You are on page 1of 85

HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN DISMENOREA

PRIMER PADA MAHASISWI KEPERAWATAN DI


UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA

SKRIPSI

Karya ilmiah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
keperawatan (S.Kep) dari Universitas Advent Indonesia

Disusun oleh:
Sabatini Setia Larasati
NIM : 2051033

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA
BANDUNG
2023
HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN DISMENOREA
PRIMER PADA MAHASISWI KEPERAWATAN DI
UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA

SKRIPSI

Karya ilmiah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
keperawatan (S.Kep) dari Universitas Advent Indonesia

Disusun oleh:
Sabatini Setia Larasati
NIM : 2051033

Pembimbing Utama

(Nilawati Soputri, MSN., Ph.D.)

Dekan Fakultas Ketua Prodi

(Samuel M. Simanjuntak, Ph.D) (Gilny Aileen J. Rantung, Ph.D)


HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul:

HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN DISMENOREA


PRIMER PADA MAHASISWI KEPERAWATAN DI
UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA

Disusun oleh:
Sabatini Setia Larasati
NIM : 2051033
Diterima dan disetujui di Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan dan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Advent Indonesia sebagai persyaratan akhir untuk memperoleh
gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Bandung, ……………………………….

(Nilawati Soputri, MSN., Ph.D.)


Pembimbing

(Samuel M. Simanjuntak, PhD) (Gilny Aileen J. Rantung, PhD)


Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
HALAMAN PERNYATAAN NON-PLAGIASI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, telah menyusun suatu karya ilmiah
skripsi dengan judul :

HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN DISMENOREA


PRIMER PADA MAHASISWI KEPERAWATAN DI
UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA

Dengan ini menyatakan bahwa:

Dalam karya ilmiah ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah di
tulis atau dipublikasikan orang lain atau bahkan merupakan plagiasi dari karya
orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan dalam daftar pustaka.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian


hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bandung, 20 November 2023


Pembuat pernyataan,

Sabatini Setia Larasati


NIM : 2051033
ABSTRAK

Kualitas tidur yang buruk dapat memengaruhi kejadian dismenorea atau nyeri
haid, karena tidur yang tidak memadai dapat meningkatkan tingkat stres dan
peningkatan prostadlagtin, yang dapat memperburuk gejala dismenorea. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara kualitas
tidur dan kejadian dismenorea. Metode penelitian yang dilaksanakan
menggunakan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh mahasiswi program studi S1 Keperawatan dan Profesi Ners yang aktif
terdaftar pada tahun ajaran 2023/2024 di Universitas Advent Indonesia. 132
responden yang dipilih menggunakan teknik consecutive sampling. Instrumen
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner Pittsburgh Sleep
Quality Index (PSQI), untuk mengukur kualitas tidur dan untuk mengukur tingkat
dismenorea digunakan Numerical Rating Scale (NRS). Hasil penelitian yang
mengalami kualitas tidur buruk 75,76%, dismenorea berat 55,30%, dismeorea
sedang 18,94% dan dismenorea ringan 25,76%. Hasil uji spearman rank diketahui
adanya hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dan dismenorea dengan
tingkat keeratan sedang 0,475 dan p value 0,000<0,005. Oleh sebab itu dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kualitas tidur dan dismenorea.

Kata kunci: Kualitas Tidur, Dismenorea Primer, Mahasiswi Keperawatan

5
ABSTRACT

Poor sleep quality can affect the incidence of dysmenorrhea or menstrual pain, as
inadequate sleep can increase stress levels and increase prostadlagtin, which can
worsen dysmenorrhea symptoms. The purpose of this study was to determine how
the relationship between sleep quality and the incidence of dysmenorrhea. The
research method used was cross-sectional approach. The population in this study
were all students of the S1 Nursing and Ners Professional study programs who
were actively enrolled in the 2023/2024 academic year at Universitas Advent
Indonesia. 132 respondents were selected using consecutive sampling technique.
The research instrument used in this study was the Pittsburgh Sleep Quality Index
(PSQI) questionnaire, to measure sleep quality and to measure the level of
dysmenorrhea used the Numerical Rating Scale (NRS). The results of the study
were experiencing poor sleep quality 75.76%, severe dysmenorrhea 55.30%,
moderate dysmenorrhea 18.94% and mild dysmenorrhea 25.76%. The results of
the Spearman rank test showed a significant relationship between sleep quality
and dysmenorrhea with a medium level of 0.39 and a p value of 0.000 <0.005.
Therefore it can be concluded that there is a relationship between sleep quality
and dysmenorrhea.

Keyword: Sleep Quality, Primary Dysmenorrhoea, Nursing Student

6
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kepada Allah Yang Maha Esa, atas berkat, rahmat, dan petunjuk-Nya
yang senantiasa membimbing saya dalam penyusunan skripsi dengan judul
“Hubungan Kualitas Tidur Dengan Dismenorea Primer Pada Mahasiswi
Keperawatan Di Universitas Advent Indonesia” hingga selesai. Dalam
penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan dukungan dari banyak pihak. Pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Nilawati Soputri, MSN., Ph.D. selaku dosen pembimbing saya yang telah
memberikan arahan dan wawasan berharga selama proses penyusunan
jurnal ini.
2. Gilny Aileen J. Rantung, PhD sebagai Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Advent Indonesia.
3. Samuel M. Simanjuntak, PhD sebagai dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Advent Indonesia.
4. Yunus Elon, S.Kep., Ns., MSN selaku Wakil Rektor III Bidang
Kemahasiswaan yang sudah memberikan ijin studi pendahuluan di
Universitas Advent Indonesia.
5. Sapti Heru Widiarti, S.Kep., Ners., MPh sebagai Ketua Penguji bersedia
meguji dalam sidang akhir saya.
6. Keluarga ku yang selalu memberikan dukungan dan mendoakan
kelancaran proses penulisan jurnal ini.
7. Sahabat Elisabet dan Ivanna serta Keluarga Besar atas semangat,
dukungan, serta bantuan yang telah diberikan selama penelitian.
8. Teman-teman seperjuangan keperawatan yang sudah bersama-sama
selama tiga dan tiga setengah tahun ini.
9. Seluruh responden yang sudah bersedia dan mau meluangkan waktunya
untuk membantu saya dalam pengumpulan data, sehingga skripsi in dapat
diselesaikan.
10. Dan semua orang yang setia menunggu dan mendoakan kelulusan saya.

7
DAFTAR ISI

ABSTRAK...............................................................................................................5
ABSTRACT...............................................................................................................6
UCAPAN TERIMA KASIH....................................................................................7
DAFTAR ISI............................................................................................................8
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................10
DAFTAR TABEL..................................................................................................11
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................12
1.1 Latar Belakang........................................................................................12
1.2 Identifikasi Masalah................................................................................14
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................14
1.4 Manfaat Penelitian..................................................................................15
1.5 Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah..............................................15
BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN.................................................................16
2.1 Konsep Dismenorea................................................................................16
2.1.1 Definisi Dismenorea.......................................................................16
2.1.2 Klasifikasi Dismenorea...................................................................16
2.1.3 Penyebab Dismenorea.....................................................................17
2.1.4 Patofisiologi....................................................................................18
2.1.5 Faktor-faktor Resiko Dismenorea...................................................18
2.1.6 Derajat Dismenorea.........................................................................21
2.1.7 Dampak Dismenorea.......................................................................22
2.1.8 Penanganan Dismenorea.................................................................22
2.1.9 Upaya Pencegahan..........................................................................23
2.1.10 Dismenorea Remaja Akhir............................................................24
2.1.11 Alat Ukur Dismenorea..................................................................24
2.2 Konsep Tidur..........................................................................................25
2.2.1 Definisi Tidur..................................................................................25
2.2.2 Kualitas Tidur.................................................................................25
2.2.3 Siklus Tidur.....................................................................................27

8
2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tidur.........................29
2.2.5 Gangguan Tidur..............................................................................29
2.2.6 Pengukuran Kualitas Tidur.............................................................30
2.3 Kerangka Teori.......................................................................................30
2.4 Kerangka Pemikiran...............................................................................31
2.5 Hipotesis.................................................................................................31
BAB 3 METODE PENELITIAN...........................................................................32
3.1 Desain Penelitian....................................................................................32
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian..............................................................32
3.2.1 Populasi Penelitian..........................................................................32
3.2.2 Sampel Penelitian............................................................................32
3.3 Definisi Operasional dan Pengukurannya..............................................33
3.4 Instrumen Penelitian...............................................................................37
3.5 Prosedur Pengumpulan Data...................................................................39
3.6 Pengolahan dan Analisis Data................................................................40
3.6.1 Pengolahan Data.............................................................................40
3.6.2 Analisis Data...................................................................................41
3.7 Etika Penelitian.......................................................................................41
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.........................................43
4.1 Hasil Penelitian.......................................................................................43
4.2 Pembahasan............................................................................................46
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................49
5.1 Kesimpulan.............................................................................................49
5.2 Saran.......................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................51

9
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori...................................................................................30


Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran...........................................................................31
Gambar 3.1 Skala Dismenorea...............................................................................39

10
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukurannya..............................................33


Tabel 3.2 Kisi-kisi Pengukuran PSQI....................................................................37
Tabel 4.1 Kualitas Tidur Mahasiswi FIK UNAI....................................................43
Tabel 4.2 Dismenorea Mahasiswi FIK UNAI........................................................45
Tabel 4.3 Spearman’s Rank Correlation Coeficient...............................................46

11
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menstruasi adalah proses fisiologis reproduksi yang umumnya terjadi
sebulan sekali pada wanita usia subur, melibatkan pelepasan jaringan
endometrium. Pengalaman menstruasi berbeda-beda, beberapa wanita tidak
mengalami keluhan, sementara yang lain mengalami dismenorea, dengan gejala
seperti nyeri suprapubik, pinggang, panggul, punggung bawah, otot paha, mual,
muntah, diare, keringat dingin, dan pusing (Mouliza, 2020). WHO
mengungkapkan Kejadian dismenorea primer dialami oleh 50% wanita di dunia.
Dari jumlah tersebut 67-90% terjadi pada wanita berusia 17- 24 tahun (Delistianti,
Irasanti, F.M., Ibnusantosa, & Sukarya, 2019). Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa angka kejadian dismenorea primer di Jawa Barat cukup tinggi, yaitu
sebanyak 54,9%, dengan kategori 24% dismenorea ringan, 28,9% dismenorea
sedang, dan 2% dismenorea berat. Penelitian lain menunjukkan bahwa angka
kejadian dismenorea di Kota Bandung mencapai 54,9% (Kural, Noor, Pandit,
Joshi, & Patil, 2015). Penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2018) menyoroti
bahwa dismenorea tidak hanya memengaruhi individu secara langsung, tetapi juga
memiliki dampak yang meluas pada masyarakat. Ditemukan bahwa kondisi ini
berkontribusi pada tingginya tingkat absensi di sekolah atau perguruan tinggi,
serta mengganggu aktivitas sehari-hari, secara keseluruhan mempengaruhi
kualitas hidup dan kinerja akademik. Hasil penelitian ini memberikan pemahaman
mendalam tentang akibat nyata dari dismenorea, menggarisbawahi perlunya
perhatian serius terhadap manajemen dan penanganan kondisi ini untuk
meningkatkan kesejahteraan individu dan masyarakat (Lestari, Citrawati, &
Hardini, 2018).
Dismenorea dibagi menjadi tiga kategori: ringan, sedang, dan berat. Pada
dismenorea ringan, nyeri hanya terasa pada daerah suprapubik dan tidak
mengganggu aktivitas. Dismenorea sedang melibatkan nyeri di punggung bawah
atau paha dalam dengan gejala lain seperti penurunan konsentrasi dan nafsu

12
makan. Dismenorea berat menyebabkan nyeri di punggung, panggul, dan paha
dalam, disertai gejala serius seperti mual, lemas, diare, sakit kepala, hilangnya
konsentrasi, dan bahkan hilang kesadaran (Wrisnijati, Wiboworini, & Sugiarto,
2019). Selain itu, dismenorea juga menyebabkan gejala seperti perasaan mudah
marah, mual, muntah, peningkatan berat badan, perut kembung, nyeri punggung,
sakit kepala, dan jerawat, biasanya muncul sehari sebelum menstruasi dan
berlangsung hingga 2 hari setelah menstruasi berakhir (Lestari, Citrawati, &
Hardini, 2018).
Dismenorea dapat dipicu oleh berbagai faktor, termasuk faktor psikologis
seperti tingkat stres yang tinggi, serta faktor fisik seperti faktor konstitusi dan
intrinsic uterus. Faktor konstitusi melibatkan perbedaan-perbedaan setiap individu
dalam struktur dan fungsi tubuh yang dapat memengaruhi kecenderungan
seseorang untuk mengalami dismenorea, seperti struktur alami rahim atau cara
tubuh mengolah rasa sakit. Penelitian juga menunjukkan bahwa faktor-faktor
seperti usia menarche di bawah 12 tahun, riwayat keluarga dengan dismenorea,
indeks massa tubuh yang tidak normal, dan kebiasaan seperti paparan asap rokok,
konsumsi kopi berlebih, serta kondisi alexithymia juga dapat berkontribusi pada
kejadian dismenorea (Yuniza, Anandez, & Romadoni, 2020).
Kurang tidur dapat berpengaruh pada dismenorea melalui beberapa
mekanisme. Kurang tidur dapat meningkatkan produksi hormon prostaglandin
yang terlibat dalam siklus menstruasi, sehingga menyebabkan kontraksi rahim
yang lebih kuat dan nyeri menstruasi yang lebih intens. Selain itu, kurang tidur
juga dapat meningkatkan stres dan ketegangan tubuh, yang bisa memperburuk
gejala dismenorea, serta memicu pelepasan hormon kortisol yang memengaruhi
siklus menstruasi. Kurang tidur dapat memicu peradangan dalam tubuh yang
meningkatkan produksi prostaglandin. Penigkatan produksi prostaglandin akan
merangsang kontraksi rahim yang kuat, dan mengganggu sirkulasi darah ke rahim,
yang menyebabkan peningkatan intensitas nyeri menstruasi (He, et al., 2021).
Tidur yang kurang dan berkualitas buruk dapat berdampak negatif pada
kesehatan fisik dan mental. Dampak fisik melibatkan penurunan aktivitas sehari-
hari, kelemahan, penurunan daya tahan tubuh, dan ketidakstabilan tanda vital.

13
Dampak psikologis mencakup depresi, kecemasan, mudah tersinggung, penurunan
selera makan, penurunan berat badan, serta kurangnya konsentrasi yang
mengganggu aktivitas (Yuniza, Anandez, & Romadoni, 2020). Selain itu, kurang
tidur juga meningkatkan risiko kecelakaan, kesalahan medis, obesitas, diabetes,
tekanan darah tinggi, gangguan jantung, stroke, masalah kesehatan mental, serta
risiko berbagai penyakit kronis, termasuk kanker, gangguan ginjal, dan penyakit
paru-paru kronis, bahkan dapat menyebabkan kematian dini (Nina, Kalesaran, &
Langi, 2018).
Penelitian terdahulu yang membahas mengenai hubungan kualitas tidur
dengan dismenorea primer telah dilaksanakan. Penelitian pada tahun 2021 yang
dilaksanakan pada Pondok Pesantren Sabilurrosyad Malang, dengan 75 responden
santriwati, menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas
tidur terhadap dismenorea primer, namun dengan tingkat korelasi yang rendah
(HIkma, Hapsari, & Yunus, 2021). Penelitian yang dilaksanakan di ITEKES Bali
pada tahun 2022, dengan 145 responden mahasiswi keperawatan tingkat IV,
menunjukkan terdapat hubungan antara nyeri haid (dismenorea primer) dengan
kualitas tidur (Artawan, Adianta, & Damayanti, 2022).
Dampak dismenorea sangat besar bagi kehidupan mahasiswi sehingga dapat
mempengaruhi absentisme dan menimbulkan kerugian materi, karena penderita
dismenorea tidak dapat melakukan aktivitas untuk sementara waktu. Berdasarkan
fenomena tersebut maka penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui
bagaimana hubungan antara kualitas tidur dan kejadian dismenorea pada
mahasiswi keperawatan di Universitas Advent Indonesia.

1.2 Identifikasi Masalah


1. Bagaimana gambaran kualitas tidur mahasiswi keperawatan?
2. Bagaimana gambaran dismenorea pada mahasiswi keperawatan?
3. Adakah hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dengan dismenorea
mahasiswi keperawatan?

14
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui gambaran kualitas tidur mahasiswi keperawatan.
2. Untuk mengetahui gambaran dismenorea mahasiswi keperawatan.
3. Untuk mengetahui hubungan antara kualitas tidur dengan dismenorea
mahasiswi keperawatan.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Manfaat bagi peneliti, yaitu untuk menambah pengalaman dan pengetahuan
tentang hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dengan dismenorea
mahasiswa keperawatan pada mahasiswa keperawatan.
2. Bagi mahasiswa, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan serta kesadaran akan
pentingnya kualitas tidur yang baik serta pengaruhnya terhadap kesehatan.
3. Bagi institusi pendidikan, yaitu untuk menambah bahan kepustakaan dan
bahan acuan penelitian selanjutnya, serta menjadi bahan informasi dalam
upaya memperbaiki kualitas tidur mahasiswa.

1.5 Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah


1. Subjek penelitian adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas
Advent Indonesia, yang berjumlah 132orang.
2. Objek penelitian adalah hubungan antara kualitas tidur dengan dismenorea
mahasiswi keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Advent
Indonesia yang diukur menggunakan kuesioner.
3. Penelitian dilakukan pada bulan November 2023 di kampus Universitas
Advent Indonesia, Jl. Kolonel Masturi No. 288.

15
BAB 2
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Konsep Dismenorea
2.1.1 Definisi Dismenorea
Dismenorea diartikan sebagai nyeri saat menstruasi. Kata dismenorea
(dysmenorrhea) berasal dari bahasa yunani kuno yaitu “dys” yang artinya sulit,
nyeri, abnormal dan “meno” yang artinya bulan, dan “rrhea” yang artinya
mengalir. Sehingga dismenorea dapat diartikan seperti aliran menstruasi yang sulit
atau nyeri pada saat haid (Haerani, et al., 2020). Dismenorea merupakan nyeri saat
haid, biasanya ditandai dengan rasa karam yang berpusat pada perut bagian
bawah. Keluhan yang terkait dengan nyeri haid dapat bervariasi dari ringan
hingga berat. Tingkat keparahan nyeri haid berhubungan langsung dengan
lamanya haid dan jumlah darah saat haid. Dismenorea merupakan suatu fenomena
simptomatik meliputi nyeri abdomen, kram dan sakit punggung. Gejala
gastrointestinal seperti mual dan diare dapat terjadi sebagai gejala dari menstruasi
(Rosyida, 2019).

2.1.2 Klasifikasi Dismenorea


Dismenorea dapat dibagi menjadi 2 yaitu dismenorea primer dan
dismenorea sekunder.
a. Dismenorea Primer
Dismenorea primer merupakan suatu kondisi yang berhubungan dengan
peningkatan aktivitas uterus yang disebabkan oleh peningkatan produksi
prostaglandin (Aya, 2019). Terjadinya dismenorea primer disebabkan oleh
peningkatan prostaglandin (PG) F2-alfa yang merupakan sikloolsigenase (COX-2)
yang menyebabkan hipertonus dan vasokontriksi di miometrium terjadi iskemia
dan nyeri di perut bagian bawah. Dismenorea primer merupakan nyeri haid yang
tidak terdapat hubungan dengan kelainan ginekologi, atau kelainan secara
anatomik. Pristiwa ini berdasarkan beberapa penelitian menyatakan bahwa umur,
ras maupun status ekonomi tidak berhubungan dengan kejadian dismenorea
primer (Pramardika, 2019).

16
b. Dismenorea Sekunder
Dismenorea sekunder yaitu sebuah kelaninan secara anatomi pada organ
reproduksinya yang mengakibatkan seorang perempuan mengalami nyeri
haid atau terdapat penyakit yang menetap, seperti wanita yang menderita
infeksi rahim, kista atau polip, tumor sekitar kandungan, serta kelainan
kedudukan rahim yang mengganggu organ dan jaringan sekitarnya
(Pramardika, 2019).

2.1.3 Penyebab Dismenorea


Menurut Setyowati (2018) penyebab dismenorea primer dan sekunder.
a. Dismenorea Primer
1. Faktor Endokrin
Dismenorea dihubungkan dengan kontraksi uterus yang tidak bagus.
Hal ini sangat erat kaitannya dengan pengaruh hormonal. Peningkatan
produksi prostaglandin akan menyebabkan terjadinya kontraksi uterus
yang tidak terkoordinasi, sehungga menimbulkan nyeri.
2. Faktor kejiwaan atau gangguan psikis, seperti rasa bersalah yang
berlebihan, takut dengan kehamilan, konflik dengan kewanitaannya
dan imaturitas.
3. Kelainan organik seperti retrofleksia uterus, hipoplasia uterus,
obstruksi kanalis servikalis dan polip endometrium
b. Dismenorea Sekunder
Rasa sakit akibat dismenorea sekunder berhubungan dengan hormon
prostaglandin. Ketika ada benda asing di dalam rahim seperti alat
kontrasepsi atau tumor, rahim akan memproduksi banyak hormon
prostaglandin. Dismenorea sekunder disebabkan ketidaknyamanan yang
disebabkan adanya kelainan organik seperti kista ovarium, pelvic congestion
syndrome, tumor ovarium, polip endometrium, kelainan letak uterus seperti
retrofleksi, hiperantefleksi, retrofleksi terfiksasi.

17
2.1.4 Patofisiologis
Dahulu banyak faktor yang dihubungkan dengan kejadian dismenorea,
misalnya saja seperti keadaan emosional/psikis, obstruksi kanalis servikalis,
ketidakseimbangan endokrin, dan alergi. Namun sekarang peningkatan kadar
prostagaldin berdampak pada peningkatan kontraktilitas dari otot uterus. Nyeri ini
dihasilkan ketika pada otot uterus mengalami iskemi akibat dari efek
vasokontriksi yang dihasilkan prostaglandin. Konsentrasi prostaglandin selama
siklus haid terjadi peningkatan yang bermakna. Ditemukan kadar PGE2 dan
PGF2α sangat tinggi dalam endometrium, myometrium dan darah haid wanita
yang menderita nyeri haid primer. Cunningham dalam buku Pramardika (2019)
menyatakan bahwa 2 hari pada saat awal seorang perempuan mengalami haid
merupakan konsentrasi tertinggi dari kadar prostaglandin yang mengakibatkan
seorang perempuan mengalami dismenorea.

2.1.5 Faktor-faktor Resiko Dismenorea


Berdasarkan Judha dalam Pramardika (2019) faktor dismenorea sebagai
berikut:
a. Menstruasi pertama pada usia dini kurang dari 11 tahun.
Pada usia kurang dari 11 tahun, jumlah folikel folikel-folikel ovary primer masih
dalam jumlah sedikit sehingga produksi estrogen masih sedikit.
b. Kesiapan dalam menghadapi menstruasi.
Kesiapan sendiri lebih banyak dihubungkan dengan faktor psikologis. Talamus
dan koteks merupakan bagian dari otak yang bertugas menyampaikan rasa
nyeri. Derajat penderita yang dialami akibat rangsangan nyeri sendiri dapat
tergantung pada latar belakang pendidikan penderita pada dismenorea,
faktor pendidikan dan faktor psikologis sangat berpengaruh. Nyeri dapat
ditimbulkan atau diperberat oleh keadaan psikologis penderita.
c. Periode menstruasi yang lama.
Siklus haid yang normal adalah jika seorang wanita memiliki jarang haid yang
setiap bulannya relatif tetap yaitu 28 hari. Jika mengalami perbedaan
terhadap siklus haid maka biasanya siklus haid tersebut tetap pada

18
perkiraan 21-35 hari, jumlah siklus haid tersebut dihitung mulai dari haid
pertama hingga haid bulan berikutnya. Selama haid dilihat dari darah
keluar sampai bersih antara 2-10 hari. Ketika seorang perempuan
mengeluarkan darah dari organ reproduksinya dalam waktu sehari saja,
maka perempuan belum dikatakan mengalami haid, namun setelah lebih
dari 10 hari dapat dikategorikan sebagai gangguan.
d. Aliran menstruasi yang hebat.
Jumlah darah haid biasanya 50 ml – 10 ml atau tidak lebih dari 5 kali ganti
pembalut perharinya. Darah menstruasi yang dikeluarkan seharusnya tidak
mengandung bekuan darah, jika darah yang dikeluarkan sangat banyak dan
cepat maka enzim yang dilepaskan di endometrium mungkin tidak cukup
atau terlalu lambat kerjanya.
e. Merokok.
Nikotin pada rokok meyebabkan pematangan ovum (sel telur) hal inilah yang
diduga menjadi penyebabnya sulitnya terjadi kehamilan pada wanita yang
merokok. Selain itu nikotin juga meyebabkan gangguan haid pada wanita
perokok. Hal ini menyebabkan metabolisme estrogen pada perempuan
menjadi teganggu. Sebagai hormon yang salah satu tugasnya mengatur
proses haid, kadar estrogen harus cukup dalam tubuh gangguan pada
metabolismenya akan menyebabkan haid tidak teratur. Wanita perokok
akan mengalami nyeri lebih berat saat haid tiba. Pada dismenorea dan
perokok pasif wanita perokok pasif memiliki resiko 23 kali lebih besar
untuk menderita dismenorea primer dibanding dengan bukan perokok.
f. Riwayat keluarga.
Wanita yang memiliki ibu atau saudara perempuan yang menderita
endometriosis memiliki resiko besar terkena penyakit endometriosis. Hal
ini disebabkan adanya gen abnormalyang diturunkan dalam tubuh wanita
gangguan menstruasi seperti hipermenorea dan menoragia dapat
mempengaruhi sistem hormonal tubuh. Tubuh akan berikan respon
gangguan seksresi estrogen dan progesterone yang menyebabkan
gangguan pertumbuhan sel endometrium. Kadar dari hormon estrogen dan

19
progesteron ini meningkat ketika sel-sel dari endometriosis juga
mengalami peningkatan atau tumbuh.
g. Kegemukan.
Perempuan dengan obesitas biasanya mengalami anovulactory chronic atau haid
tidak teratur secara kronis hal ini mempengaruhi kesuburan, disamping
juga faktor hormonal yang ikut berpengaruh, perubahan hormonal atau
perubahan pada sistem reproduksi bisa terjadi akibat timbunan lemak pada
perempuan obesitas timbunan lemak memicu pembuatan hormon, terutama
estrogen.
h. Konsumsi alkohol.
Alkohol dapat meningkatkan kadar estrogen yang efeknya dapat memicu
lepasnya prostaglandin yang membuat otot-otot rahim berkontraksi
i. Status nutrisi.
Mengingat pada proses menstruasi terjadi terjadi pengelupasan endometrium
disertai perdarahan, maka gizi harus menjadi perhatian saat menstruasi
karena gizi pada saat menstruasi mengantikan komponen darah yang
hilang seperti zat besi dan juga diperlukan untuk proliferasi jaringan
endometrium. Pada prinsipnya gizi pada saat menstruasi harus
memperhatikan pola makan seimbang sesuai kebutuhan. Gizi kurang atau
terbatas selain akan mempengaruhi pertumbuhan, fungsi organ tubuh, juga
akan menyebabkan terganggunya fungsi reproduksi, hal ini akan
berdampak pada gangguan haid, tetapi akan membaik bila asupan
nutrisinya tercukupi. Pada remaja wanita perlu mempertahankan status gizi
yang baik, dengan cara mengonsumsi makanan seimbang karena sangat
dibutuhkan pada saat haid, terbukti pada saat haid tersebut terutama fase
luteal akan terjadi peningkatann nutrisi, apabila hal ini diabaikan maka
dampaknya akan terjadi keluhan-keluhan yang menimbulkan rasa
ketidaknyamanan selama siklus haid.
j. Stress.
Stress menimbulkan penekanan sensasi-sensasi saraf pinggul dan otototot
punggung bawah sehingga menyebabkan dismenorea.

20
k. Tidak pernah berolahraga.
Kurangnya olahraga dapat menyebkan sirkulasi darah dan oksigen menurun.
Dampak pada uterus adalah aliran darah dan sirkulasi oksigen pun
berkurang dan menyebabkan nyeri.

2.1.6 Derajat Dismenorea


Menurut Pramardika (2019) dismenorea dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Dismenore ringan merupakan dismenore terjadi dalam waktu singkat dan
penderita tersebut dapat menjalankan kembali aktifitasnya tanpa merasa
terganggu dari dismenore yang ia rasakan
b. Dismenore sedang adalah ketika seorang penderita merasa terganggu dari
nyeri yang ia rasakan dan penderita tersebut ahkan memerlukan obat
penghilang rasa nyeri, sehingga ia mampu tetap beraktifitas seperti sedia
kala.
c. Dismenore berat membutuhkan pnderita untuk beristirahat beberap hari
dan dapat disertai sakit kepala, sakit pinggang, diare dan rasa tertekan

Berdasarkan jenis nyeri, nyeri haid dapat dibagi menjadi,


Dismenorea spasmodik dan Dismenorea kongestif (Pramardika, 2019),
yaitu:
a. Nyeri Spasmodik
Nyeri spasmodik terasa di bagian bawah perut dan berawal sebelum
masa haid atau segera setelah masa haid mulai. Banyak perempuan terpaksa
harus berbaring karena terlalu menderita nyeri itu sehingga ia tidak dapat
mengerjakan apa pun. Ada di antara mereka yang pingsan, merasa sangat
mual, bahkan ada yang benar-benar muntah. Kebanyakan penderitanya
adalah perempuan muda walaupun dijumpai pula pada kalangan yang
berusia 40 tahun ke atas. Dismenorea spasmodik dapat diobati atau paling
tidak dikurangi dengan lahirnya bayi pertama walaupun banyak pula
perempuan yang tidak mengalami hal seperti itu.

21
b. Nyeri Kongestif
Penderita dismenorea kongestif yang biasanya akan tahu sejak
berhari-hari sebelumnya bahwa masa haidnya akan segera tiba. Tanda gejala
yang dialami adalah pegal, sakit pada buah dada, perut kembung tidak
menentu, beha terasa terlalu ketat, sakit kepala, sakit punggung, pegal pada
paha, merasa lelah atau sulit dipahami, mudah tersinggung, kehilangan
keseimbangan, menjadi ceroboh, terganggu tidur, atau muncul memar di
paha dan lengan atas. Semua itu merupakan simptom pegal menyiksa yang
berlangsung antara 2 atau 3 hari sampai kurang dari 2 minggu. Proses
menstruasi mungkin tidak terlalu menimbulkan nyeri jika sudah
berlangsung. Bahkan setelah hari pertama masa haid, orang yang menderita
Dismenorea kongestif akan merasa lebih baik.

2.1.7 Dampak Dismenorea


Nyeri haid berdampak buruk dan dapat mempengaruhi obsentisme
dan menimbulkan kerugian karena responden mengalami kelumpuhan
sementara untuk melakukan aktifitas. Dimenore memang tidak terlalu
berbahaya tetapi selalu dialami oleh penderitanya setiap bulan, sehingga
menjadi penderitaan bagi yang mengalaminya. Sebaiknya hal ini tidak boleh
dibiarkan karena kondisi ini merupakan salah satu penyebab endometriosis
dimana hal ini dapat menurunkan kesehatan, kualitas hidup dan kesuburan
perempuan secara signifikan (Pramardika, 2019)

2.1.8 Penanganan Dismenorea


Untuk mengatasi dismenore dapat dilakukan dengan metode
farmakologi dan non farmakologi. Terapi farmakologi yaitu terapi yang
dapat membantu engurangi dismenore dengan mengkonsumsi obat anti
peradang non streroid. Sedangkan terapi non farmokologi yaitu terapi yang
dapat membantu mengurangi dismenore yang terdiri dari kompres panas,
masase, distraksi, dan olahraga (senam dismenore), aroma terapi serta
berikan KIE pola hidup sehat. Salah satu cara yang sangat efektif untuk
mencegah nyeri dismenore yaitu dengan melakukan olahraga. Beberapa

22
latihan dapat meningkatkan pasokan darah ke organ reproduksi sehingga
memperlancar peredaran darah, olahraga teratur seperti berjalan kaki,
jogging, berlari, bersepeda, renang atau senam aerobik dapat memperbaiki
kesehatan secara umum dan membantu menjaga siklus menstruasi yang
teratur. Olahraga setidaknya dilakukan tiga hingga empat kali dalam
seminggu khusunya selama paruh kedua siklus menstruasi. Solusi
penanganan masalah yang direncanakan menurut penelitian Idaningsih
adalah melakukan penanganan secara ilmiah tanpa obatobatan dalam
mengatasi dismenore primer seperti melakukan senam yang 1,8% telah
berhasil dalam penurunan intesitas nyeri dimenorea pada wanita. Salah satu
cara yang sangat efektif untuk mencegah nyeri dismenore yaitu dengan
melakukan olahraga. Beberapa latihan dapat meningkatkan pasokan darah
ke organ reproduksi sehingga memperlancar peredaran darah (Idaningsih,
2020). Pada penelitian Rahayu mengenai efektifitas senam dismenore pada
penurunan dismenore mahasiswi D III kebidanan karawang menyatakan
bahwa terdapat perubahan derajat nyeri dari 60 responden yang diteliti,
28.3% mengalami dismenore berat, sebelum melakukan senam dismenore,
dan setelah melakukan senam dismenore terdapat penurunan menjadi 15%
selan itu terdapat 1 responden yang mengalami dismenore tingkat ringan
setalah melakukan senam dismenore rasa nyeri tersebut menghilang (tidak
lagi mengalami dismenore) (Rahayu, Suryani, & Marlina, 2019).

2.1.9 Upaya Pencegahan Dismenorea


Upaya pencegahan dismenore primer yang dapat dilakukan antara lain
(Saputra, Kurnia, & Aini, 2020):
a. Mengongsumsi makanan ymengandung zat besi dan magnesium.
b. Menghindari konsumsi kafein, alkohol dan rokok.
c. Melakukan olahraga secara teratur.
d. Mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral, seperti vitamin B1, B6, dan E.
e. Mengonsumsi obat pereda nyeri sebelum menstruasi dimulai.
f. Menggunakan bantal pemanas atau kompres hangat pada perut bawah.

23
g. Menggunakan relaksasi dan meditasi untuk mengurangi stres.
h. Menjaga kualitas tidur.

24
2.1.10 Dismenorea Remaja Akhir
Menstruasi pada remaja putri dapat menimbulkan masalah salah satunya
adalah Dismenorea. Dismenore adalah kekakuan atau kejang di bagian bawah
perut dan terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi. Nyeri kronis
merupakan nyeri yang menetap sepanjang periode tertentu yang biasanya
berlangsung selama lebih dari 6 bulan. Selain nyeri kronis, terdapat jenis nyeri
lainnya yaitu nyeri akut. Nyeri akut adalah nyeri yang muncul setelah tubuh
terjadi cidera atau adanya ketidakstabilan dalam tubuh. Nyeri akut berfungsi
sebagai pemberi peringatan akan adanya cedera atau penyakit yang akan datang
dan rasa nyeri ini bisa hilang dalam waktu yang tidak lama. Nyeri akut pun dapat
menyebabkan kualitas tidur karena individu merasa tidak nyaman, yang
disebabkan oleh rasa nyeri. Remaja yang mengalami dismenore mengalami
kualitas tidur yang terganggu, keadaan ini akan memperparah kondisi fisik yang
menyebabkan aktivitas sehariharinya lebih terganggu (Nada &
Fourianalistyawati, 2017).

2.1.11 Alat Ukur Dismenorea

25
NRS (Numerical Rating Scale) lebih digunakan sebagai alat pendeskripsi
kata. Skala paling efektif digunakan saat mengkaji intentas nyeri sebelum dan
setelah intervensi terapeutik. NRS dibagi menjadi skala 0 atau tidak nyeri (tidak
ada keluhan nyeri menstruasi/kram pada perut bagian bawah), skala 1-3 nyeri
ringan (terasa kram perut bagian bawah, masih dapat ditahan, masih dapat
melakukan aktivitas, masih dapat berkonsentrasi belajar), skala 4-6/nyeri sedang
(terasa kram pada perut bagian bawah, nyeri menyebar ke pinggang, kurang nafsu
makan, sebagian aktivitas terganggu, sulit/susah beraktivitas belajar), skala
7-9/nyeri berat (terasa kram berat pada perut bagian bawah, nyeri menyebar ke
pinggang, paha, atau punggung, tidak ada nafsu makan, mual, badan lemas, tidak
kuat beraktivitas, tidak dapat berkonsentrasi belajar), dan skala 10/nyeri berat tak
tertahankan (terasa kram yang berat sekali pada perut bagian bawah, nyeri
menyebar ke pinggang, kaki, dan punggung, tidak mau makan, mual, muntah,
sakit kepala, badan tidak ada tenaga, tidak bisa berdiri atau bangun dari tempat
tidur, tidak dapat beraktivitas, terkadang sampai pingsan) (Prafitri & Ersila,
2016).
2.2 Konsep Dasar Tidur
2.2.1 Definisi Tidur
Tidur adalah keadaan yang berulang, suatu perubahan keadaan kesadaran
yang terjadi dalam jangka waktu tertentu. Tidur merupakan salah satu kebutuhan
dasar setiap manusia yang berperan penting dalam meningkatkan stabilitas daya
tahan tubuh. Fungsi tidur sangat penting untuk kemampuan kognitif remaja. Tidur
sebagai keadaan tidak sadar yang relatif lebih responsif terhadap rangsangan
internal. Pada keadaan tidur kita dianggap mengalami keadaan pasif dan keadaan
dorman dari kehidupan, selama tidur gelombang rendah yang dalam, tubuh
melepaskan hormon pertumbuhan manusia untuk memperbaiki dan perbarui sel
epitel dan sel khusus otatk. Tidur juga terkait dengan perubahan dalam aliran
darah otak, aktivitas kortikal meningkat, konsumsi oksigen meningkat, dan
epinefrin dilepaskan (Keswara, Syuhada, & Wahyudi, 2019). National Sleep
Foundation menyarankan agar tidur selama 7 hingga 9 jam. Durasi tidur yang baik
akan memberikan manfaat positif bagi kesehatan. Sebaliknya jika tidak bisa

26
menjaga kualitas tidur akan ada dampak negatif bagi tubuh. Bila jumlah waktu
yang dibutuhkan untuk tidur tidak tercukupi, maka dapat terjadi gangguan tidur.
Tidur dapat dikatakan berkualitas jika seseorang dapat tertidur ≤ 15 menit atau
dalam 30 menit, dan tidur lebih lama 7 jam per malam di tempat tidur, maka
setidaknya 85 % dari total waktu tidur, tidak ada gangguan tidur dalam sebulan
terakhir, tertidur tanpa minum obat tidur, dan tidak ada gangguan fungsi dalam
aktivitas sehari-hari (Pangestika, Lestari, & Setyowati, 2018).

2.2.2 Kualitas Tidur


Menurut teori Potter dan Perry, Kualitas tidur adalah ukuran dimana
seseorang itu dapat kemudahan dalam memulai tidur dan untuk mempertahankan
tidur, kualitas tidur seseorang dapat digambarkan dengan lama waktu tidur, dan
keluhan keluhan yang dirasakan saat tidur ataupun sehabis bangun tidur.
Kebutuhan tidur yang cukup ditentukan selain oleh faktor jumlah jam tidur
(kuantitas tidur), juga oleh faktor kedalaman tidur (kualitas tidur). Kualitas tidur
merupakan ukuran saat seseorang cukupnya jam tidur (Yuniza, Anandez, &
Romadoni, 2020).
Menurut Lautenbacher, kualitas tidur yang buruk dihubungkan dengan
proses terjadinya nyeri. Kualitas tidur yang buruk dapat memicu terjadinya stres.
Ketika stres, tubuh menghasilkan hormon adrenalin, estrogen, progesteron, dan
PG yang berlebihan. Estrogen dapat menyebabkan peningkatan kontraksi uterus
secara berlebihan sedangkan progesteron bersifat menghambat kontraksi.
Peningkatan kontraksi yang berlebihan ini menyebabkan rasa nyeri. Selain itu,
hormon adrenalin yang juga meningkat menyebabkan otot tubuh tegang termasuk
otot rahim, sehingga menimbulkan nyeri ketika menstruasi (Lestari, Citrawati, &
Hardini, 2018).
Kualitas tidur yang merupakan fenomena kompleks dan berkaitan dengan
kepuasan seseorang terhadap tidur, juga dapat memengaruhi persepsi seseorang
terhadap nyeri. Tidur yang terganggu, dapat berkontribusi langsung dalam
menyebabkan hiperalgesia. Perempuan dengan efisiensi tidur yang rendah dan
kualitas tidur yang buruk, mengalami derajat dismenorea yang berat. Perempuan
yang memaksimalkan kualitas tidur, mengurangi konsumsi kafein dan alkohol,

27
mengalami penurunan sensitivitas nyeri pada 3 bulan kemudian. Penambahan
durasi tidur terbukti menurunkan sensitivitas seseorang terhadap nyeri. Selain itu,
Lestari dkk (2018) dalam penelitiannya juga menyatakan, bahwa nyeri adalah
suatu kondisi kompleks yang dipengaruhi oleh aktivitas tubuh dan kualitas tidur.
Hal ini didukung oleh teori, bahwa perempuan pada rentang umur18-25 tahun,
membutuhkan tidur selama 7-9 jam setiap harinya. Jika kebutuhan tidur tersebut
tidak terpenuhi, tentunya memperburuk kualitas tidur, yang nantinya dapat
mengganggu proses fisiologis tubuh, salah satunya peningkatan sensitivitas tubuh
terhadap nyeri. Maka dapat dikatakan bahwa, peningkatan sensitivitas nyeri akibat
buruknya kualitas tidur ini, berdampak langsung pada beratnya derajat dismenorea
(Lestari, Citrawati, & Hardini, 2018).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur menurut Alimul
(Yuniza, Anandez, & Romadoni, 2020) yaitu:
1. Penyakit, lingkungan
2. Latihan fisik dan kelelahan
3. Obat-obatan dan zat kimia
4. Diet dan kalori
5. Stres psikologis

2.2.3 Siklus Tidur


Siklus tidur yang dijalani sebagian besar orang adalah tidur selama
beberapa jam dalam satu waktu tertentu. Namun sebagian orang mengabaikan
pola ini dan memiliki kebiasaan tidur di mana saja yang tidak teratur dan
memengaruhi pengaturan hidup sehari-hari. Berikut panduan siklus tidur Anda
sesuai dengan umur (Kemenkes, 2018):
a. Pada umur 0-1 bulan: bayi yang usianya baru 2 bulan umumnya
membutuhkan waktu tidur 14-18 jam sehari.
b. Pada umur 1-18 bulan: pada umur ini bayi membutuhkan waktu tidur 12-
14 jam sehari termasuk tidur siang. Tidur yang cukup membuat tubuh dan
otak bayi berkembang baik dan normal.

28
c. Pada umur 3-6 tahun: kebutuhan tidur yang sehat di umur anak menjelang
masuk sekolah ini, mereka membutuhkan waktu untuk istirahat tidur 11-13
jam, termasuk tidur siang. Menurut penelitian, anak umur di bawah enam
tahun yang kurang tidur, cenderung obesitas di kemudian hari.
d. Pada umur 6-12 tahun: Anak sekolah ini memerlukan waktu tidur 10 jam.
Menurut penelitian, anak yang tidak memiliki waktu cukup istirahat, dapat
menyebabkan mereka menjadi hiperaktif, tidak konsentrasi belajar, dan
memiliki masalah pada perilaku di sekolah.
e. Pada umur 12-18 tahun: menjelang remaja, kebutuhan tidur yang sehat
adalah 8-9 jam. Studi menunjukkan bahwa remaja yang kurang tidur, lebih
rentan terkena depresi, tidak fokus dan punya nilai sekolah yang buruk.
f. Pada umur 18-40 tahun: orang dewasa membutuhkan waktu tidur 7-8 jam
setiap hari. Para dokter menyarankan bagi mereka yang ingin hidup sehat
untuk menerapkan aturan ini pada kehidupannya.

Sistem saraf pusat mengatur bagaimana setiap orang untuk tidur. Ada dua
jenis tidur, yaitu tidur REM (Rapid Eye Movement) dan NREM (NonRapid Eye
Movement). Setiap orang, berapapun usianya, perlu melalui dua tahap tidur ini
setiap kali mereka tidur. Menurut Sutanto, siklus tidur mencakup 4 tahap NREM
dan I tahap REM. Tahap tidur NREM seperti (Sutanto & Fitriana, 2017):
a. Tahap I
Tahap pertama adalah tahap transmisi antara tidur dan bangun. Hal ini
ditandai dengan perasaan rileks, masih sadar akan lingkungan, adanya rasa
ngantuk, gerakan bola mata ke kiri dan ke kanan, serta denyut nadi dan
pernapasan sedikit menurun. Pada tahap pertama, seseorang bisa langsung
bangun, dan pada tahap ini berlangsung selama lima menit
b. Tahap II
Tahap kedua adalah tahap tidur ringan, proses tubuh terus menurun. Ciri – cirinya
antara lain mata diam, penurunan detak jantung dan laju pernafasan, suhu
tubuh menurun, penurunan metabolisme, hanya berlangsung 5 sampai 10
menit

29
c. Tahap III
Tahap ketiga adalah tahap tidur. Pada tahap ini ditandai dengan denyut nadi dan
frekuensi napas yang lambat dikarenakan dominasi sistem saraf parasimpatis
dan sulitnya bangun
d. Tahap IV
Tahap keempat adalah tahap tidur, yang ditandai dengan penurunan detak jantung
dan pernapasan, sedikit gerakan dan sulit untuk dibangunkan, gerakan mata
yang cepat, sekresi lambung berkurang, dan tonus otot menurun Tidur REM
adalah tidur paling dalam dan sangat penting untuk malam hari. Jika tidur
seseorang terganggu, siklus tidur akan dimulai kembali dan kehilangan tidur
paling nyenyak yang diperlukan untuk menjaga kesehatan. Tidur REM
berlangsung 5 sampai 20 menit atau rata – rata 90 menit. Tahap pertama
terjadi selama 80 sampai 100 menit, tetapi jika kondisi seseorang sangat lelah,
bahkan jenis tidur ini tidak ada. Tidur ini ditandai dengan mimpi aktif yang
sulit untuk dibangunkan. Selain itu, tonut otot tidak teratur saat tidur, detak
jantung dan pernapasan memiliki gerakan otot yang tidak teratur juga. Di
bagian otot perifer denyut nadi cepat dan tidak teratur, tekanan darah naik dan
berfluktuasi, sekresi cairan lambung meningkat, dan metabolisme meningkat.
Selain itu, mata cepat menutup dan membuka. Jenis tidur ini sangat penting
untuk adaptasi, suasana hati, dan mental seseorang.

2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tidur


Kualitas tidur dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya
adalah faktor hormonal, sindrom nyeri dan masalah psikologis terutama depresi
yang merupakan faktor yang mempengaruhi kualitas tidur wanita (Yusuf, Irasanti,
Ibnusantosa, & Sukarya, 2019).

2.2.5 Gangguan Tidur


Kekhawatiran orang tua terhadap pola tidur anak ternyata merupakan salah
satu masalah yang sering dikonsultasikan kepada dokter anak. Mengingat cukup
tingginya prevalensi gangguan ini, pentingnya untuk diketahui dasar masalah ini

30
dengan benar. Secara garis besar ada 2 gangguan tidur yaitu disomnia dan
parasomnia. Pada disomnia, gangguan terutama dalam kualitas, waktu atau
lamanya tidur (sleep refusal dan night waking). Sebaliknya pada parasomnia,
gangguan yang utama adalah adanya kejadian abnormal yang terjadi selama tidur,
seperti night terrors, nightmares, sleep walking dan sleep talking. Insomnia,
hipersomnia dan gangguan siklus tidur bangun (gangguan irama sirkadian)
termasuk dalam disomnia. Nocturnalenuresis (bedwetting) yang terjadi pada 1/3
awal tidur dan sering dihubungkan dengan bangun pada malam hari juga
dimasukan ke dalam gangguan tidur (Widodo & Soetomenggolo, 2016).
Klasifikasi gangguan tidur tersebut didasari suatu keadaan yang kronik,
bukan gangguan sesaat yang merupakan bagian dari kehidupan. Gangguan tidur
yang terjadi hanya beberapa malam setelah stres psikososial tidak didiagnosis
sebagai gangguan tidur. Untuk membuat diagnosis gangguan tidur diperlukan
paling sedikit 3 kali kejadian dalam seminggu dalam periode satu bulan dan
disertai keluhan fisik seperti, kelelahan, irritable dan lain-lain (Widodo &
Soetomenggolo, 2016).

2.2.6 Pengukuran Kualitas Tidur


Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) adalah alat yang paling banyak
digunakan untuk menilai kualitas tidur subjektif selama sebulan 7 terakhir.
Meliputi berbagai indikator yang relevan dengan kualitas tidur, termasuk kualitas
tidur subjektif, latensi tidur, durasi tidur, efisiensi tidur, gangguan tidur,
penggunaan pil tidur, dan gangguan tidur, gangguan fungsional di siang hari.
PSQI telah divalidasi dalam beberapa bahasa dengan sifat psikometrik yang
memuaskan dan banyak digunakan dalam berbagai pengaturan klinis dan
penelitian. PSQI juga telah divalidasi pada mahasiswa sarjana, termasuk
mahasiswa kedokteran (Rao, et al., 2020).

31
2.3 Kerangka Teori

Kualitas Tidur Menstruasi Masalah Nyeri

Dismenorea Primer
Mahasiswa
FIK UNAI

Desminorea Primer

1. Nyeri Saat Menstruasi


2. Nyeri sampai ke pinggang
3. Sakit kepala ketika
menstruasi
4. Mual atau muntah
5. Aktivitas terganggu

: Variabel yang tidak diteliti

: Variabel yang diteliti

: Responden yang diteliti

Gambar 2.1 Kerangka Teori (Carmelia, 2022)

2.4 Kerangka Pemikiran

Variabel Independen Variabel Dependen

Kualitas Tidur Dismenorea Primer

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

32
2.5 Hipotesis
1. Hipotesis Null (H0)
Tidak terdapat Hubungan Kualitas Tidur dengan Dismenore Primer pada
Mahasiswi Keperawatan di Universitas Advent Indonesia.
2. Hipotesis Alternatif (Ha)
Terdapat Hubungan Kualitas Tidur dengan Dismenore Primer pada Mahasiswi
Keperawatan di Universitas Advent Indonesia.

33
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode


kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional, dimana pengumpulan data sampel
dilakukan dalam satu waktu saja (Dhonna, 2022). Penelitian ini dilaksanakan di
lingkungan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia pada bulan
November 2023.
Variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain.
Perubahan pada variabel independen dapat menyebabkan perubahan juga pada
variabel lain (Dhonna, 2022). Variabel independen dalam penelitian ini adalah
aktivitas fisik dan pola makan.
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel
independen, yang dapat berubah jika terjadi perubahan pada variabel independen
(Dhonna, 2022) . Variabel dependen dalam penelitian ini adalah indeks massa
tubuh.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.1 Populasi Penelitian


Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswi program studi
S1 Keperawatan dan Profesi Ners yang aktif terdaftar pada tahun ajaran
2023/2024 di Universitas Advent Indonesia yang berjumlah 197 mahasiswi.
3.2.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari keseluruhan jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi yang secara aktif diselidiki yang digunakan sebagai
responden (Anggreni, 2022). Besar sampel pada penelitian ini adalah sebanyak
132, sampel merupakan populasi dari mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Advent Indonesia dalam kelompok usia angkatan 2023, 2022, 2021,
dan 2020 dengan jumlah keseluruhan 197 mahasiswi. Jumlah sampel minimal

34
didapatkan dengan menggunakan rumus slovin dengan perhitungan sebagai
berikut:

n=
197
n = 1+(197) ( 0,0025 )

197
n = 1+ 0,4925
197
n = 1,4925

n = 131.993299832 dibulatkan menjadi n = 132


Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non probability
sampling dengan menggunakan pendekatan consecutive sampling. Menurut
Nursalam pendekatan consecutive sampling merupakan cara menentukan sampel
dengan menetapkan subjek penelitian berdasarkan kriteria yang sesuai dalam
suatu periode waktu tertentu (Nursalam, 2017). Sampel pada penelitian ini adalah
populasi yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
1) Kriteria Inklusi:
a. Mahasiwi keperawatan reguler yang aktif terdaftar pada tahun ajaran
2023/2024 pada program studi S1 Keperawatan dan Profesi Ners di
Universitas Advent Indonesia.
b. Bersedia mengikuti penelitian dan menandatangani inform consent.
2) Kriteria Eksklusi:
a. Mahasiswa keperawatan jalur b yaitu kelas khusus untuk perawat
yang sudah bekerja, yang aktif terdaftar pada tahun ajaran 2023/2024
pada program studi S1 Keperawatan dan Profesi Ners di Universitas
Advent Indonesia.
b. Tidak bersedia menjadi responden.

3.3 Definisi Operasional dan Pengukurannya

Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukurannya


No. Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala

35
Operasional
1.
Kualitas tidur Inisiasi tidur, Pada penelitian ini,
Untuk menentukan
Ordinal
pemeliharaan menggnakan Skor akhir
tidur, alat ukur yang
kedalaman kuisioner PSQI menyimpulka
tidur, mimpi, (Pitssburgh n kualitas
bangun Sleep Quality tidur
setelah tidur, Index). keseluruhan:
serta kondisi
Kualitas tidur adalah Jumlahkan
setelah tidur skor yang semua hasil
yang diperoleh dari skor mulai
berpengaruh responden dari
pada yang telah komponen 1
kehidupan menjawab sampai 7
sehari-hari, pertanyaan- Dengan hasil
jumlah tidur, pertanyaan ukur: - Baik :
dan kepuasan pada ≤7 - Buruk :
tidur Pittsburgh >7
Sleep Quality
Index (PSQI),
yang terdiri
dari 7 (tujuh)
komponen,
yaitu kualitas
tidur subyektif,
latensi tidur,
durasi tidur,
efisiensi tidur
sehari-hari,
gangguan
tidur,

36
penggunaan
obat tidur, dan
disfungsi
aktivitas siang
hari.
Masingmasing
komponen
memiliki
kisaran nilai 0
– 3 dengan 0
menunjukkan
tidak adanya
kesulitan tidur
dan 3
menunjukkan
kesulitan tidur
yang
berat. Skor dari
ketujuh
komponen
tersebut
dijumlahkan
menjadi 1
(satu)
skor global dengan
kisaran nilai 0
– 21. Jumlah
skor tersebut
disesuaikan
dengan kriteria
penilaian yang

37
dikelompokka
n sebagai
berikut:
Sangat baik = 0
Cukup baik = 1-7
Cukup buruk =8-14
Sangat buruk =15-21
2.
Dismenorea Nyeri haid yang Numeric Pengukuran Ordinal
terjadi pada Rating Scaledengan 3 klasifikasi
siklus (NRS) nyeri, yaitu
menstruasiNRS adalah alat ringan 1–3, sedang
tanpa adanya ukur yang 4–6 dan berat
kelainan digunakan 7–10.
struktural untuk menilai
pada organ tingkat nyeri.
reproduksi. Kuesioner ini
terdiri dari
skala angka 0
hingga 10, di
mana 0
menunjukkan
tidak ada nyeri
sama sekali
dan 10
menunjukkan
nyeri yang
paling parah

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur


fenomena alam maupun sosial yang diamati, yaitu secara spesifik

38
disebutkan sebagai variabel penelitian. Pada penelitian ini, instrumen yang
digunakan ialah kuesioner. Kuesioner adalah metode pengumpulan data
yang melibatkan penyediaan serangkaian pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden yang harus mereka jawab (Sugiyono, 2018) (Sugiyono,
2018). Kuesioner yang digunakan untuk mengetahui kualitas tidur yaitu
Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan untuk mengukur tingkat nyeri
haid dengan Numerical Rating Scale (NRS). Dimana pada penelitian
sebelumnya oleh Wulantari (2019) yang melakukan uji validitas dan uji
reliabilitas kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) menunjukkan
nilai Cronbach Alpha sebesar 0,83 > 0,6 sehingga kuesioner tersebut dapat
dikatakan valid dan reliabel untuk digunakan. Serta penelitian Li, Liu &
Herr (2007) menyatakan bahwa kuesioner Numerical Rating Scale (NRS)
menunjukkan nilai Cronbach Alpha sebesar 0,95 > 0,6 sehingga dinyatakan
valid dan reliabel.
Pengukuran untuk kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI)
akan mengacu pada kisi-kisi pengukuran dibawah ini:
Tabel 3.2 Kisi-kisi Pengukuran PSQI
Sistem Penilaian
No Komponen No.Item Soal Nilai
Jawaban
Skor
1 kualitas Tidur Subyektif Sangat Baik 0
9 Baik 1
Kurang 2
Sangat kurang 3
2 Latensi Tidur ≤15 menit 0
2 16-30 menit 1
31-60 menit 2
>60 menit 3
Tidak Pernah 0
1x Seminggu 1
5a
2x Seminggu 2
>3x Seminggu 3
Skor Latensi Tidur 0 0
2+5a 1-2 1
3-4 2

39
5-6 3
3 Durasi Tidur > 7 jam 0
4 6-7 jam 1
5-6 jam 2
< 5jam 3
Efisiensi Tidur Rumus :
> 85% 0
Durasi Tidur : lama di
75-84% 1
4 tempat tidur) X 100%
65-74% 2
1, 3, 4 <65% 3
*Durasi Tidur (no.4) *Lama
Tidur (kalkulasi
respon no.1 dan 3)

0
5 Gangguan Tidur 5b, 5c, 5d, 5e, 0
1-9
5f, 5g, 1
10-18
5h, 5i, 2
19-27
5i, 5j 3

6 Penggunaan Obat Tidak pernah 1x 0


Seminggu 1
6
2x Seminggu 2
>3x Seminggu 3
Tidak Pernah 0
1x Seminggu 1
7
2x Seminggu 2
>3x Seminggu 3
Tidak Antusias 0
Kecil 1
7 Disfungsi di siang hari 8
Sedang 2
Besar 3
0 0
1-2 1
7+8
3-4 2
5-6 3

Keterangan Kolom Nilai Skor:


0 = Sangat Baik
1 = Cukup Baik
2 = Agak Buruk
3 = Sangat Buruk

40
Untuk menentukan skor akhir yang menyimpulkan kualitas tidur
keseluruhan dengan menjumlahkan semua hasil skor mulai dari komponen 1
sampai 7, apabila hasil skor keselurahan ≤7 dikatakan “Baik” dan >7 dikatakan
“Buruk”.
Pengukuran untuk kuesioner yang mengukur tingkat nyeri haid atau
dismenorea akan mengacu pada kisi-kisi pengukuran dibawah ini:
Gambar 3.1 Numerical Rating Scale Dismenorea

Untuk menentukan skor, responden akan memilih angka pada skala seperti
Gambar 1 sesuai dengan tingkat yang nyeri yang dirasakan. Skala 0 akan diberi
skor 0 atau tidak nyeri; skala 1 sampai 3 akan diberi skor 1 atau nyeri ringan;
skala 4 sampai 6 akan diberi skor 2 atau nyeri sedang; dan skala 7 sampai 10 akan
diberi skor 3 atau nyeri berat.

3.5 Prosedur Pengumpulan Data

1. Sebelum melakukan penelitian, maka peneliti membuat surat permohonan


layak etik dari dekan. Lalu, penelitian ini dinyatakan lolos etik oleh komisi
etik penelitian Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia
dengan nomor etik 345/KEPK-FIK.UNAI/EC/X/23.
2. Peneliti memohon kepada Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Advent Indonesia untuk mengeluarkan surat permohonan izin penelitian dan
pengumpulan data kepada Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan
Universitas Advent Indonesia agar dapat melaksanakan penelitian di
Universitas Advent Indonesia.
3. Peneliti mencari mahasiswa yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi
untuk dijadikan responden. Memperkenalkan diri, memaparkan tujuan dan
manfaat penelitian, menanyakan kesediaan responden dengan informed
consent, membagikan lembar jawaban responden, memberikan batas waktu
untuk mengisi kuesioner, mengumpulkan kembali, dan melakukan
pengecekan kelengkapan lembar jawaban yang sudah terisi.

41
3.6 Pengolahan dan Analisis Data

3.6.1 Pengolahan data


1. Penyuntingan data (Editing)
Penyuntingan data dengan melakukan pemeriksaan kembali lembar jawaban
Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan Numerical Rating Scale (NRS)
sudah diisi.
2. Pengkodean data (Coding)
Pengkodean data dengan cara memberikan kode terhadap hasil yang diperoleh
dari data yang ada menurut kategorinya, kemudian dimasukkan dalam tabel
untuk mempermudah analisis terhadap data yang diperoleh.
3. Tabulasi data (Tabulating)
Setelah dilakukan penyuntingan dan pengkodean data, maka selanjutnya data akan
dikelompokkan dalam bentuk tabel sesuai kriteria yang sudah ditentukan.
4. Memasukkan data (Entry)
Data yang diperoleh seperti data kualitas tidur dan dismenorea primer akan
direkap menjadi data mentah dan diolah dalam aplikasi di komputer.
5. Pembersihan data (Cleaning)
Sebelum dilakukan analisis, data mentah yang sudah diperoleh terlebih dahulu
dilakukan pengecekan dan pembersihan. Data yang sudah dikelompokkan
kemudian diuji statistik secara komputerisasi.

3.6.2 Analisis Data


Data yang telah dikumpulkan diolah dengan analisis univariat dan analisis
bivariat. Analisis univariat adalah teknik analisis terhadap satu variabel secara
mandiri, tiap variabel dianalisis tanpa dihubungkan dengan variabel lainnya. Pada
penelitian ini analisis univariat digunakan untuk menganalis kualitas tidur
mahasiswa dan klasifikasi dismenorea. Penelitian ini menggunakan analisis
bivariat yang digunakan untuk mengukur hubungan dua variabel atau lebih dalam
suatu penelitian. Analisis bivariat dengan teknik uji Spearman’s rank yang
digunakan untuk mengukur hubungan statistik antara variabel-variabel yang
diamati (Sugiyono, 2018). Untuk menilai seberapa erat hubungan antar variabel

42
menggunakan uji Spearman's rank, dapat dilihat pada nilai koefisiennya. Jika
nilainya 0,00-0,25, artinya hubungannya lemah; 0,26-0,50 menunjukkan
hubungan yang cukup; 0,51-0,75 menandakan hubungan yang kuat; dan jika
nilainya 0,76 dan selebihnya itu berarti hubungannya sangat kuat. Apabila nilai
koefisien korelasi positif, maka hubungan kedua variabel dapat dikatakan searah,
namun apabila nilai koefisien korelasi negatif, maka hubungan kedua variabel
dikatakan tidak searah (Sugiyono, 2018).

3.7 Etika Penelitian

Menurut Masturoh & T (2018) dengan adanya etika penelitian, yaitu untuk
menghindari terjadinya tindakan yang tidak etis dalam melakukan penelitian
sehingga akan dilakukan beberapa prinsip, yaitu:
1) Lembar persetujuan (informed consent)
Lembar persetujuan berisi tentang apa saja yang dilakukan, tujuan dalam
penelitian, manfaat yang diperoleh oleh responden, tata cara penelitian, dan resiko
yang mungkin terjadi. Semua pernyataan ini dituliskan di lembar persetujuan
dengan jelas dan mudah dipahami oleh responden dan keluarga responden
sehingga responden memahami penelitian yang akan dilakukan. Jika responden
bersedia, maka responden akan mengisi dan menandatangani lembar persetujuan
tersebut.
2) Tanpa nama (anonymity)
Peneliti akan menjaga kerahasiaan dengan tidak mencantumkan nama
responden, tetapi peneliti akan menuliskan di lembar alat ukur dan lembar
pengumpulan data dengan memberi kode responden.
3) Kerahasiaan (confidentiality)
Kerahasiaan adalah masalah etika yang akan memberikan jaminan
kerahasiaan dari hasil penelitian, baik informasi maupun masalah yang lainnya.
Informasi yang sudah dikumpulkan oleh peneliti harus dijamin kerahasiaannya.

43
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Kualitas Tidur
Analisis univariat dilakukan pada setiap indikator, berikut hasil rinci dari
setiap indikator seperti kepuasan tidur, latensi tidur, durasi tidur, efisiensi tidur,
gangguan tidur, penggunaan obat tidur dan kualitas tidur.

Tabel 4.1 Kualitas Tidur Mahasiswi FIK UNAI

Frekuens Persentas
Indikator Perincian
i e
Kepuasan Tidur Sangat Puas 9 6,82
Cukup Puas 50 37,88
Kurang Puas 69 52,27
Sangat Tidak Puas 4 3,03
Total 132 100,00
Latensi Tidur Sangat Baik 7 5,30
Cukup Baik 62 46,97
Cukup Buruk 54 40,91
Sangat Buruk 9 6,82
Total 132 100,00
Durasi Tidur Sangat Baik (>7 jam) 31 23,48
Cukup Baik (6-7 jam) 38 28,79
Cukup Buruk (5-6 jam) 30 22,73
Sangat Buruk (<5 jam) 33 25,00
Total 132 100,00
Efisiensi Tidur Sangat Efisien (>85%) 7 5,30
Cukup Efisien (75-84%) 3 2,27
Sangat Tidak Efisien 122 92,42

44
(<65%)
Total 132 100,00
Gangguan Tidur Cukup Aman 55 41,67
Cukup Terganggu 66 50,00
Sangat Terganggu 11 8,33
Total 132 100,00
Penggunaan Obat
Tidak Pernah 97 73,48
Tidur
1x Seminggu 15 11,36
2x Seminggu 14 10,61
>3x Seminggu 6 4,55
Total 132 100,00
Disfungsi Siang
Tidak Pernah
Hari 1 0,76
1x Seminggu 15 11,36
2x Seminggu 54 40,91
>3x Seminggu 62 46,97
Total 132 100,00
Kualitas Tidur Baik 6 4,5
Buruk 126 95,5
Total 132 100,00

Hasil survei pada tabel 4.1 menunjukkan tingkat kepuasan tidur responden
yang beragam. Sebanyak 6,82% atau 9 responden menyatakan sangat puas dengan
kualitas tidur mereka. Di sisi lain, 37,88% atau 50 responden merasa cukup puas
dengan tidur mereka. Namun, mayoritas responden, sebanyak 52,27% atau 69
orang, mengungkapkan tingkat kepuasan tidur yang kurang memuaskan. Serta ada
pula 3,03% atau 4 responden yang menyatakan sangat tidak puas.
Dalam hal latensi tidur, sebanyak 5,30% responden dinilai memiliki
latensi tidur yang sangat baik, sementara 46,97% cukup baik. Sebanyak 40,91%

45
responden memiliki latensi tidur yang cukup buruk, dan 6,82% dinilai sangat
buruk dalam hal ini.
Adapun durasi tidur, sebanyak 22,48% responden mencapai durasi tidur
yang sangat baik dengan lebih dari 7 jam. Sedangkan, 28,79% memiliki durasi
tidur cukup baik selama 6-7 jam. Sebaliknya, 22,73% responden memiliki durasi
tidur cukup buruk dengan kisaran 5-6 jam, dan 25% dengan durasi sangat buruk,
yaitu kurang dari 5 jam.
Efisiensi tidur menjadi fokus berikutnya, di mana hanya 5,30% responden
yang dinilai sangat efisien dan 2,27% cukup efisien. Sayangnya, sebanyak 92,42%
responden menunjukkan efisiensi tidur yang sangat tidak efisien. Terkait
gangguan tidur, 41,67% responden merasa cukup aman dari gangguan tidur,
sedangkan 50% lainnya mengalami tingkat gangguan tidur yang cukup tinggi.
Sebanyak 8,33% responden menghadapi gangguan tidur yang sangat buruk.
Penggunaan obat tidur juga diidentifikasi, di mana mayoritas, yakni
73,48%, menyatakan tidak pernah menggunakan obat tidur. Sebanyak 11,36%
responden menggunakan obat tidur sekali seminggu, 10,61% dua kali seminggu,
dan 4,55% lebih dari tiga kali seminggu.
Dalam hal disfungsi siang hari, 0,76% responden tidak pernah
mengalaminya, 11,36% mengalami sekali seminggu, 40,91% dua kali seminggu,
dan sisanya, sebanyak 46,97%, mengalami lebih dari tiga kali seminggu.
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari kualitas tidur responden, hasil ini
adalah dari perhitungan skor PQSI, terdapat sebanyak 4,5% atau 6 responden
yang memiliki kualitas tidur baik, lalu terdapat sebanyak 95,5% atau sebanyak
126 responden yang miliki kualitas tidur buruk.

4.1.2 Dismenorea
Berikut hasil rinci dari setiap indikator seperti tingkat dismenorea dan
gambaran pereda nyeri yang digunakan responden saat mengalami nyeri.
Tabel 4.2 Dismenorea Mahasiswi FIK UNAI
Dismenorea Nyeri Ringan 34 25,76
Nyeri Sedang 25 18,94

46
Nyeri Berat 73 55,30
Total 132 100,00

Berdasarkan hasil pengujian yang terdapat di tabel 4.2 dapat diketahui


terdapat 25,76% atau sebanyak 34 responden yang mengalami nyeri ringan,
18,94% atau sebanyak 25 responden mengalami nyeri sedang, dan sebanyak
55,30% atau sebanyak 73 responden yang mengalami nyeri berat.

4.1.3 Hubungan Kualitas Tidur dan Dismenorea


Untuk mengetahui hubungan antara kualitas tidur dan dismenorea, maka
data diolah menggunakan analisis bivariat dengan uji Spearman's rank
correlation coefficient. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah
ini:
Tabel 4.3 Spearman's rank correlation coefficient
Kualitas Dismenorea
Tidur
Spearman's Kualitas Correlation 1,000 ,475**
rho Tidur Coefficient
Sig. (2-tailed) 0,000
N 132 132
Dismenorea Correlation ,475** 1,000
Coefficient
Sig. (2-tailed) 0,000
N 132 132
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hasil uji koefisien korelasi Spearman's rank menunjukan bahwa terdapat


hubungan yang signifikan antara kedua variabel tersebut dengan tingkat keeratan
sebesar 0,475 dan nilai signifikansi 0,000<0,005. Berdasarkan kriteria tingkat
korelasi nilai korelasi tersebut berada pada rentang nilai 0,26-0,50 yang termasuk
pada hubungan yang cukup.

47
4.2 Pembahasan
4.2.1 Kualitas Tidur
Berdasarkan hasil penelitian, dari 132 responden, 95,5% menunjukkan
kualitas tidur yang buruk, sementara 4,5% mengalami kualitas tidur yang baik.
Kualitas tidur yang buruk kemungkinan disebabkan oleh durasi tidur yang kurang
akibat terlambatnya waktu tidur responden. Faktor lain yang memengaruhi
termasuk bangun tengah malam atau dini hari, sering mengalami mimpi buruk,
dan merasakan nyeri. Hal ini terlihat dari tingkat kepuasan tidur responden, di
mana 52,27% menyatakan kepuasan tidur yang cukup buruk dan 3,03%
menyatakan kepuasan tidur yang sangat buruk. Dari hasil pengujian univariat pada
tabel 4.1 kualitas tidur yang buruk dapat disebabkan oleh beberapa indikator,
seperti durasi tidur responden yang tidak cukup, responden yang sering terbangun
di malam hari, mimpi buruk, rasa nyeri yang muncul, masalah pribadi yang
dialami responden dan antuasiasme responden dalam mengatasi masalah tersebut
sehingga cukup mengganggu kualitas tidur responden.

4.2.2 Dismenorea
Dari total 132 responden yang berpartisipasi dalam penelitian, sebanyak
55,30% responden mengalami tingkat nyeri haid berat atau sangat buruk, 18,94%
responden merasakan nyeri haid sedang, sementara hanya 25,8% responden yang
melaporkan tingkat nyeri haid ringan. Hal ini menggambarkan bagaimana kondisi
tingkat nyeri haid yang dialami responden penelitian.

4.2.3 Hubungan Kualitas Tidur dan Dismenorea


Hasil uji Spearman's rank correlation coefficient menghasilkan nilai
koefisien korelasi sebesar 0,475. Nilai koefisien ini mengindikasikan kekuatan
dan arah hubungan antara kedua variabel dimana nilai tersebut termasuk pada
rentang nilai 0,26-0,50 atau pada kriteria “hubungan cukup”. Ini berarti bahwa
ketika kualitas tidur meningkat, kejadian dismenorea juga cenderung meningkat,
dan sebaliknya. Nilai signifikansi dalam hasil ini adalah 0,000. Nilai p-nilai yang
lebih rendah atau < 0,05, hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara kualitas

48
tidur dan kejadian dismenorea sangat signifikan secara statistik. Nilai p-nilai
mendekati nol mengindikasikan bahwa kemungkinan hasil ini disebabkan oleh
kebetulan sangat rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas tidur yang
buruk secara signifikan terkait dengan kejadian dismenorea yang lebih parah.
Berdasarkan hasil ini, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kualitas tidur
yang buruk secara signifikan terkait dengan kejadian dismenorea yang lebih
parah. Artinya, kualitas tidur memiliki hubungan dengan kejadian dismenorea. Ini
adalah temuan penting dalam konteks penelitian kesehatan dan dapat membantu
dalam pengembangan intervensi atau saran untuk meningkatkan kualitas hidup
pasien dengan dismenorea. Hasil tersebut sejalan dengaan penelitian yang
dilakukan oleh Delistianti yang menyatakan terdapat hubungan kualitas tidur
dengan kejadian dismenorea (Delistianti, Irasanti, F.M., Ibnusantosa, & Sukarya,
2019), dan juga penelitian yang dilakukan oleh Artawan yang menyatakan bahwa
terdapat hubungan antara nyeri haid (dismenorea) dengan kualitas tidur (Artawan,
Adianta, & Damayanti, 2022).

49
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan kualitas tidur dan kejadian


dismenorea mahasiswi keperawatan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Hasil penelitian dari 132 mahasiswa didapati sebanyak 95,5% atau 126
responden menunjukkan kualitas tidur yang buruk, sementara 4,5% atau
6 responden mengalami kualitas tidur yang baik.
2. Hasil penelitian dari 132 mahasiswa didapati sebanyak 55,30% atau 73
responden mengalami tingkat nyeri haid berat atau sangat buruk, 18,94%
atau 25 responden merasakan nyeri haid sedang, sementara hanya
25,76% atau 34 responden yang melaporkan tingkat nyeri haid ringan.
3. Terdapat hubungan antara kualitas tidur dan kejadian dismenorea, dengan
nilai signifikansi 0,000<0,005.

3.2 Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan


Bagi institusi akademik untuk menambah kepustakaan serta informasi bagi
mahasiswa untuk mengerjakan tugas kuliah dan tugas akhir, serta menjadi
acuan untuk menambahkan program agar mahasiswa terlibat lebih aktif
secara fisik dan punya pola makan yang baik.
2. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Bagi mahasiswa keperawatan untuk memperhatikan kesehatannya dengan
menjaga kualitas tidur yang baik dapat berperan dalam mengurangi
intensitas nyeri haid, karena mahasiswa keperawatan merupakan role
model bagi klien di masa yang akan datang.
3. Bagi Peneliti Lain
Bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian longitudinal yang
memungkinkan untuk memantau peserta selama periode waktu yang lebih

50
panjang, memperluas sampel penelitian untuk mencakup kelompok usia
yang lebih luas, latar belakang etnis, dan karakteristik demografis lainnya
serta memperhitungkan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi
kejadian dismenorea, seperti tingkat stres, aktivitas fisik, pola makan, dan
riwayat kesehatan. Ini akan membantu dalam mengisolasi pengaruh
kualitas tidur secara lebih tepat.

51
DAFTAR PUSTAKA

Anggreni, D. (2022). Buku Ajar - Metodologi Penelitian Kesehatan. Mojokerto:


STIKES Majapahit Mojokerto.
Artawan, I. P., Adianta, I. K., & Damayanti, I. A. (2022). Hubungan Nyeri Haid
(Dismenore Primer) Dengan Kualitas Tidur Pada Mahasiswi Sarjana
Keperawatan Tingkat Iv Itekes Bali Tahun 2022. Jurnal Riset Kesehatan
Nasional, 6(2), 94-99.
Aya, A. H. (2019). Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Dismenorea Primer Pada
Remaja Putri Kelas X Di Smk Raksana 2 Medan . Undergraduate thesis,
Institut Kesehatan Helvetia.
Carmelia, N. P. (2022). Hubungan Kualitas Tidur Dengan Dismenorea Primer
Pada Siswa SMK Kesehatan PGRI Denpasar. Skripsi.
Delistianti, R., Irasanti, S. N., F.M., F. A., Ibnusantosa, R. G., & Sukarya, W. S.
(2019). Hubungan Kualitas Tidur Dengan Kejadian Dismenore Primer
Pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung. Jurnal
Integrasi Kesehatan dan Sains, 1(2), 134-138.
doi:https://doi.org/10.29313/jiks.v1i2.4331
Haerani, Dillah, U., Bohari, N. H., Nur, N. A., Kammaruddin, M., & Rupa, A. A.
(2020). Deskripsi Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dismenore Di
Kelurahan Benjala Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba.
Medika Alkhairaat : Jurnal Penelitian Kedokteran Dan Kesehatan, 81-90.
He, H., Yu, X., Chen, T., Yang, F., Zhang, M., & Ge, H. (2021). Sleep Status and
Menstrual Problems among Chinese Young Females. BioMed Research
International, 2021(Article ID 1549712).
HIkma, Y. A., Hapsari, A., & Yunus, M. (2021). Hubungan Kualitas Tidur dengan
Dismenore Primer pada Santriwati Pondok Pesantren Sabilurrosyad
Malang di Masa Pandemi Covid-19. Prosiding Seminar Nasional
Psikologi dan Ilmu Humaniora (Senapih), 46-50.
Idaningsih, A. (2020). Pengaruh Efektivitas Senam Dismenore Terhadap
Penurunan Intensitas Nyeri Dismenore Pada Remaja Putri Di Smk Ypib
Majalengka Kabupaten Majalengka Tahun 2019. Jurnal Ilmiah Indonesia,
55-66.
Kapiso, P. (2022). Preferensi Jentik Aedes Aegypti di Kantor Kesehatan
Pelabuhan Gorontalo. Tangerang Selatan: Pascal Books, PT. Mediatama
Digital Cendekia.
Kemenkes. (2018, September 22). Kebutuhan Tidur Sesuai Usia. Retrieved from
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia:
https://p2ptm.kemkes.go.id/infograpic-p2ptm/obesitas/kebutuhan-tidur-
sesuai-usia
Keswara, U. R., Syuhada, N., & Wahyudi, W. T. (2019). Perilaku penggunaan
gadget dengan kualitas tidur pada remaja. Holistik Jurnal Kesehatan.

52
Kural, M., Noor, N. N., Pandit, D., Joshi, T., & Patil, A. (2015). Menstrual
characteristics and prevalence of dysmenorrhea in college going girls.
Journal of Family Medicine and Primary Care, 4(3), 426-431.
doi:https://doi.org/10.4103%2F2249-4863.161345
Lestari, D. R., Citrawati, M., & Hardini, N. (2018). Hubungan Aktivitas Fisik dan
Kualitas Tidur dengan Dismenorea pada Mahasiswi FK UPN “Veteran”
Jakarta. Majalah Kedokteran Andalas, 41(2), 48-58.
Li, L., Liu, X., & Herr, K. (2007). Postoperative pain intensity assessment: a
comparison of four scales in Chinese adults. Pain Medicine, 8(3), 223-234.
Mouliza, N. (2020). Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Dismenore Pada
Remaja Putri di MTS Negeri 3 Medan Tahun 2019. Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi, 20(2), 545-550.
doi:http://dx.doi.org/10.33087/jiubj.v20i2.912
Nada, C. D., & Fourianalistyawati, E. (2017). Efikasi Diri Dan Kualitas Tidur
Pada Remaja Yang Mengalami Dismenore. Jurnal Psikologi Ulayat, 175.
Nina, N., Kalesaran, A. F., & Langi, F. F. (2018). Hubungan Antara Aktivitas Fisik
Dengan Kualitas Tidur Pada Masyarakat Pesisir Kota Manado. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi, 7(4).
Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 4. Jakarta:
Salemba Medika.
Pangestika, G., Lestari, R. A., & Setyowati, A. (2018). Stres dengan Kualitas
Tidur pada Remaja. Dunia Keperawatan: Jurnal Keperawatan Dan
Kesehatan.
Prafitri, L. D., & Ersila, W. (2016). Pengaruh Fc-Bio Sanitary Pad Terhadap
Penurunan Intensitas Dismenore. The 4th University Research Colloquium
(URECOL) , 76-82.
Pramardika, D. D. (2019). Panduan Penanganan Dismenore. STIKes
Muhammadiyah Ciamis: CV Budi Utama.
Rahayu, M., Suryani, L., & Marlina, R. (2019). Efektifitas pengaruh abdominal
streching exercise dan kompres hangat terhadap intensitas nyeri
dismenore. Real in Nursing Journal.
Rao, W.-W., Li, W., Qi, H., Chen, C., Li, C.-Y., Ungvari, G. S., & Xiang, Y.-T.
(2020). Sleep quality in medical students: a comprehensive meta-analysis
of observational studies. Sleep Breath, 1151-1165.
Rosyida, D. (2019). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. PT. Pustaka Baru.
Saputra, Y. A., Kurnia, A. D., & Aini, N. (2020). Pengaruh Pendidikan Kesehatan
terhadap Upaya Remaja untuk Menurunkan Nyeri Saat Menstruasi
(Dismenore Primer). Jurnal Kesehatan Reproduksi, 177-182.
Setyowati. (2018). Akupresur Untuk Kesehatan Wanita Berbasis Hasil Penelitian.
Magelang: Unimma Press.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.

53
Sutanto, A. V., & Fitriana, Y. (2017). Asupan Pada Kehamilan. Yogyakarta:
Pustaka Baru.
Widodo, D. P., & Soetomenggolo, T. S. (2016). Perkembangan Normal Tidur pada
Anak dan Kelainannya. Sari Pediatri, 139-145.
Wrisnijati, D., Wiboworini, B., & Sugiarto. (2019). Prevalensi Dan Faktor Yang
Berhubungan Dengan Derajat Dismenore Pada Remaja Putri Di Surakarta.
Jurnal Gizi Dan Pangan Soedirman, 3(1), 76-89.
doi:https://doi.org/10.20884/1.jgps.2019.3.1.1463
Wulantari, H. (2019). Hubungan Antara Kualitas Tidur Terhadap Kebugaran
Jasmani Siswa Peserta Ekstrakurikuler Futsal Kelas Xi Dan Xii Sma
Negeri 1 Lendah Kabupaten Kulon Progo. Skripsi(Prodi Pendidikan
Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi, Jurusan Pendidikan Olahraga, Fakultas
Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta).
Yuniza, Anandez, P. F., & Romadoni, S. (2020). Hubungan Antara Dismenorea
Primer Dengan Kualitas Tidur Mahasiswi Psik Stikes Muhammadiyah
Palembang. Masker Media, 8(1), 157-162.
doi:https://doi.org/10.52523/maskermedika.v8i1.388
Yusuf, R. D., Irasanti, S. N., Ibnusantosa, R. G., & Sukarya, W. S. (2019).
Hubungan antara Kualitas Tidur dengan Kejadian Dismenore Primer pada
Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung. Jurnal
Integrasi Kesehatan dan Sains, 135-139.

54
LAMPIRAN A
KORESPONDENSI

55
56
57
58
LAMPIRAN B
KUESIONER

59
Kuesioner PSQI

60
Kuesioner Numerus Scale Rate (NRS)

Dismenore/nyeri ketika menstruasi.


Lingkari salah satu angka yang menggambarkan tingkat nyeri Anda :

*Jika Anda tidak merasakan nyeri silakan lingkari angka ‘0’.


Kisi-kisi Pengukuran:
skala 1-3 (poin1): nyeri ringan
skala 4-6 (poin 2): nyeri sidang
skala 7-10 (poin 3): nyeri berat

61
LAMPIRAN C
INFORMED CONSENT

62
Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent):

Kami/saya Sabatini Setia Larasati Aritonang adalah peneliti dari Universitas Advent
Indonesia, dengan ini meminta anda untuk berpartisipasi dengan sukarela dalam
penelitian yang berjudul ”Hubungan Kualitas Tidur dengan Dismenorea Primer pada
Mahasiswi Keperawatan di Universitas Advent Indonesia” dengan beberapa
penjelasan sebagai berikut :

1. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kualitas tidur dengan
kejadian dismenore primer pada mahasiswi keperawatan di Universitas Advent
Indonesia., dengan metode/prosedur observasional dengan pendekatan cross
sectional.
2. Anda dilibatkan dalam penelitian karena anda adalah mahasiswi keperawatan reguler
yang pada tahun ajaran 2023/2024 program studi S1 Keperawatan dan profesi ners di
Universitas Advent Indonesia. Keterlibatan anda dalam penelitian ini bersifat
sukarela.
3. Seandainya anda tidak menyetujui cara ini maka anda dapat memilih cara lain yaitu
mengundurkan diri atau anda boleh tidak mengikuti penelitian ini sama sekali. Untuk
itu anda tidak akan dikenai sanksi apapun
4. Penelitian ini akan berlangsung selama 15 menit dengan sampel 132 peserta.
5. Anda akan diberikan imbalan pengganti/ kompensasi berupa ucapan terima kasih
atas kehilangan waktu/ketidaknyamanan lainnya.
6. Setelah selesai penelitian, anda akan diberikan informasi tentang hasil penelitian
secara umum melalui bentuk laporan tulis.
7. Anda tidak akan mendapatkan informasi tentang keadaan kesehatan anda selama
pengambilan data/sampel karena tidak ada sampel biologis yang diambil/diukur.
8. Anda akan mendapatkan informasi bila ditemukan kesalahan pengambilan data
selama penelitian ini.
9. Informasi data klinis tidak diinformasikan.
10. Prosedur pengambilan sampel adalah dengan kuesioner.
11. Anda tidak memiliki keuntungan klinis bila berpartisipasi dalam penelitian ini.
12. Penelitian dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa
Fakultas Ilmu Keperawatan dan Universitas Advent Indonesia untuk pengembangan
ilmu pengetahuan.
13. Anda tidak memerlukan perawatan setelah penelitian karena tidak terdapat intervensi
dalam penelitian ini.
14. Anda tidak mendapatkan intervensi dengan risiko tertentu yang memerlukan
pengobatan atau tindakan kesehatan setelah penelitian ini karena penelitian ini hanya
menggunakan kuesioner.
15. Anda tidak memerlukan pengobatan atau tindakan tertentu karena penelitian ini
hanya menggunakan kuesioner.

63
16. Anda akan diberikan informasi bila didaptkan informasi baru dari penelitian ini
ataupun dari sumber lain.
17. Semua data dalam penelitian ini akan disimpan oleh peneliti dalam bentuk kode
ketika disimpan sebagai data dan tidak akan dimunculkan dalam publikasi naskah.
18. Semua informasi yang anda berikan dalam penelitian ini tidak akan disebar luaskan
sehingga kerahasiaannya akan terjamin.
19. Penelitian ini merupakan penelitian pribadi dan tidak ada sponsor yang mendanai
penelitian ini.
20. Peneliti menjadi peneliti sepenuhnya dalam penelitian ini.
21. Peneliti tidak memberikan jaminan kesehatan atau perawatan kepada subyek karena
penelitian ini tidak mengandung unsur intervensi dan hanya pengisian kuisioner.
22. Tidak ada pengobatan atau rehabilitasi dan perawatan kesehatan pada individu /
subyek karena penelitian ini tidak mengandung unsur intervensi terhadap subyek.
23. Peneliti tidak menjamin apabila terjadi resiko pada subyek karena penelitian ini non
intervensi dan tidak ada organisasi yang bertanggung jawab karena ini merupakan
penelitian pribadi.
24. Penelitian ini tidak melibatkan unsur-unsur yang membahayakan kepada
individu/subyek sehingga tidak ada jaminan hukum untuk hal tersebut.
25. Penelitian ini telah mendapat persetujuan laik etik dari KEPK FIK UNAI.
26. Anda akan diberikan informasi apabila terjadi pelanggaran pelaksanaan protokol
penelitian ini.
27. Anda akan diberi tahu bagaimana prosedur penelitian ini berlangsung dari awal
sampai selesai penelitian termasuk cara pengisian kuisioner.
28. Semua informasi penting akan diungkapkan selama penelitian berlangsung dan anda
berhak untuk menarik data/informasi selama penelitian berlangsung.
29. Penelitian ini hanya observasional menggunakan instrument kuisioner tidak
menggunakan hasil tes genetik dan informasi genetik keluarga.
30. Penelitian ini hanya observasional menggunakan instrument kuisioner, tidak
menggunakan catatan medis dan hasil laboratorium perawatan klinis milik anda.
31. Penelitian ini tidak menggunakan catatan medis dan hasil laboratorium perawatan
klinis milik anda, sehingga tidak diperlukan pengumpulan, penyimpanan, dan
penggunaan bahan biologi.
32. Penelitian ini hanya observasional menggunakan instrument kuisioner, semua
responden mendapat perlakuan yang sama dan apabila ada yang membutuhkan
tentang informasi tentang kesehatan akan dijellaskan oleh peneliti, termasuk bila ada
wanita usia subur.
33. Penelitian ini hanya observasional menggunakan instrument kuisioner, semua
responden mendapat perlakuan yang sama dan apabila ada yang membutuhkan
tentang informasi tentang kesehatan akan dijellaskan oleh peneliti, termasuk bila ada
wanita hamil/menyusui.
34. Penelitian ini hanya observasional menggunakan instrument kuisioner, semua
responden mendapat perlakuan yang sama dan apabila ada yang membutuhkan
tentang informasi tentang kesehatan akan dijellaskan oleh peneliti, termasuk disitu
bila ada individu yang pernah mengalami atau menjadi korban bencana.

64
35. Penelitian ini dilakukan secara online dengan bantuan aplikasi Google Form. Peneliti
akan menggunakan password tertentu untuk mencegah kebocoran data anda.

Saya berharap Saudara bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini
dimana saudara akan melakukan pengisian kuesioner yang terkait dengan
penelitian. Setelah Saudara membaca maksud dan tujuan penelitian diatas maka
saya mohon untuk mengisi nama dan tanda tangan dibawah ini.

Saya setuju untuk ikut serta dalam penelitian ini.

Nama : _________________________________________

Tanda tangan : _________________________________________

Terimakasih atas kesediaan anda untuk ikut serta di dalam penelitian ini.

Dengan hormat

Saksi Peneliti

..................... Sabatini Aritonang

65
LAMPIRAN D
PENGOLAHAN DATA

66
Total
No X1 X2 X3 X4 X5a X5b X5c X5d X5e X5f X5g X5h X5i X6 X7 X8 X9 Y Pereda Nyeri
15 e. Dibiarkan
1 10 mnt 7 8 1 1 2 1 0 1 2 0 1 0 2 Sedang Cukup Buruk 1 saja
15 b. Berbaring
2 11 mnt 6 7 1 0 0 0 1 0 3 2 1 0 1 Sedang Cukup Baik 1 ditempat tidur
60 b. Berbaring
3 10 mnt 4 6 3 2 2 0 0 3 1 0 0 0 2 Sedang Cukup Baik 1 ditempat tidur
60 b. Berbaring
4 1 mnt 4 7 0 0 0 3 0 3 2 2 2 0 2 Sedang Cukup Baik 2 ditempat tidur
30 b. Berbaring
5 10 mnt 5 8 2 3 3 3 2 2 2 1 1 0 3 Besar Cukup Buruk 3 ditempat tidur
30 a. Minum
6 10 mnt 4 8 1 2 2 0 0 2 2 1 0 0 2 Sedang Cukup Baik 2 obat/jamu
30 Lainnya.
7 10 mnt 4 5 0 2 2 1 1 2 0 0 0 0 1 Kecil Cukup Baik 2 kompres hangat
30 b. Berbaring
8 10 mnt 6 5 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 3 Sedang Cukup Baik 2 ditempat tidur
30 b. Berbaring
9 11 mnt 6 7 2 3 0 1 0 2 1 1 0 0 2 Sedang Cukup Baik 2 ditempat tidur
15 b. Berbaring
10 9 mnt 7 6 1 0 0 0 0 1 0 0 3 0 2 Besar Sangat Baik 3 ditempat tidur
60 e. Dibiarkan
11 12 mnt 6 7 3 3 3 0 1 1 3 1 3 0 3 Kecil Cukup Buruk 2 saja
60 b. Berbaring
12 12 mnt 6 8 3 3 3 3 1 2 1 3 3 2 3 Sedang Cukup Buruk 3 ditempat tidur

15 d. Mengonsumsi
13 10 mnt 6 5 1 1 2 0 0 2 1 2 0 0 1 Sedang Cukup Baik 3 makanan bergizi
15 b. Berbaring
14 11 mnt 7 8 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 Tdk Antusias Sangat Baik 3 ditempat tidur
15 b. Berbaring
15 9 mnt 6 5 0 2 1 0 0 1 0 2 0 0 1 Sedang Sangat Baik 1 ditempat tidur
30 b. Berbaring
16 10 mnt 4 8 1 0 0 2 0 3 0 2 3 0 3 Sedang Cukup Baik 3 ditempat tidur
60 b. Berbaring
17 10 mnt 6 8 1 2 1 0 1 1 0 1 0 0 2 Sedang Sangat Baik 3 ditempat tidur
15 b. Berbaring
18 10 mnt 7 8 1 2 1 0 0 2 0 1 2 0 1 Kecil Cukup Baik 3 ditempat tidur

67
15 e. Dibiarkan
19 11 mnt 6 5 2 2 1 2 0 0 2 3 1 0 3 Besar Cukup Buruk 1 saja
c. Pergi
15 konsultasi ke
20 10 mnt 6 6 2 2 1 2 1 3 3 2 2 2 3 Sedang Cukup Buruk 1 dokter/bidan

30 d. Mengonsumsi
21 11 mnt 4 8 2 2 1 1 1 2 1 1 1 0 3 Kecil Cukup Buruk 2 makanan bergizi

15 d. Mengonsumsi
22 10 mnt 6 7 1 1 2 1 3 2 2 1 2 0 2 Sedang Cukup Baik 3 makanan bergizi
30 a. Minum
23 11 mnt 6 6 2 3 0 0 0 2 2 3 0 1 2 Besar Cukup Buruk 1 obat/jamu
30 e. Dibiarkan
24 10 mnt 6 6 1 2 3 0 0 1 3 0 0 1 1 Kecil Cukup Baik 1 saja
15 b. Berbaring
25 11 mnt 6 5 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 2 Sedang Cukup Buruk 2 ditempat tidur
15 b. Berbaring
26 10 mnt 6 8 1 2 1 0 0 3 1 0 2 0 2 Sedang Cukup Baik 1 ditempat tidur
15 b. Berbaring
27 12 mnt 7 7 2 2 3 0 1 2 2 0 0 0 2 Sedang Cukup Baik 1 ditempat tidur
60 a. Minum
28 10 mnt 6 5 1 1 1 0 1 2 0 1 1 0 1 Kecil Cukup Baik 3 obat/jamu
60 e. Dibiarkan
29 10 mnt 7 7 2 3 3 3 3 1 0 0 1 0 2 Kecil Cukup Buruk 3 saja
30 a. Minum
30 11 mnt 6 6 1 1 1 0 0 2 1 2 1 0 0 Sedang Cukup Baik 1 obat/jamu
30 b. Berbaring
31 9 mnt 7 6 0 1 1 0 0 2 0 0 0 0 2 Kecil Cukup Baik 3 ditempat tidur
30 b. Berbaring
32 10 mnt 4 7 3 3 2 0 0 3 0 2 3 0 2 Sedang Cukup Baik 3 ditempat tidur
30 a. Minum
33 11 mnt 5 7 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 Sedang Cukup Baik 1 obat/jamu
30 b. Berbaring
34 11 mnt 4 7 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 2 Sedang Cukup Baik 2 ditempat tidur
15 b. Berbaring
35 10 mnt 5 5 1 2 3 0 1 3 2 1 0 2 3 Sedang Cukup Baik 3 ditempat tidur

60 d. Mengonsumsi
36 9 mnt 7 6 1 2 1 0 1 3 0 1 0 0 2 Tdk Antusias Cukup Baik 3 makanan bergizi
60 b. Berbaring
37 10 mnt 4 8 2 2 3 1 1 2 1 2 1 1 3 Sedang Cukup Buruk 3 ditempat tidur

68
15 e. Dibiarkan
38 9 mnt 5 5 1 2 3 1 1 3 1 2 1 0 1 Sedang Cukup Buruk 3 saja
15 b. Berbaring
39 10 mnt 6 5 1 2 2 0 0 1 0 1 0 0 1 Kecil Cukup Baik 1 ditempat tidur

15 d. Mengonsumsi
40 10 mnt 4 6 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 Kecil Cukup Baik 1 makanan bergizi
30 b. Berbaring
41 9 mnt 4 5 1 2 3 0 2 3 1 1 1 1 3 Sedang Cukup Buruk 3 ditempat tidur
60 b. Berbaring
42 11 mnt 5 7 1 2 2 0 0 1 0 2 1 0 3 Sedang Cukup Buruk 3 ditempat tidur
15 b. Berbaring
43 11 mnt 4 8 2 1 1 1 1 3 1 0 0 0 2 Kecil Cukup Baik 2 ditempat tidur
15 b. Berbaring
44 10 mnt 5 8 2 2 0 0 1 1 0 1 0 0 3 Besar Cukup Buruk 1 ditempat tidur
15 b. Berbaring
45 11 mnt 6 6 3 2 2 1 0 3 1 2 2 0 3 Kecil Cukup Buruk 3 ditempat tidur
30 b. Berbaring
46 11 mnt 6 7 0 1 0 0 0 2 2 1 0 0 2 Sedang Cukup Buruk 1 ditempat tidur
15 b. Berbaring
47 10 mnt 7 5 0 0 0 0 0 2 1 0 0 0 3 Besar Sangat Baik 1 ditempat tidur

30 d. Mengonsumsi
48 10 mnt 4 5 1 2 0 0 0 3 1 0 1 0 3 Kecil Cukup Baik 2 makanan bergizi
30 b. Berbaring
49 12 mnt 7 8 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 Besar Sangat Buruk 3 ditempat tidur
15 b. Berbaring
50 11 mnt 5 8 1 3 2 0 0 0 0 0 0 0 1 Besar Cukup Baik 1 ditempat tidur
15 b. Berbaring
51 1 mnt 5 5 3 3 3 2 3 3 1 3 3 2 3 Sedang Cukup Buruk 3 ditempat tidur
15 a. Minum
52 10 mnt 5 5 2 1 1 0 1 2 1 2 0 0 2 Sedang Cukup Baik 2 obat/jamu
60 b. Berbaring
53 11 mnt 6 5 1 3 2 1 0 3 1 1 1 0 1 Sedang Cukup Buruk 1 ditempat tidur
60 b. Berbaring
54 12 mnt 4 5 3 3 3 1 2 3 1 2 2 3 3 Sedang Cukup Buruk 3 ditempat tidur
30 e. Dibiarkan
55 10 mnt 4 8 3 3 2 1 1 1 2 2 1 0 3 Kecil Cukup Buruk 2 saja
30 e. Dibiarkan
56 9 mnt 7 7 2 1 2 1 0 3 0 1 0 0 3 Sedang Cukup Baik 2 saja
30 b. Berbaring
57 11 mnt 4 6 1 1 1 0 1 3 0 1 0 0 3 Sedang Cukup Buruk 1 ditempat tidur

69
30 b. Berbaring
58 11 mnt 6 8 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 Sedang Cukup Baik 1 ditempat tidur
30 b. Berbaring
59 10 mnt 7 7 1 1 1 0 2 2 0 2 1 0 2 Sedang Cukup Baik 2 ditempat tidur
15 b. Berbaring
60 10 mnt 7 7 3 1 0 1 0 1 2 0 0 0 2 Sedang Cukup Baik 2 ditempat tidur
60 b. Berbaring
61 10 mnt 6 5 1 1 1 0 0 2 1 1 1 0 3 Sedang Cukup Baik 3 ditempat tidur
60 Lainnya.
62 11 mnt 4 5 3 2 2 1 0 3 1 2 1 0 3 Sedang Cukup Buruk 3 kompres hangat
15 b. Berbaring
63 11 mnt 4 7 3 3 3 1 0 3 0 1 2 0 3 Sedang Cukup Buruk 3 ditempat tidur
15 b. Berbaring
64 10 mnt 6 5 2 2 2 0 2 3 3 0 3 1 2 Besar Cukup Buruk 1 ditempat tidur
15 b. Berbaring
65 11 mnt 4 5 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 2 Kecil Sangat Baik 2 ditempat tidur

30 d. Mengonsumsi
66 9 mnt 5 6 0 1 2 0 2 2 0 0 0 0 3 Sedang Cukup Baik 1 makanan bergizi
60 b. Berbaring
67 11 mnt 7 6 1 3 2 0 0 1 2 1 1 0 2 Sedang Cukup Baik 1 ditempat tidur
15 b. Berbaring
68 1 mnt 5 7 1 3 3 3 1 2 2 3 2 1 3 Besar Sangat Buruk 3 ditempat tidur
15 e. Dibiarkan
69 1 mnt 4 8 1 2 0 2 0 0 2 1 2 0 3 Sedang Cukup Baik 1 saja
15 b. Berbaring
70 10 mnt 6 7 0 0 1 0 1 2 0 1 1 0 2 Besar Cukup Baik 1 ditempat tidur
30 b. Berbaring
71 11 mnt 7 8 1 2 2 0 0 3 0 1 0 0 3 Sedang Sangat Baik 3 ditempat tidur
15 b. Berbaring
72 11 mnt 6 6 2 2 1 1 0 1 1 1 0 0 3 Kecil Cukup Baik 1 ditempat tidur
30 e. Dibiarkan
73 11 mnt 6 6 1 0 1 0 1 2 1 0 0 0 2 Kecil Cukup Buruk 3 saja
30 b. Berbaring
74 11 mnt 5 7 1 1 1 0 1 2 2 2 0 0 1 Sedang Cukup Baik 1 ditempat tidur
15 b. Berbaring
75 10 mnt 4 6 2 1 3 0 0 3 1 1 0 0 2 Sedang Cukup Baik 3 ditempat tidur
15 Lainnya.
76 12 mnt 4 7 1 2 0 0 0 1 1 2 0 0 3 Sedang Cukup Buruk 3 kompres hangat
15 b. Berbaring
77 10 mnt 6 5 2 3 1 0 1 1 1 1 0 0 3 Sedang Cukup Baik 2 ditempat tidur
78 11 60 6 8 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2 Besar Sangat Baik 1 b. Berbaring

70
mnt ditempat tidur
60 b. Berbaring
79 11 mnt 5 8 1 2 3 0 1 1 1 1 1 0 2 Kecil Cukup Baik 1 ditempat tidur
30 b. Berbaring
80 12 mnt 6 8 3 3 3 0 0 0 3 2 2 0 3 Sedang Cukup Buruk 3 ditempat tidur
30 e. Dibiarkan
81 11 mnt 4 5 3 3 3 0 0 3 3 3 3 0 3 Besar Cukup Buruk 3 saja
30 b. Berbaring
82 12 mnt 4 5 3 3 3 0 0 3 2 3 3 0 3 Besar Cukup Buruk 3 ditempat tidur
30 a. Minum
83 12 mnt 6 6 3 3 3 1 3 3 2 3 2 0 3 Sedang Cukup Buruk 3 obat/jamu
30 a. Minum
84 11 mnt 7 7 3 3 3 0 0 3 1 2 2 0 3 Besar Cukup Buruk 3 obat/jamu
15 b. Berbaring
85 12 mnt 4 7 3 3 3 0 0 3 0 2 2 3 3 Besar Cukup Buruk 3 ditempat tidur
60 a. Minum
86 12 mnt 7 7 3 3 3 1 0 3 1 2 2 0 3 Sedang Cukup Buruk 3 obat/jamu
60 b. Berbaring
87 12 mnt 5 5 3 3 3 1 1 2 1 1 2 0 3 Sedang Cukup Buruk 3 ditempat tidur
15 b. Berbaring
88 12 mnt 7 6 2 2 3 0 0 3 0 1 2 0 3 Sedang Cukup Buruk 3 ditempat tidur
15 a. Minum
89 11 mnt 5 6 3 3 3 0 0 3 0 2 2 2 2 Besar Cukup Buruk 3 obat/jamu
15 a. Minum
90 12 mnt 5 8 3 3 3 0 2 2 0 1 2 0 3 Besar Cukup Buruk 3 obat/jamu
30 a. Minum
91 12 mnt 4 8 3 3 3 1 2 2 1 2 3 2 3 Sedang Cukup Buruk 3 obat/jamu
60 a. Minum
92 11 mnt 5 7 3 3 3 2 2 2 2 2 3 1 3 Sedang Cukup Buruk 3 obat/jamu
15 b. Berbaring
93 12 mnt 6 6 3 3 3 1 3 2 2 2 2 0 2 Sedang Cukup Buruk 3 ditempat tidur
15 b. Berbaring
94 12 mnt 5 7 2 2 3 1 1 3 1 2 3 0 2 Besar Cukup Buruk 3 ditempat tidur
15 b. Berbaring
95 11 mnt 4 8 3 3 3 2 2 2 2 2 2 0 2 Besar Cukup Buruk 3 ditempat tidur
30 a. Minum
96 1 mnt 5 5 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 Sedang Sangat Buruk 3 obat/jamu
15 b. Berbaring
97 12 mnt 5 7 2 2 3 1 1 3 1 1 3 2 2 Besar Cukup Buruk 3 ditempat tidur
30 a. Minum
98 12 mnt 7 8 3 3 3 2 2 2 2 2 3 0 3 Besar Cukup Buruk 3 obat/jamu

71
30 a. Minum
99 12 mnt 5 8 2 3 3 0 2 3 2 3 2 2 3 Besar Cukup Buruk 3 obat/jamu
15 b. Berbaring
100 1 mnt 6 8 2 3 3 1 2 2 1 2 3 0 3 Sedang Cukup Buruk 3 ditempat tidur
15 a. Minum
101 12 mnt 4 8 2 2 3 2 2 3 2 3 3 0 3 Besar Cukup Buruk 3 obat/jamu
30 a. Minum
102 12 mnt 7 7 3 3 3 1 2 3 2 2 3 1 3 Besar Cukup Buruk 3 obat/jamu
60 a. Minum
103 11 mnt 6 6 2 3 3 2 2 3 2 3 2 0 2 Besar Cukup Buruk 3 obat/jamu
15 a. Minum
104 12 mnt 4 7 3 3 3 1 0 3 1 2 3 2 3 Besar Cukup Buruk 3 obat/jamu
15 a. Minum
105 11 mnt 7 5 3 3 3 0 0 3 0 2 3 0 3 Besar Cukup Buruk 3 obat/jamu
15 b. Berbaring
106 1 mnt 4 6 3 3 3 0 2 2 1 2 3 0 3 Besar Cukup Buruk 3 ditempat tidur
30 a. Minum
107 1 mnt 5 5 3 3 3 0 0 2 0 2 2 0 3 Sedang Cukup Buruk 3 obat/jamu
15 b. Berbaring
108 11 mnt 6 7 3 3 3 0 2 2 1 1 2 0 3 Sedang Cukup Buruk 3 ditempat tidur
30 b. Berbaring
109 11 mnt 4 5 2 3 3 1 1 2 1 2 3 0 2 Sedang Cukup Buruk 3 ditempat tidur
30 b. Berbaring
110 11 mnt 5 7 2 2 2 1 1 3 1 2 2 0 2 Sedang Cukup Buruk 3 ditempat tidur

15 d. Mengonsumsi
111 11 mnt 5 8 2 2 2 1 0 3 0 1 2 0 3 Sedang Cukup Buruk 3 makanan bergizi
15 a. Minum
112 11 mnt 7 6 3 3 3 0 1 2 0 1 2 0 2 Sedang Cukup Buruk 3 obat/jamu
15 b. Berbaring
113 10 mnt 7 6 0 1 0 1 1 0 1 2 0 0 1 Besar Cukup Baik 1 ditempat tidur
60 e. Dibiarkan
114 11 mnt 7 7 1 1 2 0 1 0 3 0 1 1 1 Sedang Cukup Baik 2 saja
c. Pergi
60 konsultasi ke
115 12 mnt 4 7 2 1 2 0 3 2 2 2 0 2 2 Kecil Cukup Buruk 3 dokter/bidan
30 Lainnya.
116 10 mnt 4 6 0 1 0 1 1 0 2 0 2 3 2 Sedang Cukup Buruk 2 kompres hangat

30 d. Mengonsumsi
117 9 mnt 5 5 1 2 2 3 0 0 0 1 2 2 3 Sedang Cukup Baik 2 makanan bergizi
118 11 30 7 6 0 3 1 3 2 0 3 2 2 2 3 Besar Cukup Baik 2 a. Minum

72
mnt obat/jamu
30 e. Dibiarkan
119 11 mnt 6 7 2 2 0 0 0 3 0 1 2 0 3 Kecil Cukup Buruk 2 saja
30 b. Berbaring
120 10 mnt 4 7 1 2 1 1 3 3 3 1 2 3 1 Sedang Cukup Buruk 3 ditempat tidur
15 b. Berbaring
121 10 mnt 6 5 1 3 1 0 3 2 0 0 1 3 1 Sedang Cukup Baik 2 ditempat tidur
60 b. Berbaring
122 10 mnt 5 7 0 0 3 3 3 1 2 2 1 0 1 Tdk Antusias Cukup Buruk 3 ditempat tidur
60 a. Minum
123 11 mnt 6 6 0 3 3 1 0 3 3 0 3 1 2 Sedang Cukup Buruk 3 obat/jamu
15 e. Dibiarkan
124 11 mnt 7 7 0 2 3 3 2 2 1 2 2 1 0 Sedang Cukup Buruk 3 saja
15 a. Minum
125 10 mnt 6 6 2 2 1 3 3 2 1 0 2 0 1 Sedang Sangat Baik 1 obat/jamu
15 b. Berbaring
126 11 mnt 5 5 3 3 2 2 0 3 0 3 1 1 1 Kecil Cukup Baik 3 ditempat tidur
30 b. Berbaring
127 9 mnt 4 6 1 0 0 1 3 1 0 1 2 3 0 Besar Sangat Buruk 3 ditempat tidur
60 a. Minum
128 11 mnt 7 5 3 1 0 3 2 0 2 2 2 1 0 Sedang Cukup Baik 3 obat/jamu
15 b. Berbaring
129 1 mnt 5 7 2 0 2 3 2 3 2 0 0 0 1 Kecil Cukup Buruk 1 ditempat tidur

15 d. Mengonsumsi
130 1 mnt 7 8 3 1 2 2 1 1 3 1 2 1 2 Sedang Cukup Baik 1 makanan bergizi
15 a. Minum
131 10 mnt 5 7 3 0 0 3 2 1 1 2 1 0 0 Besar Cukup Buruk 2 obat/jamu
60 e. Dibiarkan
132 9 mnt 7 6 1 2 2 3 0 2 3 3 2 1 0 Kecil Cukup Buruk 3 saja

Setelah Dihitung Berdasarkan Kisi-Kisi PSQI, Sebelum Diinput SPSS

73
Kualitas Tidur Latensi Durasi Efisiensi Gangguan Penggunaan Disfungsi Siang Total Total Y
Subyektif Tidur Tidur Tidur Tidur Obat Hari
2 1 0 3 1 0 2 9 1
1 1 1 3 1 0 2 9 1
1 3 2 3 1 0 2 12 1
1 1 1 0 2 0 2 7 2
2 2 0 3 2 0 3 12 3
1 1 0 3 1 0 2 8 2
1 1 3 3 1 0 1 10 2
1 1 3 3 1 0 3 12 2
1 2 1 3 1 0 2 10 2
0 1 2 3 1 0 3 10 3
2 3 1 3 2 0 2 13 2
2 3 0 3 3 2 3 16 3
1 1 3 3 1 0 2 11 3
0 1 0 3 1 0 0 5 3
0 0 3 3 1 0 2 9 1
1 1 0 3 2 0 3 10 3
0 2 0 3 1 0 2 8 3
1 1 0 3 1 0 1 7 3
2 1 3 3 2 0 3 14 1
2 1 2 3 2 2 3 15 1
2 2 0 3 2 0 2 11 2
1 1 1 3 2 0 2 10 3
2 2 2 3 2 1 3 15 1
1 1 2 3 1 1 1 10 1
2 1 3 3 1 0 2 12 2
1 1 0 3 1 0 2 8 1
1 1 1 3 2 0 2 10 1
1 2 3 3 1 0 1 11 3
2 2 1 3 2 0 2 12 3

74
1 1 2 3 1 0 1 9 1
1 1 2 3 1 0 2 10 3
1 2 1 3 2 0 2 11 3
1 1 1 3 1 0 2 9 1
1 1 1 3 1 0 2 9 2
1 1 3 3 2 2 3 15 3
1 2 2 3 1 0 1 10 3
2 2 0 3 2 1 3 13 3
2 1 3 3 2 0 2 13 3
1 1 3 3 1 0 1 10 1
1 0 2 3 1 0 1 8 1
2 1 3 3 2 1 3 15 3
2 2 1 3 1 0 3 12 3
1 1 0 3 1 0 2 8 2
2 1 0 3 1 0 3 10 1
2 2 2 3 2 0 2 13 3
2 1 1 3 1 0 2 10 1
0 0 3 3 1 0 3 10 1
1 1 3 3 1 0 2 11 2
3 2 0 3 3 2 3 16 3
1 1 0 3 1 0 2 8 1
2 2 3 1 3 2 3 16 3
1 1 3 3 1 0 2 11 2
2 2 3 3 2 0 2 14 1
2 3 3 3 2 3 3 19 3
2 2 0 3 2 0 2 11 2
1 2 1 3 1 0 3 11 2
2 1 2 3 1 0 3 12 1
1 1 0 3 1 0 1 7 1
1 1 1 3 1 0 2 9 2
1 2 1 3 1 0 2 10 2

75
1 2 3 3 1 0 3 13 3
2 3 3 3 2 0 3 16 3
2 2 1 3 2 0 3 13 3
2 1 3 3 2 1 3 15 1
0 0 3 3 1 0 2 9 2
1 1 2 3 1 0 3 11 1
1 2 2 3 2 0 2 12 1
3 1 1 0 3 1 3 12 3
1 1 0 0 1 0 3 6 1
1 0 1 3 1 0 3 9 1
0 1 0 3 1 0 3 8 3
1 1 2 3 1 0 2 10 1
2 1 2 3 1 0 2 11 3
1 1 1 3 1 0 2 9 1
1 1 2 3 1 0 2 10 3
2 1 1 3 1 0 3 11 3
1 1 3 3 1 0 3 12 2
0 1 0 3 1 0 3 8 1
1 2 0 3 2 0 2 10 1
2 2 0 3 2 0 3 12 3
2 2 3 3 2 0 3 15 3
2 2 3 3 2 0 3 15 3
2 2 2 3 3 0 3 15 3
2 2 1 3 2 0 3 13 3
2 2 1 3 2 3 3 16 3
2 3 1 3 2 0 3 14 3
2 3 3 3 2 0 3 16 3
2 1 2 3 2 0 3 13 3
2 2 2 3 2 2 3 16 3
2 2 0 3 2 0 3 12 3
2 2 0 3 2 2 3 14 3

76
2 3 1 3 3 1 3 16 3
2 2 2 3 2 0 2 13 3
2 1 1 3 2 0 3 12 3
2 2 0 3 2 0 3 12 3
3 2 3 1 3 2 3 17 3
2 1 1 3 2 2 3 14 3
2 2 0 3 3 0 3 13 3
2 2 0 3 2 2 3 14 3
2 1 0 0 2 0 3 8 3
2 1 0 3 3 0 3 12 3
2 2 1 3 3 1 3 15 3
2 2 2 3 3 0 3 15 3
2 2 1 3 2 2 3 15 3
2 2 3 3 2 0 3 15 3
2 2 2 0 2 0 3 11 3
2 2 3 1 2 0 3 13 3
2 2 1 3 2 0 3 13 3
2 2 3 3 2 0 2 14 3
2 2 1 3 2 0 2 12 3
2 2 0 3 2 0 3 12 3
2 2 2 3 2 0 2 13 3
1 0 2 3 1 0 2 9 1
1 2 1 3 1 1 2 11 2
2 2 1 3 2 2 2 14 3
2 1 2 3 1 3 2 14 2
1 1 3 3 2 2 3 15 2
1 1 2 3 2 2 3 14 2
2 2 1 3 1 0 2 11 2
2 1 1 3 2 3 2 14 3
1 1 3 3 2 3 2 15 2
2 1 1 3 2 0 1 10 3

77
2 1 2 3 2 1 2 13 3
2 0 1 3 2 1 1 10 3
0 1 2 3 2 0 2 10 1
1 2 3 3 2 1 1 13 3
3 1 2 3 1 3 2 15 3
1 3 3 3 2 1 1 14 3
2 1 1 0 2 0 1 7 1
1 2 0 0 2 1 2 8 1
2 2 1 3 2 0 2 12 2
2 2 2 3 2 1 1 13 3

78
Output SPSS

Kualitas Tidur Subyektif

Percen Cumulative
Frequency t Valid Percent Percent
Valid Sangat Baik 9 6,8 6,8 6,8
Cukup Baik 50 37,9 37,9 44,7
Cukup Buruk 69 52,3 52,3 97,0
Sangat Buruk 4 3,0 3,0 100,0
Total 132 100,0 100,0

Latensi Tidur

Percen Cumulative
Frequency t Valid Percent Percent
Valid Sangat Baik 7 5,3 5,3 5,3
Cukup Baik 62 47,0 47,0 52,3
Cukup Buruk 54 40,9 40,9 93,2
Sangat Buruk 9 6,8 6,8 100,0
Total 132 100,0 100,0

Durasi Tidur

Percen Cumulative
Frequency t Valid Percent Percent
Valid Sangat Baik 31 23,5 23,5 23,5
Cukup Baik 38 28,8 28,8 52,3
Cukup Buruk 30 22,7 22,7 75,0
Sangat Buruk 33 25,0 25,0 100,0
Total 132 100,0 100,0

Efisiensi TIdur

Percen Cumulative
Frequency t Valid Percent Percent
Valid Sangat Baik 7 5,3 5,3 5,3
Cukup Baik 3 2,3 2,3 7,6
Sangat Buruk 122 92,4 92,4 100,0
Total 132 100,0 100,0

79
Gangguan Tidur

Percen Cumulative
Frequency t Valid Percent Percent
Valid Cukup Baik 55 41,7 41,7 41,7
Cukup Buruk 66 50,0 50,0 91,7
Sangat Buruk 11 8,3 8,3 100,0
Total 132 100,0 100,0

Penggunaan Obat

Percen Cumulative
Frequency t Valid Percent Percent
Valid Sangat Baik 97 73,5 73,5 73,5
Cukup Baik 15 11,4 11,4 84,8
Cukup Buruk 14 10,6 10,6 95,5
Sangat Buruk 6 4,5 4,5 100,0
Total 132 100,0 100,0

Disfungsi Siang Hari

Percen Cumulative
Frequency t Valid Percent Percent
Valid Sangat Baik 1 0,8 0,8 0,8
Cukup Baik 15 11,4 11,4 12,1
Cukup Buruk 54 40,9 40,9 53,0
Sangat Buruk 62 47,0 47,0 100,0
Total 132 100,0 100,0

Kualitas Tidur

Percen
Frequency t
Valid Baik 6 4,5
Buruk 126 95,5
Total 132 100,0

Dismenorea

80
Percen Cumulative
Frequency t Valid Percent Percent
Valid Cukup Baik 34 25,8 25,8 25,8
Cukup Buruk 25 18,9 18,9 44,7
Sangat Buruk 73 55,3 55,3 100,0
Total 132 100,0 100,0

Correlations
Kualitas
Tidur Dismenorea
Spearman's rho Kualitas Tidur Correlation Coefficient 1,000 ,475**
Sig. (2-tailed) . ,000
N 132 132
Dismenorea Correlation Coefficient ,475** 1,000
Sig. (2-tailed) ,000 .
N 132 132
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

81
LAMPIRAN E
JADWAL BIMBINGAN

82
No Tanggal Bahan Penugasan Paraf
1. 24-05-2023 Judul Bimbingan judul
2. 04-08-2023 Judul Penetapan topik penelitian
Perbaikan Latar belakang,
3. 13-10-2023 Bab 1 pedoman penulisan yang
sesuai
Perbaikan Etik dan
4. 16-10-2023 Etik
Kuesioner penelitian
Pengajuan protokol etik ke
5. 18-10-2023 Etik
KEPK FIK UNAI
Perbaikan Abstrak,
6. 24-10-2023 Bab 1,2,3 pendahuluan, metodologi
penelitian
7. 31-10-2023 Bab 1,2,3 Memulai Pengumpulan data
8. 12-11-2023 Bab 1,2,3,4,5 Olah data
9. 14-11-2023 Bab 1,2,3,4,5 Perbaikan bab 4
Perbaikan teknik
10. 15-11-2023 Bab 3
pengambilan sempel
11. 16-11-2023 Bab 1,2,3,4,5 Perbaikan artikel jurnal
Perbaikan jurnal dan PPT
12. 17-11-2023 Bab 1,2,3,4,5
sidang
Jadwal Kegiatan Bimbingan Skripsi

Pembimbing : Dr. Nilawati Soputri, MSN


Nama mahasiswa : Sabatini Setia Larasati A

83
LAMPIRAN F
CURRICULUM VITAE

84
CURRICULUM VITAE

DATA PRIBADI
Nama : Sabatini Setia Larasati Aritonang
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/tanggal lahir : Lubuk linggau, 5 Oktober 2002
Agama : Kriten Advent
Status : Belum Menikah

PENDIDIKAN
2007 -2013 : SD Xaverius Lubuk linggau
2013-2016 : SMP Xaverius Lubuk linggau
2016-2019 : SMA Xaverius Lubuk linggau
2020-Sekarang : S1 Ilmu Keperawatan Universitas Advent
Indonesia

85

You might also like