You are on page 1of 8

Jurnal Geosains Kutai Basin Volume 3 Nomor 1, Februari 2019 E-ISSN 2615-5176

Geofisika FMIPA UNMUL

IDENTIFIKASI KAWASAN ZONA PANAS BUMI


(GEOTHERMAL) DI DAERAH X MENGGUNAKAN METODE
MAGNETOTELLURIK
1*
Dela Andini, 1,2Piter Lepong, 1Adrianus Inu Natalisanto

1Program Studi Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Mulawarman


2Laboratorium Geofisika Unmul, Fakultas MIPA, Universitas Mulawarman

*Email : andini935@gmail.com

ABSTRACT
Geothermal is the heat formed inside the earth's crust. The heat of geothermal produces hot
water, steam, and heat rocks along with other minerals and gases to be genetically inseparable
in geothermal systems. One of the geophysical method which can be used to determine the
area of a geothermal system is magnettoteluric. The method is based on the values of
resistivity distribution of the rock formation. In the study on the identification of geothermal
zone in the X area, it was found the resistivity distribution in 1D and 2D models by using the
magnettoteluric method. The models were created by processing of magnettoteluric data
taken from three measuring lines. The 1D model was the resistivity distribution vertically
generated from the depth of each measurement point, while the 2D model was the resistivity
distribution generated in vertical and lateral to form the image of geothermal system. In the
1D model the resistivity distribution values were in the range of 66 ohm.m and 270 ohm.m,
while in the 2D model the resistivity distribution values were in the range of 66 ohm.m and
221 ohm.m. From the image it could be interpreted the low resistivity related to the cap rock
zone located above the reservoir zone, the medium resistivity related to the reservoir zone
located below the cap rock zone, and the high resistivity related to the heat source zone
located below the reservoir zone. The study found that the position of geothermal reservoir
was under the cap rock zone.

Keyword : resistivity, magnetotelluric, cap rock, reservoir, heat source

1. PENDAHULUAN seperti: batubara, minyak dan gas. Hal


Indonesia merupakan salah satu tersebut kerena sumber energi panas bumi
daerah yang memiliki kekayaan alam yang tidak meningkatkan emisi gas rumah kaca
cukup melimpah, salah satunya ialah seperti pada pembakaran bahan bakar fosil
sumber energi panas bumi. Keberadaan (Fandari, 2014).
cadangan panas bumi tersebut akibat dari Guna pemanfaatan energi panas bumi,
wilayah Indonesia terletak di daerah perlu diketahui terlebih dahulu potensi
geologis dengan pertemuan tiga lempeng panas bumi. Hal tersebut dapat dilakukan
tektonik (Maswah, 2016). Daerah tersebut dengan berbagai metode geofisika, yang
ditandai dengan keberadaan banyak gunung salah satunya adalah metode
berapi yang masih aktif atau sering disebut magnetotellurik. Metode magnetotellurik
kawasan ring of fire (cincin api). memanfaatkan gelombang elektromagnetik
Sumber energi panas bumi merupakan hasil arus telurik didalam formasi batuan.
sumber energi yang ramah lingkungan Arus tersebut dibangkitkan oleh penetrasi
dibandingkan dengan sumber energi lain, gelombang elektromagnetik yang

1
Jurnal Geosains Kutai Basin Volume 3 Nomor 1, Februari 2019 E-ISSN 2615-5176
Geofisika FMIPA UNMUL

ditimbulkan oleh angin matahari (Unsworth, lempung yang memiliki nilai Cation
2001). Exchange Capacity (CEC) yang tinggi. CEC
Metode magnetotellurik merupakan merupakan kapasitas batuan untuk
metode pasif yang memanfaatkan fluktuasi menyediakan jalur konduktif melalui bidang
medan listrik dan medan magnet alami yang batas antarmuka batuan (interface
tegak lurus di permukaan bumi, yang conductivity) (Umbara, 2014).
ditimbulkan oleh arus telurik. Arus telurik Bagian reservoir memiliki nilai
tersebut dibangkitkan oleh angin matahari. resistivitas yang lebih tinggi dibanding
Dari analisis atas fluktuasi tersebut dapat batuan penudung. Tingginya nilai
diketahui nilai resistivitas atau tahanan jenis resistivitas tersebut dikendalikan oleh
dari batuan di bawah permukaan bumi jumlah smekit yang rendah dan keberadaan
(Fitrida, 2015). mixed clay, ilit, klorit dan epidot. (Umbara,
Makalah ini melaporkan hasil 2014).
penelitian identifikasi zona panas bumi di Kaitan nilai temperature dengan nilai
daerah X. Identifikasi tersebut didasarkan resistivitas di zona panas bumi diperlihatkan
nilai resistivitas dan model dari metode dalam Gambar 1. Kaitan tersebut
magnetotellurik. Hasil identifikasi menyatakan bahwa semakin tinggi
menemukan bahwa di daerah X tersebut temperature reservoir maka semakin besar
terdapat zona panas bumi yang meliputi cap nilai resistivitas dari reservoir tersebut.
rock, reservoir, dan heat source. Selanjutnya kaitan model 2D MT
Terdapatnya zona panas bumi tersebut dapat terhadap kedalaman juga diperlihatkan
dimanfaatkan untuk pembangkitan energi dalam Gambar 1. Kaitan tersebut
listrik dari sumber energi panas bumi. menyatakan bahwa semakin dalam reservoir
maka semakin besar nilai resistivitasnya.
2. Sistem Panas Bumi Kemudian kaitan antara kandungan
Sistem panas bumi di Indonesia jenis mineral lempung terhadap kedalaman
umumnya berupa sistem hidrotermal. Sistem juga diperlihatkan dalam Gambar 1. Kaitan
hidrotermal tersebut merupakan reservoir
yang mengandung uap, air atau campuran
keduanya (Murbanendra, 2016). Secara
garis besar sistem panas bumi tersebut
dikendalikan oleh sumber panas, (heat
source), batuan reservoir, lapisan penutup,
keberadaan struktur geologi, dan daerah
resapan air (Murdani, 2017).
Keberadaan sistem panas bumi tersebut
dapat diketahui dari nilai resistivitas batuan
yang membentuk sistem tersebut. Perbedaan tersebut menyatakan bahwa semakin dalam
antara nilai resistivitas tiap bagian kedudukan reservoirnya maka semakin kecil
komponen sistem panas bumi dapat presentase smecite atau mineral lempung.
digambarkan sebagai suatu struktur Gambar 1. Grafik kaitan temperatur dengan
resistivitas bawah permukaan yang resistivitas dan keberadaan mineral lempung
membantu pembuatan model konseptual (Usher, 2000).
sistem panas bumi (Umbara, 2014).
Di bawah zona resistif terdapat batuan 3. Metode Magnetotellurik
penudung dengan ciri nilai resistivitas Metode magnetotellurik (MT)
rendah (1-10 Ohm-m), hal ini menurut merupakan salah satu metode eksplorasi
Flovens et al (2005) dan Usher (2000) geofisika yang memanfaatkan medan
dikarenakan oleh kehadiran mineral elektromagnetik alami. Medan EM tersebut

2
Jurnal Geosains Kutai Basin Volume 3 Nomor 1, Februari 2019 E-ISSN 2615-5176
Geofisika FMIPA UNMUL

ditimbulkan oleh berbagai proses fisik yang frekuensinya sangat lebat (10-5 Hz -104 Hz).
cukup kompleks sehingga spektrum Hal ini dilakukan dengan mengukur secara
simultan variasi medan listrik (E) dan
medan magnet (H) sebagai fungsi waktu
(Grandis, 2010). (5)
Dalam Metode magnetotellurik Dimana adalah tahanan jenis medium
(MT), medan elektromagnetik alami homogeny atau ekivalensinya, .
digunakan untuk menyelidiki struktur Besaran skin depth digunakan untuk
konduktivitas listrik bumi. Sumber alami memperkirakan kedalaman penetrasi atau
medan magnetotellurik di atas 1 Hz adalah kedalaman investigasi gelombang EM.
badai petir. Pada frekuensi di bawah 1 Hz, Untuk keperluan praktis digunakan definisi
sebagian besar sinyal adalah karena sistem kedalaman efektif yang lebih kecil dari skin
di magnetosphere oleh aktivitas matahari depth yaitu (Grandis, 2010).
(Vozoff, 1991).
6. Induksi Pada Diskontinuitas: Bentuk
4. Persamaan Maxwell Sederhana (2-Dimensi) Dan Konsep
Persamaan Maxwell merupakan sintesa Polarisasi E dan B
hasil-hasil eksperimen (empiris) mengenai Prinsip fisik yang mengatur induksi
fenomena listrik-magnet yang didapatkan pada diskontinuitas adalah konservasi arus.
oleh Faraday, Ampere, Gauss, Coulomb
disamping yang dilakukan oleh Maxwell
sendiri dalam bentuk diferensial, persamaan
Maxwell dalam domain frekuensi dapat
dituliskan sebagai berikut:

(1)
Gambar 2. Model 2D dengan kontak
(2) vertikal sederhana (Simpson dan Bahr,
(3) 2005)
(4) Gambar 2 menampilkan gambaran 2-D
Dengan E (Volt/m) adalah medan listrik, H yang sangat sederhana dengan kontak
(Ampere/m) adalah medan magnetik, B vertikal antara dua zona konduktivitas yang
(Weber/ adalah fluks atau berbeda . Densitas arus, (j y),
induksi magnetik, D (Coulomb/ adalah melintasi batas yang diberikan oleh:
perpindahan listrik, dan q (Coulomb/ (6)
adalah rapat muatan listrik, j adalah rapat Untuk keadaan 2-D ideal, medan listrik dan
arus (Grandis, 2010). medan magnet tegak lurus, dimana medan
listrik yang searah strike menginduksi
5. Skin Depth medan magnetik yang tegak lurus terhadap
Skin depth didefinisikan sebagai strike dan bidang vertikal. Sedangkan
kedalaman pada suatu medium homogen medan magnet sejajar terhadap strike
dimana amplitude gelombang EM telah menginduksi medan listrik yang tegak lurus
tereduksi menjadi 1/e dari amplitudonya di terhadap strike dan bidang vertikal
permukaan bumi (ln e = 1 atau e = 2,718 (Simpson dan Bahr, 2005).
…). Besaran tersebut dirumuskan sebagai
berikut: 7. Metodologi Penelitian

3
Jurnal Geosains Kutai Basin Volume 3 Nomor 1, Februari 2019 E-ISSN 2615-5176
Geofisika FMIPA UNMUL

Data yang diolah merupakan data Pada Gambar 4 dimana pada lintasan
sekunder dari Pusat Sumber Daya Mineral 1 terdapat 7 titik pengukuran yaitu
Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP), MTLL15A(1), MTLL16, MTLL16(A),
Bandung, dengan menggunakan metode MTLL17a, MTLL17A(1), MTLL18,
magnetotellurik di area “X”. MTLL19a, yang memiliki kedalaman yang
berbeda-beda mulai dari kedalaman 8000
meter sampai dengan 15000 meter,
berdasarkan lapisannya bahwa sebaran nilai
mulai
resistivitas yang rendah memiliki nilai
sebesar 20-54 ohm.m yang terdapat pada
Studi Pustaka titik MTLL16, MTLL16a, dan MTLL19a,
untuk nilai resistivitas sedang memiliki nilai
Pengumpulan data sebesar 66-270 ohm.m yang terdapat pada
magnetotellurik setiap titik pengukuran dengan ketebalan
yang berbeda-beda ditiap titik pengukuran,
Data kalibrasi alat Data hasil pengukuran dan untuk resistivitas tinggi berada pada
(CLB dan CLC) magnetotelurik (TBL, semua titik pengukuran dengan nilai
TS3, TS4, TS5)
resistivitas sebesar 300-2000 ohm.m
dikedalaman dan ketebalan yang berbeda-
Input data beda.
Pada Gambar 5 dimana pada lintasan
FFT (mengubah 2 dengan sebaran nilai resistivitas yang
domain waktu ke berbeda pada tiap titik. Dapat dilihat
domain frekuensi) berdasarkan lapisannya bahwa sebaran nilai
resistivitas yang rendah memiliki nilai
Proses robust sebesar 20-54 ohm.m yang terdapat pada
titik MTLL23a, dan MTLL24, untuk nilai
Cross power resistivitas sedang terdapat pada titik
MTLL22a, MTLL22, MTLL23a, dan
Inversi MTLL24 yang memiliki nilai resistivitas
sebesar 66-270 ohm.m, dan untuk
Pemodelan resistivitas tinggi berada pada titik
pengukuran MTLL22a, MTLL22,
Sounding 1D Penampang 2D
MTLL23a, MTLL25 dengan nilai
resistivitas sebesar 300-2000 ohm.m
dikedalaman dan ketebalan yang berbeda-
Interpretasi zona panas bumi beda.

Hasil dan kesimpulan 9. Hasil Model 2D


Berdasarkan geologi daerah penelitian
terdiri dari batuan volkanik-plutonik berusia
selesai
Paleogen-Kuarter dengan batuan sedimen
Gambar 3. Diagram Alir Penelitian berusia Mesozoikum-Tersier dan batuan
malihan, Van Leewen (1994) menyebutkan
8. Hasil Model 1D bahwa daerah ini sebagai busur magmatik
Hasil model 1D seperti pada Gambar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bagian
4 dengan nilai resistivitas hanya bervariasi barat dan utara (Sompotan, 2012).
secara vertikal terhadap kedalaman
(Grandis, 2010).

4
Jurnal Geosains Kutai Basin Volume 3 Nomor 1, Februari 2019 E-ISSN 2615-5176
Geofisika FMIPA UNMUL

Daerah penelitian didominasi oleh MTLL16(A), MTLL17a, MTLL17A(1),


batuan vulkanik yang terdiri dari aliran lava MTLL18, MTLL19a dengan nilai RMS
yang cukup luas (Setiawan, dkk, 2010). sebesar 1,6%. Di mana pada lintasan ini
Berdasarkan hasil pemodelan 2D diperkirakan terdapat cap rock, reservoir,
lintasan 1 pada Gambar 6 terdapat 7 titik dan heat source berdasasarkan sebaran nilai
pengukuran MTLL15A(1), MTLL16,
resistivitas. Nilai resistivitas rendah heat source berdasasarkan sebaran nilai
diidentifikasi terdapat zona cap rock dengan resistivitas rendah, sedang, dan tinggi.
sebaran nilai resistivitas antara 20-54 Nilai resistivitas rendah diidentifikasi
ohm.m yang tersebar dibawah permukaan terdapat zona cap rock dengan sebaran nilai
sampai kedalaman sekitar 1000m. yang resistivitas antara 20-54 ohm.m yang
menerus ke arah Timur Laut. Pada zona ini tersebar dibawah permukaan dari arah barat
diidentifikasi terdapat jenis batuan lava daya sampai timur laut yang menebal pada
andesitik, dimana batuan ini telah arah timur laut sampai kedalaman sekitar
mengalami ubahan. Sebagian ubahan berupa 1000m dan diidentifikasi terdapat struktur
klorit dan lempung sehingga dapat menahan geologi berupa patahan atau sesar diantara
keluarnya fluida panas bumi keatas titik MTLL22 dengan MTLL23a karena
permukaan karena batuan ini bersifat adanya kontinuitas nilai resistivitas. Pada
impermeabel. zona ini diidentifikasi terdapat jenis batuan
Pada nilai resistivitas sedang lava andesitik dimana batuan ini telah
diidentifikasikan terdapat zona reservoir mengalami ubahan. Sebagian ubahan berupa
yang memiliki sebaran nilai resistivitas klorit dan lempung sehingga dapat menahan
antara 66-221 ohm.m yang terperangkap keluarnya fluida panas bumi keatas
dibawah cap rock sampai kedalaman sekitar permukaan karena batuan ini bersifat
1750m. Pada zona ini diperkirakan terdapat impermeabel.
jenis batuan andesitik yang telah mengalami Pada nilai resistivitas sedang
rekahan yang diduga sebagai tempat diidentifikasikan terdapat zona reservoir
menyimpannya fluida panas bumi yang memiliki sebaran nilai resistivitas
Pada zona heat source atau batuan antara 66-221 ohm.m yang terperangkap
sumber panas dengan sebaran nilai dibawah cap rock sampai kedalaman sekitar
resistivitas tinggi dengan nilai sekitar 270- 1500m. Pada zona ini diperkirakan terdapat
2000 ohm.m terdapat pada kedalaman jenis batuan andesitik yang telah mengalami
sekitar 500m-3000m yang menerus semakin rekahan yang diduga sebagai tempat
dalam dari arah barat daya sampai timur menyimpannya fluida panas bumi.
laut. Pada zona ini diperkirakan terdapat Pada zona heat source atau batuan
jenis batuan lava dengan komposisi sumber panas dengan sebaran nilai
andesitik hingga basaltik yang menyebar resistivitas tinggi dengan nilai sekitar 270-
dibawah permukaan. 2000 ohm.m terdapat pada kedalaman
Pada lintasan ini diidentifikasi antara 500m-3000m diperkirakan adalah
terdapat adanya patahan atau struktur jenis batuan lava dengan komposisi
geologi lain yang menjadi pemisah antara andesitik hingga basaltik. Sebaran nilai
titik pengukuran MTLL16 dengan MTLL resistivitas batuan sumber panas ini tidak
16A, dan titik pengukuran MTLL18 dengan merata diakibatkan dengan adanya indikasi
MTLL 19a karena adanya kontinuitas nilai struktur geologi berupa patahan atau sesar
resistivitas pada batuan. yang terdapat dititik MTLL22a, kemudian
Berdasarkan hasil model 2D lintasan 2 terdapat diantara MTLL22a dengan
Pada Gambar 7 diperkirakan terdapat zona MTLL22 dan diantara MTLL23a dengan
panas bumi berupa cap rock, reservoir, dan MTLL24 pada titik ini diindikasi terdapat
dua jenis patahan atau sesar. Zona ini

5
Jurnal Geosains Kutai Basin Volume 3 Nomor 1, Februari 2019 E-ISSN 2615-5176
Geofisika FMIPA UNMUL

mengalami penipisan ke arah Timur Laut Murbahendra, Wandita, B, 2016.


pada kedalaman sekitar 1000m-3000m Identifikasi Panas Bumi Gedongsongo
Mennggunakan Metode Magnetik,
10. Kesimpulan Fakultas MIPA, Universitas Negeri
Berdasarkan hasil dari model zona Semarang, Semarang.
panas bumi di daerah penelitian didapatkan Murdani, 2017, Pemodelan 2 Dimensi
zona cap rock dengan resisitivitas rendah Magnetotellurik Daerah Prospek
dengan nilai 20-54 ohm.m yang tersebar Panasbumi Lapangan “JGT”,
dibawah permukaan sampai kedalaman Fakultas Teknik, Universitas
sekitar 1000m dengan indikasi batuan lava Lampung, Bandar Lampung.
berkomposisi andesitik yang telah Setiawan, dkk. 2010. Penyelidikan Terpadu
mengalami ubahan. Sebagian ubahan berupa Geologi dan Geokimia Daerah Panas
klorit dan lempung. Bumi Lili Kabupaten Polewali
Zona reservoir dengan resistivitas Mandar Provinsi Sulawesi Barat.
sedang dengan nilai 66-221 ohm.m tersebar Kelompok Penyelidikam Panas bumi.
dibawah cap rock sampai kedalaman sekitar Bandung: Pusat Sumber Daya
1750m dengan indikasi batuan andesitik Geologi.
yang telah mengalami rekahan. Simpson, F. dan Bahr, K. 2005. Practical
Zona heat source dengan resistivitas Magnetotellurics. University Press,
tinggi dengan nilai 270-2000 ohm.m Cambridge.
tersebar dibawah zona reservoir hingga Sompotan, Amstrong, F. 2012. Struktur
kedalaman 3000m dengan indikasi batuan Geologi Sulawesi. Perpustakaan Sains
lava dengan komposisi andesitik hingga Kebumian Institut Teknologi
basaltik. Bandung, Bandung.
Umbara, Julia, H, A,G,I, 2014, Penerapan
11. Daftar Pustaka Metode Magnetotellurik Dalam
Fandari, Andiesta, E., dkk, 2014, Penyelidikan Sistem Panas Bumi,
Pengembangan Energi Panas Bumi Fakultas Teknik Universitas Gadjah
Yang Berkelanjutan, Institut Pertanian Mada, Yogyakarta.
Bogor. Unsworth, M.J., 2001, Elektromagnetic
Fitrida, Masyitah, S, 2015, Identifikasi Exploration Methods, GPHYS 424
Struktur Bawah Permukaan MJU, University of Alberta: Canada.
Berdasarkan Metode Magnetotellurik Usher, Gregg, 2000, Understanding The
di Kawasan Panas Bumi Wapsalit Resistivities Observed in Geothermal
Kabupaten Buru Provinsi Maluku, System. Proceedings: World
Fakultas MIPA, Universitas Geothermal Congress, Kyushu.
Tanjungpura, Pontianak. Vozoff, K, 1991, The Magnetotelluric
Flovenz, O.G., dkk, 2005,The Role of Method, Macquarie University,
Electrical Interface Conduction in Sydney, Australia.
Geothermal Exploration,
Proceedings: World Geothermal
Congress, Antalya.
Grandis, H, 2010, Metode Magnetotellurik
(MT), Bandung.
Maswah, Fauziah, 2016. Aplikasi Metode
Magnetotellurik Untik Zonasi
Reservoar Panasbumi, Fakultas
MIPA, Universitas Hadanuddin,
Makassar.

6
Jurnal Geosains Kutai Basin Volume 3 Nomor 1, Februari 2019 E-ISSN 2615-5176
Geofisika FMIPA UNMUL

7
Jurnal Geosains Kutai Basin Volume 3 Nomor 1, Februari 2019 E-ISSN 2615-5176
Geofisika FMIPA UNMUL

Gambar 4. Hasil Model 1D Lintasan 1 Gambar 5. Hasil Model 1D Lintasan 2

Gambar. 7 Hasil Model 2D Dengan


Nilai RMS 1,9%

Gambar. 6 Hasil Model 2D Dengan


Nilai RMS 1,6%

You might also like