Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Ilmiah Kohesi Vol. 1 No. 1 April 2017
Jurnal Ilmiah Kohesi Vol. 1 No. 1 April 2017
1 April 2017
PENGARUH DUKUNGAN SUAMI DAN TINGKAT KECEMASAN IBU
PRIMIGRAVIDA TERHADAP LAMA KALA I PERSALINAN SPONTAN DI
KLINIK BERSALIN SWASTA WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANAH TINGGI
KOTA BINJAI TAHUN 2014
RISMENI SARAGIH
DOSEN TETAP AKADEMI KEBIDANAN KHARISMA HUSADA BINJAI
ABSTRACT
Keyword : PRIMIGRAVIDA
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Persalinan
Persalinan normal merupakan proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan
lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan/kekuatan sendiri.
Persalinan merupakan hubungan saling mempengaruhi antara dorongan psikologi
dan fisiologis dalam diri wanita dengan pengaruh dorongan pada proses kelahiran
bayi. Faktor yang mempengaruhi cepat atau lambatnya persalinan adalah power,
passage, passanger, psikologi ibu dan penolong persalinan (Suyati, 2011).
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Kelahiran
seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang dinantikan oleh ibu dan keluarga
selama 9 bulan. Ketika persalinan dimulai peranan ibu adalah melahirkan bayinya.
Peran petugas kesehatan adalah memantau persalinan untuk mendeteksi dini
adanya komplikasi, disamping itu keluarga juga memberikan bantuan dan dukungan
pada ibu bersalin (Saifudin, 2009).
Secara fisiologi, ketika usia kehamilan sudah cukup matur, timbul serangkaian gejala
yang menandakan dimulainya persalinan menurut Sumarah (2009) sebab-sebab
mulainya persalinan belum diketahui denganpasti sehingga menimbulkan beberapa
teori yang berkaitan dengan mulai timbulnya his. Teori-teori tersebut saling
berhubungan sehingga menghasilkan kontraksi uterus yang sangat kuat, teratur,
302
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 1 April 2017
ritmik yang berakhier dengan lahirnya janin dan plasenta. Teori-teori yang dimaksud
adalah:
1. Peregangan otot uterus, dengan bertambahnya usia kehamilan, kapasitas
uterus bertambah dan otot‐otot dinding uterus semakin tegang. Kondisi ini
menyebabkan perangsangan mekanik berupa kontraksi uterus.
2. Tekanan pada serviks. Kondisi tersebut merangsang pelepasan oksitosin dan
menyebabkan kontraksi uterus.
3. Stimulasi oksitosin. Pada akhir kehamilan kadar oksitosin meningkat dan otot-
otot uterus sangat peka terhadap pengaruh oksitosin. Oksitosin bekerjasama
dengan prostaglandin untuk menimbulkan kontraksi.
4. Perubahan rasio antara hormon estrogen dan progesteron berangsur‐angsur
menurun pada akhir kehamilan dibandingkan dengan kadar estrogen, hal ini
merangsang kontraksi uterus.
5. Usia plasenta. Dengan tuanya kehamilan maka usia plasenta menjadi tua.
Proses tersebut menyebabkan vili khorialis mengalami perubahan‐perubahan
sehingga kadar progesteron dan estrogen menurun. Hal ini merangsang
kontraksi uterus.
6. Peningkatan kadar kortisol janin. Hal ini menyebabkan menurunnya
pembentukan progesteron dan meningkatnya prostaglandin yang merangsang
timbulnya kontraksi uterus.
7. Selaput janin memproduksi prostaglandin. Kondisi tersebut merangsang
kontraksi uterus.
Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan
Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan menjadi cepat atau lambat yaitu
power (his, kontraksi otot dinding perut, kontraksi diagfragma pelvis atau kekuatan
mengejan, ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum), passanger (janin dan
plasenta), passage (jalan lahir lunak dan jalan lahir tulang), psikis ibu dan penolong
persalinan. (Rukiyah dkk, 2011 ; Yanti, 2009).
1. Power (Tenaga)
Power adalah kekuatan yang mendorong janin keluar. Kekuatan yang
mendorong janin keluar dalam persalinan ialah : his, kontraksi otot-otot perut,
kontraksi diafragma dan aksi ligament, dengan kerjasama yang baik dan sempurna.
Power (kekuatan) yang dibutuhkan dalam proses kelahiran bayi terdiri dari 2 tenaga
yaitu tenaga primer dan skunder. Tenaga primer berasal dari kekuatan kontraksi
uterus (his) yang berlangsung sejak mulai persalinan sampai pembukaan lengkap.
Tenaga skunder adalah kekuatan mengedan ibu yang dibutuhkan setelah
pembukaan lengkap (Yanti, 2009).
His adalah kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim bekerja dengan baik
dan sempurna dengan sifat-sifat: kontraksi simetris, fundus dominant, kemudian
diikuti relaksasi. Pada saat kontraksi otot-otot rahim menguncup sehingga menjadi
tebaldan lebih pendek. kavum uteri menjadi lebih kecil mendorong janin dan kantong
amnion kearah bawah rahim dan serviks.
Mengejan merupakan sebuah reflex, dorongan, instingtif yang disebabkan oleh
tekanan kepala bayi pada dasar panggul dan dubur. Mengejan tidak akan terasa
sakit dan dan tidak akan melukai bayi tetapi memerlukan tenaga yang cukup kuat
(Stoppart M, 2013). Setelah serviks terbuka lengkap kekuatan yang sangat penting
pada ekspulsi janin adalah yang sangat dihasilkan oleh peningkatan intra-abdomen
yang diciptakan oleh kontraksi otot-otot abdomen. Dalam bahasa obstetric biasanya
ini disebut mengejan. Sifat kekuatan yang dihasilkan mirip seperti yang terjadi pada
303
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 1 April 2017
saat buang air besar, tetapi biasanya intensitasnya jauh lebih besar (Rukiyah dkk,
2011)
2. Passanger (Janin)
Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan adalah faktor janin, yang
meliputi sikap janin, letak janin, bagian terbawah, dan posisi janin. Sikap (Habitus) ;
sikap janin menunjukan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu janin,
biasanya terhadap tulang punggungnya. Janin umumnya dalam sikap fleksi dimana
kepala, tulang punggung, dan kaki dalam keadaan fleksi, lengan bersilang didada.
3. Passage (Jalan Lahir)
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat, dasar panggul,
vagina dan introitus vagina (lubang luar vagina). Meskipun jaringan lunak,
khususnya lapisan-lapisan otot dasar panggul ikut menunjang keluarnya bayi, tetapi
panggul ibu jauh lebih berperan dalam proses persalinan. Janin harus berhasil
menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relative kaku. Oleh karena itu ukuran
dan bentuk panggul harus ditentukan sebelum persalinan dimulai. (Sumarah dkk,
2009).
Dua sampai tiga minggu sebelum permulaan persalinan, segmen bawah dari
uterus akan mereggang dan membiarkan janin turun lebih jauh kebawah, kepala
tersebut bisa saja turun dan mengunci (engaged). Fundus tidak lagi mendesak paru-
paru, pernafasan menjadi lega. Jantung dan paru dapat berfungsi lebih baik dan
wanita tersebut mengalami kelegaan yang dikenal dengan sebutan peringanan.
Sympisis pubis akan melebar dan dasar panggul menjadi rilex dan melembut, yang
memungkinkan uterus turun lebih jauh kedalam panggul. Sebelum peringanan,
fundus mendesak diafragma, segmen uterus bagian bawah tidak lembek dan belum
mereggang untuk menampung kepala janin yang oleh karenanya tetap tinggi.
Pada primigravida, otot-otot abdominal berada dalam tonus yang baik,
sehingga dapat memegang uterus dalam posisi tegak serta membantu dalam
penguncian kepala janin, pada wanita otot-otot abdomen akan menjadi sedikit lebih
berayun sehingga kepala janin mungkin tidak akan mengunci. Berjalan menjadi
sedikit sulit oleh karena sympisis pubis lebih mobile dan relaksasi dari sendi sakro-
iliaka bisa menimbulkan rasa sakit dipunggung. Tekanan pada fundus akan
berakibat pada peningkatan tekanan didalam panggul, yang bisa dijelaskan dengan
adanya kepala janin, kongesti pembuluh vena diseluruh daerah tersebut serta
relaksasi sendi-sendi panggul. Sekresi vagina juga paling banyak pada priode ini
(Bobak, 2000; Pilliteri, 2003).
Selama priode pra-persalinan ibu primigravida perasaan kaku, canggung dan
letih. Perubahan mood (keadaan jiwa) merupakan peristiwa biasa yang dialami oleh
ibu, rasa cemas yang dialami ibu meningkatkan produksi adrenalin yang akan
menghambat kegiatan uterus dan bisa pada gilirannya memperlama persalinan.
Sikap bidan, nasehat dan bimbingan yang diberikan selama kehamilan akan
memengaruhi kemajuan persalinan.
4. Psikis Ibu Bersalin
Persiapan psikologis sangat penting dalam menjalani persalinan. Semakin
seorang ibu siap dan memahami proses persalinan adalah sesuatu hal normal dan
biasa dijalani oleh setiap wanita maka ibu akan dengan mudah bekerjasama dengan
petugas kesehatan yang membantu proses persalinannya. Satu hal yang perlu
diingat dalam proses persalinan normal, dimana aktor utama dalam proses ini
adalah ibu dengan segala perjuangan dan daya upayanya. Ibu harus meyakini
304
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 1 April 2017
bahwa ia mampu menjalani proses persalinan ini dengan lancar, karena jika ibu
sudah mempunyai keyakinan positif maka semangat ini akan menjadi kekuatan yang
besar saat ibu berjuang mengeluarkan bayi. Sebaliknya apabila ibu diawal sudah
nglokro (tidak semangat) akan membuat proses persalinan menjadi sulit (Nisman,
2011).
Persalinan dan kelahiran merupakan proses fisiologis yang menyertai
kehidupan hampir setiap wanita. Walaupun prosesnya fisiologis, tetapi pada
umumnya menakutkan karena disertai rasa nyeri yang hebat, bahkan terkadang
menimbulkan kondisi fisik dan mental yang mengancam jiwa. Nyeri adalah suatu
fenomena subjektif, sehingga keluhan nyeri-persalinan setiap wanita tidak akan
sama, bahkan pada wanita yang samapun, nyeri persalinan saat ini tidak akan sama
dengan nyeri persalinan yang lalu (Schats, 1986 dalam Yanti, 2009).
5. Penolong Persalinan
Penolong persalinan adalah petugas kesehatan yang mempunyai legalitas
dalam menolong persalinan atara lain dokter, bidan serta mempunyai kompetensi
dalam menolong persalinan, menagani kegawatdaruratan, serta melakukan rujukan
jika diperlukan. Penolong persalinan selalu menerapkan upaya pencegahan infeksi
yang dianjurkan termasuk diantaranya cuci tangan, memakai sarung tangan dan
perlengkapan pelindung pribadi serta pendokumentasian alat bekas pakai (Rukiyah
dkk, 2011).
Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi terjadinya kematian ibu adalah
kemampuan dan ketrampilan penolong persalinan. Tahun 2006, cakupan persalinan
oleh tenaga kesehatan di Indonesia masih sekitar 76% artinya masih banyak
pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dukun bayi dengan cara tradisional yang
dapat membahayakan keselamatan ibu dan bayinya (Nisman, 2011).
METODE PENELITIAN
Landasan Teori
Landasan teori yang digunakan dalam penelitiaan ini untuk pengaruh tingkat
kecemasan terhadap lama persalinan kala I adalah yang dikemukakan oleh
Chapman (2006) bahwa kecemasan yang dialami oleh ibu bersalin semakin lama
akan semakin meningkat seiring dengan semakin seringnya kontraksi muncul
sehingga keadaan ini akan membuat ibu semakin tidak kooperatif. Stress persalinan
secara reflex menyebabkan peningkatan kadar katekolamin ibu jauh diatas kadar
yang ditemukan pada wanita yang tidak hamil atau wanita hamil sebelum persalinan.
Stress psikologis dan hipoksia yang berkaitan dengan nyeri dan rasa cemas
meningkatkan seksresi adrenalin. Peningkatan sekresi adrenalin dapat
menyebabkan vaso kontriksi akibatnya aliran darah uterus menurun, sehingga
mengakibatkan terjadinya hipoksia dan bradikardi janin yang akhirnya akan terjadi
kematian janin dan dapat menghambat kontraksi, sehingga memperlambat
persalinan.
Sedangkan untuk pengaruh dukungan suami terhadap lama persalinan kala I
adalah yang dikemukakan oleh Guyton (2006) bahwa dukungan yang dirasakan oleh
ibu selama proses persalinan secara terus menerus dapat menimbulkan emosi ibu
menjadi tenang serta memberi impuls ke neurotransmitter ke sistem limbic dan
diteruskan ke amigdala kemudian ke hipotalamus sehingga terjadi perangsangan
pada nucleus ventromedial dan area sekelilingnya sehingga menimbulkan perasaan
305
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 1 April 2017
tenang dan akhirnya kecemasan pun menurun mengakibatkan persalinan menjadi
normal.
Gambar 3.1 Mekanisme Tingkat Kecemasan dan Dukungan Suami Terhadap Lama
Persalinan.
Kecemasan Ibu
Dukungan Suami
Respon Perilaku
Respon Prilaku Destruktif Emosi (Senang)
306
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 1 April 2017
Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei dengan pendekatan cross-
sectional.
Keterangan :
n = Besar sampel minimum
Z1-α/2 = Nilai baku normal berdasarkan α yang ditentukan (α = 0,05) 1,96
Z1-β = Nilai baku normal berdasarkan β yang ditentukan (β = 0,10) 1,282
Po = Proporsi lama kala I tidak normal = 0,28 (Primus, 1990)
Pa = Proporsi lama kala I tidak normal = 0,48 (Asumsi peneliti)
{ √ √ }
{ √ √ }
Metode Pengukuran
Pengukuran Variabel Independen
1. Kecemasan
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Zung Self – Rating
Anxiety Scale (ZSAS) dengan menggunakan kuisoner yang berisi daftar pernyataan
307
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 1 April 2017
untuk mengukur tingkat kecemasan pada ibu primigravida menghadapi persalinan.
Instrumen ini terdiri dari 20 butir pernyataan. Responden memilih 1 dari 4 pilihan
jawaban yang ada pada kuesioner, dimana digunakan scoring atau nilai jawaban
sebagai berikut : SL (Selalu) diberi nilai 4; S (Sering) diberi nilai 3; K (Kadang) diberi
nilai 2; TP (Tidak Pernah) diberi nilai 1.
Jawaban dikategorikan dalam tingkat kecemasan sebagai berikut (Zung. W.W.K.,
1979) :
Nilai 20 – 35 : Ringan
Nilai 36 – 50 : Sedang
Nilai 51 – 65 : Berat
Nilai 66 – 80 : Panik
2. Dukungan Suami
Jumlah pertanyaan untuk dukungan suami berjumlah 10 buah. Pertanyaan
yang diajukan dengan alternatif jawaban “Ya” (bobot 1) dan “Tidak” (bobot 0). Hasil
yang diperoleh dikategorikan sebagai berikut (Arikunto, 2010) :
a. Dukungan baik : jika total nilai yang diperoleh skor 8-10 dari total skor
b. Dukungan cukup : jika total nilai yang diperoleh skor 4-7 dari total skor
c. Dukungan kurang: jika total nilai yang diperoleh skor 0-3 dari total skor
Pengukuran Variabel Dependen
1. Lama Kala I Persalinan
Pengukuran lama kala I persalinan dalam penelitian ini berdasarkan hasil dari
observasi peneliti dengan menggunakan partograf yang dihitung dalam jam,
dikategorikan sebagai berikut : (Prawirohardjo, 2010).
a. Normal : jika terjadi selama ≤14 jam
b. Tidak Normal : jika terjadi selama >14 jam.
Tabel 3.1 Metode Pengukuran Variabel Independen dan Dependen
Jumlah
Alternatif Skala
No Variabel Pertanyaa Kategori
jawaban Ukur
n
1 Kecemasan 20 a. SL (4) Ringan (20-35) Ordinal
b. S (3) Sedang (36-50)
c. K (2) Berat (51-65)
d. TP (1) Panik (66-80)
a. Ya
2 Dukungan 10 Baik (8-10) Ordinal
(1)
Suami Cukup (5-7)
b. Tidak (0)
Kurang (0-4)
308
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 1 April 2017
a. Analisis univariat, yaitu analisis yang menggambarkan secara tunggal variabel
independen (Dukungan suami dan tingkat kecemasan ibu primigravida) dan
variabel dependen (lama kala I persalinan spontan) dalam bentuk distribusi
frekuensi.
b. Analisis bivariat, yaitu analisis yang digunakan untuk melihat ada tidaknya
hubungan tingkat kecemasan dan dukungan suami pada ibu primigravida
terhadap lama kala I persalinan spontan dengan menggunakan uji chi square
pada α = 0,05 dengan pertimbangan skala data yang merupakan skala ordinal.
Nilai p dari masing-masing variabel independen yang diujikan dengan
menggunakan uji chi square menentukan apakah variabel tersebut masuk ke
dalam model regresi logistik berganda, dimana hanya variabel dengan nilai p
<0,25 yang dapat masuk ke dalam model regresi logistik berganda pada
analisis multivariat (Sastroasmoro, 2011).
c. Analisis multivariat, yaitu analisis yang digunakan untuk mengetahui faktor
yang berpengaruh dan paling dominan dari variabel independen (dukungan
suami dan tingkat kecemasan pada ibu primigravida) terhadap variabel
dependen (lama kala I persalinan spontan dilakukan dengan menggunakan uji
regresi logistik berganda dengan α = 0,05. Alasan penggunaan uji ini adalah
karena variabel dependen memiliki skala ukur nominal dengan dua kategori
atau dikotomus (Sastroasmoro, 2011).
HASIL PENELITIAN
Lama Kala I Persalinan Ibu Primigravida di Klinik Bersalin Swasta Wilayah
Kerja Puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai Tahun 2013
Berdasarkan hasil penelitian lama kala I persalinan dalam kategori Normal
(66,7%), dan selebihnya dengan kategori tidak normal (33,3). Hal ini menunjukkan
bahwa secara umum responden di Wilayah kerja Puskesmas Tanah Tinggi Kota
Binjai lebih banyak mengalami lama kala I persalinan normal. Hal ini sesuai dengan
hasil penelitian Primus (1990) yang melaporkan kejadian persalinan lama sebesar
28,2%.
Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu kala I disebut juga kala pembukaan,
dimana terjadinya pematangan dan pembukaan serviks sampai lengkap 10 cm, kala
II disebut juga kala pengeluaran oleh karena berkat kekuatan his dan kekuatan ibu
mengedan janin didorong keluar sampai lahir, kala III atau kala uri dimana plasenta
lepas dari dinding uterus dan dilahirkan, kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta
dan lamanya 1‐2 jam (Mochtar, 1998). Apabila pengelolaan kurang baik maka akan
terjadi pemanjangan kala I dan dapat berakhir dengan persalinan lama.
Berdasarkan hasil penelitian memberikan gambaran bahwa masih besarnya
kejadian persalinan lama pada ibu. Salah satu faktor pada ibu primigravida rentan
mengalami persalinan lama karena stress dalam menghadapi persalinan yang baru
pertama kali akan dihadapi dikarenakan kurangnya kesiapan ibu dalam menghadapi
proses persalinan terutama oleh nyeri pada saat kontraksi uterus yang semakin
lama intensitas nyeri makin meningkat. Stress persalinan secara reflex
menyebabkan peningkatan kadar katekolamin ibu jauh diatas kadar yang ditemukan
pada wanita yang tidak hamil atau wanita hamil sebelum persalinan. Stress
psikologis dan hipoksia yang berkaitan dengan nyeri dan rasa cemas meningkatkan
seksresi adrenalin. Peningkatan sekresi adrenalin dapat menyebabkan vaso
kontriksi akibatnya aliran darah uterus menurun, sehingga mengakibatkan terjadinya
309
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 1 April 2017
hipoksia dan bradikardi janin yang akhirnya akan terjadi kematian janin dan dapat
menghambat kontraksi, sehingga memperlambat persalinan.
Saran
Setelah penulis menyimpulkan penilaian tentang “Pengaruh Dukungan Suami
Dan Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida Terhadap Lama Kala 1 Persalinan
Spontan Di Klinik Bersalin Swasta Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tinggi Kota
Binjai Pada Tahun 2014” saran yang dapat penulis sampaikan adalah :
Bagi Masyarakat
Diharapkan kepada seluruh masyarakat khususnya suami ibu bersalin
berkunjung ke Klinik Bersalin Swasta Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tinggi Kota
Binjai agar ikut serta dalam meningkatkan Dukungan Suami Dan Tingkat
Kecemasan Ibu Primigravida Terhadap Lama Kala 1 Persalinan Spontan.
Bagi Institusi Akademik Kebidanan Kharisma Husada Binjai
Dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan sumbangan pemikiran di
bidang Kesehatan serta sebagai masukan tentang Dukungan Suami Dan Tingkat
Kecemasan Ibu Primigravida Terhadap Lama Kala 1 Persalinan Spontan bagi
Mahasiswa Akbid Kharisma Husada Binjai serta bagi peneliti selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
311
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 1 April 2017
Anggraini, R. (2010). Karakteristik Ibu Hamil yang Mengalami Kecemasan Di BPS
Uswatun Poncowati Lampung Tengah, http://www.4share.com/ Diakses Pada
5 April 2014.
Arikunto, Suharmisi, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Aryasatiani, 2005. http://repository.ac.id/bitstream/123456789/20180/5/Chapter%20I.
pdf Diakses Pada 5 April 2014
Atkinson, R.L., Pengantar Psikologi. Edisi Kedelapan. Alih Bahasa Nurdjanah Taufiq.
Jakarta: Erlangga
Bobak, 2005. Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta: EGC
Chapman, V. 2006. Asuhan Kebidanan: Persalinan dan Kelahiran. Jakarta: EGC
Cornor, D,. 2012. Suami Sebagai Pendamping Dalam Proses Persalinan. Dibuka
Pada Website: http:/www.gogle.co.id./peran./suami./Sebagai./Pendamping
./dalam./proses./persalinan./Dream./Corner Diakses Pada 5 April 2014
312
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 1 April 2017
Nisa, T, 2013. Hubungan Peran Suami Terhadap Proses Kelancaran Persalinan
Normal Pada Ibu Primipara Di Rumah Sakit Umum Daerah Pidie Jaya,
Jakarta : November.
Nisman W.A, 2011. Melahirkan Itu Mudah dan Menyenangkan, Yogyakarta : Andi.
Prawirohardjo, S, 2010. Ilmu Kebidanan, Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Pillitteri, A, 2003. Maternal and Child Health Nursing: Care of The Childbearing
Famil. (4 th ed). Philadelpia: Lippincott
Primus, M.D, 1990. Hubungan Kecemasan Dengan Lama Persalinan. Tesis.
Yogyakarta: Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
Gajah Mada
Rukiyah, A, (2009). Asuhan Kebidanan 2 (Persalinan). Jakarta: Trans Info Media
Saifuddin A. B, 2001. Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal,
Yayasan Bina Nusantra Pustaka Sarwono Prawirohadjo, Jakarta.
Sastroasmoro, S, Ismael, S, (2011). Dasar-Dasar Metode Penelitian Klinis. Edisi ke-
4. Jakarta: Sagung Seto
Sari, W. (2001). Perbedaan Tingkat Kecemasan Suami Dan Istri Dalam Menghadapi
Kehamilan Pertama Trimester III. Laporan Penelitian. Depok: Fakultas Ilmu
Keperawata Universitas Indonesia.
SDKI, 2012. Analisis Mortalitas Di Indonesia. Diakses 5-4-2014; http://Adepedia-M
yownworld.blogspot.com/2013/03/Analisis-mortalitas-diindonesia.html,
Adepedia.
Stopart M, 2013. Panduan Mempersiapkan Kehamilan & Kelahiran, Cetakan X,
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Sumarah, 2009. Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta : Fitramaya.
Stuart dan Sundden, 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC.
Sulistyorini, Tursilowati, (2007). Pengaruh Peran Serta Suami Terhadap Tingkat
Kecemasa
Ibu Hamil Dalam Menghadapi Proses Persalinan di Desa Jepat Lor Kecamata
n Tayu Kabupaten Pati 2007.Diakses Pada Tanggal 3 Januari 2010 dari http:/
/www.skripsistikes.wordpress.com/2008/03/07/ Pengaruh-Peran-Serta-
Suami-Terhadap-Tingkat-Kecemasan-Ibu-Hamil-Dalam-Menghadapi- Proses-
Persalinan-Di-Desa-Jepat-Lor-Kecamatan-Tayu-Kabupaten -Pati-2007/.
Yanti, 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Cetakan I Yogyakarta :
Pustaka Rihama,
Zung. W.W.K., 1979. Rating Anxiety for Anxiety Disoerder Physychosomatic. USA :
Mosby Company.
313