You are on page 1of 10

ISSN: ….-…. Jurnal Bina Tambang, Vol. 2, No.

Survei Manifestasi Permukaan Panas Bumi di Maninjau,


Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Provinsi
Sumatera Barat
Sugiono1* dan Adree Octova2
1
Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Negeri Padang, Indonesia

*solisugiono07@gmail.com

Abstract: Geothermal energy is renewable energy. So, it is unfortunate if it is not used optimally. Based on
information, there is a manifestation of geothermal energy in the Maninjau area which is used as a warm
water bath. With this information, the author intends to ascertain the existence of this manifestation. So
that it occurred to the author to conduct survey and mapping activities in areas where there are
geothermal manifestations. The mapping activity begins with several activities such as: literature studies,
data collection in the field, data processing, analysis of data processing results, and conclusions. Retrieval
of data in the field is done using Garmin GPS 60 and processing the data using Maptek Vulcan software.
Besides that, taking documentation in the form of photos is also important. Where the final result of this
mapping activity is the topographic map of geothermal manifestations with a scale of 1: 1250 with 6.25
meter contour intervals. Based on the results of the survey and plot data in the form of topographic maps,
it is known that there is a geothermal manifestation in Agam Regency, West Sumatra Province, located in
Maninjau precisely at the X and Y coordinates (9,967,589 and 636,628) at 472 meters above sea level.
The existence of surface manifestations of geothermal energy has been used by the community as a pool
for bathing in warm water.

Keywords: Geothermal, Manifestation, Survei, Topograpic, dan Maninjau

1. Pendahuluan pemanfaatan energi panas bumi dalam skala besar adalah


sebagai pembangkit energi listrik.
Energi panas bumi merupakan salah satu bentuk energi Manifestasi permukaan panas bumi merupakan suatu
terbarukan yang saat ini mulai pesat perkembangannya sinyal yang sangat berarti dan penting untuk mengetahui
di Indonesia. Indonesia sendiri merupakan negara yang adanya gejala panas bumi pada suatu daerah. Manifestasi
kaya akan keberadaan gunungapi. Dimana, terdapat lebih permukaan ini dapat berupa rembesan (seeps), fumarol,
kurang 170 gunungapi yang tersebar di berbagai pulau di mata air panas, geyser, kawah letusan freatik, zona-zona
Indonesia. Sehingga, tidak heran jika Indonesia memiliki alterasi batuan asam, dan sebagainya. Hal ini didukung
potensi energi panas bumi yang cukup besar. oleh aktivitas vulkanik yang aktif. Selain itu, melalui
Energi panas bumi dapat dimanfaatkan untuk topografi kita juga dapat mengetahui adanya suatu
berbagai keperluan dalam kehidupan masyarakat. Secara manifestasi permukaan tersebut.
sederhana, manifestasi permukaan dari panas bumi Pada tulisan ini, penulis bermaksud untuk
seperti munculnya mata air panas (hot spring) dapat mengungkap secara pasti mengenai keberadaan suatu
dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tempat wisata manifestasi permukaan panas bumi berupa mata air
pemandian air hangat dan masih banyak bentuk panas di Daerah Maninjau, Sumatera Barat. Dimana,
pemanfaatan yang lainnya. Kemudian, dengan adanya berdasarkan informasi yang kami peroleh, bahwasannya
salah satu manifestasi panas bumi tersebut, maka dapat di Maninjau ini terdapat suatu tempat pemandian air
dilakukan kegiatan eksplorasi lebih lanjut untuk tahap panas (hangat). Sehingga kami berniat untuk
pengembangan yang lebih baik. Sampai saat ini, memastikannya. Ide ini bermula karena adanya tugas
yang diberikan oleh dosen pada matakuliah Komputasi
ISSN: ….-…. Jurnal Bina Tambang, Vol. 2, No. -

dan Simulasi Tambang. Jadi, tulisan ini hanya (Irawan dan Deny, 2015). Sehingga, recharge area
merupakan tugas kuliah. Tujuan tugas ini adalah agar daerah panas bumi tersebut harus dijaga dengan baik.
mahasiswa belajar untuk mengambil data primer secara Pada saat ini, pemanfaatan terhadap energi panas
mandiri dan dapat mengolah data tersebut menggunakan bumi sudah mulai dikembangan dengan perkembangan
salah satu perangkat lunak (software) dari pada yang cukup signifikan. Namun, untuk dapat
komputer. memanfaatkan energi panas bumi membutuhkan biaya
Pada tugas ini, kami bermaksud melakukan kegiatan investasi yang besar. Karena untuk dapat memanfaatkan
pemetaan terhadap daerah sekitar di mana terdapat energi panas bumi tersebut memerlukan kegiatan
manifestasi permukaan panas bumi tersebut. Sehingga, pemboran. Dimana, seperti yang kita ketahui bahwa
hasil akhir dari tugas ini adalah peta topografi. Dalam biaya pemboran sangat mahal. Akan tetapi, sebelum kita
melakukan pemetaan, kami menggunakan software dapat memanfaatkan energi panas bumi terlebih dahulu
Maptek Vulcan untuk mengolah data. Metode yang kami kita dapat memanfaatkan bentuk dari manifestasi
gunakan dalam pemetaan ini adalah triangulasi. Metode permukaan panas bumi berupa mata air panas.
ini dilakukan dengan membuat penampang segitiga-
segitiga pada surface. Penarikan garis dilakukan
berdasarkan elevasi tertinggi ke elevasi yang lebih 2.2 Pemunculan Energi Panas Bumi
rendah disekitarnya, sehingga terbentuk segitiga-
segitiga. Munculnya energi panas bumi merupakan suatu anomali
tersendiri dari hasil proses geologi. Untuk mengkaji
proses munculnya energi panas bumi ini, kita perlu
2. Tinjauan Pustaka memahami dinamika pergerakan lempeng tektonik.
[4]
Menurut I Wayan Treman (2014:28), “teori tektonik
2.1 Pengertian Panas Bumi lempeng adalah suatu teori yang menjelaskan mengenai
sifat-sifat bumi yang mobil atau dinamis yang
[1]
Menurut bahasa geothermal terdiri dari dua kata, yaitu disebabkan oleh gaya endogen yang berasal dari dalam
geo dan thermal. Geo adalah bumi sedangkan thermal bumi. Tenaga endogen itu disebut arus konveksi sebagai
adalah panas, jadi jika digabungkan berarti panas bumi akibat dari pemuaian benda cair, padat, dan gas karena
(Nur Suhartono, 2012). [2]Menurut Armstead (Wahyu terjadi kenaikan suhu. Dengan adanya gaya endogen dari
Setyaningsih, 2011), “panas bumi merupakan dalam bumi, maka lempeng-lempeng tektonik dapat
sumberdaya panas alami yang terdapat di dalam bumi, bergerak.
merupakan hasil interaksi antara panas yang dipancarkan Batas-batas pergerakan lempeng tersebut antara
batuan panas (magma) dan airtanah yang berada di lain:
sekitarnya, dimana cairan yang terpanasi terperangkap di a. Batas Konvergen, yaitu batas antar lempeng yang
dalam batuan yang terletak dekat permukaan, sehingga saling bertumbukan.
secara ekonomis dapat dimanfaatkan”. Sistem panas b. Batas Divergen, yaitu batas antar lempeng yang
bumi merupakan energi panas bumi dalam suatu kondisi saling menjauh.
hidrologi batuan tertentu. Sistem panas bumi juga sangat c. Batas Transform, yaitu batas antar lempeng yang
bergantung pada siklus hirologi. Pada kondisi saling berpapasan dan saling bergeser.
memungkinkan, air yang ada dipermukaan akan Adanya pergerakan lempeng tersebut, dapat ditandai
mengalami proses infiltrasi mengalir melalui pori-pori dengan adanya gempa bumi, aktivitas gunungapi, serta
maupun rekahan batuan serta mangalami perkolasi dan pembentukan pegunungan. Selain itu, akibat dari tenaga
kontak dengan batuan panas. Kemudian, air tersebut endogen tersebut adalah terbentuknya struktur geologi,
akan terperangkap dalam batuan (reservoir) yang berada seperti: kekar (joint), lipatan (fold), dan sesar (fault).
di atas batuan panas dan ditutup oleh batuan penutup Oleh sebab itu, aktivitas lempeng tektonik memiliki
(caprock) yang kedap air (impermeable), sehingga air peranan yang sangat penting terhadap pemunculan
panas dan uap air akan terkurung pada temperatur dan energi panas bumi.
tekanan yang tinggi sebagai suatu bentuk reaksi
eksoterm.
Energi panas bumi juga merupakan salah satu energi 2.3 Potensi Energi Panas Bumi
alternatif. Sebagai energi terbarukan, energi panas bumi
diprediksi tidak akan habis walaupun dieksploitasi secara Sebagai negara yang kaya dengan keberadaan
terus menerus dengan syarat siklus hidrologi daerah gunungapi, Indonesia memiliki potensi yang cukup besar
panas bumi tersebut harus terjaga. Siklus hidrologi akan sumberdaya energi panas bumi. Dimana, Indonesia
adalah suatu tahapan-tahapan dimana terjadi suatu merupakan salah satu negara yang berada pada posisi
proses pengurangan dan pengisian kembali sumber- cincin api (ring of fire). Sehingga terdapat zona subduksi
sumber serta membutuhkan waktu yang relatif lama dan (subduction) yang merupakan cikal bakal tebentuknya
berlangsung pada suatu siklus (berulang). [3]Dalam siklus daerah manifestasi panas bumi. Keberadaan suatu
hidrologi terdapat empat lomponen kendali, yakni: manifestasi panas bumi tersebut perlu diteliti lebih lanjut
proses turunnya hujan (presipitasi), proses penguapan untuk mendapatkan gambaran tindakan pengembangan
(evaporasi), proses peresapan air ke bawah permukaan yang akan dapat dilakukan. Di Indonesia sendiri, tata
(infiltrasi), dan proses aliran permukaan (run off) cara penegelolaan sumberdaya atau kekayaan alam telah
diatur oleh konstitusi. [5]Sebagaimana ditegaskan dalam
ISSN: ….-…. Jurnal Bina Tambang, Vol. 2, No. -

Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 (Busyra Azheri, 2016), biasanya diformulasikan berdasarkan skala peta dibagi
bahwa “bumi dan air dan kekayaan alam yang dengan angka 2000.
[10]
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan Sifat-sifat garis kontur menurut I Wayan Treman
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran (2014:103) sebagai berikut:
rakyat. a. Garis kontur akan berpola seperti huruf V jika
melalui suatu lembah atau sungai yang berada di
daerah berelief tinggi, seperti hulu sungai.
2.4 Manifestasi Permukaan b. Garis kontur yang berada dekat bagian atas suatu
puncak bukit akan berbentuk melingkar tertutup.
[6]
Menurut Untung Sumotarto (2017:22), “manifestasi Bagian puncak bukit merupakanbagian tertinggi dari
permukaan adalah segala bentuk, rupa, gejala, dan kontur yang membentuk lingkaran tertutup.
aktivitas kebumian di permukaan yang mengindikasikan c. Garis kontur pada daerah yang berlereng landai
kemungkinan adanya potensi panas bumi di daerah dicirikan oleh spasi kontur yang renggang.
tersebut. Salah satu bentuk dari manifestasi permukaan d. Garis kontur pada daerah yang berlereng terjal
energi panas bumi adalah rembesan (seeps), fumarol, dicirikan oleh spasi kontur yang rapat.
mata air panas, geyser, kawah letusan freatik, dan zona- e. Garis kontur dengan spasi yang teratur mewakili
zona alterasi batuan asam. [7]Menurut White (Untung wilayah yang memiliki lereng yang seragam.
Sumotarto, 2017), “mata air panas adalah manifestasi f. Garis kontur tidak akan saling berpotongan satu
yang paling jelas dari suatu sistem geotermal yang dengan lainnya, kecuali jika berada di daerah lereng
mengalirkan panas ke permukaan tanah. [8]Temperatur yang menggantung (overhanging).
air panas tidak akan melebihi titik didih air pada g. Perubahan arah kemiringan lereng selalu
ketinggian mata air tersebut. Kegaraman sistem mata air diperlihatkan dengan perulangan dari ketinggian
dapat berkisar dari 0,1 hingga 3% menurut Renner et al. yang sama seperti dua buah garis kontur yang
(Untung Sumotarto, 2017). berbeda dengan nilai ketinggian yang sama.
Berdasarkan keberadaan salah satu manifestasi
energi panas bumi di suatu daerah, kita dapat
menentukan hipotesa-hipotesa terhadap potensi energi 2.6 Lokasi Penelitian
panas bumi tersebut. Untuk mendapatkan suatu
kepastian terhadap manifestasi yang ada perlu dilakukan Lokasi penelitian adalah tempat dimana kegiatan
penyelidikan lebih lanjut. Kegiatan eksplorasi penelitian dilakukan, serta tempat dimana dilakukannya
merupakan suatu tindakan awal yang baik dalam pengambilan data pada proses kegiatan penelitian
melakukan penyelidikan tersebut. Kegiatan pengenalan berlangsung. Dimana penelitian ini dilakukan di Daerah
lokasi, pemetaan, serta evaluasi anomali-anomali daerah Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam,
manifestasi menjadi sangat penting dalam mengawali Provinsi Sumatera Barat. Tujuan penelitian ini adalah
kegiatan eksplorasi yang dilakukan. Selain itu, kegiatan untuk memetakan manifestasi permukaan panas bumi di
pengambilan contoh fluida panas bumi juga menjadi hal daerah tersebut. Pemilihan lokasi ini berdasarkan
yang sangat penting untuk membantu dalam proses informasi yang diterima bahwa di Daerah Maninjau ini
estimasi komposisi serta temperatur dari fluida reservoir terdapat kolam pemandian air hangat. [11]Menurut
hidrotermal. kemmerling (Pribadi dkk., 2007), Kaldera Maninjau
(34,5 km x 12 km) ditempati oleh sebuah danau yang
berukuran 8 km x 16,5 km (132 km2), terletak di Barat
2.5 Pemetaan Laut Gunungapi Strato Singgalang-Tandikat.
[12]
[9]
Kemudian menurut Verbeek (Pribadi dkk., 2007),
Menurut I Wayan Treman (2014:102), “peta adalah dinding Kaldera Maninjau mempunyai ketinggian 1.200-
suatu penyajian pada bidang datar dari seluruh atau 1400 meter di atas permukaan laut, atau 459 meter dari
sebagai unsur permukaan bumi yang digambar dalam permukaan danau yang mempunyai kedalaman mencapai
skala tertentu. Skala peta adalah suatu perbandingan 157 meter. [13]Geologi Danau Maninjau menurut peta
jarak antara objek nyata yang terdapat dipermukaan geologi lembar Padang, Sumatera tersusun atas tuf
bumi dengan di atas peta. batuapung dan andesit (warna merah muda) dan batuan
Peta dapat disajikan dalam bentuk 2 dimensi dan 3 andesit dari Kaldera Maninjau (warna cokelat) seluruh
dimensi. Peta yang disajikan dalam bentuk 3 dimensi batuan tesebut berumur Pleistosen atau 1.8 juta tahun
memiliki unsur ketinggian dan menggambarkan relief yang lalu menurut Kastowo et. al. ( Aan Dianto, Warta
bumi. Peta seperti ini disebut peta topografi. Peta Limnologi No:56).
topografi ini disajikan dalam bentuk garis kontur. Garis Menurut informasi, Danau Maninjau merupakan
kontur merupakan suatu garis pada peta topografi yang bentukan kaldera dari letusan gunungapi purba. Hal ini
bermaksud menggambarkan bahwa suatu permukaan dilandasi dengan kajian sedimentologi yang telah
yang berada dalam satu garis kontur memiliki ketinggian dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Jika dilihat dari
yang sama. Pada peta topografi, relief bumi dinyatakan ketinggian, Danau Maninjau memang terlihat seperti
oleh interval dari garis kontur. Interval kontur cekungan kaldera dengan batasan dinding yang curam.
merupakan beda tinggi atau selisih antara dua garis Danau Maninjau akan terlihat menawan sebuah
kontur yang sejajar atau berdekatan. Nilai interval kontur keindahan jika dilihat dari ketinggian. Dimana danau
maninjau merupakan tempat diaman masyarakat di
ISSN: ….-…. Jurnal Bina Tambang, Vol. 2, No. -

sekitar danau menggantungkan hidupnya dengan a. Data Primer


merambah danau tersebut. Terlihat banyak sekali Data primer yang dimaksud adalah data yang
kerambah-kerambah ikan yang mengapung di diperoleh sendiri oleh penulis secara langsung
permukaan menandakan berfungsinya danau bagi melalui kegiatan pengamatan terhadap objek
kehidupan mereka. penelitian di lapangan. Data primer ini merupakan
data mentah yang belum pernah diolah sama sekali.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh
secara tidak langsung. Namun, data sekunder
diperoleh oleh peneliti sebagai data yang sudah
pernah diolah atau sudah jadi yang dikumpulkan
oleh pihak terkait.

3.3 Sumber Data

Sumber data dari penelitian ini adalah:


a. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat oleh
peneliti melalui serangkaian teknik pengambilan
data dengan beberapa tahapan. Data ini diambil
dengan melakukan pengukuran secara langsung di
lapangan. Dimana, data yang diperoleh dari hasil
pengukuran berupa data koordinat yang menyatakan
keberadaan atau posisi suatu titik pengukuran serta
elevasi yang menyatakan ketinggian dari suatu titik.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh
secara tidak langsung. Dimana, data sekunder disini
berupa peta Daerah Maninjau. Data ini kami ambil
melalui internet.

3.4 Instrumen Penelitian

Dalam kegiatan penelitian ini digunakan peralatan


Sumber: Pribadi dkk. (2007) sebagai berikut:
Gambar 1. Ilustrasi (Tanpa Skala) Mekanisme Erupsi a. Garmin GPS 60
Ignimbrit Kaldera Maninjau dan Tahapan b. Smart Phone
Evolusi Pengendapannya. c. ATK
d. Software Maptek Vulcan

3. Metodologi Penelitian 3.5 Teknik Pengumpulan Data

3.1 Jenis Penelitian Pengambilan data di lapangan dilakukan langsung oleh


peneliti. Pengambilan data dilakukan dengan
Penelitian ini bersifat analisis deskriptif kuantitatif. menggunakan alat bantu, yaitu berupa GPS (Global
[14] Position System) serta peralatan yang diperlukan dalam
Menurut Sugiyono (Irsyadi, 2012), “analisis deskriptif
merupakan analisis statistik yang digunakan untuk perekaman data. Penentuan suatu titik pengukuran hanya
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau berdasarkan lokasi yang mudah dijangkau.
menggambarkan data yang telah terkumpul”. Dimana,
penelitian ini bertujuan untuk memastikan serta dapat
memetakan keberadaan manifestasi permukaan panas 3.6 Metode Analisis Data
bumi di Maninjau.
Data berupa nilai koordinat (X,Y, dan Z) yang diperoleh
melalui pengukuran langsung, diolah dengan
3.2 Jenis Data menggunakan program software Maptek Vulcan untuk
membuat peta topografi dengan menggunakan metode
Dalam penelitian ini, ada dua jenis data yang diperlukan triangulasi. Pemetaan dilakukan menggunakan skala peta
untuk diolah antara lain: 1:10 dengan interval kontur 0,005 m. Setelah dilakukan
pembuatan peta topografi, maka dilanjutkan dengan
membuat triangle surface dari peta topografi tersebut.
ISSN: ….-…. Jurnal Bina Tambang, Vol. 2, No. -

Sehinga, kita dapat mengetahui informasi statistik dari 4. Pembahasan


data.

4.1.1 Pemetaan Daerah Manifestasi Permukaan


3.7 Lokasi Penelitian Energi Panas Bumi di Daerah Maninjau

Penelitian ini dilakukan di Daerah Maninjau, Kecamatan Danau Maninjau merupakan sebuah danau yang terletak
Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Provinsi
Barat. Sumatera Barat. Danau ini berada pada ketinggian
461,50 meter di atas permukaan laut. [15]Menurut Pribadi
dkk. (2007), Maninjau adalah sebuah kaldera runtuhan,
3.8 Waktu Penelitian yang terbentuk oleh runtuhan besar, menghamburkan
220-250 km2 material piroklastika, dan tersebar hingga
Penelitian ini dilakukan dalam waktu satu bulan yang lebih dari 75 km jauhnya dari pusat letusan. Pada saat
terhitung mulai tanggal 17 September sampai 17 ini, kondisi Danau Maninjau dimanfaatkan oleh
Oktober 2018. masyarakat sekitar sebagai media keramba jaring apung
untuk berternak ikan yang menjadi sumber
perekonomian masyarakat sekitar danau.
3.9 Jadwal Penelitian

Tabel 1. Jadwal Penelitian


No. Kegiatan Minggu
1 2 3 4
1 Studi Literatur
2 Survei
Lapangan
3 Pengolahan
Data
4 Analisis Data

3.10 Diagram Alir Penelitian

Sumber: petatematikindo.wordpress.com
Gambar 3. Peta Administrasi Kabupaten Agam

16

Gambar 4. Peta Geologi Daerah Maninjau dan Sekitarnya,


dan Daerah Kajian disederhanakan dari
Kastowo dan Leo, 1973 (Pribadi dkk., 2007)
Gambar 2. Diagram Alir Penelitian
ISSN: ….-…. Jurnal Bina Tambang, Vol. 2, No. -

Dalam penelitian ini, dilakukan sebuah kegiatan Tabel 2. Data Koordinat


pemetaan daerah manifestasi panas bumi yang berada di
X Y Z
daerah Maninjau. Kegiatan pemetaan diawali dengan
survei lokasi, kemudian dilakukan pengambilan data 636628 9967589 472
berupa titik-titik koordinat. Pengambilan titik koordinat 636622 9967746 470
dilakukan dengan menggunakan Garmin GPS 60.
Dimana, titik-titik pengukuran yang diambil hanyalah 636580 9967824 470
pada tempat-tempat yang mudah ditempuh saja sehingga 636432 9968179 473
hasilnya kurang representatif. Data koordinat yang
diambil di lapangan dapat dilihat pada Tabel 2. 636344 9968431 474
636151 9968773 472
636216 9968781 471
636343 9968821 478
636534 9967472 474
636504 9967315 479
636565 9967341 484
636638 9967281 495
636663 9967324 503
636685 9967329 510
636716 9967374 515
636737 9967560 517
636737 9967490 518
636409 9967119 485
636460 9967088 481
636450 9967018 488
636349 9967101 481
636266 9967090 475
636224 9967009 471
636287 9966928 472
636416 9966945 477
636650 9966961 493
636774 9966714 523
636876 9966611 529
636406 9966808 497
636466 9966492 471
636817 9966736 500
636732 9966905 546
636854 9966809 585
637119 9966831 625
637195 9966816 652
637427 9966704 785
637558 9966774 825
637729 9966914 879
638195 9966850 974
638285 9967041 1030
Gambar 5. Garmin GPS 60
ISSN: ….-…. Jurnal Bina Tambang, Vol. 2, No. -

Data hasil pengukuran di lapangan dapat dilihat pada


Tabel 2 di atas. Kemudian, data hasil pengukuran
tersebut diplot sehingga dapat diketahui model sebaran
titik pengukuran dalam bentuk 2 dimensi maupun 3
dimensi untuk melihat perbedaan elevasi dari masing-
masing titik pengukuran. Tujuan dari memplot titik
tersebut adalah sebagai dasar dalam membuat inerpretasi
garis kontur untuk membuat peta topografi. Pada
pembuatan peta topografi dalam pemetaan ini,
digunakan metode triangulasi. Dimana metode
triangulasi ini merupakan metode yang umum dipakai
dalam kegiatan pemetaan. Penerapan metode triangulasi
dilakukan dengan cara membuat elemen-elemen segitiga
dari interpolasi masing-masing titik pengukuran yang Gambar 7. Triangulasi dari Hasil Plot Titik
telah diplot. Dasar penarikan garis untuk membuat
elemen-elemen segitiga tersebut adalah titik pengukuran
dengan elevasi tertinggi ke elevasi yang lebih rendah.
Dari hasil plot titik-titik koordinat yang telah
dilakukan dengan menggunakan software Maptek
Vulcan, maka hasilnya dapat terlihat pada Gambar 6.
Pada Gambar 6, dapat dilihat sebaran dari titik-titik
pengukuran serta nilai ketinggian atau elevasi dari
masing-masing titik. Berdasarkan plot titik tersebut,
dibuatlah triangulasi permukaannya seperti terlihat pada
Gambar 7. Kemudian, setelah adanya triangulasi
permukaan dari plot titik-titik koordinat, maka kita dapat
membuat peta topografinya. Pemetaan awal dilakukan
menggunakan skala peta 1 : 10.000 dengan interval
kontur yang dipakai di sini adalah 5 meter. Dimana hasil
pemetaan awal dapat dilihat pada Gambar 8. Karena Gambar 8. Bentuk Peta Topografi daerah Manifestasi
dirasa bentuknya yang kurang simetris, maka dilakukan Panas Bumi Maninjau (Sebelum Dipotong)
pengecilan skala peta dan pemotongan terhadap wilayah
pemetaan (batasan pemotongan). Selain itu, pemotongan
kontur dilakukan dengan tujuan agar peta topografi yang
dihasilkan memiliki batasan yang teratur. Pemotongan
batasan pemetaan dapat dilihat pada Gambar 9.
Pada hasil akhir, peta topografi dibuat menggunakan
skala 1 : 1.250 dengan interval kontur 6,25 meter
(Gambar 10). Hasil dari pemetaan dapat kita lihat pada
beberapa gambar di bawah ini:

Gambar 9. Batasan Potongan Peta Topografi

Gambar 6. Plot Titik Koordinat

Gambar 10. Triangulasi Topografi


ISSN: ….-…. Jurnal Bina Tambang, Vol. 2, No. -

Gambar 11. Peta Topografi

Berdasarkan hasil survei di lapangan yang kemudian


diplot dalam bentuk peta topografi, kita dapat melihat Gambar 11. Kondisi Kolam Pemandian Air Hangat Saat
bahwa terdapat sebuah manifestasi panas bumi berupa Ini
mataair panas pada koordinat X dan Y (9.967.589 dan
636.628) pada ketinggian 472 meter di atas permukaan Pada gambar di atas dapat dilihat bagaimana keadaan di
laut. Manifestasi ini merupakan suatu potensi sekitar kolam pemandian air hangat yang ada di Gasang
sumberdaya alam yang perlu mendapatkan perhatian Maninjau ini. Terlihat hanya sebuah bangunan tua memang
untuk pengembangan lebih lanjut. Sehingga keberadaan jika dilihat dari luar saat kita baru sampai disini. Mungkin
manifestasi panas bumi tersebut tidaklah sia-sia. tempat ini kurang bagus dilihat karena kurangnya perawatan
Meskipun suhu air panas yang keluar tidak terlalu tinggi, sehingga bangunan ini pun sudah ditumbuhi rerumputan dan
akan tetapi ini merupakan suatu sinyal positif bahwa banyaknya sampah yang bertebaran di lingkungan tempat ini.
terdapat energi panas bumi yang tersimpan di daerah Kebetulan pada saat pengambilan data survei di lokasi
penelitian ini, ada beberapa pengunjung yang hendak
tersebut.
menikmati hangatnya mandi air hangat di kolam pemandian
Keberadaan manifestasi permukaan panas bumi di ini. Mereka bukanlah orang jauh, melainkan masih masyarakat
Maninjau ini, bukanlah merupakan suatu hal yang yang tinggal di kawasan danau. Akan tetapi, mereka baru
mustahil. Dimana suatu anomali yang berhubungan pertama kali berkunjung ke tempat ini.
dengan proses geologi dapat kita buktikan melalui
pembelajaran mengenai sejarah geologi yang berkaitan
dengan anomali tersebut. Munculnya suatu anomali
tersebut tentu saja ada penyebabnya. Terutama untuk
manifestasi panas bumi sendiri sangat berkaitan erat
dengan adanya aktivitas vulkanik di wilayah tersebut.
Dimana keberadaan manifestasi panas bumi yang berada
di Maninjau ini masih berada dalam satu kawasan bukit
barisan. Artinya manifestasi tersebut masih berada satu
jalur dengan patahan semangko yang ada di Sumatera.
Dalam kegiatan pemetaan ini, jangkauan wilayah
yang dipetakan memang tidak terlalu luas
sehinggahasilnya kurang representatif. Kemungkinan
masih terdapat sumber mataair panas lain yang tidak
masuk ke dalam peta topografi yang telah dibuat.
Jangkauan wilayah yang sempit dengan data yang sangat
sederhana proses pemetaan dalam kegiatan “Survei
Manifestasi Permukaan Panas Bumi di Maninjau, Gambar 12. Kolam Pemandian Air Hangat
Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Provinsi
Sumatera Barat” ini, hanyalah bertujuan untuk
memberikan gambaran tentang keterdapatan potensi Gambar di atas merupakan gambaran bentuk kolam
energi panas bumi di Daerah Maninjau. pemandian air hangat yang ada di Maninjau ini.
Kondisinya memang seperti tidak terawat. Namun,
keberadaan kolam pemandian ini juga kerap digunakan
4.1.2 Pemanfaatan Mata Air Panas sebagai sebagai tempat mandi maupun mencuci pakaian oleh
Suatu Manifestasi Permukaan Energi masyarakat sekitar. Kebetulan juga pada saat
Panas Bumi di Daerah Maninjau pengambilan data survei, ketika baru sampai didapati
remaja dan seorang kakek yang merupakan masyarakat
Berikut adalah deskripsi dari kondisi daerah penelitian: setempat sedang mandi dan mencuci pakaian di tempat
ini.
Berdasarkan hasil survei lapangan, sampai saat ini
keberadaan manifestasi panas bumi di Maninjau
ISSN: ….-…. Jurnal Bina Tambang, Vol. 2, No. -

dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai salah satu objek [6-8] Sumotarto, Untung. Eksplorasi Panas
wisata dalam bentuk kolam pemandian air hangat. Bumi. Yogyakarta: Ombak. (2017)
Dimana, air yang muncul ke permukaan dapat langsung [11,12, 15] Pribadi, Agung dkk. Mekanisme Erupsi
dimanfaatkan untuk mandi karena suhunya yang tidak Ignimbrit Kaldera Maninjau, Sumatera
terlalu tinggi. Sebagian masyarakat banyak yang Barat. Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 2
meyakini bahwa kolam pemandian ini dapat No. 1, Maret 2007: 31-41. Bandung:
dimanfaatkan sebagai media terapi kulit. Namun, Pusat Survei Geologi. (2007)
sayangnya tidak banyak orang yang tahu bahwa di [13] Dianto, Aan. Pembentukan Danau
Daerah Maninjau ini terdapat kolam pemandian air Vulkanik Maninjau. Warta Limnologi.
hangat. Oleh karena itu, publikasi terhadap manifestasi No. 56/Tahun XXIX. Puslit Limnologi
panas bumi di daerah ini menjadi sangatlah penting. Lipi.
Sehingga banyak orang mengetahui akan potensi panas
bumi yang ada di Maninjau. [14] Irsyadi, A. Y. Pengaruh Bimbingan Karir
dan Pola Asuh Orang Tua Terhadap
Kemandirian Siswa dalam Memilih Karir
5. Kesimpulan pada Kelas XI Jurusan Teknik Instalasi
Listrik SMKN 1 Sedayu. Jurnal
Penelitian. Yogyakarta: UNY. (2007)
Berdasarkan pembahasan data hasil survei manifestasi [16] Asnil. dkk. Analisis Kebijakan
permukaan panas bumi di Daerah Maninjau, maka dapat Pemanfaatan Sumberdaya Danau yang
disimpulkan bahwa: Berkelanjutan (Studi Kasus Danau
a. Hasil survei di lapangan yang telah diplot dalam Maninjau Sumatera Barat). Jurnal
bentuk peta topografi, menggambarkan bahwa Pengelolaan Sumberdaya Alam dan
terdapat sebuah manifestasi panas bumi di Lingkungan, Vol. 3, No. 1, Juli 2013.
Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat, Bogor: IPB. (2013)
bertempat di Maninjau tepatnya pada koordinat X [17] Awaludin, Winarno. Survei
dan Y (9.967.589 dan 636.628) pada ketinggian 472 Magnetotelurik Daerah Panas Bumi
meter di atas permukaan laut. Maranda, Kabupaten Poso, Provinsi
b. Keberadaan manifestasi permukaan dari panas bumi Sulawesi Tengah. Jurnal Bulletinof
tersebut, telah dimanfaatkan oleh masyarakat Scientific Contribution Geology, Vol. 15,
sebagai kolam tempat pemandian air hangat. No.3, Desember 2017. Universitas
Dimana, suhu air yang muncul ke permukaan tidak Padjadjaran: Teknik Geologi. (2017)
terlalu tinggi. Sehingga dapat langsung digunakan [18] Denny, U.R.A. Potensi Panas Bumi di
untuk bermandi. Kabupaten Manokwari Selatan Provinsi
Papua Barat Berdasarkan Analisa
Geokimia. Jurnal Konversi Universitas
Referensi Muhammadiyah Jakarta, Vol. 6 No. 2,
Oktober 2017. Universitas Negeri Papua:
Buku dan Artikel: Jurusan Teknik Perminyakan. (2017)
[19] El, Fandari A. Pengembangan Energi
[1] Suhartono, Nur. Pola Sistem Panas dan Panas Bumi yang Berkelanjutan. Jurnal
Jenis Geothermal dalam Estimasi Ilmiah Semesta Teknika, Vol.17, No. 1,
Cadangan Daerah Kamojang. Jurnal 68-82, Mei 2014. IPB: Sekolah Pasca
Ilmiah MTG, Vol. 5, No. 2, Juli 2012. Sarjana Manajemen dan Bisnis. (2014)
Yogyakarta: UPN. (2012) [20] Fahmi, C.L. dkk. Identifikasi Panas Bumi
[2] Setyaningsih, Wahyu. Potensi Lapangan Kerakal dengan Menggunakan Metode
Panas Bumi Gedongsongo sebagai Geomagnetik sebagai Informasi
Sumber Energi Alternatif dan Penunjang Pengembangan dan Pembangunan Daerah
Perekonomian Daerah. Jurnal Geografi Lanjutan Berpotensi. Journal of
Vol. 8 No. 1, Januari 2011. Unnes: FIS. Creativity Student 1 (1) (2016).
(2011) http:journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jcs
[3] Irawan, D.E. dan Deny J.P. Hidrogeologi . Unnes: Jurusan Fisika. (2016)
Umum.Yogyakarta: Penerbit Ombak. [21] Fatimah, dkk. Analisis Potensi Panas
(2015) Bumi Dengan Metode Geomagnetik di
[4,9,10] Treman, I Wayan. Geologi Dasar. Daerah Gedong Songo Ungaran Jawa
Yogyakarta: Graha Ilmu. (2014) Tengah. Jurnal Kurvatek, Vol. 2, No. 2,
[5] Azheri, Busyra. Prinsip Pengelolaan November 2017. Yogyakarta: UPN.
Mineral dan Batubara Kajian Filosofis (2017)
terhadap Undang-Undang Nomor 4 [22] Kholid, Muhammad. Penyelidikan
Tahun 2009. Jakarta: PT RajaGrafindo Terpadu (Geologi, Geokimia, dan
Persada. (2016) Geofisika) Daerah Panas Bumi Bonjol,
ISSN: ….-…. Jurnal Bina Tambang, Vol. 2, No. -

Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat.


Proceeding
[23] Suhartono, Nur. Pola Sistem Panas dan
Jenis Geothermal dalam Estimasi
Cadangan Daerah Kamojang. Jurnal
Ilmiah MTG, Vol. 5, No. 2, Juli 2012.
Yogyakarta: UPN Veteran. (2012)
[24] Suparno, Supriyanto. Energi Panas Bumi.
A present from the heart of the earth.
Universitas Indonesia: Departemen
Fisika-FMIPA. (2009)

Website:

[1] http://www.petatematikindo.wordpress.com

You might also like