You are on page 1of 3

NAMA : ARISTA NOVIHANA PRATIWI

NIM / SEMESTER : 0402518007 / 2

PRODI : IPA KONSENTRASI BIOLOGI

MATA KULIAH : TEKNOLOGI INFORMASI PEMBELAJARAN IPA

DOSEN PENGAMPU : Dr. BUDI NAINI MINDYARTO, M. app, sc.

Review video “TEACHING 21St CENTURY” by Sonja Delafosse

What does it mean to teach in the 21st century? In my opinion, (1) A 21st
century educator prepares for the future. The 21st century educator looks forward to the
future. They are aware of the ever-changing trends in technology and are in tune of what
the future may bring to education. A good 21stcentury teacher is aware of the career
opportunities that will be in the coming years for their students, and are always
advocating towards forward thinking and planning to ensure all students will not be left
behind. Lastly, the 21st century educator must use teaching strategies to ensure that the
focus in education is on preparing today’s children for the future of where they will live
and where they will work, not for our current world. (2) A Master of Technology in the
Classroom. Technology in the classroom is ever-changing and moving at a rapid pace.
The 21st century teacher is one that moves right along with it. Technology in the
classroom, it’s for lessons, assignments, or grading, can help students learn better and
faster, and help make a teacher’s time more effective. A 21st century teacher does not
have to have a class set of tablets in every child’s hand, or the latest Smartboard. But
they can have a nice balance of educational tools in their classroom. An effective
teacher knows what technology in the classroom can truly help transform their students’
education. They know what the best tools are, and how and when to use them. (3)
Knows How to Collaborate. An effective 21st century educator must be able to
collaborate and work well in a team. Working with others is an important 21st century
skill. Learning is deemed to be more effective when you can share your ideas and
knowledge with others. Sharing your expertise and experience, communicating and
learning from others, and being able to self-reflect is an important part of the learning
and teaching process.

Apabila guru hanya dapat memberikan konten, fakta, formula, penelitian, teori,
cerita, dan informasi maka tidak relevan di abad ke-21 karena siswa dapat menemukan
apa saja, kapan saja, di mana saja melalui Blog, Facebook, Ponsel, Twitter, Wikipedia,
Youtube, MP3 player, dan BingTM. Informasi bisa diakses hampir tidak berbatas dari
berbagai konten tersebut. Sehingga guru bukan lagi sumber informasi utama.

PASCASARJANA UNNES 1
Guru mempunyai peran penting dalam mengajar di abad ke-21 yaitu
menunjukkan kepada siswa tentang:

“Bagaimana validasi informasi? Bagaimana mensintesis informasi?


Bagaimana komunikasikan informasi? Bagaimana berkolaborasi
dengan informasi? Bagaimana mengatasi masalah dengan informasi?”.

Guru mengarahkan siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan


Taksonomi Bloom, dengan tahapan siswa mampu mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan. Menciptakan diharapkan dapat membuat
siswa berpikir, kreatif menggunakan teknologi informatika, dan mampu memecahkan
permasalah di lingkungan masyarakat.

Guru mempunyai kemampuan untuk beralih dari menjadi pemberi informasi


kepada seseorang yang dapat membimbing mereka dan mempersiapkan mereka untuk
masa depan mereka. Pelajar abad ke-21 akan “didorong oleh pelajar,” di mana siswa
memilih bagaimana dan apa yang ingin dipelajari. Guru akan berperan sebagai
fasilitator dan panduan pembelajaran abad ke-21. Sebagai contoh diskusi mengajar di
abad ke-21 tidak hanya didalam ruang kelas dan diwaktu pelajaran sekolah tetapi
diskusi bisa melalui: facebook, twitter, edmodo, e-lerning, online surveys, RSS dan
media sosial yang lain.

Diberikan pertanyaan dalam video tersebut yang membuat saya tertarik yaitu:
Apa hubungan saat ini antara india dan pakistan?

Sejak pemilihan pemerintah baru di India dan Pakistan pada awal tahun
2010, diambil keputusan untuk memperbaiki hubungan, khususnya
mengembangkan sebuah konsensus mengenai kesepakatan status Non-
Discriminatory Market Access on Reciprocal Basis (NDMARB) satu
sama lain, yang akan meliberalisasi perdagangan. Indonesia dan
Pakistan menjalinan persahabatan yang erat dan bertahan selama lebih
dari enam dekade. Bahkan ketika Pakistan tengah bertikai dengan India
pada 1965, Presiden Sukarno dengan tegas mendukung Pakistan.
Padahal, Indonesia dan India juga punya ikatan sejarah penting di masa
revolusi kemerdekaan sampai menggagas Konferensi Asia Afrika dan
Gerakan Nonblok. Alasan Sukarno berada di belakang Pakistan karena
sesama negara dengan mayoritas penduduk Muslim. Pada masa revolusi
kemerdekaan, ratusan orang Pakistan yang tergabung di Divisi British
India sebagai pasukan Sekutu membelot dari kesatuannya dan enggan
berhadapan dengan kombatan Indonesia. Alasan lain adalah kebijakan
luar negeri India yang membela Malaysia ketika Indonesia terlibat
konfrontasi dengan Malaysia. Hal ini karena India bagian dari
Commonwealth atau negara-negara persemakmuran Kerajaan Inggris.

PASCASARJANA UNNES 2
Guru menyadari bahwa menajar tidak hanya informasi terbaru saja, tetapi
kronologi dan sejarah bangsa diajarkan juga dan dikemas dalam sudut pandang
sedemikin agar generasi muda Indonesia bisa melanjutakn revolusi baru di abad ke-21.

Semarang, 10 Maret 2019

Arista Novihana Pratiwi

PASCASARJANA UNNES 3

You might also like