Professional Documents
Culture Documents
Ritna Udiyani
Email: ritnaudiyani@ymail.com
ABSTRACT
Rheumatism is a disease attacks movement parts on body as like joint, muscle, bone,
and the network around the joint. Rheumatism can occur the sign and symptom such as :
feeling on movement parts of body. The muscle cramp, function disorder, sounding joint,
wobbling joint, and there is movement of shape. So that, this case is able to disturb the
activity of rheumatism’s sufferer especially the activity which needs body movement.
The purpose of this research is to know the difference of pain intensity before and
after given the warm compress on the body joint area on people who get advanced ages
rheumatism at local government clinic Ngadiluwih Kediri Regency in 2010.This research is a
kind of comperative analytic research by using cross sectional approach. The population in
this research is 932 rheumatism’s sufferers and the sample used is 47 people who are chosen
by consecutive sampling technique. Independent variable is giving warm compress while
dependent variable is pain intensity before and after given warm compress on the joint area
on people who get advanced ages rheumatism.
The technique of data collection is by using check list anf observation. The result of
this research is most 55% getting pain before given warm compress, then after given warm
compress 68% are getting light pain. The result of statistic analicys test using Wilcoxon got
the value with significance ρ = 0,000 that is smaller than the real standart α = 0,05 which
has meaning Ho is refused and H1 is eccepted, means it is proven that there is difference of
pain intensity before and after given warm compress on the joint area on people who get
advance ages rheumatism at local clinic in Ngadiluwih district Kediri regency in 2010.
To decrease of feeling pain or advanced ages rheumatism, it is hoped using warm
compress on the body joint area to make effective of skin stimulation because warm compress
can decrease pH on blood. So that the body joint inflammation attack can be decreased.
72
Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 – Juli 2018 : 72 - 76
bahkan menyerang organ. Oleh karena itu penderita dan tim kesehatan cenderung
deteksi dini tanda dan gejala rematik untuk memandang obat sebagai metode
sangat penting sehingga dapat dilakukan utama untuk menghilangkan nyeri, padahal
pencegahan dini dan pencegahan banyak aktivitas keperawatan
timbulnya komplikasi. nonfarmakologis yang dapat membantu
Berdasarkan laporan bulanan dalam menghilangkan nyeri. Metode
Puskesmas Ngadiluwih periode April – pereda nyeri non farmakologis biasanya
Agustus 2009 diperoleh informasi bahwa mempunyai resiko yang sangat rendah.
pada bulan April – Agustus 2009 terdapat Meskipun tindakan tersebut bukan
932 total kasus kejadian rematik pada merupakan pengganti beberapa obat,
lansia di Puskesmas Ngadiluwih tahun tindakan tersebut sesuai untuk mengurangi
2009. Jumlah kasus pada bulan April episode nyeri yang berlangsung beberapa
didapatkan 131 kasus, Mei dengan jumlah detik atau menit (Asmadi, 2008).
161 kasus, Juni dengan jumlah 188 kasus, Dalam hal ini, terutama saat nyeri
Juli dengan jumlah 210 kasus, Agustus hebat atau berada pada intensitas nyeri
dengan jumlah 242 kasus. Hal ini paling besar yang berlangsung selama
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan beberapa jam atau beberapa hari,
penderita rematik pada lansia mulai bulan mengkombinasikan teknik
April – Agustus di Puskesmas Ngadiluwih nonfarmakologis dengan beberapa obat
tahun 2009. Meskipun terjadi peningkatan merupakan cara yang paling efektif untuk
penderita rematik pada bulan April – menghilangkan nyeri. Salah satu metode
Agustus di Puskesmas Ngadiluwih tahun penanganan nyeri nonfarmakologis dalam
2009, menurut salah satu dari staf kerja upaya mengatasi nyeri antara lain dengan
Puskesmas Ngadiluwih belum ada metode kompres hangat (Asmadi, 2008).
program untuk menangani peningkatan Penggunaan kompres hangat
kasus rematik ini dikarenakan program diharapkan dapat meningkatkan relaksasi
saat ini masih menangani kejadian ISPA. beberapa otot dan mengurangi nyeri akibat
Beberapa faktor yang spasme atau kekakuan serta memberikan
menyebabkan tingginya jumlah penderita rasa hangat lokal (Potter dan Perrry, 2005).
rematik menurut Hembing (2006) antara Kompres hangat tidak akan melukai kulit
lain : faktor genetik, faktor usia, karena terapi kompres hangat tidak dapat
kelenjar/hormon, psikologis, gangguan masuk jauh ke dalam jaringan. Apabila
imunitas, infeksi virus atau bakteri, kompres hangat digunakan selama 1 jam
pekerjaan, makanan, lingkungan yang atau lebih dapat menyebabkan kemerahan
tidak sehat. Nyeri merupakan hal yang dan rasa perih. Maka dari itu pemberian
paling sering dirasakan oleh penderita kompres hangat dilakukan secara periodik,
reumatik. Oleh karena keluhan utamanya dengan pemberian secara periodik dapat
nyeri dan pegal, otomatis penyakit rematik mengembalikan efek vasodilatasi
sangat mengganggu aktivitas penderita, (Gabriele,1996).
terutama aktivitas yang memerlukan gerak Penggunaan kompres hangat pada
tubuh (Hembing, 2006). bagian tubuh yang terasa nyeri diharapkan
Intensitas nyeri yang dirasakan dapat menurunkan intensitas nyeri.
oleh setiap penderita berbeda yang Dengan kompres hangat terjadi pelebaran
dipengaruhi oleh banyak faktor, biasanya pembuluh darah yang mengakibatkan
penderita mengetahui persis lokasi rasa peningkatan sirkulasi darah serta
nyeri tersebut. Rasa nyeri dapat peningkatan tekanan kapiler. Tekanan O2
memperburuk kondisi penderita, oleh dan CO2 didalam darah meningkat
karena itu perlu penanganan untuk nyeri sedangkan Ph mengalami penurunan.
tersebut. Banyak cara untuk Aktivitas sel menjadi meningkat dan pada
menanggulangi nyeri tetapi banyak beberapa otot akan mengurangi
73
Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 – Juli 2018 : 72 - 76
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian
perbedaan intensitas nyeri pada penderita
rematik lansia sebelum diberi kompres
hangat 26 responden (55 %) nyeri sedang,
sesudah kompres hangat 32 responden (68
%) nyeri ringan. Data dari penelitian
dengan menggunakan uji Statistic
Wilcoxon dengan ketentuan apabila ρ ≤ α
(0,05) maka, H0 ditolak dan H1 diterima,
pada penelitian ini ρ = 0,000< 0,05, berarti
ada perbedaan intensitas nyeri sebelum
74
Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 – Juli 2018 : 72 - 76
dan sesudah diberi kompres hangat pada dilakukan responden dalam mengatasi
daerah persendian pada penderita rematik nyeri seperti minum obat analgesik
lansia. sehingga efektifitas menurunkan nyeri
Pemberian kompres hangat lebih cepat dari pada pemberian kompres
menyebabkan peningkatan sel darah putih hangat tetapi efeknya hanya sementara
secara total dan terjadi pelebaran setelah 4 jam maka nyeri akan timbul lagi,
pembuluh darah yang mengakibatkan penggunaan obat farmakologis yang secara
peningkatan sirkulasi serta dilatasi menerus dapat menyebabkan gangguan
pembuluh darah. Tekanan O2 dan CO2 pada fungsi hati dan ginjal pada jangka
didalam darah meningkat sedangkan pH waktu panjang, hal ini merupakan tindakan
darah akan mengalami penurunan medis atau non keperawatan. Karena
(Gabriel, 1996). Sehingga produksi kebutuhan rasa nyaman merupakan hal
enkafalin (salah satu bentuk endorphin) yang harus segera diatasi dan tindakan dari
akan menekan transmisi sinyal nyeri bidang keperawatan yaitu dengan
dengan cara mengikat molekul reseptor pemberian kompres hangat lebih efektif
tertentu (reseptor opiat) yang ada di sel untuk menurunkan nyeri.
sinap tanduk dorsal. Ikatan ini membuat
penurunan jumlah neurotransmitter IMPLIKASI
substansi-P yang dikeluarkan serabut nyeri 1. Intensitas Nyeri Sebelum Diberi
aferen tipe C atau menginduksi post Kompres Hangat Pada Daerah
sinaptik atau penghambatan post sinaptik Persendian Pada Penderita Rematik
dari sel relay. Pemberian stimulasi kulit Lansia Tahun 2010 Tingkat Nyeri
pada daerah persendian yaitu sensasi Sedang.
hangat , maka impuls ini akan 2. Intensitas Nyeri Sesudah Diberi
menghambat impuls dari serabut C (kecil) Kompres Hangat Pada Daerah
di area substansi gelatinosa (SG) sehingga Persendian Pada Penderita Rematik
saraf A delta lebih adekuat daripada Lansia Tahun 2010 Tingkat Nyeri
serabut C (kecil) sehingga gerbang SG Ringan.
tidak membuka, penjalaran impuls ke sel T 3. Ada Perbedaan Intensitas Nyeri
tidak diteruskan dan korteks cerebri tidak Sebelum Dan Sesudah Diberi Kompres
menginterpretasikan nyeri sehingga terjadi Hangat Pada Daerah Persendian Pada
penurunan intensitas nyeri pada penderita Penderita Rematik Lansia Tahun 2010.
rematik (Mardiati, 1996).
Menurut Asmadi (2008) terjadinya DAFTAR PUSTAKA
penurunan intensitas nyeri pada responden Alimul Azis dan Uliyah Musrifatul (2004)
pada penelitian ini karena adanya sensasi .Buku Saku Praktikum Kebutuhan
hangat pada daerah persendian dengan Dasar Manusia.Jakarta: EGC
cara pemberian kompres hangat sehingga Alimul Azis dan Uliyah Musrifatul (2007)
terjadi mekanisme penutupan gerbang .Metode Penelitian Keperawatan
pada korteks cerebri yang merupakan Dan Teknik Analisa
pusat pengendali nyeri. Pemberian Data.Jakarta:Salemba Medika.
stimulasi kulit pada daerah persendian A. Silvia Price dan Lorraine M.W. (2005)
terjadi penurunan pH sehingga serangan .Patofisiologi.Jakarta : EGC.
radang persendian yang menyebabkan Asmadi (2008) .Tehnik Prosedural
nyeri dapat kerkurang . Kompres hangat Keperawatan Konsep dan Aplikasi
dilakukan selama 15 menit untuk Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta
menimbulkan efek penurunan pH dalam : Salemba Medika.
darah dan jika kompres hangat dilakukan 1 Brunner dan Suddarth (2002)
jam terjadi kemerahan pada kulit dan .Keperawatan Medikal
terasa panas. Ada beberapa cara yang Bedah.Jakarata : EGC.
75
Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 – Juli 2018 : 72 - 76
Carpenito L.J (2000) .Diagnosa Potter dan Perry (2005) .Buku Ajar
Keperawatan Aplikasi Pada Fundamental
Praktek Klinis.Edisi Keperawatan.Volume 1.Jakarta :
6.Jakarta:EGC. EGC.
Dwi Loetfia R. (2007) .Buku Ajar Asuhan Ratna Mardiati (1996) .Buku Kuliah
Keperawatan Klien Gangguan Susunan Sistim Saraf Otak
Sistem Integumen.Jakarta : EGC. Manusia.Jakarta : CV. Agung Seto.
Gabrielle F.J. (1998) .Fisika Kedokteran. Riduwan (2006) .Dasar – Dasar Stastika.
Jakarta:EGC. Bandung : IKAPI
Hardywinoto dan Tony Setiabudi (1999) Robert, H (1999) .Perawatan Nyeri
.Panduan Gerontologi.Jakarta : PT Pemenuhan Aktifitas Istirahat
Gramedia Pustaka Utama. Pasien.Jakarta: EGC.
Hembing M.W.K. (2006) .Atasi Asam Sari Mutia (2009) .Sehat dan Bugar Tanpa
Urat dan Rematik Ala Asam Urat.Yogyakarta : Araska.
Hembing.Jakarta : Puspa Swara. Tim Redaksi Vita Health (2004) .Asam
Khomson Ali dan Yuni Harlinawati (2006) Urat.Jakarta : PT Gramedia
.Terapi Jus Untuk Rematik dan Pustaka Utama.
Asam Urat.Jakarta : Puspa Swara. Utami Prapti (2004) .Terapi Jus Untuk
Long E.B. (1996) .Medical Surgical Rematik dan Asam Urat.Jakarta :
Nursing.Bandung:Yayasan Ikatan Agromedia Pustaka.
Alumni Pendidikan Keperawatan. Wiwied (2008) Penyakit
Nursalam (2003) .Konsep dan Penerapan Rematik.Bersumber
Metodologi Penelitian Ilmu dari:http://ilmukeperawatan.wordpr
Keperawatan.Jakarta : Salemba es.com.(diakses tanggal 9
Medika. September 2009).
76