuan untuk menghilangkan uterus,
Penelitian ini merupakan penelitian
serviks dan kedua tabung tuba serta
kualitatif dengan menggunakan tipe
ovarium.
pendekatan fenomenologi, dilakukan pada
pasien pasca TAH BSOdi Rumah Sakit
Haji Surabaya.Partisipan dalam penelitian
ini sebanyak 7 orang.Hasil wawancara di
transkrip kemudian dianalisis
menggunakan metode IPA(Interpretative
Phenomenological Analisys).
Data dikumpulkan dengan metode
wawancara mendalam (indepth interview)
Gambar Total Abdominal
dan observasi pada sumber data primer
HysterectomyBilateral Salpingo
dan dilakukan secara alamiah. Wawancara
Oophorectomy (TAH BSO) Sumber:
dilakukan dengan partisipan yang terlebih
(Gilly, 2010)
Tukan, Sukartini, Yunitasari; Pengalaman Seksualitas Perempuan Pasca Tah Bso 236
(Total Abdominal Hysterectomybilateral Salpingo Oophorectomy)

dahulu dilakukan seleksi dengan kriteria Terdapat dua partisipan yang


inklusi sebagai berikut; (1) Perempuan mengungkapkan bahwa penurunan
penderita kista ovarium dan mioma uteri lubrikasi setelah operasi TAH BSO
(tumor jinak) yang telah selesai menjalani menyebabkan rasa nyeri ketika
operasi TAH BSO lebih dari 6 minggu, berhubungan suami istri. Seperti yang
(2)Perempuan yang masih menstruasi diungkapkan partisipan di bawah ini:
sebelum di operasi TAH BSO, “….setelah operasi itu pernah cuma
(3)Memiliki pasangan (sudah menikah) sekali (berhubungan badan), itupun
dan tinggal serumah, (4)Bersedia menjadi sakit (nyeri) karena kering ndak ada
responden dengan memberikan cairan beda dengan sebelum
persetujuan yang telah peneliti sediakan, dioperasi. (P6)
(5) Memahami bahasa indonesia dan
mampu menceritakan pengalaman 2. Merasa vagina kering dan tapi tidak
seksualitas nyeri saat hubungan seksual
Partisipan yang lainnya justru
HASIL PENELITIAN menyatakan bahwa meskipun terjadi
Peneliti menemukan 2tema penurunan lubrikasi tetapi tidak merasakan
penelitian meliputi : 1) Aktivitas seksual nyeri ketika berhubungan suami istri.
pasca TAH BSO; 2) Respon terhadap Seperti yang diungkapkan partisipan di
masalah yang dihadapi;. Tema dan sub bawah ini:
tema dijabarkan sebagai berikut: “ndak itu yo wes biasa, ya ada
rasanya kering, ya tidak seberapa
1. Aktivitas Seksual Pasca TAH BSO sakit”(P7)
Aktivitas seksual yang dialami
partisipan setelah operasi TAH BSO Meskipun terjadi penurunan
adalah menurunnya hasrat seksual, lubrikasi, akan tetapi dari semua partisipan
penurunan lubrikasi, dan tingkat orgasme. dalam penelitian ini yang tidak merasakan
Menurunnya Hasrat Seksual sakit atau nyeri adalah partisipan yang
Kurang bergairah sejak awal sudah mampu menerima
Seluruh partisipan menyatakan bahwa penyakit yang dialaminya secara ikhlas.
terjadi penurunan hasrat seksual ketika Klien mengatakan masih merasakan cairan
melakukan hubungan seksual. Seluruh di vagina (tidak kering) pada saat
partisipan mengungkapkan bahwa setelah berhubungan intim sehingga partisipan
operasi TAH BSO dalam hubungan tidak merasakan nyeri ataupun sakit.
seksual tidak lagi aktif menginisiasi, Seperti yang diungkapkan partisipan di
cenderung suami yang mengawali dan bawah ini:
meminta untuk hubungan seksual. “…tetap lendirnya ada kok, kadang
“….Cuma dari saya itu kurang banyak malahan, bisa orgasme
bergairah berkali-kali, bicara tingkat sensitif
gitu”(P5) divagina sensitifnya lebih sensitif
Penurunan Lubrikasi yang dulu“(P2)
1. Merasa vagina kering dan nyeri saat
hubungan seksual Tingkat Orgasme
Sebagian partisipan menyatakan 1. Masih bisa orgasme
penurunan lubrikasi sehingga vagina Menurunnya hasrat seksual ketika
terasa kering saat melakukan hubungan melakukan hubungan seksual dapat
seksual. Meskipun vagina terasa kering diminimalisir dengan rangsangan yang
tetapi tidak semua partisipan merasakan diberikan oleh suami. Partisipan
nyeri ketika berhubungan seksual. menyatakan bahwa hasrat seksual memang
237 Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. 10, No. 2, Agustus 2017, Hal 234-240

sudah menurun, tetapi hasrat seksual seksual yang terklasifikasikan menjadi


masih dapat dirasakan partisipan apabila Tiga yaitu:
suami mampu memberikan rangsangan Antara satu hingga dua kali dalam satu
yang ekstra. Terdapat Satu partisipan yang minggu
menyatakan masih bisa merasakan “Ndak tentu, jarang-jarang ya,
orgasme ketika hubungan seksual. Seperti kadang seminggu sekali”(P7)
yang diungkapan partisipan dibawah ini: Antara satu hingga dua kali dalam satu
“…bisa bisa orgasme, berkali-kali bulan
”(P2) “..sebulan sekali ...”(P5)
Satu bulan tidak melakukan hubungan
2. Respon terhadap masalah yang di seksual
hadapi “halah.. jarang. Satu bulan atau dua
Partisipan merasakan ada bulan loh jarang mbak…”.(P3)
perbedaan terhadap hubungan seksual
yang dialami sebelum dan sesudah operasi
TAH BSO. Dalam penelitian ini PEMBAHASAN
digambarkan ada beberapa upaya yang
dilakukan oleh partisipan. Pertama, 1. Aktivitas Seksual Pasca TAH BSO
dukungan positif suami dan kedua adalah Hasil penelitian ini menunjukan
mengurangi frekuensi hubungan seksual. bahwamayoritas aktivitas seksual pasien
Dukungan Positif Suami pasca TAH BSO menglami permasalahan
Upaya yang dilakukan dalam yaitu penurunan lubrikasi, menurunnya
mengatasi masalah seksual adalah dengan hasrat seksual, kurangnya intensitas
membangun suasana batin yang nyaman hubungan seksual. Kondisi tersebut
antara suami dan istri. Seluruh partisipan dikarenakan saat melakukan hubungan
mengungkapkan dukungan positif suami seksual pasien merasakan nyeri.
dapat membantu mengatasi tingkat stres Permasalahan tersebut dikarenakan setelah
yang dialami partisipan setelah operasi dilakukan pengangkatan rahim terjadi
TAH BSO. perubahan fisiologis yang berdampak pada
Dukungan positif suami tersebut permasalahan seksualitas perempuan yaitu
adalah pengertian, perhatian, mendukung, berkurangnya hormon estrogen, akibatnya
memberi semangat, bertanggung jawab. vagina terasa kering karena menurunnya
Adapun pernyataan partisipan terkait hal lubrikasi (Windhu, 2009). Hasil penelitian
tersebut di atas adalah sebagai berikut: ini sejalan dengan penelitian yang
“pokoknya kita saling mengerti, gak dilakukan Wulandari, Rachman &
jadi masalah wes biasa aja”(P1) Nisman(2016) di RSUP Sardjito
“ibu gak usah angkat – angkat gini- Yogyakarta dalam penelitian tersebut
gini, suapaya pulih dulu”(P1) dijelaskan bahwa hampir setiap responden
Mendukung, memangnya sakit sabar (pasien yang operasi TAH-BSO) memiliki
gini-gini gitu (P1) pengalaman nyeri pada saat melakukan
Mengurangi Frekuensi Hubungan hubungan seksual.
Seksual Penelitian yang mendukung adalah
Partisipan mengungkapkan bahwa Bayram dan Beiji NK (2010) yang
dengan mengurangi frekuensi hubungan menjelaskan bahwa masalah seksual
seksual dapat mambantu mengurangi setelah histerektomi meliputi dispareunia,
keluhan hubungan seksual. Setelah operasi penurunan pelumasan atau lubrikasi, libido
TAH BSO partisipan mengungkapkan rendah, dan tidak mengalami orgasme.
terjadi penurunan frekuensi hubungan Penelitian ini juga menjelaskan
bahwa tidak semua perempuan yang
menjalani operasi TAH-BSO merasakan
Tukan, Sukartini, Yunitasari; Pengalaman Seksualitas Perempuan Pasca Tah Bso 238
(Total Abdominal Hysterectomybilateral Salpingo Oophorectomy)

gangguan seksual, meskipun secara mendukung adalah (Berek, 2007;


fisiologis terjadi penurunan lubrikasi pada Wulandari, Rachman dan Nisman
vagina. Pasien masih dapat merasakan (2016)).Dalam aktivitas seksual yang
orgasme. Penelitian ini sesuai dengan hasil timbul dyspareunia maka mengakibatkan
penelitian Roovers, van der Bom, van der perubahan hasrat seksual. Jika kondisi
Vaart, & Heintz, (2003), bahwa orgasme mengenai dyspareunia dapat diatasi maka
eksternal yang disebabkan oleh stimulasi dapat meningkatkan hasrat dan frekuensi
pada klitoris tidak terpengaruh oleh seksual.
histerektomi sedangkan orgasme internal
yang disebabkan stimulasi pada ujung 3. Respon Terhadap Masalah yang
saraf dalam pleksus uterovaginal hilang Dihadapi
oleh histerektomi dengan pengangkatan Penelitian ini menjelaskan bahwa
servik. Penelitian lain yang sejalan adalah respon terhadap masalah yang di hadapi
Hoffmann, Schei dan Eriksson(2006) pasien pasca TAH BSOadalah dukungan
menyimpulkan bahwa mayoritas wanita positf suami dan mengurangi frekuensi
yang melakukan histerektomi sub total dan hubungan seksual. Pengaruh dukungan
total tidak merasakangangguan kepuasan positif suami sangat berperan dalam
seksual, penyebab utama gangguan justru membantu mengatasi permasalahan yang
pada pengalaman seksual negatif sebelum di hadapi pasien. Hal ini sejalan dengan
dilakukan operasi histerektomi. penelitian yang dilakukan Liamputtong
Kondisi tersebut lebih dikarenakan dan Abboud (2005) yang mana dukungan
kemampuan respon seksual yang suami merupakan hal yang sangat penting
dilakukan perempuan pada saat melakukan untuk memperkuat proses penerimaan
hubungan seksual. Respon seksual ini individu terhadap perubahan yang
muncul karena pasien tidak lagi dialaminya. Hasil penelitian ini juga sesuai
memikirkan penyakitnya, merasa sudah dengan apa yang dikemukakan Lieberman
sembuh dan menjadi perempuan normal (1992) mengemukakan bahwa secara
kembali. Kondisi tersebut lebih teoritis dukungan sosial dapat menurunkan
memudahkan pasien untuk membangun kecenderungan munculnya kejadian yang
fantasi seksual ketika melakukan dapat mengakibatkan permasalahan
hubungan seksual karena tidak lagi seksual pasien pasca histerektomi.
memiliki beban penyakit. Selain itu mengurangi frekuensi
Hasil ini sejalan dengan penelitian hubungan seksual juga memiliki peran
Rahimzadeh, Nazemi, & Alizadeh (2002) besar dalam mengurangi permasalahan
yang menjelaskan bahwa histerektomi pasien. Gangguan fisiologis dan anatomis
mempengaruhi kontraksi vagina dan pasca TAH BSO memang berpengaruh
penurunan lubrikasi akan tetapi tidak terhadap frekuensi hubungan seksual
menyebabkan rasa sakit pada saat pasien. Hal ini sama dengan hasil
melakukan hubungan seksual.Selain itu penelitian yang dilakukan Illiano, Ester
penelitian ini didukungdengan interpretasi et.al (2016) Frekuensi hubungan seksual
klinik dari FSFI, fungsi seksual wanita tergantung pada banyak faktor anatomis
terdiri dari enam domain struktur yang dan psikologis, terutamaInteraksi
mengidentifikasi, salah satunya adalah antarakesejahteraan emosional, keintiman
hasrat (desire) yang merupakan cerminan dengan pasangan, kualitas hidup dan
dasar psikologis tentang motivasi dan kesehatan fisik.
dorongan yang ditandai oleh khayalan
seksual dan keinginan untuk melakukan
aktivitas seksual (Kuppermann dkk., Kesimpulan:
2005). Selain itu penelitian lain yeng
239 Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. 10, No. 2, Agustus 2017, Hal 234-240

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu : 1) nce.com/wp-


Perempuan pasca TAH BSO mengalami content/uploads/2017/01/HYST-16-
penurunan aktivitas seksual seperti 02.pdf (04 juli 2017)
penurunan hasrat seksual, penurunan
tingkat lubrikasi hingga mengalami Kuppermann. (2005). Sexual Functioning
penurunan kualitas hubungan seksual, after Total Compared with
tetapi terdapat pasien yang tidak Supracervical Hysterectomy : A
merasakan adanya penuruanan lubrikasi Randomized T rial. Obstet Gynecol,
bahkan masih bisa merasakan orgasme 105(6), 1309–1318.
pada saat melakukan hubungan seksual,hal
tersebut disebabkan oleh kondisi Liamputtong & Abboud, L. (2005).”When
psikologis serta konsekuensi medis pasca pregnancy fails: coping strategies,
TAH BSO, 2) Perempuan pasca TAH support networks and experiences
BSO membutuhkan perhatian dari with health care of ethnic women and
lingkungan sosial di sekitar, terutama their partners”. Journal of
suami yang ditunjukan melalui penguatan reproductive andinfant psychology, 23
psikologis serta perhatian fisik salah (1), 3-18
satunya dengan pengurangan intesitas
hubungan seksual; Lieberman. (1992). The Effect of Social
Support On Respond On Stress.
Daftar Pustaka (Bretnitz&Golberger, Ed.)
(Handbook o). London: Collier Mac
Bayram, G.O,.& Beji, N.K. (2009). Millan Publisher
Psychosexual adaptation and quality of
life after hysterectomy. Original paper. Polit, D. F., & Beck, C. T. (2010).
DOI 10.1007/s11195-009-9143-y. Essential Of Nursing Research
http://www.springerlink.com/ diperoleh Appraising Evidence For Nursing
tanggal 23 Februari, 2010. Practice (Sevent). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Berek,Jonathan S. Berek & Novak's.
(2007) Gynecology, 14th Edition. 2007. Rahimzadeh, Nazemi, & Alizadeh (2002).
Lippincott Williams & Wilkins; hal 521 A Survey About The Effect Of
Hysterectomy On Sexual Dysfunction
Briedite, I., Ancane, G., Rogovska, I., & In Patients Underwent Surgery
Lietuviete, N. (2014). Quality of InPatients Underwent Surgery In
Female Sexual Function after Sanandaj Behsat hospital. Scientific
Conventional Abdominal Hysterectomy Journal of Kurdis - Tan University of
– Three Months ’ Observation, 2014(7), Medical Sciences, 6(2), 46–51.
26–31. Retrieved from
http://en.journals.sid.ir/ViewPaper.as
Hoffmann, Schei, Eriksson. (2006). Sexual px?ID=27179
experience of partners after
hysterectomy, comparing subtotal with Roovers, J., van der Bom, J., van der
total abdominal hysterectomy.Volume Vaart, C., & Heintz, A. (2003).
85, Issue 11. Page:1389-1394. Hysterectomy and sexual wellbeing:
http://www.tandfonline.com/doi/full/10 prospective observational study of
.1080/00016340600917316 vaginal hysterectomy, subtotal
abdominal hysterectomy, and total
Illiano, Ester.et.al. 2016.Hysterectomy and abdominal hysterectomy. BMJ, 327,
Sexuality.Tersedia:http://www.avidscie 774–777. Retrieved from
Tukan, Sukartini, Yunitasari; Pengalaman Seksualitas Perempuan Pasca Tah Bso 240
(Total Abdominal Hysterectomybilateral Salpingo Oophorectomy)

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubme
d/14525872

Windhu. (2009). Disfungsi Seksual: Tinjauan


Fisiologi dan Patologis terhadap
Seksualitas. Yogyakarta. Andi

Wulandari, Rachman & Nisman(2016).


Seksualitas Pada Wanita Setelah Total
Abdominal Histerektomi. Journal of Nursing
Care and Biomolecular-(2016).Vol 1.38.

You might also like