You are on page 1of 11

Analisis Jalur Gaya Kepemimpinan, Tingkat Penghargaan dan Kondisi Kerja

Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pabrik Karung Rosella Baru PTPN XI


(Persero)

Lilis Ardini, Siti Rokhmi Fuadati


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
Email: linic07@yahoo.co.id

ABSTRACT
Surabaya New Rosella sack factory is one of several player that supply sacks need in Indonesia. With
production capacity around 10,2 million sacks per year (beritajatim.com), then there is no problem in
marketing its product. Besides fulfill the need of PTPN XI, sacks demands for Bulog, fertilizer factory and
rice traders are still high. Therefore, in this research, there will an examination about Human Resources
aspect, that is the direct influence of leadership style on working achievement and its indirect influence on
appreciation level and working condition. Total sample that used is 20% from production division and
common division around 46 persons. Analysis technique that being used is lane analysis to find out direct
and indirect influence parameter. The result is that leadership lane directly has no significant influence on
working achievement, meanwhile leadership style indirectly through working condition has significant
influence on working achievement. Total direct and indirect influence is around 0,221 or 22,1%. The result
shows that leadership style is indeed has no significant influence on working achievement of employees of
Surabaya New Rosella Sacks Factory. It is caused by the location of raw material, sugar production and its
management that located outside the city of Surabaya, meanwhile its package material that is Rosella
plastics sacks is located in Surabaya, therefore there is relatif big costs, thus, companys main problem is at
its infrastructure that do not support efficient production activities process. The cause is that leadership style
has less significant influence on employees working achievement.

Keywords: leadership style, appreciation level, working condition and working achievement.

PENDAHULUAN Pabrik karung Rosella Baru Surabaya merupakan


salah satu pemain dalam menyuplai kebutuhan
Produk karung merupakan produk strategis karung di Indonesia. Dengan kapasitas produksi 10,2
karena berbagai produk memerlukan kemasan untuk juta karung per tahun (beritajatim.com) maka tidak
pengiriman barang ke konsumen. Untuk produk ada permasalahan dalam pemasaran produknya. Oleh
pupuk saja tahun 2008 diperkirakan mencapai 10juta karena itu dalam penelitian ini akan dikaji aspek
ton (GIATPI, 23 Desember 2008). Dengan kemam- Sumber Daya Manusia-nya. Setiap organisasi baik itu
puan produksi dalam negeri yang diperkirakan sekitar swasta maupun pemerintah akan berupaya dan
7 juta kilogram maka akan ada impor pupuk berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu akan
sebanyak 30 juta kilogram. Direncanakan impor selalu meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
pupuk ini dalam bentuk curah, dengan impor pupuk Berkembangnya organisasi dapat diindikasikan me-
curah maka pengemasan yang menggunakan karung ningkatnya pendapatan, sejalan pula dengan mening-
plastik akan dilakukan di dalam negeri. Dengan katnya kesejahteraan para pegawainya. Namun dalam
demikian kebutuhan akan karung plastik untuk pupuk prakteknya untuk mencapai tujuan tersebut organisasi
tahun 2008 akan makin besar. Dengan kemasan 50 sering menghadapi kendala, yang salah satu faktornya
kg/karung, kalau semua impor dilakukan dalam adalah ketidakpuasan kerja dari para pegawainya.
bentuk curah maka akan ada kebutuhan karung Sebagai akibatnya dapat berpengaruh kepada kinerja
plastik sebesar 60 juta karung plastik dengan ukuran pegawai maupun kinerja organisasi secara kesel-
50 kg. Meskipun pesanan untuk karung plastik di uruhan.
tahun 2008 relatif tidak akan terpengaruh oleh resesi Indikator kepuasan atau ketidakpuasan kerja
ekonomi global, karena kebutuhan untuk Bulog, pegawai dapat diperlihatkan oleh beberapa aspek
Pabrik pupuk dan para pedagang besar beras masih diantaranya:
tetap tinggi, namun stimulus impor pupuk curah a. Jumlah kehadiran pegawai atau jumlah kemang-
merupakan potensi baru yang cukup signifikan. kiran.

161
162 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.11, NO. 2, SEPTEMBER 2009: 161-171

b. Perasaan senang atau tidak senang dalam melak- Karung Rosela mampu bertahan dengan melakukan
sanakan pekerjaan. diversifikasi produk yaitu produk karung plastik
c. Perasaan adil atau tidak adil dalam menerima sesuai dengan tuntutan pasar.
imbalan.
d. Suka atau tidak suka dengan jabatan yang dipe- Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
gangnya. 1. Untuk mengetahui apakah gaya kepemimpinan
e. Sikap menolak pekerjaan atau menerima dengan berpengaruh langsung secara signifikan terhadap
penuh tanggung jawab. prestasi kerja karyawan Pabrik karung Rosella
f. Tingkat motivasi para pegawai yang tercermin Baru Surabaya
dalam perilaku pekerjaan. 2. Untuk mengetahui apakah Gaya Kepemimpinan
g. Reaksi positif atau negatif terhadap kebijakan berpengaruh tidak langsung melalui Kondisi Kerja
organisasi. secara signifikan terhadap prestasi kerja karyawan
h. Unjuk rasa atau perilaku destruktif lainnya. Pabrik karung Rosella Baru Surabaya
3. Untuk mengetahui apakah Gaya Kepemimpinan
Berkenaan dengan masalah kepuasan kerja berpengaruh tidak langsung melalui Tingkat Peng-
pegawai tersebut, sebenarnya banyak faktor yang hargaan secara signifikan terhadap prestasi kerja
mempengaruhi ketidakpuasan pegawai dalam karyawan Pabrik karung Rosella Baru Surabaya
pekerjaannya diantaranya adalah sistem imbalan yang 4. Untuk mengetahui apakah Gaya Kepemimpinan
dianggap tidak adil menurut persepsi pegawai. berpengaruh tidak langsung melalui Tingkat Peng-
Karena setiap pegawai akan selalu membandingkan hargaan kemudian melalui Kondisi Kerja secara
antara rasio hasil dengan input dirinya terhadap rasio signifikan terhadap prestasi kerja karyawan Pabrik
hasil dengan input orang lain. Perlakuan yang tidak karung Rosella Baru Surabaya
sama baik dalam reward maupun punishment 5. Untuk mengetahui apakah total pengaruh lang-
merupakan sumber kepuasan atau ketidakpuasan sung dan tidak langsung gaya kepemimpinan
pegawai. Di samping sistem imbalan, faktor lain yang terhadap prestasi kerja lebih besar dari 0.5 (50%).
berpengaruh terhadap ketidakpuasan kerja adalah
sistem karir yang tidak jelas juga merupakan sumber KERANGKA TEORI
ketidakpuasan pekerjaan. Tidak adanya penghargaan
atas pengalaman dan keahlian serta promosi yang Tinjauan Teori
tidak dirancang dengan benar dapat menimbulkan
sikap apatis dalam bekerja serta tidak memberikan Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mem-
harapan yang lebih baik di masa depan. Ketidak- pengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan dengan
puasan kerja dapat pula ditimbulkan oleh isi dari antusias (Avolio and Gardner, 2005). Brown et.al.,
pekerjaan itu sediri, misalnya seseorang yang tidak (2005) menerangkan bahwa kepemimpinan adalah
menyukai berhadapan dengan orang banyak justru konsep yang lebih sempit daripada manajemen.
diberikan jabatan pada public relation, orang yang Manajer dalam organisasi formal bertanggung jawab
tidak suka dengan pekerjaan yang berhubungan dan dipercaya dalam melaksanakan fungsi manaje-
dengan angka ditempatkan pada bagian anggaran atau men. Pemimpin kadang terdapat pada kelompok
perencanaan dan keuangan, tentu saja hal itu dapat informal, sehingga tidak selalu bertanggung jawab
menyebabkan ketidakpuasan kerja. Faktor pengaruh atas fungsi-fungsi manajemen. Seorang manajer yang
lain yang perlu dipertimbangkan adalah konteks ingin berhasil maka dituntut untuk memiliki kepe-
pekerjaan atau lingkungan pekerjaan seperti, gaya mimpinan yang efektif. Bagaimana usaha seorang
kepemimpinan penyelia, hubungan dengan rekan pemimpin untuk mempengaruhi orang lain atau agar
kerja, dan lain-lain. bawahan mengikuti apa yang diperintahkan akan
Semua faktor di atas akan berpengaruh terhadap sangat tergantung dari gaya kepemimpinan yang
prestasi kerja karyawan. Dari beberapa faktor yang digunakan. Namun demikian tidak ada gaya
mempengaruhi prestasi kerja karyawan, maka dalam kepemimpinan yang efektif berlaku umum untuk
penelitian ini akan difokuskan pada 4 variabel saja segala situasi (Brown et.al., 2005). Gaya kepemim-
yaitu Gaya Kepemimpinan, Tingkat Penghargaan, pinan menurut Avolio and Gardner (2005) adalah
Kondisi Kerja dan Prestasi Kerja. Lokasi penelitian pola tindakan pemimpin secara keseluruhan seperti
ini adalah pada Pabrik Karung Rosella, PTPN XI yang dipersepsikan oleh para pegawainya.
(Persero) dengan pertimbangan bahwa produk karung Gaya kepemimpinan mewakili filsafat, ketram-
goni pernah mengalami masa jaya, dan saat ini pilan, dan sikap pemimpin dalam politik. Terdapat 3
dengan munculnya produk karung plastik Pabrik jenis gaya kepemimpinan (leadership style) yang
Ardini: Gaya Kepemimpinan, Tingkat Penghargaan dan Kondisi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan 163

sangat berpengaruh terhadap efektivitas seorang dari luar atau disebut juga dengan imbalan ekstrinsik
pemimpin yaitu gaya autokratis, demokratis/ terutama imbalan yang berbentuk uang seperti gaji,
partisipatif, dan bebas kendali (Avolio and Gardner, tunjangan dan lain-lain. Penelitian yang menghubung-
2005). Penelitian tentang gaya kepemimpinan kan antara imbalan terutama gaji dengan kepuasan
dilakukan oleh Eddy M dan Budhi S (2000) untuk kerja dilakukan oleh Parry and Proctor (2003). Hasil
menguji kepemimpinan yang efektif di Toserba Sinar penelitiannya menyimpulkan terdapat hubungan
Mas, Sidoarjo, dari penelitian tersebut diketahui positif antara gaji dengan prestasi kerja. Toor and
adanya hubungan antara gaya kepemimpinan dengan Ogunlana (2008) melaporkan terdapat hubungan
semangat dan kegairahan kerja. Diungkapkan pula yang signifikan antara gaji dengan kepuasan kerja.
bahwa gaya kepemimpinan yang efektif adalah Salah satu bentuk indikator kondisi kerja adalah
kepemimpinan yang disesuaikan dengan situasi dan kepuasan kerja. Kepuasan kerja adalah suasana
kondisi (Contingency). Indikasi turunnya semangat psikologis tentang perasaan menyenangkan atau tidak
dan kegairahan kerja ditunjukkan dengan tingginya menyenangkan terhadap pekerjaan mereka (Avolio
tingkat absensi dan perpindahan pegawai. Hal itu and Gardner, 2005). Sementara itu Porter dan Lawler
timbul sebagai akibat dari kepemimpinan yang tidak dalam Bavendam, J. (2000) menjelaskan bahwa
disenangi. Perilaku pemimpin merupakan salah satu kepuasan kerja merupakan bangunan unidimensional,
faktor penting yang dapat mempengaruhi kepuasan dimana seseorang memiliki kepuasan umum atau
kerja. Menurut Brown and Trevin (2006) me- ketidakpuasan dengan pekerjaannya. Vroom sebagai-
nunjukkan bahwa gaya kepemimpinan mempunyai mana dikutip oleh Clampitt et.al., 2002 mendefinisi-
hubungan yang positif terhadap kepuasan kerja para kan kepuasan kerja sebagai satu acuan dari orientasi
pegawai. Hasil penelitian Carroll (2004) diperoleh yang efektif seseorang pegawai terhadap peranan
bahwa hubungan yang akrab dan saling tolong- mereka pada jabatan yang dipegangnya saat ini. Sikap
menolong dengan teman sekerja serta penyelia adalah yang positif terhadap pekerjaan secara konsepsi dapat
sangat penting dan memiliki hubungan kuat dengan dinyatakan sebagai kepuasan kerja dan sikap negatif
kepuasan kerja dan tidak ada kaitannya dengan terhadap pekerjaan sama dengan ketidakpuasan.
keadaan tempat kerja serta jenis pekerjaan. Salah satu Definisi ini telah mendapat dukungan dari Boal
faktor yang menyebabkan ketidakpuasan kerja ialah and Schultz (2007) yang menjelaskan bahwa
sifat penyelia yang tidak mau mendengar keluhan dan kepuasan kerja sebagai perasaan seseorang pegawai
pandangan pekerja dan mau membantu apabila mengenai pekerjaannya. Secara sederhana, job
diperlukan (De Hoogh and Den Dartog, 2008). Hal satisfaction dapat diartikan sebagai apa yang mem-
ini dibuktikan oleh Blakely (1993) dimana pekerja buat orang-orang menginginkan dan menyenangi
yang menerima penghargaan dari penyelia yang lebih pekerjaan. Apa yang membuat mereka bahagia dalam
tinggi dibandingkan dengan penilaian mereka sendiri pekerjaannya atau keluar dari pekerjaanya. Menurut
akan lebih puas, akan tetapi penyeliaan yang terlalu Robin dalam Siahaan, E.E. Edison (2002) menyebut-
ketat akan menyebabkan tingkat kepuasan yang kan sumber kepuasan kerja terdiri atas pekerjaan yang
rendah. menantang, imbalan yang sesuai, kondisi/lingkungan
Tingkat Penghargaan salah satunya ditunjukkan kerja yang mendukung, dan rekan kerja yang
dengan imbalan. Imbalan merupakan pemberian mendukung. Indra, Hary (2001) dalam penelitiannya
kepada pegawai atau sesuatu yang diterima pegawai menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi
sebagai balas jasa atas prestasinya kepada perusahaan kepuasan kerja pegawai secara signifikan adalah
dalam melaksanakan pekerjaan. Imbalan ekonomi faktor yang berhubungan dengan pekerjaan, dengan
biasanya diberikan dalam bentuk gaji, upah, kondisi kerja, dengan teman sekerja, dengan
tunjangan, bonus, insentif, dan lain-lain. Para ahli pengawasan, dengan promosi jabatan dan dengan
umumnya membagi imbalan menjadi 2 kelompok gaji. Dari keenam faktor tersebut yang paling
yaitu imbalan intrinsik dan imbalan ekstrinsik. dominan adalah faktor yang berhubungan dengan
Imbalan intrinsik adalah imbalan yang bersumber dari kondisi kerja, yaitu dengan korelasi 0,6997 atau
diri para pegawai sendiri seperti penyelesaian tugas, sebesar 69,97%. Boal and Schultz (2007)
prestasi, otonomi, perkembangan pribadi. Sedangkan mengungkapkan bahwa kepuasan kerja bersifat
imbalan ekstrinsik adalah imbalan yang berasal dari multidimensi dimana seseorang merasa lebih atau
luar pegawai seperti gaji dan tunjangan, interpersonal kurang puas dengan pekerjaannya, supervisornya,
(status dan pengakuan), serta promosi (Brown et.al., tempat kerjanya dan sebagainya. Porter dan Lawler
2005; Avolio and Gardner, 2005). Untuk lebih seperti juga dikutip oleh Bavendam, J. (2000) telah
memfokuskan pembahasan dalam penelitian ini membuat diagram kepuasan kerja yang menggambar-
penulis hanya membahas imbalan yang bersumber kan kepuasan kerja sebagai respon emosional orang-
164 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.11, NO. 2, SEPTEMBER 2009: 161-171

orang atas kondisi pekerjaannya. Kepuasan kerja berganda. Ada 4 variabel kepemimpinan yang
bersifat multidimensional maka kepuasan kerja dapat digunakan yaitu exploitaive authoritative, benevolent
mewakili sikap secara menyeluruh (kepuasan umum) authoritative, consultative, dan participative group.
maupun mengacu pada bagian pekerjaan seseorang. Hasilnya adalah participative group mempunyai
Artinya jika secara umum mencerminkan kepuasan- pengaruh yang dominan terhadap prestasi kerja,
nya sangat tinggi tetapi dapat saja seseorang akan sedangkan koefisien determinasi sebesar 0,741 yang
merasa tidak puas dengan salah satu atau beberapa menunjukkan bahwa sebesar 74,1% prestasi kerja
aspek saja misalnya jadwal liburan (Davis, Keith. dapat dijelaskan oleh variabel gaya kepemimpinan
1985). Konsekuensi dari kepuasan kerja dapat berupa exploitaive authoritative, benevolent authoritative,
meningkat atau menurunnya prestasi kerja pegawai, consultative, dan participative group sedangkan
pergantian pegawai (turnover), kemangkiran, atau sisanya sebesar 25,9% dijelaskan oleh faktor lain di
pencurian (Davis, Keith,1985). luar model pada taraf signifikansi 5%.

Hasil Penelitian Sebelumnya Kerangka Konseptual

Iwan Garniwa (1997) dalam penelitian yang Berdasarkan literatur review dan hasil-hasil
berjudul Pengaruh Stres Kerja terhadap Motivasi serta penelitian sebelumnya maka kerangka konseptual
dampaknya terhadap Prestasi Kerja Dosen Tetap dalam penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 1.
Universitas Widyatama dengan menggunakan sampel
sebesar 6% dari populasi, menggunakan teknik Gaya Prestasi Kerja
Kepemimpinan
statistik analisis regresi berganda, menemukan bahwa
stress kerja yang terdiri dari konflik kerja, beban kerja,
waktu kerja, karakteristik tugas, dukungan kelompok Tingkat
dan pengaruh kepemimpinan berpengaruh secara Penghargaan
signifikan terhadap motivasi kerja. Sedangkan
motivasi kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap
kinerja dosen.
Eddy M dan Budhi S (2000) dalam penelitiannya Kondisi Kerja
yang berjudul Peranan Gaya Kepemimpinan yang
efektif dalam Upaya meningkatkan semangat dan
kegairahan kerja karyawan di Toserba Sinar Mas Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian
Sidoarjo, telah menggunakan sampel sebesar 40%
dari populasi. Teknik statistik yang digunakan adalah Gambar di atas menunjukkan bahwa secara
statistik deskriptif menemukan bahwa gaya kepemim- teoritis Gaya Kepemimpinan akan mempengaruhi
pinan berpengaruh terhadap semangat dan gairah Prestasi Kerja. Gaya kepemimpinan juga akan
kerja karyawan. mempengaruhi Tingkat Penghargaan yang selanjut-
Budi Wiyono (2000) dalam penelitiannya yang nya juga akan mempengaruhi Prestasi Kerja. Gaya
berjudul Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja Kepemimpinan juga akan mempengaruhi Kondisi
terhadap prestasi kerja pegawai CPP network di Kerja yang seterusnya akan mempengaruhi Prestasi
Magelang menggunakan sampel sebesar 63% dari Kerja. Gaya Kepemimpinan akan mempengaruhi
populasi. Teknik statistik yang digunakan adalah Tingkat Penghargaan dan Tingkat Penghargaan akan
regresi berganda, menemukan bahwa secara simultan mempengaruhi Kondisi Kerja dan akhirnya akan
motivasi dan disiplin berpengaruh secara signifikan mempengaruhi Prestasi Kerja.
terhadap prestasi kerja, namun secara parsial hanya
disiplin kerja yang berpengaruh signifikan terhadap Hipotesis
prestasi kerja sedangkan motivasi secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja Berdasarkan permasalahan, literatur review dan
pegawai CPP Network di Magelang. kerangka konseptual, maka hipotesis dalam penelitian
Nia Lestarianawati (2009) dalam penelitiannya ini adalah:
yang berjudul Pengaruh Gaya Kepemimpinan ter- 1. Diduga gaya kepemimpinan berpengaruh lang-
hadap Peningkatan Prestasi Kerja Pegawai Non sung secara signifikan terhadap prestasi kerja
Medis Badan Rumah Sakit Umum Daerah 45 karyawan Pabrik karung Rosella Baru Surabaya
Kuningan telah menggunakan sampel sebanyak 91 2. Diduga Gaya Kepemimpinan berpengaruh tidak-
orang. Teknik statistik yang digunakan adalah regresi langsung melalui Kondisi Kerja secara signifikan
Ardini: Gaya Kepemimpinan, Tingkat Penghargaan dan Kondisi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan 165

terhadap prestasi kerja karyawan Pabrik karung Tingkat Penghargaan, Kondisi Kerja dan Prestasi
Rosella Baru Surabaya Kerja. Adapun indikator masing-masing variabel
3. Diduga Gaya Kepemimpinan berpengaruh tidak- adalah sebagai berikut:
langsung melalui Tingkat Penghargaan secara • Variabel Gaya Kepemimpinan:
signifikan terhadap prestasi kerja karyawan Pabrik 1. Pemotivasi
karung Rosella Baru Surabaya 2. Pengatur
4. Diduga Gaya Kepemimpinan berpengaruh tidak- 3. Pemecah masalah
langsung melalui Tingkat Penghargaan kemudian • Variabel Penghargaan:
melalui Kondisi Kerja secara signifikan terhadap 1. Material
prestasi kerja karyawan Pabrik karung Rosella 2. Non Material
Baru Surabaya • Kondisi Kerja:
5. Diduga total pengaruh langsung dan tidak lang- 1. Tempat Kerja
sung gaya kepemimpinan terhadap prestasi kerja 2. Promosi
lebih besar dari 0.5 (50%). Tingkat signifikansi α • Prestasi Kerja:
yang digunakan adalah 10% atau 0.1. 1. Kualitas Pekerjaan
2. Inisiatif
METODOLOGI
Teknik Analisis Data
Jenis Penelitian Dan Gambaran Populasi
Teknik analisis data dalam penelitian ini,
Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif atau menggunakan analisis jalur yang terdiri atas pengaruh
hubungan. Penelitian hubungan ini bertujuan untuk langsung dan tidak langsung. Untuk mendapatkan
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. nilai pengaruh langsung dan tidak langsung diguna-
Penelitian hubungan mempunyai tingkatan tertinggi kan analisis regresi dengan variabel intervening.
dibandingkan dengan penelitian deskriptif dan Variabel intervening merupakan variabel antara atau
komparatif. Dengan penelitian ini maka akan dapat mediating, yang berfungsi memediasi hubungan
dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk antara variabel independen dengan variabel dependen.
menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu Dalam penelitian ini parameter hubungan Gaya
gejala. Gambaran populasi karyawan pada PT Rosella Kepemimpinan, Tingkat Penghargaan, Kondisi Kerja
terdiri dari bagian umum dan bagian produksi. Jumlah dan Prestasi Kerja akan ditunjukkan pada Gambar 2.
karyawan bagian umum adalah 66 orang sedangkan
e1
bagian produksi 164 orang. Total karyawan adalah
230 orang. Gaya Prestasi Kerja
Kepemimpinan
e2
Teknik Pengambilan Sampel
Tingkat
Untuk menentukan sampel yang akan digunakan Penghargaan

dalam penelitian ini menggunakan Proportionate e3

Stratified Random Sampling. Teknik digunakan bila


populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak Kondisi Kerja

homogen dan berstrata secara proportional. Dalam


penelitian ini terdapat 2 unsur karyawan yaitu bagian Gambar 2. Parameter Hubungan antar Variabel
produksi dan bagian umum. Jumlah sampel yang
diambil sebesar 20% (Sugiyono, 2006) atau sebesar Pengaruh Langsung
46 orang. Sehingga untuk bagian umum sebesar
(66/230) x 46 = 13 orang sedangkan bagian produksi Pengaruh Langsung dalam analisis jalur ini
sebesar (164/230)x46=33. Pengumpulan data dilaku- ditunjukkan oleh parameter p1, dapat dilihat pada
kan dengan menggunakan kuesioner berdasarkan Gambar 3.
identifikasi variabel. Nilai p1 merupakan nilai Standardize Coeffi-
cients (Beta) yang didapatkan dari hasil regresi Gaya
Identifikasi Variabel Kepemimpinan, Tingkat Penghargaan dan Kondisi
Kerja terhadap Prestasi Kerja. Nilai beta yang diambil
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah beta Gaya Kepemimpinan terhadap Prestasi
terdiri dari 4 buah yaitu Gaya Kepemimpinan, Kerja.
166 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.11, NO. 2, SEPTEMBER 2009: 161-171

Gaya
p1
Prestasi Kerja
Pengaruh tidak langsung kedua: Gaya Kepemim-
Kepemimpinan pinan ke Prestasi Kerja melalui Kondisi Kerja adalah
p5 x p6.
Pengaruh tidak langsung ketiga: Gaya Kepemim-
Tingkat
Penghargaan pinan ke Prestasi Kerja melalui Tingkat Penghargaan
dan melalui Kondisi Kerja adalah p2 x p4 x p6.

Pengaruh Total
Kondisi Kerja
Pengaruh total merupakan penjumlahan dari
pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung
Gambar 3. Parameter Pengaruh Langsung Gaya variabel Gaya Kepemimpinan terhadap Prestasi
Kepemimpinan ke Prestasi Kerja Kerja. Perhitungan pengaruh total adalah sebagai
berikut:
Pengaruh Tidak Langsung - Pengaruh Langsung Gaya Kepemimpinan ke
Prestasi Kerja = p1
Pengaruh tidak langsung dalam analisis jalur ini - Pengaruh tidak langsung pertama = p2 x p3
ada 3 buah ditunjukkan oleh parameter p2, p3, p4, p5 - Pengaruh tidak langsung kedua = p5 x p6
dan p6 sebagaimana terlihat pada Gambar 4. - Pengaruh tidak langsung ketiga = p2 x p4 x p6
------------------------------------------------------------------
Gaya Prestasi Kerja Pengaruh Total = p1 + (p2 x p3) + (p5 x p6) + (p2 x
Kepemimpinan
p3
p4 x p6)
p2

Tingkat
Kesalahan Regresi (e)
Penghargaan p6
p5 Kesalahan Regresi dalam analisis jalur ini adalah
p4 e1 hasil dari regresi pertama, e2 hasil dari regresi
kedua dan e3 hasil dari regresi ketiga. Besarnya nilai e
Kondisi Kerja adalah akar dari (1-R2) dari masing-masing regresi.
Kesalahan regresi menunjukkan berapa prosen variasi
variabel tergantung yang tidak dapat dijelaskan oleh
Gambar 4. Parameter Pengaruh Tidak Langsung variabel bebasnya.
Gaya Kepemimpinan ke Prestasi
Kerja ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Nilai parameter p2, p3, p4, p5 dan p6 merupakan Analisis Hasil Pengolahan Data
nilai Standardize Coefficients (Beta) yang didapatkan
dari hasil regresi pertama yaitu Gaya Kepemimpinan Ada empat variabel yang ingin dilihat dalam
terhadap Tingkat Penghargaan. Regresi kedua yaitu analisis jalur ini yaitu Gaya Kepemimpinan, Tingkat
Gaya Kepemimpinan dan Tingkat Penghargaan Penghargaan, Kondisi Kerja dan Prestasi Kerja. Ada
terhadap Kondisi Kerja dan regresi ketiga yaitu Gaya sembilan parameter jalur yang ingin diketahui yaitup1
Kepemimpinan, Tingkat Penghargaan dan Kondisi sampai dengan p6 dan 3 parameter kesalahan yaitu e1
Kerja terhadap Prestasi Kerja. nilai p3 adalah sampai dengan e3 sebagaimana pada gambar 5.
parameter Beta untuk Tingkat Penghargaan terhadap Untuk mendapatkan nilai parameter-parameter
Prestasi Kerja , nilai p6 adalah parameter Beta untuk tersebut, diperlukan 3 buah regresi yaitu pertama
Kondisi Kerja terhadap Prestasi Kerja. p2 adalah adalah Gaya Kepemimpinan terhadap Tingkat
parameter Beta untuk gaya kepemimpinan terhadap Penghargaan, kedua adalah Gaya Kepemimpinan dan
tingkat penghargaan, p4 adalah parameter Beta untuk Tingkat Penghargaan terhadap Kondisi Kerja
tingkat penghargan terhadap kondisi kerja, dan p5 kemudian yang ketiga adalah Gaya Kepemimpinan,
adalah parameter Beta untuk gaya kepemimpinan Tingkat Penghargaan dan Kondisi Kerja terhadap
terhadap kondisi kerja. Prestasi Kerja. Analisis jalur dengan menggunakan 3
Pengaruh tidak langsung pertama: Gaya buah regresi tersebut akan menghasilkan pengaruh
Kepemimpinan ke Prestasi Kerja melalui Tingkat langsung dan pengaruh tidak langsung dari variabel
Penghargaan adalah p2 x p3. Gaya Kepemimpinan, Tingkat Penghargaan dan
Ardini: Gaya Kepemimpinan, Tingkat Penghargaan dan Kondisi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan 167

Kondisi Kerja tehadap Prestasi Kerja. Pengaruh total Gaya


Kepemimpinan
Prestasi Kerja
adalah jumlah dari pengaruh langsung dan tidak p3=0,338
langsung. p2=0,206
Tingkat
Penghargaan
Pengaruh Langsung p6=0,330

p5=0,515 p4=0,451
Pengaruh Langsung dalam analisis jalur ini
ditunjukkan oleh parameter p1, dapat dilihat pada Kondisi Kerja

gambar 5.
Gambar 6. Parameter Pengaruh Tidak Langsung
p1 = - 0,048
Gaya Prestasi Kerja Gaya Kepemimpinan ke Prestasi Kerja
Kepemimpinan
Nilai parameter p2, p3, p4, p5 dan p6 merupakan
nilai Standardize Coefficients (Beta) yang didapatkan
Tingkat dari hasil regresi pertama, kedua dan ketiga. Hasil
Penghargaan koefisien dari regresi pertama yaitu Gaya Kepemim-
pinan terhadap Tingkat Penghargaan ditunjukkan
pada Tabel 2.
Kondisi Kerja
Tabel 2. Koefisien Regresi Gaya Kepemimpinan
terhadap Penghargaan
Gambar 5. Parameter Pengaruh Langsung Gaya
Standardi
Kepemimpinan ke Prestasi Kerja zed
Unstandardized Coefficien
Coefficients ts
Nilai p1 merupakan nilai Standardize Model B Std. Error Beta t Sig.
Coefficients (Beta) yang didapatkan yaitu Gaya 1 (Constant) 18,214 2,900 6,281 ,000
Gaya Kepemimpin
Kepemimpinan, Tingkat Penghargaan, dan Kondisi ,143 ,102
a. Dependent Variable: Tingkat Penghargaan
,206 1,394 ,170

Kerja terhadap Prestasi Kerja yang ditunjukkan pada


Tabel 1. Dari Tabel 2 tersebut dapat dilihat bahwa nilai p2
adalah parameter Beta untuk Gaya Kepemimpinan
Tabel 1. Koefisien Regresi Gaya Kepemimpinan, terhadap Tingkat Penghargaan yaitu 0,206 dengan
Tingkat Penghargaan, dan Kondisi tingkat signifikansi 0,17 atau lebih besar dari 0,1
Kerja terhadap Prestasi Kerja sehingga pengaruhnya adalah tidak signifikan.
Standardi Hasil koefisien dari regresi kedua yaitu Gaya
zed
Unstandardized Coefficien Kepemimpinan dan Tingkat Penghargaan terhadap
Coefficients ts Kondisi Kerja ditunjukkan pada Tabel 3.
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 7,861 4,678 1,680 ,100
Gaya Kepemimpin4,57E-02 ,154 -,048 -,296 ,769 Tabel 3. Koefisien Regresi Gaya Kepemimpinan,
Tingkat Pengharga ,460 ,212 ,338 2,167 ,036
Kondisi Kerja ,374 ,218 ,330 1,717 ,093
Tingkat Penghargaan terhadap Kondisi
a. Dependent Variable: Prestasi Kerja Kerja
Standardi
Dari Tabel 1 tersebut dapat dilihat bahwa nilai p1 zed
Unstandardized Coefficien
adalah parameter Beta untuk Gaya Kepemimpinan Coefficients ts

terhadap Prestasi Kerja yaitu -0,048, dengan tingkat Model


1 (Constant)
B
,904
Std. Error
3,270
Beta t
,276
Sig.
,784
signifikansi 0,76 atau lebih besar dari 0,1 sehingga Gaya Kepemimpina ,430 ,086 ,515 5,012 ,000

pengaruhnya adalah tidak signifikan. Tingkat Pengharga ,541 ,123 ,451 4,384 ,000
a. Dependent Variable: Kondisi Kerja

Pengaruh Tidak Langsung


Dari Tabel 3 tersebut dapat dilihat bahwa nilai p4
Pengaruh tidak langsung dalam analisis jalur ini adalah parameter Beta untuk Tingkat Penghargaan
ada 3 buah ditunjukkan oleh parameter p2, p3, p4, p5 terhadap Kondisi Kerja yaitu 0,451 dengan tingkat
dan p6 sebagaimana terlihat pada Gambar 6. signifikansi 0,00 atau lebih kecil dari 0,1 sehingga
pengaruhnya adalah signifikan. Selanjutnya nilai p5
168 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.11, NO. 2, SEPTEMBER 2009: 161-171

adalah parameter Beta untuk Gaya Kepemimpinan - Pengaruh Langsung Gaya Kepemimpinan ke
terhadap Kondisi Kerja yaitu 0,515 dengan tingkat Prestasi Kerja = - 0,048
signifikansi 0,00 atau lebih kecil dari 0,1 sehingga - Pengaruh tidak langsung pertama = 0,069
pengaruhnya adalah signifikan. - Pengaruh tidak langsung kedua = 0,169
Hasil koefisien dari regresi ketiga yaitu Gaya - Pengaruh tidak langsung ketiga = 0,031
Kepemimpinan, Tingkat Penghargaan dan Kondisi ------------------------------------------------------------------
Kerja terhadap Prestasi Kerja ditunjukkan pada Tabel Pengaruh total = 0,221
4.
Pengaruh total adalah sebesar 0,221 adalah relatif
Tabel 4. Koefisien Regresi Gaya Kepemimpinan, kecil, sehingga ada variabel lain yang dapat
Tingkat Penghargaan dan Kondisi mempengaruhi Prestasi Kerja seperti motivasi,
Kerja terhadap Prestasi Kerja kesesuaian antara pendidikan dan jenis pekerjaan dan
Standardi
lain lain perlu dipertimbangkan untuk penelitian
zed selanjutnya.
Unstandardized Coefficien
Coefficients ts
Model
1 (Constant)
B
7,861
Std. Error
4,678
Beta t
1,680
Sig.
,100
Kesalahan Regresi (e)
Gaya Kepemimpinan-4,57E-02 ,154 -,048 -,296 ,769
Tingkat Penghargaa ,460 ,212 ,338 2,167 ,036 Kesalahan Regresi dalam analisis jalur ini adalah
Kondisi Kerja ,374 ,218 ,330 1,717 ,093
a. Dependent Variable: Prestasi Kerja e1 hasil dari regresi pertama, e2 hasil dari regresi
kedua dan e3 hasil dari regresi ketiga. Besarnya nilai e
Dari Tabel 4 tersebut dapat dilihat bahwa nilai p3 adalah akar dari (1-R2) dari masing-masing regresi.
adalah parameter Beta untuk Tingkat Penghargaan Nilai R2 dari regresi pertama yaitu Gaya
terhadap Prestasi Kerja yaitu 0,338, dengan tingkat Kepemimpinan terhadap Tingkat Penghargaan dapat
dilihat pada Model Summary untuk regresi tersebut,
signifikansi 0,036 atau lebih kecil dari 0,1 sehingga
ditunjukkan pada Tabel 5.
pengaruhnya adalah signifikan. Selanjutnya nilai p6
adalah parameter Beta untuk Kondisi Kerja terhadap
Tabel 5. Model Summary Regresi Gaya Kepe-
Prestasi Kerja yaitu 0,330, dengan tingkat signifikansi
mimpinan terhadap Tingkat Peng-
0,093 atau lebih kecil dari 0,1 sehingga pengaruhnya
hargaan
adalah signifikan.
Adjusted Std. Error of
Pengaruh tidak langsung pertama: Model R R Square R Square the Estimate
1 ,206a ,042 ,021 1,88
Gaya Kepemimpinan ke Prestasi Kerja melalui
a. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan
Tingkat Penghargaan, nilainya adalah:
p2 x p3 = 0,206 x 0,338 = 0,069 Nilai R2 adalah 0,042 sehingga nilai e1 adalah
akar dari (1-0,042) atau sama dengan 0,97. Artinya
Pengaruh tidak langsung kedua: bahwa jumlah variance yang tidak dapat dijelaskan
Gaya Kepemimpinan ke Prestasi Kerja melalui oleh Gaya Kepemimpinan terhadap variasi Tingkat
Kondisi Kerja, nilainya adalah: Penghargaan adalah sebesar 97%.
P5 x p6 = 0,515 x 0,33= 0,169 Nilai R2 dari regresi kedua yaitu Gaya
Kepemimpinan dan Tingkat Penghargaan terhadap
Pengaruh tidak langsung ketiga: Kondisi Kerja dapat dilihat pada Model Summary
Gaya Kepemimpinan ke Prestasi Kerja melalui untuk regresi tersebut, ditunjukkan pada Tabel 6.
Tingkat Penghargaan dan melalui Kondisi Kerja,
nilainya adalah: Tabel 6. Model Summary regresi Gaya Kepemim-
P2 x p4 x p6 = 0,206 x 0,451 x 0,33= 0,031 pinan dan Tingkat Penghargaan ter-
hadap Kondisi Kerja
Pengaruh Total Adjusted Std. Error of
Model R R Square R Square the Estimate
Pengaruh total merupakan penjumlahan dari 1 ,751a ,565 ,544 1,54
pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung a. Predictors: (Constant), Tingkat Penghargaan, Gaya
variabel Gaya Kepemimpinan terhadap Prestasi Kepemimpinan
Kerja. Perhitungan pengaruh total adalah sebagai Nilai R2 adalah 0,565 sehingga nilai e2 adalah
berikut: akar dari (1-0,565) atau sama dengan 0,65. Artinya
Ardini: Gaya Kepemimpinan, Tingkat Penghargaan dan Kondisi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan 169

bahwa jumlah variance yang tidak dapat dijelaskan BUMN sedangkan dalam penelitian Eddy M dan
oleh Gaya Kepemimpinan dan Tingkat Penghargaan Budhi S (2000) adalah perdagangan swasta. Hasilnya
terhadap variasi Kondisi Kerja adalah sebesar 65%. juga berbeda, dalam penelitian ini, pengaruh
Nilai R2 dari regresi ketiga yaitu Gaya kepemimpinan relatif kecil terhadap prestasi kerja,
Kepemimpinan, Tingkat Penghargaan dan Kondisi sedangkan dalam penelitian Eddy M dan Budhi S
Kerja terhadap Prestasi Kerja dapat dilihat pada (2000) kepemimpinan mempunyai pengaruh signifi-
Model Summary untuk regresi tersebut, ditunjukkan kan terhadap semangat dan gairah kerja karyawan.
pada Tabel 7. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
pengaruh kepemimpinan di dunia perdagangan
Tabel 7. Model Summary regresi Gaya Kepemim- swasta dan industri BUMN adalah berbeda.
pinan dan Tingkat Penghargaan dan Persamaan dengan penelitian Budi Wiyono
Kondisi Kerja terhadap Prestasi Kerja (2000) adalah pada variabel tergantung yang
Model Summary digunakan yaitu prestasi kerja sedangkan variabel
bebasnya berbeda. Dalam penelitian ini adalah gaya
Adjusted Std. Error of
Model R R Square R Square the Estimate kepemimpinan, tingkat penghargaan dan kondisi
1 ,569a ,324 ,275 2,20 kerja sedangkan dalam Budi Wiyono (2000) adalah
a. Predictors: (Constant), Kondisi Kerja, Tingkat
motivasi dan disiplin kerja. Perbedaan lainnya terletak
Penghargaan, Gaya Kepemimpinan
pada metodologi yang digunakan, dalam penelitian
ini menggunakan analisis jalur sedangkan dalam
Nilai R2 adalah 0,324 sehingga nilai e2 adalah penelitian Budi Wiyono (2000) menggunakan analisis
akar dari (1-0,324) atau sama dengan 0,82. Artinya regresi berganda. Objek penelitian juga berbeda pada
bahwa jumlah variance yang tidak dapat dijelaskan
penelitian ini industri BUMN sedangkan dalam
oleh Gaya Kepemimpinan dan Tingkat Penghargaan penelitian Budi Wiyono (2000) pada bidang jasa
terhadap variasi Kondisi Kerja adalah sebesar 82%. jaringan komputer.
Persamaan dengan penelitian Nia Lestarianawati
Perbandingan dengan hasil penelitian sebelumnya
(2009) adalah pada variabel tergantung dan variabel
bebasnya. Perbedaannya pada indikatornya, pada
Ada 4 penelitian sebelumnya yang akan
penelitian ini gaya kepemimpinan terdiri dari 3
dibandingkan dengan hasil penelitian ini, yaitu
indikator yaitu pemotivasi, pengontrol dan pemecah
dengan penelitian Iwan Garniwa (1997), Eddy M dan
masalah sedangkan pada penelitian Nia Lestariana-
Budi S (2000), Budi Wiyono (2000) dan Nia
wati (2009) kepemimpinan mempunyai 4 indikator
Lestarianawati (2009).
Persamaan dengan penelitian Iwan Garniwa yaitu exploitaive authoritative, benevolent authori-
(1997) adalah variabel tergantung yang digunakan tative, consultative, dan participative group. Perbeda-
yaitu Prestasi Kerja, sedangkan objek penelitian an lain adalah pada teknik statistik yang digunakan,
berbeda yaitu dunia pendidikan sedangkan penelitian pada penelitian ini menggunakan analisis jalur
ini adalah bidang industri. Variabel bebas yang sedangkan pada penelitian Nia Lestarianawati (2009)
digunakan berbeda yaitu stress kerja, namun salah menggunakan analisis regresi berganda. Hasilnya ada
satu indikatornya adalah sama yaitu kepemimpinan. perbedaan, pada penelitian ini kepemimpinan mem-
Hasilnya juga relatif berbeda, dalam penelitian ini punyai pengaruh yang relatif kecil terhadap prestasi
gaya kepemimpinan pengaruhnya relatif kecil kerja sedangkan pada Nia Lestarianawati (2009)
terhadap prestasi kerja sedangkan dalam penelitian kepemimpinan pada indikator participative group
Iwan Garniwa (1997) menemukan bahwa kepemim- mempunyai pengaruh signifikan terhadap prestasi
pinan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kerja. Objek penelitian juga berbeda pada penelitian
prestasi kerja. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan ini adalah industri BUMN sedangkan pada Nia
bahwa pengaruh kepemimpinan di dunia pendidikan Lestarianawati (2009) adalah rumah sakit pemerintah.
swasta dan industri BUMN adalah berbeda.
Persamaan dengan penelitian Eddy M dan Budhi KESIMPULAN
S (2000) adalah pada variabel bebasnya yaitu Gaya
Kepemimpinan, sedangkan variabel tidak bebasnya Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang
berbeda namun mempunyai maksud yang sama yaitu telah dilakukan sebelumnya maka dapat diambil
Semangat dan Kegairahan kerja sedangkan dalam beberapa simpulan sebagai berikut:
penelitian ini adalah Prestasi Kerja. Objek penelitian − Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa
juga berbeda, dalam penelitian ini adalah industri diduga gaya kepemimpinan berpengaruh lang-
170 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.11, NO. 2, SEPTEMBER 2009: 161-171

sung secara signifikan terhadap prestasi kerja DAFTAR PUSTAKA


karyawan Pabrik karung Rosella Baru Surabaya
tidak diterima. Avolio, B. J. and Gardner, W.L., 2005, Authentic
− Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa diduga Leadership Development: Getting to the Root
Gaya Kepemimpinan berpengaruh tidaklangsung of Positive Forms of Leadership, The Leader-
melalui Kondisi Kerja secara signifikan terhadap ship Quarterly 16, 315–338.
prestasi kerja karyawan Pabrik karung Rosella Bavendam, J., 2000. “How Do You Manage
Baru Surabaya diterima. Turnover? in a time of lean organizations and
− Hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa diduga dwindling pools of experienced newhires”. J.
Gaya Kepemimpinan berpengaruh tidaklangsung Special Report, Vol. 3, Bavendam Research
melalui Tingkat Penghargaan secara signifikan Incorporated, Mercer Island. http;//www.
terhadap prestasi kerja karyawan Pabrik karung bavendam. com/
Rosella Baru Surabaya tidak diterima.
Bavendam, J., 2000. “Managing Job Satisfaction”. J.
− Hipotesis keempat yang menyatakan bahwa
Special Report, Vol 6, Bavendam Research
diduga Gaya Kepemimpinan berpengaruh tidak- Incorporated, Mercer Island. http://www.
langsung melalui Tingkat Penghargaan kemudian bavendam.com/
melalui Kondisi Kerja secara signifikan terhadap
prestasi kerja karyawan Pabrik karung Rosella Boal, K. B., & Schultz, P. L., 2007. Storytelling, time
Baru Surabaya tidak diterima. and evolution: The role of strategic leadership
− Hipotesis kelima yang menyatakan bahwa diduga in complex adaptive systems. The Leadership
total pengaruh langsung dan tidak langsung gaya Quarterly, 18, 411-428.
kepemimpinan terhadap prestasi kerja lebih besar Brown, M. E. and Trevino, L.K., 2006, Ethical
dari 0.5 (50%) tidak diterima. Leadership: A Review and Future Directions,
− Hipotesis keenam adalah hasil akhir dari analisis The Leadership Quarterly 17, 595–616.
jalur yang merupakan penjumlahan pengaruh
langsung dan tidak langsung terhadap prestasi Brown, M. E., Trevino, L. K. and Harrison, D., 2005,
Ethical Leadership: A Social Learning
kerja di Pabrik Karung Rosella Baru. Pengaruh
Perspective for Construct Development and
total yang diperoleh adalah sebesar 0.221 atau
Testing, Organizational Behavior and Human
22,1%. Hasil ini menunjukkan bahwa Gaya Decision Processes 97, 117–134.
Kepemimpinan tidak berpengaruh secara signifi-
kan terhadap prestasi kerja karyawan. Budi Wiyono, 2000. Pengaruh Motivasi dan Disiplin
Kerja terhadap prestasi kerja pegawai CPP
Hal tersebut disebabkan karena banyak kendala network di Magelang. Tesis, Universitas Sebe-
atau masalah yang sejak belum berdirinya PTPN XI las Maret, Solo.
dimana disini adalah pabrik karung Rosella. Kondisi
Carroll, A. B., 2004. Managing Ethically with Global
pabrik karung Rosella yang tidak bisa dihilangkan
Stakeholders: A Present and Future Challenge,
karena sudah berdiri sejak tahun 1910 dikarenakan Academy of Management Executive 18(2),
kondisi pabrik sejak berdirinya merupakan pabrik 114–120.
pertama yang dimiliki oleh PTPN XI sehingga sulit
dipindahkan dikarenakan juga kebijakan kantor pusat Clampitt, P.G., Berk, L., & Williams, M. L., 2002.
untuk memindahkan pabrik tersebut yang sudah “Leaders as strategic communicators”. Ivey
sekian lama berdiri di pusat kota. Masalah tersebut Business Journal, 66(50), 50-55.
yaitu lokasi bahan baku produksi dan pengolahannya De Hoogh, A. H. B. and Den Dartog, D. N., 2008.
berada diluar kotasedangkan bahan pembungkusnya ”Ethical and Despotic Leadership, Relation-
yaitu karung plastik (Rosella) berada didalam kota ships with Description Questionnaire (ODQ)”,
sehingga menimbulkan beaya yang lebih besar International Journal of Organizational
dibandingkan dengan bahan utamanya (gula). Behaviour, 4(3), 111–124.
Masalah utama perusahaan adalah pada infrastruktur
yang tidak mendukung proses kegiatan produksi yang Eddy, M dan Budhi, S., 2000. “Peranan Gaya
efisien. Dampaknya adalah Gaya Kepemimpinan Kepemimpinan yang efektif dalam Upaya
kurang berpengaruh secara signifikan terhadap meningkatkan semangat dan kegairahan kerja
karyawan di Toserba Sinar Mas Sidoarjo”.
prestasi kerja karyawan.
Jurnal Manajemen Kewirausahaan, Vol.2,
No.2, September 2000pp. 29-43.
Ardini: Gaya Kepemimpinan, Tingkat Penghargaan dan Kondisi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan 171

George, B., Sims, P., McLean, A.N. and Mayer, D., Parry, K. W. and Proctor-Thomson, S.B., 2003.
2007. “Discovering Your Authentic Leader- “Leadership, Culture and Performance: The
ship”, Harvard Business Review 85(2), 129– Case of the New Zealand Public Sector”,
138. Journal of Change Management 3(4), 376–
399.
Indra, Hary, 2001. “Analisis Faktor Faktor yang
Mempengaruhi Kepuasan Kerja Pegawai PT Sarawak http://www.Webcastmy. Comhttp://www.
X”. Jurnal The Winners, Vol. 0802-020http:// Webcastmy.Com.MyUnimasresearchgateway/
www.binus.ac.id/research/jurnal/jurnal_winners thesis/
_ 4.html.
Siahaan, E.E. Edison, 2002. Kepuasan Kerja dan
Iwan Garniwa, 1997. Pengaruh Stres Kerja terhadap Produktivitas Pegawai. http://www.nakertrans.
Motivasi serta dampaknya terhadap Prestasi
Kerja Dosen Tetap Universitas Widyatama, Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Administrasi.
Penelitian Mandiri, Bandung. Penerbit Alfabeta, Bandung.

Nia Lestarianawati, 2009. Pengaruh Gaya Kepemim- Toor, S. R. and Ogunlana, S.O., 2008. “Leadership
pinan terhadap Peningkatan Prestasi Kerja Skills and Competencies for Cross-Cultural
Pegawai Non Medis Badan Rumah Sakit Construction Projects”, International Journal
Umum Daerah 45 Kuningan. Skripsi, of Human Resources Development and
http://skripsistikes.wordpress.com/2009/05/04/i Management 8(3), 192–215.
kmiii29/http://skripsistikes.wordpress.com/200
9/05/04/ikmiii29/ pada 10/09/2009.

You might also like