Professional Documents
Culture Documents
Keslingb03cb54364full PDF
Keslingb03cb54364full PDF
Abstract: Based on data 2008 from the Public Health office Tuban regency, Palang Public Health Center has a most
number higher incidence of diarrhea of 1.956 people from the total population 42.876 people (4.56%). The highest
number diarrhea outbreak village in the area of Palang Clinic workplace is Karangagung village with 543 inhabitants from
the population of 8.545 people (6.36%). This study aims to analyze assosiation the diarrhea occurrence and toilet. This
research was conducted with a cross-sectional design. Observation and uisioner charging on 100 respondents. The
sampling method was used simple random sampling in systematic random. The free variables are latrine ownership and
utilization, the occurrence variable was bound diarrhea and the moderator variables include food sanitation, clean water,
drinking water, waste handling, fly control, and personal hygiene, and also education, work and knowledge. Interpret
data using interpretation table and chi-square test to prove the truth hypothetical. From the results of the chi-square test
of the relationship with the occurrence and diarrhea toilet in the Karangagung village, Palang district, Tuban regency
generate significant with p = 0.004 while the use is 5% or 0.05. So 0.05 > 0.004 mean H0 rejected. The conclusion
there was relationship between toilet ownership with diarrhea outbreak in the Karangagung village, Palang district, Tuban
regency. Therefore the participation of the community on toilet ownership needs to be improved through counseling
activities and for those who have is provided counseling so their toilet has used well.
Abstrak: Berdasarkan data tahun 2008 dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban Puskesmas Palang memiliki angka
kejadian diare paling tinggi sebesar 1.956 jiwa dari jumlah penduduk sebesar 42.876 jiwa (4,56%). Desa paling tinggi
angka kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Palang adalah Desa Karangagung sebesar 543 jiwa dari jumlah
penduduk 8.545 jiwa (6,36%). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kepemilikan jamban dengan
kejadian diare. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancangan cross sectional. Observasi dan pengisian kuesioner
pada 100 responden. Cara pengambilan sampel dengan menggunakan acak sistematis. Variabel bebas terdiri dari
kepemilikan jamban dan pemanfaatan, variabel terikat adalah kejadian diare serta variabel moderator meliputi sanitasi
makanan, penyediaan air bersih, penyediaan air minum, penanganan sampah, pengendalian lalat, dan personal
hygiene, serta pendidikan, pekerjaan dan pengetahuan. Dalam penyajian data menggunakan interprestasi tabel dan uji
chi-square untuk membuktikan kebenaran hipotesis. Dari hasil uji chi-square terhadap hubungan kepemilikan jamban
dengan kejadian diare di Desa Karangagung Kecamatan Palang Kabupaten Tuban menghasilkan signifikan dengan
p = 0,004 sedangkan yang digunakan adalah 5% atau 0,05. Jadi 0,05 > 0,004 berarti H0 ditolak. Kesimpulannya
adalah adanya hubungan antara kepemilikan jamban dengan kejadian diare di Desa Karangagung Kecamatan Palang
Kabupaten Tuban. Oleh sebab itu partisipasi masyarakat terhadap kepemilikan jamban perlu ditingkatkan melalui
kegiatan penyuluhan dan bagi yang memiliki jamban diberikan penyuluhan agar jamban yang dimilikinya dimanfaatkan
dengan baik.
54
D C M S Putranti dan L Sulistyorini, Kepemilikan Jamban dan Kejadian Diare 55
pembuangan tinja atau ekskreta manusia bulan Januari sampai bulan November tahun
merupakan bagian yang penting dari sanitasi 2008 angka kesakitan diare di Desa Karangagung
lingkungan. Pembuangan tinja manusia yang sebesar 543 jiwa dari jumlah penduduk sebesar
terinfeksi yang dilaksanakan secara tidak 8.545 jiwa (6,36%). Berdasarkan data tahun 2008
layak tanpa memenuhi syarat sanitasi dapat dari Puskesmas Palang jumlah jamban keluarga
menyebabkan terjadinya pencemaran tanah dan yang ada di Desa Karangagung sebanyak
sumber penyediaan air bersih. Di samping itu 525 rumah dari 2.457 rumah, serta jumlah rumah
juga akan memberi kesempatan bagi lalat dari sehat sebanyak 554 rumah dari 2.457 rumah.
spesies tertentu untuk bertelur, bersarang, makan
bagian tersebut serta membawa infeksi, menarik
METODE PENELITIAN
hewan ternak, tikus serta serangga lain yang
dapat menyebabkan tinja dan kadang-kadang Penelitian ini adalah penelitian observasional
menimbulkan bau yang tidak enak. analitik yang dilakukan dengan secara cross
Tujuan dilakukan penanganan pembuangan sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah
tinja yang memenuhi persyaratan sanitasi seluruh rumah di Desa Karangagung, Kecamatan
adalah untuk merangsang serta mengisolir tinja Palang, Kabupaten Tuban yaitu sebesar 2.457
sedemikian rupa sehingga dapat mencegah rumah. Besar sampel dalam penelitian ini
terjadinya hubungan langsung maupun tidak adalah 100 rumah dengan penetapan sampel
langsung antara tinja dengan manusia dan secara acak sistematis. Lokasi penelitian
dapat dicegah terjadinya penularan Faecal di Desa Karangagung yang merupakan
Borne Diseases dari penderita kepada orang wilayah kerja Puskesmas Palang, Kecamatan
sehat maupun pencemaran lingkungan pada Palang, Kabupaten Tuban. Pengambilan data
umumnya. dilaksanakan pada bulan Mei 2009. Analisis
Prosedur pembuangan tinja yang dapat data menggunakan uji statistik chi-square
dilakukan sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang
beberapa faktor yang ada di masyarakat, baik digunakan.
faktor nonteknis yang berupa sosial ekonomi dan
budaya serta sosial masyarakat maupun faktor HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
teknis yang berupa tersedianya bahan dan tenaga
terampil yang tersedia di masyarakat. Karakteristik Responden
Menjangkitnya muntaber bukan saja karena Dari hasil penelitian mengenai hubungan
Vibrio cholera tetapi juga karena kebiasaan kepemilikan jamban dengan kejadian diare di
masyarakat yang menggunakan sungai, laut, Desa Karangagung Kecamatan Palang Kabupaten
tanah, lahan kosong sebagai tempat segala Tuban diperoleh dua karakteristik responden yaitu
aktivitas pembuangan akhir bahan pencemar pendidikan dan pekerjaan.
(Waste disposal) baik faeces dan urine (Excreta), Pendidikan
air limbah (Sewage) maupun sampah (Refuse). Tingkat pendidikan terakhir responden yang
Oleh karena itu program penanggulangan tidak tamat SD sebesar 4 (4%), responden yang
masalah kesehatan harus mencakup aspek berpendidikan SD sebesar 45 (45%), responden
edukatif yang menangani perilaku dan aspek yang berpendidikan SMP sebesar 18 (18%), dan
medis teknis yang memerlukan penanganan
epidemiolog.
Berdasarkan data tahun 2008 dari Dinas Tabel 1.
Kesehatan Kabupaten Tuban angka kejadian Pendidikan terakhir responden di Desa Karangagung
Kecamatan Palang Kabupaten Tuban Tahun 2009
diare dari 33 Puskesmas di Kabupaten Tuban
yang menunjukkan angka kejadian yang paling Pendidikan terakhir n %
tinggi terdapat di wilayah kerja Puskesmas Palang Tidak tamat SD 4 4
Kecamatan Palang sebesar 1.956 jiwa dari jumlah SD 45 45
penduduk sebesar 42.876 jiwa (4,56%). Di Wilayah
SMP 18 18
Kerja Puskesmas Palang terdapat 10 Desa angka
SMA 25 25
kejadian diare Desa Karangagung menduduki
peringkat 2 dari 10 Desa. Berdasarkan data Perguruan Tinggi 8 8
tahun 2008 dari Dinas Kesehatan Tuban mulai Jumlah 100 100
56 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 7, No. 1 Juli 2013: 54–63
yang berpendidikan SMA sebesar 25 (25%), serta 35 responden dengan tingkat pengetahuan kriteria
responden yang berpendidikan Perguruan Tinggi baik sebesar 16 (4 5,71%), dengan kriteria cukup
sebesar 8 (8%). Dari uraian diatas menunjukkan sebesar 19 (54,29%). Sedangkan responden yang
bahwa di Desa Karangagung Kecamatan Palang tidak memiliki jamban sebesar 65 responden
Kabupaten Tuban kebanyakan mengenyam dengan tingkat pendidikan kriteria baik sebesar
pendidikan sampai tingkat SD. 33(50,77%), dengan kriteria cukup sebesar
32 (49,23%).
Pekerjaan Berdasarkan hasil diatas menunjukkan bahwa
sebagian besar masyarakat Desa Karangagung
Dari 100 responden yang memiliki pekerjaan
Kecamatan Palang Kabupaten Tuban telah
sebagai PNS sebesar 4 (4%), responden yang
memiliki pengetahuan yang baik tentang jamban
memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta sebesar
akan tetapi perilaku dalam pembuangan tinja di
24 (24%), responden yang memiliki pekerjaan
jamban masih kurang.
sebagai nelayan sebesar 46 (46%), dan sebagai
karyawan sebesar 25 (25%), serta responden Kepemilikan Jamban
yang bekerja sebagai buruh sebesar 1 (1%).
Dari uraian diatas menunjukkan bahwa di Dari data diatas dapat diketahui bahwa
Desa Karangagung Kecamatan Palang Kabupaten kepemilikan jamban yang memiliki sebesar 35
Tuban kebanyakan bermata pencaharian sebagai (35%) responden dari 100 responden sedangkan
nelayan karena daerah tersebut merupakan responden yang tidak memiliki jamban sebesar 65
daerah pesisir pantai. (65%) responden dari 100 responden.
Hasil penelitian menunjukkan dari 100
Tingkat Pengetahuan responden dalam pengisian kuesioner yang
memiliki jamban sebanyak 35 responden (35%),
Pengetahuan dalam penelitian ini adalah sedangkan yang tidak memiliki sebanyak
sebagai pengetahuan responden tentang jamban 65 responden (65%). Dari hasil diatas Desa
keluarga. Berdasarkan penelitian dari segi Karangagung maka banyak rumah tidak
kesehatan lingkungan menunjukkan bahwa setiap memenuhi syarat kesehatan karena rumah
rumah harus memiliki jamban agar tidak terjadi yang sehat salah satu syaratnya adalah adanya
penyebab atau penyebaran suatu penyakit serta jamban sebagai tempat pembuangan tinja.
mengotori lingkungan permukiman. Menurut Joseph (1985), dengan jamban maka
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa tinja yang dikeluarkan oleh manusia tidak
dari 100 responden yang memiliki jamban sebesar menimbulkan bau, pandangan tidak sedap dan
mencegah kemungkinan timbulnya bahaya
Tabel 2. terhadap kesehatan serta bahaya penyebaran dan
Pekerjaan responden di Desa Karangagung
penularan penyakit yang ditimbulkan oleh tinja.
Kecamatan Palang Kabupaten Tuban Tahun 2009
Pemanfaatan Jamban
Pekerjaan n %
PNS 4 4 Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa
Wiraswasta 24 24 dari 100 responden yang memiliki jamban sebesar
Nelayan 46 46 35 responden, yang memanfaatkan sebesar
Karyawan 25 25 21(60%) dan yang jarang memanfaatkan sebesar
Buruh 1 1 14 (40%). Sedangkan dari 100 responden yang
Jumlah 100 100
Tabel 4.
Tabel 3. Jumlah dan persentase responden terhadap
Tingkat pengetahuan responden di Desa kepemilikan jamban di Desa Karangagung Kecamatan
Karangagung Kecamatan Palang Kabupaten Tuban Palang Kabupaten Tuban Tahun 2009
Tahun 2009
Kepemilikan Jamban n %
Tingkat Pengetahuan n % Memiliki 35 35
Baik 49 49 Tidak memiliki 65 65
Cukup 51 51 Jumlah 100 100
Jumlah 100 100
D C M S Putranti dan L Sulistyorini, Kepemilikan Jamban dan Kejadian Diare 57
tidak memanfaatkan dikarenakan tidak memiliki Dari Tabel 7 kepemilikan jamban tetapi sakit
jamban sebesar 65 responden. diare sebesar 55 responden, pada responden
Dari hasil penelitian 100 responden yang yang memiliki jamban tetapi sakit diare sebesar
memiliki jamban sebanyak 35 responden, 12 (21,82%), sedangkan yang tidak memiliki
dari responden yang memiliki jamban yang jamban tetapi sakit diare sebesar 43 (78,18%).
memanfaatkan sebanyak 21 (60%), yang memiliki Kepemilikan jamban tetapi tidak sakit diare
tetapi jarang dimanfaatkan sebanyak 14 (40%). sebesar 45 responden, yang memiliki jamban
Sedangkan dari 100 responden yang tidak tetapi tidak sakit diare sebesar 23 (51,11%),
memanfaatkan karena tidak memiliki sebanyak sedangkan tidak memiliki jamban tetapi tidak sakit
65 responden. Kebanyakan masyarakat yang diare sebesar 22 (48,89%). Dari hasil uji statistik
tidak memanfaatkan jamban adalah masyarakat terhadap hubungan kepemilikan jamban dengan
yang tidak memiliki jamban dan dari masyarakat kejadian diare di Desa Karangagung Kecamatan
yang telah memiliki jamban sebagian belum Palang Kabupaten Tuban menghasilkan signifikan
memanfaatkannya dengan baik itu dikarenakan dengan p = 0,004 sedangkan yang digunakan
kesadaran masyarakat kurang tentang menjaga adalah 5% atau 0,05. Jadi 0,05 > 0,004 berarti
lingkungan dan sulitnya masyarakat untuk H0 ditolak, sehingga kesimpulannya adalah ada
meninggalkan kebiasaan membuang hajat di hubungan antara kepemilikan jamban dengan
sembarang tempat. kejadian diare di Desa Karangagung Kecamatan
Palang Kabupaten Tuban.
Kejadian Diare Kuman penyebab diare biasanya menyebar
Dari data diatas dapat diketahui bahwa melalui fecal-oral antara lain melalui makanan/
kejadian diare sebesar 55 (55%). Sedangkan minuman yang tercemar tinja dan atau kontak
responden yang tidak sakit diare sebesar langsung dengan tinja penderita. Perilaku
45 (45%) responden. buang air besar tidak pada tempatnya dapat
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa menyebabkan penyebaran kuman enterik dan
kejadian diare sebesar 55 responden. Sedangkan meningkatkan terjadinya diare. Hasil penelitian
responden yang tidak sakit diare sebesar menunjukkan bahwa kepemilikan jamban secara
45 responden. Karena banyaknya masyarakat optimal berhubungan terhadap terjadinya diare.
yang belum memiliki jamban serta memanfaatkan
jamban dengan baik. Maka tinja yang dibuang
Tabel 7.
Hubungan kepemilikan jamban dengan kejadian diare
Tabel 6. di Desa Karangagung Kecamatan Palang Kabupaten
Jumlah dan persentase kejadian diare di Desa Tuban Tahun 2009
Karangagung Kecamatan Palang Kabupaten Tuban
Tahun 2009 Kejadian diare
Kepemilikan
Diare Tidak diare
Kejadian diare n % jamban
n % n %
Ya 55 55 Memiliki 12 21,82 23 51,11
Tidak 45 45 Tidak memiliki 43 78,18 22 48,89
Jumlah 100 100 Jumlah 55 100 45 100
58 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 7, No. 1 Juli 2013: 54–63
Tempat pembuangan tinja juga merupakan biasanya sangat erat kaitannya dengan perilaku,
sarana sanitasi yang penting berkaitan dengan tingkat ekonomi, kebudayaan dan pendidikan.
kejadian diare selain sumber air minum. Tempat Pembuangan tinja perlu mendapat perhatian
pembuangan tinja yang tidak saniter akan khusus karena merupakan satu bahan buangan
memperpendek rantai penularan penyakit diare. yang banyak mendatangkan masalah dalam
Hasil penelitian menunjukkan secara statistik bidang kesehatan dan sebagai media bibit
terdapat hubungan yang bermakna antara penyakit, seperti diare, typhus, muntaber,
penggunaan jamban dengan kejadian diare. disentri, cacingan dan gatal-gatal. Selain itu dapat
Penggunaan jamban tidak memenuhi syarat akan menimbulkan pencemaran lingkungan pada
meningkatkan risiko terjadinya diare dibandingkan sumber air dan bau busuk serta estetika.
dengan penggunaan jamban memenuhi syarat. Jamban keluarga adalah suatu bangunan
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dipergunakan untuk membuang tinja atau
Tjitra (1994), yang menyimpulkan bahwa anak kotoran manusia atau najis bagi suatu keluarga
yang hidup dalam rumah tangga tanpa akses yang lazim disebut kakus atau WC. Syarat jamban
jamban yang memenuhi syarat mempunyai risiko yang sehat sesuai kaidah-kaidah kesehatan
terkena diare 1,54 kali lebih besar dibanding anak adalah tidak mencemari sumber air minum,
dengan akses jamban yang memenuhi syarat tidak berbau tinja dan tidak bebas dijamah oleh
dan hasil pengkajian peran sumber air minum serangga maupun tikus, air seni, air bersih dan
dan kakus saniter dalam pemberantasan diare di air penggelontor tidak mencemari tanah sekitar
Indonesia oleh Atmosukarto yang menyimpulkan olehnya itu lantai sedikitnya berukuran 1×1
bahwa tingkat penggunaan jamban mempunyai meter dan dibuat cukup landai, miring ke arah
hubungan yang sangat erat dengan angka lobang jongkok, mudah dibersihkan dan aman
kesakitan maupun angka kematian diare. penggunaannya, dilengkapi dengan dinding dan
Penelitian dengan hasil serupa juga dilakukan penutup, cukup penerangan dan sirkulasi udara,
oleh Meddings dkk (2004), yang menunjukkan luas ruangan yang cukup dan tersedia air dan
bahwa program perbaikan jamban pada rumah alat pembersih. Tujuan program JAGA (jamban
tangga merupakan faktor protektif untuk terjadinya keluarga) yaitu tidak membuang tinja di tempat
diare pada balita dan penelitian Daniel dkk terbuka melainkan membangun jamban untuk diri
(1990), yang menyimpulkan bahwa terdapat sendiri dan keluarga
hubungan yang bermakna secara statistik antara
penggunaan jamban dengan kejadian diare pada Hubungan Pemanfaatan Jamban
anak balita. dengan Diare
Masalah penyehatan lingkungan pemukiman Dari Tabel 8 kejadian diare yang sakit diare
khususnya pada pembuangan tinja merupakan sebesar 55 responden, yang memiliki jamban
salah satu dari berbagai masalah kesehatan dimanfaatkan tetapi sakit diare sebesar 6 (10,91%),
yang perlu mendapatkan prioritas. Penyediaan yang memiliki jamban jarang dimanfaatkan
sarana pembuangan tinja masyarakat terutama tetapi sakit diare sebesar 6 (10,91%), dan yang
dalam pelaksanaannya tidaklah mudah, karena tidak memanfaatkan sama sekali karena tidak
menyangkut peran serta masyarakat yang memiliki jamban tetapi sakit diare sebesar 43
Tabel 8.
Hubungan pemanfaatan jamban dengan kejadian diare di Desa Karangagung Kecamatan Palang Kabupaten Tuban
Tahun 2009
Kejadian diare
Pemanfaatan jamban Diare Tidak diare
n % n %
Memanfaatkan 6 10,91 15 33,33
Jarang memanfaatkan 6 10,91 8 17,78
Tidak memanfaatkan 43 78,18 22 48,89
Jumlah 55 100 45 100
D C M S Putranti dan L Sulistyorini, Kepemilikan Jamban dan Kejadian Diare 59
(78,18%). Sedangkan kejadian diare yang tidak Pemanfaatan jamban keluarga sangat
sakit diare sebesar 45 responden, yang memiliki dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan
jamban tidak dimanfaatkan tetapi tidak sakit diare kebiasaan masyarakat. Tujuan program JAGA
sebesar 15 (33,33%), memiliki jamban jarang (jamban keluarga) yaitu tidak membuang tinja di
dimanfaatkan tetapi tidak sakit diare sebesar tempat terbuka melainkan membangun jamban
8 (17,78%), dan yang tidak memiliki memanfaatkan untuk diri sendiri dan keluarga. Penggunaan
jamban sama sekali karena tidak memiliki jamban jamban yang baik adalah kotoran yang masuk
tetapi tidak sakit diare sebesar 22 (48,89%). hendaknya disiram dengan air yang cukup,
Dari hasil uji statistik terhadap hubungan hal ini selalu dikerjakan sehabis buang tinja
pemanfaatan jamban dengan ke jadian diare di sehingga kotoran tidak tampak lagi. Secara
Desa Karangagung Kecamatan Palang Kabupaten periodik mangkuk, leher angsa dan lantai jamban
Tuban menghasilkan signifikan dengan p = 0,007 digunakan dan dipelihara dengan baik, sedangkan
sedangkan yang digunakan adalah 5% atau 0,05. pada jamban cemplung lubang harus selalu
Jadi 0,05 > 0,007 berarti H0 ditolak, sehingga ditutup jika jamban tidak digunakan lagi, agar tidak
kesimpulannya adalah ada hubungan antara kemasukan benda-benda lain. Faktor yang harus
pemanfaatan jamban dengan kejadian diare di diperhatikan dalam menentukan jarak jamban dan
Desa Karangagung Kecamatan Palang Kabupaten sumber air bersih adalah kondisi daerah, datar
Tuban. atau miring, tinggi rendahnya permukaan air, arah
Perilaku buang air besar tidak pada aliran air tanah, sifat, macam dan struktur tanah.
tempatnya dapat menyebabkan penyebaran Pemeliharaan jamban keluarga sehat yang baik
kuman enterik dan meningkatkan terjadinya diare. adalah lantai jamban hendaknya selalu bersih dan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya tidak ada genangan air, membersihkan jamban
pemanfaatannya secara optimal berhubungan secara teratur sehingga ruang jamban selalu
terhadap terjadinya diare dan secara statistik dalam keadaan bersih, di dalam jamban tidak ada
menunjukkan hasil yang signifikan (p < 0,05). Di kotoran terlihat, tidak ada serangga (kecoa, lalat)
samping memiliki jamban, pemanfaatan jamban dan tikus berkeliaran, tersedia alat pembersih dan
juga berhubungan dengan terjadinya diare karena bila ada kerusakan segera diperbaiki.
jika memiliki jamban tetapi tidak memanfaatkan
akan berpengaruh terhadap meningkatnya Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi Makanan
kasus diare. Penelitian ini serupa dengan Dari Tabel 9 diketahui bahwa penyediaan
penelitian Suwantoro di Boyolali pada tahun 2006 air bersih baik sebesar 49(49%), dan cukup
yang menyimpulkan bahwa ketersediaan dan 51(51%). Hasil penelitian di Desa Karangagung
pemanfaatan jamban menunjukkan risiko yang Kecamatan Palang Kabupaten Tuban penyediaan
bermakna untuk terjadinya diare. air bersih dalam kriteria baik sebesar 51 (51%),
Tempat pembuangan tinja juga merupakan kriteria cukup sebesar 49 (49%). Data tersebut
sarana sanitasi yang penting berkaitan dengan menunjukkan bahwa ketersediaan air bersih
kejadian diare selain sumber air minum. yang digunakan untuk pembuangan tinja
Tempat pembuangan tinja yang tidak saniter dalam kategori baik, tetapi hal ini juga perlu
akan memperpendek rantai penularan penyakit diperhatikan ketika musim kemarau ketersediaan
diare. Hasil penelitian menunjukkan secara air juga berkurang. Maka pemerintah daerah
statistik terdapat hubungan yang bermakna selalu memberikan ketersediaan air yang cukup
ant ara penggunaan jamban dengan kejadian dengan cara membuatkan tandon air yang
diare. Penggunaan jamban tidak memenuhi
syarat akan meningkatkan risiko terjadinya
diare dibandingkan dengan penggunaan Tabel 9
jamban memenuhi syarat. Hasil penelitian ini Jumlah dan persentase penyediaan air bersih
sejalan dengan penelitian Tjitra (1994), yang dengan kejadian diare di Desa Karangagung
menyimpulkan bahwa anak yang hidup dalam Kecamatan Palang Kabupaten Tuban Tahun 2009
rumah tangga tanpa akses jamban yang
Penyediaan air bersih n %
memenuhi syarat mempunyai risiko terkena diare
Baik 51 51
1,54 kali lebih besar dibanding anak dengan
Cukup 49 49
akses jamban yang memenuhi syarat.
Jumlah 100 100
60 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 7, No. 1 Juli 2013: 54–63
Personal hygiene n %
adanya kejadian diare adalah sebesar 0,941 (p > Hubungan antara pemanfaatan jamban
0,05). Tidak ada hubungan antara penyediaan air dengan kejadian diare dari hasil menunjukkan
bersih dengan kejadian diare. adanya hubungan yang bermakna. Pemanfaatan
jamban berpotensi untuk menurunkan risiko
terjadinya diare.
KESIMPULAN DAN SARAN
Bagi petugas P uskesmas setempat
Kepemilikan jamban di Desa Karangagung hendaknya lebih meningkatkan bimbingan dan
Kecamatan Palang Kabupaten Tuban masih penyuluhan tentang pentingnya kepemilikan
kurang. jamban.
Untuk pemanfaatan jamban di Desa Petugas Puskesmas setempat mengadakan
Karangagung Kecamatan Palang Kabupaten kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan
Tuban bagi yang telah memiliki sudah dapat kepemilikan jamban yang dibantu kader melalui
dikatakan baik akan tetapi masih ada yang belum program misalnya arisan jamban bagi mereka
memanfaatkan. Dan yang belum memiliki secara yang belum memiliki jamban.
langsung mereka belum memanfaatkan jamban
untuk keperluan membuang tinja.
DAFTAR PUSTAKA
Angka kejadian diare di Desa Karangagung
Kecamatan Palang Kabupaten Tuban masih Abdullah, S., Uloli, R., Liputo, R., Mansyur, E., Buhang, S.
dikategorikan tinggi karena dari 100 responden 2006, Penyelidikan KLB Diare di Wilayah Puskesmas
Mananggu Kabupaten Boalemo. Berita Epidemiologi,
61 responden pernah mengalami penyakit diare Edisi Juni 2006: 1–12.
ini terjadi karena kurangnya kepemilikan serta Daniels, D.L. Cousens, S.N., Makoae, L.N., Feachem,
pemanfaatan jamban. R.G. 1990. A Case-Control Study of Impact of
Karakteristik responden dilihat dari tingkat Improved Sanitation on Diarrhoae Morbidity in
Lesotho. Bulletin of The World Organization, 68(3):
pendidikannya masyarakat di Desa Karangagung
455–463.
Kecamatan Palang Kabupaten Tuban kebanyakan Irianto, J., Soesanto, S., Supartini, Inswiasri, Irianti, S.,
hanya mengenyam pendidikan sampai tingkat SD. Anwar, A. 1996. Faktor-faktor yang Memengaruhi
Dilihat dari pekerjaannya di Desa Karangagung Kejadian Diare pada Anak Balita. Buletin Penelitian
Kecamatan Palang Kabupaten Tuban sebagian Kesehatan, 24(2&3): 77–96
Krisnawan, I.K.B., Supardi, S. 1996. Faktor-faktor Risiko
besar bermata pencaharian sebagai nelayan.
yang Memengaruhi Kejadian Diare Berdarah pada
Dan dilihat dari pengetahuan masyarakat di Desa Usia Balita di Kabupaten Klaten. Berita Kedokteran
Karangagung Kecamatan Palang Kabupaten Masyarakat, XII(2): 30–40.
Tuban telah memiliki pengetahuan yang baik Lubis, I.Z., Pasaribu, S., Lubis, M., Lukman, H., Lubis,
tentang jamban akan tetapi perilaku dalam C.P. 1991. Risiko Terjadinya Diare: Identifikasi Faktor
pada Bayi. Medika, 17(2): 106–109.
pembuangan tinja di jamban masih kurang.
Lwanga, S.K., Lemenshow, S. 1991. Sample Size
Penyediaan air bersih (PAB) sudah baik Determination in Health Studies A Practical Manual,
akan tetapi masih banyak masyarakat yang tidak World Health Organization, Geneva.
memiliki jamban dan bagi yang memiliki tidak Meddings, D.R., Ronald, L.A., Marion, S., Pinera, J.F.,
memanfaatkan jamban untuk membuang hajat. Oppliger, A. 2004. Cost Effectiveness of a Latrine
Revision Programme in Kabul, Afghanistan. Bulletin
Faktor-faktor yang memengaruhi (sanitasi
of the World Health Organization, 82(4): 281–289.
makanan, penyediaan air minum, penanganan Pertiwi, H. 2006. Hubungan Higiene Pribadi dan Sanitasi
sampah, pengendalian lalat dan personal Lingkungan dengan Diare pada Balita di Wilayah
higiene) dengan kejadian diare berarti secara Kerja Puskesmas Tempel I Kecamatan Tempel
statistik keempat variabel pendukung tersebut Kabupaten Sleman. Skripsi. Universitas Ahmad
Dahlan, Yogyakarta.
tidak berhubungan dengan kejadian diare pada
Pradono, J., Budiarso, R. 1999. Prevalensi dan Perawatan
Desa Karangagung Kecamatan Palang Kabupaten Diare pada Balita SDKI 1991, 1994, dan 1997. Buletin
Tuban. Penelitian Kesehatan. 26(4):145–152.
Hubungan kepemilikan jamban dengan Sander, M.A. 2005. Hubungan Faktor Sosio-Budaya
kejadian diare dari hasil menunjukkan ada dengan Kejadian Diare di Desa Candinegoro
Kecamatan Wonoayu Sidoarjo. Medika Jurnal
hubungan yang bermakna antara kepemilikan
Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga. 2(2):
jamban dengan adanya kejadian diare 163–193.
D C M S Putranti dan L Sulistyorini, Kepemilikan Jamban dan Kejadian Diare 63
Sastroasmoro, S., Ismael, S. 2002. Dasar-Dasar Wibowo, T.A., 2003, Faktor-faktor Risiko Kejadian
Metodologi Penelitian Klinis, Edisi ke-2, Sagung Diare Berdarah pada Balita di Kabupaten Sleman.
Seto, Jakarta. Tesis. Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada,
Tjitra, E., 1994, Faktor Risiko yang Memengaruhi Kesakitan Yogyakarta.
Diare pada Balita, Diakses dari http://digilib.litbang.
depkes.go.id. (Sitasi 23 Januari 2007).