Professional Documents
Culture Documents
TIM PENYUSUN :
TIM REVISI I :
3. Colekta Lake
4. Rofina Naben
TIM REVISI II :
2. Rovina Naben
7. Yanson Reta,
9. Maria Pandie
1
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI Halaman
I. MASA KEHAMILAN
13
7. Mengukur Suhu Badan ……………………………………………………. ……………………….
20
12. Memeriksa Refleks Patella …………………………………………………................................
3
III. MASA NIFAS
24. Anamnese Ibu Nifas …………………………………………………..50 - 51
25. Pengawasan Puerperium ……………………………………………..51 – 52
26. Vulva Hygiene …………………………………………………………..53
27. Merawat Payudara Post Partum ……………………………………..54
28. Konseling pada Ibu Nifas …………………………………………….. 55
29. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir …………………………………..56 – 58
30. Menimbang Berat Badan Bayi ………………………………………..59
31. Mengukur Panjang Badan Bayi ……………………………………….60
32. Mengukur Lingkar Kepala Bayi ……………………………………….61
33. Mengukur Lingkar Dada Bayi ………………………………………..62
34. Merawat tali Pusat ……………………………………………………..62 – 63
35. Memandikan bayi ……………………………………………………...64
36. Mengenakan Popok Bayi ……………………………………………...65
MASA KEHAMILAN
4
Pemeriksaan Kehamilan
Pengertian Pemeriksaan yang dilakukan pada ibu hamil mulai dari ibu merasa
terlambat haid sampai saat menjelang persalinan
Prosedur ANAMNESE
7
2. Buku catatan dan alat tulis
Persiapan 1. Peralatan :
- Alat pengukur tinggi badan ibu
- Buku catatan/status ibu /KMS
- Alat tulis
2. Menyiapkan lingkungan Ibu
8
Prosedur 1. Memberitahu ibu maksud dan tujuan tindakan yang
akan dilakukan
2. Mencuci tangan
3. Mempersilahkan ibu untuk berdiri tegak pada lantai
datar dan rapat pada alat pengukur tinggi badan,
pandangan lurus kedepan.
4. Merapatkan alat pengukur pada kepala ibu
5. Membaca skala
6. Apabila ibu lebih tinggi dari petugas perlu digunakan
penggaris, penggaris diletakan diatas kepala ibu dan
luruskan lalu lihat skalanya
7. Catat hasil tinggi badan ibu pada statusnya
8. Sampaikan hasil pada ibu
Pengertian Pengukuran yang dilakukan pada lengan yang tidak aktif pada
waktu kunjungan antenatal pertama
Tujuan Untuk mengetahui status gizi ibu hamil dengan Kurang Energy
Kronik (KEK)
9
diukur
4. Menetapkan posisi bahu pada lengan yang tidak aktif
sehari-hari
5. Memposisikan lengan atas lurus kebawah ( dari bahu
ke siku)
6. Mengukur panjang lengan atas dengan menggunakan
Pita LILA, kemudian tentukan titik tengah dari lengan
atas
7. Melingkarkan Pita LILA pada titik lengan atas sesuai
ukuran lengan
8. Membaca dan mencacat hasil
9. Menyampaikan hasil kepada ibu
10. Mencuci tangan
10
mengepalkan tangan.
8. Menghubungkan pipa tensimeter dengan pipa manset
9. Menutup scrup balon karet
10. Membuka kunci reservoir
11. Letak tensimeter harus datar
12. Meletakan diafragma stetoscop tepat di atasnya ( bagian
cerong tertutup )
13. Meraba arteri radialis dengan tiga jari ( telunjuk, tengah, dan
manis )
14. Memompa balon sehingga udara masuk ke dalam manset
sampai detak arteri tidak terdengar lagi dan air raksa di dalam
pipa gelas naik atau 30 mmHg di atas nilai sistolik.
15. Membuka scrup balon perlahan-lahan dengan kecepatan 2-3
mmHg / detik. Sambil melihat skala dan mendengar bunyi
detak pertama ( systole ) dan detak terakhir ( diyastole )
16. Bila hasilnya meragukan perlu diulang kembali ( tunggu 30
detik ) menurunkan air raksa sampai dengan 0 dan mengunci
reservoir.
17. Membuka pipa penghubung
18. Melepaskan manset dan mengeluarkan udara yang masih
tertinggal di dalam manset.
19. Menggulung manset dan memasukan ke dalam tensimeter
20. Merapikan pasien
21. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu lalu mencatat
hasil kedalam status
11
Mengukur Suhu Badan
Pengertian Mengukur suhu badan pasien dengan menggunakan thermometer
aksila
12
Menghitung Nadi
Pengertian Mengetahui nadi pasien dengan meraba nadi pasien
13
Pemeriksaan inspeksi
Pengertian Cara pemeriksaan dengan melihat bagian-bagian tubuh
denganmenggunakan pendekatan sitematis (head to toe)
14
- Adanya pembesaran kelenjar ketiak
Perut : Pembesaran perut sesuai Umur
Kehamilan.
Ada/tidak bekas luka operasi atau tidak.
Tungkai : Ada/tidak edema, pucat pada kuku jari,
Ada/tidak varices .
Genitalia :Ada/tidak pembengkakan, luka, condiloma,
dan cairan yang bau dan gatal.
15
3. Air cuci tangan lengkap dengan sabun, handuk bersih dan kering
4. Sampiran
5. lingkungan yang bersih dan aman
6. Buku KIA/KMS/status ibu
16
Melakukan Auskultasi
Pengertian Suatu cara yang dilakukan untuk menghitung denyut jantung janin
dengan menggunakan stetoskop
Persiapan 1. Alat :
17
yaitu periksa DJJ
4. Pemeriksa beradfa disebelah kanan pasien
5. menentukan Punctum untuk mendengarkan DJJ (serangkaian
dengan Palpasi Leopold
6. menghitung DJJ selama 1 menit penuh
a. Puki preskep punctum kiri bawah pusat
b. Puka preskep pucktum kanan bawah pusat
c. Puki preskep puncktum kiri atas pusat
d. Puka preskep puncktum kanan atas pusat menempelkan
stetoskop monoaural pada pucktum dan telingan kanan / kiri,
periksa sambil memegang nadi pasien untuk membedakan
antara DJJ dengan nadi ibu
e. menghitung DJJ selama 1 menit
7. Nilai normal : 120 - 160 x/m
8. memberitahu pada pasien kalau tindakan sudah selesai
9. merapihkan pakian pasien
10. membereskan alat dengan tempat petugas cuci tangan
EVALUASI :
Memberitahukan pada ibu tentang kondisi janin
3. Perawat/Bidan
- Perawat/Bidan yang telah dididik tentang prosedur pemberian
imunisasi.
- Tersedianya tempat yang tertutup dan diterima oleh
masyarakat.
Prosedur 1. Imunisasi TT1 diberikan pada kontak pertama dengan tidak
melihat umur kehamilan.
2. Petugas cuci tangan dan pakai sarung tangan
19
3. Pasien diberitahu tentang tindakan yang akan dilakukan.
4. Pasien dianjurkan untuk duduk dan lengan baju bagian kiri
disingsingkan.
5. Bersihkan daerah yang akan disuntik dengan kapas DTT.
6. Mengambil jarum dan menghisap vaksin dari botolnya dengan
dosis 0,5 cc, lalu udara dikeluarkan.
7. Suntikkan vaksin tersebut ke otot deltoid ( tergantung tangan
mana yang tidak aktif )
8. Pasien dibereskan
9. Berikan konseling : agar jangan dikompres
Kunjungan ulang sesuai tanggal yang telah ditentukan.
Temu wicara
Pengertian Suatu proses pemberian informasi yang objektif dan lengkap
secara sistematik antara petugas dan klien
20
7. volume suara memadai
8. intonasi dan kecepatan berbicara memadai
9. memberikan dukungan
10. menyampaikan akan menjaga kerahasiaan
11. memperhatikan tingkah laku verbal dan non verbal klien
12. klarifikasi dengan menggunakan pertanyaan terbuka dan
pertanyaan mendalam
13. mengajukkan pertanyaan satu per satu
14. mendengar aktif dengan memberi kesempatan klaen
menyelesaikan ucapannya
15. melakukan refleksi perasaan dan memfokuskan diskusi pada
hal-hal yang menjadi keperihatinan dan perhatian klaen
16. memberikan respon terhadap komunikasi non verbal
17. memberikan inpormasi sesuai kebutuhan dan keinginan klaen
18. menggunakan alat bantu untuk memperjelas inpormasi
19. mengecek pahaman klaen
20. membantu merumuskan masalah
21. membantu merumuskan cara menyelesaikan masalah
22. membantu merumuskan alternatif pemecahan masalah
23. membantu merumuskan langkah pemecahan masalah
24. menunjukkan tempat rujukan yang perlu dihubungi
25. menjelaskan kapan kunjungan ulang
26. merangkum pembicaraan secara tepat sesuai permasalahan
27. mengucapkan terima kasih atas kunjungannya,kepercayaan
dan kerjasama klien
21
MASA PERSALINAN
22
Sarung tangan steril / DTT 1 pasang
Benang jahit ( di luar bak instrument ):
o Catgut cromick no 2.0
o Catgut plain
o Zide
3.3 Alat-alat on steril di luar bak instrument
Kom air DTT
Kom kapas DTT kering
Wadah berisi cairan cuci tangan alternatif /
hand sanitizer
Klorin spray 0,5 % untuk dekontaminasi tempat
tidur persalinan
Dopler / funduskop
Penghisap lendir / delee
Bengkok / nierbeken
Tensimeter, stetoskop, thermometer.
Wadah berisi : sarung tangan panjang, dan
sarung tangan DTT / steril kasa DTT.
Pita pengukur
Betadine dalam tempatnya.
Wadah benda tajam
Jam yang mempunyai jarum detik.
3.4 Alat untuk penolong
Celemek : skort – topi – masker – kaca mata –
sepatu boot.
3.5 Untuk ibu
Kain bersih untuk alas bokong, 1 buah
Kain panjang atau lipa 2 buah
Baju atau blus 1 buah
Was lap 2 buah
Celana dalam
softex
3.6 Untuk bayi
Di dekat tempat tidur ibu :
o Handuk, 1 buah
o Kain bersih, 1 buah
o Topi, 1 buah
Di meja resusitasi
o Kain bersih, 1 buah
o Baju
o Popok
o Kaus kaki
o Kaus tangan
3.7 Untuk pencegahan infeksi
Tempat sampah terkontaminasi, dialasi plastic
Tempat sampah non infeksiosus yang dialasi
plastic
Ember plastik berisi larutan klorin, 0,5 %untuk
23
alat logam.
Baskom plastik berisi larutan klorin 0,5 % untuk
sarung tangan.
Baskom berisi air DTT
Ember berisi air bersih
Tempat plasenta dialasi plastic
Tempat pakaian kotor
Kain lap 3 buah
4. OBAT-OBATAN
4.1 Untuk ibu
Oksitosin, 10 unit
Metil ergometrin, 2 ampul
Lidocain 1 % atau 2 %tanpa epinefrin, 2 ampul
Aqudest, 1 flacon
RL, 3 fls
D 5 %, 3 fls
Nacl, 3 fls
Infuse set / transfuse set, 2 buah
Abocet no. 16-18, 2 buah
Disposable speut = 3cc – 5cc 10 cc, masing –
masing 1 buah.
4.2 Untuk bayi
Salf mata eritromyzin
Vit. K1, 1 ampul
Vaksin hepatitis B
Disposable, 1 cc, 1 buah
5. UNTUK DOKUMENTASI / CATATAN
Lembaran partograf
Lembaran catatan perkembangan / catatan
observasi
Lembaran persetujuan tindakan
Lembaran rujukan
Status pasien / KMS
24
Asuhan Persalinan Kala I ( fase laten )
Pengertian Proses dimana bayi, placenta dan selaput ketuban keluar dari
rahim ibu dengan usia kehamilan cukup bulan tanpa disertai
dengan penyulit ( lihat acuan APN )
26
Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin.
Catat semua hasil pemeriksaan dan temuan-temuan dalam
lembaran observasi.
Prosedur Ø 4 – 10 cm.
Observasi his setiap 30 menit
Dengar dan hitumg DJJ setiap 30 menit
Hitung nadi setiap 30 menit
Periksa dalam setiap 2-4 jam atau bila ada indikasi
( ketuban pecah atau ada tanda gejala kala II )
Penurunan kepala setiap 2 – 4 jam
Ukur tensi setiap 4 jam
Ukur suhu setiap 4 jam
Catat hasil pemeriksaan dan semua temuan dalam
partograf.
27
Cara menggunakan Partograf
Pengertian Alat bantu yang digunakan selama fase aktif persalinan
Alat tulis
29
Mengajarkan cara meneran yang benar
Memberikan cairan dan nutrisi
2. Persiapan alat :
Sesuai persiapan alat Asuhan Persalinan Normal
( APN )
30
menit.
- Cuci kedua tangan.
10)- periksa DJJ untuk memastikan bahwa DJJ dalam
keadaan normal ( 120 – 160 X / menit ).
- Catat hasil PD, DJJ dan semua hasil penilaian
serta asuhan lain pada partograf.
IV. MEMBANTU IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU
PROSES BIMBINGAN MENERAN
11) - beri tahu ibu bahwa Ø sudah lengkap dan
keadaan janin baik
- Bantu ibu untuk menemukan posisi yang nyaman
dan sesuai keinginannya.
12)- Bila ada rasa ingin meneran saat terjadi his /
kontraksi yang kuat, minta keluarga untuk bantu
ibu ke posisi ½ duduk atau posisi lain yang
diinginkan serta pastikan ibu merasa nyaman.
13)- Bimbing ibu untuk meneran secara baik dan efektif
saat ada his dan ibu merasa ada dorongan kuat
untuk meneran
- Anjurkan ibu untuk beristirahat di antara his
- Anjurkan keluarga untuk memberi dukungan dan
semangat, serta memberikan asupan cairan per
oral ( minum ).
- Menilai DJJ setiap selesai his
- Segera rujuk / kolaborasi dokter bila bayi belum /
tidak akan segera lahir setelah :
120 menit ( 2 jam ) pada primi para
60 menit ( 1 jam ) pada mati para
14)Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau
mengambil posisi yang nyaman bila ibu belum
merasa ada dorongan untuk meneran dalam waktu
60 menit ( 1 jam ).
V. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
15)Letakan handuk bersih ( untuk mengeringkan bayi )
pada perut ibu bila kepala bayi telah membuka vulva
dengan diameter 5-6 cm.
16)Letakan kain bersih 1/3 bagian di bawah bokong ibu
untuk menyokong perineum.
17)Buka tutup partus set, sambil perhatikan kembali
kelengkapan alat dan bahan.
18)Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
VI. MENOLONG KELAHIRAN BAYI
LAHIRNYA KEPALA :
19)Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm,
lindungi / sokong perineum dengan satu tangan yang
dialasi dengan kain bersih tadi. Tangan yang lain
menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi
dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk
31
meneran perlahan atau bernapas cepat dan dangkal.
20)Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan
ambil tindakan yang sesuai :
Jika lilitan tali pusat longgar lepaskan lewat
bagian atas kepala bayi.
Jika lilitan tali pusat erat, klem tali pusat pada
dua tempat dan potong diantara dua klem
tersebut.
21)Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar
secara spontan.
LAHIRNYA BAHU
22)Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang
kepala secara biparietal anjurkan ibu untuk meneran
saat his. Dengan lembut gerakan kepala ke arah
bawah dan distal hingga bahu depan lahir di bawah
arkus pubis kemudian gerakan kea rah atas dan distal
untuk melahirkan bahu belakang.
23)Setelah kedua bahu lahir dengan cepat geser /
pindah tangan ke bawah untuk menyanggah kepala,
lengan dan siku sebelah bawah, tangan atas
menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah
atas.
24)Setelah tubuh dan lengan lahir penelusuran tangan
atas berlangsung ke punggung, bokong, tungkai dan
kaki, ( masukan telunjuk diantara kaki dan pegang
mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya ).
VII. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
25)Lakukan penilaian :
Apakah bayi menangis kuat / atau bernapas
tanpa kesulitan ?
Apakah bayi bergerak dengan aktif ?
Sambil menilai, letakan bayi di atas perut ibu dan
selimuti bayi, jika bayi tidak menangis, tidak bernapas
atau megap-megap, lakukan langkah resusitasi.
26)Keringkan bayi dari muka kepala dan bagian tubuh
lainnya kecuali bagian tangan, tanpa membersihkan
verniks, ganti handuk basah dengan kain kering beri
topi pada kepala bayi, biarkan bayi di atas perut ibu.
27)Periksa / palpasi uterus untuk memastikan tidak ada
bayi lagi dalam uterus / hamil tunggal.
28)Beri tahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar
uterus berkontraksi dengan baik.
29)Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir suntikan
oksitosin 10 unit, im di 1/3 paha atas di bagian distal
lateral ( lakukan aspirasi senelum menyuntikan
32
oxitosin ).
30)Setelah 2 menit bayi lahir / tali pusat tidak berdenyut
lagi jepit tali pusat dengan klem I ± 3 cm dari pangkal
pusat bayi. Mendorong atau urut isi tali pusat kearah
ibu, pasang klem ke – II ± 2 cm dari klem I.
31)Pemotongan dan pengikatan tali pusat.
Pegang tali pusat yang telah dijepit, lindungi
perut bayi, kemudian gunting tali pusat
diantara ke dua klem.
Ikat tali pusat dengan benang DTT / steril pada
satu sisi dengan simpul mati dan balik pada
sisi yang lain, ikat dengan simpul mati juga.
Lepaskan klem dan letakan dalam tempat yang
telah disediakan.
32)Letakan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi.
Letakan bayi tengkurap di dada ibu, luruskan bahu
bayi hingga bayi menempel di dada / perut ibu.
Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu
dengan posisi lebih rendah dari puting payudara ibu.
33)Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang
topi di kepala bayi.
MENGELUARKAN PLACENTA
34
berkontraksi setelah 15 detik di masase.
VIII. MENILAI PERDARAHAN
40)Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun
bagian bayi, pastikan selaput ketuban lengakap dan
utuh. Masukan plasenta kedalam kantung plastik /
tempat khusus.
41)Evaluasi kemungknan laserasi pada vagina dan
perineum lakukan penjahitan bila laserasi
menyebabkan perdarahan aktif,segera lakukan
penjahitan.
IX. MELAKUKAN PROSEDUR PASCA PERSALINAN
42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak
terjadi perdarahan pervaginam.
43. Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit dengan
ibunya paling sedikit 1 jam.
* sebagian besar bayi akan berhasil melakukan
inisiasi menyusui dini dalam waktu 30 – 60 menit.
* menyusui pertama biasanya berlangsung selama
10 -15 menit, bayi cukup menyusu dari satu
payudara.
* biarkan bayi berada didada ibu selama 1 jam
walaupun bayi sudah berhasil menyusu.
44. Setelah 1 jam lakukan penimbangan / pengukuran
bayi, beri tetes mata antibiotic profilaksis, dan vitamin
K1 1 mg IM di paha kiri anterolateral.
45. * setelah 1 jam pemberian vitamin K1 berikan
suntikan imunisasi hepatitis B di paha kanan
anterolateral.
* Letakan bayi di dalam jangkauan ibu agar
sesewaktu - waktu dapat disusukan .
* Letakan kembali bayi pada ibu, bila bayi belum
berhasil menyusu dalam 1 jam pertama dan
biarkan sampai bayi berhasil menyusu.
35
Asuhan Kala IV persalinan Normal
Pengertian Masa dua jam setelah placenta lahir
Prosedur EVALUASI
42. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan
pervaginam :
* 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan
* setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca
persalinan
* setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalin
* jika uterus tidak berkontraksi dengan baik,
lakukan asuhan yang baik / menatalaksana
Antonia uteri.
43. Anjurkan ibu atau keluarga cara melakukan masase
uterus dan menilai kontraksi
44. Evaluasi dan estimase jumlah kehilangan darah
45. * Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih
setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca
persalinan dan setiap 30 menit selama jam
kedua pasca persalinan.
* Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam
selama dua jam pertama pasca persalinan.
* Melakukan tindakan yang sesuai utuk temuan
yang tidak normal.
36
46. Periksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi
bernapas dengan baik ( 40- 60 x/ menit ) serta suhu
tubuh normal (36,5- 37,5 °c )
KEBERSIHAN DAN KENYAMANAN
47. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam
larutan klorin 0,5 % untuk di dekontaminasi selama 10
menit .cuci dan bilas peralatan setelah
didekontaminasi
48. Buang bahan - bahan yang terkontaminasi kedalam
tempat sampah yang sesuai
49. Bersihkan ibu dengan air DTT. Bersihkan sisi cairan
ketuban, lendir , dan darah.bantu ibu memakai
pakayan yang bersih dan kering.
50. Pastikan ibu merasa nyaman, bantu ibu memberikan
ASI .
Anjurkan keluarga untuk beri ibu makanan dan
minuman susuai yang diinginkannya
51. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin
0,5 %
52. Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin
0,5 % dan lepaskan dalam keadaan terbalik dan
rendam selama 10 menit.
53. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mangalir,
keringkan dengan handuk pribadi yan g bersih dan
kering.
Buka semua atribut yang dipakai.
54. Lengkapai partograf,halaman depan dan belakang.
Periksa TTV dan asuhan kala IV.
37
Penjahitan Robekan Perineum
Pengertian Penjahitan robekan perineum adalah salah satu upaya untuk
menghentikan sumber perdarahan
38
masukan jarum suntik secara subcutan sepanjang tepi luka.
12. Aspirasi untuk memastikan tidak ada darah yang terhisap. Bila
ada darah, tarik jarum sedikit dan kembali masukan. Ulangi lagi
aspirasi. ( Cairan lidokain yang masuk ke dalam pembuluh
darah dapat menyebabkan denyut jantung tidak teratur ).
13. Suntikan cairan lidocain 1 % sambil menarik jarum suntik pada
tepi luka daerah perineum.
14. Tanpa menarik jarum suntik keluar dari luka, arahkan jarum
suntik sepanjang tepi luka, pada mukosa vagina, lakukan
aspirasi. Suntikan cairan lidocain 1 % sambil menarik jarum
suntik. ( bila robekan besar dan dalam anestesi daerah bagian
dalam robekan, alur suntikan anestesi akan berbentuk seperti
kipas : tepi perineum, dalam luka, tepi mukosa vagina.
15. Lakukan langkah no 11 – 14 untuk ke dua tepi robekan.
16. Tunggu 1-2 menit sebelum melakukan penjahitan untuk
mendapatkan hasil optimal dari anestesi.
PENJAHITAN ROBEKAN
17. Lakukan inspeksi vagina dan perineum untuk melihat robekan.
18. Jika ada perdarahan yang terlihat menutupi luka, pasang
tampon atau kasa ke dalam vagina. ( sebaiknya menggunakan
tampon berekor benag panjang ).
19. Tempatkan jarum pada pemegang jarum kemudian kunci
pemegang jarum.
20. Pasang benag jahit ( chromic 2 – 0 ) pada mata jarum.
21. Lihat dengan jelas batas luka robekan / episiotomi.
22. Lakukan penjahitan pertama ± 1 cm di atas puncak luka
robekan di dalam vagina. Ikat jahitan pertama dengan simpul
mati. Potong ujung benang yang bebas ( ujung benang tanpa
jarum ) hingga tersisa ± 1 cm.
23. Jahit mukosa vagina dengan menggunakan jahitan jelujur
hingga tepat di belakang lingkaran hymen. ( bila menggunakan
benang plain cat gut, buat simpul mati pada jahitan jelujur
dibelakang lingkaran hymen ).
24. Tusukan jarum pada mukosa vagina dari belakang lingkaran
hymen hingga menembus luka robekan bagian perineum. Bila
robekan yang terjadi sangat dalam :
Lepaskan jarum dari benang
Ambil benang baru dan pasang pada jarum
Buat jahitan terputus / tunggal pada robekan bagian
dalam untuk menghindari rongga bebas / dead space.
Gunting sisa benang.
Pasang kembali jarum pada benang jahitan jelujur
semula.
25. Teruskan jahitan jelujur pada luka robekan perineum sampai ke
bagian bawah luka robekan. ( bila menggunakan benang plain
cat gut, buat simpul mati pada jahitan jelujur paling bawah.
26. Jahit jaringan subkutis kanan – kiri kearah atas hingga tepat di
39
muka lingkaran hymen.
27. Tusukan jarum dari depan lingkaran hymen ke mukosa vagina,
di belakang lingkaran hymen. Lalu buat simpul mati, kemudian
potong benang hingga tersisa ± 1 cm.
28. Bila menggunakan tampon / kasa dalam vagina, keluarkan
tampon / kasa tersebut. Masukan jari telunjuk ke dalam rectum
dan raba dinding atas rectum. ( bila teraba jahitan, ganti sarung
tangan dan lakukan penjahitan ulang ).
29. Nasihati ibu agar :
Membasuh perineum dengan sabun dan air, terutama
setelah buang air besar. ( arah basuhan dari bagian
muka ke belakang )
Menjelaskan untuk tidak mengompres / tatobi air panas
pada daerah jahitan perineum, agar tidak terlepas
benang jahitannya.
Kembali untuk kunjungan tindak – lanjut setelah 1
minggu untuk pemeriksaan jahitan dan rectum. ( segera
rujuk bila terjadi fistula ).
Lanjutkan langkah / kegiatan untuk kebersihan dan
kenyamanan sesuai dengan asuhan persalinan normal.
40
Amniotomi
Pengertian Suatu tindakan untuk membuka selaput amnion dengan jalan
membuat robekan kecil kemudian akan melebar secara spontan
akibat gaya berat cairan dan tekanan dalam rongga amnion.
37. ½ kocher
38. 1 wadah DTT berisi sarung tangan DTT kasa steril
39. Fetoskop jam/weker povidin
Prosedur - Petugas mencuci tangan dan keringkan dengan
handuk/kain lap bersih.
- Kenakan sarung tangan Desinfeksi Tingkat Tinggi.
- Lakukan amniotomi di antara kontraksi.
- Pastikan kepala sudah masuk PAP, tidak teraba bagian
kecil janin atau tali pusat.
- Fiksasi kepala bayi pada PAP dengan satu tangan.
- Masukkan ½ kocher ke dalam vagina dituntun oleh
tangan yang lain hingga menyentuh selaput amnion.
- Apabila kontraksi melemah, pindahkan jari tangan anda
dan gunakan ½ kocher untuk memecahkan selebar 1-2 cm dari
atas ke bawah selaput membran hingga pecah.
- Dengan menggunakan tangan kiri anda keluarkan klem
½ kocher dan masukkan ke dalam larutan Clorin 0,5 %.
41
- Tekankan ujung jari pada tempat robekan sehingga
cairan amnion keluar perlahan-lahan untuk merasakan penurunan
kepala janin dan untuk memastikan bahwa tidak adanya bagian-
bagian kecil (tali pusat, tangan) menumbung.
- Perhatikan warna, kejernihan, pewarnaan meconium,
jumlah verniks kaceosa pada cairan amnion.
- Keluarkan jari tangan dari dalam vagina, cucilah sekresi
dan sarung tangan anda di dalam larutan Clorin 0,5 %.
- Monitor denyut jantung janin setelah ketuban pecah.
Unit terkait Dokter, Bidan
MASA NIFAS
Pengawasan Puerperium
Persiapan 1. Tensimeter
2. Termometer
3. Stetoskop
4. Kapas cebok dalam tempatnya
5. Kassa dalam tempatnya
6. Kom terisi bethadin
7. Bak steril berisi sarung tangan dan pinset
8. Nierbekken
9. Status pasien
43
10. Sampiran
44
Vulva Hygiene
Pengertian Melakukan perawatan pada vulva dengan cara membersihkan vulva.
45
pakaikan softex/pembalut bila perlu.
15. Perlak dan pengalas diangkat, pakaian bawah dikenakan.
16. Bereskan alat
17. Sarung tangan dilepaskan, rendam dalam larutan Clorin.
18. Mencuci tangan.
Unit terkait Bidan, Perawat
Tujuan Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan tanda-
tanda bahaya pada bayi.
Persiapan 1. Termometer
2. Stetoskop
3. Arloji dengan detik
4. Pita sentimeter
5. Timbangan bayi
6. Media penyuluhan
48
IV. Menilai berat badan
BB normal 2500-4000 gram
V. Menilai panjang badan
PB normal 40-53 cm
VI. Menilai kepala
1. Ubun-ubun
2. Sutura, Maulase
3. Penonjolan daerah yang melengkung
4. Ukur LK
VII. Menilai telinga
Periksa hubungan letak dengan mata dan kepala
VIII. Menilai mata
Tanda-tanda infeksi, warna kuning
IX. Menilai hidung/mulut
1. Bibir dan langit-langit
2. Periksa adanya sumbing
3. Periksa refleks hisap
X. Minilai leher
1. Pembengkakan
2. Gumpalan
XI. Menilai dada
1. Bentuk
2. Puting
3. Bunyi napas
4. Bunyi jantung
XII. Menilai bahu, lengan dan tangan
1. Gerakan normal
2. Jumlah jari
XIII. Menilai sistem syaraf
Reflek moro
XIV. Menilai perut
1. Bentuk
2. Penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis
3. Perdarahan tali pusat, tiga pembuluh
4. Lembek, saat tidak menangis
5. Tojolan
XV. Menilai kelamin laki-laki
49
1. Testis berada dalam skrotum
2. Penis berlubang dan letak lubang
XVI. Menilai kelamin perempuan
1. Lubang vagina
2. Lubang uretra
3. Labia minora dan labia mayora
XVII. Menilai panggul
Adanya tanda klik
XVIII. Menilai tungkai dan kaki
1. Gerakan
2. Jumlah jari
XIX. Menilai punggung dan anus
1. Pembengkakan atau cekungan
2. Adanya lubang anus
XX. Menilai kulit
1. Verviks
2. Warna
3. Pembengkakan atau bercak-bercak hitam
4. Tanda lahir
XXI. Konseling
1. Jaga kehangatan bayi
2. Pemberian ASI
3. Perawatan tali pusat
4. Tanda-tanda bahaya
Unit terkait Dokter, Bidan, Perawat
50
Menimbang Berat Badan Bayi
Pengertian Melakukan pengukuran dengan timbangan berat badan
Tujuan Bidan memeriksa dan menilai bayi untuk mendapat data yang valid.
51
Mengukur Panjang Badan Bayi
Pengertian Melakukan pengukuran dengan pita ukuran Cm
Tujuan Bidan memeriksa dan menilai bayi untuk mendapat data yang valid.
52
Mengukur Lingkar Kepala
Pengertian Melakukan pengukuran dengan pita ukuran Cm
Tujuan Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk mendapat data
yang valid.
53
Mengukur Lingkar Dada Bayi
Pengertian Melakukan pengukuran dengan pita ukuran Cm
Tujuan Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk mendapat data
yang valid.
Tujuan Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk mencegah infeksi.
55
Memandikan bayi
Pengertian Membersihkan badan bayi
56
Pengertian Membantu bayi memakai popok
2. Alat perekat
3. Celana plastik
4. Selimut
57