You are on page 1of 14

Jurnal Penelitian Pendidikan

Vol. 33 Nomor 1 Tahun 2016

MODEL PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


(IPS) PADA MATERI KONTROVERSI (CONTROVERSY
ISSUES) DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
KOTA SEMARANG

Arif Purnomo, Abdul Muntholib, dan Syaiful Amin

Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang

Abstract. Social science subjects need to be constructed to shape the life of a


democratic citizen. Organizing the material needed to form a controversy very
intelligent character and critical learners. Organizing materials studied so in-
teresting controversy will be able to develop a model that is capable of learning
controversy develops the creativity of learners. The problems of this study are:
(1) Which materials in IPS is controversial in the Junior High School?, (2) how
teachers prepare and implement instructional materials IPS on the controversy?,
and (3) how the teacher needs to be learning model on the IPS material contro-
versy?.This study uses a design research and development (R & D), proceeded
by a qualitative approach to determine the need for learning model IPS on the
matter of controversy. Data collected through observation and interviews, and
data analysis techniques used qualitative analysis.Based on the results of the
study concluded that the learning material in the field of IPS controversy has not
constructed well by the teacher. Teachers have not done the analysis of the mate-
rial by separating the material which can be developed to foster critical thinking
of students because it contains materials that controversy. Thus, the learning was
done using a learning model that is not based matteri, because equating the con-
troversy materials with other materials. This happens because the educational
background of teachers who monodisiplin and analysis of materials that do not
involve groups of teachers in the MGMP forum as well as a lack of understand-
ing of the controversy in the learning material IPS. Based on the conclusions
suggested: (1) teachers need to do the analysis of learning materials in MGMP
so that the development of learning materials are made into more depth, and (2)
there needs to be an understanding of the learning model that can be used by
teachers to develop the material controversy in social studies.

Keywords: social science, controversy issue

13
Arif Purnomo, Abdul Muntholib, dan Syaiful Amin Model Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

PENDAHULUAN National Council of Social Studies di


Amerika Serikat menyatakan bahwa terdapat
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang diajar- 10 konsep social studies, yaitu (1) culture;
kan di sekolah dasar dan sekolah menengah (2) time, continuity and change; (3) people,
di Indonesia memiliki padanan istilah den- places and environments; (4) individual
gan social studies di Amerika Serikat. IPS development and identity; (5) individuals,
sering didefinisikan sebagai reduksi dari group, and institutions; (6) power, authority
berbagai cabang disiplin ilmu sosial seperti: and govermance; (7) production, distribu-
sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antro- tion and consumption; (8) science, technolo-
pologi, politik, psikologi, dan sebagainya gy, and society; (9) global connections, dan;
yang digunakan dalam bidang pendidikan. (10) civic ideals and practices(NCSS http://
Martoella (1987) mengatakan bah- www.socialstudies.org). Sementara itu, di
wa pembelajaran Pendidikan IPS lebih Indonesia pembelajaran IPS diformulasikan
menekankan pada aspek “pendidikan” dari dalam 14 aspek, yaitu: (1) interaksi, (2) sal-
pada “transfer konsep”, karena dalam pem- ing ketergantungan, (3) kesinambungan dan
belajaran pendidikan IPS peserta didik di- perubahan, (4) keragaman/kesamaan/perbe-
harapkan memperoleh pemahaman terhadap daan, (5) konflik dan konsesus, (6) pola (pa-
sejumlah konsep dan mengembangkan serta tron), (7) tempat, (8) kekuasaan (power),
melatih sikap, nilai, moral, dan keterampi- (9) nilai kepercayaan, (10) keadilan dan
lannya berdasarkan konsep yang telah di- pemerataan, (11) kelangkaan (scarcity), (12)
milikinya. Dengan demikian, pembelajaran kekhususan, (13) budaya (culture), dan (14)
pendidikan IPS harus diformulasikannya nasionalisme.
pada aspek kependidikannya. Mengenai tujuan ilmu pengetahuan so-
Ilmu Pengetahuan Sosial berbeda den- sial, para ahli sering mengaitkannya dengan
gan disiplin ilmu yang monodisiplin.IPS berbagai sudut kepentingan dan penekanan
mempunyai keterpaduan antar disiplin ilmu dari program pendidikan tersebut.Secara
sosial. Geografi memberikan wawasan yang umum dapat dinyatakan bahwa tujuan pen-
berkenaan dengan wilayah-wilayah, sejarah didikan IPS adalah untuk mendidik dan
memberikan wawasan tentang peristiwa- memberi bekal kemampuan dasar kepada
peristiwa yang terjadi pada masa lampau, siswa untuk mengembangkan diri sesuai
ekonomi memberikan wawasan tentang dengan bakat, minat, kemampuan, dan ling-
berbagai macam kebutuhan manusia dan kungannya, serta berbagai bekal siswa untuk
sosiologi atau antropologi memberikan wa- melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
wasan yang berkenaan dengan nilai-nilai, lebih tinggi.
kepercayaan, struktur sosial, lalu ilmu poli- Gross (1978) menyebutkan bahwa tu-
tik lebih kepada mengkaji hubungan antara juan pendidikan IPS adalah untuk mem-
warga dengan warga negaranya, serta negara persiapkan peserta didik menjadi warga
dengan negaranya, dan psikologi memba- negara yang baik dalam kehidupannya di
has mengenai kondisi kejiwaan seseorang masyarakat. Secara tegas ia mengatakan to
atau manusia.Sosiologi dan psikologi sos- prepare students to be well functioning citi-
ial merupakan ilmu-ilmu tentang perilaku zens in a democratic society. Tujuan lain
seperti konsep peran, kelompok, institusi, dari pendidikan IPS adalah untuk mengem-
proses interaksi dan kontrol sosial. Secara bangkan kemampuan peserta didik meng-
intensif konsep-konsep seperti ini digunakan gunakan penalaran dalam mengambil kepu-
ilmu-ilmu sosial dan studi-studi sosial. tusan setiap persoalan yang dihadapinya

14
Arif Purnomo, Abdul Muntholib, dan Syaiful Amin Model Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

(Gross, 1978).Ilmu pengetahuan sosial juga jumlah konsep yang bersifat hafalan belaka,
membahas hubungan antara manusia den- melainkan terletak pada upaya agar mereka
gan lingkungannya.Lingkungan masyarakat mampu menjadikan apa yang telah dipela-
dimana anak didik tumbuh dan berkembang jarinya sebagai bekal dalam memahami dan
sebagai bagian dari masyarakat, dihadapkan ikut serta dalam melakoni kehidupan ma-
pada berbagai permasalahan yang ada dan syarakat lingkungannya, serta sebagai bekal
terjadi di lingkungan sekitarnya. Pendidikan bagi dirinya untuk melanjutkan pendidikan
IPS berusaha membantu peserta didik dalam ke jenjang yang lebih tinggi(Kosasih, 1994;
memecahkan permasalahan yang dihada- Hasan, 1996).
pi sehingga akan menjadikannya semakin Dalam hubungannya dengan upaya
mengerti dan memahami lingkungan sosial mengajarkan materi IPS, sering ditemui ad-
masyarakatnya (Kosasih, 1994). Sedangkan anya materi yang memuat unsur kontroversi.
dalam kurikulum 2013, tujuan pembelajaran Kontroversi adalah suatu kondisi dimana
IPS dirumuskan agar peserta didik memiliki suatu materi memiliki beberapa sudut pan-
kompetensi: (1) mensistematisasikan bahan, dang yang saling berkontradiksi, akan tetapi
informasi, dan atau kemampuan yang telah pandangan-pandangan tersebut memiliki
dimiliki tentang manusia dan lingkungan- dasar argumentasi yang sama-sama kuat.
nya menjadi lebih bermakna, (2) lebih peka Dengan kata lain, materi kontroversi adalah
dan tanggap terhadap berbagai masalah so- materi yang memunculkan banyak perten-
sial secara rasional dan bertanggung jawab, tangan pendapat sehingga memunculkan
dan (3) mempertinggi rasa toleransi dan per- berbagai macam pandangan. Masing-masing
saudaraan di lingkungan sendiri dan antar versi atau pendapat memiliki landasan yang
manusia. kuat. Dalam bahasa yang sederhana, Muess-
Berdasarkan pengertian dan tujuan ing dalam Solihatin (2012:94) mengatakan
dari pendidikan IPS, tampaknya dibutuh- isu kontroversial adalah “sesuatu yang mu-
kan suatu pola pembelajaran yang mampu dah diterima oleh seseorang atau kelompok,
menjembatani tercapainya tujuan tersebut. tetapi juga mudah ditolak oleh orang atau
Kemampuan dan keterampilan guru dalam kelompok lain”.
memilih dan menggunakan berbagai model, Mengacu pada kompetensi dasar yang
metode dan strategi pembelajaran senantia- ditetapkan pada kurikulum 2013 maupun
sa terus ditingkatkan (Kosasih, 1994 dalam 2006, pada bidang studi IPS, terdapat beber-
Dirjen PMPTK, 2008), agar pembelajaran apa tema dan materi yang kontroversi. Be-
Pendidikan IPS benar-benar mampu men- berapa materi tersebut terdapat pada kajian
gondisikan upaya pembekalan kemampuan sejarah, sosiologi, ekonomi dan geografi,
dan keterampilan dasar bagi peserta didik seperti masalah relokasi pemukiman kumuh
untuk menjadi manusia dan warga negara perkotaan, pengelolaan hutan, materi sejarah
yang baik. Hal ini dikarenakan pengondi- Indonesia kontemporar, pengelolaan sumber
sian iklim belajar merupakan aspek penting daya mineral untuk pembangunan, perda-
bagi tercapainya tujuan pendidikan (Wahab, gangan bebas, dan lain sebagainya. Materi-
1986). materi kontroversi sangat efektif untuk me-
Pola pembelajaran pendidikan IPS numbuhkan jiwa kritis peserta didik.
menekankan pada unsur pendidikan dan Kunci bagi pengembangan pembelaja-
pembekalan pada peserta didik. Penekanan ran IPS salah satunya tampak terletak pada
pembelajarannya bukan sebatas pada upaya model pembelajaran yang digunakan guru.
menanamkan kepada peserta didik akan se- Penelitian Henk G. Schmidt, Jerome I. Rot-

15
Arif Purnomo, Abdul Muntholib, dan Syaiful Amin Model Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

gans, dan Elaine HJ. Yew (2011) dan Carra- Hess sering dijadikan rujukan dalam pene-
no (2013) menyatakan bahwa pembelajaran litian pendidikan sejarah dimana guru diha-
untuk menjadikan warganegara yang baik dapkan pada materi sejarah yang emotif dan
dalam pembelajaran IPS adalah pembelaja- kontroversi melalui istilah Teaching Emotif
ran konstruktivistik dengan model problem and Controversial History (TECH) atau di
based learning. Dengan pembelajaran ini, Indonesiakan menjadi Pembelajaran Sejarah
siswa dengan bantuan guru akan mendapat- Emotif dan Kontroversial (PESEK).
kan pemahaman sendiri yang tahan lama Philpot, dkk (2011) masih menerus-
berdasarkan masalah yang dipecahkannya. kan dialektika pemikiran Kelly, Hess, dan
Dengan demikian self direction learning Malikow. Philpot dkk menyatakan bahwa
(SDL) atau belajar mandiri menjadi kom- kontroversi merupakan bahaya karena akan
ponen penting untuk memberikan pemaha- memecah masyarakat. Apabila kontroversi
man kepada siswa menuju kepada sikap masuk pembelajaran di kelas, maka akan
warganegara yang baik (good citizens). mengancam stabilitas lingkungan sekolah.
Beberapa penelitian telah dilakukan se- Terdapat banyak topik dalam Ilmu Pen-
hubungan dengan materi kontroversi dalam getahuan Sosial (IPS) yang kontroversial,
pembelajaran IPS. Sarah Philpott, Jeremi- seperti: konflik ras dan pembantaian etnis,
ah Clabough, Lance McConkey, Thomas persaingan penguasaan sumberdaya alam,
N. Turner (2011), Lisa Brown Buchanan barang, dan jasa, konflik dan keberlanju-
(2011), Jennifer H. James (2009), Thomas tan budaya yang akan memicu kontroversi
Misco (2011), Alan Mc Cully (2012). Pene- apabila diajarkan. Akan tetapi konbtroversi
litian tentang materi kontroversi sebenarnya tersebut harus diajarkan.Kontroversi muncul
dimulai sejak Kelly (1986) melontarkan berhubungan dengan nilai-nilai individual,
kontroversi dalam pembelajaran.Penelitian Kontroversi merupakan sesuatu yang sen-
Kelly kemudian dijadikan rujukan untuk sitif.Ia sepakat dengan National Council of
penelitian Diana Hess (1988, 2001, 2005), Social Studies (NCSS) bahwa topik kontro-
Malikow (2006).Kelly (1986) menyatakan versi menjadi komponen penting yang dapat
bahwa kontroversi merupakan sesuatu yang menjadikan anak demokratis.
tidak bisa dihindari dalam mengajarkan Penelitian Brown (2011) memperkuat
materi ilmu-ilmu sosial.Materi kontroversi penelitian Philpot, dkk di atas.Brown (2011)
dapat meningkatkan pemikiran kritis peserta menyatakan bahwa dalam materi pembelaja-
didik.Hess lebih menekankan pada identifi- ran IPS biasanya guru menggunakan metode
kasi materi kontroversi dan bagaimana guru diskusi pada tingkat sekolah menengah.
mengajarkan materi tersebut kepada siswan- Dalam penelitian ini, Brown (2011) mener-
ya. Guru harus otentik dan memiliki opini apkan diskusi pada tingkat sekolah dasar.
tetapi tidak perlu membaginya dalam kelas. Dengan diskusi, guru mengajarkan siswa bi-
Kondisi kelas harus dibiarkan berkembang, cara dan toleransi antara satu dengan yang
tidak harus diintervensi oleh guru, dan mem- lain. Diskusi membawa demokrasi dalam
biarkan siswa mengembangkan pemikiran kelas.
kritisnya. Penelitian Hess terakhir tahun Persamaan penelitian Philpot dkk
2005 menyatakan tentang pendekatan seim- (2011) dan Brown (2011) adalah digunak-
bang dari semua sisi dalam pembelajaran annya proposisi Diana Hess dalam kajian-
kontroversial mencakup: denial, previlege, nya. Mereka menganggap bahwa perdebatan
avoidance, balance. dalam kelas menjadi suatu hal yang penting
Dalam perkembangannya penelitian dalam mempersiapkan peserta didik menjadi

16
Arif Purnomo, Abdul Muntholib, dan Syaiful Amin Model Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

warganegara yang baik. Perdebatan akan warganegara menuju kehidupan demokra-


berkembang jika topik yang dikembangkan tis.Penelitian Mc Cully (2012) menunjuk-
guru adalah topik yang bersinggungan den- kan hasil serupa.Masyarakat yang pernah
gan peserta didik. Dengan kata lain, topik berkonflik perlu dibangun melalui pembena-
tersebut menjadi topik yang kontroversi. han pembelajaran sosial.Pengalaman di Ir-
Berbeda dengan Philot dkk (2011) dan landia Utara menjadi sesuatu yang berharga.
Brown (2011), Jennifer H James lebih me- Misco (2011) dan Mc Cully (2012) menga-
lihat masalah kontroversi dalam konteks fi- jarkan bagaimana IPS di Indonesia menjadi
losofi pembelajaran dan nilai yang dimiliki perekat kehidupan sosial masyarakat. IPS
guru.Melalui pendekatan partisipasi riset perlu dikembangkan pada tataran masyara-
aksi, Jennifer menyatakan bahwa pembela- kat dan kontribusinya bagi pembangunan
jaran materi kontroversi perlu dipersiapkan bangsa.
secara terencana.Jennifer H. James (2011) Pertanyaan selanjutnya adalah bagaima-
yang masih mengembangkan dialektika na IPS dikonstruksi untuk membentuk ke-
kontroversi Kelly (1986) dan Hess (2005) hidupan warganegara yang demokratis.
pada penelitiannya pada mahasiswa calon Pengorganisasian materi kontroversi sangat
guru menunjukkan bahwa perencanaan di- diperlukan agar membentuk karakter cerdas
perlukan karena dalam pembelajaran, guru dan kritis peserta didik. Pengorganisasian
sering menjadi model. Filosofis pembelaja- materi-materi kontroversi menarik dikaji
ran, sistem nilai yang dimiliki guru menjadi sehingga akan dapat dikembangkan mod-
contoh bagi mahasiswa calon guru apabila ia el pembelajaran kontroversi yang mampu
mengajar kelak di kemudian hari. mengembangkan daya kreativitas peserta
Penelitian Jennifer (2011) juga me- didik. Masalah penelitian dirumuskan se-
miliki hasil yang sama dengan penelitian bagai berikut: (1) materi-materi dalam IPS
Dropen (2010). Dropen dengan teori Strau- apa saja yang merupakan materi-materi kon-
man dan Grever (2007) menyatakan bahwa troversi di SMP?, (2) bagaimanakah guru
pemahaman guru dapat mengarahkan siswa mempersiapkan dan melaksanakan pembe-
pada pemahaman akan identitas nasional- lajaran IPS pada materi-materi kontroversi?,
nya. Dengan demikian, guru harus memiliki dan (3) bagaimanakah kebutuhan guru akan
kompetensi dan serangkaian nilai yang baik model pembelajaran IPS pada materi-materi
untuk menjadi model bagi anak didiknya kontroversi?.
memahami identitas nasionalnya.
Berbeda dengan beberapa penelitian METODE
di atas, Misco (2011) Mc Cully (2012) dan Penelitian ini adalah reasearch and de-
Davies (2012) melihat pembelajaran kontro- velopment (R&D). Tahapan Riset and Devel-
versi dalam hubungannya dengan pemben- opment (R&D) yang digunakan dalam pene-
tukan kepribadian peserta didik. Dua peneli- litian ini dapat digambarkan dalam bagan
tian tersebut melihat dalam sisi pengalaman berikut.
pada negara yang pernah mengalami kon-
flik.Pengalaman traumatis selama berada di
bawah penguasaan pemerintah Komunis di
Romania dan Hongaria menyebabkan per-
lunya pembenahan terhadap pembelajaran
social studies.Intinya adalah bagaimana
social studies diarahkan untuk membentuk

17
Arif Purnomo, Abdul Muntholib, dan Syaiful Amin Model Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Gambar 1. Tahapan penelitian dan pengembangan

Pengumpulan data dilakukan melalui dan menuangkannya dalam program tahun


beberapa teknik, yaitu: studi literatur, penga- ajaran dan semester. Di samping itu, guru
matan, angket, danwawancara. Teknik anali- juga mengembangkan perangkat pembe-
sis data yang digunakan meliputi analisis lajarannya, yang berupa silabi dan rencana
kualitatifyang digambarkan dengan skema pelaksanaan pembelajaran.
adalah sebagai berikut: Pengembangan silabi dan rencana
pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan
sesuai dengan pengetahuan dan keterampi-
lan yang didapatkannya melalui pelatihan
kurikulum 2013. Perangkat pembelajaran
guru tersebut belum pernah diulas satu per-
satu dalam forum Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP) IPS di Kota Semarang.
Perangkat tersebut hanya dikumpulkan dan
Gambar 2. Komponen-komponen diperiksa oleh masing-masing sekolah, me-
analisis data model inter- lalui kepala sekolah atau wakil kepala seko-
aktif (Milles dan Huber- lah.
man, 2000:20) Model silabus yang diadopsi dari dep-
diknas tidak mengalami proses penyesuaian
terhadap potensi dan kondisi sekolah yang
HASIL DAN PEMBAHASAN ada. Silabus dari Depdiknas langsung dipak-
Materi-materi IPS yang Merupakan Ma- ai dan diterapkan di sekolah tanpa melalui
teri Kontroversi di SMP proses penyesuaian dengan karakteristik
sekolah masing-masing.
Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Dalam mengajarkan materi IPS di SMP
Sosial di Sekolah Menengah Pertama, para berdasarkan kurikulum 2013 dan kurikulum
guru mengembangkan materi pembelaja- 2006, guru mengacu pada buku pegangan
ran dengan berpedoman pada buku pegan- yang ada pada masing-masing sekolah dan
gan guru yang diberikan oleh kementerian. buku sekolah elektronik (BSE) dari pusat
Dengan membandingkan dengan materi yag perbukuan. Buku yang digunakan pada seko-
ada pada buku siswa, guru IPS kemudian lah yang diteliti bervariasi, seperti buku dari
mengembangkan analisis materi pelajaran penerbit Erlangga, Yudhistira, dan Aneka

18
Arif Purnomo, Abdul Muntholib, dan Syaiful Amin Model Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ilmu. Sedangkan buku BSE yang digunakan ada tidak mengembangkan kontroversi ter-
disesuaikan dengan yang dimiliki oleh mas- hadap materi yang dibahasnya. Proses dan
ing-masing guru yang memiliki dengan cara Jalur Masuknya Hindu-Buddha ke Indone-
mengunduh. sia. Materi lain yang sebenarnya dapat
Mengacu pada materi yang terdapat dikelompokkan sebagai materi kontro-
pada buku yang menjadi pegangan guru versi di SMP adalah proses dan jalur
tersebut, sebenarnya beberapa materi dapat masuknya Hindu Budha ke Indonesia.
dikelompokkan sebagai materi kontroversi. Hanya saja, dalam mengajarkan ma-
Kontroversi adalah suatu kondisi dimana teri ini, guru sekedar menyampaikan
suatu materi memiliki beberapa sudut pan- teori-teori yang ada tanpa ada upaya
dang yang saling berkontradiksi, akan tetapi menumbuhkan jiwa kritis siswa terkait
pandangan-pandangan tersebut memiliki teori yang ada tersebut.Alasan yang
dasar argumentasi yang sama-sama kuat. dikemukakannya masih berkutat pada
Dengan kata lain, materi kontroversi adalah tidak adanya penjelasan dari buku ten-
materi yang memunculkan banyak perten- tang pembahasan lebih lanjut dari ma-
tangan pendapat sehingga memunculkan teri tersebut.
berbagai macam pandangan. Masing-masing Pada buku teks yang menjadi referensi
versi atau pendapat memiliki landasan yang guru, salah satunya Didang (2008:140) me-
kuat. Dalam bahasa yang sederhana, Muess- nyatakan deskripsi materi tersebut sebagai
ing dalam Solihatin (2012:94) mengatakan berikut.
isu kontroversial adalah “sesuatu yang mu- Hindu-Buddha merupakan agama yang
dah diterima oleh seseorang atau kelompok, diakui keberadaannya di Indonesia. Hari-
tetapi juga mudah ditolak oleh orang atau hari besar keagamaannya diperlakukan
kelompok lain”. Hanya saja, para guru IPS sama dengan agama besar lainnya di Indo-
di wilayah yang diteliti tidak menganggap nesia, Islam. Bagaimana proses masuk dan
beberapa materi yang potensial sebagai ma- berkembangnya agama ini di Nusantara?
teri kontroversi sebagai materi kontroversi, Ternyata ada beberapa aliran pendapat ten-
karena dalam buku yang dijadikan sumber tang proses masuknya Hindu-Buddha ke
tersebut tidak mengembangkan kontroversi Indonesia.
di dalamnya. a. Waisya
Pada materi yang mengandung kontro-
Menurut aliran ini, pengaruh Hindu-Bud-
versi, materi dikembangkan dan diajarkan dha masuk karena dibawa oleh para
oleh guru dalam pembelajarannya bersifat
linear dan cenderung tidak memunculkan pedagang yang banyak menikah dengan
penduduk asli. Mereka menikah karena ha-
perdebatan. Materi diajarkan hanya dengan
rus tinggal untuk waktu minimal 6 bulan
satu pandangan atau versi semata, sehingga
sambil menunggu pergantian musim untuk
pembelajaran IPS cenderung mengarah pada kembali ke negaranya.Pendapat ini didu-
satu versi. kung oleh N.J. Krom dan Purbacaraka.
Beberapa materi yang dapat dikem-
b. Brahmana
bangkan dengan lebih menarik agar me-
numbuhkan jiwa kritis siswa sebagai beri- Menurut aliran ini, pengaruh Hindu-Bud-
kut. Perilaku Manusia dalam Pemanfaatan dha masuk karena dibawa oleh para brah-
Sumber Daya. Dalam mengembangkan ma- mana yang mendapat undangan dari para
teri ini, guru IPS terpaku pada materi yang penguasa untuk menobatkan para raja,
mempimpin upacara keagamaan, dan men-
ada pada buku teks.Padahal buku teks yang

19
Arif Purnomo, Abdul Muntholib, dan Syaiful Amin Model Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

gajarkan ilmu pengetahuan.Dari istana, kan argumentasi atas pendapat yang


agama ini kemudian menyebar ke seluruh berkembang. Terlebih lagi, kini muncul
kerajaan.Pendapat ini didukung oleh J.C. suatu pandangan bahwa agama Islam
van Leur. berkembang di Indonesia bukan dise-
c. Ksatria babkan oleh aktivitas perdagangan oleh
Menurut aliran ini, pengaruh Hindu-Bud- kaum pedagang, akan tetapi memang
dha masuk karena dibawa oleh para ksa- karena kativitas yang dikembangkan
tria yang kalah perang di India.Mereka oleh kaum pendakwah. Bagaimana ma-
mendirikan koloni di Nusantara dan me- teri yang dikembangkan oleh guru IPS
nyebarkan agama Hindu-Buddha di Nusan- di SMP?.Berikut petikan yang dikem-
tara.Pendapat ini didukung oleh C.C. Berg bangkan berdasarkan sumber dari Di-
dan Majumdar. dang (2008: 155-156).
d. Arus Balik Bagaimana cara persebaran agama dan
Menurut aliran ini, pengaruh Hindu-Bud- kebudayaan Islam di Indonesia? Sejarah
dha masuk karena para brahmana, peda- mencatat bahwa kaum pedagang meme-
gang, juga orang-orang Indonesia sendiri. gang peranan penting dalam persebaran
Ada yang berdagang, ada pula yang sen- agama dan kebudayaan Islam.Letak In-
gaja datang ke India untuk belajar.Ketika donesia yang strategis menyebabkan tim-
kembali, mereka menyebarkan agama baru bulnya Bandar-bandar perdagangan yang
yang mereka dapatkan di India.Pendapat turut membantu mempercepat persebaran
ini didukung oleh George Coedes dan FDK tersebut. Di samping itu, cara lain yang
Bosch. turut berperan ialah melalui dakwah yang
dilakukan para mubaligh.

Mengacu pada deskripsi materi di atas, a. Peranan Kaum Pedagang


guru menghadapkan siswa pada kontroversi Seperti halnya penyebaran agama Hindu-
materi yang ada, bahkan siswa tidak diarah- Buddha, kaum pedagang memegang per-
kan pada pendapat yang dianggap memiliki anan penting dalam proses penyebaran
argumentasi yang kuat. Alasan yang dike- agama Islam, baik pedagang dari luar In-
mukakan adalah latar belakang pendidikan donesia maupun para pedagang Indonesia.
Para pedagang itu datang dan berdagang
guru yang tidak sesuai dengan materi seja-
di pusat-pusat perdagangan di daerah pe-
rah, karena untuk mengajarkan materi IPS sisir.Malaka merupakan pusat transit para
di SMP, guru yang mengajar dapat berasal pedagang.Di samping itu, bandar-bandar di
dari latar belakang dari rumpun disiplin ilmu sekitar Malaka seperti Perlak dan Samudra
pengetahuan sosial. Dampaknya, ketika ada Pasai juga didatangi para pedagang.Mereka
materi yang perlu dipahamkan lebih men- tinggal di tempat-tempat tersebut dalam
dalam kepada siswa, guru dengan latar be- waktu yang lama, untuk menunggu datang-
lakang yang berbeda merasa kesulitan. nya angin musim.Pada saat menunggu ini-
Proses Masuk dan Berkembangnya lah, terjadi pembauran antar pedagang dari
Agama Islam di Indonesia. Materi lain berbagai bangsa serta antara pedagang dan
yang merupakan kontroversi dalam penduduk setempat.Terjadilah kegiatan sal-
ing memperkenalkan adat-istiadat, budaya
pembelajaran IPS di SMP adalah proses
bahkan agama.Bukan hanya melakukan
masuk dan berkembangnya agama Is- perdagangan, bahkan juga terjadi asimilasi
lam di Indonesia. Dalam mengajarkan melalui perkawinan.
materi ini, guru juga sebatas menyam-
Pada materi tentang Kapan dan dari
paikan beberapa versi tanpa memberi-

20
Arif Purnomo, Abdul Muntholib, dan Syaiful Amin Model Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

mana Islam Masuk Indonesia juga diajarkan makam Fatimah binti Maimun bin Hibatul-
dengan cara yang tidak memancing perde- lah yang wafat pada tahun 475 Hijriah atau
batan. Pengembangan materi pun disesuai- 1082 Masehi di Desa Leran, Kecamatan
kan dengan buku yang menjadi pegangan Manyar, Gresik. Dilihat dari namanya,
guru.Dinyatakan dalam buku tersebut seb- diperkirakan Fatimah adalah keturunan
Hibatullah, salah satu dinasti di Persia.
agai berikut.
Di samping itu, di Gresik juga ditemukan
Kapan sebenarnya Islam masuk ke makam Malik Ibrahim dari Kasyan (satu
Indonesia?Lalu dari mana asal Islam di tempat di Persia) yang meninggal pada ta-
Indonesia itu?Sejarah mencatat bahwa se- hun 822 H atau 1419 M. Agak ke pedala-
jak awal Masehi, pedagang-pedagang dari man, di Mojokerto juga ditemukan ratusan
India dan Cina sudah memiliki hubungan kubur Islam kuno. Makam tertua berangka
dagang dengan penduduk Indonesia. Na- tahun 1374 M. Diperkirakan makam-
mun demikian, kapan tepatnya Islam hadir makam ini ialah makam keluarga istana
di Nusantara?. Majapahit.
Seperti halnya proses masuknya Hindu- Di Kalimantan, Islam masuk melalui Pon-
Buddha ke Indonesia, masuknya Islam ke tianak yang disiarkan oleh bangsawan
Indonesia pun menimbulkan berbagai teori. Arab bernama Sultan Syarif Abdurrahman
Meski terdapat beberapa pendapat menge- pada abad ke-18. Di hulu Sungai Pawan,
nai kedatangan agama Islam di Indonesia, di Ketapang, Kalimantan Barat ditemukan
banyak ahli sejarah cenderung percaya pemakaman Islam kuno.Angka tahun yang
bahwa masuknya Islam ke Indonesia pada tertua pada makam-makam tersebut adalah
abad ke-7 berdasarkan Berita Cina zaman tahun 1340 Saka (1418 M).Jadi, Islam
Dinasti Tang. Berita itu mencatat bahwa telah ada sebelum abad ke-15 dan diperki-
pada abad ke-7, terdapat permukiman rakan berasal dari Majapahit karena bentuk
pedagang muslim dari Arab di Desa Baros, makam bergaya Majapahit dan berangka
daerah pantai barat Sumatra Utara. tahun Jawa kuno.
Abad ke-13 Masehi lebih menunjuk pada Sistem Ekonomi Kerakyatan. Materi
perkembangan Islam bersamaan dengan tentang sistem ekonomi kerakyatan meru-
tumbuhnya kerajaan-kerajaan Islam di In- pakan materi yang kontroversi dalam ling-
donesia. Pendapat ini berdasarkan catatan
kup pembelajaran IPS.Hanya saja, pengor-
perjalanan Marco Polo yang menerangkan
ganisasian materi yang tidak merangsang
bahwa ia pernah singgah di Perlak pada
tahun 1292 dan berjumpa dengan orang- daya kritis siswa juga dilakukan oleh guru.
orang yang telah menganut agama Islam. Hal ini dapat dilihat dari materi yang men-
jadi sumber materi pembelajaran guru seb-
Bukti yang turut memperkuat pendapat
agai berikut.
ini ialah ditemukannya nisan makam Raja
Samudra Pasai, Sultan Malik al-Saleh yang Sistem ekonomi kerakyatan berlaku di
berangka tahun 1297. Jika diurutkan dari Indonesia sejak terjadinya Reformasi di
barat ke timur, Islam pertama kali masuk Indonesia pada tahun 1998.Pemerintah
di Perlak, bagian utara Sumatra.Hal ini me- bertekadmelaksanakan sistem ekonomi
nyangkut strategisnya letak Perlak, yaitu di kerakyatan dengan mengeluarkanketetapan
daerah Selat Malaka, jalur laut perdagan- Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
gan internasional dari barat ke timur.Beri- IndonesiaNomor IV/MPR/1999, tentang
kutnya ialah Kerajaan Samudra Pasai. Garis-Garis Besar Haluan Negarayang me-
nyatakan bahwa sistem perekonomian In-
Di Jawa, Islam masuk melalui pesisir utara donesia adalahsistem ekonomi kerakyatan.
Pulau Jawa ditandai dengan ditemukannya
Pada sistem ekonomi kerakyatan, masyara-

21
Arif Purnomo, Abdul Muntholib, dan Syaiful Amin Model Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

kat memegang aktifdalam kegiatan eko- gans, dan Elaine HJ. Yew (2011) dan Carra-
nomi, sedangkan pemerintah menciptakan no (2013) menyatakan bahwa pembelajaran
iklimyang sehat bagi pertumbuhan dan untuk menjadikan warganegara yang baik
perkembangan dunia usaha.Sistem ekono- dalam pembelajaran IPS adalah pembelaja-
mi kerakyatan mempunyai ciri-ciri berikut ran konstruktivistik dengan model problem
ini.
based learning. Dengan pembelajaran ini,
a. Bertumpu pada mekanisme pasar yang siswa dengan bantuan guru akan mendapat-
berkeadilan denganprinsip persaingan yang kan pemahaman sendiri yang tahan lama
sehat. berdasarkan masalah yang dipecahkannya.
b. Memerhatikan pertumbuhan ekonomi, Dengan demikian self direction learning
nilai keadilan, kepentingansosial, dan kual- (SDL) atau belajar mandiri menjadi kom-
itas hidup. ponen penting untuk memberikan pemaha-
c. Mampu mewujudkan pembangunan ber- man kepada siswa menuju kepada sikap
wawasan lingkungandan berkelanjutan. warganegara yang baik (good citizens).
d. Menjamin kesempatan yang sama dalam Dalam suatu proses pembelajaran, guru
berusaha dan bekerja. merupakan pusat pembelajaran yang ada di
kelas. Selain dari sumber media cetak mau-
e. Adanya perlindungan hak-hak konsumen
pun elektronik, guru merupakan sumber
dan perlakuan yangadil bagi seluruh rakyat.
belajar ketika sedang terjadi proses belajar
mengajar. Siswa menganggap guru meru-
Pembelajaran Materi Kontroversi dalam pakan orang yang paling tahu dan mema-
Pembelajaran IPS di Kelas hami materi yang sedang diajarkan.Dalam
Pengorganisasian materi-materi kon- pembelajaran di sekolah-sekolah, sebagian
troversi sangat diperlukan agar membentuk besar guru masih tetap menggunakan metode
karakter cerdas dan kritis peserta didik. Pada ceramah, sebab menurut mereka materi IPS
sekolah yang terletak di wilayah perkotaan, akan lebih dapat dipahami dengan meng-
termasuk Kota Semarang, Jawa Tengah, gunakan metode ceramah.Siswa akan lebih
pembentukan karakter cerdas dan kritis san- mudah memahami materi yang disampaikan
gat dibantu oleh lingkungan yang cenderung dengan metode ceramah tersebut daripada
memberikan ruang bagi anak untuk berdis- jika siswa harus mempelajari atau membaca
kusi. sendiri materi tersebut, ataupun menggunak-
Keadaan yang sama juga terjadi di ibu- an metode-metode yang sesuai dengan PAI-
kota Jawa Tengah, Semarang. Pada SMP di KEM. Ketika guru sedang menjelaskan ma-
wilayah Kota Semarang, materi-materi kon- teri, siswa akan memperhatikan, kemudian
troversi tidak dikelola dengan baik (Wawa- mencatat hal-hal yang penting, belum lagi
ncara dengan Asri Y, tanggal 14 Juli 2014). jika ditambah dengan media misalnya LCD
Pembelajaran yang dilakukan sama dengan serta adanya variasi metode seperti tanya
materi yang lain. Padahal, materi-materi jawab atau diskusi. Hal tersebut menunjukan
kontroversi sangat efektif untuk menumbuh- aktivitas siswa yang mendengar, menulis dan
kan jiwa kritis peserta didik. melihat serta adanya interaksi dengan guru
Kunci bagi pengembangan pembelaja- atau siswa lain. Aktivitas ini akan membantu
ran IPS salah satunya tampak terletak pada siswa lebih mudah menangkap materi yang
model pembelajaran yang digunakan guru. diberikan oleh guru.
Penelitian Henk G. Schmidt, Jerome I. Rot- Penggunaan metode ceramah ini ti-
dak setiap waktu guru hanya berceramah

22
Arif Purnomo, Abdul Muntholib, dan Syaiful Amin Model Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

saja, namun diselingi juga dengan metode- mengembangkan kompetensi sosial peserta
metode lain seperti tanya jawab atau diskusi. didik.Kompetensi sosial tersebut berguna
Hal ini menjadikan siswa tidak bosan ketika ketika siswa menjadi anggota masyarakat.
pembelajaran.Penggunaan metode ceramah Penelitian Davies (2012) tersebut memi-
ini juga ditunjang dengan media-media lain liki perbedaan dengan kondisi yang terjadi
yang dapat membantu guru ketika pembela- di Indonesia. Banyaknya amuk massa baik
jaran.Meskipun demikian ceramah tetap hal oleh masyarakat maupun siswa serta maha-
yang paling dominan dilakukan. siswa, perilaku yang tidak mencerminkan
Pembelajaran yang menggunakan warganegara yang baik seperti korupsi, ma-
metode ceramah ini mengharuskan guru nipulasi, dan sebagainya masih dijumpai di
untuk dapat menguasai materi dengan baik, Indonesia. Hal ini menjadi suatu masalah
sebab ketika menggunakan metode ceramah, apakah yang terjadi dalam pendidikan IPS di
guru harus dapat menyampaikan materi Indonesia kurang mengarahkan pada keber-
tersebut dengan lancar dan menggunakan tautan pengetahuan di sekolah dengan sikap
bahasa yang mudah dipahami oleh siswa. siswa di masyarakat.
Hal tersebut menuntut guru untuk benar-
benar dapat menguasai dan memahami ma- Kebutuhan Guru atas Pengembangan
teri dengan baik.Dalam hal ini pengetahuan Pembelajaran pada Materi Kontroversi
dan wawasan yang dimiliki guru sangatlah
penting. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) meru-
Pemahaman tentang materi kontro- pakan mata pelajaran dimana didalamnya
versi sebenarnya sudah dipahami oleh guru. merupakan penggabungan dan pengintegra-
Hanya saja, masih parsial pada materi kes- sian beberapa materi seperti sejarah, eko-
ejarahan saja.Salah seorang guru IPS me- nomi, geografi, sosiologi, antropologi, dan
nyatakan bahwa “suatu peristiwa dikatakan politik yang kemudian dijadikan satu kesat-
kontroversi karena sampai sekarang belum uan yang saling terkait satu sama lain. Den-
terselesaikan, belum diketahui kebenaran gan kata lain, pengorganisasian materi pem-
yang sesungguhnya. Seperti Supersemar, belajaran IPS bersifat tematik-terintegratif.
sampai sekarang surat asli Supersemar kan Dalam pengertian ini, materi ajar sudah
belum jelas dimana keberadaannya, apakah “menyatu”dalam satu tema dari berbagai di-
surat itu benar-benar ada atau tidak”. Hasil siplin ilmu sosial.
wawancara terhadap guru tersebut juga di- Keberadaan bahan ajar IPS trutama pada
perkuat oleh pendapat para siswa tentang materi kontrversi merupakan sesuatu yang
pengetahuan yang dimiliki gurunya.Seba- sangat penting. Sukmadinata(2007:105) me-
gian besar siswa menyatakan bahwa guru nyatakan bahwa untuk mencapai tiap tujuan
mereka memiliki pengetahuan yang luas ten- mengajar yang telah ditentukan diperlukan
tang materi sejarah khususnya materi sejarah bahan ajar. Bahan ajar tersusun atas topik-
kontroversi. topik dan sub-sub topik tertentu. Tiap topik
Pertanyaan selanjutnya adalah bagaima- atau sub topik mengandung ide- ide po-
na IPS dikonstruksi untuk membentuk ke- kok yang relevan dengan tujuan yang telah
hidupan warganegara yang demokratis.Ian ditetapkan. Bahan ajar ini merupakan ses-
Davies dkk (2012) melalui proyek peneliti- uatu yang harus dikembangkan sendiri oleh
annya dengan menggunakan teori Pattie ten- guru untuk mendukung ketercapaian kope-
tang micro dan macro partisipasi menyatakan tensi mata pelajaran. Akan tetapi, dalam
bahwa dalam pembelajaran IPS guru sudah pelaksanaannya hal tersebut belum berjalan

23
Arif Purnomo, Abdul Muntholib, dan Syaiful Amin Model Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

sepenuhnya karena untuk materi-materin- ncara pada tanggal 20 Oktober 2015). Siswi
ya sendiri masih terpisah-pisah sehingga lain, LN, juga menyatakan hal yang sama
metode guru dalam mengajarkan mata pe- bahwa“belajarnya menggunakan buku paket
lajaran IPS menjadi penting untuk pelaksa- kalau waktu pelajaran, lalu juga menggunak-
naan pembelajaran yang lebih baik. an LKS untuk menjawab soal-soal yang ada
Sementara itu, dalam pengembangan di LKS” (wawancara pada tanggal 28 Okto-
materi ajar IPS yang mengandung kontro- ber 2015). Berdasarkan hal tersebut nampak
versi tidak dilakukan secara utuh oleh guru. bahwa materi ajar IPS pada topik yang kon-
Para guru biasanya tidak mengembangkan troversi perlu dikonstruksi untuk mendukung
materi ajarnya sendiri, melainkan menggu- ketercapaian kompetensi pembelajaran IPS.
nakan buku sumber berupa buku paket dari
kementerian dan LKS. Salah seorang guru, SIMPULAN DAN SARAN
M.Z, mengemukakan tentang sumber bela- Simpulan
jar yang digunakan dalam pembelajaran se-
bagi berikut. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan
Saya menggunakan buku paket dan LKS bahwa pembelajaran materi kontroversi dalam
dalam mengajar. Selain itu saya juga men- bidang IPS belum dikonstruksi dengan baik
gajak siswa ke perpustakaan suatu waktu oleh guru. Guru belum melakukan analisis
saat jam pelajaran berlangsung saya laku- materi dengan memisahkan materi yang dapat
kan di perpustakaan agar siswa memiliki dikembangkan untuk menumbuhkan daya
pengetahuan umum lainnya dalam materi kritis dari siswa karena memuat materi yang
IPS yang saya ajarkan baik itu untuk eko- kontroversi. Dengan demikian, pembelajaran
nomi, geografi maupun sejarahnya (wawa-
yang dilakukannya pun menggunakan model
ncara dengan MZ pada tanggal 19 Septem-
pembelajaran yang tidak berbasis matteri,
ber 2015).
karena menyamakan materi kontroversi terse-
Seorang guru lain dari sekolah yang ber- but dengan materi lain. Hal ini terjadi karena
beda, Prw, juga menyatakan hal yang sama. latar belakang pendidikan guru yang monodi-
Ia menyatakan mengenai penggunaan buku siplin dan analisis materi yang tidak melibat-
sumber sebagai berikut. kan forum kelompok guru dalam MGMP serta
Buku sumber yang saya gunakan tidak kurangnya pemahaman akan materi kontro-
jauh beda dengan sekolah-sekolah lain. versi dalam pembelajaran IPS. Mengacu pada
Saya menggunkan buku paket dan juga
hasil penelitian juga dapat diketahui bahwa
saya menggunakan LKS.Sesekali saya juga
menggunakan materi yang saya cari dari in-
pengembangan materi IPS dan penilaiannya
ternet untuk menambah referensi agar lebih perlu dikonstruksi untuk mendukung keterca-
beragam seperti misalnya dalam memberi- paian kompetensi siswa pada mata pelajaran
kan contoh-contoh atau gambar-gambar fo- IPS.
sil atau artefak agar siswa lebih bisa mema-
hami dengan melihat gambarnya (wawan- Saran
cara pada tanggal20 Oktober 2015).
Berdasarkan simpulan disarankan: (1)
Pernyataan tersebut diperkuat oleh per-
guru perlu melakukan analisis materi pem-
nyataan dari DW, siswi kelas VIII salah satu
belajaran dalam forum kelompok keilmuan
SMP Negeri di Kota Semarang dengan me-
yakni MGMP sehingga pengembangan materi
nyatakan bahwa“Guru menggunakan buku
pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih
paket dan LKS dalam kegiatan belajar men-
mendalam, dan (2) perlu ada pemahaman akan
gajar setiap waktu jam pelajarannya” (wawa-

24
Arif Purnomo, Abdul Muntholib, dan Syaiful Amin Model Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

model pembelajaran yang dapat digunakan and Practice.Vol. 4.No. 1, Hal.82-94.


oleh guru untuk mengembangkan materi kon- Mc Cully, Allan. 2012. “History Teaching,
troversi dalam mata pelajaran IPS di SMP, dan Conflict and the Legacy of the Past”.
(3) perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang Education, Citizenship and Social
model pembelajaran IPS pada materi kontro- Justice.Vol. 7 No. 2 Hal. 145-159.
versi beserta penilaiannya. Misco, Thomas. 2011. “Most Learn Almost
Nothing’: Building Democratic Citi-
DAFTAR PUSTAKA zenship by Engaging Controversial
History Inquiry in Post-Communist
Adler, Susan A. dan Kho Ee Moi. 2011. “Edu- Europe”. Education, Citizenship and
cating Citizens: A Cross-Cultural Con- Social Justice.Vol. 6.No. 1, Hal.87-
versation”.Journal of International 104.
Social Studies.Vol 1.No. 2.Hal.1-20. Mutakin, Awan. 1998. Pengantar Ilmu Sosial.
Amri, Sofan dan Iif Khoiru Ahmasi. 2010. Jakarta: Depdikbud.
Konstruksi Pengembangan Pembela- Philpott, Sarah, Jeremiah Clabough, Lance
jaran. Jakarta: Prestasi Pustaka. McConkey, Thomas N. Turner, 2011.
Buchanan, Lisa Brown. 2011. “Discussion in “Controversial Issues: To teach or not
the Elementary Classroom: How and To Teach?That is the Question!”. The
Why Some Teachers Use Discussion”. Georgia Social Studies Journal.Vol. 1,
The Georgia Social Studies Journal. No. 1.Hal.32‐44.
Vol. 1 No. 1.Hal. 19‐31 Sukmadinata, N. S. 2007. Pengembangan
Carrano. Kenneth Thomas. 2013. “Global Kurikulum Teori dan Praktek. Band-
Educators’ Personal Attribution of a ung: PT Remaja Rosdakarya.
Global Perspective”.Journal of Inter- Sumantri, Muhammad Nu’man. 2001. Meng-
national Social Studies, Vol. 3, No. gagas Pembaharuan Pendidikan IPS.
1.Hal.4-18. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Daldjoeni. 1981. Dasar-dasar Ilmu Penge-
tahuan Sosial, Buku Pengantar Bagi
Mahasiswa dan Guru. Bandung:
Penerbit Alumni.
Davies, Ian, Gilian Hampden Thompson, Ma-
ria Tsouroufil, Vanita Undaram, Pippa
Lord, Jennifer Jeffes, George Bram-
ley. 2012. “Creating Citizenship Com-
munities”. Journal of Social Science
Education.Vol. 11, No. 3. Hal.108-119
Henk G. Schmidt, Jerome I. Rotgans, dan
Elaine HJ. Yew. 2011. “The Process
of Problem-Based Learning: What
Works and Why”. Medical Education.
Vol 45, Issue 8. Hal.792–806.
James, Jennifer H.. 2011. Reframing the Dis-
closure Debate: Confronting Issues of
Transparency in Teaching Controver-
sial Content. Social Studies Research

25

You might also like