You are on page 1of 61

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI

BAYI USIA 7 BULAN DI WILAYAH KELURAHAN KARANGWARU


TEGALREJO YOGYAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan
STIKES A. Yani Yogyakarta

Disusun Oleh:

YANTI
NIM 1308272

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL AHMAD YANI


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
YOGYAKARTA
2011
ABSTRACT
KERNEL RELATION OF GIFT ASI EKSLUSIF WITH THE STATUS OF GIZI
BABY AGE 7 MONTH; MOON IN REGIO CHIEF OF VILLAGE
KARANGWARU TEGALREJO YOGYAKARTA

Yanti1, Endang Rostiati2, Retno Purwanti3

Background: full uncommitted Gift ASI in Indonesia strive to improve the


behavior suckle mother owning baby specially ASI ekslusif still be felt less.
According to Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Year 1997
coverage of ASI ekslusif still 52%, gift ASI one clock of pasca copy 8%, first day
gift 52,7%, lowering of gift of ASI ekslusif become the its low cause status gizi of
baby and balita.
Target: this research aim to to know the relation of gift ASI ekslusif with the
status of gizi of age baby 7 month;moon in Region of Chief Of Village of
Karangwaru Tegalrejo Yogyakarta
Research Method: Using Analytic method survey with the approach of time
Retrospektif. Population And this sampel research and is entire all age baby 7
month; moon residing in Region of Chief Of Village of Karangwaru Tegalrejo
Yogyakarta that is as much 30 baby. By using method of technique of purposive
sampling. Statistic test used is chi square.
Result of: this research result that is there is relation of gift of ASI ekslusif with
the status gizi of age baby 7 month;moon. Because value χ 2 hitung > χ 2 tabel (5,568
> 3,841) hence Ho refused and is ha accepted. This matter is strenghtened with the
value signifikans 0,018 (< 0,05).
Conclusion: pursuant to research result there is relation of ASI ekslusif with the
status of gizi of age baby 7 month;moon, so that writer can give the suggestion to
mother expected by so that can add the information of about ASI eksklusif
specially about benefit and gizi which is consisted in in it so that baby which have
age to less than 6 month;moon can obtain; get the ASI ekslusif maximally.

Keywords: Gift ASI eksklusif, Status of gizi.


1
Student of Diploma of Midwifery Study Programme Ahmad Yani Yogyakarta,
School of Health Sciences
2
Lecturer of Ahmad Yani Yogyakarta, School of Health Sciences
3
Midwives Community Health Center Kretek

iv
INTISARI
HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI BAYI
USIA 7 BULAN DI WILAYAH KELURAHAN KARANGWARU
TEGALREJO YOGYAKARTA

Yanti1, Endang Rostiati2, Retno Purwanti3

Latar belakang: Pemberian ASI di Indonesia belum dilaksanakan sepenuhnya


upaya meningkatkan perilaku menyusui pada ibu yang memiliki bayi khususnya
ASI Ekslusif masih dirasa kurang. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 1997 cakupan ASI Ekslusif masih 52%, pemberian ASI
satu jam pasca persalinan 8%, pemberian hari pertama 52,7%, rendahnya
pemberian ASI eksklusif menjadi pemicu rendahnya status gizi bayi dan balita.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian ASI
eksklusif dengan status gizi bayi usia 7 bulan di Wilayah Kelurahan Karangwaru
Tegalrejo Yogyakarta.
Metode Penelitian: menggunakan metode Survey Analitik dengan pendekatan
waktu Retrospektif. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh bayi
usia 7 bulan yang bertempat tinggal di Wilayah Kelurahan Karangwaru Tegalrejo
Yogyakarta yaitu sebanyak 30 bayi. Dengan menggunakan metode Teknik
purposive sampling. Uji statistik yang digunakan adalah chi square.
Hasil: Hasil penelitian ini yaitu ada hubungan pemberian ASI eksklusif dengan
status gizi bayi usia 7 bulan. Karena nilai hitung > tabel (5,568 > 3,841) maka
Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini juga diperkuat dengan nilai signifikans 0,018
(< 0,05).
Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian ada hubungan pemberian ASI
eksklusif dengan status gizi bayi usia 7 bulan, sehingga penulis dapat memberikan
saran kepada ibu-ibu diharapkan agar dapat menambah informasi tentang ASI
eksklusif khususnya tentang manfaat dan gizi yang terkandung didalamnya
sehingga bayi yang berusia kurang dari 6 bulan dapat memperoleh ASI eksklusif
secara maksimal.

Kata kunci: pemberian ASI eksklusif, status gizi.


1
Mahasiswa D-III Kebidanan Stikes A.Yani Yogyakarta
2
Pembimbing I Dosen STIKES A.Yani Yogyakarta
3
Pembimbing II Bidan Puskesmas Kretek

v
SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,

dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat Karya Tulis Ilmiah yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diajukan dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, Agustus 2011

Yanti

vi
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
tulis ini dengan judul : “Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Status Gizi
Bayi Usia 7 Bulan di Wilayah Kelurahan Karangwaru Tegalrejo Yogyakarta
Tahun 2011“. tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini untuk memenuhi syarat
mendapatkan Gelar Ahli Madya Kebidanan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta.
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Dr. I. Edy Purwoko, Sp.B Selaku Ketua STIKES Jenderal Ahmad Yani
Yogyakarta.
2. Tri Sunarsih, S.ST. selaku ketua Prodi Kebidanan yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menyusun karya tulis ilmiah ini.
3. Endang Rostiati SST, M. Kes selaku Pembimbing Utama dalam Penyusunan
karya tulis ini yang telah membimbing, mengarahkan, dan memberi masukan-
masukan kepada penulis dengan baik.
4. Retno Purwanti, SST selaku Pembimbing Pendamping dalam penyusunan karya
tulis ini yang telah membimbing penulis dengan baik
5. Ketua Kader Posyandu di Wilayah Kelurahan Karangwaru Tegalrejo Yogyakarta
yang telah memberikan lahan dan membimbing penulis selama penelitian.
6. Teristimewa untuk kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moril dan
materil demi terselesainya karya tulis ini.
7. Teman-teman seperjuangan dan semua pihak yang telah membantu dan memberi
semangat kepada penulis sehingga terciptanya karya tulis ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun
dari pembaca untuk kesempurnaan karya tulis ini.

Yogyakarta, 2011

Yanti

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .. ....................................................................... iii
ABSTRACT ..................................................................................................... iv
INTISARI......................................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL . .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6
E. Keaslian Penelitian ............................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 11
A. Landasan Teoritis ................................................................................. 11
B. Kerangka Teori..................................................................................... 21
C. Kerangka Konsep ................................................................................. 22
D. Hipotesis .............................................................................................. 23
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 24
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 24
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 24
C. Variabel Penelitian ............................................................................... 24
D. Definisi Operasional............................................................................. 26
E. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampel ................................................. 27
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ................................................... 28
G. Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................................ 30
H. Jalannya Penelitian............................................................................... 31
I. Etika Penelitian .................................................................................... 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 34
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 34
B. Pembahasan ......................................................................................... 40
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 47
A. Kesimpulan .......................................................................................... 47
B. Saran .................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Keaslian Penelitian .............................................................................. 8


Tabel 2.1. Klasifikasi status gizi ........................................................................... 18
Tabel 3.1. Definisi Operasional ............................................................................ 26
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan Paritas ........ 35
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan pendidikan.. 35
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan pekerjaan .... 36
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan penghasilan 36
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi pemberian ASI eksklusif ................................... 37
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi status gizi bayi usia 7 bulan ................................. 38
Tabel 4.7 Distribusi frekuensi Hubungan pemberian ASI eksklusif dengan status
gizi bayi 7 bulan ............................................................................... 38
Tabel 4.8 Koefisiensi Korelasi chi square ............................................................ 39

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka teori ............................................................................. 21


Gambar 2.2 Kerangka konsep .......................................................................... 22
Gambar 3.1 Hubungan antar variabel .............................................................. 25

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pengantar kuesioner


Lampiran 2. Surat Pernyataan Bersedia Menjadi Responden
Lampiran 3. Lembar kuesioner
Lampiran 4. Jawaban kuesioner
Lampiran 5. Tabel NCHS
Lampiran 6. Time Schedule
Lampiran 7. Surat Izin penelitian
Lampiran 8. Kegiatan bimbingan KTI
Lampiran 9. Data Statistik

xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor utama yang

diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Untuk mencapai

SDM yang berkualitas, faktor gizi memegang peranan penting. Gizi yang

baik akan menghasilkan SDM yang berkualitas yaitu sehat, cerdas dan

memiliki fisik yang tangguh serta produktif (Depkes RI, 2005 : 3).

Dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal untuk

meningkatkan mutu kehidupan bangsa, keadaan gizi yang baik merupakan

salah satu unsur penting. Kekurangan gizi, terutama pada anak-anak akan

menghambat proses tumbuh kembang anak. Pertumbuhan dan perkembangan

bayi dan balita sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh,

termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI tersebut.

ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan usia

sekitar enam bulan. Pemberian ASI tanpa pemberian makanan lain selama

enam bulan tersebut dengan menyusui secara eksklusif ( Siregar, A : 2004 ).

Dari berbagai studi dan pengamatan menunjukkan bahwa dewasa ini

terdapat kecenderungan penurunan penggunaan ASI dan mempergunakan

pemberian ASI dengan susu fomula di masyarakat. Dengan kenaikan tingkat

partisipasi wanita dalam angkatan kerja dan peningkatan sarana komunikasi

dan transportasi yang memudahkan periklanan susu buatan serta luasnya

distribusi susu buatan terdapat kecenderungan menurunnya kesediaan ibu

1
2

untuk menyusui bayinya maupun lamanya menyusui baik di pedesaan dan di

perkotaan. Menurunnya jumlah ibu yang menyusui sendiri bayinya pada

mulanya terdapat pada kelompok ibu di kota-kota terutama pada keluarga

berpenghasilan cukup yang kemudian menjalar sampai ke desa-desa.

Meskipun menyadari pentingnya pemberian ASI tetapi budaya modern dan

kekuatan ekonomi yang semakin meningkat telah mendesak para ibu untuk

segera menyapih anaknya dan memilih air susu buatan sebagai jalan

keluarnya. Meningkatnya lama pemberian ASI dan semakin meningkatnya

pemberian susu botol menyebabkan kerawanan gizi pada bayi dan balita.

Status gizi yang baik mempunyai pengaruh yang sangat besar dan

sangat menentukan kepribadiannya kelak karena masa balita merupakan saat

pembentukan dasar pertumbuhan dan perkembangan anak. Ini berarti

keluarga memegang peranan penting dan sangat menentukan kepribadian

anak dikemudian hari. Anak yang diasuh dengan status gizi yang baik dalam

keluarga maka pertumbuhan dan perkembangan anak tidak terlambat (Dinkes

RI, 2003).

Masyarakat seharusnya berupaya memberikan gizi yang seimbang

untuk pertumbuhan dan perkembangan balita sehingga kejadian gizi buruk

pada balita dapat ditekan. Secara langsung status gizi dipengaruhi oleh asupan

gizi dan penyakit infeksi yang mungkin diderita anak. Kedua penyebab

langsung ini sangat terkait dengan pola asuh anak diberikan oleh

ibu/pengasuh. Dan penyebab tidak langsung adalah ketahanan pangan di

keluarga, pola pengasuhan anak serta pelayanan kesehatan dan kesehatan


3

lingkungan. Ketiga faktor ini saling berkaitan dengan pendidikan,

pengetahuan dan keterampilan keluarga (Dinkes Sumatera Utara, 2006).

Penyebab dari tingginya prevalensi gizi kurang secara langsung adalah

adanya asupan gizi yang tidak sesuai antara yang dikonsumsi dengan

kebutuhan tubuh serta adanya penyakit infeksi. Asupan gizi secara tidak

langsung dipengaruhi oleh pola pengasuhan terhadap anak yang diberikan

oleh ibu, dimana pola pengasuhan ini mencangkup bagaimana cara ibu

memberikan makan, bagaimana ibu merawat, memelihara kesehatan dan

hygiene anak dan ibu serta bagaimana ibu memberikan kasih sayang pada

anaknya.

Menurut laporan tahun 2000 World Health Organization (WHO),

kurang lebih 1,5 juta balita meninggal karena pemberian makanan yang tidak

benar. Kurang dari 15% bayi diseluruh dunia diberi ASI eksklusif selama 6

bulan dan seringkali pemberian makanan pendamping ASI tidak sesuai dan

tidak aman. Hampir 90% kematian anak balita terjadi di Negara berkembang

(Setyaningsih 2009: 1).

Pemberian ASI di Indonesia belum dilaksanakan sepenuhnya upaya

meningkatkan perilaku menyusui pada ibu yang memiliki bayi khususnya

ASI Ekslusif masih dirasa kurang. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan

Indonesia (SDKI) tahun 1997 cakupan ASI Ekslusif masih 52%, pemberian

ASI satu jam pasca persalinan 8%, pemberian hari pertama 52,7%, rendahnya

pemberian ASI eksklusif menjadi pemicu rendahnya status gizi bayi dan

balita.
4

Survei yang dilaksanakan pada tahun 2002 oleh Mutritio dan Health

Surveinance System (HSS) kerjasama dengan Balitbangkes dan Helen Kaller

internasional di 4 perkotaan (Jakarta, Surabaya, Semarang, Makasar) dan 8

pedesaan (Sumbar, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,

Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa cakupan ASI

ekslusif 4 – 5 bulan di perkotaan antara 4% - 12 %, sedangkan di pedesaan 4-

25%, Pencapaian ASI Ekslusif 5—6 bulan di perkotaan berkisar antara 1% -

10%, sedangkan di pedesaan 2% - 3% (Depkes RI, Widowati 2009: 3).

Air susu ibu mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok, antara

lain zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan,

hormon, enzim, zat kekebalan dan sel darah putih. Semua zat ini terdapat

secara proporsional dan seimbang satu dengan yang lainnya. Praktek

pemberian ASI di Indonesia masih buruk, hal ini disebabkan karena

masyarakat sering beranggapan bahwa menyusui hanya urusan ibu dan

bayinya. Seorang ibu menyusui selalu dianjurkan untuk tidak hidup stress,

karena stress dapat mempengaruhi produksi ASI, sehingga hormon oksitosin

tidak dapat secara optimal mengeluarkan ASI (Roesli, 2008: 24).

Pemberian ASI eksklusif yang rendah menjadi salah satu pemicu

rendahnya status gizi bayi dan balita. Hasil yang diperoleh berdasarkan data

dari profil Kabupaten/Kota di Jawa Tengah tahun 2005 ini rata-rata adalah

27,49 %. Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui meliputi: Sarana

Pelayanan Kesehatan mempunyai Kebijakan Peningkatan Pemberian Air

Susu Ibu (PP-ASI) tertulis; melakukan pelatihan bagi petugas; menjelaskan


5

kepada semua ibu hamil tentang manfaat menyusui; membantu ibu mulai

menyusui bayinya dalam 30 menit setelah melahirkan; membantu ibu

bagaimana cara menyusui yang benar; tidak memberikan makanan atau

minuman apapun selain ASI; melaksanakan rawat gabung; membantu ibu

menyusui semau bayi; tidak memberikan dot atau kempeng; mengupayakan

terbentuknya kelompok pendukung ASI (Purnamasari 2009: 3).

Berdasarkan Pemantauan Status Gizi balita 2009 di Yogyakarta ada

198 anak balita gizi buruk atau 1,04%, 18.829 anak gizi kurang atau 9,61%,

16.385 anak gizi baik atau 86,11%, dan 626 anak balita dengan gizi lebih atau

3,29%. Ada delapan anak balita yang kini dirawat di rumah pemulihan gizi.

Selama Februari 2010 ditemukan anak balita gizi kurang sebanyak 88 anak

dan 16 anak balita gizi buruk. Sementara itu, persentase anak balita penderita

gizi buruk tiap kabupaten/kota di DIY tercatat di Kota Yogyakarta mencapai

0,98 %, Kabupaten Gunung Kidul 0,99 %, Bantul 0,74 %, Kulonprogo 1%

serta Kabupaten Sleman 0,56 % (BKKBN, 2010).

Cakupan ASI eksklusif di Wilayah Kecamatan Tegalrejo tahun 2009

ada 338 bayi usia 6 bulan dan yang ASI eksklusif 108 bayi dengan presentase

31.95%. Sedangkan pada tahun 2010 jumlah bayi usia 6 bulan 411 bayi dan

yang ASI eksklusif 144 bayi dengan presentase 35.04% mengalami kenaikan

3.09%.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Wilayah Kelurahan

Karangwaru Tegalrejo Yogyakarta di laporkan pada bulan Januari-Maret

2011 bahwa jumlah bayi usia 7 bulan sebanyak 95 bayi. Dari hasil
6

penimbangan dapat diketahui bahwa status gizi bayi, gizi baik sebanyak 88

bayi, gizi kurang sebanyak 5 bayi dan gizi buruk sebanyak 2 bayi.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat di rumuskan sebagai

berikut: “Adakah hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status

gizi bayi usia 7 bulan di Wilayah Kelurahan Karangwaru Tegalrejo

Yogyakarta tahun 2011?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dengan status gizi bayi

usia 7 bulan di Wilayah Kelurahan Karangwaru Tegalrejo Yogyakarta

Tahun 2011.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pemberian ASI oleh ibu secara eksklusif pada bayi

usia 7 bulan di Wilayah Kelurahan Karangwaru Tegalrejo Yogyakarta

Tahun 2011.

b. Untuk mengetahui status gizi bayi usia 7 bulan di Wilayah Kelurahan

Karangwaru Tegalrejo Yogyakarta Tahun 2011.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukkan dan bahan wawasan untuk

menambah pengetahuan dalam ilmu kebidanan terutama yang

berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif.


7

2. Manfaat Praktis

a. Bagi ibu balita

Memberikan informasi kepada ibu bahwa pentingnya pemberian ASI

eksklusif dalam peningkatan gizi balita.

b. Tenaga kesehatan

1). Puskesmas

Dapat dijadikan bahan pertimbangan agar puskesmas lebih

meningkatkan kinerja kerja dan selalu memantau keadaan

masyarakat sehingga harus melakukan kunjungan ke rumah

masyarakat.

2). Bidan

Agar bidan dapat lebih aktif dalam memberikan penyuluhan

atau petunjuk kepada ibu hamil, ibu baru melahirkan dan ibu

menyusui tentang ASI dan menyusui.

3). Kader Posyandu

Memotivasi kader psoyandu agar tetap malaksanakan tugas dan

selalu membantu tugas bidan atau tenaga kerja lainnya.

c. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar bagi peneliti

selanjutnya mengenai hubungan pemberian ASI eksklusif dengan

status gizi anak.


8

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1
Keaslian Penelitian

Perbedaan
Proses
Metode Populasi dan Uji dengan
No Nama Tahun Judul pengumpulan Hasil Persamaan
penelitian sampel statistik peneliti
data
sekarang
1. Kengne 2004 Faktor-Faktor Observasional Populasinya Dilakukan Tes Ada hubungan Variable Judul, uji
Nouemsi yang dengan semua ibu- bulan Maret- ANOVA secara signifikan terikat, statistik,
Anne Berhubungan pendekatan ibu yang Mei 2004, Pemberian asi pengumpulan waktu,
Pascale dengan Cross mempunyai dengan cara dengan status data variable tempat,
Pemberian sectional bayi umur memberikan pekerjaan ibu dan terikat populasi dan
Asi seperti 0—12 bulan kuesioner dan tingtkat sampel
Status Gizi sebanyak Penimbangan pendidikan
Bayi Usia 171 bayi. BB (P<0.01),
0—12 Bulan sedangkan
di Yaounde, pemberian makan
Kamerun yang dipilih
Tahun 2004 diasosiasikan
dengan
pengetahuan ibu
tentang nutrisi
(P<0.01).
9

2. Meity 2009 Hubungan Survey Populasinya Dilakukan Chi Ada hubungan Variable Waktu,
Eka antara korelasional semua ibu- bulan juli- Square antara pemberian bebas, tempat,
Purnama pemberian dengan ibu yang Agustus 2009, ASI eksklusif analisa data populasi
sari ASI eksklusif pendekatan mempunyai dengan cara dengan status gizi dan sampel
dengan status Cross bayi umur memberikan bayi umur 7—12
gizi pada bayi sectional 7—12 bulan kuesioner dan bulan di desa
umur 7—12 di desa Tegal penimbangan Tegal Arum
bulan di desa Arum.berjum BB kemudian
Tegal Arum lah 40 ditulis dalam
Borobudur orang.sampel KMS
Magelang nya adalah
Tahun 2009 30 responden

3. Lisna 2009 Hubungan Observasional Populasinya Dilakukan Chi Ada hubungan Variable Waktu,
Ariyani antara dengan semua ibu- bulan Juli Square bermakna antara bebas, tempat,
Setyanin pemberian pendekatan ibu yang 2009 dengan pemberian ASI pengumpulan populasi,
gsih ASI eksklusif Retrospektif mempunyai menggunakan eksklusif dengan data variabel
dengan bayi umur angket dan kenaikan BB di terikat.
kenaikan 0—6 yang penimbangan BPS Enik Tegal analisis data.
berat badan mengunjungi BB Randu Srumbung
bayi usia 0— BPS Enik Kabupaten
6 bulan di Tegal Randu Magelang
BPS Enik berjumlah 30
Tegal Randu orang.
Srumbung sampelnya
Kabupaten adalah 30
Magelang responden.
10

tahun 2009 Teknik Total


Sampling

4. Amalia 2009 Hubungan Studi Populasinya Dilakukan Chi Ada hubungan Analisa data Waktu,
Puspita pemberian Komparasi semua ibu- bulan Square yang signifikan tempat,
ASI eksklusif dengan ibu yang November antara pemberian populasi,
dan non pendekatan mempunyai 2009 dengan ASI eksklusif dan analisis
eksklusif Cross bayi yang menggunakan non eksklusif data
dengan sectional berada di kuesioner dengan kejadian
kejadian wilayah ISPA pada bayi
ISPA pada Puskesmas di wilayah
bayi di Temon II Puskesmas
wilayah Kulonprogo Temon II
Puskesmas berjumlah 50 Kulonprogo
Temon II orang. Yogyakarta
Kulonprogo sampelnya
Yogyakarta adalah 50
Tahun 2009 responden.
Teknik Total
Sampling
34

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2011 di Wilayah Kelurahan

Karangwaru Tegalrejo yang terletak di kota Yogyakarta dengan batas – batas

wilayah sebagai berikut :

a. Utara : Jalan Gotong Royong

b. Barat : Jalan Magelang

c. Timur : Jalan A.M. Sangaji

d. Selatan : Jalan Bangirejo

Kelurahan Karangwaru memiliki 14 RW dan masing-masing RW

memiliki 1 posyandu, jumlah posyandu di Kelurahan Karangwaru yaitu 14

posyandu. Kegiatan posyandu dilakukan tiap bulan dimasing-masing

posyandu pada jam 4 sore, sedangkan tanggal dan harinya sesuai dengan

jadwal penimbangan.

Diantara kegiatan posyandu yaitu penimbangan berat badan,

pengukuran tinggi badan, pembagian makanan tambahan, penyuluhan ASI

eksklusif, gizi bayi dan balita, pelayanan tenaga propesional meliputi

pelayanan KIA, KB, imunisasi dan pengobatan, serta pelayanan disesuaikan

dengan kebutuhan setempat. Saat ibu bayi datang langsung kemeja

pendaftaran, setelah terdaftar maka bayi langsung ditimbang dan hasil


35

timbangan ditulis dalam KMS, lalu hasilnya diberitahukan pada ibu serta

diberikan penyuluhan kesehatan secara perorangan dan disertai pemberian

makanan tambahan.

2. Gambaran Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi umur 7

bulan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Total responden

dalam penelitian ini adalah 30 responden.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi karakteristik responden berdasarkan Paritas di


Wilayah Kelurahan Karangwaru Tegalrejo Yogyakarta
Paritas Frekuensi %
ke-1 13 43.3%
ke-2 11 36.7%
ke-3 2 6.7%
ke-4 2 6.7%
ke-5 0 .0%
ke-6 2 6.7%
Total 30 100%
Sumber: Data primer

Berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa dari 30 responden didominasi

anak ke-1 sebanyak 13 responden (43,3 %), dan tidak didominasi anak ke-5

yaitu 0 responden (0%).

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi karakteristik responden berdasarkan


Pendidikan ibu di Wilayah Kelurahan Karangwaru Tegalrejo Yogyakarta

Pendidikan ibu Frekuensi %


SD 6 20.0%
SLTP 7 23.3%
SLTA 14 46.7%
PT 3 10.0%
Total 30 100%
Sumber: Data primer
36

Dilihat dari tingkat pendidikan ibu dapat disimpulkan bahwa rata-rata

responden dalam penelitian ini adalah berpendidikan SLTA yaitu sebanyak

14 responden (46,7%).

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi karakteristik responden berdasarkan


Pekerjaan ibu di Wilayah Kelurahan Karangwaru Tegalrejo Yogyakarta

Pekerjaan ibu Frekuensi %


PNS/ABRI 0 .0%
Karyawan Swasta 3 10.0%
Pedagang 11 36.7%
Wiraswasta 0 .0%
Ibu Rumah Tangga 16 53.3%
Total 30 100%
Sumber: Data primer

Dilihat dari pekerjaan responden didominasi sebagai ibu rumah

tangga yaitu sebanyak 16 responden (53,3 %). Sedangkan pekerjaan sebagai

PNS dan Wiraswasta 0 Responden (0%).

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi karakteristik responden berdasarkan


Penghasilan di Wilayah Kelurahan Karangwaru Tegalrejo Yogyakarta
Penghasilan Frekuensi %
< 1 jt 19 63.3%
1jt - 2jt 8 26.7%
> 2jt 3 10.0%
Total 30 100%
Sumber: Data primer

Dilihat dari penghasilan keluarga responden didominasi mempunyai

penghasilan kurang dari 1 juta yaitu sebanyak 19 responden atau (63,3 %).

Sedangkan responden yang mempunyai penghasilan keluarga di atas 2jt

hanya 3 responden (10,0 %).


37

3. Pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 7 bulan di Wilayah Kelurahan

Karangwaru Tegalrejo Yogyakarta

Tabulasi data berdasarkan Pemberian ASI eksklusif di Wilayah

Kelurahan Karangwaru Tegalrejo Yogyakarta dapat dilihat pada table 4.5

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi pemberian ASI eksklusif di Wilayah


Kelurahan Karangwaru Tegalrejo Yogyakarta
No Pemberian ASI Eksklusif Frekuensi %

1 Asi Eksklusif 18 60%

2 Tidak Asi Eksklusif 12 40%

Total 30 100%
Sumber: Data primer

Berdasarkan table 4.5 diketahui bahwa sebagian besar responden yang

memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 18 responden (60%). Sedangkan

responden yang tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 12 responden

(40%).

4. Status gizi bayi usia 7 bulan di Wilayah Kelurahan Karangwaru

Tegalrejo Yogyakarta

Tabulasi data berdasarkan status gizi bayi usia 7 bulan di Wilayah

Kelurahan Karangwaru Tegalrejo Yogyakarta dapat dilihat pada tabel berikut:


38

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi status gizi bayi usia 7 bulan di Wilayah
Kelurahan Karangwaru Tegalrejo Yogyakarta

No Status gizi Frekuensi %

1 Lebih 0 0%
2 Baik 22 73%
3 Kurang 8 27%
4 buruk 0 0%

Total 30 100%

Sumber: Data primer

Berdasarkan Tabel 4.6 sebagian besar responden memiliki bayi yang berstatus

gizi baik yaitu sebanyak 73%. Sedangkan yang berstatus gizi kurang sebanyak

27%, yang berstatus gizi lebih dan gizi buruk tidak ada.

5. Hubungan pemberian ASI eksklusif dengan status gizi bayi usia 7 bulan

di Wilayah Kelurahan Karangwaru Tegalrejo Yogyakarta

Hubungan pemberian ASI eksklusif dengan status gizi bayi usia 7 bulan dapat

dilihat dengan tabulasi silang pada Tabel 4.7

Tabel 4.7 Distribusi frekuensi Hubungan pemberian ASI eksklusif dengan


status gizi bayi 7 bulan di Wilayah Kelurahan Karangwaru Tegalrejo
Yogyakarta
Status Gizi
Lebih Baik Kurang Buruk

Pemberian ASI f % f % f % f %

ASI Eksklusif 0 0% 16 53,3% 2 6,7% 0 0%


Tidak ASI Eksklusif 0 0% 6 20,0% 6 20,0% 0 0%

Total 0 0% 22 73,3% 8 26,7% 0 0%


39

Sumber: Data primer

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa diantara responden yang paling banyak

adalah responden pemberian ASI Eksklusif mempunyai status gizi baik yaitu

sebanyak 16 responden (53,3%) dan juga yang memberikan ASI Eksklusif

tetapi berstatus gizi kurang sebanyak 2 responden (6,7%). Sedangkan yang

tidak memberikan ASI eksklusif dan mempunyai status gizi baik dan kurang

sebanyak 6 responden (20,0%).

Untuk mengetahui hubungan antara pemberian asi eksklusif dengan

status gizi bayi usia 7 bulan dapat diketahui dengan melihat nilai p-value dan

uji Chi-square dengan taraf signifikansi 95 %. Dengan kriteria pengujian Ha

diterima dan Ho ditolak jika p-value < 0,05 atau X2 hitung > X2 tabel

(Arikunto, 2006). Berikut hasil statistik uji Chi-square:

Tabel 4.8 Koefisiensi Korelasi chi square

Hubungan antar variabel X2 hitung df Korelasi Sig.

Pemberian ASI Eksklusif


dengan status gizi bayi usia 5,568 1 0,396 0,018
7 bulan
Sumber : Data primer

Hasil analisis chi square menunjukkan bahwa nilai chi-square (χ2)

sebesar 5,568 dengan derajat kebebasan (df) 1. Untuk menguji hipotesis, nilai

χ2 hitung akan dibandingkan dengan nilai tabel ( dengan χ2 tabel ).

Apabila hitung > tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak. tabel dengan
40

derajat kebebasan (df) 1 dan tingkat signifikansi 5 % didapatkan nilai kritis

3,841.

Karena nilai hitung > tabel (5,568 > 3,841) maka Ho ditolak atau Ha

diterima. Hal ini juga diperkuat dengan nilai signifikans 0,018 (< 0,05).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pemberian ASI

eksklusif dengan status gizi bayi usia 7 bulan di Wilayah Kelurahan

Karangwaru Tegalrejo Yogyakarta tahun 2011.

Untuk mengetahui hubungan (korelasi) antara pemberian ASI eksklusif

dengan status gizi bayi usia 7 dapat dilihat pada output SPSS kolom

contingency coefficient. Berdasarkan perhitungan di atas maka didapatkan

hasil korelasi sebesar 0,396. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi bayi usia 7 bulan

sebesar 0,396 (39,6%). Hal ini juga diperkuat dengan nilai signifikans 0,018

(<0,05).

B. Pembahasan

1. Karakteristik responden

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Wilayah Kelurahan

Karangwaru Tegalrejo Yogyakarta menunjukkan bahwa responden yang

mempunyai anak ke-1 sebanyak 13 responden (43,3%). Hal ini

menunjukan bahwa rata-rata responden memiliki anak yang ideal sesuai


41

dengan program KB, sehingga dapat memberikan kasih sayangnya dapat

terpenuhi salah satunya memberikan ASI.

Hasil penelitian mengenai tingkat pendidikan responden

menunjukkan bahwa rata-rata responden dalam penelitian ini adalah

berpendidikan SLTA sebanyak 14 responden (46,7%). Akan tetapi

pengetahuan ibu tentang penyapihan tidak tergantung pada faktor

pendidikan saja tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain yang lebih

mendukung diantaranya sosial ekonomi, budaya dan dari pengalaman diri

sendiri, selain faktor di atas, pengetahuan juga didukung oleh adanya media

informasi serta peran aktif dari tenaga kesehatan dalam memberikan

stimulus yang berupa informasi-informasi tentang kesehatan. Menurut

Supariasa dkk (2002), salah satu faktor sosial ekonomi yang

mempengaruhi status gizi adalah tingkat pendidikan ibu/bapak. Dengan

pendidikan yang baik maka ibu dapat menerima informasi dari luar

terutama tentang cara pengasuhan bayi yang baik dan cara menjaga

kesehatan bayinya.

Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden adalah

tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga yaitu 16 responden (53,3%).

Hal ini cukup menguntungkan dilihat dari waktu dan perhatian responden

terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayinya. Ibu yang tidak bekerja

akan mempunyai kesempatan waktu luang lebih banyak untuk mengikuti

penyuluhan-penyuluhan yang diadakan oleh PKK atau tenaga kesehatan


42

guna manambah pengetahuan tentang pemberian nutrisi yang tepat bagi

bayinya meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa ibu bekerja juga

bisa melakukannya.

Berdasarkan hasil penelitian penghasilan responden rata-rata kurang

dari 1 juta sebanyak 19 responden (63,3%). Hal ini menggambarkan

ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai menjadi salah satu

penyebab terdapatnya status gizi bayi kurang dan status gizi buruk. Setiap

keluarga diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh

anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup, baik jumlah maupun mutu

gizinya. Rendahnya kualitas konsumsi pangan dipengaruhi oleh kurangnya

akses rumah tangga dan masyarakat terhadap pangan, baik akses pangan

karena masalah ketersediaan maupun tingkat pendapatan yang

mempengaruhi daya beli rumah tangga terhadap pangan (Supariasa, 2002).

2. Pemberian ASI eksklusif

Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden yang memiliki

bayi usia 7 bulan memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 60 % dari

total responden yang mempunyai bayi usia 7 bulan, sedangkan responden

yang tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 40 %.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Wilayah Kelurahan

Karangwaru Tegalrejo Yogyakarta, adapun ibu yang tidak memberikan

ASI eksklusif karena kurangnya atau salah informasi sehingga banyak ibu

yang beranggapan bahwa susu formula itu sama baiknya atau malah lebih
43

baik dari ASI sehingga apabila merasa bahwa ASI kurang maka dengan

cepat menambah susu formula. Masih banyak petugas kesehatan yang tidak

memberikan informasi pada saat kehamilan atau saat ibu dan bayinya

melakukan pemeriksaan, alasan lain dari responden yang tidak memberikan

ASI secara eksklusif dikarenakan air susu yang tidak keluar pada hari-hari

pertama sehingga bayi perlu diberikan makanan tambahan sebelum umur 6

bulan. Selain itu juga, dikarenakan produksi ASI kurang sehingga perlu

ditambah dengan susu botol atau minuman lainnya.

Beberapa penelitian mendukung asumsi bahwa ASI eksklusif dapat

meningkatkan berat badan bayi tanpa menimbulkan pengaruh buruk akibat

kelebihan berat badan dikemudian hari (Owen dkk, 2005).

2. Status Gizi

Berdasarkan hasil tabulasi data di Wilayah Kelurahan Karangwaru

Tegalrejo Yogyakarta, sebagian besar responden memiliki bayi yang berstatus

gizi baik yaitu sebanyak 73 % dari jumlah bayi yang menjadi sampel

penelitian. Sedangkan yang berstatus gizi kurang sebanyak 27 %, yang bergizi

lebih dan gizi buruk tidak ada.

Jumlah bayi usia 7 bulan yang mengalami gizi kurang saat penelitian

yaitu 8 orang, berbeda dengan hasil studi pendahuluan yaitu sebanyak 5

orang. Hal ini dikarenakan masih kurangnya kesadaran ibu tentang manfaat

yang terkandung dalam ASI dan kesibukan ibu yang tidak dapat memberikan

ASI secara eksklusif, padahal kesadaran ibu untuk memberikan ASI secara
44

eksklusif akan membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak

dimasa yang akan datang. Status gizi ini juga tidak semata-mata dipengaruhi

oleh pemberian ASI eksklusif, juga dapat dipengaruhi oleh faktor genetik

yang kemungkinan orang tuanya memiliki riwayat status gizi kurang sehingga

dapat menurun pada bayinya dan juga dipengaruhi oleh faktor psikologi yang

dapat mempengaruhi nafsu menyusu bayi.

Menurut Almatsier (2001), status gizi adalah keadaan tubuh sebagai

akibat konsumsi makanan dan penggunaan dari zat-zat gizi yang diperoleh

oleh tubuh. Status gizi yang optimal apabila tubuh memperoleh cukup zat-zat

gizi yang dapat digunakan secara efisien. Status gizi kurang terjadi bila tubuh

mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi yang essensial.

3. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Status Gizi Bayi Usia 7

Bulan

Hasil penelitian menunjukkan hubungan pemberian ASI eksklusif

dengan status gizi bayi usia 7 bulan di Wilayah Kelurahan Karangwaru

Tegalrejo Yogyakarta bahwa diantara responden yang paling banyak adalah

responden dengan pemberian ASI Eksklusif dan mempunyai status gizi baik

yaitu sebanyak 16 responden (53,3%).

Dari data hasil penelitian, didapatkan nilai signifikan perhitungan yang

diperoleh lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,018, maka Ha menyatakan ada

hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi bayi usia 7

bulan.
45

Bayi yang diberikan ASI eksklusif memiliki proses pertumbuhan yang

baik. Hal ini dapat dijelaskan dengan kandungan gizi ASI eksklusif yang

ideal. Diantaranya imunoglobin (IgA, IgG, IgM, IgD, IgE) lisozim yang

merupakan enzim berfungsi sebagai bakteriostatik terhadap enterobakteria dan

kuman gram negatif dan sebagai pelindung berbagai macam virus, kemudian

Laktoperosidae enzim yang berfungsi membunuh streptokokuse (Hidayat,

2008). Karena tingkat kesadaran ibu tinggi terhadap manfaat yang terkandung

dalam ASI sehingga ibu dapat memberikan ASI secara eksklusif sampai umur

6 bulan tanpa makanan tambahan dan juga terdapat data yang memberikan

ASI Eksklusif tetapi berstatus gizi kurang sebanyak 2 responden (6,7%). Hal

ini dikarenakan dipengaruhi juga oleh faktor lain seperti faktor genetik yaitu

karena kemungkinan dipengaruhi oleh orang tuanya (herediter) yang memiliki

status gizi kurang dan juga dapat dipengaruhi oleh faktor psikologi yang dapat

menurunkan nafsu menyusu bayi tersebut.

Hasil penelitian didapatkan 6 responden (20%) yang tidak ASI eksklusif

dan status gizinya kurang. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan kandungan

gizi yang terdapat pada ASI tidak dapat digantikan dengan kandungan yang

ada pada susu botol. Bayi yang sering terkena penyakit infeksi seperti ISPA

dapat mempengaruhi status gizi bayi, karena penderita ISPA sering

mengalami pilek, panas dan batuk yang berakibat bayi sering muntah dan

tidak mau menyusui atau tidak mau makan. Dengan demikian dapat
46

disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan

status gizi bayi usia 7 bulan.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh

Purnamasari (2009) di desa Tegal Arum Borobudur Magelang yang mengatakan

bahwa ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi

dikarenakan ibu yang mempunyai bayi memiliki kesadaran tinggi akan

pentingnya pemberian ASI secara eksklusif sampai umur 6 bulan tanpa

makanan tambahan lainnya, sehingga bayi mendapatkan gizi yang baik, yang

terkandung dalam ASI tersebut.

C. Keterbatasan

Penulis menemukan keterbatasan dalam penelitian, yaitu keterbatasan

penelitian yang belum mengendalikan dengan sempurna faktor pengganggu yang

mempengaruhi hasil penelitian, dikarenakan keterbatasan jumlah responden dan

juga faktor waktu yang memadai sehingga penelitian berjalan sangat singkat.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diambil kesimpulan sebagai

berikut :

1. Pemberikan ASI eksklusif sebanyak 60 % dari total responden yang

mempunyai bayi usia 7 bulan, sedangkan responden yang tidak

memberikan ASI Eksklusif sebanyak 40 %.

2. Bayi yang diberikan ASI eksklusif cenderung mendapatkan status gizi

yang baik dari pada bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif.

3. Ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi bayi

usia 7 bulan di Wilayah Kelurahan Karangwaru Tegalrejo Yogyakarta

yang dibuktikan dengan rumus uji chi square

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti dapat memberikan

saran kepada :

1. Ibu dari bayi

Agar lebih menggali atau menambah lagi informasi tentang

pentingnya pemberian ASI secara eksklusif sehingga bayi yang

berumur kurang dari enam bulan mendapatkan manfaat gizi yang

terkandung didalam ASI.

47
48

2. Tenaga kesehatan

a. Puskesmas

Lebih meningkatkan kinerja kerja dan selalu memantau keadaan

masyarakat sehingga harus melakukan kunjungan ke rumah

masyarakat.

b. Bidan

Perlu ditingkatkan lagi peran sebagai tenaga kesehatan untuk

memberikan penyuluhan atau petunjuk kepada ibu hamil, ibu baru

melahirkan dan ibu menyusui tentang ASI dan menyusui.

c. Kader Posyandu

Lebih aktif lagi berperan dalam posyandu sehingga dapat

membantu tugas tenaga kesehatan untuk melakukan penyuluhan.

3. Peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan

lebih menggali informasi dari responden terkait dengan faktor – faktor

selain pemberian ASI eksklusif yang mempengaruhi status gizi

sehingga dapat diketahui pasti faktor lain yang mempengaruhi status

gizi bayi.
49

DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, 2001, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta, Gramedia.
Arikunto, 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta:
Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2005, Pedoman Perbaikan Gizi Anak Sekolah dan
Madrasah Ibtidaiyah, Jakarta, Depkes.
Departemen Kesehatan RI, 2003, Pedoman Umum Gizi Seimbang, Jakarta, Depkes.
Gibney, Michael, 2008, Gizi Kesehatan Masyarakat, Jakarta , EGC.
Hidayat. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Bidan. Jakarta:
EGC.
Kristiyansari, Weni, 2009, ASI, Menyusui & SADARI, Yogyakarta , Nuha Medika.
Notoatmodjo, S. 2002. Metode Penelitian Kesehatan. Penerbit Rineka: Jakarta
Owen, G; martin, RM; Whincup, PH; Smith, GD; Gillman, MW; and Cook, DG,
2005, The effect of breastfeeding on mean body mass index throughout life : a
quantitative review of published and unpublished observational evidence, vol.
307. pp. 1298, IJCN.
Prasetyono, Dwi Sunar, 2009, Buku Pintar ASI Eksklusif, Yogya, DIVA Press.
Purnamasari, M. 2009, Hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi
pada bayi umur 7—12 bulan di desa Tegal Arum Borobudur Magelang, KTI,
STIKES A.Yani Yogyakarta
Roesli, Utami. 2008. Inisiasi Menyusui Dini Plus Asi Eksklusif, Pustaka Bunda:
Jakarta.
Sarwono, 2007, Ilmu Kebidanan, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Setyaningsih, A. 2009, Hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kenaikan
berat badan bayi usia 0—6 bulan di BPS Enik Tegal Randu Srumbung
Kabupaten Magelang, KTI, STIKES A.Yani Yogyakarta
Siregar, A. 2004, Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya, Bagian Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat USU,
http://library.usu.ac.id/fkm-arifinsiregar.pdf , diakses tanggal 10 Februari 2011.
50

Soenardi, Tuti, 2000, Makanan Untuk Tumbuh Kembang Bayi, Jakarta , PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono, 2007, Statistika Untuk Penelitian, Bandung , CV. Alfabeta.
Supariasa, Nyoman, dkk, 2001, Penilaian Status Gizi, Jakarta , EGC.
Widowati, O. 2009, Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Pendidikan Ibu dengan
Pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Purwosari Kecamatan Laweyan, KTI,
DIII Gizi UMS.
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran 1

PENGANTAR KUESIONER

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.


Dengan hormat yang bertanda tangan dibawah ini :
NAMA : Yanti
NPM : 1308272
JUDUL : Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Status Gizi
Bayi Usia 7 Bulan.
Sehubungan dengan rencana peneliti untuk melakukan penelitian
tentang “Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Status Gizi Bayi
Usia 7 Bulan di Wilayah Kelurahan Karangwaru Tegalrejo Yogyakarta”,
peneliti mohon dengan hormat kepada saudara agar berkenan menjadi
responden, dengan menjawab pertanyaan sejujur-jujurnya, ikhlas dan tanpa
prasangka. Jawaban yang diberikan untuk kepentingan ilmu pengetahuan.
Peneliti menjamin kerahasiaan jawaban yang Saudara berikan. Apabila
saudara berkenan menjadi responden penelitian ini, maka kami mohon
Saudara berkenan mengisi surat pernyataan menjadi responden.
Atas kesediaan dan kerjasama Saudara, peneliti mengucapkan terima
kasih dan semoga keikhlasan saudara menjadi responden menjadikan amal
baik yang akan mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Waalaikumsalam Wr. Wb

Peneliti

(____yanti______)
Lampiran 2

Surat Pernyataan Bersedia Menjadi Responden (Informed Consent)

Assalamu’alaikum. Wr. Wb
Setelah mendapatkan informasi dan penjelasan dari peneliti, saya yang
bertanda tangan dibawah ini :
NAMA :
UMUR :
PEKERJAAN :
ALAMAT :
Menyatakan bersedia/tidak bersedia berpartisipasi sebagai responden
penelitian yang dilakukan oleh Yanti yang berjudul “Hubungan Pemberian ASI
Eksklusif dengan Status Gizi Bayi Usia 7 Bulan di Wilayah Kelurahan
Karangwaru Tegalrejo Yogyakarta”.
Demikian surat kesediaan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan sebenar-
benarnya, tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Waalaikumsalam. Wr. Wb

Responden
....................., ...-...-2011

(_________________)
Nama jelas

 Coret yang tidak perlu


Lampiran 3

LEMBAR KUESIONER
Petunjuk pengisian lembar kuesioner
a. Isilah identitas ibu secara lengkap
b. Bacalah dengan seksama pertanyaan sebelum ibu menjawab
c. Berilah tanda centang √) ( pada jawaban “Ya” bila ibu setuju dengan
pertanyaan tersebut dan berilah tanda centang (√) pada jawaban “Tidak” pada
pertanyaan tersebut.
I. Identitas Responden
1. Bayi
Nama :
Tempat/ tanggal lahir :
Jenis kelamin :
Anak ke :
Alamat :
2. Ibu Bapak
Nama : Nama :
TTL : TTL :
Agama : Agama :
Pendidikan : Pendidikan :
Penghasilan : Penghasilan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat : Alamat :
II. Karakteristik
1. Apakah bayi lahir cukup bulan?

Ya

Tidak
2. Apakah ibu setiap bulan membawa bayi ke Posyandu?

Ya

Tidak
3. Berapakah berat badan bayi waktu lahir?

<2500 gr

2500-4000 gr

>4000 gr
4. Aapakah bayi memiliki kelainan kongenital (Cacat)?

Ya

Tidak
5. Apakah bayi pernah menderita penyakit kronis?

Ya

Tidak
6. Apakah bayi pada usia 0—6 bulan mendapatkan makanan dan
minuman selain ASI?

Ya

Tidak
7. Apakah bayi pada usia 0—3 bulan pernah mendapatkan minuman
selain ASI (air putih, air gula, susu formula)?

Ya

Tidak
8. Saat bayi baru lahir dan ASI belum keluar, apakah bayi ibu diberi
minum madu, air gula, air putih, susu botol?

Ya

Tidak
Lampiran 4

JAWABAN KUESIONER

1. YA
2. YA
3. B
4. TIDAK
5. TIDAK
6. TIDAK
7. TIDAK
8. TIDAK
Lampiran 6

TIME SCHEDULE PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

No. Jenis kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011
1 Pengajuan judul
2 Penyusunan BAB I
3 Revisi BAB I
4 Penyusunan BAB II
5 Penyusunan BAB III
6 Revisi BAB II, BAB III
7 Seminar proposal
8 Revisi Proposal
9 Pelaksanaan penelitian
10 Penyusunan BAB IV dan V
11 Revisi bab IV dan V
12 Ujian KTI
13 Revisi dan penjilidan KTI
14 Pengumpulan KTI
Page 1

Custom Tables

Count Column N %
anak ke ke-1 13 43.3%
ke-2 11 36.7%
ke-3 2 6.7%
ke-4 2 6.7%
ke-5 0 .0%
ke-6 2 6.7%
pendidikan ibu SD 6 20.0%
SLTP 7 23.3%
SLTA 14 46.7%
PT 3 10.0%
pekerjaan ibu PNS/ABRI 0 .0%
Karyawan Swasta 3 10.0%
Pedagang 11 36.7%
Wiraswasta 0 .0%
Ibu Rumah Tangga 16 53.3%
penghasilan < 1 jt 19 63.3%
1jt - 2jt 8 26.7%
> 2jt 3 10.0%

Frequencies

Statistics

Pemberian ASI Status Gizi

N Valid 30 30

Missing 0 0

Pemberian ASI

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Asi Eksklusif 18 60.0 60.0 60.0
Tidak Asi
12 40.0 40.0 100.0
Eksklusif
Total 30 100.0 100.0
Page 2

Status Gizi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Gizi baik 22 73.3 73.3 73.3
Gizi kurang 8 26.7 26.7 100.0
Total 30 100.0 100.0

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pemberian asi *
30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
Gizi

Pemberian asi * Gizi Crosstabulation

Gizi Total
Gizi baik Gizi kurang Gizi baik
Pemberian asi eksklusif Count 16 2 18
asi % within Gizi 72.7% 25.0% 60.0%
% of Total 53.3% 6.7% 60.0%
tidak asi eksklusif Count 6 6 12
% within Gizi 27.3% 75.0% 40.0%
% of Total 20.0% 20.0% 40.0%
Total Count 22 8 30
% within Gizi 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 73.3% 26.7% 100.0%
Page 3

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 5.568(b) 1 .018
Continuity
3.757 1 .053
Correction(a)
Likelihood Ratio 5.601 1 .018
Fisher's Exact Test .034 .027
Linear-by-Linear
Association 5.383 1 .020
N of Valid Cases 30
a Computed only for a 2x2 table
b 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.20.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.


Nominal by Nominal Contingency Coefficient .396 .018
N of Valid Cases 30
a Not assuming the null hypothesis.
b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

You might also like