Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
ALFINA NURHIDAYATI
NPM F422381
i
i
PERNYATAAN
Apabila ada di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam tugas akhir saya
tersebut, maka saya bersedia sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Alfina Nurhidayati
iii
Institut Kesehatan Rajawali
Program Studi Sarjana Kebidanan
Bandung 2023
ABSTRAK
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan anugerah dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul
“Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronik
(KEK) Pada Ibu Hamil Trimester I di Puskesmas Bojonggenteng
Kabupaten Sukabumi Tahun 2023”. Karya ilmiah ini disusun sebagai langkah
awal untuk memenuhi syarat tugas akhir dalam mencapai gelar sarjana kebidanan
di Institut Kesehatan Rajawali.
Karya ilmiah ini dapat terselesaikan atas dorongan dan bimbingan dari
berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini dengan rasa syukur penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Tonika Tohri, S.Kp., M.Kes. Selaku Rektor Institut Kesehatan Rajawali
Bandung;
2. Ibu Erni Hernawati, S.ST, Bd., M.M, M.Keb. Selaku Dekan Fakultas
Kebidanan Isntitut Kesehatan Rajawli Bandung;
3. Ibu Lia Kamila, S.S.T., Bd., M.Keb. Selaku Penanggung Jawab Program
Studi Sarjana Kebidanan Institut Kesehatan Rajawali;
4. Ibu Diani Aliansy, S.S.T,M.Kes. Selaku pembimbing utama yang dengan
penuh kesabaran senantiasa memberikan arahan dan masukannya;
5. Ibu Irma Suryani, S.ST.,M.Kes Selaku pembimbing pendamping yang
dengan penuh kesabaran senantiasa memberikan arahan dan masukannya;
6. Orang tua dan orang tercinta yang senantiasa memberikan doa dan
dukungannya;
7. Anak warnet kampus Institut Rajawali Bandung seperjuangan yang
senantiasa saling support;
iv
Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis harapkan kritik dan saran dari semua pihak
sebagai pembelajaran untuk menjadi lebih baik lagi. Besar harapan penulis
semoga Allah SWT meridhoi kita semua dan tulisan ini semoga memberikan
manfaat bagi semua khususnya bagi perkembangan Pendidikan.
Alfina Nurhidayati
v
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN SIDANG HASIL…………………………………………… i
PERNYATAAN………………………………………………………………… ii
ABSTRAK……………………………………………………………………… iii
KATA PENGANTAR........................................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL...................................................................................................x
DAFTAR BAGAN.................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
vi
2.1.2 Tanda dan Gejala KEK...................................................................8
2.3 Kehamilan............................................................................................... 27
vii
2.3.7 Kebutuhan Fisik Ibu Hamil ........................................................ 41
viii
3.9.2 Waktu Penelitian ......................................................................... 64
4.2 Pembahasan..............................................................................................66
5.1 Kesimpulan............................................................................................ 76
5.2 Saran.......................................................................................................76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Menu Makanan Dalam Sehari Bagi Ibu Hamil .....................................23
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pola Makan Ibu Hamil Trimester 1 di Puskesmas
Bojonggenteng.......................................................................................65
Tabel 4.3 Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronik
(KEK) Pada Ibu Hamil Trimester I di Puskesmas Bojonggenteng
Kabupaten Sukabumi Tahun 2023.........................................................66
x
DAFTAR BAGAN
Halaman
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kekurangan Energi Kronik (KEK) berkaitan dengan kematian ibu di
negara berkembang. KEK adalah suatu keadaan seseorang yang mengalami
kekurangan gizi kalori dan protein yang dapat terjadi berlangsung lama atau
menahun yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan. Kekurangan
Energi Kronik (KEK) ditandai dengan ligkar lengan atas (LILA) ibu kurang
dari 23,5 cm atau dibagian merah pita LILA, artinya wanita tersebut
mempunyi resiko Kekurangan Energi Kronik (KEK) (Supariasa, 2018).
Pemantauan perubahan status gizi dalam jangka pendek tidak dapat dilakukan
dengan cara pengukuran LILA. Dampak Kurang Energi Kronik terhadap
proses persalinan diantaranya akan berisiko terjadinya persalinan lama,
perdarahan, persalinan sebelum waktunya (premature), dan persalinan dengan
operasi cederung meningkat (Agria, 2012). Dampak KEK terhadap janin
diantaranya berisiko terjadinya proses pertumbuhan janin terhambat,
keguguran atau abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan,
asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir
rendah (BBLR) (Yosephin dkk, 2019).
Berdasarkan data Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kesehatan
Masyarakat tahun 2022 yang terkumpul dari 34 provinsi, diketahui terdapat
206.074 ibu hamil hamil dengan lila <23,5 cm (resiko KEK) dari 2.443.494
ibu hamil yang di ukur lila. Sehingga diketahui bahwa capaian ibu hamil
dengan resiko KEK sebesar 8,43% sementara target tahun 2022 adalah 13%.
Capaian tersebut menggambarkan bahwa target ibu hamil KEK tahun ini
telah melampaui target Renstra Kemenkes tahun 2022. Persentase ibu hamil
KEK yang diharapkan dapat turun sebesar 1,5% setiap tahunnya agar dapat
mencapai target 10% di tahun 2024. (Lakip Kesmas, 2022).
Di Jawa Barat keadaan gizi ibu hamil masih terbilang cukup buruk yakni
Jawa Barat merupakan salah satu Provinsi yang memiliki resiko KEK pada
ibu hamil sebesar 6,27%. (Data Komdat Kesmas 2022). Kasus KEK di Jawa
1
2
Barat sendiri telah mencapai 10% sejak 2020 walaupun demikian Kabupaten
Sukabumi menjadi Kabupaten dengan kasus kejadian KEK tertinggi
dibandingkan kejadian kasus KEK di Kabupaten lain di Jawa Barat (Dinkes
Jawa Barat, 2020).
Berdasarkan data yang diperoleh dari dinas kesehatan Kabupaten
Sukabumi mengenai ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronik
(KEK). Pada tahun 2021 total keseluruhan bumil KEK dari 3713 ibu hamil
(8,0%). Pada tahun 2022 total keseluruhan bumil KEK dari 2800 ibu hamil
(8,4%) terdapat Puskesmas Bojonggenteng sebagai salah satu dari 58
Puskesmas di Sukabumi yang juga menghadapi masalah KEK.
Sebagai dampak dari kasus ibu hamil KEK di Puskesmas
Bojonggenteng dari jumlah 231 ibu melahirkan sampai dengan bulan Maret
tahun 2023 terdapat kasus persalinan dengan perdarahan sebanyak 10
orang (4,3%), sebanyak 19 (9,1%) kasus bayi dengan BBLR dan kasus
abortus sebanyak 6 orang (2,5%).
Kekurangan energi kronik pada ibu hamil disebabkan oleh dua faktor
penyebab yaitu faktor langsung dan tidak langsung. Faktor langsung adalah
pola makan dan penyakit, sedangkan faktor tidak langsung adalah persediaan
pangan, pendapatan keluarga/status ekonomi dan pelayanan kesehatan. Dari
dua faktor tersebut yang paling berperan menyebabkan KEK adalah pola
makan karena kebutuhan gizi setiap individu untuk hidup sehat dan produktif.
Upaya pemerintah mengenai ibu hamil dengan KEK yaitu dengan
komunikasi informasi dan edukasi (KIE) untuk meningkatkan pendidikan gizi
ibu hamil, memberikan pelayanan gizi dan KIA, melakukan skrining terhadap
ibu hamil resiko KEK, dan pemberian makanan tambahan (PMT)
(Mardalena, 2017).
Pola makan yang buruk menjadi salah satu faktor yang mendukung
terjadinya kasus KEK di masyarakat selain dari rendahnya pengetahuan
tentang gizi bagi ibu hamil. Peningkatan jumlah makan dan kualitasnya
menunjukan perbaikan klinis pada ibu hamil yang dikategorikan KEK dengan
LILA dibawah 23,5 cm (Utami, 2017;Wabie, 2019). Beberapa penelitian lain
3
mendukung bahwa pola makan yang buruk berhubungan dengan ibu hamil
KEK namun penyebab buruknya pola makan pada ibu hamil ini disebabkan
penyakit yang mendasari yaitu seperti TBC paru dan gangguan pencernaan
(Mustafa, 2021). Pola makan yang menyebabkan terjadinya KEK seperti
jadwal makan yang tidak teratur, frekuensi makan kurang dari 3 kali sehari,
menu gizi seimbang tidak terpenuhi.
Menurut penelitian Ihtirami tahun 2021 tentang Hubungan Pola Makan
Terhadap Kejadian Kekurangan Energi Kronik Pada Ibu Hamil Trimester I
Di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi - Kassi Kota Makasar. Dari penelitian ini
tidak terdapat hubungan antara jumlah makan dengan kejadian KEK pada ibu
hamil Trimester I, kemudian tidak terdapat hubungan antara jenis makan
dengan kejadian KEK pada ibu hamil Trimester I dan tidak terdapat
hubungan antara frekuensi makan dengan kejadian KEK pada ibu hamil
Trimester I. Menurut penelitian Una Zaidah tahun 2022 tentang Hubungan
Pola Makan Ibu Hamil Degan Kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) di
Puskesmas asan Lekong. Dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian
besar ibu hamil memiliki pola makan yang baik dan hubungan pola makan
ibu hamil dengan kejadian KEK. Menurut penelitian syakur tahun 2020
tentang Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kekurangan Energi
Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Maccini
Sombala Makassar yaitu kesimpulan dalam penelitian ini adalah umur,
pendidikan, paritas, pengetahuan, frekuensi makan berhubungan dengan
kejadian kekurangan energi kronik. Menurut penelitian Oktariyani tahun
2014 tentang Diatary Pattern and Food Taboo did not Associate with
Chronic Energy Deficiency in Fregnant Women dengan kesimpulan pola
makan dan pantangan makan pada ibu hamil tidak berhubungan dengan
kejadian KEK.
4
TINJAUAN PUSTAKA
7
8
zat gizi baik mikro maupun makro. Kurang energi Kronik adalah
kekurangan zat gizi yang terjadi secara kronik atau menahun dimana
kejadian ini bukan hanya terjadi pada saat ibu sedang hamil tetapi bertahun-
tahun sebelum seorang remaja putri belum hamil. Hal ini banyak ditemukan
dinegara berkembang atau miskin karena rendahnya pengetahuan,
Pendidikan dan kemiskinanan (UNICEF, 2020). Dimana menurut Studi Diet
Total ibu hamil terutama di daerah pedesaan hanya memenuhi kebutuhan
gizi makronya (Karbohidrat, lemak dan protein) hanya 70% dari angka
kecukupan energi (AKE). Sedangkan konsumsi protein ibu hamil tidak
lebih dari 80% kecukupan protein (AKP). Kondisi yang terjadi bertahun-
tahun ini terbawa kepada masa kehamilan sehingga menimbulkan masalah
kesehatan bayi lahir rendah (BBLR) dan komplikasi persalinan lain
(Kementrian Kesehatan RI, 2017).
WHO, 2020).
Jadi dari seluruh penjelasan diatas dapat disintesis bahwa Kurang
Energi Kronik (KEK) dalam kehamilan adalah ibu hamil yang dari
pemeriksaan lingkar lengan atasnya menunjukan angka dibawah 23,5 cm.
Cara pengukuran KEK yang digunakan di Indonesia adalah dengan
melakukan pengukuran LILA. Dimana jenis antropometri yang digunakan
untuk mengukur resiko KEK kronik pada wanita usia subur (WUS) / ibu
hamil adalah lingkar lengan atas (LILA) bukan IMT ( Indeks massa tubuh)
dikarenakan sulitnya mendapatkan data IMT ibu sebelum hamil di
indonesia.. Sasarannya adalah wanita pada usia 15 sampai 55 tahun yang
terdiri dari remaja, ibu hamil, menyusui dan pasangan usia subur (PUS).
Ambang batas LILA WUS dengan resiko KEK adalah 23,5 cm. Apabila
LILA kurang dari 23,5 cm artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK
dan diperkirakan akan melahirkan BBLR (Supriasa, 2016).
Cara menggunakan pita LILA yaitu :
1. Tetapkan posisi bahu dan siku dengan menukuk siku, untuk tangan
yang digunakan yaitu tangan kiri, jika sampel kidal gunakan tangan
kanan.
2. Tentukan titik tengah antara bahu dengan siku.
3. Kemudian lingkarkan pita LILA pada bagian titik tengah lengan
tersebut.
4. Pita LILA jangan terlalu ketat maupun terlalu longgar.
5. Kemudian baca skala pita LILA tersebut, lalu catat.
siap saji.
Hal-hal yang harus dihindari dalam penerapan pola makan sehat ibu hamil
1. Sedapat mungkin manghindari jenis makanan yang diawetkan
2. Hindari makanan yang berkalori tinggi
3. Kurangi asupan makanan berlemak
4. Hindari daging, ikan, ayam dan sumber protein lainnya yang tidak
dimasak dengan baik
5. Hindari alkohol sekalipun dalam jumlah sedikit dalam bentuk makanan
Asupan makan merupakan salah satu dari berbagai faktor yang berperan
penting dalam terjadinya kurang energi kronik (KEK). Pola makan
masyarakat Indonesia pada umumnya mengandung sumber besi heme
(hewani) yang rendah dan tinggi sumber besi non heme (nabati), menu
makanan juga banyak mengandung serat yang merupakan faktor
penghambat penyerapan besi. Mereka selalu takut pada hal yang membuat
mereka terlihat gemuk. Sehingga kebanyakan dari wanita takut akan
mengkonsumsi makanan yang mengandung kalori banyak. Jika kebiasaan
atau pandangan ini terus terjadi, maka kejadian kurang energi kronik (KEK)
akan terjadi pada wanita yang memiliki pola makan tersebut. Jika wanita
punya kebiasaan buruk seperti merokok, maka akan bertambah pula faktor
resiko dari kejadian kurang energi kronik ini (Supariasa, 2013)
Jika terjadi kekurangan gizi pada ibu, maka jumlah sel otak yang
terbentuk juga tidak dapat mencapai jumlah yang seharusnya. Gangguan
pertumbuhan sel otak akibat kurang gizi akan menyebabkan terganggunya
pertumbuhan mental pada masa kanak-kanak seperti, kemampuan sosial
anak berkurang, kemampuan verbal anak tidak begitu baik, anak juga
kurang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan. Hal tersebut dapat
20
Makanan terbagi atas dua jenis yaitu makanan selingan dan makanan
utama. Makanan selingan adalah makanan yang dikonsumsi disela-sela
waktu makanan utama. Makanan utama terdiri dari makanan pokok, lauk
pauk hewani dan nabati, sayur, buah dan minuman. Penjelasan lebih lanjut
mengenai dua jenis makanan tersebut dijelaskan di bawah ini :
1. Makanan Utama
2. Makanan Selingan
sebab dapat membekali tubuh dengan berbagai zat makanan terutama kalori
dan protein yang berguna sebagai cadangan energi Makan siang diperlukan
setiap orang karena sejak pagi merasa lelah akibat melakukan aktivitas.
Selain makan utama yang dilakukan tiga kali, makan selingan juga harus
dilakukan yakni sekali atau dua kali diantara waktu makan guna
menanggulangi rasa lapar, sebab jarak waktu makan yang lama.
Tambahan
Ibu
Hamil
Trimester 1 +180 +20 +300 +10 +200 +0 +0 +100
Trimester 2 +300 +20 +300 +10 +200 +0 +9 +100
Trimester 3 +300 +20 +350 +10 +200 +0 +13 +100
Sumber : (Menteri Kesehatan RI, 2013)
Hamil Hamil
Zat Gizi Sumber Makanan Tak
Trimester Trimester
Hamil
1 2 dan 3
2.3 Kehamilan
2.3.1 Definisi Kehamilan
Definisi kehamilan Ibu hamil adalah seorang wanita yang sedang
mengandung yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Kehamilan
adalah waktu transisi, yaitu masa antara kehidupan sebelum memiliki anak
yang sekarang berada dalam kandungan dan kehidupan nanti setelah anak
itu lahir (Ratnawati, 2020). Konsepsi secara formal didefinisikan sebagai
28
persatuan antara sebuah sel telur dan sebuah sperma, yang menandai awal
suatu kehamilan. Peristiwa ini bukan merupakan peristiwa yang terpisah,
tetapi ada suatu rangkaian kejadian yang mengelilinginya. Kehamilan
berlangsung selama kira-kira 10 bulan atau 9 bulan kalender atau 10
minggu atau 280 hari. Lama kehamilan dihitung dari hari pertama periode
menstruasi terakhir, sebenarnya konsepsi terjadi sekitar dua minggu
setelah hari pertama periode menstruasi terakhir. Dengan demikian, umur
janin pascakonsepsi lebih kurang 2 minggu, yakni 266 hari atau 38
minggu. Periode perkembangan kehamilan terdiri dari tiga tahap. Tahap
pertama, perkembangan zigot, yaitu pembentukan sel, pembelahan sel
menjadi blastosit, dan implantasi. Tahap kedua, perkembangan embrio,
yaitu dari diferensiasi sampai organogenesis. Tahap ketiga, perkembangan
fetus (janin) atau pertumbuhan bakal bayi (Bobak, 2017).
Kehamilan merupakan penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga
lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40
minggu atau 9 bulan menurut kalender internasional. Maka, dapat
disimpulkan bahwa kehamilan merupakan bertemunya sel telur dan
sperma di dalam atau diluar Rahim dan berakhir dengan keluarnya bayi
dan plasenta melalui jalan lahir (Yulaikhah, 2019).
6. Sakit kepala Sakit kepala terjadi karena lelah, mual, dan tegang serta
depresi yang disebabkan oleh perubahan hormone tubuh saat hamil.
Meningkatnya pasokan darah ke tubuh juga membuat ibu hamil pusing
setiap ganti posisi.
7. Ibu sering berkemih Tanda ini terjadi pada 3 bulan pertama dan 1
hingga 2 bulan terakhir kehamilan. Kemungkinan penyebab lain tanda
ini adalah stress, infeksi, diabetes, ataupun infeksi saluran kemih.
8. Sambelit Sambelit dapat disebabkan oleh meningkatnya hormone
progesterone. Selain mengendurkan otot Rahim, hormone itu juga
mengendurkan otot dinding usus, sehingga memperlambat gerakan usus
agar penyerapan nutrisi janin lebih sempurna.
9. Sering meludah Sering meludah atau hipersalivasi disebabkan oleh
perubahan kadar esterogen.
10. Temperature basal tubuh naik merupakan suhu yang diambil dari mulut
saat bangun pagi. Temperature ini sedikit meningkat setelah ovulasi
dan akan turun ketika mengalami haid.
11. Ngidam Tidak suka atau tidak ingin makanan tertentu merupakan ciri
khas ibu hamil. Penyebabnya adalah perubahan hormone.
12. Perut ibu membesar Setelah 3 atau 4 bulan kehamilan biasanya perut
ibu tampak cukup besar sehingga terlihat dari luar. Kemungkinan
penyebab lain tanda ini adalah ibu mengalami kanker.
inti sel telur. Proses fertilisasi ini dapat terjadi di bagian ampula tuba falopi
atau uterus yang berhasil menemukan ovum akan merusak korona radiata
dan zona pelusida yang mengelilingi membran sel ovum, lalu spermatozoa
akan melepaskan enzim. Enzim dari banyak spermatozoa akan merusak
korona radiata dan zona pelusida sehingga spermatozoa berhasil menembus
membran sel ovum, konfigurasi membran ovum langsung berubah sehingga
spermatozoa lain tidak. Spermatozoa menuju masa apa saja uang berbentuk
telur yang ditemuinya, dan hanya sedikit yang mencapai ovum sebenarnya.
Spermatozoa dapat msuk. Hanya kepala spermatozoon yang masuk ke
dalam ovum, bagian ekor akan ditinggalkan. DNA dalam nukleus
spermatozoon akan dilepaskan dari kepala, memicu pembelahan miosis
akhir pada kromosom wanita. Bersatunya inti spermatozoon dan inti sel
telur akan tumbuh menjadi zigot. Zigot mengalami pertumbuhan dan
perkembangan melalui 3 tahap selama kurang lebih 280 hari.
Tahap-tahap ini meltiperiode implamantasi (7 hari pertama), periode
embrionik (7minggu berikutnya), dan periode fetus (7 bulan berikutnya).
Selama 2-4 hari pertama setelah fertilisasi, zigot berkembang dari satu sel
menjadi kelompok 16 sel (morula). Morula kemudian tumbuh dan
berdiferesiasi menjadi 100 sel. Selama periode ini zigot berjalan di
sepanjang tuba falopi,setelah itu masuk ke uterus dan tertanam dalam
endomentrium uterus.Perkembangan Janin di Dalam Uterus (Sulistyawati,
2010:89).
1. Trimester pertama (minggu 0-12)
Dalam fase ini ada tiga periode penting pertumbuhan mulai dari periode
germinal sampai periode terbentuknya janin (Kusmiyati, 2009:67).
a. Periode germinal (minggu 0-3). Proses pembuhan telur oleh sperma
yang terjadi pada minggu ke-2 di hari pertama menstruasi terakhir.
Telur yang sudah di buahi sperma bergerak dari tuba falopi dan
menempel di dinding uterus (endrometrium).
b. Periode embrionik (minggu 3-8). Proses dimana sistem saraf pusat,
organ organ utama dan struktur anatomi mulai tebentuk seperti
32
b. Periode Embrionik
Begitu blastosit tertanam dalam disidua, maka ini disebut sebagai
embrioni. Tahapan embrio dimulai dari perkembangan masa sel
sejak implementasi sampai minggu ke-8 kehamilan. Embrio
berkembang dengan sangat cepat. Tahap pertama perkembangan
embrio adalah pembentukan dua buah rongga tertutup yang saling
34
berdekatan satu sama lain yaitu rongga amnion dan yolk sac. Bagian
embrio yang terbentuk di antara kedua rongga ini disebut lempeng
embrionik. Ada tiga lapisan sel yang berkembang pada lempeng
embrionik.
1) Lapisan yang terdekat dengan rongga amnion,disebut ektoderm,
akan berkembang mmenjadi kulit dan sistem syaraf pusat embrio.
2) Lapisan tengah disebut mesoderm akan berkembang menjadi
tulang otot,jantung dan pembuluh darah serta beberapa organ
dalam seperti ginjal dan organ reproduksi.
3) Lapisan dalam yang terdekat dengan yolk sac adalah endoderm.
Endoderm akan berkembang menjadi organ- organ
pencernaan,kelenjar dan membran mukosa.
• Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiata
yang mengandung persediaan nutrisi.
• Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metafase di tengah sitoplasma yang
disebut vitelus.
• Dalam perjalanan, korona radiata makin berkurang pada zona pelusida.
Nutrisi dialirkan kedalam vitelus, melalui saluran pada zona pelusida.
Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas,
dindingnya penuh jonjot sel yang mempunyai silia. Ovum siap dibuahi
setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.
4. Proses nidasi atau implantasi
Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa, terbentuk zigot
yang dalam beberapa jam telah mampu membelah dirinya menjadi dua
dan seterusnya. Bersamaan dengan pembelahan inti, hasil konsepsi
terus berjalan menuju uterus. Hasil pembelahan sel memenuhi seluruh
ruangan dalam ovum dan disebut stadium morula. Pembelahan berjalan
terus dan di dalam morula terbentuk ruangan yang mengandung cairan
yang disebut blastula. Perkembangan dan pertumbuhan berlangsung,
blastula dengan vili korealisnya yang dilapisi sel trofoblas telah siap
untuk mengadakan nidasi. Sel trofoblas yang meliputi “primer vili
korealis” melakukan destruksi enzimatik-proteolitik, sehingga dapat
menanamkan diri dalam endometrium. Proses penanaman blastula yang
disebut nidasi atau implantasi terjadi pada hari ke-6 sampai 7 setelah
konsepsi. Pada saat tertanamnya blastula ke dalam endometrium,
mungkin terjadi perdarahan yang disebut tanda Hartman. (Smith &
Segal, 2010:79).
36
Gambar 2.2
Sumber : Astik Uniyah, Novia, Nuriah, 2022. Asuhan Kebidanan
Pada Kehamilan
5. Pembentukan Plasenta/Plasentasi
Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di dinding
depan atau belakang. Pada blastula, penyebaran sel trofoblas yang
tumbuh tidak rata, sehingga blastula dengan innercell mass akan
tertanam dalam endometrium. Sel trofoblas menghancurkan
endometrium sampai terjadi pembentukan plasenta yang berasal dari
primer vili korealis. Terjadinya nidasi (implantasi) mendorong sel
blastula mengadakan diferensiasi. Sel yang dekat dengan ruangan
eksoselom membentuk “entoderm” dan yolk sac (kantong kuning
telur) sedangkan sel lain membentuk “ektoderm” dan ruangan amnion.
Plat embrio (embryonal plate) terbentuk diantara dua ruang yaitu
ruang amnion dan kantong yolk sac. Ruangan amnion dengan cepat
mendekati korion sehingga jaringan yang terdapat diantara amnion
dan embrio padat dan berkembang menjadi tali pusat.
Awalnya yolk sac berfungsi sebagai pembentuk darah bersama
dengan hati, limpa, dan sumsum tulang. Pada minggu kedua sampai
ketiga, terbentuk bakal jantung dengan pembuluh darahnya yang
menuju body stalk (bakal tali pusat). Selama sisa kehamilan,fisologi
organ menjadi matur dan janin terus memproduksi lemak dan otot.
Sistem saraf terus bermielinisasi hingga cukup bulan.
37
Gambar 2.3
Sumber : Astik Uniyah, 2022. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan.
4. Ovarium
Selama kehamilan ovulasi berhenti. Pada awal kehamilan masih
terdapat korpus luteum graviditatum dengan diameter sebesar 3 cm.
Pasca plasenta terbentuk, korpus luteum gravidatum mengecil dan korpus
luteum mengeluarkan hormon estrogen dan progesterone (Aprilia, 2010
71-72).
5. Sirkulasi Darah
Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih
besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengeceran darah
(hemodilusi). Sel darah merah semakin meningkat jumlahnya untuk
dapat mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan
sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga
terjadi hemodelusi yang disertai anemia fisiologis ( Manuaba, 2010:93).
6. Sistem respirasi
Kapasitas paru secara total menurun 4-5% dengan adanya elevasi
diafragma. Fungsi respirasi juga mengalami perubahan. Respirasi rate
50% mengalami peningkatan konsumsi oksigen 15-20% diatas
kebutuhan perempuan tidak hamil (Aprilia, 2010:71-72).
40
7. Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi
karena pengaruh melanophore stimulating hor-mone lobus hipofisis
anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi
pada striae gravidarum livide atau alba, aerola mamae.
8. Metabolisme
Menurut Manuaba (2010:95) perubahan metabolisme pada kehamilan:
a. Metabolisme basal naik sebesar 15-20% dari semula, terutama pada
Trimester ke-tiga
b. Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per
liter menjadi 145 mEq per liter disebabkan hemodilusi darah dan
ketuban mineral yang diperlukan janin.
c. Kebutuhan protein wanita hamil Dalam makanan diperlukan protein
tinggi sekitar 0,5 g/kg berat badan atau sebutir telur ayam sehari.
d. Berat badan ibu hamil bertambah antara 6,5-16,5 kg selama hamil
atau terjadi kenaikan berat badan 0,5 kg/minggu.
O.45
Normal 18.5-24.9 11,35-15,89
(0.36-0.45)
0.27
Kelebihan
25.0-29.9 7-11.5
BB (0.23-0.32)
tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada Trimester ketiga dan
banyak ibu yang merasa dirinya
kebutuhan zat besi akan meningkat 200-300 mg. zat besi untuk
memproduksi hemoglobin. Zat seng digunakan untuk pembentukan
tulang. Zat seng pada ibu hamil sekitar 20 mg/hari. Kalsium
berfungsi untuk pembentukan tulang dan gigi, kebutuhan kalsium
ibu hamil 1000mg/hari. Yodium ibu hamil dianjurkan sekitar
200mg/hari. Fosfor berperan dalam pembentukan tulang dan gigi
janin. Flour dan natrium. Natrium berperan dalam metabolisme air
bersifat mengikat cairan, kebutuhan natrium ibu hamil 3,3
gram/minggu.
d. Vitamin
Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makan sayur dan buah –
buahan , tetapi dapat pula diberikan ekstra vitamin. Pemberian asam
folat terbukti mencegah kecacatan pada bayi
e. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber utama untuk tambahan kalori yang
dibutuhkan ibu selama hamil
2. Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan
eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air kemih . konstipasi
terjadi karena adanya pengaruh hormone progesterone yang mempunyai
efek rileks terhadap otot polos, salah satunya otot usus. Selain itu,
desakan oleh pembesaran janin juga menyebabkan bertambahnya
kontipasi. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan
mengkonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum air putih
(Saminem, 2008).
3. Istirahat
Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satunya berat
pada perut sehingga terjadi perubahan sikap tubuh, tidak jarang ibu akan
mengalami kelelahan, oleh karena itu istirahat dan tidur sangat penting
untuk ibu hamil. Pada Trimester akhir kehamilan sering diiringi dengan
bertambahnya ukuran janin, sehingga terkadang ibu kesulitan untuk
44
menentukan posisi yang paling baik dan nyaman untuk tidur. Posisi tidur
yang dianjurkan pada ibu hamil adalah miring ke kiri, kaki kiri lurus,
kaki kanan sedikit menekuk dan diganjal dengan bantal , dan untuk
mengurangi rasa nyeri pada perut, ganjal dengan bantal pada perut
bawah sebelah kiri (Saminem, 2008).
4. Aktifitas
Seorang wanita boleh mengerjakan aktivitas sehari hari asal hal
tersebut tidak memberikan gangguan rasa tidak enak. Bagi wanita
pekerja ia boleh tetap masuk kantorn sampai menjelang partus
5. Persiapan laktasi
Persiapan menyusui pada kehamilan merupakan hal yang penting
karena dengan persiapan dini ibu akan lebih baik dan siap untuk
menyusui bayinya. Untuk itu ibu hamil sebaiknya masuk dalam kelas
“bimbingan persiapan menyusui”(BPM). Suatu pusat pelayanan
kesehatan (RS, RB, Puskesmas) harus mempunyai kebijakan yang
berkenaan dengan pelayanan ibu hamil yang menunjang keberhasilan
menyusui. Pelayanan pada BPM terdiri dari penyuluhan tentang
keunggulan ASI, manfaat rawat gabung, perawatan putting susu,
perawatan bayi, gizi ibu hamil dan menyusui, keluarga berencana
(Saminem, 2008).
6. Personal Hygine
Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan
sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk
mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan diri terutama lipatan
kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia) dengan cara
dibersihkan dengan air dan dikeringkan. Kebersihan gigi dan mulut ,
perlu mendapat perhatian karena seringkali mudah terjadi gigi berlubang,
terutama pada ibu yang kekurangan kalsium. Rasa mual selama hamil
dapat mengakibatkan perburukan hygiene mulut dan dapat menimbulkan
karies gigi (Saminem, 2008).
45
7. Pakaian
Meskipun pakaian bukan merupakan hal yang berakibat langsung
terhadap kesejahteraan ibu dan janin, namun perlu kiranya jika tetap
dipertimbangkan beberapa aspek kenyamanan dalam berpakaian.
Pemakaian pakaian dan kelengkapannya yang kurang tepat akan
mengakibatkan beberapa ketidaknyamanan yang akan mengganggu fisik
dan psikologis ibu. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pakaian
ibu hamil adalah memenuhi kriteria berikut ini :
a. Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat
pada daerah perut.
b. Bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat.
c. Memakai bra yang menyokong payudara.
d. Memakai sepatu dengan hak yang rendah.
e. Pakaian dalam yang selalu bersih (Saminem, 2008).
f. Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada
riwayat penyakit seperti. :
a. Sering abortus dan kelahiran premature.
b. Perdarahan pervaginam.
c. Koitus harus dilakukan dengan hati – hati terutama pada minggu
terakhir kehamilan.
d. Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena dapat menyebabkan
infeksi janin intrauteri. (Saminem, 2008).
1. Faktor langsung
a. Penyakit Infeksi
KEK pada Ibu Hamil
b.Pola makan Trimester I
2. Faktor tidak langsung
a. Ketersediaan pangan
b. Pendapatan/status ekonomi
c. Pelayan kesehatan
METODE PENELITIAN
52
53
3.5.1 Populasi
Populasi merupakan seluruh atau objek dengan karakteristik tertentu
yang akan diteliti, bukan hanya objek atau subjek yang dipelajari saja tetapi
seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek tersebut (Hidayat,
2007).
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang acak mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
(Sugiyono, 2018).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil Trimester I
sampai dengan saat ini Maret 2023 di Puskesmas Bojonggenteng
Kabupaten Sukabumi sebanyak 60 orang.
3.5.2 Sampel
Sampel adalah sebagian untuk diambil dari keseluruhan obyek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Soekidjo, 2005). Sampel
merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari
karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007). Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Accidental
sampling yaitu proses pengambilan responden sebagai sample berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti
dapat digunakan sebagai sampel bila orang yang ditemui cocok sebagi
sumber data (Sugiyono, 2018).
Jumlah sampel dalam penelitian dengan jumlah sebanyak 60 orang ibu
55
Positif Negatif
3. Tahap Pelaporan
Tahap terakhir yang dilakukan adalah menyusun laporan
penelitian dan membuat penyajian hasil penelitian serta
mendokumentasikan hasil penelitian.
Keterangan :
rhitung = Koefisien korelasi
∑Xi = Jumlah skor item
∑Yi = Jumlah skor total
n = Jumlah responden
59
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas
No
P-Value Sig. (2-tailed) Keterangan
Pertanyaan
1 0,000 0,05 Valid
2 0,000 0,05 Valid
3 0,000 0,05 Valid
4 0,032 0,05 Valid
5 0,007 0,05 Valid
6 0,000 0,05 Valid
7 0,000 0,05 Valid
8 0,001 0,05 Valid
9 0,021 0,05 Valid
10 0,001 0,05 Valid
11 0,000 0,05 Valid
12 0,000 0,05 Valid
13 0,017 0,05 Valid
14 0,000 0,05 Valid
15 0,000 0,05 Valid
16 0,000 0,05 Valid
60
Keterangan :
1. Editing
1. Analisa Univariat
Keterangan :
P : Persentase jawaban yang benar
F : Frekuensi jawaban yang benar
N : Jumlah pertanyaan
2. Analisa Bivariat
Keterangan :
X 2 = nilai chi square
Fo = frekuensi yang diobservasi
Fe = frekuensi yang diharapkan
65
66
Kejadian KEK
Total
Pola Makan KEK Tidak KEK P-value
F % f % f %
Tidak Baik 25 78.1 7 25,0 32 100
0.000
Baik 7 21,9 21 75,0 28 100
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa hampir seluruh ibu hamil
Trimester I di Puskesmas Bojonggenteng Kabupaten Sukabumi ibu hamil
yang mengalami pola makan tidak baik dapat menyebabkan KEK
sebanyak 25 responden (78.1%) dengan p-value 0.000 yang berarti ada
hubungan pola makan dengan kejadian kekurangan energi kronik (KEK)
pada ibu hamil Trimester 1 di Puskesmas Bojonggenteng Kabupaten
Sukabumi tahun 2023.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Distribusi frekuensi Pola Makan Ibu Hamil Trimester I di Puskesmas
Bojonggenteng Kabupaten Sukabumi Tahun 2023
Hasil analisis pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu
hamil Trimester I di Puskesmas Bojonggenteng Kabupaten Sukabumi
mempunyai pola makan tidak baik sebanyak 53,3 %, berdasarkan hal
tersebut tampak bahwa pola makan ibu belum memenuhi pola makan baik
67
orang (75%) pada kelompok kasus dan 7 orang (58.3%) pada kelompok
kontrol. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan Zaidah (2022) ibu
hamil memilik pola makan kurang sebanyak 22 orang (26,8%). Kurangnya
pola makan ibu hamil terlihat dari hasil jawaban ibu pada kuesioner
penelitian nomor 15, dimana ibu mengatakan tidak pernah makan 1 potong
daging atau ikan setiap makan dalam sehari, ada juga ibu mengatakan
tidak suka makan ikan karna takut gatal. Selain itu juga dapat disebabkan
pendapatan suami atau status ekonomi dan juga dapat disebabkan oleh
kurangnya pemahaman atau rendahnya tingkat pendidikan, semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang maka semakin mudah menerima informasi
sehingga oran tersebut semakin paham mengenai pemenuhan kebutuhan
gizi ibu hamil, dan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Sebaliknya jika
pendidikan seseorang rendah akan menghambat pemahaman dan sikap
seseorang dalam penerimaan informasi, hal tersebut menyebabkan ibu
tidak mengetahui kebutuhan gizi ibu hamil dan tidak dapat memanfaatkan
pelayanan kesehatan yang ada. Ibu hamil dengan jarak antar kehamilan
yang dekat dan terlalu sering mempengaruhi nutrisinya, karena akan
mengurangi cadangan nutrisi dalam tubuh, dan jika jaraknya terlalu dekat
maka tubuh ibu tidak akan mempunyai kesempatan untuk memulihkan
kondisi fisiknya sehingga akan mempengaruhi kondisi fisik ibu pada
kehamilan berikutnya. Selain itu, jika dilihat dari karakteristik
narasumber, ibu kurang peduli terhadap kehamilannya sendiri, karena
menganggap kehamilan adalah hal yang normal dan pernah
mengalaminya, dibandingkan dengan ibu yang baru pertama kali hamil,
mereka lebih termotivasi untuk memeriksakan kesehatannya karena
mengira ini adalah kehamilan pertamanya.
Dari hasil analisa dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ibu
hamil di Puskesmas Bojonggenteng mempunyai kebiasaan makan yang
tidak baik selain hal diatas, hal ini juga disebabkan oleh beberapa faktor
yaitu hilangnya nafsu makan pada ibu hamil yang disebabkan oleh
adanya perubahan pada tubuh yang menyebabkan mual dan muntah.
70
KEK pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan komplikasi pada
ibu antara lain anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara
normal. Pengaruh KEK terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan
persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (prematur),
perdarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung
meningkat.
Faktor penyebab KEK yaitu pola makan, persediaan pangan
keluarga, pendidikan, pengetahuan ibu, pendapatan keluarga dan
pelayanan kesehatan (Soekirman, 2015). Salah satu terjadinya KEK
kebanyakan ibu hamil tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan yang
sudah tersedia, ibu hamil memeriksakan kehamilan nya di awal kehamilan
saja hanya untuk memastikan hamil atau tidaknya.
Hasil penelitian sejalan dengan penelitian Sumini (2018) di
Kabupaten Ponorogo kejadian KEK pada ibu hamil mencakup hampir
sebagian dari ibu hamil Trimester I yang memeriksakan diri ke Puskesmas.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Diana (2018) bahwa dari 44
responden mengalami KEK sebanyak 23 responden ( 52,3%).
Menurut peneliti, lebih dari separuh ibu hamil mengalami KEK, hal
ini disebabkan selain karena kurang mengoptimalkan pelayanan kesehatan
yang tersedia juga karena keadaan kek ibu sudah terjadi sebelum hamil
dan pada saat hamil ibu kurang mengkonsumsi makanan bergizi.
Kebutuhan gizi ibu selama hamil tidak tercukupi, dimana kebutuhan energi
dan zat gizi lainnya pada ibu hamil meningkat, maka jumlah konsumsi
makanan mereka harus ditambah. Kondisi ibu yang sedang hamil akan
berpengaruh pada kondisi fetus dan neonatus setelah lahir. Kekurangan
gizi pada ibu hamil akan dapat berakibat berat badan lahir yang rendah,
kelahiran prematur, kehilangan anak yang meninggal dan kelebihan dari
status zat gizi dapat anak lahir besar.
72
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada
bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:
1. Sebagian besar (53,3%) ibu hamil Trimester 1 di Puskesmas
Bojonggenteng tahun 2023 memiliki pola makan yang tidak baik
2. Sebagian besar (53,3%) ibu hamil Trimester 1 di Puskesmas
Bojonggenteng tahun 2023 mengalami KEK.
3. Terdapat hubungan pola makan dengan kejadian kekurangan energi
kronik (KEK) pada ibu hamil Trimester 1 di Puskesmas Bojonggenteng
Kabupaten Sukabumi tahun 2023 dengan p-value 0,000.
5.2 Saran
76
77
Almatsier. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum; 2004.
Budiman & Riyanto A. Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan Dan Sikap: Dalam
Penelitian Kesehatan. Jakarrta : Salemba Medika; 2013.
Kepada Yth,
Calon Responden Penelitian
Di Tempat
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Alfina Nurhidayati
NPM : F422381
Status : Mahasiswa S1 Kebidanan Alih Jenjang Institut Kesehatan Rajawali
Hormat Saya
Alfina Nurhidayati
Lampiran 2 : Lembar persetujuan responden
(Informed Consent)
Responden
( )
Lampiran 3 : Instrumen penelitian
KUESIONER PENELITIAN
A. Identitas Responden
Berilah CEKLIS pada komponen yang sesuai
1. Nomor Responden :
2. Nama (inisial) :
3. Alamat :
4. Usia : < 20 thn
: 20 – 35 tahun
: > 35 tahun
5. Pendidikan Terakhir Ibu Hamil:
: SD : SMA
: SMP : Perguruan Tinggi
6. Hamil anak keberapa
: primigravida
: multigravida
B. Petunjuk Pengisian
1. Isilah semua nomor dalam kuesioner ini sesuai dengan pola makan Anda
sehari-hari beri tanda CHEKLIST (√) pada setiap pertanyaan.
2. Pilihlah : Untuk variabel pola makan jawaban “Selalu (SL)” diberi skor
5, jawaban “Sering (SR)” diberi skor 4, jawaban “Kadang-kadang(KD)”
diberi skor 3, jawaban “ Jarang Sekali (JR)” diberi skor 2, jawaban
“Tidak Penah (TP)” diberi skor 1.
DAFTAR PERTANYAAN
JR TP
No Pertanyaan SL SR KD
DAFTAR CEKLIS
No
P-Value Sig. (2-tailed) Keterangan
Pertanyaan
1 0,000 0,05 Valid
2 0,000 0,05 Valid
3 0,000 0,05 Valid
4 0,032 0,05 Valid
5 0,007 0,05 Valid
6 0,000 0,05 Valid
7 0,000 0,05 Valid
8 0,001 0,05 Valid
9 0,021 0,05 Valid
10 0,001 0,05 Valid
11 0,000 0,05 Valid
12 0,000 0,05 Valid
13 0,017 0,05 Valid
14 0,000 0,05 Valid
15 0,000 0,05 Valid
16 0,000 0,05 Valid
17 0,000 0,05 Valid
18 0,000 0,05 Valid
19 0,02 0,05 Valid
20 0,02 0,05 Valid
Uji Reliabilitas
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 20 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 20 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,956 20
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
Soal1 81,0500 162,682 ,831 ,952
Soal2 81,1500 161,924 ,820 ,952
Soal3 81,0500 162,892 ,821 ,952
Soal4 81,0000 172,211 ,432 ,957
Soal5 80,9000 171,989 ,550 ,955
Soal6 81,3500 157,818 ,894 ,950
Soal7 81,4500 157,418 ,725 ,954
Soal8 81,0500 169,734 ,674 ,954
Soal9 81,3000 169,379 ,454 ,957
Soal10 81,2500 165,039 ,656 ,954
Soal11 81,3500 160,871 ,867 ,951
Soal12 81,1500 160,661 ,823 ,952
Soal13 81,5500 169,103 ,468 ,957
Soal14 81,7500 163,145 ,736 ,953
Soal15 81,0500 162,682 ,831 ,952
Soal16 81,0500 168,050 ,883 ,952
Soal17 81,2500 164,197 ,739 ,953
Soal18 81,1500 163,187 ,887 ,951
Soal19 81,1000 168,726 ,603 ,955
Soal20 81,5500 165,839 ,600 ,955
Hasil Univariat
POLA_MAKAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 21 25,9 25,9 25,9
BAIK 28 34,6 34,6 60,5
TIDAK BAIK 32 39,5 39,5 100,0
Total 81 100,0 100,0
KEJADIAN_KEK
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 21 25,9 25,9 25,9
KEK 32 39,5 39,5 65,4
TIDAK KEK 28 34,6 34,6 100,0
Total 81 100,0 100,0
Hasil Bivariate
Total Count 32 28 60
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value Df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 16,934a 1 ,000
Continuity Correctionb 14,866 1 ,000
Likelihood Ratio 17,799 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
N of Valid Cases 60
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,07.
b. Computed only for a 2x2 table
Hasil Karakteristik
USIA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <20 Tahun 14 17,3 23,3 23,3
20 - 35 Tahun 28 34,6 46,7 70,0
>35 Tahun 18 22,2 30,0 100,0
Total 60 74,1 100,0
Missing System 21 25,9
Total 81 100,0
KEHAMILAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 21 25,9 25,9 25,9
MULTIGRAVIDA 32 39,5 39,5 65,4
PRIMIGRAVIDA 28 34,6 34,6 100,0
Total 81 100,0 100,0
PENDIDIKAN_BUMIL
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 19 23,5 23,5 23,5
SMP 40 49,4 49,4 72,8
SMA 20 24,7 24,7 97,5
PERGURUAN TINGGI 2 2,5 2,5 100,0
Total 81 100,0 100,0
Uji Validitas
Correlations
Soal1 Soal2 Soal3 Soal4 Soal5 Soal6 Soal7 Soal8 Soal9 Soal10 Soal11 Soal12 Soal13 Soal14 Soal15 Soal16 Soal17 Soal18 Soal19 Soal20 TOTAL
** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
Soal1 Pearson Correlation 1 ,563 ,933 ,108 ,227 ,665 ,583 ,341 ,366 ,721 ,741 ,591 ,324 ,629 1,000 ,682 ,896 ,865 ,752 ,621 ,850**
Sig. (2-tailed) ,010 ,000 ,652 ,337 ,001 ,007 ,141 ,113 ,000 ,000 ,006 ,164 ,003 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,003 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Soal2 Pearson Correlation ,563** 1 ,563** ,443 ,563** ,865** ,736** ,809** ,258 ,656** ,722** ,830** ,584** ,627** ,563** ,732** ,511* ,732** ,357 ,415 ,842**
Sig. (2-tailed) ,010 ,010 ,050 ,010 ,000 ,000 ,000 ,272 ,002 ,000 ,000 ,007 ,003 ,010 ,000 ,021 ,000 ,122 ,069 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Soal3 Pearson Correlation ,933** ,563** 1 ,179 ,227 ,665** ,630** ,341 ,248 ,660** ,741** ,591** ,383 ,568** ,933** ,682** ,831** ,865** ,824** ,621** ,842**
Sig. (2-tailed) ,000 ,010 ,449 ,337 ,001 ,003 ,141 ,292 ,002 ,000 ,006 ,095 ,009 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,003 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Soal4 Pearson Correlation ,108 ,443 ,179 1 ,841** ,520* ,374 ,695** ,443 ,099 ,375 ,676** ,287 ,230 ,108 ,579** ,035 ,196 ,155 ,096 ,481*
Sig. (2-tailed) ,652 ,050 ,449 ,000 ,019 ,104 ,001 ,050 ,679 ,103 ,001 ,220 ,328 ,652 ,008 ,884 ,408 ,514 ,689 ,032
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Soal5 Pearson Correlation ,227 ,563** ,227 ,841** 1 ,535* ,388 ,856** ,662** ,320 ,431 ,689** ,201 ,320 ,227 ,716** ,255 ,266 ,207 ,124 ,584**
Sig. (2-tailed) ,337 ,010 ,337 ,000 ,015 ,091 ,000 ,001 ,169 ,058 ,001 ,395 ,169 ,337 ,000 ,278 ,256 ,381 ,603 ,007
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Soal6 Pearson Correlation ,665** ,865** ,665** ,520* ,535* 1 ,787** ,712** ,423 ,537* ,843** ,817** ,514* ,720** ,665** ,807** ,570** ,869** ,481* ,514* ,909**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,001 ,019 ,015 ,000 ,000 ,063 ,015 ,000 ,000 ,020 ,000 ,001 ,000 ,009 ,000 ,032 ,020 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Soal7 Pearson Correlation ,583** ,736** ,630** ,374 ,388 ,787** 1 ,574** ,197 ,331 ,656** ,570** ,456* ,651** ,583** ,719** ,442 ,743** ,482* ,415 ,768**
Sig. (2-tailed) ,007 ,000 ,003 ,104 ,091 ,000 ,008 ,405 ,154 ,002 ,009 ,043 ,002 ,007 ,000 ,051 ,000 ,031 ,069 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Soal8 Pearson Correlation ,341 ,809** ,341 ,695** ,856** ,712** ,574** 1 ,473* ,536* ,546* ,764** ,342 ,417 ,341 ,754** ,316 ,458* ,224 ,188 ,702**
Sig. (2-tailed) ,141 ,000 ,141 ,001 ,000 ,000 ,008 ,035 ,015 ,013 ,000 ,140 ,068 ,141 ,000 ,175 ,042 ,342 ,427 ,001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Soal9 Pearson Correlation ,366 ,258 ,248 ,443 ,662** ,423 ,197 ,473* 1 ,271 ,583** ,403 -,147 ,379 ,366 ,623** ,403 ,361 ,217 ,325 ,512*
Sig. (2-tailed) ,113 ,272 ,292 ,050 ,001 ,063 ,405 ,035 ,248 ,007 ,078 ,537 ,099 ,113 ,003 ,078 ,118 ,358 ,162 ,021
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Soal10 Pearson Correlation ,721** ,656** ,660** ,099 ,320 ,537* ,331 ,536* ,271 1 ,540* ,510* ,286 ,465* ,721** ,608** ,703** ,620** ,464* ,395 ,696**
Sig. (2-tailed) ,000 ,002 ,002 ,679 ,169 ,015 ,154 ,015 ,248 ,014 ,022 ,221 ,039 ,000 ,004 ,001 ,004 ,039 ,085 ,001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Soal11 Pearson Correlation ,741** ,722** ,741** ,375 ,431 ,843** ,656** ,546* ,583** ,540* 1 ,739** ,347 ,686** ,741** ,713** ,635** ,829** ,536* ,686** ,883**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,103 ,058 ,000 ,002 ,013 ,007 ,014 ,000 ,134 ,001 ,000 ,000 ,003 ,000 ,015 ,001 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Soal12 Pearson Correlation ,591** ,830** ,591** ,676** ,689** ,817** ,570** ,764** ,403 ,510* ,739** 1 ,552* ,592** ,591** ,691** ,541* ,691** ,402 ,445* ,846**
Sig. (2-tailed) ,006 ,000 ,006 ,001 ,001 ,000 ,009 ,000 ,078 ,022 ,000 ,012 ,006 ,006 ,001 ,014 ,001 ,079 ,049 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Soal13 Pearson Correlation ,324 ,584** ,383 ,287 ,201 ,514* ,456* ,342 -,147 ,286 ,347 ,552* 1 ,695** ,324 ,388 ,188 ,412 ,154 ,367 ,525*
Sig. (2-tailed) ,164 ,007 ,095 ,220 ,395 ,020 ,043 ,140 ,537 ,221 ,134 ,012 ,001 ,164 ,091 ,427 ,071 ,517 ,112 ,017
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Soal14 Pearson Correlation ,629** ,627** ,568** ,230 ,320 ,720** ,651** ,417 ,379 ,465* ,686** ,592** ,695** 1 ,629** ,653** ,493* ,720** ,332 ,477* ,768**
Sig. (2-tailed) ,003 ,003 ,009 ,328 ,169 ,000 ,002 ,068 ,099 ,039 ,001 ,006 ,001 ,003 ,002 ,027 ,000 ,153 ,033 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Soal15 Pearson Correlation 1,000* ,563** ,933** ,108 ,227 ,665** ,583** ,341 ,366 ,721** ,741** ,591** ,324 ,629** 1 ,682** ,896** ,865** ,752** ,621** ,850**
*
Sig. (2-tailed) ,000 ,010 ,000 ,652 ,337 ,001 ,007 ,141 ,113 ,000 ,000 ,006 ,164 ,003 ,001 ,000 ,000 ,000 ,003 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Soal16 Pearson Correlation ,682** ,732** ,682** ,579** ,716** ,807** ,719** ,754** ,623** ,608** ,713** ,691** ,388 ,653** ,682** 1 ,645** ,733** ,573** ,475* ,893**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,001 ,008 ,000 ,000 ,000 ,000 ,003 ,004 ,000 ,001 ,091 ,002 ,001 ,002 ,000 ,008 ,034 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Soal17 Pearson Correlation ,896** ,511* ,831** ,035 ,255 ,570** ,442 ,316 ,403 ,703** ,635** ,541* ,188 ,493* ,896** ,645** 1 ,800** ,634** ,651** ,769**
Sig. (2-tailed) ,000 ,021 ,000 ,884 ,278 ,009 ,051 ,175 ,078 ,001 ,003 ,014 ,427 ,027 ,000 ,002 ,000 ,003 ,002 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Soal18 Pearson Correlation ,865** ,732** ,865** ,196 ,266 ,869** ,743** ,458* ,361 ,620** ,829** ,691** ,412 ,720** ,865** ,733** ,800** 1 ,647** ,606** ,899**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,408 ,256 ,000 ,000 ,042 ,118 ,004 ,000 ,001 ,071 ,000 ,000 ,000 ,000 ,002 ,005 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Soal19 Pearson Correlation ,752** ,357 ,824** ,155 ,207 ,481* ,482* ,224 ,217 ,464* ,536* ,402 ,154 ,332 ,752** ,573** ,634** ,647** 1 ,411 ,641**
Sig. (2-tailed) ,000 ,122 ,000 ,514 ,381 ,032 ,031 ,342 ,358 ,039 ,015 ,079 ,517 ,153 ,000 ,008 ,003 ,002 ,072 ,002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Soal20 Pearson Correlation ,621** ,415 ,621** ,096 ,124 ,514* ,415 ,188 ,325 ,395 ,686** ,445* ,367 ,477* ,621** ,475* ,651** ,606** ,411 1 ,646**
Sig. (2-tailed) ,003 ,069 ,003 ,689 ,603 ,020 ,069 ,427 ,162 ,085 ,001 ,049 ,112 ,033 ,003 ,034 ,002 ,005 ,072 ,002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
TOTAL Pearson Correlation ,850** ,842** ,842** ,481* ,584** ,909** ,768** ,702** ,512* ,696** ,883** ,846** ,525* ,768** ,850** ,893** ,769** ,899** ,641** ,646** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,032 ,007 ,000 ,000 ,001 ,021 ,001 ,000 ,000 ,017 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,002 ,002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Master Tabel