You are on page 1of 8

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI PATI JAGUNG (Amilum Maydis) SEBAGAI

BAHAN PENGHANCUR TERHADAP WAKTU HANCUR TABLET VITAMIN E


UNTUK ANJING

Sri Utami Sintia Dewi I.A1, Jemmy Anton Prasetia I G.N 1, Dewantara Putra I G.N.A1

1
Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana

ABSTRACT

The research of vitamin E tablets production for dog’s using corn starch as crusher at
concentration of 2% (formula I), 4% (formula II) and 6% (formula III) to see the effect of different
concentrations on disintegration time of tablets has been done.
Materials first was made in form of granules before compression. Then the physical
characteristics of produced granules was evaluated. Based on good granules requirements, physical
characteristics of granules from the three formulas was qualified as good granules. Observed from the
parameter of the disintegration time from the produced tablets was qualified as tablet disintegration time
for dogs (15-30 minute). The tablets disintegration time test results of formula I, II and III were
23.41±0,06 minute, 21.54±0,51 minute, 18.28±1,26 minute. The results were statistically tested using one
way ANOVA with 95% confidence level and then followed by LSD, found that inter-formula is significant
different because its sig value is smaller than 0,05.
The conclusion of the research is variation of corn starch concentrations affect disintegration
time of tablet produced. The rise of the corn starch as the disintegrant causes the tablet disintegration
time getting low. Formula II with the addition of corn starch at 4% was the most efective formula,
because it has approache value of disintegration time with reference product.

Keywords: Concentration, Corn Starch, Disintegrant, Dog’s Tablet, Tablet Disintegration Time.

PENDAHULUAN

Dewasa ini perkembangan ilmu atau ditujukkan sebagai obat untuk perawatan,
pengetahuan mengenai pengembangan obat pencegahan dan pengobatan untuk penyakit
baru semakin meningkat terutama obat yang pada hewan yang meliputi cara pemilihan serta
digunakan untuk mengobati penyakit pada keamanan obat berdasarkan referensi yang
manusia, namun hal ini tidak berlaku pada berlaku (Anonim d, 1996).
pengembangan obat pada hewan, dimana Populasi anjing di Bali berdasarkan data
penelitian mengenai pengembangan obat untuk resmi dari pemerintah Provinsi Bali
hewan sangat sedikit dilakukan. Saat ini menyebutkan terdapat 408.673 ekor anjing
perkembangan penyakit-penyakit pada hewan (Anonim e, 2009). Data tersebut secara tidak
yang dapat ditularkan pada manusia semakin langsung dapat mendukung peluang
pesat sehingga mengakibatkan kekhawatiran pengembangan farmasi veteriner di Bali.
dalam masyarakat. Hal ini dapat menjadi Banyaknya jumlah anjing, menyebabkan
tantangan bagi para peneliti khususnya farmasis interaksi manusia dengan anjing semakin tinggi
untuk mengembangkan farmasi veteriner yang akan mengakibatkan tingkat resiko
mengenai pengembangan formula obat untuk terjadinya penularan penyakit hewan ke manusia
hewan. Farmasi veteriner merupakan suatu semakin tinggi. Untuk mencegahnya,
usaha pelayanan kesehatan serta pengembangan pemeliharaan dan perawatan anjing harus
obat-obat dan alat kesehatan yang digunakan diperhatikan. Perawatan yang baik mampu

1
meningkatkan penampilan dan kesehatan anjing jagung sebagai penghancur yaitu pati jagung
(Hartaningsih dkk., 1999). Salah satu perawatan mengembang dengan adanya lembab dan
yang dilakukan yaitu pemberian supplement mempunyai efek memecahkan atau
yang salah satunya adalah vitamin E. menghancurkan tablet setelah masuk ke dalam
Vitamin E menurut Prajanto dan Andoko cairan pencernaan (Ansel, 2005).
(2004) berfungsi sebagai antioksidan. Sebagai Konsentrasi pati jagung yang umum
antioksidan, vitamin E menjaga jaringan (sel) digunakan sebagai bahan penghancur yaitu 2%
dari kerusakan akibat radikal bebas hingga 10% (Swarbrick dan Boylan, 2001).
(Ganiswarna, 1995). Sedangkan menurut Cohen Menurut penelitian Verma dan Razdan (2007)
(2007) pemberian vitamin E pada anjing, dapat adapun konsentrasi pati jagung sebagai
memperlancar dan meningkatkan peredaran penghancur dalam pembuatan tablet Ibuprofen
darah pada kulit anjing sehingga dapat yang paling optimal yaitu 2% yang dilihat dari
memperindah bulu anjing. waktu hancur tablet yang dihasilkan lebih dari
Pemberian vitamin E untuk anjing biasanya 15 menit. Pada penelitian ini digunakan variasi
diberikan dalam bentuk tablet yang dapat konsentrasi pati jagung sebagai penghancur
diberikan secara langsung. Tablet adalah sediaan yaitu 2%, 4% dan 6%. Untuk konsentrasi pati
padat mengandung bahan obat dengan atau jagung yang digunakan sebagai penghancur
tanpa bahan pengisi. Sediaan tablet banyak tablet vitamin E belum ada penelitiannya maka
diberikan karena memiliki beberapa keuntungan digunakan konsentrasi pati jagung tersebut
diantaranya praktis dan mudah diberikan pada diaplikasikan ke tablet vitamin E sehingga dapat
anjing (Hartaningsih dkk., 1999). Di pasaran diketahui konsentrasi optimum dari pati jagung.
formula tablet vitamin E untuk anjing baik dosis Berangkat dari latar belakang di atas, maka
maupun waktu hancurnya belum banyak yang rencana penelitian mengenai pengaruh
memenuhi standar formula sediaan tablet untuk konsentrasi pati jagung (Amilum maydis) 2%,
anjing. Dosis yang digunakan pada formula 4% dan 6% sebagai bahan penghancur terhadap
tablet vitamin E untuk anjing kebanyakan sifat fisik tablet vitamin E untuk anjing ini akan
menggunakan dosis manusia, sehingga perlu diteliti.
dilakukan konversi dosis manusia ke anjing.
Sedangkan waktu hancur tablet untuk anjing BAHAN DAN METODELOGI
yaitu 15-30 menit (Hussain dkk., 2004) namun Bahan
untuk manusia yaitu kurang dari 15 menit Bahan-bahan yang digunakan yaitu vitamin
(Anonim c, 1995). Permasalahan tersebut E, laktosa, solutio gelatin, pati jagung dan
menjadi tantangan bagi farmasis untuk magnesium stearat.
mengembangkan formula tablet vitamin E untuk
anjing sehingga efek terapi yang dihasilkan lebih Tabel 1 Formula Tablet Vitamin E Untuk Anjing
optimal. Bahan Fungsi
Formula (mg)
Waktu hancurnya tablet menjadi partikel FI F II F III
Vitamin E Zat aktif 124 124 124
kecil atau granul salah satunya dipengaruhi oleh
Laktosa Pengisi 261 251 241
adanya bahan penghancur (disintegrant) yang Solutio
berfungsi sebagai bahan pembantu (Lachman Pengikat 100 100 100
Gelatin
dkk., 2008). Bahan penghancur yang digunakan Pati Jagung
Disintegran 10 20 30
yaitu pati jagung (Amilum maydis). Penggunaan (intra)
pati jagung sebagai penghancur dikarenakan pati Mg Stearat Pelicin 5 5 5
Jumlah 500 500 500
jagung murah, inert, ketersediaannya banyak di Keterangan :
sekitar kita (Swarbrick dkk., 2002) dan pati Formula I = Formula tablet vitamin E dengan penambahan
jagung baik digunakan untuk zat aktif yang larut pati jagung 2% sebagai bahan penghancur.
Formula II = Formula tablet vitamin E dengan penambahan
dalam lemak (Watimena dan Siregar, 1986). pati jagung 4% sebagai bahan penghancur.
Pemilihan pati jagung sebagai bahan penghancur Formula III = Formula tablet vitamin E dengan penambahan
dalam penelitian ini diharapkan dapat diperoleh pati jagung 6% sebagai bahan penghancur

tablet vitamin E dengan harga yang murah


dengan kualitas yang baik. Mekanisme pati

2
Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian 2. Evaluasi Kelembaban Granul
ini adalah timbangan adam aFP-360L, mesin 5 gram granul dimasukkan ke dalam oven
pencetak tablet single punch model UK FA-ITB- pada suhu 1050C selama 15 menit. Diukur berat
CIT 1.0 SB, mesin uji kekerasan Hardness granul tersebut dan dihitung kandungan
Tester TBH 225 series, mesin uji waktu hancur lembabnya yang dinyatakan dalam moisture
Erweka Disintegration Tester ZT x20, mesin uji content (MC). Kandungan lembab yang baik
kerapuhan Friability-/Abrasion Tester Erweka adalah 1-5% (Agoes, 1984).
TA/TAR, oven, desikator, seperangkat alat
pengukur waktu alir dan sudut diam, dan berat awal granul  berat akhir granul
% MC  100%
pengayak mesh 10 dan 12. berat awal granul

DEFINISI OPERASIONAL 3. Evaluasi Sudut Diam Dan Laju Alir Granul


1. Pati jagung sebagai penghancur adalah zat Granul ditimbang sebanyak 100 gram. Granul
tambahan yang digunakan untuk memecah tersebut dituang perlahan-lahan kedalam corong
atau menghancurkan tablet setelah yang tertutup bagian bawahnya lewat tepi
pemberian sampai menjadi partikel-partikel corong. Tutup corong dibuka secara perlahan-
yang lebih kecil, sehingga lebih mudah lahan dan biarkan granul mengalir keluar. Waktu
diabsorpsi. yang diperlukan granul mengalir dihitung
2. Pembuatan tablet dilakukan dengan metode dengan stop watch sampai semua granul
granulasi basah yaitu metode pencampuran melewati corong (Parrott, 1971). Dicari laju alir
serbuk kering menggunakan cairan pengikat. granulnya. Laju alir granul yang baik adalah 4-
3. Produk acuan adalah produk tablet untuk 10 gram/detik (Aulton, 1966).
anjing yang telah memenuhi persyaratan Timbunan granul dapat digunakan untuk
kekerasan, kerapuhan tablet yang terdapat mengetahui sifat alir granul dengan menghitung
pada referensi dan memenuhi persyaratan sudut istirahat. Diameter rata-rata timbunan
waktu hancur anjing serta memiliki kriteria granul dan tinggi puncak timbunan granul
meliputi ijin edar dan brand image produsen diukur (Fudholi, 1983). Sudut diam dihitung
di masyarakat dengan rumus:
4. Formula efektif adalah formula yang h
memiliki kekerasan, kerapuhan dan waktu tan α 
r
hancur yang mendekati kekerasan,
kerapuhan dan waktu hancur produk acuan. Granul atau serbuk kualitas farmasi
mempunyai sudut diam 25°-40° (Anonim b,
PROSEDUR KERJA 1979).
1. Pembuatan Tablet Vitamin E Secara
Granulasi Basah
4. Evaluasi Kompresibilitas Granul
Vitamin E dicampur dengan laktosa dan Penentuan kompresibilitas granul
pati jagung kemudian ditambahkan solutio berdasarkan bobot jenis nyata dan bobot jenis
gelatin dengan perbandingan gelatin: air
mampat.
(20:80) sampai terbentuk massa granul yang a. Bobot Jenis Nyata
lembab diayak dengan ayakan mesh 10 dan
Bobot jenis nyata adalah perbandingan berat
dikeringkan dalam oven pada suhu 400C serbuk zat uji yang telah dikeringkan sebanyak
selama 24 jam dan akan dihasilkan massa 50 gram (W) yang kemudian dimasukkan ke
granul yang kering. Granul tersebut diayak dalam gelas ukur 100 mL dan dicatat volumenya
kembali dengan ayakan mesh 12 hingga (V). Berikut rumus dari bobot jenis nyata:
terbentuk granul kering dan dilanjutkan
dengan evaluasi granul. Setelah memenuhi bobot granulat (gram)
Bobot Jenis Nyata (ρ 0 ) 
syarat granul yang baik maka granul dicetak volume granulat (cm 3 )
menjadi tablet. Tablet yang terbentuk
kemudian dilakukan evaluasi tablet.

3
b. Bobot Jenis Mampat penggerak yang diberi beban akan bergerak
Granul tersebut pada penentuan bobot sepanjang rel yang perlahan dan merata akan
jenis nyata di atas diteruskan percobaannya memindahkan tekanan ke tablet, sehingga
dengan melakukan tapping hingga tablet akan pecah. Kekerasan tablet yang
volumenya konstan. Permukaan granul baik adalah 4-8 kg gaya (Parrott, 1971).
diratakan dan volume mampat dibaca. Bobot
jenis mampat dihitung sebagai berikut: 8. Evaluasi Kerapuhan Tablet
Tablet yang akan di uji dibersihkan terlebih
bobot granulat (gram) dahuu. Tablet ditimbang dengan seksama. Jika
Bobot Jenis Mampat(ρ t )  bobot tablet < 650 mg, maka dilakukan
volume mampat (cm3 ) penimbangan tablet sampai bobotya mendekati
6,5 g. Seluruh tablet dimasukkan ke dalam
c. Kompresibilitas friabilator. Alat dijalankan selama 4 menit
Kompresibilitas dari granul dapat dihitung dengan kecepatan 25 rpm. Tablet dikeluarkan
dengan menggunakan rumus: dari alat setelah batas akhir waktu. Tablet
dibersihkan dari debu dan ditimbang dengan
ρ t  ρ0 seksama. Dihitung % bobot yang hilang. Bobot
% kompresibilitas  100% yang hilang tidak boleh lebih dari 1%.
ρt
Kompresibilitas granul yang baik adalah 9. Evaluasi Waktu Hancur
tidak lebih dari 15% (Siregar, 1992). 6 tablet diambil secara acak. Tablet
dimasukkan pada masing-masing tabung dari
5. Evaluasi Penampilan Fisik Tablet keranjang alat Erweka Disintegration Tester ZT
Uji terhadap penampilan tablet dapat X20. Satu cakram dimasukkan pada tiap tabung.
dilakukan uji yang meliputi bentuk dan Di dalam tabung, digunakan air bersuhu
permukaan, warna, bau, diameter dan ketebalan 37º±2ºC sebagai media kecuali dinyatakan
tablet. Pada pengukuran diameter dan ketebalan menggunakan cairan lain dalam masing-masing
tablet digunakan tablet sebanyak 20 tablet monografi. Alat dijalankan dan dihitung waktu
dengan menggunakan alat pengukur berupa hancur tablet mulai saat keranjang tercelup
jangka sorong dengan ketelitian 0,05 mm. sampai tidak terdapat lagi bagian dari tablet
yang tertinggal di atas keranjang. Keranjang
6. Evaluasi Keseragaman Bobot diangkat pada akhir batas waktu dan diamati
Diambil 20 tablet secara acak, ditimbang semua tablet tadi. Semua tablet harus hancur
seluruhnya dengan seksama, kemudian dihitung sempurna, namun bila 1 atau 2 tablet tidak
bobot rata-ratanya. Keseragaman bobot hancur sempurna, pengujian diulangi sebanyak
ditentukan berdasarkan pada besar dan kecilnya dua kali dengan 6 tablet lainnya. Tidak kurang
penyimpangan bobot tablet yang dihasilkan 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur
dibandingkan terhadap rata-rata tablet. Tidak sempurna (Anonim c, 1995).
boleh dari dua tablet yang bobotnya
menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar 10. Analisis Data
dari 5% dan tidak satu tablet pun yang bobotnya Data yang diperoleh kemudian diuji secara
menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar statistik meliputi ANOVA (Analysis of
dari 10% (Anonim b, 1979). Variance) dengan taraf kepercayaan 95% dan
dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significant
7. Evaluasi Kekerasan Tablet Difference).
uji kekerasan pengujian dilakukan
dengan menggunakan 10 tablet yang diambil HASIL DAN PEMBAHASAN
secara acak, kemudian di uji kekerasannya Hasil evaluasi granul dari ketiga macam
satu persatu yang di letakan pada landasan formula tablet vitamin E untuk anjing dapat
mesin uji kekerasan Erweka, suatu motor dilihat pada tabel berikut:

4
Tabel 2. Hasil Evaluasi Granul Berikut ini adalah tabel hasil evaluasi fisik
No Evaluasi Granul Formula dari produk acuan yaitu tablet yang beredar di
I II III pasaran:
1. Kelembaban (%) 1,37 1,63 2,02
2. Laju alir
4,69 4,97 5,46 Tabel 4. Hasil Evaluasi Fisik Produk Acuan
(gram/detik)
3. Sudut diam (0) 28,98 28,38 27,53 Evaluasi Sifat Fisik Hasil Produk Acuan
4. Kompresibilitas Kekerasan (N) 66,12
14,72 14,53 12,21 Kerapuhan (%) 0,39
(%)
Keterangan : Waktu hancur (menit) 21.73
Formula I = Formula tablet vitamin E dengan
penambahan pati jagung 2% sebagai bahan
penghancur. Evaluasi terhadap penampilan fisik tablet
Formula II = Formula tablet vitamin E dengan yang dihasilkan dapat dilakukan dengan cara
penambahan pati jagung 4% sebagai bahan melihat penampilan fisik tablet secara visual.
penghancur.
Formula III = Formula tablet vitamin E dengan Hasil evaluasi tablet dapat dilihat pada tabel 4.3.
penambahan pati jagung 6% sebagai bahan Pada penampilan fisik tablet, bentuk permukaan
penghancur.
tablet adalah bulat pipih, halus dan tidak
mengalami capping. Dalam hal ini tablet telah
Berdasarkan hasil evaluasi granul dari ketiga memenuhi persyaratan pada uji kelembaban
macam formula tablet vitamin E untuk anjing granul sebelumnya, sehingga pada proses
menunjukkan granul memenuhi persyaratan pencetakan granul tidak lengket pada cetakan.
sehingga dapat dilakukan pencetakan tablet. Warna dari tablet vitamin E adalah kuning
lemah, yang merupakan warna campuran dari
Hasil evaluasi granul dari ketiga macam zat aktif. Bau tablet vitamin E adalah tajam,
formula tablet vitamin E untuk anjing dapat karena zat aktif, yaitu vitamin E berbau tajam.
dilihat pada tabel berikut: Tablet memiliki diameter 12 ± 0,05 mm.
Ketebalan tablet formula I, II dan III yaitu 3,65
Tabel 3. Hasil Uji Sifat Fisik Tablet ± 0,05 mm. Menurut Siregar (1992) tebal tablet
Uji Sifat Formula
Fisik Tablet I II III
pada umumnya tidak lebih besar 50% dari
Bentuk dan Bulat pipih, Bulat pipih, Bulat pipih, diameter tablet, sehingga ketebalan tablet
permukaan permukaan permukaan permukaan memenuhi persyaratan.
rata, tidak ada rata, tidak rata, tidak Hasil Keseragaman bobot tablet bahwa
capping ada capping ada capping
Warna Kuning Kuning Kuning
tidak lebih dari dua tablet yang bobotnya
lemah lemah lemah menyimpang 5% dari bobot rata-rata tablet dan
Bau Khas vitamin Khas vitamin Khas tidak ada satupun yang tablet yang bobotnya
E E Vitamin E menyimpang 10% dari bobot rata-rata tablet
Diameter 12 mm 12 mm 12 mm (Anonim b, 1979) dan berdasarkan nilai KV
Ketebalan 3,65 mm 3,65 mm 3,65 mm
Bobot tablet 500,05 mg 500,05 mg 500,07 mg
bobot ketiga formula memenuhi syarat yaitu
KV 0% 0,01% 0,01% nilai KV tidak lebih dari 5% (Banker dan
Kekerasan 57,00 N 66,02 N 74,15 N Anderson, 1986), sehingga tablet vitamin E yang
Kerapuhan 0,57% 0,37% 0,21% dibuat telah memenuhi persyaratan keseragaman
Waktu bobot yang baik. Keseragaman bobot ditentukan
hancur 23.41 21.54 18.28
oleh sifat alir granul dan pencampuran yang
(menit)
Keterangan : homogen. Sifat alir yang baik menyebabkan
Formula I = Formula tablet vitamin E dengan granul akan mengisi ruang cetak dengan
penambahan pati jagung 2% sebagai bahan sempurna pada proses pencetakan granul
penghancur.
Formula II = Formula tablet vitamin E dengan menjadi tablet. Keseragaman bobot
penambahan pati jagung 4% sebagai bahan mempengaruhi takaran dari bahan obat untuk
penghancur.
Formula III = Formula tablet vitamin E dengan
mencapai tujuan terapi yang diharapkan
penambahan pati jagung 6% sebagai bahan (Lachman dkk., 1976).
penghancur. Dikatakan oleh parrott (1971) bahwa
kekerasan tablet yang baik adalah 4-8 kg (39,2-

5
78,4 N). Dari hasil penelitian didapatkan ketiga 1976). Data kemudian diolah secara statistik
formula mempunyai kekerasan 57 N, 66,02 N dengan metode ANOVA one way, diperoleh
dan 74,15 N, sehingga dapat dikatakan tablet nilai signifikansi 0,000<0,05 maka ketiga
vitamin E untuk anjing yang dibuat memenuhi formula di atas ditinjau dari segi kerapuhan
persyaratan kekerasan tablet yang baik. Data tablet terdapat perbedaan bermakna. Selanjutnya
yang diperoleh selanjutnya diolah secara statistik untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang
dengan metode ANOVA one way. Dari hasil bermakna dari kerapuhan masing-masing tablet
statistik tersebut diperoleh nilai signifikansi dilakukan uji LSD (Least Significant
0,001<0,05 maka ketiga formula di atas ditinjau Difference), diketahui bahwa antara tablet
dari segi kekerasan tablet terdapat perbedaan formula I dengan tablet formula II dan III
bermakna. Selanjutnya untuk mengetahui ada berbeda bermakna. Data hasil uji statistik
tidaknya perbedaan yang bermakna dari menunjukan bahwa penambahan variasi
kekerasan masing-masing formula tablet vitamin konsentrasi pati jagung sebagai penghancur
E dilakukan uji LSD (Least Significant berpengaruh terhadap kerapuhan tablet vitamin
Difference), diketahui antara tablet formula I E yang dihasilkan. Semakin tinggi konsentrasi
dengan tablet formula II dan formula III berbeda pati jagung maka kerapuhan tablet akan semakin
bermakna. Data ini menunjukan adanya kecil, hal ini dikarenakan kerapuhan dapat
pengaruh penambahan variasi konsentrasi pati dipengaruhi oleh kelembaban granul. Granul
jagung terhadap kekerasan tablet vitamin E yang yang mengandung sedikit persentase
dihasilkan. Semakin tinggi konsentrasi pati kelembaban sering menghasilkan tablet yang
jagung sebagai penghancur, maka kekerasannya rapuh, dibandingkan dengan granul yang
semakin meningkat. Kekerasan tablet memiliki kadar kelembaban 2% sampai 4%
meningkat, dikarenakan kekerasan dipengaruhi Kerapuhan yang baik menunjukkan kekerasan
oleh kelembaban, semakin tinggi kelembaban tablet yang baik (Lachman dkk, 1976). Formula
akan menyebabkan daya ikat antar partikel efektif ditentukan dengan membandingkan rata-
semakin kuat sehingga tablet yang dihasilkan rata nilai kerapuhan tablet dari ketiga formula
akan semakin keras (Jufri dkk., 2006). Formula dengan rata-rata nilai kerapuhan tablet yang
efektif ditentukan dengan membandingkan rata- dihasilkan dari produk acuan. Dari data yang
rata nilai kekerasan tablet dari ketiga formula diperoleh menunjukkan bahwa formula II
kemudian dibandingkan dengan rata-rata nilai dengan konsentrasi pati jagung sebesar 4%
kekerasan tablet yang dihasilkan dari produk sebagai penghancur yang paling mendekati nilai
acuan, diperoleh hasil bahwa formula II dengan rata-rata kerapuhan tablet produk acuan.
konsentrasi pati jagung sebesar 4% sebagai Sehingga formula II merupakan formula yang
penghancur yang paling mendekati nilai rata-rata efektif dilihat dari uji kerapuhan tablet. Nilai
kekerasan tablet produk acuan. Sehingga dari kerapuhan tablet yang baik menandakan tablet
kekerasan tablet, formula II yang efektif. memiliki ketahanan yang baik dalam melawan
Kekerasan yang baik menandakan bahwa tablet pengikisan dan goncangan.
mempunyai ketahanan yang baik dalam Hasil evaluasi waktu hancur di atas adapun
melawan tekanan mekanik seperti goncangan, waktu hancur tablet formula I, formula II, dan
kikisan dan terjadi keretakan tablet selama formula III yaitu 23.41 menit, 21.54 menit, dan
pembungkusan, pengangkutan dan pemakaian. 18.28 menit. Waktu hancur tablet dari ketiga
Hasil pengujian kerapuhan tablet formula di atas menunjukkan bahwa waktu
menunjukkan bahwa harga kerapuhan tablet dari hancurnya memenuhi persyaratan waktu hancur
formula I dengan konsentrasi 2% pati jagung untuk anjing yaitu 15-30 menit (Hussain dkk.,
sebagai penghancur, formula II dengan 2004). Data yang diperoleh selanjutnya diolah
konsentrasi 4% pati jagung sebagai penghancur secara statistik dengan metode ANOVA one
dan formula III dengan konsentrasi 6% pati way. Dari hasil statistik tersebut diperoleh nilai
jagung sebagai penghancur yaitu 0,57%, 0,37% signifikansi 0,001<0,05 maka ketiga formula di
dan 0,21% sehingga tablet dari ketiga formula atas ditinjau dari segi waktu hancur tablet
memenuhi persyaratan kerapuhan tablet yang terdapat perbedaan bermakna. Selanjutnya untuk
baik yaitu kurang dari 1% (Lachman dkk., mengetahui ada tidaknya perbedaan yang

6
bermakna dari waktu hancur masing-masing DAFTAR PUSTAKA
tablet dilakukan uji LSD (Least Significant
Difference) yang didapat antara tablet formula I Agoes G. 1984. Pertimbangan Untuk Menyusun
dengan tablet formula II dan III berbeda Formula Tablet Cetak Langsung. Jakarta:
bermakna. Ini menunjukkan bahwa penambahan Seminar Avicel dan Ac-DiSol.
variasi konsentrasi pati jagung sebagai
penghancur berpengaruh terhadap waktu hancur Anonim b. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III.
tablet vitamin E yang dihasilkan. Semakin tinggi Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
konsentrasi pati jagung sebagai penghancur,
maka semakin cepat waktu hancurnya. Hal ini Anonim c. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV.
dikarenakan pati jagung tergolong bahan Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
hidrofil, artinya pati akan meningkatkan
pembasahan tablet sehingga memudahkan Anonim d. 1996. Veterinary Drugs Act. Canada:
penetrasi air melalui pori-pori ke bagian dalam Queens Printer.
tablet, yang menyebabkan terjadinya waktu
hancur yang lebih lebih cepat (Swarbrick dan Anonim e. 2009. Bali Gelar Sensus Populasi
Boylan, 2001). Formula efektif ditentukan Anjing (Serial Online), (Cited 2009 Jan, 30)
dengan membandingkan rata-rata nilai waktu Available from: URL:http//www.
hancur tablet dari ketiga formula kemudian Antaranews.com.
dibandingkan dengan rata-rata nilai waktu
hancur tablet yang dihasilkan dari produk acuan, Ansel, Howard C. 2005. Pengantar Bentuk
diperoleh hasil bahwa formula II yang paling Sediaan Farmasi, Edisi IV. Jakarta:
mendekati nilai rata-rata waktu hancur tablet Universitas Indonesia Press.
produk acuan. Sehingga dari pengujian waktu
hancur tablet, formula II yang efektif. Aulton, Michael E. 1996. Pharmaceutics: the
Dari pengujian karakteristik fisik tablet yang Science of Dosage Form Design. London:
dilakukan terhadap ketiga formula dapat Churchill Livingstone.
disimpulkan bahwa formula II dengan
konsentrasi pati jagung sebesar 4% merupakan Banker, G.S., dan Anderson N.R. 1986. The
formula yang efektif diantara formula I dan Theory and Practise of Industrial Pharmacy.
formula III, karena memiliki nilai kekerasan, Philadelpia: Lea and Febiger.
kerapuhan dan waktu hancur yang mendekati
produk acuan. Cohen, Juliet. 2007. Vitamin E and Hair. (serial
online), (cited 2009 Oct, 14). Available
KESIMPULAN from:
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan http//www.contentking.eu.
dapat disimpulkan bahwa hasil evaluasi fisik
tablet vitamin E untuk anjing dengan konsentrasi Fudholi, A. 1983. Metodologi Formulasi Dalam
bahan penghancur pati jagung 2%, 4%, dan 6% Kompresi Direk. Jakarta: Kongres XI ISFI.
menunjukkan bahwa dengan meningkatnya
konsentrasi bahan penghancur akan Ganiswarna, Sulistia G., Rianto Setiabudi, Frans
mempercepat waktu hancur tablet vitamin E D.S (ed). 1995. Farmakologi dan Terapi,
untuk anjing. Formula II dengan konsentrasi pati edisi 4. Jakarta: Bagian Farmakologi
jagung 4% sebagai bahan penghancur tablet Fakultas Kedokteran UI.
merupakan formula yang efektif diantara ketiga
formula, karena waktu hancur tablet vitamin E Hartaningsih, Dharma dan Rudyanto. 1999.
untuk anjing yang dihasilkan mendekati waktu Anjing Bali Pemuliabiakan dan Pelestarian.
hancur tablet produk acuan. Yogyakarta: Kanisius.

Hussain et al. 2004. Evaluation of Solid


Disintegration of Solid Dosage Forms of a

7
Bile Acid Sequestrant in Dogs Using http://nopr.niscair.res.in/bitstream/123456789/12
Gamma-Scintigraphy and Correlation to In 81/1/JSIR%2066(7)%20(2007)%20550-
Vitro Disintegration. Kentucky: 557.pdf.
Scintipharna inc.
Wattimena, Joke R. dan Charles J.P. Siregar.
Jufri, Mahdi Jufri dan Rosmala Dewi. 2006. 1986. Beberapa Aspek Pokok Pengujian
Studi Kemampuan Pati Biji Durian Sebagai Mutu Perbekalan Farmasi. Bandung:
Bahan Pengikat Dalam Tablet Ketoprofen Depkes RI.
Secara Granulasi Basah. Jakarta:
Departemen Farmasi FMIPA: Universitas
Indonesia.

Lachman, C.L, Lierberman H.A., J.L Kanig.


2008. Teori dan Praktek Farmasi Industri,
edisi 2 (Terjemahan). Jakarta: UI press.

Lachman L, Lieberman HA, Kanig JL.,editors.


1976. The Theory and Practice of Industrial
Pharmacy, 2 nd edition. Philadelphia: Lea and
Febiger.

Parrott, E.L. 1971. Pharmaceutical Technology


Fundamental Pharmaceutics 3 rd Edition.
Mineapolis: Burgess Publishing Company.

Prajanto dan Andoko. 2004. Membuat Anjing


Sehat dan Pintar. Jakarta: Agromedia
Pustaka.

Siregar C. 1992. Granulation Characterization


Methods and Significance. Proceedings,
Seminar Validasi di Industri Farmasi
sebagai Pendukung Pelaksanaan CPOB
Jurusan Farmasi FMIPA ITB. Bandung 1
Mei 1992.

Swarbrick et al. 2002. Encyclopedia of


Pharmaceutical Technology, Second
edition. New York: Marcel Dekker Inc.

Swarbrick, James and James C. Boylan (eds).


2001. Encyclopedia of Pharmaceutical
Technology Volume 20. New York: Marcel
Dekker inc.

Verma, P R P, Balkishen Razdan. 2007. Studies


On Disintegrant Action of Leucaena
leucocephala Seed Gum In Ibuprofen Tablet
and Its Mechanism.
(serial online), (cited 2009 Feb, 14).
Available from:

You might also like