You are on page 1of 10

NERS JURNAL KEPERAWATAN

Volume 11, No 1, Maret 2015 : 22-31 ISSN 1907-686X

STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ORANG HIV/AIDS (ODHA)


DALAM MENDAPATKAN DUKUNGAN KELUARGA DI YAYASAN
LANTERA MINANGKABAU SUPPORT PADANG
Reni Prima Gustya,Mutia Farlinaa, Alfitrib
a
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
b
RSUP Dr M Djamil Padang

Abstract : Be the people living with HIV as heavy thing in life, to confront these conditions people living with
HIV desperately need family support as main support to overcome various problems that appear about their
condition such as complex diseases, psychological distress, stigma and discrimination.. But not all the PLWHA
get support they need. The purpose of this research is to exploration, understand and describe the experience of
PLWH get family support. Qualitative design research with approach of descriptive Phenomenology. Data
collection with the interview on 5 participants in the Yayasan Lantera Minangkabau. Data analysis using the
Collaizi technique. The research found seven themes, PLWHA has rejected response the diagnosis of HIV/AIDS
and received response the diagnosis of HIV/AIDS. The family has rejected response when known the family
members diagnosed of HIV/AIDS and received response the diagnosis of HIV/AIDS. Family support they need,
family support they received and family support they received as they need. Family support they need such as
emotional support, instrumental support, and informational support. The most family support wich need of
PLWHA is emotional support such as attention, support, affection and peace. Four participants has been getting
family support they need and one participant yet optimized family support he need,,it cause participant not
ready to tell another family about HIV status related the factors of risk and condition of family health. Based on
the themes expected for family to provide support that is full of empathy, received and understanding the
conditions of PLWHA and get right information about HIV/AIDS.

keywords : ODHA, Family Support

Abstrak :Menjadi ODHA merupakan suatu hal yang berat dalam hidup, dalam menghadapi kondisi ini ODHA
sangat membutuhkan dukungan keluarga sebagai dukungan utama untuk mengatasi berbagai permasalahan yang
kompleks mengenai kondisi penyakit, tekanan psikologi maupun stigma dan diskriminasi. Tidak semua ODHA
mendapatkan dukungan yang dibutuhkannya. Tujuan penelitian adalah mengeksplorasi, memahami serta
mengambarkan pengalaman orang dengan HIV/AIDS dalam mendapatkan dukungan keluarga. Desain penelitian
kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara pada 5
partisipan di Yayasan Lantera Minangkabau Support Padang. Analisa data menggunakan teknik Collaizi. Hasil
penelitian ditemukan tujuh tema yaitu orang dengan HIV/AIDS memiliki respon menolak didiagnosis
HIV/AIDS dan respon menerima terhadap diagnosis HIV/AIDS. Keluarga memiliki respon menolak saat
mengetahui anggota keluarganya terdiagnosis HIV/AIDS dan respon menerima terhadap diagnosis HIV/AIDS.
Dukungan keluarga yang dibutuhkan,yang diterima ODHA serta dukungan keluarga yang diterima berdasarkan
kebutuhan ODHA. Dukungan keluarga yang dibutuhkan ODHA berupa dukungan emosional, dukungan
instrumental dan informasional. Dukungan keluarga yang paling dibutuhkan ODHA adalah dukungan emosional
berupa perhatian, dorongan semangat, kasih sayang dan kedamaian. Empat partisipan menyatakan mendapatkan
dukungan keluarga sesuai dengan yang dibutuhkannya dan satu partisipan menyatakan belum mendapatkan
dukungan keluarga yang optimal sesuai dengan yang dibutuhkannya karena belum siapnya partisipan
memberitahukan status HIV kepada anggota keluarga yang lain terkait faktor resiko dan kondisi kesehatan
keluarga. Berdasarkan hasil tema tersebut keluarga diharapkan memberikan dukungan yang penuh empati,
menerima dan memahami kondisi ODHA serta memiliki informasi yang benar tentang penyakit HIV/AIDS.

kata kunci : ODHA, dukungan keluarga

Menurut Kementerian Kesehatan dari orang dengan HIV dan AIDS. Seseorang
Republik Indonesia (Kemenkes, 2011) AIDS yang terinfeksi HIV didiagnosis AIDS ketika
atau Acquired Immune Deficiency Syndrome dia memiliki satu atau lebih infeksi
merupakan kumpulan gejala penyakit akibat oportunistik seperti radang paru-paru atau
penurunan daya tahan tubuh yang disebabkan TBC dan memiliki jumlah sel T CD4 +
Human Immunodeficiency Virus (HIV). kurang dari 200 sel/mm³ (Ignatavicius &
Seseorang yang terinfeksi HIV atau penderita Workman, 2010).
AIDS sering disebut juga ODHA singkatan
22
NERS JURNAL KEPERAWATAN
Volume 11, No 1, Maret 2015 : 22-31 ISSN 1907-686X

Kementerian Sosial Republik Indonesia penyalahgunaan narkotika, dan pelanggan


(Kemensos, 2011) mengungkapkan lokalisasi atau perilaku seksual menyimpang.
HIV/AIDS adalah virus dan penyakit yang (Weber, 1993 dalam Rachmawati 2013).
mematikan dalam tubuh manusia, dimana
saat ini belum ada obat yang dapat Dukungan keluarga sangat dibutuhkan
menyembuhkannya. Setiap orang yang oleh ODHA sebagai sistem pendukung utama
terinfeksi HIV/AIDS akan mengalami sehingga dapat mengembangkan respon
berbagai permasalahan besar, karena koping yang efektif untuk beradaptasi dengan
mempunyai dampak yang luas dan kompleks baik dalam menangani stresor yang dihadapi
baik masalah fisik, psikologis maupun sosial. terkait penyakitnya baik fisik, psikologis
maupun sosial (Laserman & Perkins, 2001
Masalah fisik yang sering terjadi pada dalam Kusuma 2011).
ODHA dikarenakan penurunan daya tahan
tubuh. Kekebalan tubuh yang sangat lemah Hal ini sesuai dengan penelitian Li, et
mengakibatkan ODHA rentan terhadap al. (2004) diketahui bahwa orang yang hidup
penyakit infeksi antara lain infeksi sistem dengan HIV/AIDS sangat membutuhkan
imunologi seperti infeksi oportunistik oleh bantuan dan dukungan dari keluarga karena
virus, jamur maupun bakteri (toxoplasmosis, penyakit ini besifat kronis dan membutuhkan
candidiasis, harpes), penurunan sel darah penanganan yang komprehensif. Dukungan
putih CD4<200/mm³ dan limfanodenopati. keluarga meliputi dukungan finansial,
dukungan informasi, dukungan dalam
Masalah psikologis juga merupakan hal melakukan kegiatan rutin sehari-hari,
yang tidak mudah bagi ODHA. Umumnya dukungan dalam kegiatan pengobatan dan
ODHA mengalami stress dan depresi, perawatan, dan dukungan psikologis.
perasaan tertekan dan merasa tidak berguna,
bahkan ada yang memiliki keinginan untuk Menurut Kusuma (2011), adanya anggota
bunuh diri. Seperti yang diungkapkan keluarga yang terinfeksi HIV/AIDS juga
Joerban (1999, dalam Astuti & Budiyani akan berdampak langsung pada keluarga
2010), hampir 99% penderita HIV/AIDS antara lain beban psikologis, dan ekonomi.
mengalami stres berat, menemukan sejumlah Beberapa keluarga lainnya justru memilih
pasien HIV/AIDS yang mengalami depresi koping menghindar dan isolasi keluarga
berat, dimana pada saat mengetahui dirinya karena merasa malu mempunyai anggota
mengidap penyakit AIDS, banyak ODHA keluarga yang terinfeksi HIV menurut Stuart
yang tidak bisa menerima kenyataan bahwa & Laraia (2001, dalam Kusuma, 2011).
dirinya tertular HIV/AIDS, sehingga Bahkan menurut Komisi penanggulangan
menimbulkan depresi dan kecenderungan AIDS Nasional (2006) sebagian ODHA tidak
bunuh diri pada diri ODHA itu sendiri. berani menyatakan diri kepada keluarga
karena takut keluarga tidak dapat menerima
Selain harus menghadapi masalah fisik keadaan ODHA sehingga situasi menjadi
dan psikologis yang tidak mudah, ODHA lebih buruk. Akibatnya ODHA tidak berhasil
juga menghadapi masalah sosial stigma dan memperoleh dukungan yang seharusnya
diskriminasi yang cukup memprihatinkan. mereka butuhkan dari keluarga baik secara
Tindakan diskriminasi yang didapatkan fisik dan psikologis.
ODHA seperti pengucilan, tidak mau
berjabat tangan atau melakukan kontak Dari studi pendahuluan yang telah
dengan ODHA. Stigma dan diskriminasi dilakukan peneliti didapatkan data dari salah
pada ODHA dapat terjadi di mana saja dan satu pengurus Yayasan Lantera bahwa
kapan saja, hal ini terutama dikarenakan dukungan yang diberikan keluarga pada
stigma negatif yang dilekatkan pada ODHA, ODHA yang tergabung di Lantera
misalnya sampah masyarakat, Minangkabau dirasakan kurang optimal “

23
NERS JURNAL KEPERAWATAN
Volume 11, No 1, Maret 2015 : 22-31 ISSN 1907-686X

ODHA yang tergabung disini sebagian besar


tinggal bersama keluarga namun tidak Pada penelitian ini partisipan yang
semua ODHA mendapat dukungan yang baik digunakan adalah 5 orang ODHA yang
dari keluarga, masih ada keluarga yang tergabung di Lantera Minangkabau dan
kurang memperdulikan pengobatan ARV semua partisipan sesuai dengan kriteria. Hal
bagi ODHA, dibedakan dari anggota ini didukung dengan teori yang mengatakan
keluarga lainnya dan kurang mendapatkan jumlah partisipan yang dijadikan sampel
perhatian dari keluarga” dalam penelitian kualitatif sangat ditentukan
Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti oleh adanya pengulangan informasi atau
tertarik untuk melakukan penelitian yang saturasi data, dimana tidak ada lagi informasi
berkaitan dengan pengalaman orang dengan baru yang didapatkan pada pertanyaaan yang
HIV/AIDS (ODHA) dalam mendapatkan sama pada partisipan berikutnya maka
dukungan keluarga di Lantera Minangkabau pengambilan data dapat dihentikan
Support Padang.Penelitian ini bertujuan (Moleong, 2011). Hal ini juga sesuai dengan
untuk mengekplorasi, memahami dan rekomendasi menurut Creswell (2002)
menggambarkan pengalaman orang dengan jumlah partisipan yang ideal dalam penelitian
HIV/AIDS (ODHA) dalam mendapatkan kualitatif dengan metode fenomenologi yaitu
dukungan keluarga di Lantera Minangkabau 3-10 partisipan.
Support Padang.
Metode pengumpulan data pada
METODE penelitian ini dengan menggunakan metode
wawancara yang dilakukan selama ± 30
Penelitian ini menggunakan metode menit. Dalam penelitian ini, peneliti sendiri
penelitian kualitatif dengan pendekatan merupakan alat pengumpulan data,
fenomenologi deskriptif. Penelitian ini menggunakan alat bantu berupa pedoman
dilakukan di Yayasan Lantera Minangkabau wawancara, catatan lapangan dan
Support Padang. perekam/handphone.
Populasi sebagai situasi sosial dalam
penelitian ini adalah pengalaman orang Prosedur pengumpulan data dimulai dari
dengan HIV/AIDS mendapatkan dukungan tahap persiapan yaitu meminta surat
keluarga di Lantera Minangkabau Support pengantar permintaan ijin penelitian dari
Padang. Sampel dalam penelitian ini disebut Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
juga dengan partisipan. Partisipan dalam Andalas. Kemudian surat ijin diserahkan ke
penelitian ini adalah ODHA yang tergabung pihak Yayasan Lantera Minangkabau,
di Lantera Minangkabau. Teknik selanjutnya peneliti menjelaskan maksud dan
pengambilan sampel dalam peniltian tujuan penelitian yang akan dilakukan serta
kualitatif menggunakan sampel bertujuan mendiskusikan kepada penanggung jawab
(purposive sampling) yaitu suatu teknik yang yayasan mengenai karakteristik partisipan
didasarkan pada tujuan dari penelitian yang sesuai kriteria penelitian, serta meminta
(Creswell, 2002). dukungan dan bantuan dari penanggung
jawab yayasan dalam menyeleksi calon
Kriteria partisipan dalam penelitian ini partisipan berdasarkan kriteria penelitian.
adalah ODHA yang tinggal dengan keluarga Tahap pelaksanaan dengan diawali fase
dan memiliki keterkaitan dengan ODHA, orientasi yaitu partisipan menanda tangani
terdiagnosis HIV positif minimal 1 bulan Informed consentsebagai bukti persetujuan
yang lalu (berdasarkan pertimbangan periode partisipan, menyiapkan alat tulis dan
interaksi lingkungan dan proses berkabung handphone serta ruangan tempat dilakukan
Kubler Ross), mampu mengkomunikasikan wawancara. Fase kerja, wawancara dilakukan
pengalamannya serta bersedia berpartisipasi dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan
dalam penelitian kepada partisipan berdasarkan pedoman

24
NERS JURNAL KEPERAWATAN
Volume 11, No 1, Maret 2015 : 22-31 ISSN 1907-686X

wawancara dukungan keluarga yang sudah Pengolahan dan analisis data, peneliti
dipersiapkan sebelumnya, peneliti juga menafsirkan setiap informasi yang
mendokumentasikan respon non verbal didapatkan dari partisipan dan mencoba
partisipan, suasana lingkungan, ekspresi menyimpulkan beberapa informasi yang
wajah serta ha-hal yang dirasa penting sesuai dengan tujuan dari penelitian
menggunakan catatatan lapangan. Fase menggunakan teknik Collaizi.
terminasi, peneliti melakukan validasi data
kepada pertisipan setelah semua pertanyaan HASIL DAN PEMBAHASAN
terjawab, selanjutnya peneliti menutup
wawancara. Selanjutnya Tahap Pengumpulan data dilakukan untuk
Terminasi,peneliti memastikan hasil transkip melihat pengalaman ODHA dalam
maupun wawancara sudah sesuai dengan mendapatkan dukungan dari keluarga di
fakta. Peneliti melakukan terminasi akhir Yayasan Lantera Minangkabau Support
dengan partisipan dan mengucapkan terima Padang. Hasil penelitian disajikan dalam
kasih atas partisipasi telah ikut serta dalam bentuk transkip verbatim dengan melibatkan
proses penelitian dan menyampaikan bahwa 5 orang ODHA di Yayasan Lantera
proses penelitian telah selesai. Minagkabau.

A. Karakteristik Partisipan

Partisipan Umur Pendidikan Pekerjaan Status Asal Lama mjd


ODHA
P1 32 SMA Wiraswasta Belum Padang 3 th
P2 25 SMA Wiraswasta Belum Padang 2 th
P3 25 Mahasiswa Wiraswasta Belum Padang 7 bln
P4 38 SMA Wiraswasta Menikah Solok 7 th
P5 29 SMA Wiraswasta Belum Sawah 1 th
Lunto

B. Tema Hasil Analisis Data Penelitian empat dari partisipan sudah mengetahui
bahwa dirinya memiliki faktor resiko.
Respon Menolak Terhadap HIV/AIDS
Pada penelitian ini didapatkan respon Hal ini dipertegas oleh Kubler-Ross
yang beragam dari partisipan saat (1969, dalam Suratini 2011) menyatakan
mengetahui dirinya terdiagnosis HIV/AIDS bahwa reaksi pertama individu terhadap
Semua partisipan saat pertama kali kehilangan adalah tidak percaya, terkejut,
terdiagnosis HIV/AIDS berespon menolak merasa terpukul, dan menyangkal. Secara
terhadap keadaannya tersebut. Menolaknya sadar maupun tidak sadar seseorang yang
partisipan saat didiagnosis HIV/AIDS dapat berada dalam tahap ini menolak semua fakta,
berupa menyangkal (tidak percaya, informasi dan segala sesuatu yang
kaget/Shock, tidak adil, dan marah), tawar berhubungan dengan hal yang dialaminya.
menawar (pengandaian), maupun depresi Individu merasa hidupnya tidak berarti lagi.
(menarik diri, khawatir akan masa depan dan
perasaan sedih terhadap keadaan yang Pada penelitian ini ditemukan respon
dialami).Hal tersebut terjadi karena tawar menawar ditunjukkan dengan sikap
partisipan merasa belum siap dan merasa bersalah. Partisipan merasakan perasaan
tidak mungkin menderita penyakit bersalah dengan melakukan pengandaian
HIV/AIDS serta tidak percaya hal ini bisa pada dirinya sendiri, jika saja dulunya tidak
terjadi pada dirinya, walaupun sebelumnya melakukan perbuatan yang memiliki resiko

25
NERS JURNAL KEPERAWATAN
Volume 11, No 1, Maret 2015 : 22-31 ISSN 1907-686X

tersebut maka tidak akan menderita dampak yang ditimbulkan oleh situasi
HIV/AIDS. tersebut

Pada penelitian ini juga ditemukan Respon Menolak Terhadap Keadaan


adanya fase depresi. Partisipan Anggota Keluarga Yang Terdiagnosis
mengungkapkan perasaan sedih yang HIV/AIDS
mendalam dalam menghadapi kondisinya Dalam penelitian ini terdapat keluarga
berupa menarik diri dari lingkungan. yang berespon tidak terima atau menolak
Partisipan merasakan, persaan yang sangat terhadap kenyataan bahwa anggota
sedih dan merasa membutuhkan waktu untuk keluarganya didiagnosis HIV/AIDS. Respon
bisa melampiaskan perasaan sedihnya Menolaknya keluarga dapat berupa sikap
dengan tidak berinteraksi dengan lingkungan menyangkal (tidak percaya, kaget/shock
dan hanya mengurung diri. ,marah) serta depresi (kekecewaan, khawatir
dan sedih).
Respon Menerima Terhadap HIV/AIDS
Seiring berjalanannya waktu dan ditambah Keluarga biasanyahanya mengetahui selama
dengan adanya dukungan dari kelompok ini kondisi anggota keluarganya baik-baik
dukungan sebaya Lantera terdapat respon saja dan tidak melakukan perbuatan yang
penerimaan pada semua partisipan terhadap memiliki resiko terinfeksi
diagnosis HIV/AIDS. Adapun bentuk respon HIV/AIDS.Keluarga merasa kecewa dengan
penerimaan terdiagnosis HIV/AIDS adalah yang terjadi pada anggota keluarganya.
kepasrahan dan ketegaran dengan Keluarga sangat menyayangkan sekali
keadaannya saat itu.Partisipan mulai terhadap perilaku buruk yang telah dilakukan
menerima semua kenyataan dengan melihat anggota keluarganya.
sesuatu yang terjadi pada dirinya merupakan
hal yang dapat dijadikan pelajaran bagi Keluarga hanya bisa menangis menyesali
kehidupan partisipan. perbuatan anggota keluarganya sehingga
berakibat menderita penyakit HIV/AIDS.
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Keluarga khawatir jika penyakit HIV/AIDS
Kubler Ross (1974) dalam Nursalam (2007), dapat menular pada anggota keluarga lainnya
seiring berjalanannya waktu seseorang mulai seperti perlakuan keluarga yang
dapat beradaptasi dengan keadaan serta menyarankan partisipan untuk dibedakan
berkurangnya kepedihan yang menyakitkan. dalam penggunaan sabun, alat makan dan
lain sebagainya.
Penerimaan ini sangat berkaitan erat
dengan aspek spiritual partisipan Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan
yangberagama islam, yang selalu melihat Kubler Ross (1974) dalam Nursalam (2007)
setiap permasalah memiliki hikmah yaitu fase depresi, fase sedih/ berkabung
dibaliknya. Penerimaan ini juga diperngaruhi berupa kesedihan, tidak berdaya, tidak ada
oleh strategi koping yang dilakukan harapan,bersalah, penyesalan yang
partisipan, semakin lama ODHA terkena mendalam, waktu untuk menangis sangat
penyakit dalam dirinya akan muncul strategi berguna pada tahap ini.
koping. Hal ini sesuai dengan yang
diungkapkan Mutadin (2002) strategi Respon Menerima Terhadap Keadaan
emotion focused coping merupakan strategi Anggota Keluarga Yang Terdiagnosis
dalam mengahadapi masalah yang cukup HIV/AIDS
berat dalam kehidupan terutama ketika Seiring berjalannya waktu ditambah
terkena penyakit HIV/AIDS. Individu dengan pemberian pemahaman mengenai
melibatkan usaha-usaha untuk mengatur HIVAIDS dari partisipan kepada keluarga
emosinya untuk menyesuaikan diri dengan sehingga keluarga akhirnya dapat menerima

26
NERS JURNAL KEPERAWATAN
Volume 11, No 1, Maret 2015 : 22-31 ISSN 1907-686X

bahwa anggota keluarganya terdiagnosis merupakan dukungan yang paling


HIV/AIDS dengan perasaan pasrah maupun dibutuhkan partisipan dalam mengahadapi
mencoba untuk tetap tegar. penyakit HIV/AIDS yang diderita. Adapaun
bentuk dukungan emosional yang dibutuhkan
Strategi koping yang dilakukan keluarga partisipan berupa perhatian,
juga sangat berpengaruh pada penerimaan ini semangat/support, kasih sayang, kedamaian.
dengan cara mencari tau mengenai penyakit Partisipan membutuhkan perhatian terhadap
yang menimpa anggota keluarganya. Sesuai konsumsi ARV serta kondisi kesehatannya,
dengan yang diungkapkan Freidman, sehingga dorongan semangat, kasih sayang
Bowden, Jones (2010) keluarga yang lebih serta rasa damai dari keluarga akan sangat
berbasis kognitif berespon terhadap stress membantu peningkatan harapan dan kualitas
dengan mencari pengetahuan dan informasi hidupnya. Dukungan berupa perhatian dari
berkenaan dengan stressor. keluarga diharapkan partisipan dapat
menunjukkan bahwa keluarga masih peduli
Penerimaan ini juga berkaitan sosial budaya dan menganggap partisipan merupakan
orang minangkabau yang menganggap bagian dari keluarga serta mencintainya
sebuah keluarga tidak akan bisa terputus walaupun saat ini menderita penyakit
ikatannya dikarenakan suatu masalah HIV/AIDS.

Dukungan Yang dibutuhkan ODHA dari Hal ini berkaitan dengan penelitian kualitatif
Keluarga Tuapattinaja (2004), didapatkandari tiga
Pada penelitian ini didapatkan bahwa ODHA di Mendan sangat membutuhkan
partisipan merasa orang yang paling dekat dukungan emosinal dari berbagai sumber
dan berharga bagi kehidupan partisipan sosial terutama keluarga, ODHA berharap
adalah keluarga termasuk orang tua, dirinya dapat diterima oleh keluarga,
pasangan serta anggota keluarga lainnya. diperhatikan, nyaman dan adanya
Keluarga merupakan tempat untuk saling kebersamaan dengan orang yang dicintai.
bergantung dan memiliki pengaruh paling
besar terhadap partisipan Dukungan instrumental juga dibutuhkan
dalam menjalankan fungsi serta peran
Dalam mengahadapi berbagai masalah terkait partisipan. Adapun dukungan instrumental
penyakit HIV/AIDS, dalam hal ini partisipan yang dibutuhkan partisipan berupa kebutuhan
sangat membutuhkan dukungan dari keluarga sehari-hari, keuangan serta merawat/
yang akan meningkatkan harapan dan menjaga saat partisipan sakit. Saran ataupun
kualitas hidupnya. Hal ini sesuai dengan informasi yang berkaitan dengan peningkatan
yang diungkapkan Laserman& Perkins kesehatan juga dibutuhkan partisipan yang
(2001, dalam Kusuma 2011),dukungan merupakan bagian dari dukungan
keluarga sangat dibutuhkan oleh orang informasional. Partisipan berharap dengan
dengan HIV/AIDS sebagai sistem pendukung adanya saran dan infromasi yang didapatkan
utama sehingga dapat mengembangkan dari keluarga membuat partisipan merasa
respon koping yang efektif untuk beradaptasi bahwa dirinya tidak dibiarkan sediri
dengan baik dalam menangani stresor yang mengahadapi kondisinya saat ini, keluarga
dihadapi terkait penyakitnya baik fisik, diharapkan juga memiliki peran andil dalam
psikologis maupun sosial. meningkatkan kondisi kesehatan partisipan.

Dalam penelitian ini, adapun bentuk


dukungan keluarga yang dibutuhkan
partisipan meliputi : dukungan emosional, Dukungan Yang Diterima ODHA dari
dukungan instrumental dan dukungan Keluarga
informasional. Dukungan emosional

27
NERS JURNAL KEPERAWATAN
Volume 11, No 1, Maret 2015 : 22-31 ISSN 1907-686X

Dukungan yang diterima dari keluarga partisipan walaupun saat ini menderita
merupakan bentuk dukungan yang diberikan HIV/AIDS dengan memberikan penghargaan
keluarga dan telah dapat dirasakan atau positif selagi yang dilakukan partisipan
diterima oleh partisipan dalam mengahadapi merupakan hal yang positif dan bermanfaat
berbagai masalah terkait penyakit serta tidak menimbulkan kerugian pada baik
HIV/AIDS. Dukungan keluarga yang bagi partisipan maupun orang lain.
diterima partisipan juga merupakan bentuk
dukungan dari keluarga yang dirasakan Dukungan informasional berupa saran-
partisipan dapat mengurangi stress akibat saran serta informasi terkait HIV/AIDS juga
berbagai masalah fisik, psikologis maupun diterima partisipan dari keluarga. Keluarga
sosial yang sering dihadapi ODHA. Hal ini memberikan saran dan informasi mengenai
sesuai dengan yang diungkapkan Freiedman, pola hidup sehat yang harus ditingkatkan
Bowden, & Jones (2010), dukungan sosial partisipan, seta pengobatan-pengobatan yang
dapat berfungsi sebagai strategi pencegahan bisa mengurangi gejala dari penyakit
untuk mengurangi stress dan efek negatifnya HIV/AIDS. Sehingga partispan merasa
seta meningkatkan kesehatan mental individu keluarga memberikan dorongan-dorongan
atau keluarga secara langsung. positif untuk dapat meningkatkan kualitas
hidup partisipan.
Dalam penelitian ini, adapun bentuk
dukungan keluarga yang sudah dirasakan dan Hal ini sesuai dengan peneltian Kusuma
diterima partisipan dari keluarga (2011), didapatkan dari 92 ODHA di RSUPN
meliputi:dukungan emosional, dukungan Cipto Mangunkusumo Jakarta, dukungan
instrumental, dukungan informasional dan keluarga memiliki hubungan yang paling
dukungan penghargaan. bermakna dengan kualitas hidup ODHA,
dimana ODHA yang mempersepsikan
Dukungan emosional merupakan dukungan keluarganya non-supportif akan
dukungan yang diberikan keluarga dalam beresiko memiliki kualitas hidup yang
memenuhi kebutuhan psikososial anggota kurang baik dibanding dengan ODHA yang
keluarganya. Dalam penelitian ini partisipan mempersepsikan dukungan keluarganya
telah dapat merasakan dukungan yang supportif.
diberikan oleh keluarga berupa perhatian
terhadap kondisi kesehatannya, keluarga
memberikan dorongan semangat, dan Dukungan yang Diterima dari Keluarga
dukungan keluarga dirasakan sangat Berdasarkan Kebutuhan ODHA
membantu peningkatan harapan dan kualitas Berdasarkan hasil studi didapatkan
hidup partisipan. empat orang partisipan menyatakan telah
mendapatkan dukungan yang dibutuhkannya
Berdasarkan hasil studi dukungan dari keluarga.Dalam penelitian ini partisipan
instrumental atau nyata juga diterima merasa dukungan emosional merupakan
partisipan dari keluarga berupa dukungan dukungan yang paling penting dan dukungan
dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari, emosional yang dibutuhkan sudah sesuai
keuangan, merawat/ menjaga saat partisipan dengan yang diharapkan. Hal ini disebabkan
sakit.Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari karena keluarga sudah memahami dan
dan keuangan, keluarga membantu mengerti dengan kebutuhan emosional
memenuhi kebutuhan partisipan walaupun partisipan terkait mengahdapi penyakit
tidak semua kebutuhan. HIV/AIDS.

Selain itu dukungan penghargaan juga Dukungan instrumental yang dibutuhkan


diterima partisipan dari keluarga. Partisipan sudah dirasakan sesuai dengan yang diterima
merasa keluarga masih mengahargai namun dalam hal ini partisipan tidak terlalu

28
NERS JURNAL KEPERAWATAN
Volume 11, No 1, Maret 2015 : 22-31 ISSN 1907-686X

memberatkan kepada keluarga karena berani menyatakan diri kepada keluarga


partisipan merasa mampu memenuhi karena takut keluarga tidak dapat menerima
sebagian kebutuhan pribadi disebabkan ODHA sehingga situasi menjadi lebih buruk.
partisipan saat ini masih bekerja dan masih
bisa menghasilkan biaya secara mandiri. SIMPULAN DAN SARAN
ODHA menunjukkan berbagai respon saat
Dukungan informasi yang dibutuhkan terdiagnosis HIV/AIDS. Respon yang
dari keluarga dirasakan sudah sesuai dengan pertama kali dialami adalah respon
yang diterima. Partisipan dalam hal ini tidak menolak.Seiring berjalannya waktu ODHA
menuntut terlalu banyak mengenai saran mulai beradaptasi dan bisa menerima
ataupun informasi langsung terkait penyakit diagnosis HIV/AIDS dengan bantuan
HIV/AIDS dari keluarga. Hal ini disebabkan dukungan teman sebaya Respon pertama
partisipan sudah mendapatkan informasi- yang ditunjukan keluarga adalah respon
informasi terkait HIV/AIDS dari berbagi menolak. Keluarga saat itu menolak anggota
pengalaman serta motivasi dukungan dari keluarganya terdiagnosis HIV/AIDS. Seiring
kelompok dukungan sebaya yang tergabung berjalannya waktu serta mendapatkan
dalam Yayasan Lantera Minangkabau, informasi tentang HIV/AIDS dengan benar
seminar-seminar HIV/AIDS serta buku-buku keluarga mulai bisa menerima kondisi
yang juga tersedia di lembaga ini, ataupun anggota keluarga yang terdiagnosis
bisa partisipan akses melalui media masa HIV/AIDS.
seperti internet.
Keluarga merupakan orang yang paling dekat
Dukungan penghargaan sudah diterima dari dan berharga bagi ODHA. Dukungan
keluarga. Keluarga tetap mengahargai keluarga sangat dibutuhkan ODHA sebagai
keputusan partisipan, mengikutkan partisipan dukungan utama dalam menghadapi penyakit
dalam musyawarah keluarga, meminta saran HIV/AIDS berupa dukungan emosional,
kepada partisipan, memberikan penghargaan instrumental dan informasional.Dukungan
positif terhadap tidakan yang dilakukan yang paling dibutuhkan ODHA adalah
partisipan selagi itu merupakan hal yang dukungan emosional berupa perhatian,
positif. semangat, kasih sayang dan kedamaian .
Terdapat 4 orang ODHA menyatakan
Namun dalam peneltian ini ditemukan mendapatkan dukungan yang sesuai dengan
satu partisipan (P3) yang menyatakan kebtuhannya namun terdapat 1 ODHA yang
walaupun sudah menerima dukungan menyatakan belum mendapat dukungan yang
keluarga yaitu dari kaka, partisipan merasa optimal dari keluarga.Hal ini disebabkan
dukungan yang diharapkan masih belum belum siapnya ODHA memberitahukan
optimal. Hal ini disebabkan karena sampai status HIV kepada anggota keluarga lainnya
saat ini partisipan belum memberitahu terkait faktor resiko yang dimiliki serta
keluarga yang lain mengenai status kondisi kesehatan keluarga.
HIV/AIDS yang diderita karena partisipan
belum siap terkait faktor resiko dan ditambah Harapan ODHA pada penelitian ini
lagi dengan kondisi kesehatan orang tua adalah mendapatkan dukungan yang penuh
partisipan yang memilki riwayat penyakit dengan empati dari keluarga. Keluarga
jantung. Partisipan takut jika keluarga belum diharapkan dapat menerima dan memahami
bisa menerima kondisinya saati ini yang kondisi ODHA serta mencari informasi yang
terdiagnosis HIV/AIDS. benar dan tepat mengenai penyakit
HIV/AIDS.Bagi perawat komunitas agar
Hal ini sesuai dengan penelitian lebih melibatkan dukungan keluarga sebagai
partisipatif Komisi Penanggulangan AIDS bentuk intervensi yang dapat digunakan
nasional (2006), sebagain ODHA tidak

29
NERS JURNAL KEPERAWATAN
Volume 11, No 1, Maret 2015 : 22-31 ISSN 1907-686X

dalam menyelesaikan permasalahan pada Kahairurrahmi.(2009). Pengaruh faktor


ODHA. predisposisi, dukungan keluarga dan
level penyakit orang dengan HIV/AIDS
DAFTAR PUSTAKA terhadap pemanfaatan VCT di kota
Astuti & Budiyani.(2010). Hubungan antara Medan. Tesis Sekolah Pascasarjana
dukungan sosial yang diterima dengan USU. Diunduh pada tanggal 19
kebermaknaan hidup pada ODHA. Februari 2013.
Jurnal Psikologi Universitas Mercu Http://repositoryUSU.co.id
Buana Yogyakarta. Diunduh pada Kemenkes RI. (2011). Pedoman nasional
tanggal 19 Februari tatalaksana klinis infeksi HIV dan
2013.http://fpsi.mercubuana- terapi antiretroviral pada orang
yogya.ac.id dewasa. Diunduh pada 25 Maret
Bungin. (2011). Metodologi penelitian 2013.www.aidsindonesia.or.id
kualitatif aktualisasi metodologis ke Kemenkes RI. (2012). Laporan kasus
arah ragam varian kontemporer. HIV/AIDS indonesiaOktober-Desember
Jakarta : PT RajaGrafindo Persada 2012. Diunduh pada tanggal 14 April
Bare, B. G., & Smeltzer, S. C. (2005). 2013. http//:spiritia.or.id
Textbook of medical surgical nursing. Kusuma, H. (2011). Hubungan antara
Philadelphia:Lippincott. depresi dan dukungan keluarga dengan
Carpenter & Speziale (2007). Qualitative kualitas hidup pasien HIV/AIDS yang
research in nursing advancing menjalani perawatan di RSUPN
humanistic imperative.Philadelphia : Mangunkusumo Jakarta. Tesis. FIK UI.
Lippincott Williams & Wilkins Diunduh pada tanggal 3 Februari 2013.
Dinkes, Sumbar. (2012). Lindungi dirimu http://repositoryUI.co.id
dari HIV/AIDS. Diunduh pada tanggal Komisi Penanggulangan Aids. (2006).
5 Februari 2013. http://Lindungi- ODHA & akses pelayanan kesehatan
Dirimu-dari-HIV-AIDS-Sekarang- dasar penelitian partisipatif. Diunduh
Juga.html pada tanggal 20 Februari 2013.
Friedman, M.M., Bowden, O., & James, M. http://spiritia.or.id
(2010). Buku ajar keperawatan Kemensos. (2011). Peringtan hari aids
keluarga: Riset, Teori, & Praktik. sedunia (Has). Diunduh pada tanggal
Jakarta : EGC 20 Maret
Green, C. W. (2009). Pengobatan untuk 2013.http://ditppk.depsos.go.id
AIDS. Jakarta : Spiritia
Hasanah & Sarikusuma. (2012). Konsep diri Lewis, et al. (2011). Medical surgical
orang dengan HIV/AIDS yang nursing assessment and management of
menerima label negatif dan clinical problem: United States Of
diskriminasi dari lingkungan sosial. America : Mosby Elsevier Inc
Jurnal Psikologia-online, 7(1), 29-40. Li, et al. (2004). Understanding family
Diunduh pada tanggal 19 Februari support for people living with
2013.http://jurnal.usu.ac.id HIV/AIDS in Yunnan, China. Diunduh
Ignatavicius, Workman. (2010). Medical pada tanggal 3 Februari 2013.
surgical nursing patient centered http://ncbi.nlm.nih.gov
colaborative care. United States Of Mahardining. (2010). Hubungan antara
America : Saunders Elsevier Inc pengetahuan, motivasi, dan dukungan
IYW.(2005). Pengaruh dukungan keluarga keluarga dengan kepatuhan terapi
terhadap respon sosial-emosional ARV ODHA. Jurnal Kesehatan
pasien HIV-AIDS. Skripsi PSIK FK Masyarakat. 5(2), 131-137. Diunduh
UNAIR. Diunduh pada tanggal 15 pada tanggal 25 Februari
Maret 2013. http://ners.unair.ac.id 2013.http://journal.unnes.ac.id

30
NERS JURNAL KEPERAWATAN
Volume 11, No 1, Maret 2015 : 22-31 ISSN 1907-686X

Moleong. (2011).Metodologi penelitian


kualitatif. Bandung : PT.Remaja
Rosdakarya
Ngadiran. (2010). Studi fenomenologi
pengalaman keluarga tentang beban
dan sumber dukungan keluarga dalam
merawat klien dengan halusinasi. Tesis
FIK UI. Diunduh pada tanggal 25
Maret 2013.http://repositoryUI.co.id
Nugraha, G., & Nugrahawati, E.(2011).
Hubungan antara dukungan keluarga
dengan “Self Esteem” pada ODHA di
yayasan Akses Indonesia
Tasikmalaya.Jurnal Fakultas Psikologi
Universitas Islam Bandung. Diunduh
pada tangaal 19 Februari
2013.http.prosiding.lppm.unisba.ac.id
Nursalam, Kurniawati, N. D. (2007). Asuhan
keperawatan pada pasien terinfeksi
HIV/AIDS. Jakarta : Salemba Medika

Rachmawati, S.(2013) Kualitas hidup orang


dengan HIV/AIDS yang mengikuti
terapi antiretroviral. Jurnal Sains dan
Praktik Psikologi. (1), 48-62.
Diunduh pada tanggal 19 Februari
2013.http://ejournal.umm.ac.id
Sarafino, E., & Smith, T., (2011). Health
psychology biopsychosocial
interaction. United State Of Amerika :
John Wlley & Sons, Inc
Suratini. (2011).Pengalaman orang dengan
HIV/AIDS (ODHA) mendapatkan
perawatan keluarga di wilayah
kabupaten Kulon Progo Daerah
Istimewa Yogyakarta studi
fenomenologi. Tesis FIK UI. Diunduh
pada tanggal 5 April
2013.http://repositoryUI.co.id
Sugiyono. (2012). Metode penelitian
kuantitatif kualitatif dan R&D.
Bandung : Alfabeta
Tuapattinaja.(2004). Gambaran dukungan
sosial pada ODHA. Tesis FPsi UI.
Diunduh pada tanggal 19 Februari
2013. http://repositoryUsu.co.id

31

You might also like