You are on page 1of 8

PERHITUNGAN BEBAN RANCANGAN (DESIGN LOAD) KONSTRUKSI

KAPAL BARANG UMUM 12.000 DWT BERBAHAN BAJA


MENURUT REGULASI KELAS
Iswadi Nur
Program Studi Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, UPN Veteran Jakarta, Jakarta Selatan, Indonesia
iswadi.tp@gmail.com

Abstract

The ship’s design load to be affected by some factors such as; the inside force of ship,
the outside force of ship, the kind of ship, the ship’s length, the comparison of ship’s dimension,
the sea water waves, and the corrosion of steel. The design load of ship’s weather deck area
(PD), the design load of ship’s bottom area (PB), although the design load of ship’s side area
(PS) becomes parameter factor to calculate the ship’s construction. The subject of design load
calculation is the general cargo ships with main dimension as : Loa = 131,273 m, Lpp = 122,
360 m, B = 19,50 m, H = 11,138 m, T = 8,77 m, Cb = 0,74, dwt = 12.000 tons, displacement =
15.875 tons, speed = 13 knots, Cm = 0,98, Cw = 0,83, ME = 6.700 hp. The calculation of of
ship’s design load had many results such as : the design load of weather deck (PD) likes; the
mean of PD = 107,851 kN/m2, the PD of after peak area = 9,99 % more than the PD of middle
area, because the super structures likes ; poop deck, bridge deck, navigation deck, and wheel
house to be supported by the deck plate of after peak area. Also the PD of fore peak area = 64,
00 % more than the PD of middle area, because location of the deck plate of fore peak area to
the fore castle deck although the windlass to be close to one another, of course the deck plate of
fore peak area support both of them. The design load of ship’s bottom area (PB) likes ; the mean
of PB = 126, 515 kN/m2, the PB of after peak area = 13, 93 % more than the PB of middle area,
because location of the after peak bottom plate to the engine room, the propeller, although the
rudder to be close to one another, of course the bottom plate of after peak area can absorb the
main engine vibration, the propeller vibration, although the rudder vibration. The PB of fore
peak area = 29,50 % more than the PB of middle area, because part of the bottom plate of fore
peak area becomes the stem plate, and then the stem plate to be striked by the sea water waves
when the ship voyage on the sea.The design load of ship’s side area (PS) likes ; the mean of PS
= 98, 471 kN/m2, the PS of after peak area = 11, 53 % more than the PS of middle area, and the
PS of fore peak area = 20, 80 % more than the PS of middle area. The reason of them to be
same with PD although PB before. More over, the mean value of PB more than the value of PD
althought PS, the deferences value to be affected by the factor of steel corrosion and the factor
of sea water wave. Also the mean PS value less than the mean value of PB althought PD, the
deferences value to be affected by distance of the ship’s side plate to the ship’s longitudinal
netral axis to be close to one another.

Keywords : ship’s construction, design load, general cargo.

Pendahuluan komponen kapal kosong (light weight) kapal


Pada penelitian terdahulu dengan judul maupun resultan gaya berat komponen bobot
“Faktor-faktor yang mempengaruhi beban mati (dead weight) kapal. Sedangkan gaya yang
rancangan (design load) terkait dengan berasal dari luar antara lain gelombang air laut
perhitungan konstruksi kapal niaga berbahan dan tiupan angin yang menerpa badan kapal
baja menurut regulasi klas”, (Iswadi Nur, Bina pada saat kapal berlayar.
Teknika edisi bulan Juni 2015, volume 11 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
nomor 1), menyimpulkan bahwa sistem beban rancangan (design load) dari
konstruksi kapal baja harus dapat menahan perhitungan konstruksi kapal adalah; jenis
terhadap gaya –gaya yang bekerja dari dalam kapal, jenis tumpuan beban pada lambung
kapal maupun gaya dari luar kapal. Gaya dari kapal, daerah pelayaran, perbandingan ukuran
dalam berhubungan dengan resultan gaya berat utama kapal, jenis baja, faktor korosi baja,

45  BINA TEKNIKA, Volume 12 Nomor 1, Edisi Juni 2016, 45-52


konstanta yang berhubungan panjang kapal buritan, daerah tengah, serta daerah haluan
seperti konstanta daerah buritan kapal, kapal. Metode penilaian adalah
konstanta daerah tengah kapal, serta konstanta memperbandingkan besarnya (persentase)
daerah haluan kapal. Tahapan perancangan beban rancangan (design load) yang paling
awal kapal adalah; penentuan ukuran utama, tinggi terhadap besarnya beban rangcangan
penentuan komponen dwt dan lwt, penentuan yang paling rendah, selanjutnya dijelaskan
tahanan dan propulsi, penentuan stabilitas dan faktor yang menyebabkan perbedaan antara
trim, rencana umum, bagan kapasitas dan keduanya.
gross tonnage, tahapan perancangan lanjut
adalah; rencana garis, rencana umum dan Tujuan
spesikasi, hidrostatika, bonjean, konstruksi, Untuk mengetahui perhitungan beban
kekuatan, tahanan dan propulsi, stabilitas dan rancangan (design load) konstruksi kapal
trim. barang umum 12.000 dwt berbahan baja
Pada perhitungan perancangan kapal berdasarkan regulasi BKI.
dalam pemilihan sistem konstruksi kapal atau1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang
pemilihan sistem gading-gading kapal mempengaruhi perhitungan beban rancangan
berdasarkan atas jenis dan ukuran utama (design load) konstruksi kapal berbahan baja.
kapal. Sistem konstruksi yang dipilih tersebut2. Untuk memberikan materi pembelajaran
harus dapat menahan dan kuat terhadap mahasiswa pada mata kuliah Perancangan
pengaruh gaya dari dalam kapal maupun Kapal II.
pengaruh gaya dari luar kapal. Untuk
pengaruh gaya dari dalam kapal adalah berat Perumusan Masalah
kapal kosong dan berat daya angkut, Perhitungan beban rancangan (design
sedangkan untuk pengaruh gaya dari luar load) konstruksi kapal barang umum 12.000
kapal adalah kondisi gelombang air laut dwt berbahan baja menurut regulasi kelas
(ombak) dan tiupan angin yang menerpa dimaksudkan untuk mengetahui faktor-faktor
badan kapal pada saat berlayar. Secara teori yang mempengaruhi perbedaan hasil
pengaruh angin tidak terlalu diperhitungkan perhitungan beban rancangan sepanjang kapal
tetapi pengaruh gelombang air laut sangat antara daerah buritan, daerah tengah, serta
diperhitungkan. Untuk pengaruh gelombang daerah haluan kapal.
air laut dalam perhitungan konstruksi dan
kekuatan bahwa kapal diasumsikan berada Metode Penelitian
dalam 2 (dua) kondisi gelombang yang Metode penilaian adalah
ekstrim yaitu pertama kapal berlayar pada memperbandingkan besarnya (persentase)
kondisi satu puncak gelombang (hogging), beban rancangan (design load) yang paling
letak kamar mesin berada di bagian tengah tinggi terhadap besarnya beban rangcangan
kapal, kedua kapal berlayar pada kondisi dua (design load) yang paling rendah, selanjutnya
puncak gelombang (sagging), letak kamar dijelaskan faktor yang menyebabkan
mesin berada di buritan. perbedaan antara keduanya.
Pada penelitian kali ini dijelaskan
beberapa faktor-faktor yang akan Tinjauan Pustaka atau Acuan Perhitungan
mempengaruhi perhitungan konstruksi kapal Pada bagian pendahuluan telah
dalam hal penentuan beban rancangan (design disebutkan beberapa faktor yang
load) pada kapal niaga berbahan baja mempengaruhi perhitungan beban rancangan
beradasarkan Biro Klasifikasi Indonesia, kapal berbahan baja, salah satunya adalah
dimana pada perhitungan beban rancangan nilai perbandingan ukuran utama. Untuk
dipilih adalah kapal barang umum 12.000 ton. menjelaskan nilai perbandingan ukuran utama
Perhitungan beban rancangan (design load) sesuai dengan parameter besar dan kecilnya
konstruksi kapal barang umum berbahan baja kapal adalah sebagai berikut:
menurut regulasi kelas tersebut dimaksudkan
untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi perbedaan perhitungan beban
rancangan sepanjang kapal antara daerah

Perhitungan Beban Rancangan (Design Load)…..(Iswadi Nur ) 46


Tabel 1. Perbandingan Ukuran Utama

NO. TIPE HARGA HARGA HARGA HARGA HARGA


KAPAL L/B T/B B/H T/H L/H
1. Kapal Cepat Besar 8,50 – 9,90 0.37 – 0,43 1,45 – 1,55 0,58 – 0,66 12,80 –14,90
Vd = 22 knots
2. Kapal Barang Besar 8,90 – 9,00 0,40 – 0,50 1,50 – 1,70 0,64 – 0,80 13,30 – 15,00
Vd = 15-18 knots
3. Kapal Barang Besar 7,00 – 8,50 0,40 – 0,50 1,50 – 1,80 0,66 – 0,82 11,60 – 14,00
Vd = 10 -15 knots
4. Kapal Sedang 6,00 – 8,00 0,40 – 0,50 1,55 – 2,20 0,70 – 0,99 11,00 – 15,40
5. Kapal Cepat Jarak Pendek. 7,50 – 8,50 0,25 – 0,35 1,60 – 1,70 0,41 – 0,58 12,40 – 14,00
Vd = 16 – 23 knots
6. Kapal Ikan 5,00 – 6,00 0,45 – 0,48 1,60 – 1,80 0,74 – 0,84 8,50 – 10,00
7. Kapal Tunda Samudra 4,50 – 6,00 0,37 – 0,47 1,65 – 1,85 0,65 – 0,82 7,90 – 10,50
8. Kapal Tunda Pelabuhan 3,50 – 5,50 0,37 – 0,46 1,73 – 2,20 0,73 – 0,90 7,80 – 10,00
9. Kapal-kapal Kecil 6,00 – 8,50 0,35 – 0,45 1,50 – 1,70 0,56 – 0,72 9,60 – 13,60
10. Kapal-kapal Motor Kecil (Layar) 3,20 – 6,30 0,30 – 0,50 -------- 0,60 – 0,80 6,00 – 11,00
Sumber : Teori Bangunan Kapal, I Gusti Made Santoso dkk.

Konstanta Panjang Kapal (CD) sagging pelat dasar mengalami tegangan tarik,
Tabel konstanta panjang kapal (CD) juga dan pelat geladak mengalami tegangan tekan.
termasuk faktor yang mempengaruhi Menurut regulasi klasifikasi Bab 2, Bagian B. 2
perhitungan beban rancangan konstruksi kapal, tentang baja konstruksi lambung kekuatan
konstanta tersebut adalah sebagai berikut: tinggi, halaman 2 -1, ditentukan dengan harga
tegangan luluh dan faktor keamanan k, sebagai
Tabael 2. Tabel konstanta panjang kapal (CD) berikut:
Daerah Faktor CD Faktor CF Tabel 3. Faktor Bahan
Buritan 0 ≤ ≤ 1,2 - 1,0 + [0,2 - ReH (N/mm2) k
A
] 265 0,91
Tengah 0,2 ≤ ≤ 1,0 1,0 315 0,78
M 0,7 355 0,72
Haluan 0,7 ≤ ≤ 1,0 + [ - 0,7 ] 1,0 + [ - 390 0,66
F c = 0,15 L – 10 Sumber: Biro Klasifikasi Indonesia, 2004
1,0 0,7]2
dimana
Lmin = 100 m Sedangkan untuk konstanta korosi dari
Lmax = 250 m
bahan baja harus sesuai dengan Bab 3, Bagian
Di dalam daerah A rasio tidak perlu diambil kurang dari 0,1,
K. 1, tentang marjin korosi (tK) tidak boleh
dan di dalam daerah F rasio tidak perlu diambil lebih besar
kurang dari tK yang terdapat pada tabel 3.6,
dari 0,93
Sumber : Biro Klasifikasi Indonesia 2009 sebagai berikut:
Tabel 4. Marjin Korosi Minimum
Konstanta Tegangan Luluh Bahan Baja dan Daerah tK min (mm)
Dalam tangki balas dimana geladak 2,5
Korosi cuaca menjadi atap tangki, 1,5 m di
Dalam perhitungan konstruksi kapal bawah atap tangki 1)
berbahan baja yang dihubungkan dengan Dalam tangki minyak muatan dimana 2,0
kekuatan memanjang kapal, maka diasumsikan geladak cuaca menjadi atapnya, 1,5 m di
bahwa kapal harus dapat menahan dua kondisi bawah atap tangki. Bagian horizontal
dalam tangki minyak muatan dan tangki
gelombang air laut yang ekstrim yaitu kapal bahan bakar.
berada dalam kondisi satu puncak gelombang Pelat geladak di bawah rumah geladak 3,0
(hogging) dan kapal berada dalam kondisi dua yang dipasang secara elastis
puncak gelombang (sagging), artinya konstruksi tK = 2,5 untuk semua konstruksi di dalam tangki sayap atas
kapal dapat menahan tegangan yang terjadi pada kapal curah.
badan kapal akibat gelombang tersebut di atas. Sekat bujur terbuka terhadap operasi cengkram dan diberi
notasi G, maka marjin korosi tK = 2,5 mm.
Pada saat kondisi hogging pelat dasar daerah Sumber: Biro Klasifikasi Indonesia, 2004
tengah kapal mengalami tegangan tekan, dan
pelat geladak daerah tengah kapal mengalami Jenis Kapal
tegangan tarik. Sebaliknya pada saat kondisi

47  BINA TEKNIKA, Volume 12 Nomor 1, Edisi Juni 2016, 45-52


Jenis atau macam kapal juga dapat Cw 0,83
Cp 0,7551
mempengaruhi perhitungan beban rancangan Sumber : Data skripsi mahasiswa Teknik Perkapalan
akibat dari bentuk rencana umum dan sistem
konstruksinya, adapun jenis kapal dimaksud Beban rancangan (design load) yang dihitung
adalah sebagai berikut : adalah :
1. Kapal Penumpang. a. Beban geladak cuaca
2. Kapal Tambangan. b. Beban pada dasar (alas) kapal.
3. Kapal Tarik. c. Beban pada sisi kapal.
4. Kapal Dorong.
5. Kapal Tangki. Hasil Perhitungan:
6. Kapal Muatan Curah. a. Beban rancangan pada geladak cuaca
7. Kapal Peti Kemas. (PD), Bab 4
8. Kapal Barang Umum, dll Rumus beban rancangan adalah:
Berdasarkan pembagian jenis kapal
tersebut pasti mempengaruhi perhitungan beban P D = PO ( )
{kN/m2 }
rancangannya karena masing-masing jenis kapal Konstanta C D adalah konstanta daerah
memiliki karakteristik yang berbeda antara jenis buritan, konstanta daerah tengah kapal,
kapal satu dengan jenis kapal lainnya. dan konstanta daerah haluan kapal.
C D = 1,2 - ; untuk daerah A (after peak
Jenis Tumpuan Beban di Kapal
Jenis balok tumpuan pada konstruksi = buritan kapal) sesuai tabel 4.1
kapal dipengaruhi oleh bentuk dan sistem C D = 1,2 – 0,10 --------- = 0,10
konstruksinya. Jenis balok tumpuan pada kapal
C D = 1,1
tersebut hampir sama dengan jenis tumpuan
pada bangunan sipil, sehingga perlu mengetahui C D = 1,0 ; untuk daerah M (middle ship =
jenis balok tumpuannya untuk mempermudah tengah kapal)
dalam perhitungan beban rancangan konstruksi C D = 1,0 + ( - 0,7) ; untuk daerah F
kapal, terdapat beberapa jenis tumpuan yang (fore peak = haluan kapal)
dikenal, antara lain;
C = 0,15 L – 10
a. Rol (Penghubung)
b. Pasak (Pin). C = 0,15 x 122,360 – 10 = 18,354 – 10 =
c. Tumpuan Jepit 8,354
d. Balok dengan tumpuan sederhana C D = 1,0 + ( 0,93 - 0,7) ……….>
e. Balok Jepit = 0,93
f. Balok Kantilever.
C D = 1,0 + 0,640
g. Balok Tergantung/Overhanged
h. Balok Kontinyu. C D = 1,640
P O = 2,1 (CB + 0,7) x C O x C L x f x C WR
Pembahasan: (kN/m2), sesuai Bab 4 A. 2.2.
Dipilih Kapal Barang Umum dengan Dimana:
ukuran utama (main dimension) sebagai berikut: CB = koefisien blok kapal = 0,74
C O = koefisien gelombang
Tabel 5. Main Dimension
Main Dimension Satuan C O = 10,75 - { }1.5 untuk 90 m ≤ L ≤
Loa 131,273 m 300 m
Lpp 122,360 m
B 19,500 m L = Lpp = 122,36 m
D (H) 11,138 m
C O = 10,75 - { }1.5
T (d) 8,770 m
Cb 0,740
C O = 10,75 - { }1.5
DWT 12.000,00 ton
∆ 15.875,02 ton C O = 10,75 – 2,367 = 8,383
Vd 13,650 knots
Vp 14,742 knots
C L = 1,0 untuk L ≥ 90 m sesuai Bab
ME 6700 hp 4.A.2.2.
Cm 0,98

Perhitungan Beban Rancangan (Design Load)…..(Iswadi Nur ) 48


C WR = 1,00 untuk daerah pelayaran Tak
Terbatas
C WR = 0,90 untuk daerah pelayaran P
(Samudera Terbatas)
C WR = 0,75 untuk daerah pelayaran L Tabel 6. Perbedaan Beban Rancangan (Design
(Lokal) Load) Geladak Kapal
No. Faktor CD ; Beban Perbedaan
C WR = 0,60 untuk daerah pelayaran T Daerah Rancangan Dihitung
(Tenang) Sepanjang Kapal Geladak Kapal Dari
f = faktor peluang (PD) {kN/m2} Daerah
Tengah
f = 1,0 untuk panel pelat lambung luar Kapal
(pelat kulit, geladak cuaca) 1. Beban 8,651 =
f = 0,75 untuk bagian penguat sekunder rancangan 9,999 %
geladak daerah lebih besar
lambung luar (gading-gading, balok buritan kapal (A)
95,163
dari PD
geladak) tetapi tidak kurang f Q, sesuai PD = {kN/m2} tengah
Bab 5. D.1 kapal
2. Beban
f = 0,60 untuk penumpu dan sistem rancangan
penumpu lambung luar (gading besar, geladak daerah 86,512 0
senta, sisten kisi) tetapi tidak kurang dari tengah kapal (M)
fQ/1,25. PD = {kN/m2}
3. Beban 55,368 =
P O = 2,1 (0,74 + 0,7) x 8,383 x 1,0 x 1,0 x rancangan 64,00 %
0,90 (kN/m 2 ) geladak daerah
141,880
lebih besar
P O = 22,815 kN/m 2 haluan kapal (F) dari PD
PD = {kN/m2} tengah
Beban rancangan geladak daerah kapal
buritan kapal (After Peak = A): 4. Rata-rata PD ∑/3 =
∑ = 323,555
107,851
PD = PO ( )
{kN/m2},
……………..> P O = 22,815 b. Beban rancangan dasar kapal
Sarat air kapal T = 8,770 m PB = 10 T + P O C F {kN/m2 }
Jarak vertikal pusat beban konstruksi di Dimana P O = 22,815 {kN/m 2 }
atas garis dasar Z = 1/3 x 8,77 = 2,923 m C F sesuai tabel 4.1 adalah konstanta
Maka : daerah buritan, konstanta daerah tengah
Beban rancangan geladak daerah kapal, dan konstanta daerah haluan (sama
buritan kapal (After Peak = A) dengan sisi kapal).
P D = PO ( {kN/m2 } Daerah buritan kapal (After Peak = A)
)
P D = 22,815 x 3,7919 x 1,1 = 95,163 C F = 1,0 + (0,2 - ), dimana = 0,10
{kN/m2 } C F = 1,0 + (0,2 – 0,10) = 1,0 + 0,675
Beban rancangan geladak daerah
= 1,675
tengah kapal (Middle Ship = M):
Daerah tengah kapal (Middle Ship = M):
P D = PO ( )
{kN/m2 } C F = 1,0
P D = 22,815 x 3,7919 x 1,0 = 86,51219 Daerah haluan kapal (Fore Peak = F):
{kN/m2 } C F = 1,0 + ( - 0,7)2 , dimana =
Beban rancangan geladak daerah 0,93
haluan kapal (Fore Peak = F):
C F = 1,0 + (0,93 – 0,7)2 = 1,0 + 1,429
P D = 22,815 ( )
x 1,640
= 2,429, maka:
{kN/m2 } Beban rancangan dasar daerah buritan
P D = 22,815 x 3,7919 x 1,640 = 141,880 kapal (A)
{kN/m2 } PB = 10 T + P O C F {kN/m2 }

49  BINA TEKNIKA, Volume 12 Nomor 1, Edisi Juni 2016, 45-52


PB = 10 x 8,77 + 22,815 x 1,675 {kN/m 2 } PS = 99,140 {kN/m2}
PB = 125,915 {kN/m 2} Beban rancangan sisi daerah tengah
kapal (M)
Beban rancangan dasar daerah tengah PS = 10 (T – z) + PO . CF (1 + ) {kN/m2}
kapal (M) PS = 10 (8,77 – 2,923) + 22,815 . 1,0(1 +
PB = 10 T + P O C F {kN/m2 }
) {kN/m2}
PB = 10 x 8,77 + 22,815 x 1,0 {kN/m 2}
PB = 110,515 {kN/m 2} PS = 88,889 {kN/m2}
Beban rancangan dasar daerah haluan Beban rancangan sisi daerah haluan
kapal (F) kapal (F)
PB = 10 T + P O C F {kN/m2 } PS = 10 (T – z) + PO . CF (1 + ) {kN/m2}
PB = 10 x 8,77 + 22,815 x 2,429 {kN/m 2} PS = 10 (8,77 – 2,923) + 22,815 . (1 +
PB = 143,117 {kN/m 2 } ) {kN/m2}
Tabel 7. Perbedaan Beban Rancangan (Design PS = 107,383 {kN/m2}
Load) Dasar Kapal
No. Konstanta CF ; Beban Perbedaan Tabel 8. Perbedaan Beban Rancangan (Design
Daerah Rancangan Dihitung Load) Sisi Kapal
Sepanjang Dasar Kapal Dari Daerah No. konstanta CF ; Beban Perbedaan
Kapal (P B) Tengah Daerah Sepanjang Rancangan Dihitung
{kN/m2 } Kapal Kapal Dasar Kapal Dari Daerah
1. Beban 15,400 = (PS) Tengah
rancangan 125,915 13,934 % {kN/m2} Kapal
geladak daerah lebih besar Beban rancangan
1. geladak daerah 99,140 10,251 =
buritan kapal dari P B
buritan kapal (A) 11,532 %
(A) tengah kapal PS = {kN/m2} lebih besar
P B = {kN/m2 } dari PS
2. Beban tengah kapal
rancangan 110,515 0 Beban rancangan
geladak daerah 2. geladak daerah 88,889 0
tengah kapal tengah kapal (M)
(M) PS= {kN/m2}
P B = {kN/m2 } Beban rancangan
3. Beban 32,602 = 3. geladak daerah 107,383 18,494 =
haluan kapal (F) 20,805 %
rancangan 143,117 29,500 %
PS = {kN/m2} lebih besar
geladak daerah lebih besar dari PS
haluan kapal (F) dari P B tengah kapal
P B = {kN/m2 } tengah kapal 4. Rata-rata PS ∑ = 295,412 ∑/3 = 98,471
4. Rata-rata P B ∑ = 379,547 ∑/3 =
126,515 Tabel 9. Rata-rata Beban Rancangan Kapal:
No. Konstanta Rata-rata Perbedaan Rata-
c. Beban rancangan sisi kapal CD, CF ; Beban rata dari Rerata
P = PS atau Pe Daerah Rancangan Beban Rancangan
Sepanjang Kapal Kapal
PS = 10 (T – z) + PO . CF (1 + ), untuk Kapal {kN/m2}
Rata-rata
arah gelombang yang searah atau ( )
1. beban 107,851 x
berlawanan dengan arah maju kapal rancangan
100%
Beban rancangan sisi daerah buritan geladak
= - 2,788 %
kapal (PD)
kapal (A)
PD =
PS = 10 (T – z) + PO . CF (1 + ) {kN/m2} {kN/m2}
Rata-rata
PS = 10 (8,77 – 2,923) + 22,815 . 1,675 (1 ( )
2. beban 126,515 x
2
+ ) {kN/m } rancangan
dasar kapal 100%
PS = 10 (PB) = 14,033 %

Perhitungan Beban Rancangan (Design Load)…..(Iswadi Nur ) 50


PB= {kN/m2} kN/m2, PB daerah buritan = 13, 93 %
Rata-rata lebih besar dari P B daerah tengah kapal,
3. beban 98,471 ( )
x
rancangan karena letak pelat dasar bagian buritan
100%
sisi kapal dengan kamar mesin, baling-baling,
(PS) = - 11,243 %
maupun kemudi berdekatan satu sama
PS =
{kN/m2} lainnya, sebab lainnya adalah pelat dasar
4. Rata-rata ∑ = 332,837 ∑/3 = 110,945 bagian buritan dapat meredam getaran
dari rerata dari mesin utama, getaran dari baling-
beban
rancangan baling, maupun getaran dari kemudi.
7. PB daerah haluan = 64, 00 % lebih besar
Kesimpulan: dari P D daerah tengah kapal, karena
1. Hasil perhitungan beban rancangan sebagian dari pelat dasar bagian haluan
(design load) kapal dipengaruhi oleh menjadi pelat linggi haluan, dimana pelat
beberapa faktor seperti ; gaya dari dalam linggi haluan selalu dihantam gelombang
kapal, gaya dari luar kapal, jenis kapal, air laut pada saat kapal berlayar.
panjang kapal, perbandingan ukuran 8. Beban rancangan sisi kapal (P S) adalah ;
utama, gelombang air laut, dan korosi rata-rata P S = 98, 471 kN/m 2 , P S daerah
baja baja. buritan = 11, 53 % lebih besar dari P S
2. Dalam perhitungan beban rancangan daerah tengah kapal, dan P S daeran haluan
konstruksi kapal dipilih kapal barang 20, 80 % lebih besar dari P S daerah tegah
umum dengan ukuran utama sebagai kapal, alasan keduanya sama dengan P D
berikut ; Loa = 131,273 m, Lpp = 122, maupun P B.
360 m, B = 19,50 m, H = 11,138 m, T = 9. Rata-rata PB lebih besar dari rata-rata P D
8,77 m, Cb = 0,74, dwt = 12.000 tons, maupun P S, perbedaan rata-rata nilai
displacement = 15.875 tons, speed = 13 tersebut disebabkan oleh faktor korosi
knots, Cm = 0,98, Cw = 0,83, ME = 6.700 baja dan faktor gelombang air laut.
hp. 10. Rata-rata nilai P S lebih kecil dari rata-rata
3. Beban rancangan (design load) dari P D, P D maupun P B , perbedaan rata-rata nilai
PB , maupun P S menjadi faktor parameter tersebut disebabkan oleh jarak antara
dalam perhitungan konstruski kapal. pelat sisi dengan sumbu netral
4. Hasil perhitungan dari beban rancangan memanjang kapal berdekatan satu sama
adalah sebagai berikut ; Beban rancangan lainnya.
geladak cuaca (P D) ; rata-rata P D =
107,851 kN/m 2 , PD daerah buritan = 9,99 Daftar Pustaka
% lebih besar dari P D tengah kapal, Biro Klasifikasi Indonesia, Peraturan
karena bangunan atas seperti poop deck, Klasifikasi Konstruksi Kapal Laut Baja,
bridge deck, navigation deck, dan wheel Peraturan Lambung, 2004.
house disangga oleh pelat geladak bagian Biro Klasifikasi Indonesia, Peraturan
buritan Klasifikasi Konstruksi Kapal Laut Baja,
5. Beban rancangan P D daerah haluan = 64, Peraturan Lambung, 2006.
00 % lebih besar dari P D daerah tengah Biro Klasifikasi Indonesia, Rules For The
kapal, karena jarak pelat geladak daerah Clasification And Construction Of
haluan dengan geladak akil maupun mesin Seagoing Steel Ships, Rules For Hull
jangkar berdekatan satu sama lainnya, dan Volume II, 2009.
pelat geladak bagian haluan menyangga I Gusti Made Santoso, Teori Bangunan
keduanya. Kapal, Departemen Pendidikan dan
6. Beban rancangan dasar kapal (P B ) adalah Kebudayaan, 1983
sebagai berikut ; rata-rata P B = 126, 515 Lawrence H. Van Vlack, Ilmu dan Teknologi
Bahan, Erlangga, Jakarta, 1995

51  BINA TEKNIKA, Volume 12 Nomor 1, Edisi Juni 2016, 45-52


Muhammad Mahfud, Konstruksi kapal I,
Poltek Perkapalan ITS, 1994.
R.C. Hibbeler, Mekanika Teknik, Statika,
Prenhalindo, Jakarta, 1997
Schiffbau Technisches Handbuch, 2 Auflage,
Band 1, W. Henschke, Vebverlag
Technik, Berlin, 1957.
Taggart R, Ship Design Construction,
SNAME, 1980
Wasono, Kamus Istilah Teknik Kapal dan
Industri Kapal, IPERINDO, 2005

Perhitungan Beban Rancangan (Design Load)…..(Iswadi Nur ) 52

You might also like