You are on page 1of 8

Ners Jurnal Keperawatan Volume 10.

No 1, Oktober 2014 : 159 - 166

Hubungan Karakteristik Ibu dengan Pengetahuan tentang


Penatalaksanaan Diare pada Balita
Dwi Novriandaa, Fitra Yenia, Asterinab
a
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
b
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
E-mail: dwinov_82@yahoo.co.id

Abstract: The role of mother in management of diarrhea is very important that is expected can reduce morbidity
and mortality rate cause diarrhea. In this study we attempted to assess the correlation between mother’s
characteristic based on age, education level, occupational status, and economic status with knowledge about
management of diarrhea to children under five. It has done from March 1st - August 9th 2004 with 97
respondents. The design was a cross sectional study with simple random sampling. Data was collected by
guided interview with quisioner and analysed by distribution of frequency table and tested by chi-square
method. From this study, there was 55,7 % are in old group (31-45 year’s old); 45,4 % respondents had low
education; 90,7 % respondents were not active; 57,7 % were poor. Generally, the knowledge of respondents
about management of diarrhea to children under five 58,8 % were bad. We conclude that there was significant
relation between age, education level, and economic status with knowledge about management of diarrhea to
children under five. Thus, it’s need to improvement of mother’s knowledge by informations to the people.

Keywords: Mother’s knowledge, diarrhea management, age, education level, economic status

Abstrak: Peranan seorang ibu dalam penatalaksanaan diare sangat penting sehingga diharapkan dapat
menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat diare. Tujuan penelitan ini adalah untuk mengetahui
hubungan antara karakteristik ibu berdasarkan umur, tingkat pendidikan, status pekerjaan, dan status ekonomi
dengan pengetahuan tentang penatalaksanaan diare pada balita. Penelitian ini telah dilakukan dari tanggal 1
Maret - 9 Agustus 2004 dengan responden sebanyak 97 orang. Desain penelitian cross sectional study dengan
simple random sampling. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara terpimpin menggunakan kuisioner,
dianalisis dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi dan chi-square. Dari penelitian didapatkan 55,7 %
berada pada kelompok usia tua (31-45 tahun); 45,4 % responden berpendidikan rendah; 90,7 % responden tidak
bekerja; 57,7 % berstatus miskin. Pada umumnya pengetahuan responden mengenai penatalaksanaan diare pada
balita 58,8 % adalah buruk. Terdapat hubungan yang bermakna antara umur, tingkat pendidikan, dan status
ekonomi dengan pengetahuan tentang penatalaksanaan diare pada balita. Untuk itu perlu peningkatan
pengetahuan ibu-ibu balita melalui penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat.

Kata kunci: Pengetahuan ibu, penatalaksanaan diare balita, umur, tingkat pendidikan, status ekonomi

Diare masih merupakan masalah tinggal di negara berkembang mengalami


kesehatan utama pada anak, khususnya di diare, pada bayi usia kurang dari 11 bulan
negara berkembang, termasuk Indonesia. sebanyak 475 juta kali dan anak usia 1-4
Sekitar 4 miliar kasus diare di dunia pada tahun sekitar 945 juta kali per tahun atau
tahun 1996, terdapat 2,5 juta kasus berakhir total episode diare pada balita sekitar 1,4
dengan kematian dan lebih dari 90% terjadi miliar kali per tahun (Muhtar, 2003).
di negara-negara berkembang. Sekitar 80 % Di Indonesia, angka kematian bayi akibat
kematian akibat diare tersebut terjadi pada diare masih cukup tinggi meski sudah ada
anak di bawah usia dua tahun (Muhtar, penurunan jika dibandingkan tahun-tahun
2003). sebelumnya. Hasil Survei Kesehatan Rumah
Perkiraan terakhir memperlihatkan Tangga (SKRT) 2005, diare merupakan
bahwa dari sekitar 125 juta anak usia 0-11 penyebab nomor tiga kematian pada bayi,
bulan dan 450 juta anak usia 1-4 tahun yang setelah gangguan perinatal dan penyakit

159
sistem pernafasan sedangkan pada balita, selama diare, dan anggapan bahwa mencret-
diare merupakan penyebab kematian nomor mencret adalah tanda bertambahnya
dua setelah penyakit sistem pernafasan kepandaian anak.
(Afifah dkk, 2006). Dalam hal penatalaksanaan diare di
Berdasarkan kajian dan analisa dari rumah pada anak, peran ibu sangat penting
beberapa survei yang dilakukan (SKRT, dan dominan. Ibu merupakan orang yang
1995), angka kesakitan akibat diare pada terdekat dengan anak dan memungkinkan
semua golongan umur adalah 280 per 1000 untuk merawat anak. Menurut Litman (1974)
penduduk. Sedangkan angka kematian setiap yang dikutip dalam Friedman (1998), ibu
tahunnya adalah 54 per 100.000 penduduk. memiliki peran sentral sebagai pembuat
Pada golongan balita kejadian diare adalah keputusan tentang kesehatan utama,
1,5 kali per tahun dan angka kematian balita konselor, dan pemberi asuhan dalam
2,5 per 1000 balita (Depkes RI, 2003). keluarga.
Di Propinsi Sumatera Barat, anak Menurut Dr. Purbawati yang dikutip
dibawah usia 5 tahun jumlah kasus yang dalam Siswono (2001), selama ini banyak
ditemukan cukup banyak dan meningkat dari orang tua terutama ibu cenderung
tahun ke tahun. Pada tahun 2001 dijumpai menganggap enteng apabila bayi atau
40611 ksus diare, yang meninggal 11 kasus. anaknya mengalami gejala diare. Seringkali
Tahun 2002 dilaporkan terdapat 41982, yang ketika diperiksa ke dokter, penderita sudah
meninggal 4 kasus. Tahun 2003 dijumpai dalam keadaan terlambat, lemas, atau
44254 kasus diare, dan yang meninggal 9 kekurangan cairan. Kematian yang
kasus (Situasi Program Diare Propinsi diakibatkan oleh diare lebih sering karena
Sumatera Barat, 2003). tubuh mengalami dehidrasi, maka setiap
Laporan tahunan Dinas Kesehatan Kota orang tua harus mengenali tanda-tanda
Padang, temuan kejadian diare pada balita dehidrasi agar dapat memberikan
tahun 2003, Puskesmas Padang Pasir penatalaksanaan diare dengan prinsip yang
menempati urutan keempat setelah benar.
Puskesmas Kuranji, Puskesmas Lapai, dan Hasil wawancara dengan beberapa orang
Puskesmas Lubuk Buaya dari 19 puskesmas ibu yang berkunjung ke Puskesmas Padang
yang terdapat di Kota Padang yaitu 417 Pasir, diperoleh informasi bahwa ibu-ibu
kasus dan pada tahun 2002 kejadian diare pada umumnya dapat menyebutkan
pada balita yaitu 362 kasus, ini menunjukkan pengertian, penyebab, akibat lanjut bila tidak
terjadinya peningkatan kasus diare pada diatasi, manfaat dari pemberian cairan dan
balita di wilayah Puskesmas Padang Pasir makanan bila anak diare, akan tetapi tidak
(Laporan Dinas Kesehatan Kota Padang, dapat menyebutkan secara benar cara
2003). pembuatan larutan oralit dan gula garam dan
Jumlah kunjungan balita di Puskesmas berapa kali sebaiknya anak diberi makanan
Padang Pasir pada bulan Januari sampai Juni dalam sehari bila diare. Selain itu terdapat 1
2003 yaitu sekitar 2007 orang, dengan orang ibu yang mengatakan bahwa diare
temuan kasus diare 84 orang dan yang sudah terjadi karena kepandaian anak bertambah.
mengalami diare dengan dehidrasi 5 orang, Ibu-ibu yang berhasil diwawancarai
diare kronis 1 orang. Kasus diare di wilayah mempunyai tingkat pendidikan SLTA dan
ini menempati urutan ketiga setelah ISPA perguruan tinggi, berusia 25 tahun ke atas,
dan penyakit kulit (Laporan Harian serta berprofesi sebagai ibu rumah tangga.
Puskesmas Padang Pasir, 2003). Terjadinya diare disebabkan oleh
Penyebab utama kematian akibat diare berbagai faktor yang berkaitan satu dengan
adalah penatalaksanaan yang salah oleh ibu, yang lainnya, antara lain faktor lingkungan,
misalnya mempuasakan anak untuk gizi, kependudukan, keadaan sosial ekonomi,
mengistirahatkan usus, menghentikan ASI dan faktor perilaku masyarakat (Situasi
160
Program Diare Propinsi Sumatera Barat, d= Tingkat ketepatan absolut yang
2006). Tingginya angka kesakitan dan dikehendaki, yaitu 10%.
kematian akibat diare pada bayi dan anak
balita, maka tatalaksana yang efektif dan n = (1,960)2 x 0,50 x (1-0,50)
rasional sangatlah penting (Yoerva Sayoeti, (0,10)2
1993). Tatalaksana yang efektif dan rasional = 97 orang
itu menjadikan angka kematian penderita
diare dapat diperkecil, dengan harapan Cara pengambilan sampel dengan
tumbuh kembang dapat optimal. Walaupun menggunakan tehnik simple random
pencegahan jauh lebih baik dari pengobatan, sampling.
namun sulit dilaksanakan. Penelitian yan Alat yang digunakan dalam
dilakukan oleh T. Makmur Mohd. Zein pengumpulan data adalah kuesioner yang
(2000) menunjukkan bahwa pengetahuan berisikan pertanyaan-pertanyaan mengenai
mengenai tatalaksana diare dipengaruhi oleh variabel yang akan diteliti. Pengumpulan
umur, pendidikan, dan pekerjaan. Dengan data dilakukan dengan wawancara terpimpin
demikian pengetahuan mengenai (Structured or guided interview) yang
penatalaksanaan diare untuk anak merupakan dilakukan oleh peneliti sendiri, setelah
faktor utama dalam mengurangi kematian sebelumnya dilakukan uji coba kuisioner
akibat diare pada balita, sehingga semua pada populasi yang sesuai.
usaha perawatan kesehatan yang efektif Analisa univariat menggambarkan
harus diarahkan untuk menambah distribusi dari variabel-variabel yang diteliti
kemampuan dan keterampilan ibu. yaitu karakteristik ibu berdasarkan umur,
Beranjak dari data di atas, perlu tingkat pendidikan, status pekerjaan, status
dilakukan penelitian mengenai hubungan ekonomi sebagai variabel independen dan
karakteristik ibu dengan pengetahuan tentang pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan
penatalaksanaan diare pada balita yang diare di rumah pada balita sebagai variabel
berkunjung ke Puskesmas Padang Pasir dependen.
Kecamatan Padang Barat Kota Padang. Hasil kuesioner pengetahuan akan diolah
dan setiap responden memperoleh nilai
METODE sesuai dengan pedoman penilaian kuesioner.
Desain penelitian adalah cross sectional Jika jawaban responden benar akan
study. Penelitian ini telah dilaksanakan di mendapat skor 1 (satu), sedangkan jika
Puskesmas Padang Pasir Kecamatan Padang jawaban salah akan mendapat skor 0 (nol).
Barat Kota Padang pada awal Maret sampai Kemudian dari nilai tersebut ditentukan skor
akhir Agustus 2004. total pada masing-masing responden dengan
Populasi penelitian yaitu ibu-ibu yang rumus (Suharsimi Arikunto, 2002):
memiliki balita (0-5 tahun) pernah menderita
diare yang berkunjung ke Puskesmas Padang X
P= x 100 %
Pasir Kecamatan Padang Barat Kota Padang N
selama bulan Juli sampai Agustus 2004. Keterangan: P= Prosentase (%); X= Jumlah
Besar sampel diambil dengan menggunakan jawaban benar; dan N = Jumlah skor angket.
rumus (Sudigdo Sastroasmoro, 2001): Selanjutnya hasil perhitungan
dimasukkan ke dalam standar kriteria
Z2 pq objektif, yaitu baik jika  75 % dan buruk
n=
d2 jika < 75 %.
Keterangan: n= Besar sampel; Z= Tingkat Lebih lanjut analisa bivariat digunakan
kemaknaan yang dikehendaki, yaitu 95% untuk melihat hubungan antara dua variabel
(1,960); p= Proporsi populasi (0,5); q= 1 – p; yang diteliti yaitu variabel independen dan
variabel dependen. Untuk melihat hubungan
161
tersebut dilakukan pengujian statistik Chi- orang (45,4%). Umumnya responden yang
Square dengan derajat bermakna bila p< berkunjung ke Puskesmas Padang Pasir tidak
0,05. bekerja (ibu rumah tangga) yaitu 88 orang
(90,7%) dan status ekonomi miskin yaitu
HASIL DAN PEMBAHASAN sebanyak 56 orang (57,7%) (Tabel 1). Lebih
Dari 97 responden yang berkunjung ke lanjut sebagian besar responden memiliki
Puskesmas Padang Pasir berada pada rentang pengetahuan yang buruk yaitu sebanyak 57
umur 31-45 tahun sebanyak 54 orang orang (58,8%) (Tabel 2).
(55,7%), berpendidikan rendah sebanyak 44

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden yang Berkunjung ke Puskesmas


Padang Pasir Kecamatan Padang Barat Kota Padang (n=97)

Karakteristik responden f %
Umur
Muda (17-30 tahun) 43 44,3
Tua (31-45 tahun) 54 55,7
Tingkat pendidikan
Rendah (tidak tamat SLTA dan di bawahnya) 44 45,4
Menengah (tamat SLTA) 27 27,8
Tinggi (tamat akademi/PT) 26 26,8
Status pekerjaan
Tidak bekerja 88 90,7
Bekerja 9 9,3
Status ekonomi
Miskin 56 57,7
Tidak miskin 41 42,3

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang Penatalaksanaan Diare pada


Balita yang Berkunjung ke Puskesmas Padang Pasir Kecamatan Padang Barat Kota Padang
(n=97)

Pengetahuan f %
Baik 40 41,2
Buruk 57 58,8

Tabel 3. Hubungan Karakteristik Responden dengan Pengetahuan tentang Penatalaksanaan


Diare pada Balita yang Berkunjung ke Puskesmas Padang Pasir Kecamatan Padang Barat
Kota Padang

Pengetahuan p Value
Karakteristik Jumlah
No. Baik Buruk
Responden
f % F % f %
1. Muda 11 25,6 32 74,4 43 44,3 0,010
Tua 29 53,7 25 46,3 54 55,7

162
2. Rendah 4 9,1 40 90,9 44 45,4 0,000
Menengah 13 48,1 14 51,9 27 27,8
Tinggi 23 88,5 3 11,5 26 26,8
3. Tidak bekerja 34 38,6 54 61,4 88 90,7 0,155
Bekerja 6 66,7 2 33,3 9 9,3
4. Miskin 16 28,6 40 71,4 56 57,7 0,006
Tidak miskin 24 58,5 17 41,5 41 42,3

Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa hal dan memperoleh berbagai informasi yang
responden yang berumur muda memiliki akan menambah pengetahuannya. Hal ini
pengetahuan yang baik sebanyak 11 orang sesuai sekali dengan ungkapan sebuah
(25,6%), sedangkan responden yang berumur pepatah yang mengatakan bahwa orang yang
tua memiliki pengetahuan yang baik lebih tua telah banyak makan asam garam.
sebanyak 29 orang (53,7%). Dari hasil uji Hal ini didukung oleh penelitian faktor
statistik terdapat hubungan yang bermakna yang berhubungan dengan pengetahuan ibu
antara umur responden dengan pengetahuan balita dalam penanggulangan dini diare yang
tentang penatalaksanaan diare pada balita p < dilakukan oleh Zein (2000) bahwa terdapat
0,05. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara umur ibu
kecenderungan peningkatan pengetahuan dengan pengetahuan.
tentang penatalaksanaan diare pada balita Jumlah responden yang berpendidikan
pada kelompok umur yang tua. rendah memiliki pengetahuan baik hanya 4
Berdasarkan data yang diperoleh melalui orang (9,1%), responden dengan pendidikan
wawancara, responden dengan kelompok menengah memiliki pengetahuan baik
umur tua ternyata rata-rata mempunyai 2 sebanyak 13 orang (48,1%), dan yang
hingga 3 orang anak, sehingga mereka lebih berpendidikan tinggi memiliki pengetahuan
berpengalaman dan mengetahui dengan baik baik sebanyak 23 orang (88,5%). Dari hasil
dalam merawat anak terutama uji statistik didapatkan hubungan yang
penatalaksanaan diare, daripada responden bermakna antara tingkat pendidikan
dengan kelompok umur muda yang rata-rata responden dengan pengetahuan tentang
baru memiliki 1 orang anak. penatalaksanaan diare pada balita dengan p <
Menurut Gibson (1997) bahwa usia 0,05.
merupakan faktor individu yang pada Tingkat pengetahuan yang baik
dasarnya semakin bertambah usia seseorang, cenderung dimiliki oleh responden yang
maka akan semakin bertambah kedewasaan berpendidikan tinggi daripada responden
dan semakin banyak menyerap informasi. yang berpendidikan menengah atau rendah.
Dalyono (2000) juga mengungkapkan bahwa Hal ini disebabkan, seseorang yang
pertambahan usia akan menumbuhkan mempunyai latar belakang pendidikan
kapasitas pribadi seseorang dalam mengatasi rendah pada umumnya akan kesulitan untuk
suatu persoalan. Wijaya (1996) menyatakan menyerap ide-ide baru dan membuat mereka
bahwa pengetahuan yang baik dipengaruhi lebih konservatif. Karena mereka tidak
oleh informasi yang diterima dan faktor mengenal alternatif yang terbaik yang
pengalaman. Faktor pengalaman merupakan tersedia baginya. Sebaliknya orang yang
salah satu cara pokok manusia untuk berpendidikan tinggi akan lebih mudah
mendapatkan pengetahuan. Penyerapan menerima gagasan baru, karena mereka
pengetahuan melalui pengalaman ini memiliki jalan pikiran yang lebih terbuka
berdasarkan pada pengamatan terhadap untuk menyerap hal-hal baru (Soekanto,
gejala-gejala yang timbul melalui tanggapan 1981). Pernyataan ini juga didukung oleh
panca indera manusia. Seseorang yang telah Notoatmodjo (1997) yang mengatakan
lama hidup tentunya telah mengalami banyak bahwa pengetahuan dapat diperoleh dari
163
peningkatan pendidikan. McGhie (1996) harus lebih dulu mengurus keluarga terutama
mengungkapkan bahwa pendidikan bertujuan anak-anak. Dengan bekerja tentunya akan
memperluas pemahaman seseorang tentang terjalin hubungan-hubungan sosial dengan
dunia di sekelilingnya. Pendidikan tidak rekan kerja sehingga dengan sendirinya akan
hanya sekedar mengenalkan orang pada menambah wawasan dan memberikan sudut
fakta-fakta baru tapi juga membantu untuk pandang yang beragam. Bagi ibu-ibu yang
tidak terlalu kaku dalam asumsi dan cara bekerja tetap dapat menikmati pekerjaan
berfikir seseorang. mereka, karena melalui pekerjaan terebut
Hasil penelitian ini sesuai dengan yang mereka bisa menambah pengetahuan
dilakukan oleh Zein (2000) bahwa terdapat khususnya cara merawat anak yang diare.
hubungan yang bermakna antara tingkat Bromwich (1996) mengatakan bahwa
pendidikan ibu dengan pengetahuan tentang pekerjaan bagi ibu-ibu akan mempunyai
penanggulangan dini diare pada balita. Ichlas pengaruh terhadap kehidupan keluarga.
(1997) juga menegaskan bahwa ibu-ibu Menurut Within and Lanoil (1996) bahwa
dengan pendidikan yang lebih tinggi berbicara tentang masalah-masalah dalam
cenderung memiliki pengetahuan tentang jaringan kerja bisa meluaskan wawasan
penatalaksanaan diare yang lebih baik. tentang pokok-pokok apapun.
Selanjutnya dapat dilihat bahwa Akan tetapi berbeda dengan hasil
responden yang tidak bekerja terdapat 34 penelitian yang dilakukan oleh Zein di
orang (38,6%) yang memiliki pegetahuan Kecamatan Baiturahman, Nanggroe Aceh
baik dibandingkan dengan responden yang Darussalam (2000), ternyata status pekerjaan
bekerja dimana terdapat 6 orang (66,7%) mempunyai hubungan yang bermakna
yang memiliki pengetahuan baik. Dari hasil dengan pengetahuan tentang penanggulangan
uji statistik didapatkan hubungan yang tidak dini diare pada balita. Hal ini dapat
bermakna antara status pekerjaan responden disebabkan oleh karena responden yang
dengan pengetahuan tentang penatalaksanaan bekerja akan lebih terpapar dengan berbagai
diare pada balita dengan p > 0,05. informasi yang dapat menambah
Responden yang bekerja akan pengetahuannya.
mempunyai peluang untuk memiliki Kemudian dapat dilihat bahwa responden
pengetahuan yang baik tentang dengan status ekonomi miskin ada 16 orang
penatalaksanaan diare pada balita, begitupun (28,6%) yang memiliki pengetahuan baik
pada responden yang tidak bekerja dibandingkan dengan responden berstatus
berpeluang sama untuk memiliki ekonomi tidak miskin ada 24 orang (58,5%)
pengetahuan yang baik. yang memiliki pengetahuan baik. Hasil uji
Hal ini disebabkan, responden yang tidak statistik didapatkan hubungan yang
bekerja akan lebih banyak meluangkan bermakna antara status ekonomi responden
waktunya untuk merawat anak-anaknya dan dengan pengetahuan tentang penatalaksanaan
mencari lebih banyak informasi mengenai diare pada balita dengan p < 0,05.
kesehatan anak. Apalagi saat ini di toko-toko Sebagaimana diketahui, status ekonomi
buku banyak dijumpai buku-buku tentang yang tinggi akan memberikan kesempatan
kesehatan anak terutama tentang diare dan yang baik untuk memperoleh apapun
cara merawatnya di rumah. Di samping itu, termasuk diantaranya adalah jaringan
berbagai informasi kesehatan yang informasi. Sedangkan orang-orang dengan
ditayangkan oleh media televisi dapat status ekonomi rendah akan berpikir dua kali
disaksikan oleh ibu-ibu sambil untuk mempergunakan uangnya agar
memperhatikan anak-anaknya. Begitu pula kebutuhan pokok mereka dapat terpenuhi.
halnya dengan responden yang bekerja, Sehingga kebutuhan untuk mendapatkan
walaupun waktu mereka akan terbagi antara pengetahuan menjadi hal yang kedua atau
pekerjaan dan merawat anak, mereka tetap
164
kesekian urutannya setelah kebutuhan pokok melaksanakan penyuluhan dan praktik secara
terpenuhi. langsung kepada ibu-ibu dengan
Friedman (1998) mengatakan bahwa memperhatikan aspek usia, latar belakang
perbedaan kelas sosial berkaitan dengan pendidikan dan status ekonomi. Pendidikan
prioritas sebuah keluarga. Pada kelas bawah, kesehatan yang dapat diberikan terkait
kesehatan sering ditemukan terletak di daftar penatalaksanaan diare pada balita di rumah
kebutuhan paling bawah kecuali dijumpai dan risiko yang akan terjadi akibat
krisis. Pekerjaan, makanan, tempat tinggal terlambatnya penatalaksanaan diare pada
merupakan prioritas utama bagi kaum balita.
miskin.
Dengan status ekonomi yang tinggi, DAFTAR PUSTAKA
kemungkinan untuk memperoleh sarana akan
lebih baik diantaranya sumber informasi Afifah, T., Djaja, S., Irianto, J. (2003).
dengan tujuan untuk menambah ilmu Kecenderungan penyakit penyebab
pengetahuan (Salma, 2001). Hal ini kematian bayi dan anak balita di
didukung oleh pernyataan Mosley dan Chen Indonesia 1992-2001. Buletin Penelitian
(1983) yang dikutip dalam Salma (2001) Kesehatan, 31 (2). Jakarta: Departemen
bahwa angka kematian bayi, anak, dan balita Kesehatan RI Badan Penelitian dan
akibat diare mempunyai hubungan yang Pengembangan Kesehatan.
signifikan dengan status ekonomi. Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian:
Peranan seorang ibu dalam peningkatan Suatu pendekatan praktek. Edisi Revisi
status kesehatan sangat penting terutama V. Jakarta: Rineka Cipta.
bagi anak-anaknya. Dalam suatu keluarga Dalyono, M. (2000). Psikologi pendidikan.
ibu merupakan orang yang paling Jakarta: Rineka Cipta.
mengetahui kesehatan anaknya, karena ibu Departemen Kesehatan Propinsi Sumatera
biasanya dekat dengan anaknya. Begitu pula Barat. (2003). Situasi program diare dan
dalam penatalaksanaan diare, ibu juga kecacingan propinsi Sumatera Barat.
mempunyai peran yang sangat penting. Departemen Kesehatan RI. (2000). Buku ajar
Penanganan segera dapat dilakukan ibu-ibu diare. Jakarta: Depkes RI Ditjen PPM
di rumah sebelum dibawa ke rumah sakit dan PLP.
atau pelayanan kesehatan, dimana ini sangat Dinas Kesehatan Kota Padang. (2003).
tergantung dari pengetahuan ibu tentang Laporan P2 diare Kota Padang.
diare dan penatalaksanaannya pada balita. Friedman, M. M. (1998). Keperawatan
keluarga: Teori dan praktek. Jakarta:
KESIMPULAN & SARAN EGC.
Berdasarkan hasil penelitian dapat Gibson, J. L. (1997). Organisasi perilaku,
disimpulkan bahwa 55,7% merupakan struktur, proses. Jakarta: EGC.
kelompok usia tua dan 45,4% berpendidikan Ichlas, N. (1997). Penatalaksanaan diare
rendah. Umumnya responden (90,7%) tidak akut pada balita oleh ibu-ibu di Desa
bekerja 57,7% berstatus ekonomi miskin. Sariak Lawah Mudiak Kabutan 50 Kota.
58,8% memiliki pengetahuan yang buruk Skripsi. Tidak dipublikasikan.
tentang penatalaksanaan diare pada balita. McKinney, Emily Stone et al. (2000).
Uji Chi-square diperoleh adanya hubungan Maternal Child Nursing. Philadelphia:
yang bermakna antara umur, tingkat WB. Saunders Company.
pendidikan, dan status ekonomi responden Muhtar. (2003). Diare tampak remeh tapi
dengan pengetahuan tentang penatalaksanaan bisa mematikan. Diakses dari
diare pada balita. www.gatra.com.
Untuk itu disarankan kepada tenaga Nasution, N. (1995). Psikologi pendidikan.
kesehatan di Puskesmas/Posyandu dalam Jakarta: Departemen Pendidikan dan
165
Kebudayaan Proyek Pembinaan Tenaga Qlintang, S. (1997). Penatalaksanaan dan
Kependidikan. pencegahan diare. Edisi 3. Jakarta:
Notoatmodjo, S. (1997). Ilmu kesehatan EGC.
masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. Soekanto, S. (1981). Sosiologi suatu
Notoatmodjo, S. (1993). Metodologi pengantar. Jakarta: Yayasan Penerbit
penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka UI.
Cipta. Srimawar, D, Sriandi, A. A. (1997). Faktor
Pandji, A. (2001). Psikologi kerja. Jakarta: determinan yang mempengaruhi pilihan
Rineka Cipta. pengobatan. Buletin Penelitian
Poerwadarminta. (2000). Kamus umum Kesehatan, (102). Jakarta: Departemen
Bahasa Indonesia. Edisi 2. Jakarta: Kesehatan RI Badan Penelitian dan
Departemen Pendidikan dan Pengembangan Kesehatan.
Kebuadayaan. Balai Pustaka.

166

You might also like