You are on page 1of 8

Public Health Perspective Journal 1 (1) (2016)

Public Health Perspective Journal

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/phpj

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS LAMPER
TENGAH KECAMATAN SEMARANG SELATAN KOTA SEMARANG

Defi Mernawati1, Intan Zainafree1

Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan,Universitas Negeri Semarang,


Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
SejarahArtikel: Faktor utama penentu kepuasan pasien adalah persepsi pelanggan terhadap kualitas layanan
Diterima 10 Maret 2016 kesehatan.Pendekatan kualitas jasa yang sering digunakan adalah model ServQual (Service Quality).
Disetujui 2 April 2016 Jenis penelitian adalah survey eksplanatory dengan pendekatan cross sectional. Teknik
Dipublikasikan 2 Juni pengambilan sampela dalah accidental sampling, dan jumlah sampel 96. Hasil peneltian ini
2016 menunjukkan ada hubungan antara factor reliability (0,017<0,05), assurance (0,001<0,05), tangible
________________ (0,006<0,05), empathy (0,003<0,05) dan responsiveness (0,021<0,05) dengankepuasanpasien.
Keywords: Kesimpulan penelitian ini adalah adanya hubungan antara faktor (reliability, assurance, tangible,
Factor Satisfaction, Quality empathy, responsiveness) dengan kepuasan pasien rawat jalan Puskesmas Lamper Tengah Kota
of Service, Outpatient. Semarang. Saran yang diberikan yaitu menambah fasilitas ruang tunggu dan media informasi,
____________________ melakukan survey kepuasan pasien berkala.

Abstract
___________________________________________________________________
The determining factor for patient’s satisfaction was customer's perception of the quality of health
services.Approach to service quality that is often used is the model ServQual (Service Quality).The type of this
research was an explanatory survey with cross sectional approach. The techniques used in taking the sample
was an accidental sampling, the number of sample was. The results of this research show that there was
relation between the reliability factor (0.017 <0.05), assurance (0.001 <0.05), tangible (0.006 <0.05), empathy
(0,003 <0.05) and responsiveness (0.021 <0.05) with patient’s satisfaction. The conclusion of this study was
there was relationship between factors (reliability, assurance, tangible, empathy, responsiveness) and the
satisfaction of outpatients of Lamper clinic. Advice given to adding the lounge facilities and media information,
periodic survey of patient’s satisfaction should be conducted to maintain continous improvement.

© 2016UniversitasNegeri Semarang


Alamatkorespondensi: p-ISSN 2528-5998
Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229 Jawa Tengah e-ISSN 2540-7945
Indonesia
E-mail: defimernawati@yahoo.com

45
Defi Mernawati & Intan Zainafree/ Public Health Perspective Journal 1 (1) (2016)

PENDAHULUAN Kedungmundu dan Puskesmas Pandanaran


(Puskesmas Lamper Tengah, 2014).
Kualitas layanan yang prima akan Berdasarkan Profil Kesehatan Kota Semarang
menciptakan pelanggan yang sesungguhnya (true selama empat tahun terakhir, Puskesmas
coustumer), yang mana pelanggan yang puas Lamper Tengah memiliki jumlah kunjungan
bangga memilih organisasi layanan anda bahkan rawat jalan terendah yaitu sebesar 108.944
dengan senang hati menjadi pelanggan loyal dibandingkan dengan Puskesmas Gayamsari
organisasi layanan kesehatan anda setelah sebesar 221.725, Puskesmas Candi Lama sebesar
mereka merasakan pengalaman mutu layanan 118.640, Puskesmas Kedungmundu sebesar
kesehatan yang anda berikan (Mukti A, 404.204 dan Puskesmas Pandanaran sebesar
2007:7). Zeithamal (1996) dalam Lupiyoadi 167.727 (Dinkes Kota Semarang, 2014).
(2009:192) menyebutkan bahwa fakor utama Berdasarkan Profil Puskesmas Lamper
penentu kepuasan pelanggan adalah persepsi Tengah tahun 2014 menjelaskan bahwa dalam
pelanggan terhadap kualitas jasa. Salah satu pelaksanaan tugasnya Puskesmas Lamper
pendekatan kualitas jasa adalah model Servqual Tengah masih terdapat beberapa kendala
(Service Quality) yang dikembangkan oleh diantaranya yaitu, masih terbatasnya sumber
Parasuraman (Lupiyoadi, 2009:181), yang daya manusia (SDM) baik dari segi kualitas
terdiri dari lima determinan kualitas jasa berikut maupun kuantitas, distribusi SDM masih kurang
ini, keandalan (reliability), responsivitas merata dan pola penempatan tenaga belum
(responsiveness), jaminan (assurance), empati sesuai sehingga upaya kesehatan kurang efektif,
(empathy) dan wujud (tangible) (Kotler, 2009:52). serta terbatasnya sarana dan prasarana seperti
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan bangunan belum memadai dan alat kesehatan
untuk masyarakat di tingkat dasar di Indonesia belum tercukupi (Puskesmas Lamper Tengah,
adalah melalui Pusat Kesehatan Masyarakat 2014).
(Puskesmas). Puskesmas adalah unit pelaksana Hasil studi pendahuluan di Puskesmas
teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang Lamper Tengah selama 2 hari (16-17 Februari
bertanggungjawab menyelenggarakan 2015) dengan mengambil sampel sebanyak 15
pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja orang pasien rawat jalan yang pada saat itu
(Trihono, 2005:8). Oleh karena itu UU Nomor sedang berobat, didapatkan hasil bahwa 20%
36 tahun 2009 menekankan pentingnya upaya pasien menyatakan keluhan mengenai kurang
peningkatan mutu pelayanan kesehatan, ramahnya petugas kesehatan ketika memberikan
khususnya ditingkat Puskesmas. pelayanan, 33,33% pasien menyatakan keluhan
Puskesmas Lamper Tengah Kota mengenai kecepatan pelayanan oleh petugas
Semarang merupakan salah satu Puskesmas puskesmas kurang efektif terutama di bagian
yang memberikan pelayanan rawat jalan. Secara farmasi dan 13,33% pasien menyatakan keluhan
geografis letak puskesmas Lamper Tengah mengenai kenyamanan dan fasilitas fisik yang
berada di tengah pemukiman warga, di dalam kurang memadai. Dilihat dari segi bangunan,
pelaksanaannya Puskesmas Lamper Tengah Puskesmas Lamper Tengah tidak mempunyai
mempunyai kendala yaitu cukup sulit untuk ruang tunggu untuk pasien dan pasien harus
dijangkau pasien dari kelurahan lain menunggu antrian di teras serta kurang
dikarenakan transportasi menuju puskesmas tersedianya kursi tunggu pasien.
masih sulit (tidak dilewati oleh kendaraan
umum selain becak). Sehingga masyarakat lebih METODE
memilih puskesmas lain yang lebih mudah
transportasinya dan secara letak geografis Jenis Penelitian adalah survey eksplanatory
berbatasan dengan Puskesmas Lamper Tengah, dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian
diantaranya yaitu Puskesmas Gayamsari, yang menggali, menganalisis dan menjelaskan
Puskesmas Candi Lama, Puskesmas faktor apa sajakah yang berhubungan dengan

46
Defi Mernawati & Intan Zainafree/ Public Health Perspective Journal 1 (1) (2016)

tingkat kepuasan pasien Rawat Jalan di pengambilan sampel ditentukan berdasarkan


Puskesmas Lamper Tengah Kota Semarang. kriteria inklusi dan eksklusi yang telah
Variabel bebas dalam penelitian ini ditetapkan kemudian peneliti. Data didapat
adalah kualitas pelayanan kesehatan yang dapat melalui penyebaran kuesioner dan data
dilihat dari beberapa dimensi, yaitu reliability sekunder. Kuesioner atau penyebaran daftar
(dapat dipercaya), assurance (jaminan), tangible pertanyaan dengan responden yaitu pasien
(nyata/ bukti langsung), empathy (empati), dan rawat jalan Puskesmas Lamper Tengah Kota
responsiveness (daya tanggap). Variabel terikat Semarang untuk mendapatkan data tentang
dalam penelitian ini adalah tingkat kepuasan kualitas pelayanan kesehatan dan tingkat
pasien rawat jalan Puskesmas Lamper Tengah kepuasan responden. Kuesioner berisi
Kota Semarang. pertanyaan-pertanyaan yang sudah terdapat
Populasi penelitian adalah populasi dari pilihan atau alternatif jawaban. Data yang
semua pasien rawat jalan pada Puskesmas diperoleh dari Puskesmas Lamper Tengah
Lamper Tengah Kota Semarang, jumlah berupa jumlah pasien rawat jalan, dan data
kunjungan pasien rawat jalan tahun 2014 geografis wilayah kerja Puskesmas Lamper
sebanyak 18.750 orang. Besar sampel penelitian Tengah Kota Semarang.
adalah 96 orang. Teknik pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling. HASIL DAN PEMBAHASAN
Proses dari penelitian adalah dengan
membagikan kuesioner kepada pasien rawat Berikut ini adalah hasil penelitian
jalan Puskesmas Lamper Tengah Kota hubungan faktor dimensi reliability dengan
Semarang kepada pasien yang sedang berobat tingkat kepuasan pasien.
pada saat penelitian dilakukan, kemudian

Tabel 1 Hubungan Faktor Dimensi Reliability (kehandalan) dengan Kepuasan Pasien Rawat Jalan
Puskesmas Lamper Tengah
Tingkat KepuasanPasien
Reliability
Puas TidakPuas Total

F % F % F % P CC
Baik 47 42,0 9 14,0 56 56,0 0,017 0,244

Sedang 25 30,0 15 10,0 40 40,0

Total 72 72,0 24 24,0 96 96,0 0,017 0,244

Di dalam penelitian ini didapatkan hasil ruang rawat inap RSI Sitti Maryam Kota
bahwa faktor reliability (kehandalan) Manado.
berhubungan dengan tingkat kepuasan pasien Berdasarkan penelitian yang telah
dan digunakan para pelanggan dalam dilakukan, pasien masih mengeluhkan
mengevaluasi mutu pelayanan kesehatan. keterlambatan jadwal pelayanan di loket
Apabila suatu pelayanan kesehatan kurang pendaftaran Puskesmas Lamper Tengah yang
handal atau dapat dipercaya maka pasien dapat mengakibatkan antrian pasien menumpuk
tersebut merasa kurang puas atau tidak puas. dan membutuhkan waktu lama pasien untuk
Hasil tersebut tidak sejalan dengan penelitian menunggu. Hal tersebut tidak sejalan dengan
yang dilakukan oleh Wiwien Simbala (2013) karakteristik kualitas jasa, dimana reliability
yang menyatakan bahwa, tidak terdapat merupakan servis kualitas yang bersifat
hubungan yang signifikan antara pelayanan dependable, accurately, dan consistently. Dependable
kehandalan perawat dengan kepuasan pasien di berarti jasa yang disampaikan dapat diandalkan,

47
Defi Mernawati & Intan Zainafree/ Public Health Perspective Journal 1 (1) (2016)

dipercaya, dan dapat dipertanggungjawabkan. (Tjiptono, 2004 : 14). Ditinjau berdasarkan


Accurately berarti jasa yang disampaikan tepat indikator tersebut, Puskesmas Lamper Tengah
sesuai dengan yang dijanjikan dan consistently belum memiliki sarana komunikasi yang
berarti secara terus menerus jasa yang lengkap dan baik untuk memberikan informasi
disampaikan sesuai dengan janji yang pernah kesehatan kepada pasien, hal tersebut
diberikan oleh pemberi pelayanan (Supriyanto dikarenakan di Puskesmas Lamper Tengah tidak
dan Ernawaty, 2010 : 214). tersedia media informasi kesehatan yang baik
Reliability (daya tanggap atau keandalan) dan diperbarui secara terus menerus seperti
indikatornya meliputi bukti fasilitas fisik, poster, flayer dan media informasi lainnya.
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi

Tabel 2 Hubungan Faktor Dimensi Assurance (Jaminan) dengan Kepuasan Pasien Rawat Jalan
Puskesmas Lamper Tengah
Tingkat KepuasanPasien
Reliability Puas TidakPuas Total
F % F % F % P CC
Baik 61 54,8 12 18,2 73 73,0 0,001 0,352
Sedang 11 17,2 12 15,8 23 23,0
Total 72 72,0 24 24,0 96 96,0 0,001 0,352

Berdasarkan hasil tersebut dapat menyampaikan dapat pula menimbulkan rasa


disimpulkan bahwa faktor assurance (jaminan) percaya dan yakin akan jaminan sembuh.
berhubungan dengan tingkat kepuasan pasien, Indikator assurance meliputi informasi tentang
dimana pasien memiliki asumsi bahwa penyedia penyakit, informasi
pelayanan harus memberikan informasi yang tindakan, dan prognose penyakit
jelas tentang apa, siapa, kapan, dimana dan (Supriyanto dan Ernawaty, 2010 : 214).
bagaimana ketepatan pelayanan kesehatan Assurance (jaminan) berkenaan dengan
dilakukan. Apabila jaminan pelayanan baik pengetahuan dan kesopanan karyawan serta
maka akan berpengaruh terhadap tingkat kemampuan mereka dalam menimbulkan rasa
kepuasan pasien. Sejalan dengan penelitian percaya (trust) dan keyakinan pelanggan
Swasto Adhi Wibowo (2011) yang menyatakan (confidence) (Tjiptono, 2012 : 175).
bahwa ada hubungan yang signifikan antara Berdasarkan pengertian Zeithaml et al
dimensi assurance terhadap kepuasan pasien di (1990) dalam Mukti (2007:7) bahwa layanan
Puskesmas Pajang Surakarta. bermutu adalah sejauh mana realitas layanan
Hasil penelitian yang dilakukan sebagian kesehatan yang diberikan sesuai dengan kriteria
besar responden menyatakan puas terhadap dan standar profesional medis terkini dan baik
pelayanan yang telah diberikan oleh Puskesmas yang sekaligus telah memenuhi atau bahkan
Lamper Tengah. Responden menilai bahwa melebihi kebutuhan dan keinginan pelanggan
kesopanan dan keramahan petugas kesehatan di dengan tinggat efisiensi yang optimal. Kualitas
Puskesmas Lamper Tengah baik, dan petugas layanan yang prima akan menciptakan
medis mampu memberikan pelayanan dengan pelanggan yang puas bangga memilih organisasi
tepat dan akurat. Hal ini sejalan dengan layanan kesehatan bahkan dengan senang hati
karakteristik kualitas jasa, dimana assurance menjadi pelanggan loyal organisasi layanan
bersifat courtesy yang berarti dalam kesehatan anda setelah mereka merasakan
menyampaikan produk atau jasa disertai rasa pengalaman mutu layanan kesehatan yang anda
hormat dan sopan. Kemudian proses berikan.

48
Defi Mernawati & Intan Zainafree/ Public Health Perspective Journal 1 (1) (2016)

Tabel 3 Hubungan Faktor Dimensi Tangible(Bukti Langsung) dengan Kepuasan Pasien Rawat Jalan
Puskesmas Lamper Tengah
Tingkat KepuasanPasien
Reliability Puas TidakPuas Total
F % F % F % p CC
Baik 59 54,0 12 17,0 71 71,0 0,006 0,279
Sedang 14 19,0 11 6,0 25 25,0
Total 73 73,0 23 23,0 96 96,0 0,006 0,279

Berdasarkan hasil tersebut dapat tunggu untuk pasien menunggu. Selain itu
disimpulkan bahwa faktor tangible (bukti kebersihan dari setiap ruangan pemeriksaan
langsung) berhubungan dengan tingkat masih dinilai kurang oleh responden. Hal
kepuasan pasien, dimana mereka berasumsi tersebut tidak sejalan dengan yang dikemukakan
bahwa ruang pemeriksaan dan ruang tunggu oleh Lupiyoadi dan A. Hamdani (2009:182)
yang bersih, rapi, dan nyaman, memiliki alat bahwa tangible merupakan kemampuan suatu
medis yang cukup lengkap, penampilan dokter layanan kesehatan dalam menunjukkan
dan perawat bersih berhubungan positif dengan eksistensinya kepada pihak eksternal, hal ini
tingkat kepuasan pasien rawat jalan di meliputi fasilitas fisik seperti gedung,
Puskesmas Lamper Tengah. Sehingga semakin perlengkapan dan peralatan yang digunakan
baik bukti langsung penyedia pelayanan serta penampilan pegawainya. Didukung juga
kesehatan yang dilihat oleh pasien atau oleh penelitian Kiki Miranty Sareong (2013)
pelanggan maka akan semakin baik pula tingkat yang menyatakan bahwa ada ketidakpuasan
kepuasan yang dirasakan oleh pasien. yang muncul pada pasien di Puskesmas
Hasil penelitian yang telah dilakukan Rantepao yang disebabkan oleh fasilitas fisik
masih terdapat sebagian responden yang yaitu waktu tunggu, kebersihan ruangan tunggu,
mengeluhkan kurang nyamannya ruang tunggu kurangnya ketersediaan kursi di ruang tunggu
pasien dan ketersediaan kursi tunggu yang tidak artinya kurangnya fasilitas dan kenyamanan
memenuhi, hal tersebut dikarenakan Puskesmas yang dirasakan pasien dapat mempengaruhi
Lamper Tengah tidak memiliki fasilitas ruang kepuasan pasien.

Tabel 4 Hubungan Faktor Dimensi Empathy (Empati) dengan Kepuasan Pasien Rawat Jalan
Puskesmas Lamper Tengah
Tingkat KepuasanPasien
Reliability Puas TidakPuas Total
F % F % F % P CC
Baik 54 48,0 10 16,0 64 64,0 0,003 0,306
Sedang 18 24,0 14 8,0 32 32,0
Total 72 72,0 24 24,0 96 96,0 0,003 0,306

Berdasarkan hasil tersebut dapat berkonsultasi secara pribadi mengenai


disimpulkan bahwa faktor empathy (empati) penyakitnya. Hal ini sejalan dengan hasil
berhubungan dengan tingkat kepuasan pasien penelitian yang dilakukan oleh T. Sudian pada
rawat jalan Puskesmas Lamper Tengah, dimana tahun 2011 yang menyatakan bahwa ada
mereka berasumsi bahwa pelayanan yang hubungan yang bermakna antara empati dengan
diberikan oleh dokter atau tenaga medis dapat kepuasan pasien di Rumah Sakit Cut Mutia
menenangkan rasa cemas pasien, mampu Kabupaten Aceh Utara. Didukung dengan teori
menangani keluhan pasien dengan baik dan yang dikemukan oleh Lupiyoadi dan A.
memberikan saran atau dorongan kepada Hamdani (2009:182) bahwa empathy (empati)
pasien, serta meluangkan waktu untuk dapat merupakan ketersediaan pemberi jasa untuk

49
Defi Mernawati & Intan Zainafree/ Public Health Perspective Journal 1 (1) (2016)

mendengarkan dan adanya perhatian akan kondisi pasien, meyampaikan informasi cara
keluhan, kebutuhan, keinginan, dan harapan minum obat, memberi informasi untuk
pasien. Indikatornya adalah mendengarkan kunjungan ulang.
keluhan pasien dengan saksama, perhatian pada

Tabel 5 Hubungan Faktor Dimensi Responsiveness (Daya Tanggap)dengan Kepuasan Pasien


Rawat Jalan Puskesmas Lamper Tengah
Tingkat KepuasanPasien
Reliability Puas TidakPuas Total
F % F % F % p CC
Baik 49 44,2 10 14,8 59 59,0 0,021 0,235
Sedang 23 27,8 14 9,2 37 37,0
Total 72 72,0 24 24,0 96 96,0 0,021 0,235

Berdasarkan hasil tersebut dapat dan merespon permintaan mereka dengan


disimpulkan bahwa faktor responsiveness (daya segera. Responsiveness menunjukkan adanya
tanggap) berhubungan dengan tingkat kepuasan keinginan untuk membantu konsumen dan
pasien, dimana mereka berasumsi bahwa faktor memberikan pelayanan dengan cepat dan tepat
responsiveness yang meliputi dokter menanyakan (Mukti, 2007:77).
keluhan pasien, dokter menanggapi keluhan Kesehatan merupakan hak asasi manusia
pasien, dokter memberikan kesempatan pasien dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus
untuk bertanya, dan petugas bersikap sopan dan diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa
ramah berhubungan positif dengan tingkat Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Lamper Tengah. Sehingga semakin baik daya Republik Indonesia Tahun 1945. Keputusan
tanggap pelayanan kesehatan yang diberikan Menteri Kesehatan RI Nomor 128 tahun 2004
kepada pasien maka akan meningkatkan tingkat menyatakan bahwa terwujudnya keadaan sehat
kepuasan pasien. Hasil tersebut sejalan dengan adalah kehendak semua pihak. Tidak hanya
penelitian Primastuti Widyaningrum (2013) oleh orang per orang, tetapi juga oleh keluarga,
yang menyatakan bahwa terdapat hubungan kelompok dan bahkan masyarakat. Dalam
yang signifikan antara dimensi responsiveness rangka mewujudkan status kesehatan
terhadap kepuasan pasien pada pelayanan masyarakat yang optimal, maka berbagai upaya
kebidanan di BPM Boyolali. Didukung dengan harus dilaksanakan, salah satu diantaranya ialah
teori yang disampaikan oleh Sabarguna menyelenggarakan pelayanan kesehatan
(2005:26), yang mengungkapkan bahwa (Kemenkes RI, 2004:7). Penyelenggaraan
kepuasan pasien penerima jasa kesehatan dapat pelayanan kesehatan untuk masyarakat di
didekati melalui aspek hubungan pasien dengan tingkat dasar di Indonesia adalah melalui Pusat
putugas kesehatan yang mencakup keramahan, Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), yaitu unit
informatif, responsive, suportif, cekatan dan pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau
sopan. kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan
Responsiveness adalah suatu kebijakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja
untuk mmembantu dan memberikan pelayanan dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama
yang tepat (responsif) dan tepat kepada serta ujung tombak pembangunan kesehatan
pelanggan, dengan penyampaian informasi yang (Trihono, 2005:8). Oleh karena itu UU Nomor
jelas (Lupiyoadi dan A. Hamdani, 2009:182). 36 tahun 2009 menekankan pentingnya upaya
Responsiveness berkenaan dengan kesediaan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan,
kemampuan penyedia layanan (layanan khususnya ditingkat Puskesmas.
kesehatan) untuk membantu pelanggan (pasien)

50
Defi Mernawati & Intan Zainafree/ Public Health Perspective Journal 1 (1) (2016)

Terdapat beberapa faktor yang mempunyai pengaruh terhadap kepuasan pasien


berpengaruh pada kepuasan konsumen. Secara atau pelanggan.
garis besar ada lima kategori, yaitu mutu produk Penelitian ini didapatkan hasil bahwa
(product quality), mutu layanan (service quality), faktor-faktor dimensi ServQual, meliputi
harga, faktor emosi (emotional factor), dan biaya dimensi reliability, assurance, tangible, empathy dan
transport (cost of aquiring) (Supriyanto dan responsiveness berhubungan dengan tingkat
Ernawaty, 2010:326). Salah satu pendekatan kepuasan pasien rawat jalan Puskesmas Lamper
kualitas jasa adalah model Servqual (Service Tengah Kecamatan Semarang Selatan Kota
Quality) yang dikembangkan oleh Parasuraman, Semarang. Kualitas pelayanan kesehatan
Zeithmal, dan Berry (Lupiyoadi, 2009:181). menunjukkan pada tingkat kesempurnaan
Berdasarkan model kualitas jasa ini, periset pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa
mengidentifikasi lima determinan kualitas jasa puas diri setiap pasien. Berdasarkan penelitian,
berikut ini, berdasarkan urutan arti pentingnya dapat diketahui bahwa semakin baik kualitas
yang terdiri dari keandalan (reliability), daya pelayanan kesehatan (dimensi reliability, assurance,
tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), tangible, empathy dan responsiveness) maka
empati (empathy) dan wujud (tangible) (Kotler semakin baik pula kepuasan pasien yang timbul.
dan Kevin, 2009:52). Reliability (keandalan),
yaitu kemampuan layanan kesehatan untuk SIMPULAN
memberikan pelayanan sesuai dengan yang
dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Berdasarkan hasil penelitian yang
Assurance (jaminan dan kepastian), yaitu dilakukan dapat disimpulkan ada hubungan
pengetahuan, kesopansantunan para pegawai faktor-faktor dimensi ServQual dengan tingkat
untuk menumbuhkan rasa percaya pasien. kepuasan pasien rawat jalan Puskesmas Lamper
Tangible (bukti fisik), berkenaan dengan Tengah Kecamatan Semarang Selatan Kota
penampilan fisik fasilitas layanan, Semarang, meliputi dimensi reliability (dapat
peralatan/perlengkapan, sumber daya manusia dipercaya) (p value = 0,017), dimensi assurance
dan materi komunikasi. Empathy (empati), (jaminan) (p value= 0,001), tangible (bukti
adalah kesediaan pemberi jasa untuk langsung) (p value=0,006), dimensi empathy
mendengarkan dan adanya perhatian akan (empati) (p value = 0,003), dimensi responsiveness
keluhan, kebutuhan, keinginan dan harapan (daya tanggap) (p value= 0,021).
pasien. Responsiveness (daya tanggap) adalah
suau kebijakan untuk membantu dan DAFTAR PUSTAKA
memberikan pelayanan yang cepat (responsif)
dan tepat kepada pelanggan, dengan Bamidele, R, Abdullahi, Muhammad E, Hoque,
penyampaian informasi yang jelas (Lupiyoadi, dan Hendry Van der Heever. 2011.
2009 : 182). Patient Satisfaction and Factor of Importance in
Tjiptono (2004) dalam Nursalam (2014 : Primary Health Care Services in
295), kepuasan merupakan perbandingan antara Botswana. African Journal of
kualitas jasa pelayanan yang didapat dengan Biomedical Research 14: 1-7.
keinginan, kebutuhan dan harapan. Kepuasan DinasKesehatan Kota Semarang. 2014.
pasien berhubungan dengan mutu pelayanan ProfilKesehatan Kota Semarang,
kesehatan. Zeithamal dan Bitner (1996) dalam Semarang: Dinkes Kota Semarang.
Lupiyoadi (2009) menyebutkan bahwa fakor DinasKesehatanProvinsiJawa Tengah. 2012.
utama penentu kepuasan pelanggan adalah ProfilKesehatanJawa Tengah, Semarang:
persepsi pelanggan terhadap kualitas jasa DinkesProvinsiJawa Tengah.
(Lupiyoadi, 2009:192). Menurut penelitian yang Irfan, S,M, AamirIjaz, dan M,M, Farooq. 2012.
dilakukan Bamidele (2011), Irfan (2012), Zarei Patient Satisfaction and Service Quality
(2015) menunjukkan bahwa kualitas pelayanan of PublicHospitals in Pakistan: An

51
Defi Mernawati & Intan Zainafree/ Public Health Perspective Journal 1 (1) (2016)

Empirical Assessment. Middle-East Simbala, Wiwien. 2013.


Journal of Scientific Research 12 (6): 870- HubunganAntaraKualitasJasaPelayanan
877. Perawatdengan Tingkat KepuasanPasien
KeputusanMenteriKesehatan RI Nomor 128 di RuangRawatInapRumahSakit Islam
Tahun Siti Maryam Kota Manado. Manado.
2011.KebijakanDasarPusatKesehatanMas T. Sudian. 2011.
yarakat. 2011. Jakarta :Menkes RI :2011. HubunganKepuasanPasienTerhadapMut
Kotler Philip, Kevin Lane. 2009. uPelayananKesehatan di RumahSakit
ManajemenPemasaran. Jakarta: Cut MutiaKabupaten Aceh Utara. Aceh
Erlangga. Utara.
LupiyoadiRambat, A, Hamdani. 2009. TjiptonoFandy. 2004. Prinsip-prinsip Total
ManajemenPemasaranJasa. Jakarta: Quality Service. Yogyakarta: Andi.
SalembaEmpat. ____________. 2012. Service Management.
Mukti Ali Ghufron. 2007. Yogyakarta: Andi.
StrategiTerkiniPeningkatanMutuPelayan Trihono. 2005. ArrimesManajemenPuskesmas.
anKesehatan. Yogyakarta: Jakarta: SagungSeto.
KaryaHusadaMukti. Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 36
PeraturanMenteriKesehatanRepublik Indonesia Tahun 2009.Kesehatan. 2009. Jakarta
Nomor 75 Tahun :Menkes RI : 2009.
2014.PusatKesehatanMasyarakat. 2014. Wibowo, AdhiWibowo. 2011.
Jakarta :Menkes RI : 2014. AnalisisHubunganFaktorLayanandanFas
PuskesmasLamper Tengah.2014. ilitasTerhadapKepuasanPasienRawatJala
ProfilPuskesmasLamper Tengah Kota n di PuskesmasPajang Surakarta.
Semarang. Surakarta.
S, Supriyanto, Ernawaty M. 2010. Widyaningrum, Primastuti. 2013. Faktor-Faktor
PemasaranIndustriJasaKesehatan. Yang
Yogyakarta: Andi. MempengaruhiKeputusanPasienTerhada
Sabarguna, Boy S. 2008. Quality Assurance pPelayananKebidanan di BPM Martini
PelayananRumahsakitEdisiRevisi.Jakarta Boyolali. Boyolali.
: CV SagungSeto. Zarei, E., Daneshkohan, A., Pouragha, B., Marzban,
Sareong, Kiki Miranty. 2013. Faktor-faktor yang S. and Arab, M., 2015.An Empirical study of
BerhubunganDenganKepuasanPasienRa the Impact of Service Quality on patient
Satisfaction in private Hospitals, Iran. Global
watJalan di
Journal of Health Science, 7(1), p.1.
PuskesmasRantepaoKabupatenToraja
Utara. KabupatenToraja Utara.

52

You might also like