You are on page 1of 95

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
TANJUNG EMAS KABUPATEN
TANAH DATAR
TAHUN 2017

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai
Salah Satu syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Terapan Kebidanan

OLEH :
Zesfika Yuza
NIM : 1615301194

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
FORT DE KOCK BUKIT TINGGI
TAHUN 2017
MIDWIFE DIPLOMA IV STUDY PROGRAM
FORT DE KOCK HEALTH SCIENCE COLLEGE
Research, October 2017

Zesfika Yuza

Factors Associated with Anemia Occurrence in Pregnant Trimester III at


Tanjung Emas Health Center Regency of Tanah Datar Year 2017
vii + VII + 59 pages, 8 tables, 2 charts, 11 attachments

ABSTRACT

Anemia generally occurs worldwide. Anemia pregnant women in the work


area of Tanjung Emas Health Center were 44%, with Fe1 coverage of 78.15% and
Fe3 (55%). A preliminary survey of 16 pregnant women, 9 of whom had Hb <11 g
/ dl, 10 people did not know the benefits of taking Fe tablets, 9 thought that anemia
in pregnant women would have no effect on delivery, and 12 did not spend Fe
tablets provided by the officers. The objective of the study was to investigate factors
related to the incidence of anemia in the third trimester pregnant women.
The type of descriptive analytic research with cross sectional study design
was conducted in August 2017. The population was all pregnant women in the work
area of Tanjung Emas health center, amounting to 48 people. Sampling was done
in total sampling. Data analysis using Chi Square statistical test.
The result of univariate analysis is known that 54,2% have low knowledge,
(60,4%) negative attitude about anemia, (72,9%) do not obedience consuming Fe
tablet, and 68,8% happened anemia of pregnant mother. The result of bivariate have
knowledge relation (p = 0,023 and OR = 5,500), attitude (p = 0,004 and OR =
8,594), and compliance of Fe tablet (p = 0,012 and OR = 6,400) with incidence of
anemia in pregnant mother.
It was concluded that factors related to the incidence of anemia in pregnant
women is the attitude of the mother. It is expected to faily and husband of pregnant
mother to always remind pregnant mother to obedient in consuming Fe tablet

Reading list : 32 (2003-2015)


Keywords : knowledge, attitude, compliance, consumption of FE tablet
and anemia of pregnant mother

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FORT DE KOCK


PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN
Laporan Tugas Akhir, Oktober 2017
Zesfika Yuza

Faktor – faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Emas Kabupaten Tanah
Datar Tahun 2017
vii + VII + 59 halaman, 8 tabel, 2 bagan, 11 lampiran
ABSTRAK

Anemia pada umumnya terjadi di seluruh dunia. Ibu hamil anemia di


wilayah kerja Puskesmas Tanjung Emas adalah 44 %, dengan cakupan Fe1 78,15%
dan Fe3 (55%). Survey awal yang dilakukan terhadap 16 orang ibu hamil, 9 orang
diantaranya memiliki Hb < 11 g/dl, 10 orang tidak mengetahui manfaat konsumsi
tablet Fe, 9 orang berpendapat bahwa anemia pada ibu hamil tidak akan berdampak
pada proses persalinan, dan 12 orang tidak menghabiskan tablet Fe yang diberikan
petugas. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III.
Jenis penelitian deskriptif analitik dengan desain Cross Sectional Study
Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2017. Populasi adalah seluruh ibu hamil
yang ada di wilayah kerja puskesmas Tanjung Emas, berjumlah 48 orang.
Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling. Analisa data menggunakan
uji statistik Chi Square.
Hasil analisis univariat diketahui 54,2 % memiliki pengetahuan rendah,
(60,4%) sikap negatif tentang anemia, (72,9 %) tidak patuh mengkonsumsi tablet
Fe, dan 68,8 % terjadi anemia ibu hamil. Hasil bivariat ada hubungan pengetahuan
(p = 0,023 dan OR = 5,500), sikap (p = 0,004 dan OR = 8,594), dan kepatuhan
konsumsi tablet Fe (p = 0,012 dan OR = 6,400) dengan kejadian anemia pada ibu
hamil.
Disimpulkan bahwa kejadian anemia sangat bermakna terhadap sikap, maka
diharapkan kepada pihak keluarga khususnya suami agar mengingatkan ibu hamil
untuk mengkonsumsi tablet Fe sesuai anjuran.

Daftar Bacaan : 32 (2003 - 2015)


Kata kunci : pengetahuan, sikap, kepatuhan konsumsi tablet Fe dan anemia ibu
hamil

knowledge, attitude, compliance consumption of Fe tablet and anemia of pregnant


mother

Reading List : 32 (2003 - 2015)


Keywords :
KATA PENGANTAR

Puji dan rasa syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Yang Maha Esa

karena atas kasih sayang dan Kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan

Tugas Akhir dengan Judul “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian

Anemia pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Tanjung Emas

Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017”.

Penyusunan Laporan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat dalam

menyelesaikan pendidikan Prodi DIV Kebidanan STIKes Fort De Kock

Bukittinggi. Selama proses penyusunan Laporan Tugas Akhir ini dari awal sampai

akhir tidak terlepas dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis mengucapkan Terimakasih kepada Bapak/Ibu :

1. Ibu Nurhayati, S.ST, M.Biomed Selaku Ketua STIKes Fort De Kock

Bukitinggi

2. Ibu Zuraida, S.ST, M.Biomed selaku Ketua Prodi DIV Kebidanan STIKes

Fort De Kock Bukittinggi

3. Ibu Nita Tri Putri,SKM.MPH Selaku pembimbing I yang telah banyak

meluangkan waktu, mengarahkan dan membimbing dengan penuh

kesabaran, ketekunan dan perhatian sehingga penyusunan Laporan Tugas

Akhir ini dapat di selesaikan.

4. Ibu Ns. Del Fatma Wati, S.Kep, M.Kep Selaku pembimbing II yang telah

banyak meluangkan waktu, mengarahkan dan membimbing dengan penuh

kesabaran, ketekunan dan perhatian sehingga penyusunan Laporan Tugas

Akhir ini dapat di selesaikan.


5. Staf dosen STIKes Fort De Kock Bukittinggi yang memberikan ilmu

pengetahuan, bimbingan serta nasehat.

6. Orang tua dan Suami tercinta yang telah memberikan dorongan dan

motivasi selama penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

7. Teman-teman seperjangan di STIKes Fort De Kock Bukittinggi yang telah

memberikan sumbangan fikiran dan dorongan dalam peyusunan Laporan

Tugas Akhir ini, serta sema pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu

persatu.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan

Laporan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu penulis sangat berharap menerima

kritikan dan saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan

Laporan Tugas Akhir ini. Akhir kata penulis ucapkan Terimakasih.

Bukittinggi, Oktober 2017

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN PERSETUJUAN
ABSTRACT
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
DAFTAR BAGAN................................................................................... .. v
DAFTAR TABEL ...................................................................................... vi
DAFTAR
LAMPIRAN .................................................................................................... vi
i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... . 7
C. Tujuan Penelitian........................................................................... . 7
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 8
E. Ruang Lingkup .............................................................................. 9

BAB II TINJAUAN TEORITIS


A. Anemia ......................................................................................... 10
B. Pengetahuan ................................................................................. 18
C. Sikap ............. ................................................................................ 22
D. Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah ................................ 24
E. Kehamilan ..................................................................................... 26
F. Kerangka Teoritis.......................................................................... 28

BAB III KERANGKA KONSEP


A. Kerangka Konsep .......................................................................... 29
B. Definisi Operasional ...................................................................... 30
C. Hipotesa......................................................................................... 31

BAB IV METODE PENELITIAN


A. Jenis Dan Desain Penelitian ........................................................... 32
B. Tempat dan waktu penelitian ......................................................... 32
C. Populasi dan Sampel ...................................................................... 32
D. Instrumen Penelitian ....................................................................... 34
E. Etika Penelitian............................................................................... 34
F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ............................................ 35

BAB V HASIL PENELITIAN


A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................. 38
B. Gambaran Umum Karakteristik Responden ................................. 38
C. Analisa Univariat........................................................................... 39
D. Analisa Bivariat ............................................................................. 41

BAB VI PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat........................................................................... 45
B. Analisa Bivariat ............................................................................. 52

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ................................................................................... 59
B. Saran .............................................................................................. 60

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR BAGAN

Nomor Bagan Halaman

2.1 Kerangka Teori........................................................................................... 28


2.2 Kerangka Konsep ....................................................................................... 29
DAFTAR TABEL

Halaman

3.1 Defenisi Operasional ..............................................................................


30
5.1 Karakteristik Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Emas
Kabupaten Tanah Datar Tahun
2017 ........................................................................................................
................................................................................................................ 39

5.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil di Wilayah Kerja


Puskesmas Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar Tahun
2017 ........................................................................................................
................................................................................................................ 40

5.3 Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas


Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar Tahun
2017 ........................................................................................................
................................................................................................................ 40

5.4 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe di Wilayah


Kerja Puskesmas Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017
................................................................................................................
................................................................................................................ 41

5.5 Distribusi Frekuensi Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di Wilayah


Kerja Puskesmas Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017
................................................................................................................
................................................................................................................ 41

5.6 Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di


Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar
Tahun
2017 ........................................................................................................
................................................................................................................ 42

5.7 Hubungan Sikap dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di


Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar
Tahun
2017 ........................................................................................................
................................................................................................................ 43

5.8 Hubungan Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe dengan Kejadian Anemia


Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Emas
Kabupaten Tanah Datar Tahun
2017 ........................................................................................................
................................................................................................................ 44

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran
1. Jadwal Kegiatan Proposal
2. Persetujuan Menjadi Responden
3. Format Persetujuan Responden
4. Kisi-kisi Kuesioner
5. Kuesioner
6. Surat izin pengambilan Data Awal
7. Surat Izin Penelitian
8. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian
9. Master Tabel
10. Hasil Pengolahan dan Analisa Data
11. Lembar Konsultasi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat

kesehatan perempuan. Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil

atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa

memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang

disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-

sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dll (Kemenkes RI, 2015)

Jumlah perempuan meninggal karena komplikasi selama kehamilan dan

persalinan mengalami penurunan sebesar 45% dari perkiraan 523.000 pada tahun

1990 dan 289.000 pada tahun 2013. Kemajuan sangatlah penting, tetapi setiap tahun

tingkat penurunannya masih kurang dari yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan

pembangunan Milenium Development Goal’s (MDG’s). Target penurunan angka

kematian ibu sebesar 75 % antara Tahun 1990 dan 2015 (WHO, 2015).

Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) angka kematian

ibu secara nasional adalah 248 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan pada tahun

2008 AKI di Indonesia sebesar 228/100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2009). Di

negara indonesia rendahnya kesehatan ditandai dengan masih tingginya angka

kematian pada ibu hamil.

Kabupaten Tanah Datar pada tahun 2014 jumlah kematian ibu sebanyak 3

(tiga) orang atau 59,2 dengan realisasi 56,4 %. Penyebab kematian ibu melahirkan

adalah a)Trombositopeni dan hipoalbumin, b)Akut Abdomen,Syok hipopolemik,


anemia gravis/anemia Kehamilan, c)adanya penyakit penyerta gagal ginjal akut. Di

tahun 2015 terjadi peningkatan kasus dimana terdapat 7 (tujuh) kasus kematian ibu

atau 37 % yang menjadi penyebab kematian ibu tersebut antara lain karena

a)perdarahan (HPP),b)adanya penyakit penyerta antara lain Haemaptoe ec suspect

TB, sepsis dan gagal ginjal akut, hipertensi, serosis hepatis,Asma Attack dan pre

ekslampsia berat (PEB), c)Kehamilan Ektopik terganggu (KET). Manfaat indikator

angka kematian ibu melahirkan bagi masyarakat adalah dapat dijadikan kontrol

sejauh mana peran petugas kesehatan terutama tenaga penyuluh dalam memberikan

penyuluhan terhadap ibu hamil terhadap resiko yang dapat menimbulkan kematian

selama proses kehamilan dan persalinan (Dinkes Kab Tanah datar, 2015).

Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin didalam rahim seorang

perempuan. Kehamilan terjadi karena adanya pembuahan dimana bertemunya

cairan mani dengan sel telur. Setelah pembuahan, maka terbentuk kehidupan baru

berupa janin dan tumbuh didalam rahim ibu yang merupakan tempat berlindung

yang aman dan nyaman bagi janin (Kemenkes RI, 2012).

Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rawan kekurangan gizi, karena

terjadi peningkatan kebuituhan ibu dan janin yang dikandung. Pemeliharaan

kehamilan dimulai dari perencanaan menu yang benar. Ibu hamil sebaiknya

menerapkan menu gizi yang seimbang, agar dapat mencukupi kebutuhan ibu dan

janin yang dikandung. Kondisi gizi dan konsumsi ibu hamil mempunyai efek yang

signifikan terhadap kondisi kesehatan fetus, neonatus setelah lahir dan ibu hamil

sendiri (Patimah, 2007)

Kebutuhan zat besi selama kehamilan meningkat, peningkatan ini

dimaksudkan untuk memasok kebutuhan janin dan kebutuhan ibu hamil itu sendiri.
Sebagian besar anemia adalah anemia defisiensi Fe yang dapat disebabkan oleh

konsumsi Fe yang kurang dari makanan atau terjadi perdarahan menahun akibat

parasit. Sebab lainnya adalah gangguan reabsorpsi duodenum,

gastrointestinal/mual, muntah, diare, kehialgnan Fe banyak apda grandemultipara,

perdarahan ibu hamil dan infeksi oleh cacing atau malaria. Gejala klinis anemia

berupa cepat lelah, nafsu makan kurang, berdebar-debar, takikardi, kegagalan pada

anemia berat dan gangguan nutrisi janin. Terapi utama yang dapat dilakukan pada

ibu hamil dengan anemia adalah dengan pemberian suplemen Fe setiap hari sekitar

200 mg (Manuaba, 2012).

Jumlah suplemen zat besi yang diberikan selama kehamilan ialah sebanyak

90 tablet (Fe3). Zat besi merupakan mineral yang dibutuhkan tubuh untuk

membentuk sel darah merah (hemoglobin), berperan sebagai salah satu komponen

dalam membentuk mioglobin (protein yang membawa oksigen ke otot), kolagen

(protein yang terdapat pada tulang, tulang rawan dan jaringan penyambung serta

enzim. Zat besi juga berfungsi dalam sistem pertahanan tubuh (Kemenkes RI,

2015).

Anemia pada umumnya terjadi di seluruh dunia, terutama di negara

berkembang (developing countries) dan pada kelompok sosio-ekonomi rendah.

Pada kelompok dewasa, anemia terjadi pada usia reproduksi, terutama wanita hamil

dan wanita menyusui karena mereka banyak yang mengalami defisiensi Fe. Secara

keseluruhan, anemia terjadi pada 45 persen wanita di negara berkembang dan 13

persen di negara maju (developed countries). Di Amerika, terdapat 12 persen wanita

usia subur (WUS) 15-49 tahun, 11 persen wanita hamil usia subur mengalami

anemia. Sementara persentase wanita hamil dari keluarga miskin terus meningkat
seiring bertambahnya usia kehamilan (8 persen anemia di trimester I, 12 persen

anemia di trimester II, sekitar 10 persen dan 22 persen terjadi pada wanita post

partum dari keluarga miskin (Fatmah, 2011).

Penelitian yang dilakukan oleh Raut et.al (2014) di Nepal didapatkan

prevalensi ibu hamil anemia sebanyak 37,74 %. Penelitian Charles (2010) di

Jamaika, ditemukan sebanyak 34,8 % ibu hamil mengalami anemia. Penelitian

Chowdhury (2015) di Dhaka, ditemukan sebanyak 26 % ibu hamil anemia ringan,

dan 11 % mengalami anemia sedang. Penyebab paling umum anemia dalam

kehamilan adalah kekurangan zat besi. Menurut WHO, kejadian anemia berkisar

antara 20% dan 89% dengan menetapkan Hb 11 g% (g/dl). Angka anemia

kehamilan terjadi 3,8% pada trimester I, 13,6% trimester II, dan 24,8% pada

trimester III (Manuaba, 2012).

Menurut Hikmawati dkk (2015), anemia dalam kehamilan dapat

mengakibatkan banyak dampak yang membahayakan bagi ibu dan janin. Anemia

berhubungan dengan tingkat pengetahuan dan kepatuhan ibu hamil dalam

mengkonsumsi tablet tambah darah. Dukungan suami juga berperan penting

terhadap kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi tablet tambah darah.

Cakupan pemberian 90 tablet tambah darah (zat besi) pada ibu hamil di

Indonesia pada tahun 2015 yaitu sebanyak 85,17% sedangkan cakupan pemberian

90 tablet tambah darah (zat besi) pada ibu hamil di Sumatera Barat pada tahun 2015

79,16% ini berarti bahwa pemberian tablet tambah darah (zat besi) di Sumatera

Barat masih belum mencapai rata-rata pencapaian Indonesia (Kemenkes RI, 2015).

Pemberian Tablet Fe atau tablet tambah darah pada ibu hamil ada dua yaitu

Fe1 dan Fe3, Tablet Fe1 diberikan kepada ibu hamil minimal 30 tablet selama
periode kehamilan trimester I dan Tablet Fe3 diberikan kepada ibu hamil minimal

90 tablet selama periode kehamilannya. Pada tahun 2013 dari jumlah ibu

hamilsebanyak 6.731 terdapat 6.080 (90,33%) ibu hamil yang mendapatkan tablet

Fe1, dan Tablet Fe3 sebanyak 5.153 ibu hamil atau 76,56%. Di tahun 2014 terdapat

peningkatan Ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe, dimana dari jumlah ibu hamil

yang ada sebanyak 6.572, yang mendapatkan tablet Fe1 sebanyak 6.200 atau

94,34% dan untuk tablet Fe3 sebanyak 5.437 atau 82,73%. Pada tahun 2015 ibu

hamil yang mendapatkan tablet Fe1 sebanyak 6.081 atau 83.09% dari 7.319 ibu

hamil dan yang mendapatkan tablet Fe3 sebanyak 5.021 atau 68.60% dari ibu hamil

(Dinkes Kab. Tanah Datar, 2015).

Dari 23 Puskesmas di kabupaten Tanah Datar terlihat bahwa di Puskesmas

Tanjung Emas pada tahun 2014 cakupan K1 256 (88,6%) ibu hami, K4 218 (75,4%)

sedangkan Fe1 88,6% dan Fe3 72% dan angka anemia 26%. Pada tahun 2015

cakupan K1 254 (78,2%) ibu hamil, K4 189 (58%) sedangkan Fe1 78,15% dan Fe3

(55%) dan angka anemia 44%. Tahun 2015 usia ibu hamil resti berjumlah 62%,

diantaranya ada yang disebabkan karena anemia, usia,paritas dll.

Dalam Kenyataannya tidak semua ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe

meminumnya secara rutin, Hal ini bisa disebabkan karena faktor ketidak tahuan

pentingnya tablet Feuntuk kehamilannya. Dampak konsumsi tablet Fe dapat

menimbulkan efek samping yang cenderung menolak tablet yang diberikan.

Penolakan tersebut sebenarnya berpangkal dari ketidak tahuan mereka memerlukan

tambahan besi (Arisman, 2007).

Menurut Notoatmojo (2010) perilaku kesehatan dipengaruhi oleh faktor

predisposisi diantaranya pengetahuan (knowing), faktor enabling (pemungkin),


faktor reinforcing (penguat) meliputi dukungan keluarga, petugas kesehatan. Untuk

faktor predisposisi dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan,dengan tingkat

pengetahuan yang kurang terhadap tablet Fe atau tablet tambah darah dalam

kehamilan mengakibatkan mereka tidak mau mengkonsumsi tablet zat besi. Wanita

hamil cenderung menolak konsumsi tablet Fe atau tambah darah karena

menimbulkan efek samping yang menggaggu. Agar mengerti wanita hamil harus

diberikan pengetahuan yang tepat (Hikmawati, 2015).

Sikap ibu hamil terhadap mengkonsumsi tablet Fe juga sangat berperan

penting untuk menghindari anemia. Sikap merupakan pendapat terhadap

pernyataan mengenai tablet Fe. Sikap dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain faktor eksternal dan internal. Faktor internal dapat dari orang itu sendiri untuk

menerima ataupun menolak dalam mengkonsumsi tablet Fe (Erwin, 2013).

Survey awal yang dilakukan terhadap 16 orang ibu hamil yang datang ke

Puskesmas Tanjung Emas dan periksa Hb (haemoglobin), 9 orang diantaranya

memiliki Hb < 11 g/dl. Diantara 16 orang ibu hamil tersebut, 10 orang tidak

mengetahui manfaat konsumsi tablet Fe untuk mencegah anemia pada ibu hamil. 9

orang diantara ibu hamil tersebut berpendapat bahwa anemia pada ibu hamil tidak

akan berdampak pada proses persalinan, terutama jika anemianya tidak parah atau

kadar Hb tidak terlalu rendah. Sehubungan dengan pengetahuan dan sikap yang

kurang tentang anemia tersebut, menyebabkan sebanyak 12 orang ibu hamil

menyatakan tidak menghabiskan tablet Fe yang diberikan oleh petugas, dengan

alasan merasa pusing setelah minum tablet Fe dan BAB nya terasa keras sehingga

susah untuk BAB.


Oleh sebab itu penulis tertarik untuk meneliti faktor-faktor yang berhubungan

dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas

Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengajukan proposal

penelitian yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu

hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Emas Kabupaten Tanah

Datar Tahun 2017.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

kejadian anemia pada ibu hamil trimester III di wilayah kerja puskesmas

Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar tahun 2017

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil tentang

anemia di wilayah kerja puskesmas Tanjung Emas Kabupaten Tanah

Datar tahun 2017

b. Mengetahui distribusi frekuensi sikap ibu hamil tentang anemia di

wilayah kerja puskesmas Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar

tahun 2017

c. Mengetahui distribusi frekuensi kepatuhan ibu hamil dalam

mengkonsumsi tablet Fe di wilayah kerja puskesmas Tanjung Emas

Kabupaten Tanah Datar tahun 2017


d. Mengetahui distribusi frekuensi kejadian anemia pada ibu hamil

trimester III di wilayah kerja puskesmas Tanjung Emas Kabupaten

Tanah Datar tahun 2017

e. Mengetahui hubungan pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu

hamil trimester III di wilayah kerja puskesmas Tanjung Emas

Kabupaten Tanah Datar tahun 2017

f. Mengetahui hubungan sikap dengan kejadian anemia pada ibu hamil


Kabupaten
trimester III di wilayah kerja puskesmas Tanjung Emas

Tanah Datar tahun 2017

g. Mengetahui hubungan kepatuhan dalam konsumsi tablet Fe dengan

kejadian anemia pada ibu hamil trimester III di wilayah kerja

puskesmas Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar tahun 2017

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menerapkan

pengetahuan yang diperoleh di bangku perkuliahan serta menambah

wawasan dan pengetahuan sehingga memahami cara pembuatan proposal

dalam sebuah penelitian.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan proposal ini dapat mejadi informasi atau masukan bagi

perpustakaan dan bahan bacaan

3. Bagi Tempat Penelitian

Agar menjadi masukan yang baik dan bermanfaat bagi puskesmas

Tanjung Emas terutama bagi pengelola program ibu.


E. Ruang Lingkup

Pada proposal ini peneliti akan membahas faktor-faktor yang berhubungan

dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III, terdiri dari variabel

independen pengetahuan, sikap dan kepatuhan konsumsi tablet Fe, serta variabel

dependen kejadian anemia pada ibu hamil. Penelitian direncanakan pada bulan

Agustus - September tahun 2017 di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Emas

Kabupaten Tanah Datar. Penelitian ini dilakukan karena banyaknya ibu hamil

anemia. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III yang ada

di wilayah kerja Tanjung Emas kabupaten Tanah Datar yang berjumlah 48 orang

dengan jumlah sampel 48 orang, yang diambil secara sistematic total sampling.

Data pada penelitian ini dikumpulkan dengan melakukan wawancara berupa

kuesioner. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian

deskriptif analitik dengan pendekatan crosssectional study. Analisa data yang

digunakan adalah analisa univariat dan analisa bivariat, data diolah dengan tekhnik

komputerisasi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anemia

1. Pengertian Anemia dalam Kehamilan

Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar di dunia

terutama bagi kelompok wanita usia reproduksi (WUS). Anemia pada WUS

dapat menimbulkan kelelahan, badan lemah, penurunan kapasitas/

kemampuan atau produktivitas kerja. Bagi ibu hamil, anemia berperan pada

peningkatan prevalensi kematian dan kesakitan ibu, dan bagi bayi dapat

meningkatkan resiko kesakitan, dan kematian bayi, serta BBLR (Fatmah,

2011).

Anemia merupakan suatu kondisi dimana berkurangnya jumlah sel darah

merah, kualitas hemoglobin, dan volume hematokrit dibawah nilai normal per

100 ml darah. Ketika seseorang memiliki kadar hemoglobin kurang dari 12

g/dl dalam darahnya, maka dia dikatakan anemia. Anemia dalam kehamilan

adalah kondisi dimana kadar hemoglobin pada ibu hamil kurang dari 11 g/dl

pada trimester I dan III, atau pada trimester II kadar hemoglobinnya kurang

dari 10,5 g/dl. Selama masa kehamilan, terjadi perubahan-perubahan dalam

darah dan sum-sum tulang serta kebutuhan akan zat-zat makanan pun

bertambah, oleh karena itu anemia lebih sering dijumpai dalam kehamilan.

Anemia pada umumnya terjadi di seluruh dunia, terutama di negara

berkembang (developing countries) dan pada kelompok sosio-ekonomi

rendah. Pada kelompok dewasa, anemia terjadi pada usia reproduksi,


terutama wanita hamil dan wanita menyusui karena mereka banyak yang

mengalami defisiensi Fe. Secara keseluruhan, anemia terjadi pada 45 persen

wanita di negara berkembang dan 13 persen di negara maju (developed

countries). Di Amerika, terdapat 12 persen wanita usia subur (WUS) 15-49

tahun, 11 persen wanita hamil usia subur mengalami anemia. Sementara

persentase wanita hamil dari keluarga miskin terus meningkat seiring

bertambahnya usia kehamilan (8 persen anemia di trimester I, 12 persen

anemia di trimester II, sekitar 10 persen dan 22 persen terjadi pada wanita

post partum dari keluarga miskin (Fatmah, 2011).

Kebutuhan ibu hamil terhadap energi, vitamin maupun mineral

meningkat sesuai dengan perubahan fisiologis ibu terutama pada akhir

trimester kedua diman terjadi proses hemodilusi yang menyebabkan

terjadinya peningkatan volume darah dan mempengaruhi konsentrasi

hemoglobin darah. Keperluan yang meningkat pada masa kehamilan,

rendahnya asupan protein hewani serta tingginya konsumsi serat/kandungan

fitrat dari tumbuh-tumbuhan serta protein nabati merupakan salah satu faktor

penyebab terjadinya anemia besi (Kemenkes RI, 2012).

Saat hamil, volume darah dalam tubuh meningkat sekitar 50%, karena

tubuh memerlukan tambahan darah untuk mensuplai oksigen dan makanan

bagi pertumbuhan janin. Meningkatnya volume darah berarti meningkat pula

jumlah zat besi yang dibutuhkan untuk memproduksi sel-sel darah merah.

Selama hamil, dibutuhkan zat besi sebanyak 800 mg, dimana 500 mg

digunakan untuk pertambahan sel darah merah ibu sedang 300 mg untuk janin

dan plasenta (Kemenkes RI, 2012).


Tabel 2.1
Kriteria Anemia Berdasarkan Rata-rata Kadar Hemoglobin
Normal pada Ibu Hamil

Usia Kehamilan Hb Normal Anemia Jika Hb


(g/dl) Kurang Dari : (g/dl)
Trimester I : 0 12 minggu 11,0-14,0 11,0 (Ht 33%)

Trimester II : 13 – 28 minggu 10,5-14,0 10,5 (Ht 31%)

Trimester III : 29 minggu- 11,0-14,0 11,0 (Ht 33%)


melahirkan
Sumber : WHO, Clinical use of blood

Selama masa kehamilan darah akan bertambah banyak. Bertambahnya

darah sudah dimulai sejak umur kehamilan 10 minggu dan mencapai

puncaknyaantara 32-36 minggu usia kehamilan. Perbandingan pertambahan

komponen darah yaitu plasma 30%, sel darah 18%, dan hemoglobin 19%.

Namun volume plasma yang bertambah banyak tidak sebanding dengan

pertambahan dari sel-sel darah, sehingga terjadi pengenceran darah.

Pengenceran darah ini merupakan penyesuaian fisiologis dalam kehamilan

yang bermanfaat bagi ibu hamil (Saifuddin, 2010).

Pengenceran darah tersebut akan meringankan beban jantung, karena

ketika dalam masa kehamilan jantung harus bekerja lebih berat. Akibat

hidremia (bertambahnya darah dalam kehamilan) ini cardiac out put akan

meningkat. Kerja jantung yang lebih ringan karena viskositas darah yang

rendah ini akan menyebabkan resistensi perifer berkurang, sehingga tekanan

darah tidak meningkat. Selain itu, pengenceran darah ini akan meminimalisir

banyaknya unsur besi pada perdarahan waktu persalinan jika dibandingkan

dengan ketika darah masih tetap kental (Saifuddin, 2010).

2. Etiologi dan Klasifikasi Anemia


Anemia dapat disebabkan karena hilangnya sel darah merah yang

meningkat, misalnya akibat perdarahan karena trauma atau operasi, infeksi

parasit, penyakit inflamasi. Penurunan produksi normal sel darah merah

akibat defisiensi besi, Vitamin B12, Folat, malnutrisi, malabsorbsi, infeksi

HIV, serta penyakit kronis yang menyebabkan anemia.

Anemia terbagi dalam bermacam –macam jenis yaitu :

a. Anemia defisiensi besi

Anemia defisiensi besi merupakan anemia karena kekurangan zat

besi. Hal ini disebabkan karena kurangnya asupan makanan yang

mengandung unsur besi, adanya gangguan resorpsi, gangguan

penggunaan, maupun karena perdarahan sehingga besi banyak yang

keluar.

b. Anemia megaloblastik

Anemia megaloblastik dalam kehamilan jarang sekali disebabkan

karena defisiensi vitamin B12, kebanyakan disebabkan oleh defisiensi

asam folik. Frekwensi anemia jenis ini terbilang cukup tinggi karena

anemia jenis ini berhubungan dengan defisiensi makanan. Diagnostis

anemia ini ditegakkan apabila ditemukan megaloblast atau

promegaloblast dalam darah atau sum-sum tulang (Saifuddin, 2010).

c. Anemia hipoplastik

Anemia hipoplastik dalam kehamilan disebabkan karena kurang

mempunyai sumsum tulang dalam membuat sel-sel darah baru.

Penyebab pasti dari kondisi anemia hipoplastik ini sampai sekarang

belum diketahui, namun diperkirakan karena sepsis, sinar rontgen racun


atau obat-obatan. Pada kondisi ini, darah tepi memperlihatkan

gambaran normositer dan normokrom, serta tidak ditemukan ciri-ciri

defisiensi besi, asam folik atau vitamin B12 ( Saifuddin, 2010).

d. Anemia hemolitik

Proses penghancuran sel darah merah yang berlangsung lebih cepat

daripada pembuatannya dapat menyebabkan anemia hemolitik. Tanda

– tanda yang biasanya ditemukan yaitu : hemoglobinemia,

hemoglobinuria, dan sterkobilin lebih banyak dalam feses (Syaifuddin,

2010).

3. Patofisiologi Anemia Dalam Kehamilan

Darah bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut

hidremia atau hipervolemia, akan tetapi bertambahnya sel – sel darah kurang

dibandingkan dengan bertambahnyaplasma, sehingga terjadi pengeceran

darah. Pertambahan tersebut berbanding sebagai berikut, plasma 30%, sel

darah 18% dan haemoglobin 19%. Tetapi pembentukan sel darah merah

yang terlalu lambat sehingga menyebabkan ibu kekurangan kehamilan

darah merah atau anemia

Pengeceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologi

dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita, pertama – tama pengeceran

itu meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa

kehamilan , karena sebagai akibat hidremia cardiac output meningkatkan

kerja jantung lebih ringan, apabila viskositas darah rendah, resisitansiperifer

berkurang pula sehingga tekanan darah tidak naik, kedua pada perdarahan

waktu persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang lebih sedikit


dibandingkan dengan apabila darah itu tetap kental. Tetapi pengeceran

darah yang tidak diikuti dengan pembentukan sel darah merah yang

seimbang dapat menyebabkan anemia. Bertambahnya volume darah dalam

kehamilan dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya

dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anemia

Penyebab utama anemia pada wanita adalah kurang memadainya

asupan makanan sumber Fe, meningkatnya kebutuhan Fe saat hamil dan

menyusui (perubahan fisiologi), dan kehilangan banyak darah. Anemia

yang disebabkan oleh ketiga faktor itu terjadi secara cepat saat cadangan Fe

yang cukup terhadap kebutuhan dan kehilangan Fe (Fatmah, 2011).

a. Asupan Fe yang tidak memadai

Hanya sekitar 25 persen WUS memenuhi kebutuhan Fe sesuai

AKG (26 mikrogram/hari). Kecukupan intake Fe tidak hanya dipenuhi

dari konsumsi melalui sumber Fe (daging sapi, ayam, ikan, telur, dan

lain-lain), tetapi dipengaruhi oleh variasi penyerapan Fe (Fatmah,

2011).

b. Peningkatan kebutuhan fisiologi

Kebutuhan Fe meningkat selama hamil untuk memenuhi

kebutuhan Fe akibat peningkatan volume darah, untuk menyediakan Fe

bagi janin dan plasenta, dan untuk menggantikan kehilangan darah saat

persalinan. Peningkatan absorpsi Fe selama trimester II kehamilan

membantu peningkatan kebutuhan (Fatmah, 2011).

c. Kehilangan banyak darah


Kehilangan banyak darah terjadi melalui operasi, dan donor darah.

Pada wanita, kehilangan darah terjadi melalui menstruasi. Wanita hamil

juaga mengalami perdarahan saat dan setelah melahirkan. Efek

samping atau akibat kehilangan darah ini tergantung pada jumlah darah

yang keluar dan cadanga Fe dalam tubuh (Fatmah, 2011).

5. Gejala Anemia

Pucat merupakan salah satu tanda yang paling sering dikaitkan

dengan anemia. Keaadaan ini biasanya disebabkan karena berkurangnya

volume darah, berkurangnya hemoglobin serta vasokontriksi, untuk

memaksimalkan pasokan Oksigen ke organ-organ vital. Bantalan kuku,

telapak tangan, serta membran mukosa mulut dan konjungtiva merupakan

indikator yang lebih baik untuk menilai pucat jika dibandingkan dengan

warna kulit. Jika lipatan tidak lagi tampak berwarna merah muda, kadar

hemoglobin biasanya kurang dari 8 g/dl .

Bila kekurangan kadar hemoglobin hanya sedikit atau hanya

menderita anemia ringan, penderita hampir tidak menampakkan gejala.

Tetapi bila kekurangan Hbnya cukup banyak, secara fisik penderita akan

terlihat pucat, licin, dan mengkilap terutama pada selaput lendir kelopak

mata, lidah dan bibir, stomatitis angularis, pecah-pecah disertai kemerahan

dan nyeri sudut mulut, rambut rapuh dan halus serta kuku tipis, rata dan

mudah patah. Selain itu tubuh terasa lesu, lemah, letih, lalai karena

konsentrasi menurun disertai sering menderita pusing dengan pandangan

berkunang-kunang terutama ketika bangkit dari posisi duduk atau

membungkuk (Kemenkes RI, 2012).


Anemia sering dikaitkan dengan kondisi lemah,letih, lesu, dan lelah

akibat kurangnya kandungan zat besi dalam darah. Anemia defisiensi besi

merupakan anemia yang paling sering dijumpai dalam kehamilan, keperluan

besi pada saat kehamilan bertambah terutama pada trimester akhir.

Kepeluan zat besi pada wanita tidak hamil 12 mg/hari, wanita hamil dan

wanita menyusui 17 mg/hari (Kemenkes RI, 2012).

6. Penyebab Anemia Pada Ibu Hamil

Penyebab anemia pada ibu hamil yaitu :

a. Kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan

b. Gangguan penyerapan pada pencernaan

c. Perdarahan akut maupun kronis (misal karena wasir dan kecacingan)

d. Meningkatnya kebutuhan zat besi

Anemia juga dapat disebakan oleh :

1) Kekurangan asam folat dan vitamin

2) Sum-sum tulang belakang kurang mampu membuat sel-sel darah

baru penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari

pembuatannya.

3) Menjalankan diet miskin zat besi atau pola makan yang kurang baik

juga rentan anemia (Kemenkes RI, 2012).

7. Pengaruh Anemia dalam Kehamilan

Anemia menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-

sel tubuh tidak cukup mendapatkan pasokan oksigen. Disamping itu ibu

hamil yang anemia akan mengalami banyak gangguan, misalnya mudah

pingsan, meningkatkan frekuensi pada kehamilan, dan persalinan atau


proses melahirkan yang berlangsung lama akibat kontraksi yang yang tidak

bagus. Pengaruhnya bisa menyebabkan abortus (keguguran), kelahiran

prematus (lahir sebelum waktunya), persalinan yang lama karena rahim

tidak berkontraksi, perdarahan pasca melahirkan, perdarahan yang terus

menerus. Syok serta infeksi pada saat persalinan atau setelahnya (Kemenkes

RI, 2012).

Dampak buruk lainnya anemia juga dapat menyebabkan gagal

jantung yang akan terjadi pada wanita jika Hbnya berada pada ukuran

kurang dari 4 g/dl. Hal ini menyebabkan angka kematian ibu masih tinggi.

Anemia dapat dicegah dengan mudah. Namun masyarakat menganggap hal

itu hanya sekedar lemah, letih, lesu dan lelah saja (Kemenkes RI, 2012).

Bagi janin anemia pada ibu hamil dapat menyebabkan :

1) Pertumbuhan janin terhambat

2) Lahir prematur

3) BBLR

4) Lahir dengan cadangan zat besi yang kurang

5) Lahir dengan cacat bawaan (Kemenkes RI, 2012).

B. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan terjadi setelah

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indra, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata

dan telinga (Notoatmodjo, 2010)


Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara dan

angket yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau penelitian responden menurut Skinner dalam Notoatmojo

(2010) bila seseorang dapat menjawab pertanyaan mengenain suatu bidang

dengan lancar baik lisan maupun tulisan maka dapat dikatakan orang

tersebut menguasai bidang itu. Sekumpulan jawaban verbal yang diberikan

orang tersebut dinamakan pengetahuan (knowledge ).

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia yang

sekedar menjawab pertanyaan “what“. Apabila pengetahuan itu mempunyai

sasaran yang tertentu, mempunyai metode atau pendekatan untuk mengkaji

objek tersebut sehingga memperoleh hasil yang dapat disusun secara

sistematis dan diakui secara universal (Notoatmojo, 2010).

2. Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6

tingkatan yaitu :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall ) seseuatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab

itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata

kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari

antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan,

dan sebagainya.
b. Memahami (comprehension )

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya).

Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi penggunaan hukum-

hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau

situasi lain.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu

struktur organisasi, dan masihada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti

dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokkan dan sebagainya.

e. Sintesis (syntesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk


keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi

yang ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri,

atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Wawan dkk, 2010).

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

a. Faktor Internal

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju ke arah cita-cita tertentu yang

menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk

mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan

untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang

kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.

2) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk

menunjan kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan

bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara

mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak

tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang


banyak menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai

pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

3) Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan

sampai berulang tahun. Sedangkan menurut Huclock (1998)

semakin cukup umur,tingkat kematangan dan kekuatan seseorang

akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.

b. Faktor Eksternal

1) Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar

manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan

dan perilaku orang atau kelompok.

2) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi (Wawan dkk,

2010).

4. Kriteria tingkat pengetahuan

Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan

diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu :

a. Baik : Hasil presentase 76% - 100%

b. Cukup : Hasil presentase 56% - 75 %

c. Kurang : Hasil presentase >56%

C. Sikap

1. Pengertian
Sikap (attitude) merupakan konsep paling penting dalam psikologi

sosial yang membahas unsur sikap baik sebagai individu maupun kelompok.

Banyak kajian dilakukan untuk merumuskan pengertian sikap, proses

terbentuknya sikap, maupun perubahan. Banyak pula penelitian telah

dilakukan terhadap sikap kaitannya dengan efek dan perannya dalam

pembentukan karakter dan sistem hubungan antar kelompok serta pilihan-

pilihan yang ditentukan berdasarkan lingkungan dan pengaruhnya terhadap

perubahan (Wawan dkk, 2010).

2. Komponen pokok sikap

a. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap suatu objek

b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang

utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan,

pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting (Notoatmodjo,

2007).

3. Tingkatan sikap

Sikap terdiri dari beberapa tingkatan :

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek).

b. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.


Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau

mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar

atau salah, adalah bahwa orang menerima ide tersebut.

c. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah adalah suatu indikasi tingkat tiga.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung.

Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan

responden terhadap suatu objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan

dengan pernyataan-pernyataan hipotesis kemudian ditanyakan

pendapat responden melalui kuesioner (Notoatmodjo, 2007).

D. Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah

Penanggulangan masalah anemia gizi besi di Indonesia masih terfokus pada

pemberian tablet tambah darah atau tablet besi (Kemenkes RI, 2011). Pemberian

tablet besi merupakan salah satu pelayanan/asuhan standar minimal yang diberikan

pada kunjungan antenatal. Tablet besi biasanya diberikan minimal 90 tablet selama

kehamilan, yang diberikan pada trimester III. Tiap tablet mengandung ferosulfat

(FeSO4) 300 mg zat besi 60 mg (Saifuddin, 2010).

Jenis sediaan Dosis sediaan Kandungan besi elemental

Sufas ferosus 325 65


Fero fumarat 325 107

Fero glukonat 325 39

Besi polisakarida 150 150

Tablet Fe (Zat besi) adalah sebuah nutrien esensial yang diperlukan oleh

setiap sel manusia. Zat besi dibutuhkan selama kehamilan untuk bayi, plasenta dan

peningkatan jumlah sel darah merah pada wanita hamil untuk menutupi kebutuhan

zat besi. Salah satu masalah kebutuhan zat besi pada kehamilan adalah

ketidakseimbangan distribusi kebutuhan besi selama kehamilan (Ani 2015, p30).

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan zat besi

selama hamil adalah dengan konsumti tablet Fe (zat besi). Jumlah suplemen zat besi

yang diberikan selama kehamilan ialah sebanyak 90 tablet (Fe3). Zat besi

merupakan mineral yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk sel darah merah

(hemoglobin), berperan sebagai salah satu komponen dalam membentuk mioglobin

(protein yang membawa oksigen ke otot), kolagen (protein yang terdapat pada

tulang, tulang rawan dan jaringan penyambung serta enzim. Zat besi juga berfungsi

dalam sistem pertahanan tubuh (Kemenkes RI 2015, p.90).

Kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet besi adalah ketaatan ibu hamil

melaksanakan anjuran petugas kesehatan untuk mengkonsumsi tablet zat besi.

Tujuan pemberian tablet besi pada anemia defisiensi besi adalah untuk mengoreksi

kurangnya masa hemoglobin dan mengembalikan cadangan besi tubuh. Efektifitas

pengobatan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk beratnya aemia yang

terjadi dan kemampuan untuk menyerap preparat besi (Ani 2015, p.131).

Ketidakpatuhan ibu dalam mengkonsumsi suplemen besi meningkatkan risiko

terjadinya anemia secara signifikan (Fitri, 2015).


E. Kehamilan

1. Pengertian

Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

hamil normal adalah 280 hari atau 40 minggu atau 9 bulan 7 hari, dihitung

dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan melibatkan perubahan fisik

maupun emosional ibu serta perubahan sosial dalam keluarga. Ibu hamil

sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin

semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/ asuhan

antenatal (Saifuddin, 2010).

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehamilan

Menurut Rukiah dan Yulianti (2014), faktor-faktor yang

mempengaruhi kehamilan adalah :

a. Status kesehatan

b. Status gizi

c. Gaya hidup

d. Stressor internal dan eksternal

e. Dukungan keluarga

f. Drug abuse (penggunaan obat-obatan)

g. Partner abuse

h. Kebiasaan adat istiadat

i. Fasilitas kesehatan

j. Sosial ekonomi

3. Pemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan kehamilan pertama kali yang ideal adalah sedini

mungkin ketika haid terlambat satu bulan. Periksa ulang 1 x sebulan sampai

kehamilan 7 bulan, 2 kali sebuan sampai kehamilan 9 bulan, setiap minggu

sesudah kehamilan 9 bulan, dan periksa khusus jika ada keluhan-keluhan.

Tujuan pemeriksaan kehamilan adalah untuk menyiapkan seoptimal

mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama kehamilan, persalinan dan

nifas. Tujuan khusus dari pemeriksaan kehamilan adalah :

a. Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai

dalam kehamilan, persalinan dan nifas

b. Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita

sedini mungkin

c. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak

d. Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga

berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi (Sofian, 2013).

Untuk menghindari risiko komplikasi pada kehamilan dan persalinan,

dianjurkan setiap ibu hamil melakukan kunjungan antenatal yang

berkualitas minimal 4 kali, termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar oleh

suami atau anggota keluarga. Ibu juga dianjurkan untuk memeirksakan diri

ke dokter setidaknya 1 kali untuk deteksi kelainan medis secara umum.

Untuk memantau kehamilan ibu, digunakan buku KIA yang selalu diisi

setiap kunjungan antenatal (Kemenkes RI, 2013).

F. Kerangka Teoritis

Kerangka teoritis dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Bagan 2.1
Kerangka Teori

Faktor Internal
1. Umur ibu
2. Paritas
3. Usia kehamilan
4. Riwayat penyakit
5. Perdarahan
6. Pendidikan
7. Pengetahuan
8. Sikap
9. Motivasi

Faktor eksternal :
1. Kunjungan ANC Kejadian Anemia Pada
2. Sosial ekonomi IbuHamil
3. Pekerjaan
4. Status gizi
5. Faktor nutrisi
6. Kepatuhan konsumsi
tablet Fe
7. Pola makan
8. Sosial budaya
9. Dukungan suami
10. Peran kader posyandu
11. Peran petugas
12. Akses pelayanan

Modifikasi (Manuaba, 2012), (Saifuddin, 2009), (Fitri, 2015)


BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka Konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan

bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis

beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Hidayat, 2011). Pada

penelitian ini yang menjadi variabel independent yaitu pengetahuan, sikap dan

kepatuhan ibu hamil dalam konsumsi tablet Fe, sedangkan yang menjadi variabel

dependen adalah kejadian anemia pada ibu hamil trimester III. Kerangka konsep

yang digunakan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Bagan 3.1
Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan ibu hamil


tentang anemia

Kejadian anemia
Sikap ibu hamil tentang pada ibu hamil
anemia

Kepatuhan ibu hamil


dalam konsumsi tablet Fe

Sumber : (Manuaba, 2012), (Saifuddin, 2009), (Fitri, 2015)


B. Definisi Operasional

Tabel 3.1
Defenisi Operasional

No Definisi Cara Skala


Variabel Alat ukur Hasil ukur
. operasional ukur ukur
1 Pengetahuan Segala Kuesioner wawancara - Tinggi ≥ Ordinal
ibu hamil sesuatu yang mean
tentang diketahui
anemia oleh - Rendah <
responden mean
tentang
anemia,
meliputi
pengertian,
penyebab,
gejala dan
tanda serta
pencegahan
2 Sikap ibu Pandangan Kuesioner wawancara - Positif ≥ Ordinal
hamil tentang responden mean
anemia tentang
anemia - Negatif <
mean
3 Kepatuhan Jumlah tablet kuesioner wawancara - Patuh: Ordinal
konsumsi tambah darah mengkon
tablet tambah yang sumsi 90
darah dikonsumsi tablet
ibu hamil - Tidak
patuh :
mengkon
sumsi <
90 tablet
4. Kejadian Kondisi kadar Lembar Observasi Anemia : Ordinal
anemia pada Hb pada ibu observasi buku KIA Hb < 11 gr/dl
ibu hamil hamil
trimester III < Tidak
11gr/dl, yang Anemia : Hb
dilihat dari >11gr/dl
hasil
pemeriksaan
kadar Hb di
buku KIA
C. Hipotesis

Ha :

1. Ada hubungan pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester

III di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar Tahun

2017

2. Ada hubungan sikap dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III di

wilayah kerja Puskesmas Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017

3. Ada hubungan kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia pada

ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Emas Kabupaten

Tanah Datar Tahun 2017

Ho :

1. Tidak ada hubungan pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu hamil

trimester III di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Emas Kabupaten Tanah

Datar Tahun 2017

2. Tidak ada hubungan sikap dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester

III di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar Tahun

2017

3. Tidak ada hubungan kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia

pada ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Emas

Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017


BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desaign

penelitian Cross Sectional Study dimana variabel independen (pengetahuan, sikap

ibu hamil tentang anemia dan kepatuhan konsumsi tablet Fe) dan variabel

dependennya kejadian anemia pada ibu hamil diambil dalam waktu yang

bersamaan.

B. Tempat Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini akan dilaksanakan di UPT Puskesmas Wilayah Kerja

Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar.

2. Waktu

Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Agustus-

September 2017.

C. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu

hamil trimester III yang ada di wilayah kerja puskesmas Tanjung Emas yaitu

sebanyak 48 orang ibu hamil.


2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang nilai karakteristik diukur

dan nantinya dipakai untuk menduga karakteristik dari populasi tersebut

(Notoatmodjo, 2012). Jumlah sampel adalah sebanyak 48 orang ibu hamil

trimester III.

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode sistematik total

sampling, yaitu seluruh ibu hamil trimester III. Adapun kriteria sampel

adalah :

a. Kriteria inklusi

1) Ibu hamil trimester III yang berdomisili di wilayah kerja Puskesmas

Tanjung Emas

2) Sudah memeriksakan kadar Hb di trimester III dan dicatat dalam

buku KIA

3) Bersedia menjadi responden

b. Kriteria ekslusi

1) Ibu hamil yang tidak ditemui setelah 3 kali kunjungan berturut-turut

2) Ibu hamil yang tidak memiliki buku KIA

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh lansung dari responden

(Notoadmotjo,2012). Adapun cara pengumpulan data dengan menggunakan

lembar kuesioner yang diberikan langsung kepada responden tentang


pengetahuan, sikap ibu hamil tentang anemia dan melihat hasil pemeriksaan

Hb di buku KIA.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari dinas Kesehatan Kab. Tanah Datar yaitu

kasus kejadian anemia dan puskesmas Tanjung Emas yang berhubungan

dengan topik penelitian. Data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian

ini meliputi tentang ibu hamil, data tentang kejadian anemia, paritas dan usia

ibu hamil.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan

menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden tentang variabel penelitian yaitu

pengetahuan, sikap ibu hamil tentang anemia terhadap konsumsi tablet tambah

darah.

F. Teknik Pengolahan Dan Analisa Data

1. Teknik pengolahan data

Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan proses. Data diolah

secara komputerisasi dengan tahapan pengolahan sebagai berikut :

a. Editing

Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan dan perbaikan isian

alat ukur penelitian untuk mengurangi kesalahan.

b. Coding

Setelah data masuk kemudian diperiksa, setiap jawaban diberi kode

sehingga memudahkan dalam pengolahan data selanjutnya.


1) Pengetahuan

Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil, jawaban benar diberi

kode 1 dan jawaban salah diberi kode 0.

2) Sikap

Untuk menilai sikap ibu hamil, penilaian dibedakan atas

pernyataan positif dan pernyataan negatif. Untuk pernyataan

positif, Sangat Setuju (SS) = 4, Setuju (S) = 3, Tidak Setuju (TS) =

2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) = 1. Sedangkan pertanyaan

negatif penilaian Sangat Setuju (SS) = 1, Setuju (S) = 2, Tidak

Setuju (TS) = 3, dan Sangat Tidak Setuju (STS) = 4.

3) Kepatuhan konsumsi tablet Fe

Untuk menilai kepatuhan konsumsi tablet Fe, jika patuh diberi

kode 1 dan tidak patuh diberi kode 0.

c. Entry

Memasukkan kode jawaban pada program pengolahan data.

d. Tabulating

Merupakan kegiatan memasukkan data ke masing-masing tabel yang

telah disediakan.

e. Cleaning

Data yang sudah dimasukkan perlu dilakukan pengecekan kembali

untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak

lengkapan dan sebagainya (Notoadmodjo, 2012).


2. Analisa Data

Analisa data diolah dengan sistem komputerisasi, kemudian

dilakukan analisa dengan menggunakan analisa univariat dan analisa

bivariat.

a. Analisa univariat

Analisa univariat yaitu seluruh variabel diolah berdasarkan

distribusi frekuensi. Analisa Univariat bertujuan untuk menjelaskan

atau mendiskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian, baik

variabel independen maupun variabel dependen (Notoatmodjo,2012)

b. Analisa Bivariat

Analisa ini digunakan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan

antara dua variabel, dengan menggunakan uji statistik uji chi-square

dengan derajat kemaknaan 95% ((𝛼 = 0,05). Jika pvalue ≤ 0,05 maka

Ho ditolak dan Ha diterima ini berarti ada hubungan yang bermakna

antara variabel independen dengan variabel dependen, sebaliknya jika

p value > 0,05 maka Ho diterima berarti tidak ada hubungan yang

bermakna natara variabel independen dan variabel dependen.


BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Tanjung emas terletak di Kecamatan Tanjung Emas dengan luas

wilayah 104 km2. Wilayah kerja puskesmas Tanjung Emas terletak di sebelah Timur

Batusangkar (ibukota Kab tanah Datar) dengan jarak + 8 km. Adapun batas-batas wilayah

kerja Puskesmas Tanjung Emas adalah :

1. Sebelah Utara : nagari pagaruyung

2. Sebelah Selatan : kec. Padang Ganting

3. Sebelah Timur: kec. Lintau buo

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Lima Kaum

Wilayah kerja Puskesmas Tanjung Emas terdiri dari 3 nagari, 12 jorong, 14

posyandu, dengan jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Emas 17.432

jiwa.

B. Gambaran Umum Karakteristik Responden

Hasil penelitian terhadap 48 orang Ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tanjung

Emas, diperoleh informasi mengenai karakteristik responden sebagai berikut :


Tabel 5.1

Karakteristik Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Emas


Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017

No Karakteristik f %

1. Umur

a. < 30 tahun 34 70,8


b. >30 tahun
14 29,2

2. Pendidikan

a. SD 5 10,4
b. SMP
c. SMA 13 27,1
d. Perguruan Tinggi
23 47,9

7 14,6

3 Pekerjaan

a. Rumah Tangga 16 33,3


b. Karyawati
c. Pedagang 7 14,6
d. Buruh
e. PNS 19 39,6

5 10,4

1 2,1

Berdasarkan tabel 5.1 diperoleh informasi bahwa mayoritas responden berusia <

dari 30 tahun (70,8 %) , berpendidikan SMA 23 (47,9 %) dan pekerjaan berdagang 19 (39,6

%).
C. Analisa Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian, yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi dan persentase. Analisa ini terdiri dari variabel independen pengetahuan,

sikap, dan kepatuhan konsumsi tablet Fe, serta variabel dependen kejadian anemia

pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar

tahun 2017. Hasil analisa univariat pada penelitian ini adalah :

1. Pengetahuan

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas


Tanjung Emas Kabupaten

Tanah Datar Tahun 2017

No Pengetahuan f %

1. Rendah 26 54,2

2. Tinggi 22 45,8

Jumlah 48 100

Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa dari 48 responden, sebagian besar

responden yaitu 26 orang (54,2 %) memiliki pengetahuan rendah tentang anemia

pada ibu hamil.

2. Sikap
Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Emas
Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017

No Sikap f %

1. Negatif 29 60,4

2. Positif 19 39,6

Jumlah 48 100

Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa dari 48 responden, sebagian besar

responden yaitu 29 orang (60,4 %) memiliki sikap negatif tentang anemia pada

ibu hamil.

3. Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe di Wilayah Kerja


Puskesmas Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar

Tahun 2017

No Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe f %

1. Tidak Patuh 35 72,9

2. Patuh 13 27,1

Jumlah 48 100

Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa dari 48 responden, sebagian besar

responden yaitu 35 orang (72,9 %) yang tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe.

4. Kejadian Anemia
Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja


Puskesmas Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar

Tahun 2017

No Kejadian Anemia f %

1. Anemia 33 68,8

2. Tidak Anemia 15 31,2

Jumlah 48 100

Berdasarkan tabel 5.5 diketahui bahwa dari 48 responden, sebagian besar

responden yaitu 33 orang (68,8 %) terjadi anemia ibu hamil.

D. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan.

Analisis hasil uji statistic dengan menggunakan Chi-Square test, untuk menyimpulkan

adanya hubungan 2 variabel. Analisa data menggunakan derajat kemaknaan signifikan

0,05. Hasil analisa chi-square dibandingkan dengan nilai p, dimana bila p < 0,05 artinya

secara statistik bermakna dan apabila nilai p > 0,05 artinya secara statistik tidak

bermakna. Hasil analisa bivariat pada penelitian ini adalah :

1. Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Anemia

Tabel 5.6

Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di Wilayah


Kerja Puskesmas Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar

Tahun 2017
Kejadian Anemia
Jumlah OR
Pengetahuan Anemia Tidak Anemia pvalue
(CI 95 %)
n % n % n %

Rendah 22 84,6 4 15,4 26 100 5,500


Tinggi 11 50,0 11 50,0 22 100 0,023 (1,420-
Total 33 68,8 15 31,3 48 100 21,302)

Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui bahwa diantara 26 responden

dengan pengetahuan rendah, terdapat 22 (84,6 %) terjadi anemia. Dan diantara

22 responden dengan pengetahuan tinggi, hanya terdapat 11 orang (50,0 %)

terjadi anemia ibu hamil. Berdasarkan uji statistik chi-square diketahui bahwa p =

0,023 artinya ada hubungan pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu

hamil di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar tahun

2017 karena bila p < 0,05 artinya secara statistik bermakna. Nilai Odds Ratio

diperoleh 5,500 artinya ibu yang berpengetahuan rendah berpeluang 6 kali terjadi

anemia dalam kehamilan, dibandingkan ibu berpengetahuan tinggi.

2. Hubungan Sikap dengan Kejadian Anemia

Tabel 5.7

Hubungan Sikap dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Tanjung Emas

Kabupaten Tanah Datar

Tahun 2017

Sikap Kejadian Anemia Jumlah pvalue OR


Anemia Tidak Anemia (CI 95 %)

n % n % n %

Negatif 25 86,2 4 13,8 29 100 8,594


Positif 8 42,1 11 57,9 19 100 0,004 (2,132-
Total 33 68,8 15 31,3 48 100 34,643)

Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui bahwa diantara 29 responden

dengan sikap negatif, terdapat 25 (86,2 %) terjadi anemia. Dan diantara 19

responden dengan sikap positif, hanya terdapat 8 orang (42,1 %) terjadi anemia

ibu hamil. Berdasarkan uji statistik chi-square diketahui bahwa p = 0,004 artinya

ada hubungan sikap dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja

Puskesmas Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar tahun 2017 karena bila p < 0,05

artinya secara statistik bermakna. Nilai Odds Ratio diperoleh 8,594 artinya ibu

yang memiliki sikap negatif berpeluang 9 kali terjadi anemia dalam kehamilan,

dibandingkan ibu yang memiliki sikap positif.


3. Hubungan Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe dengan Kejadian Anemia

Tabel 5.8

Hubungan Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe dengan Kejadian Anemia Pada Ibu


Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2017

Kejadian Anemia
Jumlah OR
Kepatuhan Anemia Tidak Anemia pvalue
(CI 95 %)
n % n % n %

Tidak patuh 28 80,0 7 20,0 35 100 6,400


Patuh 5 38,5 8 61,5 13 100 0,012 (1,593-
Total 33 68,8 15 31,3 48 100 25,717)

Berdasarkan tabel 5.8 dapat diketahui bahwa diantara 35 responden yang

tidak patuh dalam konsumsi tablet Fe, terdapat 28 (80,0 %) terjadi anemia. Dan

diantara 13 responden yang patuh dalam konsumsi tablet Fe, hanya terdapat 5

orang (38,5 %) terjadi anemia ibu hamil. Berdasarkan uji statistik chi-square

diketahui bahwa p = 0,012 artinya ada hubungan kepatuhan konsumsi tablet Fe

dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Emas

Kabupaten Tanah Datar tahun 2017 karena bila p < 0,05 artinya secara statistik

bermakna. Nilai Odds Ratio diperoleh 6,400 artinya ibu yang tidak patuh dalam

konsumsi tablet Fe berpeluang 6 kali terjadi anemia dalam kehamilan,

dibandingkan ibu yang patuh dalam konsumsi tablet Fe.


BAB VI

PEMBAHASAN

A. Analisa Univariat

1. Pengetahuan

Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa dari 48 responden, lebih dari

sebagian yaitu 26 orang (54,2 %) memiliki pengetahuan rendah tentang anemia

pada ibu hamil.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, merupakan domain yang

penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Proses kognitif

tersebut meliputi ingatan, pikiran, persepsi, simbol-simbol¸penalaran dan

pemecahan persoalan. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui yang

berkenaan dengan sesuatu hal (Lestari 2015, p.1).

Beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu sosial ekonomi,

kultur, pendidikan dan pengalaman. Lingkungan sosial akan mendukung tingginya

pengetahuan seseorang bila ekonomi baik, tingkat pendidikan tinggi maka tingkat

pengetahuan akan tinggi pula. Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat

pengetahuan seseorang karena informasi yang baru akan disaring sesuai atau

tidaknya dengan budaya yang ada apapun agama yang dianut. Semakin tinggi

pendidikan maka akan mudah menerima hal baru dan akan mudah menyesuaikan

dengan hal yang baru tersebut. Pengalaman disini berkaitan dengan umur dan

pendidikan individu. Pendidikan yang tinggi, maka pengalaman akan lebih luas,

45
sedangkan semakin tua umur seseorang maka pengalamannya akan semakin

banyak (Lestari 2015, p.5).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Romlah (2014) tentang

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu

Hamil Didesa Tambak Baya Wilayah Kerja Pukesmas Mandala Tahun

2014. Berdasarkan penelitian tersebut diketahui bahwa 55,7 % ibu hamil

memiliki pengetahuan kurang.

Menurut asumsi peneliti, responden yang memiliki pengetahuan rendah

yaitu berjumlah 26 responden (54,2%) disebabkan kurangnya pemahaman

mereka tentang materi yang disampaikan petugas kesehatan pada saat

pemeriksaan kehamilan, dan mereka juga tidak berkonsultasi dengan petugas

kesehatan tentang anemia dalam kehamilan. Kebanyakan mereka berpendapat

bahwa yang beresiko mengalami anemia adalah ibu menyusui, karena ibu

menyusui baru saja melahirkan dan harus berbagi makanan dengan bayinya. Cara

mencegah anemia menurut mereka adalah dengan mengkonsumsi susu ibu

hamil, karena menurut informasi yang didengarnya susu ibu hamil mengandung

banyak zat gizi. Responden juga berpendapat bahwa yang harus dikonsumsi ibu

hamil adalah vitamin dan tablet yang mengandung kalsium. Lahirnya pendapat ini

kemungkinan karena mereka kurang memperhatikan penjelasan dari petugas

tentang anemia dan fungsi tablet Fe bagi ibu hamil.


2. Sikap

Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa dari 48 responden, lebih dari

sebagian yaitu 29 orang (60,4 %) memiliki sikap negatif tentang anemia pada ibu

hamil.

Sikap (attitude) merupakan konsep paling penting dalam psikologi

sosial yang membahas unsur sikap baik sebagai individu maupun kelompok.

Banyak kajian dilakukan untuk merumuskan pengertian sikap, proses

terbentuknya sikap, maupun perubahan. Banyak pula penelitian telah

dilakukan terhadap sikap kaitannya dengan efek dan perannya dalam

pembentukan karakter dan sistem hubungan antar kelompok serta pilihan-

pilihan yang ditentukan berdasarkan lingkungan dan pengaruhnya terhadap

perubahan (Wawan dkk, 2010).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wati dan Rahardjo (2003)

tentang Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Mengenai Zat Besi Terhadap

Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Jatilawang Kabupaten Banyumas,

diketahui bahwa 54,3 % responden memiliki sikap kurang tentang tablet Fe.

Menurut asumsi peneliti, responden yang memiliki sikap negatif yaitu

berjumlah 29 responden (60,4%) karena mereka kurang setuju tentang asupan

zat besi dalam kehamilan dan anemia pada ibu hamil. Diantara pernyataan

responden yang negatif tersebut yaitu dalam mengkonsumsi tablet Fe sebaiknya

dilakukan pada malam hari atau bangun tidur untuk mencegah mual dan muntah,

sedangkan mereka beranggapan mengkonsumsi obat sebaiknya setelah makan.

Responden yang negatif juga sering lupa mengkonsumsi tablet Fe, dan ada dari

mereka yang minum teh/kopi setelah mengkonsumsi tablet Fe. Lahirnya sikap
negatif tersebut karena kurangnya pengetahuan mereka tentang waktu yang baik

untuk konsumsi tablet Fe, dan cara konsumsi tablet Fe yang baik dan benar, serta

efek samping yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi tablet Fe yaitu

mual,muntah dan pusing. Ibu hamil juga berpendapat bahwa penyerapan zat besi

tidak terpengaruh kopi/teh, karena kebiasaan mereka dalam mengkonsumsi

tablet Fe bersamaan dengan minum teh/kopi.

3. Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe

Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa dari 48 responden, lebih dari

sebagian yaitu 35 orang (72,9 %) yang tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan zat

besi selama hamil adalah dengan konsumti tablet Fe (zat besi). Jumlah

suplemen zat besi yang diberikan selama kehamilan ialah sebanyak 90 tablet

(Fe3). Zat besi merupakan mineral yang dibutuhkan tubuh untuk

membentuk sel darah merah (hemoglobin), berperan sebagai salah satu

komponen dalam membentuk mioglobin (protein yang membawa oksigen

ke otot), kolagen (protein yang terdapat pada tulang, tulang rawan dan

jaringan penyambung serta enzim. Zat besi juga berfungsi dalam sistem

pertahanan tubuh (Kemenkes RI 2015, p.90).

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hidayah dan Anasari

(2012) tentang Hubungan Antara Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Fe

Dengan Kejadian Anemia Di Desa Pageraji Kecamatan Cilongok Kabupaten

Banyumas tahun 2012, yang mana terdapat 57 (50.9%) yang patuh mengkonsumsi

tablet Fe.
Menurut asumsi peneliti, ibu hamil yang tidak patuh dalam

mengkonsumsi tablet Fe berjumlah 35 responden (72,9%) karena mereka tidak

mengkonsumsi semua tablet Fe yang sudah diperolehnya, tidak mengkonsumsi

tablet Fe setiap hari, atau tidak mengkonsumsi tablet Fe pada malam hari atau

sebelum tidur. Kurangnya kepatuhan tersebut bisa disebabkan karena mereka

lupa untuk mengkonsumsinya setiap hari, atau ibu hamil yang tidak kuat dengan

efek samping yang terjadi setelah minum tablet Fe seperti adanya rasa mual atau

BAB keras setelah konsumsi tablet Fe.

Bagi ibu hamil yang patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe disebabkan

mereka ingin memberikan yang terbaik bagi kehamilannya, yaitu dengan

mengikuti semua anjuran petugas seperti mengkonsumsi dan menghabiskan obat

yang diberikant. Pada umumnya ibu hamil yang patuh tersebut adalah ibu hamil

yang baru pertama kali hamil, dan tidak ingin ada masalah dengan kehamilannya.

Begitu juga dengan ibu hamil yang sudah terdeteksi anemia sejak tri mester

pertama kehamilan, mereka patuh mengkonsumsi tablet Fe untuk mengatasi

anemia tersebut.

4. Kejadian Anemia

Berdasarkan tabel 5.5 diketahui bahwa dari 48 responden, lebih dari

sebagian yaitu 33 orang (68,8 %) terjadi anemia ibu hamil.

Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar di dunia

terutama bagi kelompok wanita usia reproduksi (WUS). Anemia pada WUS

dapat menimbulkan kelelahan, badan lemah, penurunan kapasitas/

kemampuan atau produktivitas kerja. Bagi ibu hamil, anemia berperan pada
peningkatan prevalensi kematian dan kesakitan ibu, dan bagi bayi dapat

meningkatkan resiko kesakitan, dan kematian bayi, serta BBLR (Fatmah,

2011).

Selama masa kehamilan darah akan bertambah banyak.

Bertambahnya darah sudah dimulai sejak umur kehamilan 10 minggu dan

mencapai puncaknya antara 32-36 minggu usia kehamilan. Perbandingan

pertambahan komponen darah yaitu plasma 30%, sel darah 18%, dan

hemoglobin 19%. Namun volume plasma yang bertambah banyak tidak

sebanding dengan pertambahan dari sel-sel darah, sehingga terjadi

pengenceran darah. Pengenceran darah ini merupakan penyesuaian

fisiologis dalam kehamilan yang bermanfaat bagi ibu hamil (Saifuddin,

2010).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Romlah dan Rosalina

(2014) tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

Pada Ibu Hamil Didesa Tambak Baya Wilayah Kerja Pukesmas Mandala

Tahun 2014, diketahui bahwa 63,9 % ibu hamil mengalami anemia.

Menurut asumsi peneliti, responden yang terjadi anemia yaitu 33

responden (68,8%) bisa disebabkan berbagai faktor, baik faktor perilaku

responden dalam pemenuhan gizi selama hamil, dan sikap ibu hamil yang

negatif terhadap tablet Fe. Ibu hamil tidak mengikuti anjuran petugas untuk

mengkonsumsi tablet Fe setiap hari. Hal ini disebabkan rasa tablet Fe yang

tidak enak juga karena efek samping yang ditimbulkan seperti BAB yang

keras ataupun mual. Kemungkinan mengalami anemia akan semakin

meningkat ketika responden juga tidak melakukan ANC secara teratur,


sehingga terjadinya anemia tidak bisa dideteksi dan ditangani sejak dini, dan

responden tidak memperoleh tablet Fe sebagai salah satu cara untuk

mengatasi anemia pada ibu hamil.

Ibu hamil yang tidak terjadi anemia bisa disebabkan karena mereka

tidak memiliki faktor resiko anemia, seperti ibu yang beru pertama kali

hamil dan tidak mengalami hiperemesis, sehingga ibu tidak kekurangan zat

gizi dalam kehamilannya. Ibu yang tidak mengalami anemia juga bisa

disebabkan mereka selalu patuh mengkonsumsi tablet Fe yang diberikan

petugas, serta mengkonsumsi berbagai jenis makanan yang mengandung

berbagai macam zat gizi, sehingga ibu tidak kekurangan zat gizi terutama

zat besi yang sangat diperlukan dalam mencegah anemia dalam kehamilan.

B. Analisa Bivariat

1. Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Anemia

Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui bahwa diantara 26 responden

dengan pengetahuan rendah, terdapat 22 (84,6 %) terjadi anemia. Dan diantara

22 responden dengan pengetahuan tinggi, hanya terdapat 11 orang (50,0 %)

terjadi anemia ibu hamil. Berdasarkan uji statistik chi-square diketahui bahwa p =

0,023 artinya ada hubungan pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu

hamil di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar tahun

2017. Nilai Odds Ratio diperoleh 5,500 artinya ibu yang berpengetahuan rendah

berpeluang 6 kali terjadi anemia dalam kehamilan, dibandingkan ibu

berpengetahuan tinggi.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap obyek tertentu. Pengetahuan tersebut dapat

diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun melalui pengalaman orang lain.

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perihal yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan (Notoatmodjo 2010, p.10).

Sejalan dengan penelitian penelitian Wardaningsih (2013) tentang

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Dengan Kejadian Anemia

di di BPS Siti Muslikah Am.Keb, Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun

2013, bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan kejadian

anemia dengan p-value 0,001 dan OR 14,455.

Menurut asumsi peneliti, adanya hubungan pengetahuan dengan

kejadian anemia pada ibu hamil karena ibu yang memiliki pengetahuan rendah 26

responden (54,2%) cendrung terjadi anemia, sebaliknya ibu yang berpengetahuan

tinggi cenderung tidak terjadi anemia. Terjadinya anemia pada ibu

berpengetahuan rendah tersebut disebabkan mereka tidak mengetahui cara yang

harus dilakukan untuk mencegah terjadinya anemia, yaitu dengan mengkonsumsi

berbagai makanan yang kaya akan zat besi. Pengetahuan yagn rendah tersebut

juga menyebabkan mereka tidak minum tablet Fe setiap hari, serta dengan cara

yang tidak tepat, sehingga berdampak pada terjadinya anemia. Bagi responden

yang memiliki pengetahuan tinggi akan berusaha agar tidak kekurangan zat besi

dalam tubuh dengan cara mengkonsumsi gizi seimbang, serta minum tablet Fe

yang diberikan petugas setiap hari pada saat sebelum tidur dan tidak bersamaan
dengan teh ataupun kopi. Hal ini menyebabkan zat besi dalam tablet Fe terserap

optimal dan ibu terhindari dari anemia dalam kehamilan.

Pada penelitian ini juga ditemukan responden yang memiliki

pengetahuan tinggi dan terjadi anemia (50,0 %). Terjadinya anemia pada ibu

tersebut bisa disebabkan karena adanya faktor lain yang memicu terjadinya

anemia pada ibu hamil, seperti faktor usia ibu yang beresiko (> 35 tahun) dan juga

jarak kehamilan ibu yang kurang < 2 tahun. Aktifitas sehari-hari ibu yang banyak

berdagang juga menyebabkan mereka kurang istirahat, sehingga kelelahan dan

terjadi anemia. Sementara responden yang memiliki pengetahuan rendah dan

tidak terjadi anemia (15,4 %) disebabkan mereka mengikuti setiap anjuran bidan

untuk menjaga kesehatan dan kehamilannya. Diantara anjuran yang dilakukan

tersebut adalah dengan mengkonsumsi tablet Fe sebelum tidur setiap hari, hanya

dengan air putih atau tanpa susu/ teh.

2. Hubungan Sikap dengan Kejadian Anemia

Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui bahwa diantara 29 responden

dengan sikap negatif, terdapat 25 (86,2 %) terjadi anemia. Dan diantara 19

responden dengan sikap positif, hanya terdapat 8 orang (42,1 %) terjadi anemia

ibu hamil. Berdasarkan uji statistik chi-square diketahui bahwa p = 0,004 artinya

ada hubungan sikap dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja

Puskesmas Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar tahun 2017 karena bila p < 0,05

artinya secara statistik bermakna. Nilai Odds Ratio diperoleh 8,594 artinya ibu

yang memiliki sikap negatif berpeluang 9 kali terjadi anemia dalam kehamilan,

dibandingkan ibu yang memiliki sikap positif.


Sikap adalah juga respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau

objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang

bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan

sebagainya). Menurut Campbell (1950) adalah “An individual’s attitude is

syndrome of response consistency with regard to object.” Jadi jelas, di sini

dikatakan bahwa sikap itu suatu sindroma atau kumpulan gejala dalam

merespon stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran,

perasaan, perhatian, dan gejala kejiwaan yang lain (Notoatmodjo 2005, p.

52)

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wati dan Rahardjo

(2003) tentang Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Mengenai Zat

Besi Terhadap Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Jatilawang

Kabupaten Banyumas, diketahui bahwa ada hubungan sikap dengan

kejadian anemia pada ibu hamil dengan p = 0,021.

Menurut asumsi peneliti, adanya hubungan sikap dengan kejadian

anemia karena responden yang memiliki sikap negatif berpeluang 9 kali untuk

terjadi anemia dalam kehamilan, dibandingkan responden yang memiliki sikap

positif. Sikap negatif responden 29 orang (60,4%) akan mendorong mereka untuk

tidak patuh terhadap anjuran tenaga kesehatan. Sebaliknya responden yang

memiliki sikap positif akan berusaha melakukan setiap anjuran petugas guna

mencegah terjadinya anemia dalam kehamilan, agar tidak terjadi masalah dalam

kehamilan ataupun persalinannya nanti.

Pada penelitian ini juga ditemukan responden yang memiliki sikap positif

dan terjadi anemia (42,1 %). Walaupun ibu hamil memiliki sikap positif, belum
tentu mereka tidak mengalami anemia karena tidak didukung oleh faktor lain

yang dapat mencegah anemia yaitu faktor internal (umur ibu, usia, paritas, usia

kehamilan, riwayat penyakit, perdarahan, pendidikan, pengetahuan dan

motivasi), serta faktor eskternal (kunjungan ANC, sosial ekonomi, pekerjaan,

status gizi, faktor nutrisi, sosial budaya, peran kader posyandu, peran petugas dan

akses pelayanan). Bagi ibu hamil yang memiliki sikap negatif dan tidak terjadi

anemia (13,8%), disebabkan ibu mendapatkan dukungan yang baik dari suami dan

keluarga agar ibu dapat menjalani kehamilannya dengan optimal. Dukungan yang

diberikan suami dan keluarga tersebut seperti memberikan semangat pada ibu

hamil untuk patuh mengkonsumsi tablet Fe, menyediakan makanan bergizi bagi

ibu hamil.

3. Hubungan Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe dengan Kejadian Anemia

Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui bahwa diantara 35 responden yang

tidak patuh dalam konsumsi tablet Fe, terdapat 28 (80,0 %) terjadi anemia. Dan

diantara 13 responden yang patuh dalam konsumsi tablet Fe, hanya terdapat 5

orang (38,5 %) terjadi anemia ibu hamil. Berdasarkan uji statistik chi-square

diketahui bahwa p = 0,012 artinya ada hubungan kepatuhan konsumsi tablet Fe

dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Emas

Kabupaten Tanah Datar tahun 2017 karena bila p < 0,05 artinya secara statistik

bermakna. Nilai Odds Ratio diperoleh 6,400 artinya ibu yang tidak patuh dalam

konsumsi tablet Fe berpeluang 6 kali terjadi anemia dalam kehamilan,

dibandingkan ibu yang patuh dalam konsumsi tablet Fe.

Tablet Fe (Zat besi) adalah sebuah nutrien esensial yang diperlukan

oleh setiap sel manusia. Zat besi dibutuhkan selama kehamilan untuk bayi,
plasenta dan peningkatan jumlah sel darah merah pada wanita hamil untuk

menutupi kebutuhan zat besi. Salah satu masalah kebutuhan zat besi pada

kehamilan adalah ketidakseimbangan distribusi kebutuhan besi selama

kehamilan (Ani 2015, p30).

Sejalan dengan penelitian dengan penelitian Hidayah dan Anasari (2012)

tentang Hubungan Antara Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Fe Dengan

Kejadian Anemia Di Desa Pageraji Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas

Tahun 2012, p-value 0,005.

Menurut asumsi peneliti, adanya hubungan konsumsi tablet Fe dengan

kejadian anemia 33 responden (68,8%) ibu hamil disebabkan karena tablet Fe

banyak mengandung zat besi, dimana zat besi merupakan mineral yang

dibutuhkan tubuh untuk membentuk sel darah merah (hemoglobin). Sebaliknya

ibu yang tidak patuh dalam konsumsi tablet Fe tentunya akan kekurangan zat

besi, terutama bagi ibu yang juga memiliki pola makan kurang baik, sehingga zat

besi tidak bisa diperoleh dari makanan yang dikonsumsi ibu hamil.

Pada penelitian ini juga ditemukan ibu hamil yang patuh dalam konsumsi

tablet Fe tetapi terjadi anemia (38,5 %). Terjadinya anemia pada ibu hamil

tersebut bisa disebabkan karena ibu mengkonsumsi tablet Fe dengan cara yang

tidak baik dan benar, misalnya ibu mengkonsumsi tablet Fe bersamaan dengan

minum susu atau ibu minum teh sebelum atau sesudah konsumsi tablet Fe,

sehingga menghambat absorpsi Fe dalam tubuh. Sementara ibu hamil yang tidak

patuh dalam konsumsi tablet Fe dan tidak terjadi anemia (20,0 %), disebabkan ibu

sudah memperoleh cukup asupan gizi dari makanan yang dikonsumsinya.

Disamping itu ibu juga tidak memiliki faktor resiko anemia, dan ibu sering
mengkonsumsi makanan ayng banyak mengandung zat besi seperti kacang-

kacangan, sehingga kadar Hb ibu masih dalam batas normal walaupun tidak

mengkonsumsi tablet Fe.


BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 48 orang ibu hamil di

wilayah kerja Puskesmas Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar, dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Sebagian besar yaitu 26 orang (54,2 %) memiliki pengetahuan rendah tentang

anemia pada ibu hamil

2. Sebagian besar yaitu 29 orang (60,4 %) memiliki sikap negatif tentang anemia

pada ibu hamil

3. Sebagian besar yaitu 35 orang (72,9 %) yang tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe

4. Sebagian besar yaitu 33 orang (68,8 %) terjadi anemia ibu hamil

5. Ada hubungan pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah

kerja Puskesmas Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar tahun 2017 (p = 0,023 dan

OR = 5,500

6. Ada hubungan sikap dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja

Puskesmas Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar tahun 2017 (p = 0,004 dan OR

= 8,594)

7. Ada hubungan kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu

hamil di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar tahun

2017 (p = 0,012 dan OR = 6,400)


B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka disarankan :

1. Bagi Masyarakat khususnya ibu hamil

Mengingat dampak anemia selama masa kehamilan dapat menimbulkan

berbagai macam bahaya baik pada ibu maupun pada janin, maka diharapkan

peran keluarga khususnya suami untuk memotivasi ibu hamil dalam

mengkonsumsi tablet Fe. Dan Ibu hamil diharapkan untuk meningkatkan

pengetahuan tentang anemia.

2. Bagi Puskesmas

a. Agar memberikan pre test dan post test ketika memberikan penyuluhan

dan pendidikan kesehatan kepada masyarakat khususnya ibu hamil

mengenai anemia dan cara pencegahannya

b. Agar menjelaskan pada ibu hamil tentang cara konsumsi tablet Fe yang

tepat dan benar tidak hanya ketika kunjungan ke puskesmas tetapi juga

ketika home care

c. Agar petugas promkes dapat memberikan penyuluhan tentang anemia

pada ibu hamil dengan lebih aktif lagi, bukan hanya dalam kegiatan

posyandu tetapi juga kegiatan kelas ibu hamil, pertemuan-pertemuan

lintas sektoral yang ada di desa seperti wirid pengajian, kelompok dasa

wisma dan lain-lain

3. Bagi Pendidikan

Agar hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan referensi kepustakaan

dan data awal bagi penelitian selanjutnya.


4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Agar dapat meneliti faktor lain yang berhubungan dengan kejadian anemia

pada ibu hamil. dan diharapkan kepada peneliti selanjutnya mungkin bisa

menggunakan desain penelitian kohort atau studi kasus sehingga kepatuhan

ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe dapat di ikuti dan diobservasi

dengan baik. dengan demikian keterbatasan penggunaan kuesioner dalam

pengukuran kepatuhan responden dapat diminimalisir.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Rineka


Cipta

Arisman. 2007. Gizi dalam Daur Kehidupan, EGC. Jakarta

Ani, LS. 2015. Buku Saku Anemia Defisiensi Besi. Jakarta. EGC

Charles, A. 2010. Predictors of anemia among pregnant women in Westmoreland.


Jamaica. Health Care Women Int . 2010 July ; 31(7): 585–59

Chowdhury, et.al. 2015. Factors Associated With Maternal Anaemia Among


Pregnant Women In Dhaka City. MCWomen'sHealth (2015) 15:77

Dinkes, 2014. Profil Kesehatan Kabupaten Tanah Datar. Batusangkar : Dinkes


Kab. Tanah Datar

, 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Tanah Datar. Batusangkar : Dinkes


Kab. Tanah Datar

Erwin, P. 2013. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Anemia Dan Sikap Ibu
Hamil Dalam Kejadian Anemia Di Wilayah Kerja PUSKESMAS
Mengkonsumsi Tablet Fe Dengan Kerjo Kabupaten Karanganyar. Jurnal
Publikasi. Program Studi Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta

Fatmah. 2011. Gizi dan Kesehatan Masyarakat, Jakarta : Rajagrafindo Persada

Fitri. 2015. Kepatuhan Konsumsi Suplemen Besi dan Pengaruhnya terhadap


Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Kota Tangerang. J. Gizi Pangan,
November 2015, 10 (3) : 171 - 178

Hidayah dan Anasari. 2012. Hubungan Antara Kepatuhan Ibu Hamil


Mengkonsumsi Tablet Fe Dengan Kejadian Anemia Di Desa Pageraji
Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas tahun 2012. Jurnal Ilmiah
Kebidanan, Vol. 3 No. 2 Edisi Desember 2012

Hikmawati, Fenty dkk, 2015. Hubungan Pengetahuan Dan Dukungan Suami Ibu
Hamil Trimester III Dengan Kepatuhan Ibu Mengkonsumsi Tablet Tambah
(Tablet Fe) Darah di Puskesmas Karangayu, Jurnal Kebidanan, Volume 4,
Nomor 9.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2012. Pegangan Fasilitator Kelas Ibu


Hamil. Jakarta : Kementrian Kesehatan
______. 2012. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011

______. 2013. Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan


Rujukan. Jakarta : Kementrian Kesehatan

______. 2015. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta. Kemenkes RI

______. 2015. Pedoman Program Pemberian dan Pemantauan Mutu Tablet


Tambah Darah Untuk Ibu Hamil. Jakarta. Kementerian Kesehatan RI dan
Millenium Challenge Account - Indonesia

Manuaba. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan


Bidan. Jakarta. EGC

Notoatmodjo,Soekidjo, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta :


Rineka Cipta

,Seokidjo, 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

,Seokidjo, 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka


Cipta

Patimah,St, 2007. Pola Konsumsi Ibu Hamil dan Hubungannya dengan Kejadian
Anemia Defisiensi Besi. Jurnal Sains dan Tekhnologi,Volume 7, Nomor 3.

Raut, et.al. 2014. Prevalence of iron deficiency anemia among pregnant women
before iron supplementation in Kathmandu university Hospital/Dhulikhel
Hospital. Journal of Gynecology and Obstetrics 2014; 2(4): 54-58

Romlah dan Rosalina. 2014. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian


Anemia Pada Ibu Hamil Didesa Tambak Baya Wilayah Kerja Pukesmas
Mandala Tahun 2014. E-Jurnal Obstretika (Juli-Desember, 2014)

Rukiyah dan Yulianti. 2014. Asuhan Kebidanan Kehamilan Berdasarkan


Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta. Trans Info Media

Saifuddin, AB. 2010. Buku Acuan Pelayanan kesehatan maternal dan Neonatal.
Jakarta. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Sofian, A. 2013. Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri. Jakarta. EGC

Survei Demografi Kesehatan Indonesia Tahun 2009. Kemenkes RI

Wardaningsih, RW. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III
Dengan Kejadian Anemia di di BPS Siti Muslikah Am.Keb, Kecamatan
Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2013. Jurnal. akses dari
perpusnwu.web.id/
Wati dan Rahardjo. 2003. Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Mengenai
Zat Besi Terhadap Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas
Jatilawang Kabupaten Banyumas. Jurnal Pembangunan Pedesaan Vol. III
No. 1 April 2003I S:S 1N9 -: 219411-9250

Wawan,A dkk, 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika

WHO. 2015. Trends in Maternal Mortality 1990 to 2015. WHO, UNICEF, UNFPA,
World Bank Group
Lampiran 2

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada
Yth, Ibu calon responden
Di
Tanjung Emas

Dengan hormat,
Saya yang bertandatangan dibawah ini:
Nama : Zesfika Yuza
Nim : 1615301194
Dengan ini mohon bantuan Ibu untuk bersedia menjadi responden
dalam penelitian yang berjudul “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Emas
Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017” penelitian ini tidak akan berdampak
buruk bagi Ibu dan informasi yang diberikan akan dirahasiakan serta hanya
digunakan untuk penelitian saja.
Apabila Ibu menyetujui, maka saya mohon untuk menandatangani
lembar persetujuan yang telah disediakan. Atas perhatian dan kesediaan
Ibu, saya ucapkan terimakasih.

Hormat saya
Peneliti

(Zesfika Yuza)
Lampiran 3

PERNYATAAN PERSETUJUAN
MENJADI RESPONDEN
(Informed Consent)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama :

Umur :

Pendidikan :

Alamat :

Menyatakan bersedia untuk berpartisipasi menjadi responden penelitian


yang dilakukan oleh Zesfika Yuza mahasiswa STIKes Fort De Kock
Bukittinggi dengan judul “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Emas Kabupaten
Tanah Datar Tahun 2017”
Tanda tangan saya ini menunjukkan bahwa saya bersedia untuk
memberikan informasi dan memutuskan berpartisipasi dalaam kegiatan
penelitian ini.

Yang membuat pernyataan

(................................................)
Lampiran 5

KUESIONER PENELITIAN
“FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL”

Tanggal Wawancara :.......................

No Responden : ..........(diisi oleh peneliti)

A. Identitas Responden

1. Nama ibu :

2. Tempat Tanggal lahir :

3. Usia :

4. Alamat :

5. Pendidikan terakhir :

1. Tidak Sekolah 4. Tamat SMP 7. Tamat D III


2. Tidak Tamat SD 5. Tamat SMA 8. Tamat S 1
3. Tamat SD 6. Tamat D I 9. Tamat S 2

6. Pekerjaan :

1. Ibu Rumah Tangga 4. Buruh 7. Lain-lain, sebutkan


2. Karyawati 5. Petani
3. Pedagang 6. PNS
B. Pengetahuan

Petunjuk : Berilah tanda check list ( √ ) pada kolom jawaban yang anda anggap

benar berdasarkan pada tiap pertanyaan yang tersedia

1. Apakah yang dimaksud dengan anemia?


a. Penyakit kekurangan tekanan darah
b. Penyakit kekurangan sel darah merah atau hemoglobin dalam darah
c. Penyakit kelebihan sel darah merah
d. Penyakit tekanan darah tinggi

2. Apakah yang dimaksud dengan anemia dalam kehamilan ?


a. Kondisi dimana kadar Hb ibu hamil kurang dari 11 g/dl
b. Kondisi dimana tekanan darah ibu meningkat menjadi 140/90
mmHg
c. Kondisi dimana tekanan darah ibu < 100/80 mmHg
d. Kondisi ibu hamil yang sering mual dan muntah

3. Apakah yang dimaksud dengan hemoglobin dalam darah ?


a. Jumlah sel darah merah dalam darah
b. Jumlah tekanan darah
c. Kekentalan darah
d. Warna darah

4. Bagaimana jika terjadi anemia dalam kehamilan ?


a. Tidak ada masalah
b. Membahayakan keselamatan ibu dan janin
c. Tidak perlu diobati
d. Bisa sembuh dengan sendirinya

5. Apakah penyebab anemia secara umum ?


a. Kurang aktivitas fisik
b. Kehilangan sel darah merah yang meningkat seperti perdarahan
c. Banyak konsumsi ikana asin
d. Kurang konsumsi sayuran dan buah-buahan

6. Apakah penyebab penyakit anemia dalam kehamilan?


a. Memiliki keturunan yang juga menderita anemia
b. Kurang konsumsi zat besi
c. Stres dalam kehamilan
d. Sering terpapar asap rokok

7. Apakah penyebab lain terjadinya anemia dalam kehamilan?


a. Tekanan darah tinggi
b. Tekanan darah rendah
c. Peningkatan kebutuhan fisiologi ibu hamil, untuk ibu dan janin
d. Terjadinya pembesaran perut ibu
8. Siapakah yang lebih beresiko mengalami anemia ?
a. Ibu hamil
b. Remaja putri
c. Lansia
d. Ibu menyusui

9. Apakah gejala dan tanda anemia dalam kehamilan?


a. Pucat, lemah, letih, lesu, dan lelah
b. Mual dipagi hari
c. Sering sakit kepala
d. Kaki bengkak

10. Bagaimana cara mencegah terjadinya anemia ?


a. Makan makanan yang mengandung zat besi
b. Makan daging kambing
c. Olah raga pagi
d. Minum susu ibu hamil
\
11. Apakah jenis makanan yang banyak mengandung zat besi ?
a. Nasi, tempe dan tahu
b. Telur dan wortel
c. Daging, hati, telur, kacang hijau, kacang merah, sayur-sayuran yang
berwarna hija
d. Nasi, susu, lauk pauk
\
12. Apakah yang harus dikonsumsi ibu hamil untuk mencegah / mengobati
anemia dalam kehamilan ?
a. Tablet Fe (tablet tambah darah)
b. Vitamin
c. Obat penghilang rasa mual
d. Tablet yang banyak mengandung kalsium

13. Berapa banyakkah tablet Fe yang harus dikonsumsi selama hamil ?


a. 90 butir
b. 60 butir
c. Sebanyak-banyaknya
d. Sesuai kemauan ibu hamil

14. Kapankah sebaiknya tablet Fe diminum ?


a. Pagi hari setelah makan
b. Siang sebelum makan
c. Malam sebelum tidur
d. Kapan saja ibu ingat

15. Sebaiknya tablet Fe diminum bersamaan dengan apa ?


a. Air putih
b. Susu
c. Teh manis atau kopi
d. Buah yang banyak mengandung vitamin C atau suplemen vitamin C

C. Sikap

Petunjuk : dibawah ini terdapat beberapa pernyataan yang menggambarkan keadaan

diri anda. Berikan tanda (√) pada kotak yang disediakan.

SS : Bila responden sangat setuju dengan pernyataan

S : Bila responden setuju dengan pernyataan

TS : Bila responden Tidak Setuju dengan pernyataan

STS : Bila responden Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Perdarahan atau kehilangan darah pada tubuh


dalam jumlah banyak dapat disebabkan
karena asupan zat besi pada ibu hamil yang
kurang
2. Jika asupan zat besi pada ibu hamil kurang,
maka akan berakibat anemia defisiensi besi
yang berpotensi melahirkan bayi prematur
ataupun berat badan lahir rendah
3. Untuk menghindari bayi lahir premature atau
berat badan lahir rendah dapat dilakukan
dengan mengkonsumsi tablet tambah darah
secara teratur
4. Ibu hamil yang mengkonsumsi tablet tambah
darah secara teratur sangat besar efeknya bagi
pertumbuhan janinnya
5. Konsumsi tablet tambah darah secara teratur
bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan
ibu dan janin
6. Konsumsi tablet tambah darah secara teratur
bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan
ibu dan janin
7. Ibu hamil sebaiknya minum tablet tambah
darah 1 tablet setiap hari selama kehamilan
dan 40 hari setelah melahirkan untuk
mencegah anemia
8. Konsumsi tablet tambah darah tidak dapat
menghilangkan gejala lemah, letih, lesu,
lunglai dan lelah
9. Konsumsi tablet tambah darah disertai
dengan konsumsi vitamin C dapat
menghambat penyerapan zat besi sehingga
pembentukan sel darah merah akan
meningkat
10. Konsumsi tablet tambah darah sebaiknya
dilakukan pada malam pagi hari bangun tidur
untuk mencegah mual dan muntah
11. Mengikuti anjuran petugas kesehatan untuk
mengkonsumsi tablet tambah darah bukan
cara untuk menanggulangi anemia defisiensi
besi pada ibu hamil
12. Penyerapan zat besi akan lebih buruk jika
konsumsi tablet tambah darah dilakukan
bersamaan dengan air putih dibandingkan air
kopi/teh
13. Kesakitan pada ibu hamil/anemia dapat
terjadi bila konsumsi tablet besi sesuai
dengan aturan yang dianjurkan petugas
kesehatan

D. Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe


1. Apakah ibu sudah memperoleh tablet Fe sebanyak 90 butir selama hamil?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah ibu mengkonsumsi semua tablet Fe tersebut ?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah ibu mengkonsumsi tablet Fe setiap hari ?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah ibu mengkonsumsi tablet Fe pada malam hari atau sebelum tidur ?
a. Ya
b. Tidak
E. Kejadian Anemia
Kadar Hb Ibu hamil (dilihat dari data buku KIA)...

a. < 11 gr %
b. > 11 gr % (Hikmawati,2015)

Lampiran 4

KISI-KISI KUESIONER

Jumlah
No Variabel Sub Variabel No. Pertanyaan
Pertanyaan

1 Pengetahuan a. pengertian 1,2,3,4 4


tentang b. Penyebab
anemia c. Gejala dan tanda 5,6,7,8 4
d. Cara pencegahan
9 1

10,11,12,13,14,15 6

2. Sikap a. Pernyataan 1,2,3,4,5,6,7 7


positif
b. Pernyataan 8,9 10,11,12,13 6
negatif

3. Kepatuhan Jumlah tablet Fe 1,2,3,4 4


konsumsi yang sudah
tablet Fe dikonsumsi

4 Kejadian Observasi kadar Hb 1 1


Anemia ibu hamil

Lampiran
HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

ANALISA UNIVARIAT

Frequencies

Statistics

Pengetahuan Sikap Kepatuhan


N Valid 48 48 48
Missing 0 0 0
Mean 8,65 33,56 2,54
Median 8,00 33,00 2,00
Mode 8 32 2
St d. Dev iation 1,618 3,274 1,110
Minimum 5 26 1
Maximum 12 41 4
Sum 415 1611 122

Frequency Table

Pengetahuan

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 26 54,2 54,2 54,2
Tinggi 22 45,8 45,8 100,0
Total 48 100,0 100,0

Si kap

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Negatif 29 60,4 60,4 60,4
Positif 19 39,6 39,6 100,0
Total 48 100,0 100,0
Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak patuh 35 72,9 72,9 72,9
Patuh 13 27,1 27,1 100,0
Total 48 100,0 100,0

Kejadian Anemia

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Anemia 33 68,8 68,8 68,8
Tidak anemia 15 31,3 31,3 100,0
Total 48 100,0 100,0

Bar Chart

Pengetahuan
30

20

10
Frequency

0
Rendah Tinggi

Pengetahuan
Sikap
30

20

10
Frequency

0
Negatif Posit if

Sikap

Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe


40

30

20

10
Frequency

0
Tidak patuh Patuh

Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe

Kejadian Anemia
40

30

20

10
Frequency

0
Anemia Tidak anemia

Kejadian Anemia
ANALISA BIVARIAT

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan * Kejadian
48 100,0% 0 ,0% 48 100,0%
Anemia
Sikap * Kejadian Anemia 48 100,0% 0 ,0% 48 100,0%
Kepatuhan Konsumsi
Tablet Fe * Kejadian 48 100,0% 0 ,0% 48 100,0%
Anemia

Pengetahuan * Kejadian Anemia

Crosstab

Kejadian Anemia
Anemia Tidak anemia Total
Pengetahuan Rendah Count 22 4 26
Expected Count 17,9 8,1 26,0
% wit hin Pengetahuan 84,6% 15,4% 100,0%
Tinggi Count 11 11 22
Expected Count 15,1 6,9 22,0
% wit hin Pengetahuan 50,0% 50,0% 100,0%
Total Count 33 15 48
Expected Count 33,0 15,0 48,0
% wit hin Pengetahuan 68,8% 31,3% 100,0%
Chi-Square Tests

Asy mp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 6,646b 1 ,010
Continuity Correctiona 5,133 1 ,023
Likelihood Ratio 6,801 1 ,009
Fisher's Exact Test ,014 ,011
Linear-by -Linear
6,508 1 ,011
Association
N of Valid Cases 48
a. Computed only f or a 2x2 table
b. 0 cells (,0%) hav e expected count less than 5. The minimum expected count is
6,88.

Risk Esti mate

95% Conf idence


Interv al
Value Lower Upper
Odds Rat io f or
Pengetahuan (Rendah / 5,500 1,420 21,302
Tinggi)
For cohort Kejadian
1,692 1,080 2,651
Anemia = Anemia
For cohort Kejadian
,308 ,114 ,831
Anemia = Tidak anemia
N of Valid Cases 48
Sikap * Kejadian Anemia

Crosstab

Kejadian Anemia
Anemia Tidak anemia Total
Sikap Negatif Count 25 4 29
Expected Count 19,9 9,1 29,0
% wit hin Sikap 86,2% 13,8% 100,0%
Positif Count 8 11 19
Expected Count 13,1 5,9 19,0
% wit hin Sikap 42,1% 57,9% 100,0%
Total Count 33 15 48
Expected Count 33,0 15,0 48,0
% wit hin Sikap 68,8% 31,3% 100,0%

Chi-Square Tests

Asy mp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 10,392b 1 ,001
Continuity Correctiona 8,441 1 ,004
Likelihood Ratio 10,491 1 ,001
Fisher's Exact Test ,003 ,002
Linear-by -Linear
10,175 1 ,001
Association
N of Valid Cases 48
a. Computed only f or a 2x2 table
b. 0 cells (,0%) hav e expected count less than 5. The minimum expected count is
5,94.

Risk Esti mate

95% Conf idence


Interv al
Value Lower Upper
Odds Rat io f or Sikap
8,594 2,132 34,643
(Negatif / Positif )
For cohort Kejadian
2,047 1,185 3,538
Anemia = Anemia
For cohort Kejadian
,238 ,089 ,640
Anemia = Tidak anemia
N of Valid Cases 48
Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe * Kejadian Anemia

Crosstab

Kejadian Anemia
Anemia Tidak anemia Total
Kepatuhan Konsumsi Tidak patuh Count 28 7 35
Tablet Fe Expected Count 24,1 10,9 35,0
% wit hin Kepat uhan
80,0% 20,0% 100,0%
Konsumsi Tablet Fe
Patuh Count 5 8 13
Expected Count 8,9 4,1 13,0
% wit hin Kepat uhan
38,5% 61,5% 100,0%
Konsumsi Tablet Fe
Total Count 33 15 48
Expected Count 33,0 15,0 48,0
% wit hin Kepat uhan
68,8% 31,3% 100,0%
Konsumsi Tablet Fe

Chi-Square Tests

Asy mp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 7,613b 1 ,006
Continuity Correctiona 5,802 1 ,016
Likelihood Ratio 7,273 1 ,007
Fisher's Exact Test ,012 ,009
Linear-by -Linear
7,454 1 ,006
Association
N of Valid Cases 48
a. Computed only f or a 2x2 table
b. 1 cells (25,0%) hav e expected count less than 5. The minimum expected count is
4,06.

Risk Esti mate

95% Conf idence


Interv al
Value Lower Upper
Odds Rat io f or Kepatuhan
Konsumsi Tablet Fe 6,400 1,593 25,717
(Tidak patuh / Patuh)
For cohort Kejadian
2,080 1,025 4,219
Anemia = Anemia
For cohort Kejadian
,325 ,148 ,716
Anemia = Tidak anemia
N of Valid Cases 48
KARAKTERISTIK RESPONDEN

Frequency Table

Umur Ibu

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < dari 30 34 70,8 70,8 70,8
> dari 30 14 29,2 29,2 100,0
Total 48 100,0 100,0

PENDIDIK

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 5 10,4 10,4 10,4
SMP 13 27,1 27,1 37,5
SMA 23 47,9 47,9 85,4
PT 7 14,6 14,6 100,0
Total 48 100,0 100,0

PEKERJAA

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid RT 16 33,3 33,3 33,3
Kariy awati 7 14,6 14,6 47,9
pedagang 19 39,6 39,6 87,5
buruh 5 10,4 10,4 97,9
PNS 1 2,1 2,1 100,0
Total 48 100,0 100,0

You might also like