Abu Yusuf Ya'Qub Ibnu Ishak Al-Kindi

You might also like

You are on page 1of 4

ABU YUSUF YA’QUB IBNU ISHAK AL-KINDI

Al-Kindi was born in Kufa 801 AD,


his father was a government
official during the time of Caliph
Harun Ar-Rashid. He was called by
Al-Kindi because it was associated
with his tribe, the Arab Kindah
tribe. He was nicknamed the Arab
philosopher because he was the
first Muslim philosopher. Perhaps
it is also because he is the only one
among many Muslim philosophers
who have no doubts about the
truth. It is worth mentioning that
various Western literature has
distorted its name to Alchendius,
even though the current Western literature writes with its true name, Al-Kindi..

Al-Kindi spent his childhood in Kufa with his parents. When Al-Kindi was a child,
his father passed away. His orphaned state did not relax his spirits. He continues
to study the various sciences in Kufa, Basrah and Baghdad. He began his studies
of the religious sciences, then philosophy, logic, mathematics, music, astronomy,
physics, chemistry, geography, medicine and mechanical engineering.

His ability in philosophy and his discoveries in medicine and his expertise as an
engineer has been recognized by other scientists living in his day. His genius and
his ability in various fields had become the source of the envy of the envious and
the weak of his soul, so that Al-Kindi was almost imprisoned, whipped and
boycotted. Surprisingly, among them there are also vilify his behavior and claim
it as a stingy person.

In the field of foreign language mastery, Al-Kindi mastered two languages,


namely Greek and Syriac. Some say that he also other foreign language. It was his
mastery of the various languages that had helped him master the various
sciences and made him very influential to the Caliph Al-Ma'mun, so he appointed
him as an important translator of foreign books.

In the opinion of Al-Khalili, Al-Kindi died in 260 H (874) in Baghdad. Meanwhile,


according to another source, he died in the year 260 H (874 AD). There is also a
saying that he died in the year 252 H (866 AD).
Scientific Discovery and Thought of Al-Kindi
1. Discovery in the Field of Astronomy. Al-Kindi observed the positions of stars,
planets and their location from the earth. He warned of its impact on the
earth, its possible measurements, the determination of its influence as it did
on the tidal and low tide phenomena that are closely related to the position
of the moon.
2. Discovery in the Field of Natural Science and Physics. Al-Kindi makes a thesis
about the blue sky. He explained that the blue color is not the color of the sky
itself, but the color of another reflection of light that comes from the
evaporation of water and dust grains that hung in the air.
3. Discovery in the Field of Mechanical Engineering Namely mechanical science
in current industrial and engineering terms, or sciences that specifically deal
with the tools, sequences, and functions. Al-Kindi learned much of this
science both theoretically and practically. He has been an engineer of Islamic
civilization and participated in the implementation of development projects
such as a channel excavation project to open the Dajlah and Furat river
networks.
4. Discovery in the Field of Chemistry, Chemical Industry and the Science of
Meteorology. In his research in chemistry, Al-Kindi has contributed a lot to
the country and its citizens. He mastered various kinds of chemistry, such as
in the manufacture of perfume, chemical aroma, chemistry to make glass,
color, and iron.
5. Discovery in the Field of Medicine and Pharmacy. Al-Kindi was a prominent
physician. He has authored 22 medical books and has split an important
specialization in medicine, as he has also preceded the use of music as a tool
for treating several diseases.
6. The work of Logic and Philosophy. Al-Kindi deepened the Greek philosophy
and translated some of his books, adding to the descriptions and comments
that pointed to his enormous abilities in that field. This fact makes the Caliph
Al-Ma'mun assigns him the task of translating Aristotle's books. He also
mastered Persian and Indian thought and philosophy. He traced the method
of philosophy and mathematical logic as did the Greek philosophers.
ABU YUSUF YA’QUB IBNU ISHAK AL-KINDI

Al-Kindi dilahirkan di Kufah 801


M , ayahnya adalah seorang
pejabat pemerintahan pada masa
Khalifah Harun Ar-Rasyid. Dia
dipanggil dengan Al-Kindi karena
dihubungkan dengan kabilahnya,
yaitu kabilah Arab Kindah. Dia
dijuluki filsuf Arab karena dialah
filsuf muslim pertama. Barangkali
juga karena dialah satu-satunya
diantara sekian banyak filsuf
muslim yang tidak diragukan
kearabannya. Perlu disebutkan
bahwa berbagai literatur Barat
telah menyelewengkan namanya
menjadi Alchendius, sekalipun literatur Barat saat ini menulis dengan namanya
yang benar, yaitu Al-Kindi.

Al-Kindi menghabiskan masa kecilnya di Kufah bersama kedua orang tuanya.


Ketika Al-Kindi masih anak-anak, ayahnya meninggal dunia. Keadaannya yang
yatim tidak mengendorkan semangatnya. Dia tetap terus mempelajari berbagai
macam ilmu di Kufah, Basrah dan Baghdad. Dia memulai belajarnya dari ilmu-
ilmu agama, kemudian filsasat, logika, matematika, musik, astronomi, fisika,
kimia, geografi, kedokteran dan tekhnik mesin.

Kemampuannya dalam bidang filsafat dan penemuannya dalam bidang


kedokteran serta keahliannya sebagai insinyur telah diakui oleh para ilmuwan
lain yang hidup pada masanya. Kejeniusan dan kemampuannya dalam berbagai
bidang sempat menjadi sumber kedengkian orang-orang yang dengki dan lemah
jiwanya, sehingga hampir saja Al-Kindi dipenjara, dicambuk dan diboikot.
Anehnya, diantara mereka juga ada yang menjelek-jelekkan prilakunya dan
mengklaimnya sebagai orang pelit.

Dalam bidang penguasaan bahasa asing, Al-Kindi menguasai dua bahasa, yaitu
bahasa Yunani dan Suryani. Ada yang mengatakan bahwa dia juga mengusai
bahasa asing lainnya. Penguasaannya terhadap berbagai bahasa inilah yang telah
membantunya menguasai berbagai macam ilmu dan menadikannya sangat
berpengaruh bagi Khalifah Al-Ma'mun, sehingga dia mengangkatnya sebagai
penerjemah buku-buku asing yang dianggap penting.
Menurut pendapat Al-Khalili, Al-Kindi wafat pada tahun 260 H (874) di Baghdad.
Sedangkan menurut sumber lain, dia wafat pada tahun 260 H (874 M). Ada juga
yang mengatakan bahwa dia wafat pada tahun 252 H (866 M).

Penemuan Ilmiah dan Pemikiran Al-Kindi


1. Penemuan di Bidang Astronomi. Al-Kindi mengamati posisi bintang, planet
dan letaknya dari bumi. Dia memperingatkan dampaknya pada bumi,
kemungkinan pengukurannya, penentuan pengaruhnya sebagaimana yang
terjadi pada fenomena air pasang dan surut yang sangat berkaitan erat
dengan posisi bulan.
2. Penemuan di Bidang Ilmu Alam dan Fisika. Al-Kindi membuat tesis tentang
warna biru langit. Dia menjelaskan bahwa warna biru bukanlah warna langit
itu sendiri, melainkan warna dari pantulan cahaya lain yang berasal dari
penguapan air dan butir-butir debu yang bergantung di udara.
3. Penemuan di Bidang Teknik Mesin Yaitu ilmu mekanik dalam istilah industri
dan teknik saat ini, atau ilmu yang secara khusus berhubungan dengan alat-
alat, rangkaian, dan menjalankan fungsinya. Al-Kindi banyak belajar ilmu ini
baik secara teoritis maupun praktis. Dia telah menjadi insinyur peradaban
Islam dan turut serta dalam pelaksanaan proyek-proyek pembangunan
seperti proyek penggalian kanal untuk membuka jaringan sungai Dajlah dan
Furat.
4. Penemuan di Bidang Kimia, Industri Kimia dan Ilmu Perlogaman. Dalam
penelitiannya di bidang kimia, Al-Kindi telah memberikan kontribusi yang
banyak bagi negeri dan warga negaranya. Dia menguasai berbagai macam
ilmu kimia, seperti dalam pembuatan parfum, aroma kimia, kimia untuk
membuat kaca, warna, dan besi.
5. Penemuan di Bidang Kedokteran dan Farmasi. Al-Kindi adalah seorang
dokter terkemuka. Dia telah menulis sebanyak 22 buku di bidang kedokteran
dan banyak memisah-misahkan spesialisasi dalam bidang kedokteran yang
penting, sebagaimana dia juga telah mendahului penggunaan musik sebagai
salah satu alat untuk mengobati beberapa penyakit.
6. Karya Bidang Ilmu Logika dan Filsafat. Al-Kindi mendalami filsafat Yunani dan
menerjemah sebagian buku-bukunya, menambah dengan keterangan dan
komentar yang menunjukkan pada kemampuannya yang sangat besar dalam
bidang itu. Kenyataan inilah yang membuat Khalifah Al-Ma'mun memberikan
tugas kepadanya untuk menerjemahkan buku-buku karangan Aristoteles. Dia
juga menguasai pemikiran dan filsafat Persia dan India. Dia menelusuri
metode filsafat dan logika matematika sebagaimana yang dilakukan oleh
para filsuf Yunani.

You might also like