You are on page 1of 8

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

HUBUNGAN SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN


KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR

Andrean Dikky Pradhana Putra, Mursid Rahardjo, Tri Joko


Peminatan Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email : andreandikky@gmail.com

Abstract : Diarrhea is a disease that can occur in infants, children and adults. The
incidence of diarrhea in Karanganyar in 2015 at Tasikmadu Public Health
Services amounting to 1275 cases. The purpose of this study is to identify and
analyze the relationship basic sanitary conditions and personal hygiene with the
incidence of diarrhea in Tasikmadu Public Health Services. This type of research
used in this research is an analytic observational case control study design.
Population is the case toddler who otherwise suffering from diarrhea and the
control population is under five who are not otherwise suffer diarrhea. Analyzed
using univariate and bivariate. The bivariate analysis using Chi Square Test (α =
0.05). The analysis showed six independent variables associated with the
incidence of diarrhea in infants. Variables of clean water (ρ = 0.018 OR = 3.232
95% CI = 1294-8074), the condition of the building latrines (ρ = 0.025 OR = 3,229
95% CI = 1236-8438), the quality of garbage disposal facilities (ρ = 0.019 OR =
2,547 95% CI = 1228-5282), the quality of wastewater disposal (ρ = 0,009 OR =
2,968 95% CI = 1375-6404), personal hygiene (ρ = 0.000 OR = 6287 95% CI =
2851-13863), knowledge of the respondent (ρ = 0.040 OR = 2,981 95% CI =
1134-7831). It can be concluded that the incidence of diarrhea in Tasikmadu
Public Health Services influenced by means of clean water, latrine building
condition, quality means waste removal, quality of sewage disposal facilities,
personal hygiene, and knowledge of parents of toddlers.

Keyword : Basic Sanitation, Personal Hygiene, diarrhea

422
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

PENDAHULUAN didapatkan sebesar 4,09%. Angka


Penyakit diare masih tersebut masih dibawah prevalensi
merupakan masalah kesehatan klinis diare di Jawa Tengah yaitu
masyarakat di negara berkembang sebesar 4,7% tetapi lebih besar
seperti di Indonesia, karena dibandingkan prevalensi klinis di
morbiditas dan mortalitas-nya yang Indonesia yaitu 3,5%. Berdasarkan
masih tinggi. Survei morbiditas yang data yang diperoleh penyakit diare
dilakukan oleh Subdit Diare, paling banyak diderita oleh warga
Departemen Kesehatan dari tahun berusia di atas 15 tahun. Data
2000 s/d 2010 terlihat tersebut menyebutkan penderita
kecenderungan insidens naik. Pada diare dari warga kabupaten
tahun 2000 IR penyakit Diare 301/ Karanganyar berusia kurang dari 1
1000 penduduk, tahun 2003 naik tahun sebanyak 772 orang, usia 1 –
menjadi 374 /1000 penduduk, tahun 4 tahun sebanyak 3058 orang, usia
2006 naik menjadi 423 /1000 5 – 14 tahun sebanyak 3.407 orang,
penduduk dan tahun 2010 menjadi dan usia di atas 15 tahun mencapai
411/1000 penduduk. Kejadian Luar 8.457 orang.3
Biasa (KLB) diare juga masih sering Dari 21 puskesmas yang
terjadi, dengan CFR yang masih terdapat di Kabupaten Karanganyar
tinggi. Pada tahun 2008 terjadi KLB angka kejadian diare terbesar pada
di 69 Kecamatan dengan jumlah tahun 2015 terdapat pada wilayah
kasus 8133 orang, kematian 239 kerja puskesmas Tasikmadu yaitu
orang (CFR 2,94%). Tahun 2009 sebesar 1.275 kasus. Hal tersebut
terjadi KLB di 24 Kecamatan dengan mengalami peningkatan yang cukup
jumlah kasus 5.756 orang, dengan signifikan jika dibandingkan dengan
kematian 100 orang (CFR 1,74%), tahun 2014 yaitu 293 kasus.
sedangkan tahun 2010 terjadi KLB Terdapat 10 desa di bawah wilayah
diare di 33 kecamatan dengan kerja Puskesmas Tasikmadu yaitu
jumlah penderita 4204 dengan desa Buran, Papahan, Ngijo, Gaum,
kematian 73 orang (CFR 1,74 %.).1 Suruh, Pandean, Karangmojo,
Menurut hasil Riset Kaling, Wonopolo, Kalijarak.3
Kesehatan Dasar tahun 2013,
prevalensi klinis diare di Indonesia METODE PENELITIAN
sebesar 3.5% lebih kecil jika Penelitian ini merupakan
dibandingkan dengan Riskesdas jenis penelitian analitik
pada tahun 2007 yaitu sebesar 9%. observasional yang menelaah
Prevalensi klinis diare tertinggi di hubungan antara efek (penyakit atau
Indonesia ditemukan pada rentang kondisi kesehatan) tertentu dengan
usia 1 – 4 tahun yaitu sebesar 9,2%. faktor risiko tertentu menggunakan
Untuk provinsi Jawa Tengah desain studi case control. Pada studi
prevalansi klinis diare sebesar 4,7%. case control sekelompok kasus
Angka tersebut lebih besar jika (yakni pasien yang menderita efek
dibandingkan dengan prevalensi atau penyakit yang sedang diteliti)
klinis diare di Indonesia.2 dibandingkan dengan kelompok
Berdasarkan data yang control (mereka yang tidak mederita
diperoleh dari Dinas Kesehatan penyakit atau efek). Dalam studi ini
Kabupaten Karanganyar tahun 2015, ingin diketahui apakah suatu faktor
jumlah penderita Diare sebanyak risiko tertentu benar berpengaruh
15.566 orang. Prevalensi klinis diare terhadap terjadinya efek yang diteliti
di Kabupaten karanganyar dengan membandingkan kekerapan

423
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

pajanan faktor risiko tersebut pada responden bekerja sebagai


kelompok kasus dengan kekerapan pedagang, 18 responden
pajanan pada kelompok kontrol.4 berwiraswasta, 19 responden
Sampel yang di peroleh berdasarkan pegawai buruh dan 36 responden
rumus Lemeshow sebesar 122 lainnya bekerja sebagai karyawan
sampel yang terdiri dari 61 sampel swasta.
kasus dan 61 sampel kontrol
Data primer diperoleh melalui 2. Kondisi Sanitasi Dasar dan
wawancara dengan responden dan Personal Hygiene wilayah kerja
observasi langsung. Data sekunder Puskesmas Tasikmadu
didapatkan melalui studi pustaka Responden kasus memiliki
dari buku dan instansi terkait kondisi bangunan jamban tidak
(Puskesmas Tasikmadu dan Dinas memenuhi syarat sebesar 29,5%,
Kesehatan Kabupaten sedangkan responden kontrol
Karanganyar), serta referensi- yang memilik kondisi bangunan
referensi lain. jamban responden tidak
Analisis data dilakukan memenuhi syarat sebesar 11,5%.
dengan 2 jenis analisis. Analisis Responden kasus memiliki
univariat dilakukan untuk kualitas sarana pembuangan
mendeskripsikan masing-masing sampah yang tidak memenuhi
variabel dengan tabel ditribusi syarat sebesar 60,7%,
frekuensi. Analisis bivariat sedangkan responden kontrol
menggunakan Chi Square dengan yang memilik kualitas sarana
tingkat kepercayaan 95% untuk pembuangan sampah tidak
mengetahui hubungan antara memenuhi syarat sebesar 37.7%.
variabel terikat dan variabel bebas. Kualitas sarana pembuangan air
Apabila ρ value> 0,05 maka tidak limbah responden kasus sebesar
ada hubungan antara variabel terikat 49,2% tidak memenuhi syarat
dan variabel bebas (H0 diterima), sedangkan responden kontrol
apabila ρ value ≤ 0,05 maka ada sebesar 24,6% memiliki kualitas
hubungan antara variabel terikat dan sarana pembuangan air limbah
variabel bebas (H0 ditolak). yang tidak memenuhi syarat.
Responden kasus yang tidak
HASIL DAN PEMBAHASAN memenuhi syarat sarana air
1. Karakteristik Responden bersih sebesar 32,8% sedangkan
Status balita yang menderita diare responden kontrol yang tidak
sebesar 61 responden dan yang memenuhi syarat sarana air
tidak menderita diare 61 bersih sebesar 13,1%. responden
responden. Perbandingan jenis kasus yang memakai sumur gali
kelamin balita laki-laki sebesar sebesar 16,4% sedangkan
45,9% dan perempuan sebesar responden kontrol sebesar
54,1%. Pendidikan ibu yang 27,9%. Sumber air bersih yang
terbanyak yaitu tamatan SMA berasal dari PDAM untuk
sebesar 55,7% sedangkan untuk responden kasus sebesar 83,6%
yang terendah yaitu tamatan SD dan responden kontrol sebesar
hanya 1,6%. Responden pada 45%.
penelitian ini 29 responden tidak
bekerja, 11 responden bekerja
sebagai PNS, 4 responden
bekerja sebagai petani, 5

424
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

3. Analisis Hubungan Kondisi Hubungan Sarana Air Bersih


Sanitasi Dasar dan Personal dengan Kejadian Diare pada
Hygiene dengan Kejadian Diare Balita di Wilayah Kerja
pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tasikmadu
Puskesmas Tasikmadu Hasil uji statistic
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil menggunakan Chi Square
Analisis menujukkan ρ value sebesar
ρ 0.018. Karena ρ value < 0,05
No. Variabel
value maka dapat ditarik kesimpulan
1. Hubungan antara Sarana bahwa H0 ditolak dan Ha diterima,
Air Bersih dengan artinya ada hubungan antara
kejadian diare pada sarana air bersih dengan kejadian
0.018 diare pada balita di wilayah kerja
balita di wilayah kerja
Puskesmas Tasikmadu Puskesmas Tasikmadu.
tahun 2016 Dalam penelitian ini
2. Hubungan antara kondisi dilakukan wawancara terkait
bangunan jamban kondisi sarana air bersih. Sarana
dengan kejadian diare air bersih yang tidak memenuhi
0.025 syarat pada kelompok kasus
pada balita di wilayah
kerja Puskesmas sebesar 71,4%, sedangkan pada
Tasikmadu tahun 2016 kelompok kontrol sebanyak 28,6
3. Hubungan antara %. Dari hasil penelitian diperoleh
kualitas sarana bahwa balita yang tinggal di
pembuangan sampah rumah dengan sarana air bersih
dengan kejadian diare 0.019 yang tidak memenuhi syarat
pada balita di wilayah mempunyai risiko 3,232 kali lebih
kerja Puskesmas besar menderita diare
Tasikmadu tahun 2016 dibandingkan dengan balita yang
4. Hubungan antara tinggal di rumah dengan kondisi
Kualitas Sarana sarana air bersih telah memenuhi
Pembuangan Air Limbah syarat. Sarana air bersih
dengan kejadian diare 0.009 termasuk faktor dominan yang
pada balita di wilayah mempengaruhi kejadian diare
kerja Puskesmas pada balita.
Tasikmadu tahun 2016 Untuk mencegah terjadinya
5. Hubungan antara diare maka air bersih harus
Personal Hygiene diambil dari sumber yang
dengan kejadian diare terlindungi/tidak terkontaminasi.
0.000 Sumber air bersih harus jauh dari
pada balita di wilayah
kerja Puskesmas kandang ternak dan kakus paling
Tasikmadu tahun 2016 sedikit sepuluh meter dari sumber
6 Hubungan antara air.5 Air harus ditampung dalam
pengetahuan dengan wadah yang bersih dan
kejadian diare pada pengambilan air dalam wadah
0.040 dengan menggunakan gayung
balita di wilayah kerja
Puskesmas Tasikmadu yang bersih, dan untuk minum air
tahun 2016 harus di masak. Masyarakat yang
terjangkau oleh penyediaan air
bersih beresiko menderita diare
lebih kecil bila dibandingkan

425
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

dengan masyarakat yang tidak yang digunakan orang untuk


mendapatkan air besih.6 keperluan sehari-hari.7

Hubungan antara Kondisi Hubungan antara Kualitas


Bangunan Jamban dengan Sarana Pembuangan Sampah
Kejadian diare pada balita di dengan Kejadian Diare pada
wilayah kerja Puskesmas Balita di wilayah kerja
Tasikmadu Puskesmas Tasikmadu
Hasil uji statistic Hasil uji statistic
menggunakan Chi Square menggunakan Chi Square
menujukkan ρ value sebesar menujukkan ρ value sebesar
0.025. Karena ρvalue < 0,05 0.019. Karena ρ value < 0,05
maka dapat ditarik kesimpulan maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, bahwa H0 ditolak dan Ha diterima,
artinya ada hubungan antara artinya ada hubungan antara
kondisi bangunan jamban dengan kualitas sarana pembuangan
kejadian diare pada balita di sampah dengan kejadian diare
wilayah kerja Puskesmas pada balita di wilayah kerja
Tasikmadu. Puskesmas Tasikmadu.
Dalam penelitian ini Dalam penelitian ini
dilakukan observasi terkait kondisi dilakukan wawancara terkait
bangunan jamban. Kondisi kualitas sarana pembuangan
bangunan jamban yang tidak sampah. Kualitas sarana
memenuhi syarat pada kelompok pembuangan sampah yang tidak
kasus sebesar 72,0%, sedangkan memenuhi syarat pada kelompok
pada kelompok kontrol sebanyak kasus sebesar 61,7%, sedangkan
28,0 %. Dari hasil penelitian pada kelompok kontrol sebanyak
diperoleh bahwa balita yang 38,3 %. Dari hasil penelitian
tinggal di rumah dengan kondisi diperoleh bahwa balita yang
bangunan jamban yang tidak tinggal di rumah dengan kualitas
memenuhi syarat mempunyai sarana pembuangan sampah
risiko 3,229 kali lebih besar yang tidak memenuhi syarat
menderita diare dibandingkan mempunyai risiko 2,547 kali lebih
dengan balita yang tinggal di besar menderita diare
rumah dengan kondisi bangunan dibandingkan dengan balita yang
jamban telah memenuhi syarat. tinggal di rumah dengan kualitas
Sarana jamban yang tidak sarana pembuangan sampah
tertutup akan dapat terjangkau yang telah memenuhi syarat.
oleh vektor penyebab penyakit
diare yang kemudian secaratidak Hubungan antara Kualitas
langsung akan mencemari Sarana Pembuangan Air
makanan dan minuman. Selain Limbah dengan kejadian Diare
itu, jarak antaralubang pada Balita di wilayah kerja
penampung kotoran dengan Puskesmas Tasikmadu
sumber air bersih atau sumur Hasil uji statistic
yang kurang dari 10 meter, akan menggunakan Chi Square
menyebabkan kuman penyakit menujukkan ρ value sebesar
diare yang berasal dari tinja 0.009. Karena ρ value < 0,05
mencemari sumber air bersih maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa H0 ditolak dan Ha diterima,

426
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

artinya ada hubungan antara Dalam penelitian ini


kualitas sarana pembuangan air dilakukan wawancara terkait
limbah dengan kejadian diare kondisi Personal Hygiene
pada balita di wilayah kerja responden. Kondisi Personal
Puskesmas Tasikmadu. Hygiene yang buruk pada
Hasil observasi di lapangan kelompok kasus sebesar 73,2%,
mengenai kualitas sarana sedangkan pada kelompok
pengelolaan air limbah (SPAL) kontrol sebanyak 26,8%. Dari
ditemukan bahwa banyak aliran hasil penelitian diperoleh bahwa
air tidak lancar dan menggenang. balita yang tinggal di rumah
SPAL yang menggenang dengan kondisi Personal Hygiene
menimbulkan bau. Terdapat juga yang buruk mempunyai risiko
responden yang tidak 6,287 kali lebih besar menderita
mengalirkan air limbahnya ke diare dibandingkan dengan balita
saluran melainkan langsung ke yang tinggal di rumah dengan
tanah. Hal tersebut dapat kondisi Personal Hygiene yang
mencemari tanah dan memicu baik.
timbulnya vektor penyakit seperti
diare. Hubungan antara Pengetahuan
Kondisi saluran pembuangan dengan kejadian Diare pada
air limbah yang tidak memenuhi balita di wilayah kerja
syarat kesehatan dapat Puskesmas Tasikmadu
berpotensi untuk menimbulkan Hasil uji statistic
penyakit diare karena airlimbah ini menggunakan Chi Square
akan mudah meresap ke dalam menujukkan ρ value sebesar
sumber air bersih sehingga 0.040. Karena ρ value < 0,05
menyebabkan pencemaran. maka dapat ditarik kesimpulan
Selain itu, saluran pembuangan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima,
air limbah yang dibiarkan terbuka, artinya ada hubungan antara
tidak lancar, dan becek ini akan pengetahuan dengan kejadian
dengan mudah menjadi tempat diare pada balita di wilayah kerja
berkembangbiaknya jasad renik Puskesmas Tasikmadu.
atau makhluk hidup dan vektor Dalam penelitian ini
penyebab penyakit diare.8 dilakukan wawancara terkait
kondisi pengetahuan responden.
Hubungan antara Personal Pengetahuan yang buruk pada
Hygiene dengan kejadian Diare kelompok kasus sebesar 70,8%,
pada balita di wilayah kerja sedangkan pada kelompok
Puskesmas Tasikmadu kontrol sebanyak 29,2%. Dari
Hasil uji statistic hasil penelitian diperoleh bahwa
menggunakan Chi Square balita yang tinggal di rumah
menujukkan ρ value sebesar dengan kondisi pengetahuan
0.000. Karena ρ value < 0,05 yang buruk mempunyai risiko
maka dapat ditarik kesimpulan 2,981 kali lebih besar menderita
bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, diare dibandingkan dengan balita
artinya ada hubungan antara yang tinggal di rumah dengan
Personal Hygiene dengan kondisi pengetahuan yang baik.
kejadian diare pada balita di Berdasarkan hasil
wilayah kerja Puskesmas wawancara di lapangan masih di
Tasikmadu. temukan responden yang memliki

427
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

pengetahuan tentang sanitasi dengan kejadian diare pada balita


dasar yang tergolong di wilayah kerja Puskesmas
buruk.Variabel pengetahuaan Tasikmadu Kabupaten
merupakan faktor yang Karanganyar (p-value=0,009;
berhubungan dengan kejadiaan OR=2,968; 95% CI=1,375-6,404)
diare. Hal ini mungkin disebabkan 6. Ada hubungan antara Personal
karena perilaku seseorang juga Hygiene Ibu dengan kejadian
ditentukan oleh pengetahuan diare pada balita di wilayah kerja
seseorang.9 Pengetahuan Puskesmas Tasikmadu
seseorang tergolong dalam Kabupaten Karanganyar (p-
perilaku tertutup karena berupa value=0,000; OR=6,287; 95%
respons terhadap stimulus dalam CI=2,851-13,863)
bentuk terselubung atau tertutup. 7. Ada hubungan antara
Pengetahuan seseorang memang pengetahuan Ibu dengan
belum dapat diamati secara jelas kejadian diare pada balita di
tetapi walaupun demikian tingkat wilayah kerja Puskesmas
pengetahuan seseorang dapat Tasikmadu Kabupaten
memengaruhi sikap dan Karanganyar (p-value=0,040;
tindakannya.10 OR=2,981; 95% CI=1,134-7,831)

KESIMPULAN SARAN
1. Jenis Sumber Air Bersih 1. Bagi Puskesmas Tasikmadu
responden di wilayah Kerja Sebaiknya dilakukan
Puskesmas Tasikmadu yaitu pengawasan tentang
sumur gali sebanyak 27 ketersediaan jamban keluarga
responden dan PDAM sebanyak sehingga setiap keluarga dapat
95 responden memiliki jamban keluarga
2. Ada hubungan antara sarana air senidiri. Memberikan sosialisasi
bersih dengan kejadian diare dan pelatihan mengenai
pada balita di wilayah kerja komposting dan teknik cuci
Puskesmas Tasikmadu tangan paka sabun yang benar
Kabupaten Karanganyar (p-
value=0,018; OR=3,232; 95% 2. Bagi Masyarakat
CI=1,294-8,074) Semua pihak dalam lapisan
3. Ada hubungan antara kondisi masyarakat terutama keluarga
bangunan jamban dengan diharapkan dapat berperan aktif
kejadian diare pada balita di untuk meningkatkan upaya
wilayah kerja Puskesmas pencegahan terjadinya diare
Tasikmadu Kabupaten pada balita terutama
Karanganyar (p-value=0,025; menciptakan kondisi lingkungan
OR=3,229; 95% CI=1,236-8,438) rumah yang bersih, sehat, dan
4. Ada hubungan antara kualitas memenuhi syarat sanitasi dasar
sarana pembuangan sampah rumah. Keluarga dapat
dengan kejadian diare pada balita melakukan perbaikan kondisi
di wilayah kerja Puskesmas sanitasi lingkungan antara lain :
Tasikmadu Kabupaten a. Melakukan kegiatan komposting
Karanganyar (p-value=0,019; b. Membuang air limbah ke
OR=2,547; 95% CI=1,228-5,282) saluran pembuangan air limbah
5. Ada hubungan antara kualitas
sarana pembuangan air limbah

428
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

c. Membiasakan cuci tangan pakai Masyarakat Universitas


sabun setelah BAB maupun Sumatera Utara. 2015.
sebelum makan. 10. Notoatmodjo S. Ilmu Kesehatan
Masyarakat Prinsip-prinsip
DAFTAR PUSTAKA Dasar. Jakarta: PT Rineka
1. Depkes RI. Kejadian Diare di Cipta. 2003.
Indonesia. Jakarta: Direktorat
Jendral PPM dan PL. 2011.
2. Messwati, Elok Dyah. Sanitasi
Buruk Ancam Kehidupan.
Jakarta. 2008.
3. Dinas Kesehatan Kabupaten.
Profil Kesehatan Kabupaten.
Karanganyar. 2015.
4. Suradi R, Siahaan CM,
Boedjong RF, Sudiyanto,
Setyaningsih l, Soedibjo S. Studi
Kasus-Kontrol. In: Sastroasmoro
S, Ismael S, editors. Dasar-
dasar Metodologi Penelitian
Klinis. 5th ed. Jakarta: Sagung
Seto: 2014. P. 146-165
5. Widoyono. Penyakit Tropis
Epidemiologi, Penularan,
Pencegahan dan
Pemberantasannya, Jakarta:
Erlangga. 2008.
6. Andrianto, Dr. Petrus. Penata
Laksanaan dan Pencegahan
Diare Akut, Jakarta: buku
kedokteran EGC. 1995.
7. Mafazah, L. Ketersediaan
Sarana Sanitasi Dasar,
Personal Hygiene Ibu dan
Kejadian Diare, Jurnal
Kesehatan Masyarakat UNNES.
2013;8(2):176-182.
8. Ircham, Machfoedz. Menjaga
Kesehatan Rumah dari
Beberapa Penyakit. Yogyakarta:
Fitramaya. 2008.
9. Safira, Sarah. Hubungan antara
kepadatan lalat, personal
hygiene dan sanitasi dasar
dengan kejadian diare pada
balita di Lingkungan I Kelurahan
Paya Pasir Kecamatan Medan
Marelan Kota Medan. Sumatera
Utara: Fakultas Kesehatan

429

You might also like