You are on page 1of 7

Jurnal Naturalal

Vol. 14, No. 2,, 112-18 September 2014


ISSN 1141-8513
8513

Application of Magnet
agnetics Method to Mapping the
he G
Geothermal
Source
urce at Seulawah Agam Area

laha, Marwanb,c, Ibnu Rusydyd dan Gartika Setiya


Asrillah Nugrahad
tiya N
a
Fakulta
ltas Teknik, Universitas Malikussaleh, Aceh Utara
b
Prodi Fisika, FMMIPA, Universitas Syiah Kuala, Darussalam 23111, BaBanda Aceh
c
Prodi Teknik Geofisika, Fa m 23111, Banda Aceh
Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala, Darussalam
d
akultas Teknik, Universitas Syiah Kuala, Darussalam,, 223111, Banda Aceh
Prodi Teknik Geologi, Fak
Email: marwan.fisika@gmail.com

Abstract. Magnetic method had beenn eemployed at Seulawah Agam area in term of unveiling th the potentially geothermal
source. This method was carried out loca
locally in both the geothermal filed of Heutsz’s Crater and Cemempaga’s Crater where the
locations are in Seulawah Agam slopee w which is included in Aceh Besar District. Geologically, the
he area is mainly controlled
by volcanic mudflow and Lam Teuba’s ’s rocks consisting of breccia, pumice and tuff and their agee aare from Tersier to Resen
Period. The deployed equipment consi nsisted of Magnetometer GSM-19T, Proton Sensors, Alum uminum Stick, Connection
Cable, GPS Antenna, Compass, and Waatch. Portable GPS (Global Positioning System), Navigation ion type (map of the survey
area), and complemented by the otherr tetechnical equipment, such as handy talky, umbrella, pens and notes of observed data.
This study was done by following twoo ssteps. At first, the base station was established as a referen
rence point for all magnetic
data of measurements. Furthermore, recrecording magnetic data at each point by repeating three tim imes until the last point by
hway of measurement both in Heutsz’s crater whose nine
following the looping pattern as pathw ne point recordings and in
Cempaga’s crater whose seventeen point ints was consecutively done. The data were simply processed ed by using Microsoft excel
aly and interpreted qualitatively being preliminary research.. T
that can just plot the magnetic anomaly The result showed that at
the north pathway had high magnetic ic aanomaly of rocks located at B6 point and it was assumed ed as the area having the
economically mineral in fracture zones.s. The rocks with low a anomaly value were obtained at –F12 125 BR is suggested as the
thermal sources while at the South path
athway from observing station till the Cempaga’s crater was as obtained the geological
structure as the Sumatran Fault of Aceh’s
eh’s segment at CK4 point and this finding showed similar correorrelation with the result of
gravity survey at same pathway publishe
shed in another paper. In conclusion, this method effectivelyy sshowed that the Seulawah
Agam has potency as thermal source.

Keywords: Magnetometer GSM-19T,, aanomaly,Heutsz and Cempaga’s Crater

Pendahuluan

Kebutuhan energi semakin m meningkat seiring dan India. Negara ini jugaa ddikenal dengan negara
dengan tingginya permintaan baik untuk kebutuhan rawan bencana, karena leta letak geografisnya diapit
rumah tangga maupun kom omersial, sementara oleh tiga lempeng tektonik ik yaitu lempeng Indo-
ketersediaan energi yang selamaa ini digunakan dan Australia, Eurasia dan Pasifi
ifik yang selalu bergerak
berasal dari sumber yang tidakk dapat diperbaharui satu sama lain dalam beberap rapa sentimeter pertahun
semakin berkurang. Jika ketid tidakseimbangan ini dan kemudian menimbul ulkan zona subduksi
terus berlangsung, maka diperkir
rkirakan krisis energi (penujaman) dan sesar. Di samping kerawanan
akan terjadi di hampir seluruh pe
pelosok dunia. Sadar dengan bencana, di sisi lai lain Indonesia memiliki
dengan ancaman energi terseb sebut, maka negara- potensi energi dengan jumla mlah besar, baik energi
negara di dunia sudah mula ulai mencari energi fosil yang sudah sepertiga ab
abad diekplorasi maupun
alternatif untuk memenuhi ke kebutuhan domestik energi batu bara, dan panass bbumi (geothermal)yang
maupun internasional. berasal dari aktivitas gunung
ng api.

Indonesia termasuk negara yangng sudah mendorong Gunung api di Indonesia ter
tersebar hampir setengah
para peneliti, akademisi dan prak
raktisi untuk mencari dari kepulauan baik yang akti
aktif maupun yang tidak.
Beberapa gunung api yangg te tergolong aktif terletak
energi alternatif, karena kebutu
utuhan energi dalam
di Aceh, seperti gunung Se Seulawah Agam (Aceh
negeri selalu defisit yang diseba
ebabkan oleh jumlah Besar), Gunung Kembar (Ga (Gayo Luwes) dan lain-
penduduk Indonesia yang teru erus meningkat dan lain. Gunung Api Seulawahh AgAgam memiliki potensi
menduduki peringkat ketiga didu
dunia, setelah Cina panas api terduga sebesar 165
65 MWe[1].

12 7
Asrillah et al.: Application of Magnetics ….. Jurnal Natural Vol. 14 No. 2, September 2014

Berdasarkan informasi di atas, maka penelitian ini Bumi memiliki medan magnet besar yang berasal
dilakukan untuk memetakan potensi Panas Bumi dari sirkulasi arus listrik dalam inti luar bumi yang
(Geothermal) Gunung Seulawah Agam, Aceh cair dan dapat dimodelkan oleh dua kutub sumber
Besar, Provinsi Aceh dengan menggunakan pada pusat bumi. Besar medan magnetik ini
Metode Magnetik, karena metode ini merupakan bervariasi terhadap garis lintang (latitude) dan arah
salah satu metode geofisika yang memiliki dari medan di kedua kutub yang berarah sepanjang
keunggulan dalam pencarian sumber panas bumi. sumbu putaran bumi menghasilkan medan dikutub
sebesar 60 nT dengan catatan bahwa di dekat
equator (longitude) kemiringan sudut berubah
Energi panas bumi berasal dari adanya proses
hampir dua kali cepat sudut lintang. Sebuah benda
magmatik gunung api yang menyebabkan
magnetik yang diletakkan dalam medan magnet
temperatur batuan akan menyebabkan perubahan
akan mengalami pemagnetan (induce
sifat magnet batuan. Ketika sebuah batuan
magnetization) yang akan meningkatkan medan
terpanaskah oleh magma maka sifat kemagnetan
magnetik total di suatu daerah yang dialami oleh
batuan tersebut semakin berkurang.Rendahnya nilai
material bumi atau total induksi magnetik seperti
kemagnetan batuan berada pada sebuah sistem
terlihat pada persamaan (1) berikut :
panas bumi dibandingkan dengan batuan
sekelilingnya inilah yang menjadi dasar = . (1)
penggunaan metode magnetik untuk ekplorasi Variabel adalah permitivitas magnet relatif
energi panas bumi [2]. Temperatur bawah dan ruang hampa dan H merupakan medan magnet
permukaan dan rambatan air tanah sangat mungkin bumi. Kemudian pemagnetanyang terjadi pada
berhubungan dengan zona-zona patahan dan batuan ini disebut kerentanan magnet
(susceptibility), secara matematis ditulis seperti
retakan yang memiliki peran yang sangat utama. persamaan (2) di bawah ini:
= (2)
Khusus pada daerah anomali temperature panas
bumi, secara signifikan berubah-ubah dapat diukur, Dimana, J merupakan intentitas magnet yang
terinduksi, kmerupakan kerentanan magnet dari
karenahal ini berkaitan erat dengan konveksi air mineral batuan yang tidak berdimensi. Kerentanan
panas. Sumber-sumber difusi panas yang berbeda magnet dari batuan tergantung dari komposisi
terdapat dalam suatu luasan penetrasi kedalaman mineral magnetnya, seperti sedimen dan batuan
dari aliran panas dalam waktu lama akan beku bersifat asam memiliki kerentanan magnet
menyebabkan anomali temperatur. Akifer dekat yang kecil, sementara basa, dolorit dan gabro
permukaan dengan difusi panas yang rendah dapat mempunyai kerentanan yang besar [5].
menjadi sebagai sumber panas yang baru [3].
Aceh merupakan salah satu wilayah yang
memilikicadangan panas bumiyang prospekuntuk
Metode magnetik merupakan salah satu metode dikembangkan. Pada saatini Acehmemilikidua
geofisika yang sering digunakan untuk survei prospek areayang siapdikembangkan,yaitu
pendahuluan pada eksplorasi minyak bumi, gas dan Lapangan Panas BumiJaboidan Seulawah
penyelidikan batuan mineral. Metode ini Agam.Banyakpenelitianyang telah dilakukanuntuk
mempunyai akurasi pengukuran yang relatif tinggi, mendukung pengembangankedua prospek area
tersebut [6]. Secara umum geologi daerah gunung
peralatan dan pengoperasian di lapangan relatif
Seulawah Agam (daerah penelitian) di dominasi
sederhana, mudah dan cepat jika dibandingkan batuan Anggota Lahar (Qvtl) dan batuan gunung
dengan metode geofisika lainnya. Sesuai dengan api Lam Teuba (Qtvt), yang terdiri dari hinga
namanya, metode magnetic bekerja berdasarkan dasit, breksi, batu apung, tufa, aglomerat. Batuan
sifat-sifat magnetik batuan yang terdapat dibawah tufa berwarna coklat muda sampai abu-abu muda,
permukaan bumi. Pada perkembangan selanjutnya, sedikit keras, ukuran butir lanau sampai pasir
metode magnetic banyak digunakan diberbagai halus, bagian dari batuan gunung api Lam Teuba
(Qtvt). Batuan dasit berwarna abu-abu tua, keras,
bidang geofisika lainnya termasuk untuk penelitian struktur vesikular, besar butir/kristal halus:
mengenai gunung api dan struktur bawah afanitik, hipokristalin, inequigranular, mineral
permukaan [4]. gelas, muskovit, dan kuarsa. Kemudian juga

13
Asrillah et al.: Application of Magne
netics ….. Jurnal Natural Vol. 14 No. 2, September 2014

terdapat batuan breksi volkanik


ik yang terdiri dari lingkungan, sehingga hamampir dapat dikatakan
fragmen meterial vulkanik yait aitu batuan andesit energinya memiliki zeroo pollutant atau clean
dasit, glas bercampur dalan satu
tu endapan vulkanik energy dan diperkiran aakan menjadi energi
yang termasuk kedalam batu atuan gunung api.
primadona dimasa yang akan
an datang.
Batuan ubahan, breksi volkan anik, dan mineral
sulfurmerupakan batuan yangg khas di daerah
geotermal dan sangat sering ing ditemukan di Hasil dari penelitian ini diha
iharapkan dapat menjadi
permukaan yang sering terlih rlihatdaerah batuan informasi tambahan untuk tuk kajian panas bumi
ubahan, mineral sulfur (berwa warna kekuningan), Seulawah Agam bagi peme merintah daerah, dengan
dan batuan breksi vulkanik [7].. sudah adanya beberapa peneli nelitian terdahulu dengan
menggunakan metode yangg berbeda, sehingga jika
Mengacu kepada geologi daerah rah penelitian seperti hasil-hasil penelitian tersebut
but ada sinergisitas, maka
yang digambarkan di atas, m maka dapat diduga akan menjadipenelitian ter terpadu, karena setiap
bahwa Seulawah Agam memilik liki panas bumi yang metode pasti ada kelebihann dan kekurangan. Hasil
dapat diklasifikasikan sebagai pa
panas bumi prospek, penelitian dari metode yangg teterpadu pada umumnya
karena sistem panas bumi di Pula
ulau Sumatera berada akan memberikan kesimpula ulan yang benar tentang
di partial equilibrium. Karakter
teristik air umumnya dugaan potensi atau tidaknya ya panas bumi Seulawah
berkaitan dengan kegiatan gunuunung api andesitic- Agam.
riolitis yang disebabkan oleh sum
umber yang beradadi
magmayangbersifatlebihasamdan an lebih kental, Metodologi
sedangkan di Pulau Jawa, Nu Nusatenggara dan Lokasi Penelitian. Seca
ecara geografis daerah
Sulawesi umumnya berasosiasi asi dengan kegiatan penelitian terletak pada posis
osisi dari 05°22’-05° 34’
vulkanik bersifat andesitis-basalt
saltis dengan sumber LU sampai 95°30’ - 95° 44’ 4’ BT yang termasuk ke
magma yang lebih cair. Karakterteristik geologi untuk dalam Kecamatan Seulimum um, Kecamatan Lembah
panas bumi diujung utaraa Pulau Sulawesi Seulawah, bagian barat Keca
Kecamatan Kuta Cot Glie,
memperlihatkan kesamaan karak rakteristik dengan di bagian timur Kecamatan Indrndrapuri dan bagian barat
Pulau Jawa. Reservoir panass bbumi di Sumatera Utara Kecamatan Mesjid R Raya, yang semuanya
umumnya menempati batuan se sedimen yang telah termasuk kedalam Kabupate aten Aceh Besar. Seperti
mengalami beberapa kali deform ormasi tektonik atau terlihat pada gambar 1 di baw
awah ini.
pensesaran setidak-tidaknya se sejakTersier sampai
Resen. Hal ini menyebabkan terb
erbentuknya porositas
atau permeabilitassekunder pada
ada batuan, sehingga
akan memiliki konduktifitas fluid
uida besar[8].

Sumber energi panas bumi cen enderung tidak akan


habis, karena proses pembentuk
tukannya yang terus
menerus selama kondisi lingku
gkungannya (geologi
dan hidrologi) dapat terjagaa keseimbangannya.
Mengingat energi panas bumi mi ini tidak dapat
diekspor, maka pemanfaatannyaya diarahkan untuk
mencukupi kebutuhan energii domestik, dengan
demikian energi panas bumi akakan menjadi energi
alternatif andalan dan vita ital karena dapat Gambar 1. Peta lok
lokasi penelitian.
mengurangi ketergantungan In Indonesia terhadap Alat dan Bahan. Peralatann yyang digunakan dalam
sumber energi fosil yang kiann mmenipis dan dapat pengukuran medan magnet et adalah magnetometer
jenis Proton GSM-19T, Se Sensor Proton, Tongkat
memberikan nilai tambahh dalam rangka
Aluminium, Kabel Penghu hubung, Antena GPS,
optimalisasi pemanfaatan anek eka ragam sumber Kompas, Pencatat waktu atau
tau Jam.
energi di Indonesia.Disampingg eenergi panas bumi
tergolong energi yang dap dapat diperbaharui, Perekaman data magnetik ddilakukan di lapangan
energinya tidak menyebabk
abkan pencemaran panas bumi kawah Heutszz ddi lereng Gunung Api

14
Asrillah et al.: Application of Magnetics ….. Jurnal Natural Vol. 14 No. 2, September 2014

Seulawah Agam dan Ie Jue di Lamteuba dan didasarkan pada titik ikat ini. Titik ikat utama
lintasan memanjang antara kawah Heutsz dengan telah distandarkan dengan Postman System.
lapangan panas bumi Ie Jue Lamteuba Aceh Besar Pengambilan data posisi dan magnetik
Provinsi Aceh. Pada kedua kawasan kawah Heutsz dilakukan secara bersama-sama. Prinsip kerja
dengan menggunakan pola pengukuran grid 200 m. metode ini adalah mengukur variasi intensitas
magnetik di suatu titik di permukaan bumi,
Jumlah titik grid yang diukur di kawah Heutsz sehingga untuk menentukan serangkaian
sebanyak 9 titik pengukuran mengelilingi kawah. pengukuran diperlukan titik ikat yang sudah
Demikian juga pengukuran di kawasan kawah diketahui nilai intensitasnya secara mutlak.
Heutsz sampai lapangan panas bumi Ie Jue
dilakukakan pengukuran 1 lintasan. Jarak antara b. Pengukuran variasi intensitas magnetic.
titik pengukuran bervariasi antara 230-560 m Pengambilan data intensitas magnetik dilakukan
dengan total panjang lintasan 5,8 Km. Dari Pos secara looping. Pengambilan data magnetik di
Pengamatan dilakukan pengukuran sampai ke titik amat dilakukan dengan pembacaan ulang
kawah Cempaga dengan jarak lebih kurang 8 km sebanyak 3 kali, untuk setiap titik ikat
dengan spasi antar titik pengukuran bervariasi. menggunakan Magnetometer. Looping selalu
Berikut adalah alat magnetik (GSM-19T)yang dimulai dari titik ikat (Base Station)dan ditutup
digunakan dalam penelitian seperti yang kembali di titik ikat tersebut.
ditunjukkan dalam Gambar 2 di bawah:

c. Pengambilan Data Posisi. Untuk pengukuran


posisi dilakukan secara diferensial dengan
metode survei statik singkat menggunakan
Portabel GPS tipe Navigasi

Proses Pengambilan Data. Pengukuran metode


magnetik secara prinsip hampir sama dengan
pengukuran data gaya berat, dimana kedua metode
mengukur energi potensial yang dimiliki bumi.
Jika pada pengukuran metode gaya berat yang
diukur adalah medan gravitasi akibat densitas
batuan yang berada di bawahnya, sedangkan pada
pengukuran metode magnetik yang diukur adalah
Gambar 2. Alat Geomagnetik GSM-19T
besaran medan magnetik bumi yang menginduksi
batuan yang berada di bawah permukaan. Makin
Sebelum pengukuran data di lapangan, makaperlu
tinggi nilai suseptibilitas batuan maka makin
dilakukan orientasi medan dengan menggunakan
tinggi respon magnetik sekunder yang dihasilkan.
peta topografi yang ada. Orientasi medan ini untuk
Terkait dengan panas bumi yang menghasilkan
perencanaan pembuatan titik ikat di lapangan dan
fluida panas berasal dari batuan, maka semakin
perencanaan lintasan-lintasan pengambilan data,
panas batuan, nilai suseptibilitasnya semakin
agar daerah penelitian/survei dapat terisi dengan
berkurang [9].
merata.

Pengambilan data dilakukan pada kawasan kawah


a. Pembuatan Titik Ikat (base station). Dalam
Heutsz, menggunakan pola pengukuran berbentuk
pengambilan data di lapangan yang pertama
grid 200 m. Jumlah titik grid yang diukur di
harus dilakukan adalah pembuatan titik ikat
kawah Heutsz sebanyak 9 titik pengukuran
posisi magnetik. Titik ikat berfungsi sebagai
mengelilingi kawah. Demikian juga pengukuran
titik dasar pengukuran, dimana setiap
di kawasan.kawah Heutsz sampai lapangan panas
pengukuran yang dilakukan di daerah penelitian
bumi Ie Jue dilakukakan pengukuran 1 lintasan.

15
Asrillah et al.: Application of Magne
netics ….. Jurnal Natural Vol. 14 No. 2, September 2014

Jarak antar titik pengukuran berv


ervariasi antara 230-
560 m dengan total panjang linta
ntasan 5,8 km. Dari
Pos Pengamatan dilakukan pengungukuran sampai ke
kawah Cempaga dengan jarak le lebih kurang 8 km
dengan spasi antar titik pengukur
uran bervariasi.

Data magnetik yang didapatka kan dari lapangan,


harus dikoreksi dengan nilaii magnetik harian Gambar 4. Grafik perubahan
an anomali magnetik dari
(diurnal), dan nilai ma
magnetik global Kawah Heutsz s/d
/d lapangan panas bumi Ie
Jue Lamteuba.
(IGRF/International Geomagnmagnetik Reference
Field) dengan memasukkan perberbedaan ketinggian Nilai anomali magnetik teren
rendah di dapat pada titik
titik pengukuran seperti dijelas
laskan pada bagian pengukuran B6 sebesar -1 -1396.3 nT dan nilai
III, sehingga pada akhirnyaa didapatkan nilai anomali tertinggi di dapatt pa
pada titik pengukuran –
suseptibilitas magnetiksaja. Ga
Gambar 3 berikut F125 BR sebesar 153 nT. Be Berdasarkan perhitungan
menunjukkan nilai IGRF dan su sudut deklinasi dan di website http://wdc.
dc.kugi.kyoto-u.ac.jp/cgi-
inklinasimedan magnet daerah pe
penelitian bin/point-cgi, didapatkan nnilai deklinasi medan
magnet di kawasan pengukurkuran sebesar -0.952o dan
nilai inklinasi sebesar -5.-5.724o. Nilai inklinasi
medan magnet kawasan peng ngukuran tersebut sangat
berpengaruh pada interpre pretasi grafik anomali
medan magnet (Gambar 4).. H Hal tersebut disebabkan
kawasan pengukuran memil miliki nilai Inklinasi -
5,724o atau hampir berada di ekuator medan magnet
(inklinasi 0o).
dengan pemagnetan pada
Jika sudut iklinasi searah den
batuan, maka akan mengha ghasilkan anomali yang
Gambar 3. Nilai IGRF, deklinasi
si dan inklinasi medan positif dan sebaliknya jugaga demikian, maka nilai
magnet di kawasan ppengukuran (Sumber: terendah respon anomali ma magnetnya menunjukkan
http://wdc.kugi.kyoto-u
o-u.ac.jp/cgi-bin/point-
terdapat batuan atau minera eral magnetik tinggi di
cgi diakses 1 Desembe
ber 2013).
bawahnya. Respon anom mali magnetik tinggi
menunjukkan adanya batuan an dengan nilai magnetik
rendah di bawahnya [10 [10]. Respon anomali
Hasil dan Pembahasan erti Gambar 5.
magnetik dapat terlihat seperti

a. Lintasan Kawah Heutsz-Ie Ie JJue Lamteba


Pada Gambar 4 ditunjukkan bah ahwa grafik anomali
magnetik setelah dilakukan korereksi harian (diurnal
correction) dan koreksi nilailai magnetik global
(IGRF/International Geomagagnetik Reference
Field). Koreksi harian dilaku
ilakukan berdasarkan
pengamatan nilai magnetik dii lalapangan.Mengingat
alat magnetik yang digunakan hhanya 1 unit, maka
dalam menentukan nilai kore oreksi harian harus
dilakukan dengan sistem loop oping.Koreksi IGRF
bisa dilakukan secara online aatau menggunakan
Gambar 5. Respon medan m magnet terhadap anomali
software.Nilai koreksi IGRF F didapat setelah magnet bawah perm ermukaan dengan nilai
memasukkan koordinat dan kketinggian daerah (Sumber: http://princip
ciples.ou.edu/mag/
pengukuran seperti ditunjukkann ppada Gambar 3. interpretation_explica
icated.html)

16
Asrillah et al.: Application of Magnetics ….. Jurnal Natural Vol. 14 No. 2, September 2014

Inklinasi yang berbeda-beda. (a). Respon dengan dan terendah adalah -1077 nT yang berada dititik
nilai Inklinasi 90o, (b) Respon dengan nilai nklinasi CK6.Seperti yang dijelaskan di atas, nilai deklinasi
0o.(c). Respon dengan nilai Inklinasi 45o Respon medan magnet di kawasan pengukuran sebesar -
anomali rendah yang terdapat di titik pengukuran 0.952odan nilai inklinasi sebesar -5.724o. Nilai
B6 sebesar -1396.3 nT, menunjukkan bahwa di inklinasi medan magnet kawasan pengukuran
bawah titik B6 terdapat batuan/mineral yang tersebut sangat berpengaruh pada interpretasi grafik
memiliki sifat kemagnetan tinggi yang diduga anomali medan magnet, seperti ditunjukkan pada
sebagai mineral bijih yang memiliki nilai ekonomis. gambar5.

Berdasarkan respon anomali (Gambar 4), titik B6


Dikarenakan kawasan pengukuran memiliki nilai
memiliki nilai anomali rendah yang diduga sebagai
Inklinasi -5,7240atau hampir berada di ekuator
kawasan patahan atau rekahan (fracture).Titik B6
medan magnet (inklinasi 0o), maka nilai terendah
merupakan kawasan patahan atau rekahan
respon anomali magnetnya menunjukkan terdapat
(fracture) yang kemudian lapisan-lapisan rekahan
batuan yang bersifat ferromagnetik yang berada di
tersebut diisi oleh mineral bijih ekonomis.Genesis
bawahnya. Respon anomali magnetik tinggi
mineral bijih yang terisi rekahan tersebut terbentuk
menunjukkan adanya batuan dengan nilai magnetik
secara hidrotermal.
rendah di bawahnya atau batuan diamagnetik

Respon anomali magnetik tertinggi terdapat pada


titik –F125 BR sebesar 153 nT. Nilai anomali tinggi Gambar 6. Grafik perubahan anomali magnetik dari
Pos Pengamatan Gunung Api sampai engan
ini menunjukkan bahwa di bawah atausekitar titik –
F125 BR terdapat batuan dengan nilai magnetik Anomali Magnet Kawah Cempaga
suseptibilitas magnet rendah.Batuan yang memiliki 600
400
nilai kemagnetan rendah ini diduga sebagai 200
Intensitas Magnet (nT)

0
reservoar. Titik –F125 BR berada di kawasan panas -200 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000
-400
bumi Ie Jue sehingga kita bisa menduga bahwa di -600
-800
lapangan panas bumi Ie Jue terdapat lapisan -1000

pembawa hidrotermal atau reservoar. Nilai anomali -1200


-1400
magnetik yang rendah ini juga menjadi dugaan Jarak (meter)

adanya sumber panas bumi di bawah lapangan kawah Cempaga


panas bumi Ie Jue tersebut. Terdapat patahan di titik CK4 karena nilainya
rendah dan diduga adanya mineral yang mengisi
b. Lintasan Pos Pengamatan Gunung Api- patahan tersebut. Keberadaan patahan pada titik
Kawah Cempaga CK4 ini menunjukkanbahwa terdapat sumber
magma yang memiliki sifat kemagnetan rendah
Lintasan sisi Selatan, pengukuran metode magnetik karena dipengaruhioleh temperatur, sehingga
bermula dari Pos Pengamatan Gunung Api pengukuran dengan metode magnet sangat efektif
Seulawah Agam sampai dengan kawah Cempaga di untuk diaplikasikan.
puncak gunung Api Seulawah dengan panjang total
lintasan sekitar 8 km. Pada lintasan ini dilakukan
pengukuran 17 titik metode magneti dan setelah Kesimpulan
dilakukan koreksi, hasilnya seperti yang terlihat
pada gambar 6. 1. Berdasarkan pengukuran metode magnetik di
lintasan utara, batuan yang memiliki nilai
Nilai anomali magnet dari pos pengamatan sampai suseptibilitas magnet tinggi terdapat pada titik
dengan kawah Cempaga memiliki variasi nilai yang B6 yang diduga sebagai kawasan terdapatnya
sangat beragam setelah dilakukan koreksi IGRF mineral bijih ekonomis yang berada pada zona
dan Nilai Magnet Harian (diurnal). Nilai tertinggi zona patahan atau rekahan (fracture zones) dan
anomali di lintasan ini sekitar 446 nT di titik CK3,5 batuan dengan nilai suseptibilitas rendah

17
Asrillah et al.: Application of Magnetics ….. Jurnal Natural Vol. 14 No. 2, September 2014

terdapat pada titik –F125 BR yang diduga 7. Dinas Pertambangan dan Energi Pemerintah
sebagai sumber hidrotermal Nanggroe Aceh Darussalam, 2009. Peta Aceh
dan Energi Geotermal, Banda Aceh
2. Pada lintasan Selatan dari pos pengamatan
sampai dengan kawah Cempaga ditemukan 8. Kurniawan, I. W, 2012. Studi Pembangunan
struktur geologi berupa patahan Sumatera PLTP Seulawah Agam dengan Kapasitas 1x 55
segmen Aceh di titik CK4. MW dan pengaruhnya terhadap TDL Regional
Nanggroe Aceh Darussalam. ITS Surabaya.

Ucapan Terimakasih
9. Burger, D.C and Burger R.H, 1992. Exploration
Sehubungan dengan penulisan artikel ini kami Geophysics of the Shallow Surface. Prentice-
menyampaikan terima kasih yang tak terhingga Hall, Inc.
kepada Staf pengajar Prodi teknik Geofisika
Unsyiah, teknisi serta mahasiswa baik di Prodi 10. Kearey, P, Brook, M & Hill, I. An Introduction
Teknik Geofisika maupun mahasiswa di Jurusan to Geophysical Exploration. 3rd. Blackwell
Fisika Unsyiah yang telah memberikan bantuanya Science. Ltd. USA.
dalam proses pengambilan data di lapangan.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi komunitas 11.http://wdc.kugi.kyoto-u.ac.jp/cgi-bin/point-cgi
akademik lainnya. (diakses 1 Desember 2013)

12.http://principles.ou.edu/mag/interpretation_expli
Daftar Pustaka cated.html (diakses 1 Desember 2013)

1. Ikhsan., S, 2012. Potensi Energi Primer Sebagai


Pembangkit Tenaga Listrik di Aceh. Seminar
Energi Nasional” Skenario Kebijakan Energi
Indonesia Menuju tahun 2050 ” DEN-Banda
Aceh.

2. Telford, W.M., L.P. Goldart., R.E. Sheriff., 1990,


Applied Geophysics, Second Edition, Cambridge
University Press

3. Kirsch, R., 2006. Ground Water Geophysics “A


Tool for Hydrogeology”. Springer-Verlag
Berlin Heidelberg.

4. N.S. Boko, et.al 2004. Analisis Data Magnetik


untuk Mengetahui Struktur Bawah Permukaan
Daerah Manifestasi Air Panas di Lereng utara
Gunung Api Ungaran.. Prosiding Himpunan
Ahli Geofisika Indonesia (HAGI). Pertemuan
IlmiahTahunan Ke-29, Yogyakarta 5-7
Oktober.
rd
5. Milsom, J. 2003. Field Geophysics, 3 Edition.
John Wiley & Sons Ltd. England

6. Ismail., N dan Ramadhan., S., 2013.


Karakterisasi Struktur Dangkal pada Lapangan
Panas Bumi Seulawah AgamMenggunakan
Metode Very Low Frequency (VLF). Prosiding
Semirata FMIPAUniversitas Lampung,2013

18

You might also like