You are on page 1of 12

PEMBERIAN BERBAGAI KONSENTRASI AIR KELAPA

PADA BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea canephora Pierre)

APPLICATION OF VARIOUS CONCENTRATIONS OF COCONUT


WATER ON ROBUSTA COFFE SEEDLINGS (Coffea canephora Pierre)

Adlan Amsyahputra1, Adiwirman2, Nurbaiti2


Program Studi Agroteknologi, Jurusan Agroteknologi
Fakultas Pertanian, Universitas Riau, Kode Pos 28293, Pekanbaru
adlan_gtu@yahoo.com

ABSTRACT

This research aims to determine the influence of the concentration of


coconut water, to find out the best concentration for the growth of seedlings of
robusta coffee plant and look for correlation of all parameters on the treatment
that gives the highest growth. This research has been carried out in the UPT area
of research farm in the faculty of agriculture, University of Riau.
This research was conducted in June to September. This design of this
research was completely random design, 5 treatments and 4 replications. Each
research unit consists of 3 plants, thus the number of sources used as many as 60
robusta coffee seeds.
The results showed that an increase in the concentration of coconut water
also improves the increment of plant height, the increase in the circumference of
the trunk, broad leaves, root header ratio and dry weight of the plant. The results
showed that an increase in the concentration of coconut water doesn't improve the
increment of the number of leaves. Treatment of the application of the coconut
water with a concentration of 50% gives the highest influence for the increment of
plant height, the increase in the circumference of the trunk, broad leaves, root
header ratio and dry weight of the robust coffee plant. The plant's dry weight is
correlated very strongly with the increment of the number of leaves, broad leaves
and root shoot ratio. Plant dry weight correlated strongly with the increase in the
circumference of the trunk and the increment of plant height.

Keywords: coconut water, seeds, robusta coffee

1. Mahasiswa Fakultas Pertanian UR


2. Dosen Fakultas Pertanian UR
JOM Faperta Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 1
yaitu meliputi persiapan medium,
PENDAHULUAN pemeliharaan dan seleksi bibit
Kopi merupakan komoditas hingga siap tanam.
ekspor hasil perkebunan Indonesia Salah satu teknologi dalam
selain kelapa sawit, karet, dan kakao. kegiatan pemeliharaan dalam
Kopi banyak diperdagangkan di budidaya tanaman kopi Robusta
dunia karena dapat diolah menjadi adalah dengan penggunaan zat
minuman yang lezat rasanya (Aksi pengatur tumbuh (ZPT). Zat
Agraris Kanisius, 1988). Kopi pengatur tumbuh merupakan
diharapkan mampu meningkatkan senyawa organik yang bukan
nilai devisa ekspor Indonesia merupakan hara namun jika
(Santoso, 1999). dipergunakan dalam jumlah yang
Perkebunan kopi di Indonesia tepat, dapat mendukung proses
khususnya di pulau Sumatera banyak fisiologi dalam tanaman. Tujuan
ditemukan di provinsi Lampung penggunaan ZPT adalah menambah
dengan produktivitas 0,83 ton/ha, kadar hormon yang telah ada, guna
Sumatera Barat 0,76 ton/ha, mempercepat pertumbuhan tanaman
Sumatera Utara 0,70 ton/ha, dengan harapan diperoleh
Bengkulu 0,61 ton/ha dan Sumatera pertumbuhan dan hasil yang baik
Selatan 0,56 ton/ha (Badan Pusat (Kusumo,1990).
Statistik, 2013). Riau memiliki Saat ini ada 5 kelompok
produktivitas sebesar 0,48 ton/ha hormon yang telah diterima secara
yang tersebar di beberapa daerah luas yaitu auksin, giberelin, sitokinin,
seperti Kepulauan Meranti, asam absisat dan etilen (Lakitan,
Pelalawan, Indragiri Hilir, Indragiri 1996). Sitokinin merupakan salah
Hulu, Bengkalis, dll (Badan Pusat satu ZPT yang banyak digunakan
Statistik Provinsi Riau, 2013). Data untuk merangsang pertumbuhan pada
di atas menunjukkan bahwa saat vegetatif. Salisbury dan Ross
produktivitas kopi di Riau masih (1995) dan Lakitan (1996)
rendah dibandingkan daerah lain, hal menyatakan bahwa sitokinin
ini dikarenakan salah satunya karena meningkatkan sitokinesis dan
faktor pemeliharaan dalam budidaya pembesaran sel, tetapi pengaruhnya
yang belum dilaksanakan dengan lebih nyata pada pembesaran sel.
baik. Selain itu, sitokinin juga berfungsi
Salah satu upaya dalam untuk pembentukan organ, menunda
mendapatkan pertumbuhan tanaman penuaan, meningkatkan aktifitas
kopi yang baik, maka perlu limbung, memacu perkembangan
dilakukannya kegiatan pemeliharaan kuncup samping tumbuhan dikotil,
pada tahap pembibitan. Menurut memacu perkembangan kloroplas
Sianturi (2001) pembibitan adalah dan sintesis klorofil. Salah satu zat
serangkaian kegiatan untuk pengatur tumbuh alami golongan
mempersiapkan bahan tanaman, sitokinin adalah air kelapa.

JOM Faperta Vol. 3 No. 2 Oktober 2016


2
Tujuan dari penelitian ini Perlakuan yang diberikan
adalah untuk mengetahui pengaruh adalah air kelapa (A) yang terdiri
konsentrasi air kelapa, mendapatkan dari 5 taraf yaitu :
konsentrasi terbaik terhadap A0 : Konsentrasi 0% (0 ml air
pertumbuhan bibit tanaman kopi kelapa + 100 ml air)
Robusta dan mencari korelasi semua A1 : Konsentrasi 25% (25 ml air
parameter pada perlakuan yang kelapa + 75 ml air)
memberikan pertumbuhan tertinggi. A2 : Konsentrasi 50% (50 ml air
kelapa + 50 ml air)
BAHAN DAN METODE A3 : Konsentrasi 75% (75 ml air
Penelitian ini telah kelapa + 25 ml air)
dilaksanakan di Kebun Percobaan A4 : Konsentrasi 100% (100 ml air
Fakultas Pertanian Universitas Riau, kelapa + 0 ml air)
Kampus Bina Widya Km 12,5
Kelurahan Simpang Baru, HASIL
Kecamatan Tampan, Kota Pertambahan Tinggi Tanaman
Pekanbaru. Penelitian dilaksanakan Hasil analisis ragam
pada bulan Juni-September 2015. menunjukkan bahwa perlakuan
Bahan yang digunakan dalam konsentrasi air kelapa berpengaruh
penelitian ini adalah bibit kopi nyata terhadap pertambahan tinggi
varietas Robusta berumur 3 bulan, air tanaman kopi. Peningkatan
kelapa muda, pestisida (Decis 2,5 konsentrasi air kelapa meningkatkan
EC), fungisida (Dhitane M-45), tanah pertambahan tinggi tanaman.
top soil inseptisol, kayu. Peningkatan tersebut terjadi sampai
Alat yang digunakan dalam konsentrasi 50%, kemudian menurun
penelitian ini adalah polybag pada konsentrasi 75-100% (Tabel 2).
berukuran 40 cm x 35 cm, polynet,
paranet, cangkul, timbangan, Tabel 2. Pertambahan tinggi bibit
timbangan digital, parang, pisau, tanaman kopi dengan
gembor, meteran, ayakan, sekop, pemberian berbagai
oven, tali pancing, kamera, konsentrasi air kelapa
handsprayer, label, alat tulis dan
amplop kertas. Pertambahan
Konsentrasi Air
Penelitian dilaksanakan tinggi tanaman
Kelapa (%)
secara eksperimen berdasarkan (cm)
Rancangan Acak Lengkap (RAL) 0 8,56 b
dengan 5 perlakuan 4 ulangan 25 11,75 b
sehingga diperoleh 20 satuan 50 21,50 a
penelitian. Setiap satuan penelitian
75 9,56 b
terdiri dari 3 tanaman. Sehingga
jumlah bibit yang digunakan 100 9,75 b
sebanyak 60 bibit kopi Robusta.

JOM Faperta Vol. 3 No. 2 Oktober 2016


3
Keterangan: Angka-angka pada kolom ini karena hasil pertambahan jumlah
yang sama yang diikuti daun dari peningkatan pemberian
oleh huruf kecil yang perlakuan yang diuji tidak berbeda
sama, tidak berbeda nyata nyata terhadap perlakuan kontrol
menurut uji BNJ 5%
(Tabel 3).
Hubungan konsentrasi air
Tabel 3. Pertambahan jumlah daun
kelapa dengan pertambahan tinggi
bibit tanaman kopi dengan
tanaman terlihat pada Gambar 1
pemberian berbagai
dengan persamaan regresi Y = -
konsentrasi air kelapa
0,003X2 + 0,321X + 8,196 dan nilai
R2 = 0,499. Ini menunjukkan Konsentrasi Pertambahan
pengaruh pemberian konsentrasi air Air Kelapa jumlah daun
kelapa terhadap pertambahan tinggi (%) (helai)
tanaman sebesar 49,9%. Regresi ini 0 2,25
menunjukkan pertambahan tinggi
25 2,50
tanaman semakin besar dengan
peningkatan konsentrasi air kelapa 50 2,50
sampai konsentrasi 50% (Gambar 75 2,50
1). 100 2,75

25 Hubungan konsentrasi air


Pertambahan Tinggi

20 kelapa dengan pertambahan jumlah


Tanaman (cm)

15 daun terlihat pada Gambar 2 dengan


persamaan regresi Y = -0,000X2 +
10
0,013X + 2,257 dan nilai R2 = 0,771.
5 y = -0,003X2 + 0,321X + 8,196
R² = 0,499 Hal ini menunjukkan bahwa
0 pengaruh pemberian konsentrasi air
0 25 50 75 100 kelapa terhadap pertambahan jumlah
Konsentrasi Air Kelapa (%) daun bibit kopi Robusta sebesar
77,1%. Peningkatan pemberian
konsentrasi air kelapa dari 0-100%
Gambar 1. Grafik hubungan
tidak menunjukkan perbedaan yang
konsentrasi air kelapa
nyata (Gambar 2).
dengan pertambahan
tinggi tanaman

Pertambahan Jumlah Daun


Hasil analisis ragam
menunjukkan bahwa perlakuan
konsentrasi air kelapa tidak
berpengaruh nyata terhadap
pertambahan jumlah daun kopi. Hal

JOM Faperta Vol. 3 No. 2 Oktober 2016


4
3 Keterangan: Angka-angka pada kolom

Pertambahan Jumlah Daun


yang sama yang diikuti
2,5
oleh huruf kecil yang
2
sama, tidak berbeda nyata
1,5
(helai)
menurut uji BNJ 5%
1
y = -0,000X2 + 0,013X + 2,257
0,5 R² = 0,771 Hubungan konsentrasi air
0 kelapa dengan pertambahan lingkar
0 25 50 75 100 batang terlihat pada Gambar 3
Konsentrasi Air Kelapa (%) dengan persamaan regresi Y = -
0,000X2 + 0,005X + 0,355 dan nilai
R2 = 0,618. Hal ini menunjukkan
Gambar 2. Grafik hubungan bahwa pengaruh pemberian
konsentrasi air kelapa konsentrasi air kelapa terhadap
dengan pertambahan pertambahan lingkar batang bibit
jumlah daun kopi Robusta sebesar 61,8%. Regresi
ini menunjukkan peningkatan lingkar
Pertambahan Lingkar Batang batang tanaman semakin tinggi
Hasil analisis ragam dengan pemberian konsentrasi air
menunjukkan bahwa perlakuan kelapa sampai dengan konsentrasi
konsentrasi air kelapa berpengaruh 50%, kemudian menurun pada
nyata terhadap pertambahan lingkar konsentrasi 75-100% (Gambar 3).
batang tanaman kopi.Peningkatan 0,7
Pertambahan Lingkar Batang

konsentrasi air kelapa meningkatkan 0,6


pertambahan lingkar batang tanaman. 0,5
Peningkatan tersebut terjadi sampai 0,4
konsentrasi 50%, kemudian menurun 0,3
(cm)

pada konsentrasi 75-100% (Tabel 4). 0,2 y = -0,000X2 + 0,005X + 0,355


0,1 R² = 0,618
Tabel 4. Pertambahan lingkar 0
batangbibit tanaman kopi 0 25 50 75 100
dengan pemberian berbagai Konsentrasi Air Kelapa (%)
konsentrasi air kelapa

Pertambahan
Konsentrasi Air Gambar 3. Grafik hubungan
lingkar batang
Kelapa (%) konsentrasi air kelapa
(cm)
dengan pertambahan
0 0,36 b
lingkar batang
25 0,41 b
50 0,58 a
75 0,41 b
100 0,39 b

JOM Faperta Vol. 3 No. 2 Oktober 2016


5
Luas Daun per Tanaman konsentrasi air kelapa sampai dengan
Hasil analisis ragam konsentrasi 50%, kemudian
menunjukkan bahwa perlakuan menurun pada konsentrasi 75-100%
konsentrasi air kelapa berpengaruh (Gambar 4).
nyata terhadap luas daun tanaman
kopi. Peningkatan konsentrasi air 1400
kelapa meningkatkan luas daun 1200

Luas Daun (cm2)


tanaman. Peningkatan tersebut terjadi 1000
sampai konsentrasi 50%, kemudian 800
600
menurun pada konsentrasi 75-100%
400 y = -0,220X2 + 26,23X + 336,3
(Tabel 5). 200 R² = 0,813
0
Tabel 5. Luas daun bibit tanaman 0 25 50 75 100
kopi dengan pemberian
Konsentrasi Air Kelapa (%)
berbagai konsentrasi air
kelapa Gambar 4. Grafik hubungan
Konsentrasi konsentrasi air kelapa
Air Kelapa Luas daun (cm2) dengan luas daun
(%)
Rasio Tajuk Akar
0 401,77d
Hasil analisis ragam
25 685,08dc menunjukkan bahwa perlakuan
50 1294,23 a konsentrasi air kelapa berpengaruh
nyata terhadap rasio tajuk akar
75 939,04 b
tanaman kopi. Peningkatan
100 756,78 bc
konsentrasi air kelapa meningkatkan
Keterangan: Angka-angka pada kolom
rasio tajuk akar tanaman.
yang sama yang diikuti
Peningkatan tersebut terjadi sampai
oleh huruf kecil yang
sama, tidak berbeda nyata konsentrasi 50%, kemudian menurun
menurut uji BNJ 5% pada konsentrasi 75-100% (Tabel 6).

Tabel 6. Rasio tajuk akar bibit


Hubungan konsentrasi air
tanaman kopi dengan
kelapa dengan luas daun per tanaman pemberian berbagai
terlihat pada Gambar 4 dengan konsentrasi air kelapa
persamaan regresi Y = -0,220X2 +
26,23X + 336,3 dan nilai R2 = 0,813. Konsentrasi Air Rasio tajuk
Hal ini menunjukkan bahwa Kelapa (%) akar
pengaruh pemberian konsentrasi air 0 1,58 c
kelapa terhadap luas daun bibit kopi 25 2,66 b
Robusta sebesar 81,3%. Regresi ini
50 3,86 a
menunjukkan peningkatan luas daun
semakin tinggi dengan pemberian

JOM Faperta Vol. 3 No. 2 Oktober 2016


6
75 2,38 bc nyata terhadap berat kering tanaman
100 2,30 bc kopi. Peningkatan konsentrasi air
kelapa meningkatkan berat kering
Keterangan: Angka-angka pada kolom
tanaman. Peningkatan tersebut terjadi
yang sama yang diikuti
mulai konsentrasi 50-100% (Tabel
oleh huruf kecil yang
sama, tidak berbeda nyata 7). Berat kering tanaman pada
menurut uji BNJ 5% konsentrasi 50-100% tidak berbeda
nyata.
Hubungan konsentrasi air
kelapa dengan rasio tajuk akar Tabel 7. Berat kering bibit tanaman
terlihat pada Gambar 5 dengan kopi dengan pemberian
persamaan regresi Y = -0,000X2 + berbagai konsentrasi air
0,061X + 1,601 dan nilai R2 = 0,699. kelapa
Hal ini menunjukkan bahwa
Berat kering
pengaruh pemberian konsentrasi air Konsentrasi Air
Tanaman
kelapa terhadap rasio tajuk akar bibit Kelapa (%)
(gram)
kopi Robusta sebesar 69,9%. Regresi
0 3,89 c
ini menunjukkan peningkatan rasio
tajuk akar tanaman semakin tinggi 25 9,02 bc
dengan pemberian konsentrasi air 50 15,00 a
kelapa sampai dengan konsentrasi 75 13,18 ab
50%, kemudian menurun pada
100 10,90 ab
konsentrasi 75-100% (Gambar 5).
Keterangan: Angka-angka pada kolom
yang sama yang diikuti
5 oleh huruf kecil yang
sama, tidak berbeda nyata
Rasio Tajuk Akar

4
menurut uji BNJ 5%
3
2
1 y = -0,000X2 + 0,061X + 1,601
R² = 0,699 Hubungan konsentrasi air
0
kelapa dengan berat kering tanaman
0 25 50 75 100
terlihat pada Gambar 6 dengan
Konsentrasi Air Kelapa (%) persamaan regresi Y = -0,002X2 +
0,331X + 3,530 dan nilai R2 = 0,947.
Gambar 5. Grafik hubungan
Hal ini menunjukkan bahwa
konsentrasi air kelapa
pengaruh pemberian konsentrasi air
terhadap rasio tajuk akar
kelapa terhadap berat kering bibit
Berat Kering Tanaman kopi Robusta sebesar 94,7%. Regresi
Hasil analisis ragam ini menunjukkan peningkatan berat
menunjukkan bahwa perlakuan kering tanaman semakin tinggi
konsentrasi air kelapa berpengaruh dengan pemberian konsentrasi air

JOM Faperta Vol. 3 No. 2 Oktober 2016


7
kelapa mulai konsentrasi 50-100% >0,600-0,799: Korelasi kuat, KK= >0,800-
(Gambar 6). 1,000: Korelasi sangat kuat.

16
14 Walpole (1995) menyatakan
Berat Kering (gram)

12 korelasi merupakan metode statistik


10 yang digunakan untuk mengukur
8
6 besarnya hubungan linier antara dua
4 y = -0,002X2 + 0,331X + 3,530 variabel atau lebih. Korelasi ini
2 R² = 0,947 bertujuan untuk melihat/menentukan
0
seberapa erat hubungan antara dua
0 25 50 75 100
variabel tersebut.
Konsentrasi Air Kelapa (%) Tabel 8 menunjukkan bahwa
berat kering tanaman berkorelasi
Gambar 6. Grafik hubungan sangat kuat dengan pertambahan
konsentrasi air kelapa jumlah daun (0.917), luas daun
dengan berat kering (0.888) dan rasio tajuk akar (0.817).
tanaman Berat kering tanaman berkorelasi
kuat dengan pertambahan lingkar
Hasil Korelasi Parameter batang (0.732). Korelasi ini
Tanaman Kopi Robusta menunjukkan bahwa peningkatan
pertambahan tinggi tanaman juga
Tabel 8. Korelasi antar variabel
meningkatkan pertambahan jumlah
PJD PLB LD RTA BK daun, pertambahan lingkar batang,
luas daun, rasio tajuk akar dan berat
PTT 0.866 0.991 0.912 0.948 0.654
kering tanaman.
0.058 0.001 0.031 0.014 0.231
PJD - 0.903 0.995 0.972 0.917 PEMBAHASAN
0.036 0.000 0.006 0.028 Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pemberian konsentrasi air
PLB - - 0.941 0.969 0.732
kelapa berpengaruh nyata pada
0.017 0.006 0.160
pertambahan tinggi tanaman,
LD - - - 0.987 0.888 pertambahan lingkar batang tanaman,
0.002 0.044 luas daun, rasio tajuk akar dan berat
RTA - - - - 0.817 kering tanaman. Namun, pemberian
0.092 konsentrasi air kelapa berpengaruh
Keterangan: PTT: Pertambahan tinggi
tidak nyata pada pertambahan jumlah
tanaman, PJD: Pertambahan jumlah daun, daun (Tabel 3).
PLB: Pertambahan lingkar batang, LD: Luas Hasil penelitian menunjukkan
daun, RTA: Rasio tajuk akar, BK: Berat pertambahan tinggi tanaman,
Kering. Jika nilai korelasi: KK= 0 Tidak ada
pertambahan lingkar batang, luas
korelasi, KK= >0,000-0,199: Korelasi sangat
lemah, KK= >0,200-0,399: Korelasi lemah,
daun, rasio tajuk akar dan berat
KK= >0,400-0,599: Korelasi sedang, KK= kering tanaman kopi meningkat

JOM Faperta Vol. 3 No. 2 Oktober 2016


8
sampai konsentrasi air kelapa 50%, meningkatkan pertumbuhan
sedangkan konsentrasi lebih tinggi tanaman. Wattimena (1987)
(75% dan 100%) kurang efektif menyatakan kombinasi antara auksin
dalam meningkatkan pertumbuhan dan giberelin dapat memacu
tanaman kopi. Hal ini diduga karena pertumbuhan jaringan pembuluh dan
air kelapa merupakan sumber mendorong pembelahan sel pada
hormon tumbuh alami yang mampu kambium pembuluh sehingga
merangsang pertumbuhan tanaman mendukung pertumbuhan diameter
apabila digunakan pada konsentrasi batang. Dewi (2008) menyebutkan
yang tepat. Lawalata (2011) dan bahwa fungsi auksin antara lain
Morel (1974), dalam Bey dkk. mempengaruhi pertambahan panjang
(2006) menyatakan air kelapa muda batang, pertumbuhan, diferensiasi
merupakan suatu bahan alami yang dan percabangan akar. Himanen dkk.
di dalamnya terkandung hormon (2002) dan Husniati (2010)
seperti sitokinin 5,8 mg/l yang dapat menyatakan bahwa auksin memicu
merangsang pertumbuhan tunas dan terjadinya pembelahan sel, sehingga
mengaktifkan kegiatan jaringan atau diperlukan untuk pembentukan akar.
sel hidup, hormon auksin 0,07 mg/l Akan tetapi pada kondisi tertentu
dan sedikit giberelin serta senyawa auksin juga dapat bersifat meracuni
lain yang dapat menstimulasi tanaman.
perkecambahan dan pertumbuhan. Pemberian konsentrasi air
Kedua hormon tersebut digunakan kelapa 50% meningkatkan berat
untuk mendukung pembelahan sel kering tanaman dibandingkan dengan
tanaman. Gardner dkk. (1991) pemberian konsentrasi lainnya.
menyatakan pengaruh auksin pada Peningkatan ini dipengaruhi oleh
tanaman berhubungan dengan pertambahan tinggi (nilai korelasi
konsentrasinya. Hayati (2011) 0,654), pertambahan lingkar batang
menyatakan pemberian air kelapa (nilai korelasi 0,732), luas daun (nilai
konsentrasi 50% dapat meningkatkan korelasi 0,888) dan rasio tajuk akar
pertumbuhan dan hasil jamur (nilai korelasi 0,817). Rineksane
merang. Ariani (2014) menyatakan (2000) dan Heddy (1996)
pemberian air kelapa dengan menyatakan bahwa air kelapa
konsentrasi 75% memberikan menyediakan sitokinin alami yang
pertumbuhan yang paling baik mampu menginduksi pembentukan
terhadap pertumbuhan tanaman akar dan tunas dengan cara
bawang merah. Kusumaningrum meningkatkan metabolisme asam
(2007) menyatakan auksin dan nukleik, sintesis protein, dan
sitokinin yang terkandung pada berperan dalam pembelahan sel.
perasan S. crassifolium memberikan Pemberian air kelapa akan
pengaruh nyata terhadap meningkatkan kandungan sitokinin
pertumbuhan tanaman kedelai dan dan giberelin pada tanaman dan akan
konsentrasi 50% cenderung meningkatkan jumlah sel dan ukuran

JOM Faperta Vol. 3 No. 2 Oktober 2016


9
sel yang bersama-sama dengan hasil akar dan berat kering bibit
fotosintat yang meningkat di awal kopi robusta.
penanaman akan mempercepat 4. Berat kering tanaman
proses pertumbuhan tanaman. Hal ini berkorelasi sangat kuat
membuat pertumbuhan tanaman dengan pertambahan jumlah
meningkat dengan diberikannya air daun, luas daun dan rasio
kelapa pada tanaman. Lukikariati tajuk akar. Berat kering
dkk. (1996) menyatakan luas daun tanaman berkorelasi kuat
yang besar meningkatkan laju dengan pertambahan lingkar
fotosintesis tanaman sehingga batang dan pertambahan
akumulasi fotosintat yang dihasilkan jumlah daun.
menjadi tinggi. Fotosintat yang
dihasilkan akan mendukung kerja sel Saran
– sel jaringan tanaman dalam Dari hasil penelitian
berdiferensiasi sehingga akan disarankan pemberian air kelapa
mempercepat pertumbuhan dan sebagai ZPT dengan konsentrasi 50%
perkembangan tanaman. Salah satu untuk mendapatkan pertumbuhan
fungsi auksin pada pertumbuhan bibit kopi tertinggi.
daun adalah membantu
perkembangan jaringan meristem DAFTAR PUSTAKA
calon daun. Aksi Agraris Kanisius, 1988.
Budidaya Tanaman Kopi.
KESIMPULAN Kanisius, Yogyakarta.
Hasil penelitian pemberian
Ariani, Sri. 2014. Pertumbuhan
berbagai konsentrasi air kelapa pada
tanaman bawang merah
bibit kopi dapat disimpulkan:
(Allium cepa L.) dengan
1. Peningkatan konsentrasi air
penyiraman air kelapa
kelapa nyata meningkatkan
(Cocos nucifera L.) sebagai
pertambahan tinggi,
sumber belajar biologi
pertambahan lingkar batang,
SMA kelas XII. JUPEMASI-
luas daun, rasio tajuk akar
PBIO. Vol 1(1): 82-86
dan berat kering.
2. Peningkatan konsentrasi air Badan Pusat Statistik. 2013. Luas
kelapa nyata tidak dan Produksi Tanaman
meningkatkan parameter Perkebunan Menurut
pertambahan jumlah daun. Propinsi dan Jenis
3. Perlakuan pemberian air Tanaman. Indonesia.
kelapa dengan konsentrasi Diakses tanggal 26 Mei 2015
50% memberikan pengaruh
tertinggi untuk pertambahan Badan Pusat Statistik Provinsi Riau.
tinggi, pertambahan lingkar 2013. Riau Dalam Angka.
batang, luas daun, rasio tajuk

JOM Faperta Vol. 3 No. 2 Oktober 2016


10
Pekanbaru. Diakses tanggal activation during early root
26 Mei 2015. initiation. Plant Cell. 14,
2339-2352
Bey, Y, W. Syafii, dan Sutrisna.
2006. Pengaruh pemberian Kusumaningrum, Indri. R, B,
Giberelin (GA3) dan air Hastuti. dan S, Haryanti.
kelapa terhadap 2007. Pengaruh perasan
perkecambahan biji Sargassum crassifolium
anggrek bulan dengan konsentrasi yang
(Phalaenopsis ambilis BL) berbeda terhadap
secara in vitro. Jurnal pertumbuhan tanaman
Biogenesis. Vol. 2(2): 41-46 kedelai (Glyne max L.).
Buletin Anatomi dan
Dewi, I.R. (2008). Peranan dan Fisiologi. Vol 12(2): 17-23
Fungsi Fitohormon bagi
Pertumbuhan Tanaman. Kusumo, S. 1996. Zat Pengatur
Skripsi. Fakultas Pertanian. Tumbuh Tanaman.
Universitas Padjajaran. Yasaguna. Jakarta
Bandung.
Lakitan, B. 1996. Fisiologi
Gardner, F.P, R.B Pearce dan R.L. Pertumbuhan dan
Mitchell. 1991. Pshicology of Perkembangan Tanaman.
Crop Plants. Diterjemahkan PT. RajaGrafindo Persada.
oleh H. Susilo. Universitas Jakarta.
Indonesia Press. Jakarta
Lawalata, Imelda, Jeanette. 2011.
Hayati, Ajizah. 2011. Pengaruh Pemberian beberapa
Frekuensi dan Konsentrasi kombinasi ZPT terhadap
Pemberian Air Kelapa regerasi tanaman Gloxinia
Terhadap pertumbuhan dari eksplan batang dan
dan Hasil Jamur Merang daun secara in vitro. J Exp.
(Volvariella volvaceae). Life Sci. Vol. 1(2): 83-87.
Skripsi. Fakultas Pertanian.
Lukikariati, S, L.P Indriyani, Susilo
Universitas Jember.
dan M.J. Anwaruddiansyah.
Heddy, S. 1996. Hormon 1996. Pengaruh naungan
Tumbuhan. Raja Grafindo konsentrasi indo butirat
Persada. Jakarta. terhadap pertumbuhan
batang awash manggis.
Himanen, K, E. Boucheron, S. Balai Penelitian Tanaman
Vannesse, J. de Almeida- Buah Solok. Solok dalam
Engler, D. Inze & T. Jurnal Hortikultura. Vol. 6(3):
Beeckman. 2002. Auxin- 220-226.
mediated cell cycle

JOM Faperta Vol. 3 No. 2 Oktober 2016


11
Rineksane, I.A. 2000. Perbanyakan lampung, Pusat Penelitian
Tanaman Manggis Secara Agro Ekonomi, Bogor.
in vitro dengan Perlakuan
Sianturi, H. S. D. 2001. Budidaya
Kadar BAP, Air Kelapa
Tanaman Karet. Universitas
dan Arang Aktif. Tesis.
Fakultas Pertanian. Sumaera Utara Press, Medan.
Universitas Gadjah Mada.
Walpole, R.E. 1995. Pengantar
Salisbury, F. dan C. Ross. 1995. Statistika. Edisi ke-3.
Fisiologi Tumbuhan (Edisi Gramedia. Jakarta.
4). Penerjemah Diah R.
Wattimena, G. A. 1987. Diktat Zat
Lukman dan Sumaryono,
Pengatur Tumbuh
ITB, Bandung.
Tanaman Laboratorium.
Santoso, B. 1999. Pendugaan Kultur Jaringan Tanaman
Fungsi Keuntungan dan PAU Bioteknologi IPB.
Skala Usaha pada Bogor.
Usahatani Kopi Rakyat di

JOM Faperta Vol. 3 No. 2 Oktober 2016


12

You might also like