You are on page 1of 13

Asnimar,dkk.

, Penerapan Pendekatan PAKEM 59

PENERAPAN PENDEKATAN PAKEM DALAM PEMBELAJARAN


BAHASA INDONESIA DI KELAS V SEKOLAH DASAR

Asnimar, Umar Effendy, dan Linda Puspita


Dosen PGSD FKIP Universitas Sriwijaya
Email: as_sahupi@yahoo.com; umar_effendy@ymail.com

Abstract: This study was at describing the application of PAKEM approach to improve students'
language skills of the primary schools partner PGSD FKIP Sriwijaya University by using
classrrom action research method. This was a collaborative study with four students of PGSD FKIP
Sriwijaya University in last task completion . Data were collected with tests and non-test
instruments. The results showed that an increase in mastery learning students . In Listening skill of
students in Cycle I gained mastery learning increased by 31.81 % , 62.50 % obtained in Cycle II ,
and Silklus 87.50 % . Speaking skill of students in Cycle I gained mastery learning by 43.48 % ,
73.91 % obtained in Cycle II Cycle III was 91.30 % . Reading skills of students in Cycle I gained
mastery learning by 52.10 % , amounting to 78.26 % in Cycle II and III silus of 91.30 % . Writing
skills of students in Cycle I gained mastery learning of 30.43 % ( Cycle I , 67.21 % ( Cycle II ) , and
89.40 % ( Cycle III ) . Based on this observation , it is also an increase in student learning activities ,
ie on I obtained the student activity cycle with an average 56.79 , 68.30 for cycle II and cycle III
acquired 81.99 . Based on the results obtained it can be concluded that the approach can improve
language skills AJEL Indonesian students in Class V school PGSD partners FKIP Sriwijaya
University .

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan pendekatan PAKEM untuk
meningkatkan keterampilan berbahasa siswa sekolah mitra PGSD FKIP Universitas Sriwijaya
dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian ini merupakan kolaboratif dengan
empat orang mahasiswa PGSD FKIP Universitas Sriwijaya dalam penyelesaian tugas ahkir mereka.
Data dikumpulkan dengan intrumen tes dan non tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan ketuntasan belajar siswa. Keterampilan meninyimak siswa pada Siklus I diperoleh
ketuntasan belajar sebesar meningkat 31,81%, Siklus II diperoleh 62,50%, dan Silklus 87,50%.
Keterampilan berbicara siswa pada Siklus I diperoleh ketuntasan belajar sebesar 43,48%, Siklus
II diperoleh 73,91%, Siklus III sebesar 91,30%. Keterampilan membaca siswa pada Siklus I
diperoleh ketuntasan belajar sebesar 52,10%, Siklus II sebesar 78,26% dan Silus III sebesar
91,30%. Keterampilan menulis siswa pada Siklus I diperoleh ketuntasan belajar sebesar 30,43%
(Siklus I, 67,21% (Siklus II), dan 89,40% (Siklus III). Berdasarkan hasil observasi, juga terjadi
peningkatan aktivitas belajar siswa, yaitu pada Siklus I diperolah aktivitas siswa dengan rata-
rata 56,79, Siklus II sebesar 68,30, dan Siklus III diperoleh 81,99. Berdasarkan hasil penelitian
yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan pendekatan PAKEM dapat
meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia Siswa Kelas V di sekolah mitra PGSD FKIP
Universitas Sriwijaya.

Kata Kunci: pendekatan PAKEM, keterampilan berbahasa , sekolah mitra

Guru bahasa perlu memahami bahwa tentu sesuai dengan fungsi komunikatif
dalam pembelajaran bahasa Indonesia lebih bahasa. Tarigan (2008:31) mengungkapkan
dititikberatkan pada performansi berbahasa bahwa keterampilan berbahasa dalam bahasa
daripada sekedar memiliki pengetahuan Indonesia meliputi empat aspek, yaitu menyi-
tentang kebahasaan, yakni berupa unjuk kerja mak, berbicara, membaca, dan menulis. Ke-
mempergunakan bahasa dalam konteks ter- empat aspek tersebut disebut juga sebagai
Asnimar,dkk., Penerapan Pendekatan PAKEM 60

"catur tunggal" keterampilan berbahasa, dalam kegiatan Peer Teaching pada Kegiatan
karena keempat aspek tersebut merupakan Pendidikan dan Latihan Profesional Guru
satu kesatuan, saling berhubungan, dan tidak (PLPG) terutama dalam pembelajaran bahasa
bisa dilepaskan, namun berbeda antara satu Indonesia di SD diketahui bahwa para guru
dengan yang lainnya dan juga berbeda dari mengalami kesulitan dalam mengembangkan
segi prosesnya. keterampilan berbahasa siswa. Pembelajaran
Pelajaran bahasa Indonesia dewasa ini masih terpusat pada guru yang menggunakan
ditujukan pada keterampilan siswa meng- komunikasi satu arah, walaupun istilah
gunakan bahasa Indonesia yang baik dan PAKEM sudah mereka ketahui. Demikian
benar dengan konteksnya atau bersifat prag- juga halnya, ketika peneliti mengamati guru-
matis. Dengan kata lain, secara pragmatis- guru SD membimbing mahasiswa PGSD
komunikatif bahasa Indonesia lebih meru- dalam melaksanakan kegiatan Pelaksanaan
pakan suatu bentuk performansi daripada Pengalaman Lapangan (PPL), mereka belum
sebagai suatu sistem ilmu. Pandangan ini memahami pendekatan PAKEM tersebut.
membawa konsekuensi bahwa pembelajaran Hal ini dapat diamati melalui situasi kelas
bahasa Indonesia harus lebih menekankan yang monoton dari hari ke hari, tidak ada
fungsi bahasa sebagai alat komunikasi pajangan-pajang hasil kerja siswa. Begitu
daripada pembelajaran tentang ilmu atau juga halnya dengan posisi duduk siswa,
pengetahuan kebahasaan. semuanya mengarah kepada guru. Keadaan
Di samping itu, keberhasilan belajar seperti ini juga menunjukkan pembelajaran
siswa dalam mengikuti proses kegiatan yang terpusat pada guru.
pembelajaran di sekolah sangat ditentukan Berdasarkan permasalahan di atas,
oleh penguasaan keterampilan berbahasa peneliti melakukan penelitian yang melibat-
siswa. Siswa yang keterampilan berbahasa- kan mahasiswa PGSD FKIP Universitas
nya kurang, akan mengalami kesulitan dalam Sriwijaya pada proses penyelesaian tugas
mengikuti kegiatan pembelajaran untuk akhir mereka, dalam hal pembelajaran bahasa
semua mata pelajaran. Siswa akan mengalami Indonesia pada siswa kelas V SD melalui
kesulitan dalam menangkap dan memahami pendekatan PAKEM di SD mitra PGSD
informasi yang disajikan secara lisan maupun FKIP Universitas Sriwijaya. Secara spesifik
secara tertulis seperti materi pelajaran yang permasalahan dalam penelitian ini adalah
ada dalam berbagai buku pelajaran, buku- Bagaimana penerapan pendekatan PAKEM
buku bahan penunjang, dan sumber-sumber untuk meningkatkan keterampilan menyimak,
belajar tertulis yang lain, akibatnya, kema- berbicara, membaca dan menulis siswa kelas
juan belajarnya menjadi lamban. V SD sekolah Mitra PGSD FKIP Universitas
Oleh karena itu, guru SD dituntut Sriwijaya. Penelitian ini berujuan untuk
mampu mengembangkan keterampilan mendeskripkan penerapan pendekatan
berbahasa tersebut. Untuk mencapai tujuan PAKEM untuk meningkatkan keterampilan
pembelajaran secara efektif, guru perlu menyimak, berbicara, membacadan menulis
menggunakan pendekatan, metode, dan siswa kelas V SD sekolah mitra PGSD FKIP
strategi yang tepat. Salah satu pendekatan Universitas Sriwijaya.
yang ditawarkan adalah pendekatan yang Teori-teori yang menjembantani pene-
dapat membawa siswa dalam pembelajaran litian ini meliputi keterampilan menyimak,
aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan berbicara, membaca, menulis, dan pende-
(PAKEM). katan PAKEM.
Berdasarkan pengamatan dan penga- Keempat keterampilan bahasa meru-
laman peneliti membimbing guru-guru SD pakan satu-kesatuan yang tidak terpisahkan,
Asnimar,dkk., Penerapan Pendekatan PAKEM 61

namun masing-masing saling berbeda. Dalam diperhatikan adalah pertama, kompetensi


pembelajarannya hanya dapat diberikan dasar berbicara tidak diteskan baik pada
penekanan pada keterampilan tertentu saja, ulangan harian, ulangan umum, atau ujian
dan tetap secara utuh. Misalnya dalam nasional. Kedua, pelaksanaan pembelajaran
mengembangkan keterampilan berbicara, berbicara tidak menarik dan membosankan
keterampilan menyimak pasti terlibat di siswa sebab pembelajarannya bersifat
dalamnya. Pendekatan PAKEM merupakan monoton, siswa hanya mendengar apa yang
pendekatan yang berbasis siswa. guru sampaikan dan guru hanya melatih
Menyimak merupakan keterampilan siswa membacakan dialog secara
yang melibatkan beberapa keterampilan berpasangan. Ketiga, kurangnya fasilitas
(Rost, 1991:4). Keterampilan-keterampilan yang mendukung kegiatan belajar mengajar.
tersebut meliputi keterampilan persepsi, Keempat, guru kelas belum terlatih atau
keterampilan analisis, dan keterampilan belum terbiasa menggunakan media misalnya
sintesis. Keterampilan persepsi meliputi kete- video rekaman.
rampilan membedakan bunyi-bunyi dan Burns (dikutip Rahim, 2011:1)
mengenal kata-kata yang disimak. Keteram- mengemukakan bahwa kemampuan mem-
pilan analisis meliputi keterampilan meng- baca merupakan sesuatu yang vital dalam
identifikasi unit-unit gramatikal dan meng- suatu masyarakat terpelajar. Namun siswa
identifikasi unit-unit pragmatik. Sementara yang tidak memahami pentingnya belajar
itu, keterampilan sintesis yaitu keterampilan membaca tidak akan termotivasi untuk
menghubungkan aspek linguistik dan aspek belajar. Belajar membaca merupakan usaha
di luar linguistik dan keterampilan menggu- yang terus-menerus, dan siswa yang melihat
nakan background knowledge (pengetahuan tingginya nilai (value) membaca dalam
siap). Menurut Nunan (1991:25), dengan kegiatan pribadinya akan lebih giat belajar
melalui beberapa keterampilan tersebut, yang dibandingkan dengan siswa lain yang tidak
terpenting adalah siswa harus mampu mema- menemukan keuntungan dari kegiatan
hami pesan yang disimaknya. membaca.
Berbicara adalah suatu keterampilan
Kegiatan menulis adalah kegiatan
berbahasa yang berkembang pada kehidupan
komunikasi berupa penyampaian pesan
anak. Berbicara berhubungan erat dengan
secara tertulis kepada pihak lain. Aktivitas
perkembangan kosakata yang diperoleh
menulis melibatkan unsur penulis sebagai
seorang anak. Menurut Tarigan (2008:16)
penyampai pesan, pesan atau isi tulisan,
berbicara adalah kemampuan mengucapkan
saluran atau media tulisan, dan pembaca
bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
sebagai penerima pesan (Slamet, 2008:89).
mengekspresikan, menyatakan atau menyam-
Sebagai suatu keterampilan berbahasa,
paikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Ber-
menulis merupakan kegiatan yang kompleks
bicara merupakan suatu keterampilan, dan
karena penulis dituntut untuk dapat
keterampilan tidak akan berkembang kalau
menyusun dan mengorganisasikan isi
tidak dilatih secara terus menerus.
tulisannya dengan menuangkannya dalam
Pembelajaran berbicara jarang diajar-
formulasi ragam bahasa tulis. Selain itu,
kan di sekolah. Guru beranggapan bahwa
menulis juga mengandung banyak manfaat
kemampuan berbicara yang dapat dimiliki
bagi pengembangan mental, intelektual, dan
secara otomatis, tanpa diajarkan pun siswa
sosial seseorang. Menulis dapat meningkat-
pasti akan memiliki keterampilan berbicara
kan kecerdasan, mengembangkan daya
tersebut. Beberapa alasan yang menjadi
inisiatif dan kreativitas, menumbuhkan
penyebab pembelajaran berbicara kurang
Asnimar,dkk., Penerapan Pendekatan PAKEM 62

keberanian, serta merangsang kemauan dan tepat dan serasi dalam ekspresi tulis, dan (4)
kemampuan mengumpulkan informasi. mengembangkan pertumbuhan terhadap
Menulis merupakan suatu proses menulis dengan cara membantu siswa menu-
kreatifitas menuangkan gagasan ataupun ide lis sejumlah maksud dengan sejumlah cara
yang ada didalam pikiran kedalam bentuk dengan penuh keyakinan pada diri sendiri
tulisan dengan tujuan tertentu. Selanjutnya, secara bebas.
Hastuti (dikutip Saddhono dan Slamet Pendekatan merupakan cara umum
2012:97) menyatakan bahwa menulis meru- dalam memandang permasalahan atau objek
pakan suatu kegiatan yang kompleks. (Sukandi dikutip Asmani, 2011:62). Sedang-
Kegiatan menulis merupakan kegiatan yang kan pendekatan pembelajaran merupakan
sangat kompleks karena melibatkan cara titik tolak atau sudut pandang terhadap proses
berpikir yang teratur dan berbagai persya- pembelajaran yang merujuk pada pandangan
ratan yang terkait dengan teknik penulisan, tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya
antara lain: (1) adanya kesatuan gagasan, (2) masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
pengunaan kalimat yang jelas dan efektif, (3) menginspirasi, menguatkan, dan melatari
paragraf disusun dengan baik, (4) penerapan metode pembelajaran dengan cakupan teoritis
kaidah ejaan yang benar, dan (5) penguasaan tertentu (Mulyasa, 2009:13). Selanjutnya,
kosakata yang memadai. menurut Syafi’ie (dikutip Rahim, 2008:31)
Musaba (2012:24) mengungkapkan pendekatan dalam pengajaran bahasa meng-
bahwa menulis merupakan keterampilan acu kepada teori-teori tentang hakikat bahasa
berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh dan pembelajaran bahasa yang berfungsi
seseorang. Menulis berarti mengungkapkan sebagai landasan dan prinsip pengajaran
sebuah pikiran, prasaan, pengalaman, dan hal bahasa.
lain melalui tulisan. Selanjutnya menurut PAKEM merupakan salah satu
Saddhono dan Slamet (2012:96) menulis pendekatan pembelajaran yang dapat diguna-
merupakan serangkaian aktivitas atau kegi- kan oleh para guru untuk menciptakan
atan yang terjadi dan melibatkan beberapa pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
tahap: yaitu tahap pramenulis (persiapan), menyenangkan (Uno dan Muhamad, 2011:
penulisan (pengembang isi karangan), pasca- 24). Pendekatan ini dikemas dari beberapa
penulisan (telaah dan revisi atau penyem- pendekatan antara lain: konstruktivism,
purnaan tulisan). contextual teaching and learning, student
Tujuan menulis adalah untuk meng- centered, student active learning, dan
ungkapkan fakta-fakta, perasaan, sikap, dan cooperative learning. PAKEM meganut
isi pikiran secara jelas dan efektif kepada konsep bahwa pembelajaran harus berpusat
pembaca. Tarigan (2008:9) menyatakan pada anak (student centered learning) dan
bahwa biasanya program-program dalam pembelajaran harus bersifat menyenangkan
bahasa tulis direncanakan guna mencapai (learning is fun), agar mereka termotivasi
tujuan-tujuan untuk (1) membantu siswa untuk terus belajar sendiri tanpa diperintah
dalam memahami bagaimana pembelajaran dan agar mereka tidak merasa terbebani atau
menulis yang diciptakan guru dapat melayani takut (Rusman, 2010:322).
mereka dengan cara menciptakan situasi- Budimansyah (2008:71) menjelaskan
situasi di dalam kelas yang jelas memerlukan bahwa secara garis besar PAKEM dapat
karya tulis dan kegiatan penulisan, (2) dijelaskan keterlibatan guru dan siswa dalam
mendorong siswa mengekspresikan diri dari proses pembelajaran yaitu (1) Siswa terlibat
mereka secara bebas dalam tulisan, (3) dalam berbagai kegiatan yang mengembang-
mengajar siswa mengunakan bentuk yang kan pemahaman dan kemampuan mereka
Asnimar,dkk., Penerapan Pendekatan PAKEM 63

dengan penekanaan pada belajar melalui kan pada akhir siklus II. Untuk kegiatan pada
berbuat (learning by doing). (2) Guru siklus berikutnya dilaksanakan sesuai dengan
menggunakan berbagai alat bantu dan cara tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa.
membangkitkan semangat, termasuk meng- Apabila tingkat keberhasilan siswa pada
gunakan lingkungan sebagai sumber belajar siklus II belum mencapai ketuntasan belajar,
untuk menjadikan pembelajaran menarik, maka hasil refleksi terhadap siklus II dijadi-
menyenangkan, dan cocok bagi siswa, (3) kan dasar memodifikasi dan membuat ren-
Guru mengatur kelas dengan memajang cana tindakan pada siklus selanjutnya.
buku-buku dan bahan belajar yang lebih Penelitian tindakan ini dilaksanakan di
menarik dan menyediakan “pojok baca”, dan sekolah mitra PGSD FKIP Universitas Sriwi-
(3) Guru menerapkan cara mengajar yang jaya Palembang. Sekolah mitra yang terpilih
lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara adalah sekolah tempat mahasiswa melaksa-
belajar yang kelompok. nakan kegiatan praktik pengalaman lapangan
(PPL) yaitu: SD Negeri 24 Palembang dan SD
METODE Negeri 25 Palembang. SD Negeri 24 berala-
Penelitian ini berbentuk penelitian mat di Jalan Anwar Arsyad Way Hitam
tindakan kelas atau PTK yang bersifat kola- Kecamatan Ilir Barat I Palembang dan SD
borasi. PTK merupakan penelitian tindakan Negeri 25 beralamat di Jalan Inspektur
yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki Murzaki RT 04 RW 03 No 769 Kelurahan
mutu praktik pembelajaran di kelas (Kunan- Siring Agung Kecamatan Ilir Barat 1 Palem-
dar, 2010:45). Sejalan dengan itu, Mulyasa bang.
(2009:155) menyatakan bahwa tujuan umum Dalam penelitian ini menggunakan
PTK adalah (1) memperbaiki dan mening- teknik tes dan nontes. Tes diberikan berben-
katkan kondisi serta kualitas pembelajaran di tuk tes essay dan tes perfomansi, tergantung
kelas, (2) meningkatkan layanan profesional keterampilan bahasa apa yang akan diberi-
dalam konteks pembelajaran di kelas, (3) mem- kan. Tes dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu
berikan kesempatan kepada guru untuk pada akhir setiap siklus (Siklus I, Siklus II,
melakukan tindakan dalam pembelajaran dan Siklus III). Selanjutnya hasil tes pada
yang direncanakan di kelas, dan (4) membe- Siklus I dianalisis. Dari analisis tersebut
rikan kesempatan kepada guru untuk mela- dapat diketahui kelemahan siswa dalam
kukan pengkajian terhadap kegiatan pembel- menyimak, berbicara, membaca dan menulis,
ajaran yang dilakukannya. yang selanjutnya sebagai dasar untuk meng-
PTK ini dilakukan secara bersiklus dan hadapi tes siklus berikutnya. Untuk melihat
setiap siklusnya terdiri atas empat tahap tingkat aktivitas siswa dalam proses pembel-
kegiatan yaitu penyusunan rencana tindakan, ajaran peneliti menggunakan observasi.
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi Observasi dilakukan secara langsung
terhadap tindakan yang diberikan. Keempat seperti yang dikemukan oleh Margono
tahap itu dilakukan dalam setiap siklus. (2005:158--159) yaitu observasi langsung
Dengan demikian, pada tiap siklus, peneliti yang merupakan pengamatan dan pencatatan
merencanakan kegiatan, melaksanakan, secara sistematik terhadap gejala yang tanpak
mengobservasi, dan merefleksikan pembel- pada objek pada saat terjadi atau berlang-
ajaran dengan menggunakan pendekatan sungnya peristiwa, sehingga observasi
PAKEM. Hasil refleksi terhadap Siklus I berada bersama objek yang diselidiki. Kegi-
dijadikan dasar memodifikasi dan membuat atan observasi dilakukan untuk mengetahui
rencana tindakan Siklus II, selanjutnya keterlibatan siswa dalam kegiatan pembel-
dilaksanakan, diobservasikan dan direfleksi- ajaran. Kegiatan ini diamati dengan meng-
Asnimar,dkk., Penerapan Pendekatan PAKEM 64

gunakan lembar observasi yang berkenaan Tabel 2 Hasil Aktivitas Pembelajaran


dengan bagaimana keaktifan, kekreatifan, Keterampilan Berbahasa
keefektifan, dan menyenangkan. Hal ini Kegiatan Nilai yang Diperoleh
No.
Berbahasa Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
berpedoman pada pendapat Budimansyah
(2009:169--171). 1 Menyimak 54,04 62,91 78,20
Teknik penganalisisan data yang digu- 2 Berbicara 57,06 76,90 83,15
nakan dalam penelitian ini yaitu teknik des- 3 Membaca 61,14 70,65 83,42
kriptif kualitatif, yaitu suatu teknik penelitian 4 Menulis 54,92 62,75 83,20
yang bersifat menggambarkan kenyataan atau Jumlah 227,16 273,21 327,97
fakta sesuai dengan data yang diperoleh Nilai Rerata 56,79 68,30 81,99
dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar
yang dicapai siswa dan merespon siswa ter-
Penerapan pendekatan PAKEM untuk
hadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas
meningkatkan keterampilan menyimak siswa
siswa selama proses pembelajaran berlang-
kelas V SD Negeri 24 Palembang, hasil sig-
sung. Indikator keberhasilan dalam penelitian
nifikan meningkat dari Siklus I hingga Siklus
ini adalah (1) ketuntasan keterampilan berba-
III. Pada pada siklus I, kegiatan pembelajaran
hasa Indonesia 60, sesuai dengan standar
ini tampak bahwa pembelajaran dengan
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) di SD
menggunakan pendekatan PAKEM belum
Negeri 24 dan 25 Palembang dan (2) Rata-
berjalan dengan lancar dan efektif. Salah
rata ketuntasan belajar ≥ 80% (Sudjana,
satunya indikasinya adalah pembelajaran
2005:109)
menghabiskan alokasi waktu secara berle-
bihan. Hal ini dikarenakan siswa belum terbi-
HASIL DAN PEMBAHASAN
asa bekerja sama dalam kelompok. Sehingga
Hasil penelitian disajikan berikut ini
kegiatan diskusi menghabiskan waktu cukup
berdasarkan instrumen penelitian dalam
lama. Selama diskusi berlangsung, tampak
bentuk tes hasil belajar dan hasil aktivitas
kegiatan ini belum berjalan sebagaimana
belajar dengan menggunakan instrumen
mestinya dan mengakibatkan suasana kelas
observasi. Hasil yang diperoleh dapat dilihat
terkesan gaduh.
Tabel 1 dan Tabel 2 berikut.
Selain itu, siswa belum dapat berkon-
sentrasi dengan baik saat menyimak dan
Tabel 1 Hasil Pembelajaran Keterampilan
masih tampak malu-malu dalam menjawab
Berbahasa
pertanyaan peneliti serta menyampaikan
Keterampilan Berbahasa
Siklus Rerata pendapatnya sehingga suasana pembelajaran
A B C D
Siklus 1 menjadi monoton. Walaupun peneliti telah
Rerata 54,86 68,87 63,69 47,70 58,78
Tuntas 31,81 43,48 52,10 30,43 39,46
berusaha memancing partisipasi siswa agar
lebih aktif dalam pembelajaran dengan cara
Siklus 2 bersikap antusias saat memberikan penguatan
Rerata 65,91 76,00 73,91 64,83 71,41
Tuntas 62,5 78,91 78,26 67,21 70,47 bagi siswa Namun hal tersebut dirasakan
belumlah cukup, mengingat bahwa siswa
Siklus 3
Rerata 78,41 83,65 84,78 74,75 80,40
belum terbiasa menyampaikan pikiran dan
Tuntas 87,5 91,3 91,3 89,4 89,88 pendapatnya dikarenakan tidak percaya diri
dan takut salah.
Keterangan:
Berdasarkan hasil penelitian dari setiap
A: Menyimak,
B: Berbicara, siklus, maka terlihat bahwa keterampilan
C: Membaca, menyimak intensif siswa mengalami pening-
D: Menulis
Asnimar,dkk., Penerapan Pendekatan PAKEM 65

katan selama diterapkannya pendekatan bahwa 21 siswa atau 87,50% siswa dikatakan
PAKEM berbahan cerita anak. Pada siklus I telah berhasil dalam pemerolehan keteram-
didapat hasil nilai rata-rata tes siswa mencapai pilan menyimak intensif. Dari hasil data pada
54,86 dengan persentase ketuntasan belajar siklus III dapat dinyatakan bahwa pendekatan
secara klasikal sebesar 31,81%. Apabila PAKEM merupakan salah satu pendekatan
merujuk pada referensi yang dikemukakan pembelajaran yang dapat meningkatkan
oleh Aqib, dkk., (2010:41) maka tingkat keterampilan menyimak intensif siswa.
ketuntasan belajar siswa secara klasikal Secara keseluruhan dapat disimpulkan
tergolong dalam kategori kurang baik. Hal ini bahwa nilai keterampilan menyimak intensif
dikarenakan 15 orang dari 24 siswa belum siswa setelah menggunakan pendekatan
mencapai ketuntasan belajar. Mengingat PAKEM mengalami peningkatan, dari Siklus
kembali kriteria keberhasilan yang belum I, dilanjutkan Sklus II, dan Siklus III dengan
tercapai pada Siklus I, maka perlu dilanjut- nilai rata-rata keterampilan menyimak inten-
kan pada Siklus II. sif siswa mengalami peningkatan. Hal ini
Pada siklus II didapat hasil nilai rata- disebabkan pendekatan PAKEM adalah
rata keterampilan menyimak intensif siswa serangkaian kegiatan pembelajaran mulai
meningkat menjadi 65,67 dengan persentase dari perencanaan, menentukan strategi,
ketuntasan belajar secara klasikal sebesar pemilihan materi dan metode pembelajaran,
62,50%. Apabila merujuk pada referensi sampai pada penilaian yang memungkinkan
yang dikemukakan oleh Aqib, dkk. (2010:41) siswa mengerjakan kegiatan beragam untuk
maka tingkat ketuntasan belajar siswa secara mengembangkan keterampilan, sikap, dan
klasikal tergolong dalam kategori cukup. Jika pemahaman dengan penekanan belajar
dibandingkan dengan nilai Siklus I sebelum- sambil bekerja sehingga pembelajaran lebih
nya yaitu 54,86 dengan persentase 31,81% efektif dan menyenangkan. Untuk itu, kata
maka dapat dikatakan bahwa pada siklus II kunci yang dipegang peneliti adalah adanya
keterampilan menyimak intensif siswa kegiatan berpikir (minds-on) dan berbuat
mengalami peningkatan yang signifikan. (hands-on) sesuai dengan yang dikemukakan
Namun, pelaksanaan siklus II ini dikatakan oleh Indrawati dan Setiawan (2009:12).
belum berhasil karena hasil yang diperoleh Perilaku negatif yang dilakukan siswa
masih di bawah indikator yang ditetapkan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor di
yaitu 85% dan masih ada 9 siswa yang belum antaranya siswa kurang mengetahui pentingnya
mencapai KKM, sehingga masih perlu dilan- keterampilan menyimak dan hal ini berdam-
jutkan pada siklus brikutnya yaitu Siklus III. pak pada kurangnya minat dan motivasi
Pada siklus III diperoleh hasil nilai siswa dalam mengikuti pembelajaran menyi-
rata-rata meningkat menjadi 78,41 dengan mak cerita anak. Untuk mengatasinya guru
persentase ketuntasan belajar secara klasikal berusaha memotivasi siswa dengan mena-
sebesar 87,50%. Apabila merujuk pada namkan pada siswa bahwa menyimak meru-
referensi yang dikemukakan oleh Aqib dkk., pakan keterampilan yang sangat penting dan
(2010:41) maka tingkat ketuntasan belajar mendasar yang dapat berpengaruh terhadap
siswa secara klasikal tergolong dalam kate- pemahaman terhadap mata pelajaran lain
gori sangat baik. Melihat dari nilai rata-rata seperti yang di kemukankan oleh Tarigan
dan persentase ketuntasan belajar yang dica- (2008:38).
pai siswa, maka pelaksanaan siklus III ini Berdasarkan refleksi terhadap tindakan
dapat dikatakan berhasil karena sudah men- keterampilan berbicara pada Siklus I, hal-hal
capai indikator yang ditetapkan yakni 85%. yang perlu dilakukan untuk siklus selanjut-
Dari hasil tes pada siklus III dapat diketahui nya antara lain adalah: (1) peneliti lebih
Asnimar,dkk., Penerapan Pendekatan PAKEM 66

menumbuhkan rasa percaya diri siswa agar dapat mendorong siswa meningkatkan
lebih berani dalam menyampaikan pendapat usahanya dalam kegiatan belajar mengajar
dan pikirannya, (2) pemberian motivasi bagi dan meningkatkan hasil belajarnya, dan (4)
siswa untuk lebih aktif dalam belajar dengan peneliti harus membimbing siswa dalam
memberikan penguatan berupa penguatan berbicara. Lovit dikutip Mulyono (2009:183)
verbal, gerak tubuh, dan simbol. Menurut mengemukakan bahwa kesulitan wicara
Pah dan Joni, (dikutip Soetopo, 2010:95) mencakup kesulitan dalam artikulasi yang
pemberian penguatan dalam kelas akan men- berkenaan dengan kejelasan pengujaran kata,
dorong murid meningkatkan usahanya dalam penyuaraan yang berkenaan dengan nada dan
kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan kelancaran yang berkenaan dengan ketepatan
hasil belajarnya. (3) pembentukan kelompok wicara.
belajar yang lebih heterogen dan pemilihan Keterampilan berbicara pada Siklus III
ketua kelompok sebagai pemimpin diskusi, ini berhasil menuntaskan 21 siswa dari 23
(4) peneliti meminta kepada semua siswa siswa. Berarti masih ada 2 siswa yang belum
untuk berlatih menggunakan bahasa Indone- mencapai ketuntasan belajarnya karena sela-
sia, (5) pada kegiatan kelompok, peneliti ma proses pembelajaran siswa masih menda-
harus lebih banyak memberikan bimbingan, patkan nilai yang rendah di bawah standar
(6) peneliti harus membuat pertanyaan atau KKM yakni 70. Hal ini membuktikan bahwa
soal sesuai kemampuan siswa. pendekatan PAKEM dalam pembelajaran
Sadhono (2012:58) menyatakan bahwa bahasa Indonesia dengan materi mengomen-
feedback (umpan balik) merupakan alat tari persoalan faktual dapat meningkatkan
utama yang bisa memberitahukan kepada keterampilan berbicara siswa. Pada Siklus III
pembelajar mengenai ketepatan dalam meng- ini hasil aktivitas pembelajaran mencapai nilai
gunakan bahasa lisan. Umpan balik yang rata-rata 83,42 (tergolong sangat Baik).
diberikan guru diharapkan dapat mengurangi Berdasarkan refleksi terhadap tindakan
kendala-kendala siswa dalam berbicara. Pen- keterampilan membaca pada Siklus I tindak
dapat ini didukung oleh Hartono (2012:33) lanjut yang perlu dilakukan untuk siklus
yang mengemukakan bahwa salah satu hal selanjutnya antara lain: (1) peneliti harus
yang harus diperhatikan dalam PAKEM lebih memotivasi siswa untuk lebih aktif
adalah memberikan umpan balik yang baik dalam kegiatan belajar dengan memberikan
untuk meningkatkan kegiatan belajar. penguatan baik penguatan dengan ucapan,
Berdasarkan refleksi terhadap tindakan gerak tubuh maupun pemberian hadiah, (2)
pada Siklus II, tindak lanjut yang perlu dila- peneliti harus lebih banyak memberikan bim-
kukan untuk siklus selanjutnya antara lain: bingan pada kegiatan kelompok, (3) peneliti
(1) peneliti lebih menumbuhkan rasa percaya harus memperhatikan seluruh siswa bukan
diri siswa agar lebih berani dalam menyam- hanya siswa yang aktif saja, (4) sebaiknya
paikan pendapat dan pikirannya, (2) peneliti peneliti harus menjelaskan cara kerja lebih
juga harus menumbuhkan toleransi dan mendalam kepada siswa mengenai yang
saling menghargai antar kelompok siswa mereka lakukan ketika diskusi.
dengan tujuan agar siswa lebih memperha- Pada Siklus I diketahui selama proses
tikan kelompok lain dalam menyampaikan pembelajaran ada sebagian siswa yang belum
hasil diskusi kelompok, (3) pemberian moti- serius dalam membaca dan suasana kelas
vasi bagi siswa untuk lebih aktif dalam yang agak sedikit ribut yang mengganggu
belajar dengan memberikan penguatan, konsentrasi membaca siswa yang lainnya.
berupa penguatan verbal, gerak tubuh, dan Burns (dikutip Rahim, 2011:1) mengemuka-
simbol. Pemberian penguatan dalam kelas kan bahwa kemampuan membaca merupakan
Asnimar,dkk., Penerapan Pendekatan PAKEM 67

sesuatu yang vital dalam suatu masyarakat materi membaca cerita dapat meningkatkan
terpelajar. Namun, siswa yang tidak mema- keterampilan membaca pemahaman siswa.
hami pentingnya belajar membaca tidak akan Pembelajaran yang menyenangkan
termotivasi untuk belajar. Karena membaca bukan berarti suasana belajar yang ribut dan
tidak lain dari memahami arti atau makna hura-hura tanpa ada kebermaknaan bagi
yang terkandung dalam tulisan. siswa. Asmani (2011:61) mengemukakan
Berdasarkan refleksi terhadap tindakan bahwa menyenangkan adalah membuat
pada Siklus II tindak lanjut yang perlu dila- suasana belajar mengajar yang menyenang-
kukan untuk siklus selanjutnya antara lain: kan, sehingga siswa memusatkan perhatian-
(a) peneliti memotivasi siswa untuk lebih nya secara penuh dan waktu siswa tercurah
berani dan antusias dalam kegiatan belajar pada pelajaran menjadi tinggi. Akibatnya,
dengan memberikan penguatan baik pengu- dapat meningkatkan hasil belajar. Karena
atan dengan ucapan, gerak tubuh maupun belajar memiliki sejumlah tujuan pembel-
pemberian hadiah, (b) peneliti harus lebih ajaran yang harus dicapai.
banyak memberikan bimbingan pada kegi- Kegiatan pembelajaran menulis pada
atan membaca serta kerja kelompok. Siklus I ini tampak bahwa pembelajaran de-
Tindakan perbaikan yang telah dilaku- ngan menggunakan pendekatan PAKEM
kan pada Siklus II ini sedikit memperbaiki belum berjalan secara efektif. Hal ini di
hasil siswa. Walaupun masih ada siswa yang karenakan pada saat pembelajaran berlang-
kurang serius dalam membaca hanya mengi- sung masih banyak terdapat kekurangan baik
barkan-ngibarkan teks cerita saja. Saat kegi- yang berasal dari peneliti maupun siswa.
atan siswa membuat pertanyaan tentang isi Kekurangan yang berasal dari peneliti adalah
cerita, kalimat tanya siswa masih ada yang peneliti kurang dapat memotivasi siswa
belum jelas dan masih ada siswa yang bingung dalam proses pembelajaran sehingga siswa
bagaimana membuat pertanyaan. Seiring tampak kurang bersemangat dalam pembel-
dengan pendapat Rahim (2011:26) Kegiatan ajaran. Selain itu, pada media pembelajaran
siswa membuat pertanyaan sendiri merupakan yang digunakan untuk menempelkan hasil
bagian dari proses pemahaman suatu teks yang karya puisi siswa kurang maksimal untuk
lebih bermakna dibandingkan dengan menyu- digunakan sehingga pada saat digunakan
ruh siswa melengkapi tugas mereka. Rasa terjadi beberapa insiden yaitu, media hampir
keingintahuan siswa terhadap kebenaran jatuh. Kemudian, terlihat kekurangan peneliti
jawaban mereka akan meningkatkan motivasi pada saat proses pembelajaran yaitu kurang
untuk lebih cermat membaca teks. memperhatikan siswa yang kurang aktif dan
Berdasarkan refleksi terhadap tindakan hanya fokus pada siswa yang aktif saja.
pada Siklus III, hambatan-hambatan yang Di samping itu, pada saat kegiatan
muncul dalam Siklus I dan Siklus II tidak diskusi berlangsung, terlihat siswa yang
lagi muncul pada Siklus III. Siklus III ini belum terlibat sepenuhnya dalam diskusi.
berhasil menuntaskan 21 siswa dari 23 siswa. Mereka sibuk dengan teman sekelompoknya
Berarti masih ada 2 siswa yang belum men- dan membahas hal-hal yang tidak berhubungan
capai ketuntasan belajarnya dikarenakan dengan materi pembelajaran. Selanjutnya,
kurang memahami isi cerita dan dari salah pada saat kegiatan menuis puisi siswa masih
satu siswa ini memang senang dalam pembel- terlihat binggung dan belum sepenuhnya
ajaran tapi malas dalam membaca sehingga paham. Hasil karya puisi siswa masih dalam
susah memahami bacaan. Hal ini membukti- kategori kurang baik. Berdasarkan refleksi
kan bahwa pendekatan PAKEM dalam terhadap tindakan pada Siklus I tindak lanjut
pembelajaran bahasa Indonesia dengan yang dilakukan untuk siklus selanjutnya
Asnimar,dkk., Penerapan Pendekatan PAKEM 68

antara lain: (a) memberikan siswa perhatian tukan puisi. Gambar berikut menunjukkan
secara merata khususnya lebih fokus kepada aktivitas siswa menulis dan menempelkan
siswa yang kurang aktif, (b) pemberian moti- karya mereka pada tempat yang sudah dise-
vasi siswa untuk lebih aktif dalam belajar diakan.
dengan memberikan penguatan berupa Selanjutnya pada Siklus II, prilaku siswa
penguatan dengan gerak, tubuh, ucapan dan sudah mengalami peningkatan dibandingkan
simbol, (c) pada pertemuan berikutnya Siklus I sedangkan pada Siklus III sudah ter-
peneliti juga mempersiapkan media untuk jadi peningkatan yang sangat signifikan
menempelkan hasil karya puisi siswa, dan (d) dibanding Siklus I dan Siklus II. Dari analisis
pada kegiatan kelompok, peneliti harus lebih data yang diperoleh dapat dijelaskan bahwa
banyak memberikan bimbingan sehingga terjadinya peningkatan dalam prilaku siswa
seluruh anggota kelompok dapat lebih serius yang menunjukkan prilaku kearah fositif.
dalam berdiskusi. Siswa yang sebelumnya kurang bersemangat,
Berdasarkan hasil pengamatan yang tidak memperhatikan, cenderung asik dengan
tergambar pada diagram di atas, dapat dilihat teman sebangkuya sudah terlihat bersema-
bahwa hasil pengamatan terhadap aktivitas ngat, tertarik untuk memperhatikan pada saat
siswa mengalami peningkatan dari Siklus I, proses pembelajaran berlangsung.
dilanjutkan Siklus II, dan Siklus III. Pada Namun, ada beberapa siswa yang
Siklus I, hasil aktivitas siswa dalam proses mengungkapkan bahwa mereka masih berke-
pembelajaraan mencapai nilai 54,92 (tergo- sulitan dalam menulis puisi karena harus
long kurang). Selanjutnya pada Siklus II, memperhatikan unsur-unsur pembentukan
hasil pengamatan kegiatan siswa dalam puisi. Untuk mengatasi hal tersebut, siswa
proses pembelajaran mencapai 62,75 (tergo- diminta mengulas kembali mengenai unsur-
long cukup). Pada Siklus III, hasil penga- unsur pembentukan puisi. Tindakan perba-
matan kegiatan siswa dalam proses pembel- ikan yang dilakukan oleh guru, lebih
ajaran mencapai 83,20 (tergolong baik). memperhatikan siswa yang masih merasa
Dari hasil observasi Siklus I diketahui kesulitan dalam menulis unsur-unsur pem-
bahwa dalam proses pembelajaran menulis bentukan puisi. Selain itu, guru menekankan
puisi melalui pendekatan PAKEM masih pada pemahaman siswa mengenai unsur-
ditemukan prilaku siswa yang positif dan unsur pembentukan puisi terutama bagi siswa
negatif. Prilaku positif terlihat pada beberapa yang kurang memahami dengan memperba-
siswa yang aktif dalam mengikuti proses nyak penjelasan, contoh kemudian dikaitkan
pembelajaran. Selanjutnya dapat dilihat dengan menulis puisi.
bahwa siswa yang merasa senang pada saat Ada beberapa faktor lain yang juga
membuat puisi bahkan siswa semakin tertarik memberikan pengaruh terhadap hasil nilai
pada saat peneliti meminta siswa untuk dan prilaku siswa yaitu, kesiapan siswa
menempelkan karya puisinya ditempat yang dalam belajar, motivasi yang diberikan pada
telah disediakan, sehingga siswa semakin siswa, pengetahuan awal yang dimiliki oleh
merasa senang disetai dengan media pembel- siswa, kelas yang kondusif, dan media
ajaran yang digunakan oleh peneliti. Sedang- pembelajaran. Penggunaan media pembel-
kan prilaku negatif ditunjukan oleh beberapa ajaran yang berbeda dari biasanya dapat
siswa yang tidak memperhatikan dan mengajak menambah ketertarikan siswa, rasa ingin tahu
temannya berbicara pada saat proses pembel- terhadap apa yang mereka lihat dapat menye-
ajaran berlangsung, kemudian ada beberapa babkan siswa yang sebelumnya kurang berse-
siswa yang belum membuat puisi dengan mangat dalam belajar menjadi semangat dan
memperhatikan unsur-unsur dalam pemben-
Asnimar,dkk., Penerapan Pendekatan PAKEM 69

aktif karena mereka menemukan hal-hal yang kaya pengalaman belajar siswa. Sumber
baru dari pembelajaran sebelumnya. belajar yang beraneka ragam tersebut kemu-
Di dalam Kurikulum di SD dinyatakan dian dirancang skenario pembelajarannya
bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia tidak dengan berbagai kegiatan yang melibatkan
diajarkan secara terpisah antara empat kegi- siswa secara aktif.
atan seperti menyimak, berbicara, membaca Berdasarkan hasil penelitian PTK ini
dan menulis melainkan diajarkan secara utuh menunjukkan penerapan pendekatan
atau terpadu. Guru dapat saja membuat salah PAKEM dapat meningkatkan keterampilan
satu kegiatan berbahasa menjadi pusat berbahasa Indonesia khususnya kegiatan
pengajaran (center core) lalu mengaitkan menyimak, berbicara, membaca dan menulis
kegitan bahasa lainnya, seperti penelitian mencapai 87,50 %. Aktivitas anak dalam
yang dilakukan mahasiswa dalam penelitian belajar bahasa Indonesia juga ikut meningkat
ini. Misalnya, penekanan pembelajaran sampai 81,99 %. Peningkatan yang ditunjuk-
bahasa pada kegiatan membaca dikaitkan kan melalui penelitian ini dapat menjadi
dengan berbicara, menyimak dan menulis motivasi guru sekolah dasar untuk menggu-
atau kegiatan menulis dikaitkan dengan nakan pendekatan PAKEM dalam pembel-
kegiatan menyimak, berbicara dan membaca. ajaran di kelas. Ada beberapa hal yang belum
Sejalan dengan ini, Tarigan (2008:31) meng- diukur keberhasilannya dalam proses
ungkapkan bahwa keterampilan berbahasa pembelajaran terutama dalam penilaian
dalam bahasa Indonesia meliputi empat aktivitas pembelajaran yaitu penyediaan jam
aspek, yaitu menyimak, berbicara, membaca, kedatangan, pohon prestasi, dan kotak saran.
dan menulis. Keempat aspek tersebut disebut Fasilitas ini disediakan peneliti untuk mendu-
juga sebagai "catur tunggal" keterampilan kung proses PAKEM dan merupakan satu
berbahasa, karena aspek-aspek tersebut kesatuan dalam pembelajaran yang PAKEM.
merupakan satu kesatuan, saling berhubung- Jam kedatangan yang disediakan pene-
an, dan tidak bisa dilepaskan, namun berbeda liti terbuat dari compack disk (CD) bekas. CD
antara satu dengan yang lainnya dan juga ini ditulis angka-angka layaknya jam sebe-
berbeda dari segi prosesnya. narnya. Masing-masing siswa dibuatkan jam-
Pengajaran berbahasa Indonesia tidak jaman dari CD tersebut dan dituliskan nama-
sulit tetapi rumit karena siswa harus memiliki nya. Dengan adanya jam kedatangan terse-
empat keterampilan sekaligus seperti menyi- but, siswa dilatih untuk menghargai waktu
mak, berbicara,membaca dan menulis. Guru datang datang tepat waktu. Di samping itu,
harus mampu memilih strategi yang efektif siswa terlatih membaca waktu pada jam.
untuk mengatasi berbagai kendala dalam Kotak Saran” yang disediakan peneliti ber-
membelajaran bahasa Indonesia. Salah satu guna sebagai wadah untuk menempatkan soal-
pendekatan yang dianggap efektif untuk soal yang dibuat siswa. Siswa diberi kebebas-
mengatasi kendala pembelajaran berbahasa an membuat soal menyangkut pelajaran yang
adalah PAKEM. Pendekatan ini mengga- dipelajarainya di kelas V (PKn, Bahasa,
bungkan pembelajaran efektif, kreatif, efektif Matematika, IPA, dan IPS, Seni Budaya).
dan dilakukan dalam suasana menyenangkan. Sebelum siswa membuat soal, sudah tentu
Seperti yang dinyatakan Budimansyah, dkk., dia sudah membaca dan menyimak terlebih
2008:73 tentang ciri-ciri PAKEM antara lain dahulu. Artinya, dengan adanya kotak saran
adalah sumber belajar yang beraneka ragam, ini, siswa dilatih belajar mandiri.
artinya, guru tidak lagi mengandalkan buku Terkait dengan jam kedatangan, siswa
sebagai satu-satunya sumber belajar. Hal ini yang datang terlambat mengambil salah satu
dilakukan dengan tujuan untuk lebih memper- soal yang ada dalam kotak saran untuk dija-
Asnimar,dkk., Penerapan Pendekatan PAKEM 70

wabnya tanpa disuruh oleh gurunya. Artinya, 56,79 % (cukup), pada Siklus II meningkat
siswa dilatih jujur dan bertanggung jawab. menjadi 68,30 % (baik), dan pada Siklus III
Siswa menjawab pertanyaan sebagai kon- meningkat lagi menjadi 81,99 % (sangat
sekuensi dari kesalahan yang dia perbuat. baik). Karena itu, melalui penerapan pen-
Lebih lanjut, menjawab soal yang ada dalam dekatan PAKEM dapat melatih kemandirian
kotak saran dapat juga digunakan sebagai dan keterampilan siswa, sehingga guru tidak
ganjaran dari kesalah-kesalahan lain yang dijadikan sebagai pusat dalam pembelajaran
dibuat siswa. Diamati juga, pada awal siswa tetapi guru hanya sebagai fasilitator.
mengambil soal dalam kotak saran, dia mem- Pendekatan PAKEM yang peneliti
baca soal, karena merasa sulit soal tersebut terapkan dalam pembelajaran ini dapat men-
ditarokan kembali ke dalam kotak dan dorong siswa lebih aktif, lebih semangat,
mengambil soal lain. Dalam hal ini, peneliti lebih bergairah dalam mengikuti pembel-
memperingatkan siswa untuk tidak memilih- ajaran Bahasa Indonesia, maka disarankan
milih soal yang ada. kepada guru-guru SD agar dapat merancang
Pohon prestasi yang dibuat peneliti dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar
bertujuan untuk menempat siswa pada posisi yang dapat mengaktifkan dan mengembang-
sesuai dengan kemampuannya dalam proses kan kreativitas siswa dalam suasana pembel-
pembelajaran. Siswa yang cepat dan tepat ajaran yang menyenangkan supaya tercapai
menjawab suatu persoalan, ditempatkan pada tujuan pembelajarn yang telah ditetapkan.
posisi paling atas dari pohon prestasi. Dalam hal ini, guru juga disarankan agar
mneyediakan jam kedatangan, kotak saran
PENUTUP (tempat soal-soal yang dibuat siswa), dan
Berdasarkan hasil penelitian dan pem- pohon prestasi dalam Pendekatan PAKEM
bahasan di atas disimpulkan bahwa dengan yang secara tidak langsung dapat membentuk
menggunakan pendekatan PAKEM dapat karakter siswa yang jujur, disiplin, dan ber-
meningkatkan hasil pembelajaran dan aktivi- tanggung jawab.
tas siswa dalam proses pemblajaran pada
mata pelajaran bahasa Indonesia. Hasil nilai
rata-rata keterampilan berbahasa Indonesia DAFTAR RUJUKAN
(menyimak, berbicara, membaca dan menu-
Arikunto, Suhardjono, dan Supardi. 2010.
lis) siswa pada siklus I, siklus II, dan siklus Penelitian tindakan kelas. Jakarta:
III mengalami peningkatan yang signifikan. Bumi Aksara.
Pada siklus I nilai rata-rata siswa 39,47 %
Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. 7 tips aplikasi
dan pada siklus II nilai rata-rata siswa men- PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif,
capai 67,21 %. Pada siklus III nilai rata-rata Efektif, dan Menyenangkan).
siswa meningkat lagi mencapai 89,40%. Yogjakarta: DIVA Press.
Berdasarkan data ini menunjukkan bahwa Budimansyah, Darsim, Suparlan, Meirawan,
pendekatan PAKEM dapat meningkatkan Danny. 2008. PAKEM (Pembelajaran
keterampilan berbahsa Indonesia siswa di aktif, kreatif, efektif, dan menyenang-
sekolah dasar. kan). Bandung: Genesindo.
Peningkatan hasil nilai rata-rata kete- Gabler, Burt dan Nadia F. Scholnick. 1995.
rampilan berbahasa Indonesia siswa juga Listen-in listening/speaking attack
didukung oleh hasil pengamatan aktivitas strategies for students of ESL. New
siswa selama proses pembelajaran yang juga York: St. Martin’s Press.
mengalamai peningkatan. Pada Siklus I, Hartono, Murhayati, Helmiati, dan Akbarizan.
keaktifan siswa dalam belajar mencapai 2012. PAIKEM: Pembelajaran aktif
Asnimar,dkk., Penerapan Pendekatan PAKEM 71

inovatif kreatif efektif dan menyenang- Saddhono, Slamet. 2012. Meningkatkan kete-
kan. Jakarta: Bumi Aksara. rampilan berbahsa (teori dan
aplikasi). Bandung: Karya Putra
Indrawati dan Wanwan. 2009. Pembelajaran
Darwati.
aktif, kreatif, efektif, dan menyenang-
kan untuk guru SD. Jakarta: PPPPTK. Slamet, Y, St. 2008. Dasar-dasar pembel-
ajaran bahasa dan sastra Indonesia di
Kunandar. 2011. Langkah mudah penelitian
sekolah dasar.Surakarta: UNS dan
tidakan kelas. Jakarta: Rajawali Pers.
UPT Penerbitan dan Percetakan.
Mulyasa. 2009. Menjadi guru profesional.
Subana, dan Sunarti. 2011. Strategi belajar
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
mengajar bahasa Indonesia. Bandung:
Mulyono, Abdurrahman. 2009. Pendidikan Pustaka Setia.
bagi anak berkesulitan belajar.
Sumadayo, Samsu. 2011. Strategi dan teknik
Jakarta: Rineka Cipta.
pembelajaran membaca. Yogyakarta:
Nunan, David. 1991. Language teaching Graha Ilmu.
methodology a textbook for teachers.
Sumadayo, Samsu. 2013. Penelitian tindakan
Great Britain: Prentice Hall
kelas. Yogyakarta: Graha Ilmu.
International (UK) Ltd.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara
Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Penilaian pem-
sebagai suatu keterampilan berba-
belajaran basaha berbasis kompetensi.
hasa. Bandung: Angkasa.
Yogyakarta. BPFE.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menyimak
Rahim, Farida. 2011. Pengajaran membaca di
sebagai suatu keterampilan berbahasa.
sekolah dasar. Jakarta: Bumi Angkasa.
Bandung: Angkasa.
Rost, Michael. 1991. Classroom technique
Uno, Hamzah dan Mohamad Nurdin. 2011.
and resources: Listening in Action.
Belajar dengan pendekatan PAILKEM.
Printice Hall.
Gorontalo: Nurul Jannah.
Rusman. 2010. Model-model pembelajaran
mengembangkan profesionalisme
guru. Bandung: Rajagrafindo Persada.

You might also like