Professional Documents
Culture Documents
Efektifitas Latihan Progressive Muscle Relaxation (PMR) Terhadap Mual Muntah Kemoterapi Pasien Kanker Ovarium
Efektifitas Latihan Progressive Muscle Relaxation (PMR) Terhadap Mual Muntah Kemoterapi Pasien Kanker Ovarium
Jurnal KeperawatanJiwa,
Volume 4 No4 2,
Volume NoHal 83 - 83
2, Hal 90,-November 20162016
90, November ISSN 2338-2090 (Cetak)
FIKKesUniversitas
FIKKes UniversitasMuhammadiyah
MuhammadiyahSemarang
Semarangbekerjasama
bekerjasamadengan
denganPPNI
PPNIJawa
JawaTengah
Tengah
ABSTRAK
Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium yang paling sering ditemukan pada wanita berusia
50-70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar ke bagian lain, panggul, dan perut melalui sistem getah
bening dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke hati dan paru-paru. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui efektifitas latihan Progressive Muscle Relaxation (PMR) terhadap mual
muntah kemoterapi klien kanker ovarium. Metode penelitian adalah quasy eksperimen, dengan sampel
berjumlah 30 ibu sebagai eksperimen dan kontrol yang mengalami mual muntah kemoterapi kanker
ovarium. Penelitian dilakukan di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Hasil penelitian menunjukkan,
bahwa efektifitas latihan Progressive Muscle Relaxation (PMR) menurunkan mual muntah kemoterapi
klien kanker ovarium (p value < 0,05).
Kata kunci: kemoterapi, kanker ovarium, mual muntah, Progressive Muscle Relaxation
ABSTRACT
Ovarian cancer is a malignant tumor in ovaries is most often found in women aged 50-70 years old.
Ovarian cancer can spread to other parts of the abdomen, pelvis, and through the lymph system and
through blood vessels system can spread to the liver and lungs. The purpose of this research is to
know the effectiveness of practice of Progressive Muscle Relaxation (PMR) against nausea vomiting
client chemotherapy of ovarian cancer. The research method is the quasy experiments, with a sample
of 30 women as an experiment and as a control who experience nausea vomiting of chemotherapy of
ovarian cancer. Research is conducted at Arifin Achmad hospital Pekanbaru. The results showed, that
the effectiveness of practice of Progressive Muscle Relaxation (PMR) decreases the nausea vomiting
client chemotherapy of ovarian cancer (p value < 0.05).
Key words: chemotherapy, nausea vomiting, ovarian cancer, Progressive Muscle Relaxation
83
Jurnal Keperawatan Jiwa, Volume 4 No 2, Hal 83 - 90, November 2016
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
bisa menyebar ke bagian lain, panggul, dan atau keselarasan tubuh dan pikiran yang
perut melalui sistem getah bening dan melalui diyakini memfasilitasi penyembuhan fisik dan
sistem pembuluh darah menyebar ke hati dan psikologis.
paru-paru (Potter & Perry, 2006). Penyebab
terjadinya kanker ovarium yaitu riwayat Progressive Muscle Relaxation (PMR)
keluarga kanker ovarium, kanker payudara, merupakan suatu prosedur untuk mendapatkan
riwayat keluarga kanker kolon dan kanker relaksasi pada otot melalui dua langkah.
endometrial, wanita diatas usia 50-70 tahun, Langkah pertama adalah dengan memberikan
wanita yang tidak memiliki anak (nullipara), tegangan pada suatu kelompok otot, dan kedua
wanita yang memiliki anak >35 tahun, diit dengan menghentikan tegangan kemudian
tinggi lemak, serta merokok dan alkohol. memusatkan perhatian terhadap bagaimana otot
tersebut menjadi relaks, merasakan sensasi
Kanker merupakan penyakit yang kompleks relaks secara fisik dan tegangannya menghilang
dengan manifestasi yang bervariasi. Umumnya (Jacobson, 1938 dalam Ramdhani & Putra,
pasien kanker mengalami gejala fisik, 2009). Latihan PMR merupakan latihan
psikologis, dan gangguan fungsional (Potter & terfokus untuk mempertahankan kondisi
Perry, 2006). Menurut Persatuan Ahli Bedah relaksasi yang dalam. Pernafasan terfokus
Onkologi Indonesia (2005), penatalaksanaan dengan seluruh perhatian berpusat pada sensasi
atau pengobatan utama penyakit kanker pernafasan, meliputi irama dan naik turunnya
meliputi empat macam yaitu pembedahan, dada, digunakan sepanjang latihan relaksasi ini.
radioterapi, terapi hormon dan kemoterapi. Pada dasarnya, latihan PMR melibatkan
Kemoterapi merupakan proses pengobatan kontraksi dan relaksasi berbagai kelompok otot
dengan menggunakan obat-obatan yang mulai dari kaki ke arah atas atau dari kepala ke
bertujuan untuk membunuh atau memperlambat arah bawah. Selama melakukan latihan, pasien
pertumbuhan sel kanker. Banyak obat yang berfokus pada ketegangan dan relaksasi
digunakan dalam kemotarapi. Perawat sebagai kelompok otot. Untuk menegangkan otot secara
bagian dari pemberi layanan kesehatan progresif, dimulai dengan menegangkan dan
mempunyai peranan penting untuk mendukung meregangkan kumpulan otot dalam tubuh.
pasien dalam proses adaptasi dan Dengan cara ini, maka akan disadari dimana
mempertahankan keseimbangan selama otot itu berada dan hal ini akan meningkatkan
keluhan-keluhan tersebut berlangsung. Selain kesadaran terhadap respon otot tubuh terhadap
itu, perawat onkologi perlu dibekali stres atau ketegangan.
keterampilan khusus untuk membantu pasien
dan kelurganya dalam mengatasi stres fisik dan Teknik yang paling banyak digunakan adalah
psikologi melalui intervensi keperawatan yang teknik yang dikembangkan oleh Bernstein dan
bersifat mandiri. Intervensi yang dapat Borkovec yang mengkombinasikan 108 otot-
dilakukan antara lain teknik relaksasi yang otot dan kelompok otot menur Jacabson dan
dapat menimbulkan respon relaksasi yang menguranginya menjadi 16 kelompok otot
menjadi antitesis terhadap respon stres (Astuti sehingga lebih mudah digunakan (Snyder &
& Suandika, 2015 ). Penggunaan relaksasi Lindquist, 2002, dalam dalam Astuti &
dalam bidang klinis telah dimulai sejak awal Suandika 2015). Untuk hasil yang maksimal
abad 20, ketika Edmun Jacabson melakukan dianjurkan untuk berlatih relaksasi progresif
riset dan dilaporkan dalam sebuah buku pada jam yang sama dua kali setiap hari, selama
Progressive Relaxation. Jacabson 20-30 menit. Latihan bisa dilakukan pagi dan
mengemukakan teori bahwa ansietas dan stres sore hari, dan dilakukannya 2 jam setelah
menyebabkan ketegangan otot yang pada makan untuk mencegah rasa mengantuk setelah
akhirnya meningkatkan perasaan ansietas. makan (Charlesworth & Nathan, 1996 dalam
Ketika tubuh dalam keadaan rileks, maka hanya Astuti & Suandika 2015). Jadwal latihan
terdapat sedikit otot yang tegang sehingga biasanya memerlukan waktu satu minggu.
menurunkan perasaan cemas (Soewondo, 2012 Bernstein dan Borkovec menganjurkan
and Rosita, (2013). Relaksasi merupakan salah menggunakan 10 sesi untuk latihan PMR. Pada
satu bentuk mind body therapies yaitu beberapa studi ditemukan bahwa hasil terbaik
intervensi yang menggunakan berbagai teknik terjadi ketika empat atau lebih sesi digunakan
untuk memfasilitasi kapasitas pikiran untuk (Bernstein dan Borkovec, 1979 dalam Snyder &
mempengaruhi gejala fisik dan fungsi tubuh Lindquist, 2002). Beberapa penelitian yang ada
(Soewondo, 2012). Menurut Virgantari, (2013), menunjukkan bahwa teknik PMR dapat
melalui terapi relaksasi ini terjadi harmonisasi mengurangi efek samping yang timbul akibat
84
Jurnal Keperawatan Jiwa, Volume 4 No 2, Hal 83 - 90, November 2016
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
kemoterapi seperti mual, muntah, kecemasan, dan sesudah diberi perlakuan pada kelompok
dan depresi , penurunan stres emosional, rasa intervensi dan tidak diberi perlakuan pada
mual dan stimulasi fisik yang lebih sedikit kelompok Kontrol. Pada rancangan ini,
(Pailak, 2013). kelompok intervensi diberi perlakuan
sedangkan kelompok kontrol tidak diberi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan perlakuan Pada kedua kelompok diawali
oleh Rahmawati pada tahun 2011 dengan judul dengan pre test dan setelah pemberian
efektifitas latihan relaksasi otot progresif dalam perlakuan diadakan pengukuran kembali (post
mengatasi mual muntah pasien yang menjalani test) (Arikunto, 2012). Berikut ini akan
kemoterapi, hasil penelitiannya yaitu latihan diperlihatkan skema tahap pelaksanaan:
relaksasi otot progresif efektif dalam mengatasi
mual muntah pasien yang menjalani Penelitian ini dilakukan di ruang ginekologi
kemoterapi. Penelitian lain dilakukan Maryani, RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Kegiatan
(2008) dengan judul pengaruh latihan penelitian ini dimulai dari tanggal 18 Mei
Progresive Muscle Relaxation (PMR) terhadap sampai 20 Juni 2015. Populasi penelitian ini
kecemasan, mual dan muntah setelah adalah seluruh pasien kemoterapi dengan
kemoterapi pada pasien kanker payudara di RS kanker ovarium yang dirawat di ruang
Dr Hasan Sadikin Bandung, hasil penelitian ginekologi RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
menyatakan bahwa PMR dapat menurunkan Teknik pengambilan sampel yang digunakan
kecemasan, mual, dan muntah setelah yakni non probability sampling yaitu purposive
kemoterapi pada pasien kanker payudara di RS. sampling. Pada teknik ini, untuk menentukan
Dr. Hasan Sadikin Bandung. Hasil penelitian sampel dilakukan dengan memilih sampel
yang dilakukan di Korea Selatan pada tahun diantara populasi yang telah ditetapkan sesuai
2005 menunjukkan dari 30 pasien yang dengan kriteria inklusi. Jumlah responden 30
mendapat PMR dan Guided Imagery telah pasien kemoterapi dengan kanker ovarium
mengalami penurunan mual dan muntah paska untuk eksperimen dan kontrol sesuai dengan
kemoterapi dibanding 30 pasien yang masuk kriteria inklusi yang telah ditetapkan oleh
dalam kelompok kontrol (Richmond, 2007). peneliti yaitu pasien kemoterapi dengan kanker
ovarium dirawat di ruang ginekologi RSUD
Berdasarkan hasil wawancara kepada pasien di Arifin Achmad Pekanbaru dan pasien yang
ruang Ginekologi rumah sakit Arifin Achmad mual muntah sedang sampai berat. Alat
Pekanbaru yang mendapatkan kemoterapi, 8 pengumpulan data yang digunakan peneliti
dari 10 pasien menyatakan bahwa setelah berupa lembar observasi yang berisi data
kemoterapi pasien mengalami mual muntah tentang data umum pasien serta data tentang
walaupun sudah mendapatkan obat anti mual nyeri sebelum dan sesudah diberikan intervensi.
muntah. Berdasarkan urian diatas peneliti Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui
merasa perlu untuk melakukan penelitian penurunan intensitas mual muntah pasien
mengenai “efektivitas latihan Progressive kanker ovarium yang kemoterapi
Muscle Relaxation (PMR) untuk mengatasi menggunakan latihan Progressive Muscle
mual muntah pada pasien kanker ovarium yang Relaxation (PMR).
mendapatkan kemoterapi di ruang Ginekologi
rumah sakit Arifin Achmad Pekanbaru. Tujuan HASIL
penelitian ini adalah untuk mengetahui Hasil penelitian yang telah dilakukan pada
efektvitas latihan Progressive Muscle tanggal 18 Mei sampai 20 Juni 2015 dengan
Relaxation (PMR) terhadap mual muntah melibatkan 30 responden dengan efektifitas
kemoterapi kanker ovarium. latihan Progressive Muscle Relaxation (PMR)
terhadap mual muntah pasien kemoterapi di
METODE RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Adapun hasil
Jenis penelitian yang digunakan adalah quasy yang diperoleh adalah sebagai berikut:
eksperiment Rancangan ini bertujuan untuk
membandingkan hasil yang didapat sebelum
85
Jurnal Keperawatan Jiwa, Volume 4 No 2, Hal 83 - 90, November 2016
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
Tabel 1
Distribusi responden berdasarkan karakteristik
Karakteristik Kelompok eksperimen Kelompok Kontrol
f % f %
Umur (Tahun)
17-25 2 13,3 2 13,3
25-35 3 20 4 26,6
36-45 10 66,6 9 60
Suku
Minang 2 13,3 4 26,7
Melayu 4 26,7 3 20
Jawa 3 20 1 6,7
Batak 6 40 7 46,7
Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat bahwa orang (60%), dan sebagian besar respond en
sebagian besar responden yang kemoterapi pada pada kelompok eksperimen bersuku batak yaitu
kelompok eksperimen berumur 36-45 tahun sebanyak 6 orang (40%) dan pada kelompok
sebanyak 10 orang (66,6%) dan kelompok kontrol juga bersuku batak yaitu sebanyak 7
kontrol juga berumur 36-45 tahun sebanyak 9 orang (46,7%).
Tabel 2
Distribusi durasi dan intensitas mual muntah pada pasien kemoterapi sebelum dan sesudah
mendapatkan latihan relaksasi otot progresif pada kelompok eksperimen (n=30)
Variabel Mean Min Max
Mual Pretest 8,60 5 10
Durasi Posttest 4,87 2 7
Intensitas Pretest 7,93 4 10
Posttest 3,93 2 6
Muntah Pretest 5,60 3 9
Durasi Posttest 2,80 0 7
Intensitas Pretest 3,73 1 6
Posttest 1,53 0 3
Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa rata-rata pada kelompok eksperimen sebelum diberikan
durasi mual pada pasien kemoterapi pada perlakuan adalah 3,73, namun setelah diberikan
kelompok eksperimen sebelum diberikan latihan Progressive Muscle Relaxation (PMR)
perlakuan adalah 8,60, namun setelah diberikan selama 15 menit, rata-rata intensitas muntah
latihan relaksasi otot progresif selama 15 menit, pada pasien kemoterapi mengalami penurunan
rata-rata durasi mual pada pasien kemoterapi yaitu menjadi 1,53. Sebelum perlakuan
mengalami penurunan yaitu menjadi 4,87. diberikan durasi mual pada kelompok
Rata-rata intensitas mual pada pasien eksperimen yang paling tinggi adalah 10 dan
kemoterapi pada kelompok eksperimen sebelum yang paling rendah adalah 5. Setelah diberikan
diberikan perlakuan adalah 7,93, namun setelah perlakuan durasi mual pada kelompok
diberikan latihan Progressive Muscle eksperimen yang paling tinggi adalah 7 dan
Relaxation (PMR) selama 15 menit, rata-rata yang paling rendah adalah 2. Sebelum
intensitas mual pada pasien kemoterapi perlakuan diberikan intensitas mual pada
mengalami penurunan yaitu menjadi 3,93. kelompok eksperimen yang paling tinggi adalah
Kemudian rata-rata durasi muntah pada pasien 10 dan yang paling rendah adalah 4. Setelah
kemoterapi pada kelompok eksperimen sebelum diberikan perlakuan, intensitas mual pada
diberikan perlakuan adalah 5,60, namun setelah kelompok eksperimen yang paling tinggi
diberikan latihan Progressive Muscle adalah 6 dan yang paling rendah adalah 2.
Relaxation (PMR) selama 15 menit, rata-rata Sebelum perlakuan diberikan durasi muntah
durasi muntah pada pasien kemoterapi pada kelompok eksperimen yang paling tinggi
mengalami penurunan yaitu menjadi 2,80. Rata- adalah 9 dan yang paling rendah adalah 3.
rata intensitas muntah pada pasien kemoterapi Setelah diberikan perlakuan durasi muntah pada
86
Jurnal Keperawatan Jiwa, Volume 4 No 2, Hal 83 - 90, November 2016
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
kelompok eksperimen yang paling tinggi adalah 6 dan yang paling rendah adalah 1.
adalah 7 dan yang paling rendah adalah 0. Setelah diberikan perlakuan intensitas muntah
Sebelum perlakuan diberikan intensitas muntah pada kelompok eksperimen yang paling tinggi
pada kelompok eksperimen yang paling tinggi adalah 3 dan yang paling rendah adalah 0.
Tabel 3
Distribusi durasi dan intensitas mual muntah pada pasien kemoterapi sebelum dan sesudah
mendapatkan latihan Progressive Muscle Relaxation (PMR) pada kelompok control (n=30)
Variabel Mean Min Max
Mual Pretest 9,20 6 15
Durasi Posttest 9,13 6 15
Intensitas Pretest 7,87 5 10
Posttest 7,67 5 10
Muntah Pretest 6,40 4 10
Durasi Posttest 6,27 3 10
Intensitas Pretest 4,00 1 7
Posttest 4,00 1 7
Berdasarkan tabel 3, diketahui bahwa rata-rata paling tinggi adalah 10 dan yang paling rendah
durasi mual pada pasien kemoterapi pada adalah 5. Sebelum pretest durasi muntah pada
kelompok eksperimen sebelum pretest adalah kelompok kontrol yang paling tinggi adalah 10
9,20, kemudian setelah 15 menit rata-rata durasi dan yang paling rendah adalah 4. Setelah 15
mual pada pasien kemoterapi yaitu 9,13. Rata- menit durasi muntah pada kelompok kontrol
rata intensitas mual pada pasien kemoterapi yang paling tinggi adalah 10 dan yang paling
pada kelompok kontrol sebelum pretest adalah rendah adalah 3. Sebelum pretest intensitas
7,87, namun setelah 15 menit rata-rata intensias muntah pada kelompok kontrol yang paling
mual pada pasien kemoterapi yaitu 7,67. tinggi adalah 7 dan yang paling rendah adalah
Kemudian rata-rata durasi muntah pada pasien 1. Setelah 15 menit intensitas muntah pada
kemoterapi pada kelompok kontrol sebelum kelompok kontrol yang paling tinggi adalah 7
pretest adalah 6,40, namun setelah 15 menit, dan yang paling rendah adalah 1.
rata-rata durasi muntah pada pasien kemoterapi
yaitu 6,27. Rata-rata intensitas muntah pada Analisa bivariat digunakan untuk melihat
pasien kemoterapi pada kelompok kontrol perbedaan durasi dan intensitas mual muntah
sebelum adalah 4,00, namun setelah 15 menit, pada pasien kemoterapi pada kelompok
rata-rata intensitas muntah pada pasien eksperimen dan kelompok control, serta melihat
kemoterapi yaitu tetap 4,00. pengaruh latihan Progressive Muscle
Relaxation (PMR) terhadap mual muntah
Sebelum pretest durasi mual pada kelompok kemoterapi pasien kanker ovarium. Pemberian
kontrol yang paling tinggi adalah 15 dan yang latihan Progressive Muscle Relaxation (PMR)
paling rendah adalah 6. Setelah 15 menit durasi dikatakan efektif terhadap penurunan durasi dan
mual pada kelompok kontrol yang paling tinggi intensitas mual muntah pasien kemoterapi jika
adalah 15 dan yang paling rendah adalah 6. hasil ukur memiliki P-Value < 0,05. Penelitian
Sebelum pretest intensitas mual pada kelompok ini menggunakan uji t-dependent dan uji t-
kontrol yang paling tinggi adalah 10 dan yang independent. Berdasarkan hasil pengolahan data
paling rendah adalah 5. Setelah 15 menit dengan menggunakan komputer diperoleh hasil
intensitas mual pada kelompok kontrol yang sebagai berikut:
87
Jurnal Keperawatan Jiwa, Volume 4 No 2, Hal 83 - 90, November 2016
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
Tabel 4
Perbedaan mual muntah pasien yang menjalani kemoterapi sebelum dan sesudah dilakukan latihan
Progressive Muscle Relaxation (PMR) pada kelompok eksperimen dan control (n=30)
Kelompok n Mean mual (durasi & Mean muntah SD P value
intensitas) (durasi &
intensitas)
Kelompok 15 Pre test Pre test 1,957
eksperimen Durasi: 8,60 Durasi: 5,60
Intensitas:7,93 Intensitas:3,73
Post test Post test
Durasi: 4,87 Durasi:2,80
Intensitas:3,93 Intensitas:1,53 0,000
88
Jurnal Keperawatan Jiwa, Volume 4 No 2, Hal 83 - 90, November 2016
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
insomnia pada lansia di unit rehabilitasi Rosita, 2013. Teknik Relaksasi Untuk
sosial dewanata Cilacap. Semarang : Menghilangkan Stres. Tersedia dalam
Jurusan Keperawatan FK Undip. http://www.reflectionmassage.com
Diakses pada tanggal 12/06/2014.
Abdulmuthalib. (2006). Prinsip Dasar Terapi
Sistemik pada Kanker, dalam Sudoyo, Ramdhani, N. & Putra. (2009). Studi
A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Pendahuluan Multimedia Interaktif
Simadibrata, M., & Setiati, S. (2006) “Pelatihan
dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Relaksasi”.http://lib.ugm.ac.id/data/pubd
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen ata/relaksasi.pdf diakses pada tanggal 18
Ilmu Penyakit Dalam Fakultas April 2014.
Kedokteran Universitas Indonesia.
Suyatmo., Prabandari, Y.S. & Machira, C.R.
Arania & Windarti. (2013) Karakteristik pasien (2009). Pengaruh Relaksasi Otot
kanker ovarium di rumah sakit Dr. H. Progresif Dalam Menurunkan Skor
Abdul Moeloek Bandar Lampung, Kecemasan T-TMAS Mahasiswa
dengan hasil penelitian yaitu usia Menjelang Ujian Akhir Program akademi
penderita kanker ovarium di RSAM Keperawatan Notokusumo Yogyakarta.
Bandar Lampung. Berita Kedokteran Masyarakat, Volume
25, No. 3, hal 142 – 149
Arikunto, S. (2012). Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Setyaningsih, dkk. 2011. Hubungan Antara
Cipta. Dukungan Emosional Keluarga dan
Relisiliensi Dengan Kecemasan
Burke, M.B., Wilkes, G.M., Ingwersen, K.C., Menghadapi Kemoterapi Pada Pasien Di
Bean, C.K., & Berg, D. (1996). Cancer RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Skripsi
Chemotherapy: A Nursing Process diterbitkan, Universitas Sebelas Maret
Approach. 2nd edition. Massachusetts: Surakarta, Prodi Psikologi Fakultas
Jones and Bartlett Publishers. Kedokteran
90