You are on page 1of 13

ANALISIS PENGENTASAN KEMISKINAN DALAM PRESPEKTIF

PERAN GENDER DI PEDESAAN


(Studi Kasus di Desa Kalangan Kec. Margomulyo Kab. Bojonegoro)

Oleh:
Andriyan
Pujimulyatama Bank
Mandiri Madiun
Email: andriyanpm@gmail.com

Abstract
The objectives of this study were 1) to determine the characteristics of poor
households in the village districts circles. Margomulyo Kab. Bojonegoro. 2) To
determine the influence of age, education and gender roles to the family income.
3) To determine whether there is a significant difference in income after the role
of gender in poor households. This study uses primary data obtained from
questionnaires with 53 poor households. The analytical tool used is multiple
regression with dummy variables and different test average. The results of 53
studies that poor households 23 respondents or 43% of elementary education
(SD), 20 respondents or 38% had not compleceted elementary school (SD) and 10
respondents or 19% educated Junior High School (SMP). Types of jobs available
100 respondents 53% peasants’livelihood. Working hours in a day on average 7-9
hours. Wages earned Rp 20,000 to Rp 30,000 per day and for women workersor
wives who work at Rp 20,000 to Rp 25,000 per day. Education elementary and
junior high school education has no statistically significant effect on the family
income of poor households, while age and gender roles have a statistically
significant influence on the family income of poor households, if age is 1
(productive) it will add to the family income by Rp. 4683.643. Gender roles if the
values is 1 (any gender roles) it will add to the family income by Rp. 24624.815.
And there is a difference between family income existing gender roles and no
gender roles.
Keywords: Poverty Alleviation, Gender Perspective, Wife Income

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui karakteristik rumah tangga
miskin di kalangan kabupaten desa. Margomulyo Kab. Bojonegoro. 2) Untuk
mengetahui pengaruh peran usia, pendidikan dan jenis kelamin terhadap
pendapatan keluarga. 3) Untuk menentukan apakah ada perbedaan yang signifikan
dalam pendapatan setelah peran gender dalam rumah tangga miskin. Penelitian ini
menggunakan data primer yang diperoleh dari kuesioner dengan 53 rumah tangga
miskin. Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda dengan variabel
dummy dan uji beda rata-rata. Hasil 53 studi yang rumah tangga miskin 23
responden atau 43% dari pendidikan dasar (SD), 20 responden atau 38% tidak
compleceted Sekolah Dasar (SD) dan 10 responden atau 19% berpendidikan SMP
(SMP). Jenis pekerjaan yang tersedia 100 responden 53% peasants'livelihood. Jam
kerja dalam sehari rata-rata 7-9 jam. Upah yang diperoleh Rp 20.000 hingga Rp
30.000 per hari dan untuk wanita workersor istri yang bekerja di Rp 20.000-Rp
25.000 per hari. pendidikan pendidikan dasar dan SMP tidak berpengaruh
Analisis Pengentasan Kemiskinan.................. Andriyan Pujimulyatama

signifikan secara statistik pada pendapatan keluarga rumah tangga miskin,


sementara peran usia dan jenis kelamin memiliki pengaruh yang signifikan secara
statistik pada pendapatan keluarga rumah tangga miskin, jika usia 1 (produktif)
akan menambah pendapatan keluarga sebesar Rp. 4.683,643. peran gender jika
nilai adalah 1 (setiap peran gender) itu akan menambah pendapatan keluarga
sebesar Rp. 24.624,815. Dan ada perbedaan antara peran gender pendapatan
keluarga yang ada dan tidak ada peran gender.

Kata Kunci: Pengentasan Kemiskinan, perspektif gender, pendapatan Istri

PENDAHULUAN
penduduk Indonesia pada tahun 2010
Indonesia merupakan negara
menurut BPS berjumlah 237.641.326
yang kaya akan sumber daya alam
jiwa, dengan banyaknya jumlah
dan berlandaskan hukum yang kuat.
penduduk Indonesia tidak dapat
Tujuan dari negara Indonesia sesuai
dipungkiri kemiskinan itu terjadi.
dengan apa yang diamanatkan dalam
Permasalahan yang terjadi di
Pembukaan Undang-Undang Dasar
Indonesia sesuai fakta yang ada
1945 yaitu memajukan kesejahteraan
bahwa pertumbuhan ekonomi tidak
umum dan mencerdaskan kehidupan
tersebar secara merata di seluruh
bangsa. Tujuan tersebut akan tercapai
wilayah Indonesia, ini terbukti terjadi
apabila tingkat kemiskinan di
disparitas pendapatan antar daerah
Indonesia dapat dikurangi, agar
dan tingginya tingkat kemiskinan.
tercapai maka perlu adanya upaya
pengentasan kemiskinan. Populasi

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.12, No.02 Desember 2014 87


Gambar 1. Perkembangan Kemiskinan di Indonesia tahun 2004–2012

Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), 2012
Angka kemiskinan di
menunjukan bahwa kab. Bojonegoro
Indonesia berdasarkan Data Badan
tingkat kemiskinannya masih relative
Pusat Statistik (BPS, 2012) sebanyak
tinggi. Indikator Kemiskinan
28.594.600 jiwa yang tersebar di
Kabupaten Bojonegoro dapat dilihat
seluruh pelosok Indonesia, di Jawa
pada gambar 2.
Timur sendiri angka kemiskinan
Kemiskinan di dunia ini
tercatat 4.960.500 jiwa atau (13,08
wanita yang menjadi korban paling
%) data dari BPS September 2012.
menderita, wanita setiap hari harus
Di Jawa Timur jumlah penduduk
menghadapi permasalahan yang
miskin tercatat 1.606.000 (8,9 %)
begitu banyak dalam hidupnya, peran
jiwa di Kota dan 3.354.600 (16,88
ganda wanita sebagai ibu rumah
%) jiwa di Desa. Ternyata persentasi
tangga berarti mereka harus mampu
penduduk miskin lebih banyak
menjadi pendamping suami, mampu
terdapat di Desa dibandingkan
merawat dan mendidik anak.
dengan Kota.
Adanya anggapan budaya yang
Jumlah penduduk miskin di
menomorduakan peran wanita yang
Kab. Bojonegoro mencapai 227.089
menjadikan mereka seringkali
jiwa, tingkat kemiskinan 18.8% dan
dipandang sebelah mata dalam
garis kemiskinan di kab. Bojonegoro
masyarakat sosial.
berkisar 211.213 rupiah. Ini
Gambar 2. Indikator Kemiskinan Kabupaten Bojonegoro

Sumber: www.tnp2k.go.id tani, perdagangan dan jasa dan buruh


Hal ini yang menjadikan pabrik.
terbatasnya akses-akses pendidikan Kemiskinan pedesaan (rural
ataupun ekonomi serta fasilitas sosial proverty) dapat dikatakan sebagai
sulit bagi perempuan. Rendahnya salah satu topik pokok yang tidak
tingkat pendidikan, pengetahuan dan mungkin dapat dilepaskan dari
pendapatan rumah tangga, masalah pembangunan pedesaan,
kemungkinan besar menjadi sebab khususnya di negera-negara
utama kemiskinan itu terjadi. berkembang seperti di Indonesia ini
Keterbatasan kemampuan karena sebagian besar dari penduduk
pendidikan dan pengetahuan yang tinggal di daerah pedesaan yang
dimiliki oleh kaum wanita di mana pada umumnya mereka hidup
pedesaan menyebabkan perilaku di bawah garis kemiskinan.
serta kebiasaan setiap hari-harinya Peran wanita terutama di
akan tetap sama seperti yang pedesaan sebagai sumber daya
diajarkan dan diturunkan. Untuk itu manusia cukup nyata partisipasinya
demi kelangsungan diri dan keluarga, khususnya dalam memenuhi fungsi
pihak wanita bekerja pada sector keluarga dan rumah tangga bersama
informal, sector pertanian atau buruh laki-laki, potensi yang dimiliki oleh
wanita untuk menopang ekonomi
masih terdapat masyarakat yang
keluarga memang cukup tinggi.
diketegorikan sebagai masyarakat
Namun demikian wanita tidak
miskin dan berpotensi memiliki
menunjukan diri atau mengklaim
jumlah rumah tangga miskin terbesar
bahwa mereka menjadi penyangga
diantara desa-desa lain di Kecamatan
utama ekonomi keluarga. Hal inilah
Margomulyo.
yang menjadi alasan penulis untuk
Jenis penelitian yang
melakukan penelitian di desa
digunakan adalah analisis deskriptif
Kalangan dengan judul “Analisis
kuantitatif. Populasi dalam penelitian
Pengentasan Kemiskinan Dalam
ini adalah rumah tangga yang
Prespektif Peran Gender di Pedesaan.
dikategorikan sebagai rumah tangga
Hidayat (2006) Teknik
miskin yang tinggal di Desa
analisis menggunakan table tunggal,
Kalangan Kecamatan Margomulyo
table silang,dan analisis kualitatif.
Kabupaten Bojonegoro berjumlah
Hasil penelitian yaitu pendapatan
263 Kepala Keluarga. Sampel dalam
yang diperoleh di TPA Jatibarang
penelitian adalah rumah tangga
sebagian besar lebih tinggi
miskin dan rumah tangga miskin
dibandingkan dengan upah minimum
yang ada peran gender saja. Jumlah
regional (UMR) Propinsi Jawa
sampel sebesar 20% dari populasi,
Tengah
yaitu diperoleh 20% x 263 = 52,6
METODE PENELITIAN atau bila dibulatkan menjadi 53
Penelitian dilakukan pada Desa
sampel.
Kalangan Kecamatan Margomulyo
Data yang digunakan dalam
Kabupaten Bojonegoro. Secara
penelitian ini adalah cross-section.
umum penelitian ini didasarkan atas
Metode analisis data yang digunakan
pertimbangan, kesesuaian, dengan
dalam penelitian ini ada 2 cara yaitu:
substansi penelitian. Alasan memilih
Regresi linear berganda yang
lokasi penelitian di Desa Kalangan
diterapkan untuk data cross-section
karena Desa Kalangan Kecamatan
dan Uji Beda Pendapatan Rata-rata.
Margomulyo Kabupaten Bojonegoro
Bentuk rumusan matematik
merupakan salah satu Desa yang
dari analisis linier berganda yang
digunakan adalah dengan
D = 1 jika ada wanita yang
menggunakan metode regresi
bekerja
berganda dengan variabel Dummy
PEMBAHASAN
untuk mengetahui pengaruh variabel
Karakteristik Rumah Tangga
dependen yaitu Pendapatan rumah
Miskin
tangga, terhadap variabel independen
Pendidikan
yaitu Pendidikan, Usia dan Peran
Hasil wawancara dengan 53
Gender, adalah sebagai berikut :
responden disimpulkan bahwa rata-
Y = β0 + β1 D1 + β2 D2 + β3 D3 + α rata pendidikan hanya sampai tingkat
Dimana: Sekolah Dasar (SD) dan tidak
Y = Pendapatan Rumah Tangga semuanya menyelesaikan pendidkan
α = konstanta Sekolah Dasar (SD), hasilnya dari 53
β1 = koefisien regresi dari (D1) responden rumah tangga miskin 23
β2 = koefisien regresi dari (D2) responden atau 43 % berpendidikan
β3 = koefisien regresi dari (D3) Sekolah Dasar (SD), 20 responden
D1 = Model Pendidikan Kepala atau 38 % tidak tamat Sekolah Dasar
Rumah Tangga sebagai variabel (SD) dan 10 responden atau 19 %
Dummy (skors) berpendidikan Sekolah Menengah
D = 0 jika tidak tamat SD Peratama (SMP). Kenapa hal
D = 1 jika tamat SD tersebut terjadi, alasan dari
D = 2 jika tamat SMP responden yaitu persoalan ekonomi
D = 3 jika tamat SMA dan persepsi masyarakt bahwa
D2 = Model Usia Kepala Rumah mampu baca tulis dan berhitungpun
Tangga sebagai variabel Dummy sudah dirasa cukup.
(skors) Mata pencaharian dari
D = 0 jika tidak Usia Produktif masyarakat Desa Kalangan rata-rata
D = 1 jika Usia Produktif masyarakat miskin yang tinggal
D3 = Model Peran Gender disana mempunyai latar belakang
sebagai variabel Dummy (skors) pekerjaan yang sama yang mana
D = 0 jika tidak ada wanita mata pencahariaannya sebagai buruh
yang bekerja tani, dari 53 responden yang ada
secara keseluruhan atau 100 % mata
sedikit berada pada kelompok sama
pencaharian Buruh Tani. Sedangkan
dengan 1 orang per rumah tangga
untuk lama jam kerja dalam satu hari
yaitu sebanyak 3 responden atau 6%.
rata-rata 7 – 9 jam, yang dimulai jam
Kondisi Ekonomi
05:30 WIB sampai jam 09:00 WIB
53 responden yang ada rata-
dan mulai bekerja lagi jam 02:30
rata semua mata pecahariannya
WIB sampai Jam 17:00 WIB.
sebagai buruh tani baik kepala
Jumlah Tanggungan Keluarga
keluarga dan istrinya yang bekerja,
Tabel 1. Jumlah Tanggungan
dari 53 responden terdapat 26
Keluarga
responden yang istrinya bekerja
Jumlah
sebagai buruh tani. Untuk
Tanggungan
Frekuensi % pendapatan dari hasil bekerja sebagai
Keluarga
buruh tani yaitu sebesar Rp 20.000
1 3 6
sampai Rp. 30.000 perhari dan untuk
2 7 13
3 16 30 tenaga kerja wanita atau istri yang
4 19 36 bekerja sebesar Rp 20.000 sampai
5 8 15
Rp 25.000 per hari. Hal itu tidak
Jumlah 53 100
Sumber : Data primer diolah, 2014 serta merta diperoleh setiap hari
Berdasarkan tabel diatas secara rutin, dari sini dapat diketahui
dapat dilihat bahwa jumlah untuk memenuhi kebutuhan setiap
tanggungan keluarga yang paling hari rumah tangga miskin masih
banyak pada rumah tangga miskin belum layak, ditambah lagi untuk
berada pada kelompok sama dengan kebutuhan sekolah anak-anaknya.
4 orang per rumah tangga yaitu Dari 53 responden Rumah
sebanyak 19 responden atau 36%, Tangga Miskin dapat diketahui
artinya setiap kepala keluarga harus pendapatan per hari dengan
menanggung 4 anggota keluarga. membaca tabel di bawah.
Semakin besar anggota keluarga
semakin banyak pengeluaran untuk
kebutuhan pokok. Kemudian jumlah
tanggungan keluarga yang paling
Tabel 2. Pendapatan per hari
Pembahasan
Rumah Tangga Miskin
di Desa Kalangan Uji F
Interval Pendapatan Kepala Ibu
Rumah Tangga rumah Rumah Pengujian hasil regresi
tangga tangga
< Rp. 19.500 0 0
dengan uji F bertujuan untuk
Rp. 20.000 – Rp. 24.500 1 3 mengetahui tingkat signifikansi atas
Rp. 25.000 – Rp. 29.500 8 23
pengaruh antara variabel bebas
> Rp. 30.000 43 0
secara keseluruhan yaitu pendidikan
Sumber: Data Primer diolah, 2014
SD (B1), pendidkan SMP (B2), Usia
Status Rumah
(B3) dan Peran Gender (B4) terhadap
Status kepemilikan Rumah
Pendapatan Rumah Tangga Miskin
merupakan indikator dari kemapanan
(Y).
ekonomi suatu rumah tangga, dari
Dari hasil regresi diatas
status dapat kita ketahui kemampuan
diperoleh F-statistik sebesar
ekonomi suatu rumah tangga. Untuk
(487.016), sedangkan pada
lebih jelasnya dapat dilihat gambar
signifikansi 5% dengan df1 = k-1 = 4
dibawah:
dan df2 = n – k = 48 diperoleh F-
Dari tabel diatas dapat
tabel sebesar (2.79). Hal ini dapat
disimpulkan bahwa dari 53
disimpulkan bahwa F-Statistik
responden terdapat 75% atau 40
(487.016) > F-Tabel (2.79), berarti
kepala keluarga yang status
menolak H0 dan menerima Hi.
rumahnya masih milik orang tua
Artinya bahwa Pendidikan SD (B1),
belum mempunyai rumah sendiri,
Pendidikan SMP (B2), Usia (B3) dan
dan 25% atau 13 kepala keluarga
Peran Gender (B4) secara bersama
status rumah tinggal milik sendiri
sama mempengaruhi pendapatan
dan status sewa tidak ada. Dari hasil
rumah tangga rumah tangga miskin
tabel yang ada bahwa kepemilikan
(Y).
rumah mencerminkan kemampuan
Uji t
ekonomi suatu rumah tangga.
Pendidikan
Berdasarkan hasil regresi
diperoleh hasil t-hitung = 1,620
sehingga diperoleh hasil t-hitung
(1,620) < t-tabel (2,010), maka
signifikan terhadap Pendapatan
keputusan adalah hipotesis nol (H0)
rumah tangga.
diterima dan (Ha) ditolak. Hasil dari
Hasil Analisis Regresi Linier
uji t menunjukkan bahwa variabel
Berganda dengan Varibel Dummy
Pendidikan (D1) secara parsial tidak
Dari hasil estimasi regresi
berpengaruh terhadap Pendapatan
linier berganda diperoleh persamaan
rumah tangga.
regresi sebagai berikut:
Usia Y = 23920.784 + 766.849 D1 +
Berdasarkan hasil regresi
4663.832 D2 + 24629.230 D3
diperoleh hasil t-hitung = 3,883
= 0,968 = 487,016
sehingga diperoleh hasil t-hitung
Interpretasi dari persamaan diatas
(3,883) > t-tabel (2,010), maka
adalah:
keputusan adalah hipotesis nol (H0)
a) Nilai Konstanta sebesar
ditolak dan menerima hipotesis
23920,784 menunjukan apabila
alternative (Ha). Hasil dari uji t
pendidikan, usia dan peran gender
menunjukkan bahwa variabel Usia
sebagai variabel independent
(B2) secara parsial berpengaruh
konstan maka besarnya
positif dan berpengaruh signifikan
pendapatan rumah tangga per hari
terhadap Pendapatan rumah tangga.
sebesar 23920,784 rupiah.
Peran Gender
b) Untuk variabel boneka (dummy
Berdasarkan hasil regresi
variable - D1) yaitu Tingkat
diperoleh hasil t-hitung = 36,436
Pendidikan, artinya jika
sehingga diperoleh hasil t-hitung
Pendidikan bernilai 1 (tamat SD)
(36,436) > t-tabel (2,010), maka
nilai 2 (tamat SMP) nilai 3 (tamat
keputusan adalah hipotesis nol (H0)
SMA), maka akan menambah
ditolak dan menerima hipotesis
pendapatan rumah tangga sebesar
alternative (Ha). Hasil dari uji t
766,849 rupiah dan jika tidak
menunjukkan bahwa variabel Peran
tamat bernilai “nol”. Hasil
Gender (B3) secara parsial
estimasi menunjukan tidak
berpengaruh positif dan berpengaruh
signifikan nilai parameter
regresinya, berarti variabel
pendidikan tidak berpengaruh
terhadap besarnya tingkat
nyata terhadap besarnya tingkat
pendapatan rumah tangga.
pendapatan rumah tangga.
Uji Determinasi )
c) Untuk variabel boneka (dummy
Diketahui bahwa koefisien
variable – D3) Usia, artinya jika
determinasi sebesar (0.968) atau
Usia bernilai 1 (Produktif) maka
(96%), berarti bahwa keberadaan
akan menambah pendapatan
variabel Pendidikan(B1), pendidkan
rumah tangga sebesar 4663,832
SMP (B2), Usia (B3) dan Peran
rupiah, sedangkan untuk Usia
Gender (B4) sebesar 96% atau
bernilai “nol” (Tidak Produktif)
dengan kata lain Pendidikan, Usia
tidak berpengaruh terhadap
dan Peran Gender mampu
pendapatan rumah tangga. Hasil
memberikan kontribusi dalam
estimasi menunjukan signifikan
menjelaskan pendapatan rumah
nilai parameter regresinya berarti
tangga sebesar 96%, sedangkan
variabel Usia berpengaruh nyata
sisanya 4% dijelaskan variabel lain
terhadap besarnya tingkat
diluar variabel tersebut.
pendapatan rumah tangga.
Uji Beda Rata-Rata
d) Untuk variabel boneka (dummy
Hasil dari Uji beda Rata-rata
variable – D4) Peran Gender,
menunjukkan sebesar 31.929.
artinya jika Peran Gender bernilai
Berdasarkan hasil regresi
1 (Ada Peran Gender) maka akan
diperoleh hasil t-hitung = 31,929
menambah pendapatan rumah
sehingga diperoleh hasil t-hitung
tangga sebesar 24629,230 rupiah
(31,929) > t-tabel (2,06), maka
sedangkan untuk Peran Gender
keputusan adalah hipotesis nol (H0)
bernilai “nol” (Tidak Ada Peran
ditolak dan menerima hipotesis
Gender) tidak berpengaruh
alternative (Ha). Artinya bahwa
terhadap pendapatan rumah
terdapat perbedaan pendapatan
tangga. Hasil estimasi
antara keluarga yang ada peran
menunjukan signifikan nilai
gender dengan tidak ada peran
parameter regresinya berarti
gender.
variabel Usia berpengaruh nyata

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis
buruh tani yaitu sebesar Rp 20.000
data dan pembahasan hasil penelitian
sampai Rp. 30.000 perhari dan untuk
yang telah dilakukan, maka dapat
tenaga kerja wanita atau istri yang
diperoleh kesimpulan sebagai
bekerja sebesar Rp 20.000 sampai
berikut:
Rp 25.000 per hari. Hal itu tidak
Karakterisitik sosial ekonomi
serta merta diperoleh setiap hari
rumah tangga miskin di Desa
secara rutin, dari sini dapat diketahui
Kalangan Kecamatan Margomulyo
untuk memenuhi kebutuhan setiap
Kabupaten Bojonegoro rata-rata
hari rumah tangga miskin masih
pendidikan hanya sampai tingkat
belum layak, ditambah lagi untuk
Sekolah Dasar (SD) dan tidak
kebutuhan sekolah anak-anaknya.
semuanya menyelesaikan pendidikan
Jumlah tanggungan keluarga juga
Sekolah Dasar (SD), hasilnya dari 53
masih tinggi yaitu paling banyak 19
responden rumah tangga miskin 23
responden atau 36% mempunyai
responden atau 43 % berpendidikan
jumlah tanggungan keluarga 4 orang
Sekolah Dasar (SD), 20 responden
per rumah tangga.
atau 38 % tidak tamat Sekolah Dasar
Bahwa Pendidikan secara
(SD) dan 10 responden atau 19 %
statistik tidak memiliki pengaruh
berpendidikan Sekolah Menengah
signifikan terhadap pendapatan
Peratama (SMP). Selain pendidikan
rumah tangga rumah tangga miskin
juga jenis pekerjaan yaitu dari 53
sedangkan usia dan peran gender
responden yang ada secara
secara statistik memiliki pengaruh
keseluruhan atau 100 % mata
signifikan terhadap pendapatan
pencaharian Buruh Tani. Sedangkan
rumah tangga rumah tangga miskin.
untuk lama jam kerja dalam satu hari
Terdapat perbedaan
rata-rata 7 – 9 jam, yang dimulai jam
pendapatan antara keluarga yang ada
05:30 WIB sampai jam 09:00 WIB
peran gender dengan tidak ada peran
dan mulai bekerja lagi jam 02:30
gender.
WIB sampai Jam 17:00 WIB. Upah
yang didapat dari bekerja sebagai

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Press, Malang.
Penelitian; Edisi Revisi, PT.
BadanAsdi
Pusat
mahasatya,
Statistik Jakarta.
(BPS), 2000. Haryanto, W., 2008. Jurnal Ekonomi
Studi Penentuan Kriteria Pembangunan: Peran Aktif
Penduduk Miskin : Metodologi Wanita dalam Peningkatan
Penentuan Rumah Tangga Pendapata Rumah Tangga
Miskin 2000, Jakarta: Badan Miskin, 9(2):216-227
Pusat Statistik.
Herawati, 1998. Ensiklopedi Populer
BPS, 2012. Berita Resmi Statistik. Politik Pembangunan
Penerbit Badan Pusat Pancasila, Bumi Aksara,
Statistik Provinsi Jawa Timur. Jakarta.
BPS, 2013. Berita Resmi Statistik. Hidayat, W., 2006. Jurnal Penelitian
Penerbit Badan Pusat Fakultas Ekonomi Universitas
Statistik Provinsi Jawa Timur. Semarang: Analisis peran
Ganda Pemulung Wanita Pada
Boediono., 1992. Ekonomi Makro.
Tempat Pembuangan Akhir
Seri Sinopsis Pengantar Ilmu (TPA) Jatiberang Kodia
Ekonomi No.2. Edisi 4.BPFE, Semarang, 5 (1):35-41.
Yogyakarta.
Kuncoro, Mudrajad., 2011. Metode
Fakih, Mansour., 1996. Analisis
Kuantitatif, edisi ke-4, UPP-
Gender & Trasformasi Sosial;
STIM YKPN, Yogyakarta.
Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Lilja. N., Randolph, T.F., 1998.
Fergus, Dwianti J., Diah Widyawati,
Estimating Gender Differences
1995. Dampak Jumlah dan
in Agricultural Productivity:
Umur Anak Terhadap
Biases due to Omission of
Kecenderungan Bekerja
Gender Influenced Variable
Perempuan Menikah, dalam
and Endogenity of Regressors.
Pasar Kerja dan Produktifitas
Selected Paper Submitted to
di Indonesia. Kantor Menteri
American Agricultural
Negara
Economics Association Annul
Kependudukan/BKKBN.
Meeting, 1998, Utah.
Jakarta.
Mubyarto., 2003. Membangun
Handayani Trisakti., Sugiarti. 2008.
Sistem Ekonomi; BPFE,
Konsep dan Teknik Penelitian
Yogyakarta.
Gender; Edisi Revisi, UMM
Prayitno Hadi., Arsyad Lincolin.,
1987. Petani Desa dan
Kemiskinan; Edisi Pertama,
BPFE, Yogyakarta.
Puspita, H. 2012. Gender dan di Indonesia. PT IPB PRESS.
Keluarga: Konsep dan Realita Bogor.
Sajogyo, Pudjiwati., 1983. Peranan Todaro, Michael P., 2000,
Wanita dalam Perkembangan Pembangunan Ekonomi di
Masyarakat Desa. Jakarta: CV. Dunia Ketiga Edisi Ketujuh
Rajawali. terjemahan, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Sugiyono., 2006. Metode Penelitian
Bisnis, CV. Alfabet, Bandung. Todaro, Michael P., 2006,
Pembangunan Ekonomi jilid
Sugiyono., 2009. Metode Penelitian satu, Edisi Kesembilan
Administrasi Dilengkapi terjemahan, Penerbit Erlangga,
dengan Metode R&D, Edisi Jakarta.
Revisi, CV. Alfabet, Bandung.
Wijayanti, D.M., 2010. Jurnal
Suryawati, Criswardani., 2005. Komunitas Universitas Negeri
Jurnal Manajemen Pelayanan Semarang: Belenggu
Kesehatan Universitas Kemiskinan Buruh Perempuan
Diponegoro: Memahami Pabrik Rokok, 2 (2):84-93.
Kemiskinan Secara
Multidemensional, 8 (03) Winardi. 1992. Manajemen Perilaku
Organisasi. PT. Citra Aditya
Bakti, Bandung.

Akses situs www.tnp2k.go.id

You might also like