You are on page 1of 5

HUBUNGAN KETERLIBATAN SUAMI

SEBAGAI PERAN PENDAMPING


DALAM PROSES PERSALINAN
DENGAN LAMANYA PROSES PERSALINAN KALA I
DI RUMAH BERSALIN BUNDA SETIA
Kadek Rika S 1), I Nym Sutresna 2), NP Escy WR 3)
Jurusan Kebidanan, STIKES Bina Usada Bali
Abstract. According to National Health Research in 2007, have mentioned AKI
Indonesian 228 per 100.000 births, according to SDKI in 2002/2003, AKI in Indonesia was 307
per 100.000 births an AKB rate of 35 per 1000 live births. Whereas the Millennium Development
Goals (MDGs) by 2015, maternal mortality in the targeted 103 per 100.000 births. In order to
lower the AKI in Indonesia, in 2000 the government set making Pregnancy Safer (MPS) which is a
health sector strategy in focused on the approach and planning and integrated systematic. One of
strategy MPS is to empower women and families.
This study used a descriptive research design correlative. Research subjects are the
husband of the mothers birth in maternity hospital Bunda Setia numbered 30 people. Sampling
techniques are purposive sampling as many as 30 respondents. Collecting data using
questionnaires distributed to the husband of maternal and monitoring of the first stage using
pantograph WHO. Statistical analysis is using chi square.
Shows the involvement of the husband with the value measured at 76, 7 %, which led to
his wife suffered a long process of the first stage were normal, and her husbands involvement
with the considerable value of 23,3 % which led to his wife suffered a long process of the first
stage become upper normal. Of the results of statistical tests using the chi square obtained p
values of 0,000 and mean of 0,05 that p value is smaller than .
Role of the coach as husband involvement in the process of labor to have a very
significant relationship to the duration the first stage the process of labor his wife. These results
can be expected to create material consideration by the parties related to mother love movement
(GSI).
Keywords

: Involvement of Husband, Duration of The First Stage

Dalam pertolongan persalinan sebagian


besar masih dilakukan oleh tenaga tidak
profesional dan rendahnya partisipasi suami.
Rendahnya kualitas pertolongan persalinan
mengakibatkan beberapa keterlambatan
yang meliputi ; a) Terlambat mengenal tanda
bahaya dan mengambil keputusan di tingkat
keluarga; b) Terlambat mencapai tempat
pelayanan kesehatan dan c) Terlambat
memperoleh penanganan medis yang
memadai di tempat pelayanan kesehatan. Hal
ini juga di sebabkan keputusan terhadap hak hak reproduksi.
Salah satu treatment dalam pertolongan
persalinan adalah dengan menerapkan asuhan
sayang ibu. Prinsip dasar asuhan sayang ibu
adalah dangan mengikutsertakan suami dan
keluarga selama proses persalinan dan
kelahiran bayi. Hasil penelitian Enkin,et al,
2000 menunjukkan bahwa jika para Ibu
diperhatikan serta diberi dukungan selama

Pendauluan
Angka kematian ibu melahirkan di
Indonesia saat ini tergolong masih cukup
tinggi jika dibandingkan dengan negara negara maju, bahkan jika dibandingkan
dengan angka kematian ibu di negara - negara
Asia Tenggara lainya. Menurut Riset
Kesehatan
Nasional
Tahun
2007
menyebutkan AKI(Angka Kematian Ibu)
Indonesia yaitu mencapai 228 per 100.000
kelahiran. Menurut Survei Demografi dan
Kesehatan
Indonesia
(SDKI)
tahun
2002/2003, AKI di Indonesia sebesar 307 per
100.000 kelahiran hidup dan Angka
Kematian Bayi (AKB) sebesar 35 per 1000
kelahiran hidup. Padahal berdasarkan Sasaran
Pembangunan Milenium atau Millenium
Development Goals (MDGs), tahun 2015
kematian ibu melahirkan ditargetkan pada
angka 103 per 100.000 kelahiran.

persalinan dan kelahiran bayi, mengetahui


dengan baik proses asuhan persalinan yang
akan diterima sehingga mereka akan
mendapatkan rasa aman dan nyaman. Asuhan
sayang ibu dapat mengurangi jumlah
persalinan dengan tindakan seperti ektraksi
vacuum, cunam, dan seksio cesarea.
Kehamilan dapat terjaga dan terawat
sampai persalinan, sangat membutuhkan
partisipasi suami seperti: (1) Memberikan
perhatian dan kasih sayang kepada istri, (2)
Mendorong dan mengantar istri untuk
memeriksakan kehamilan kesehatan terdekat
minimal 4 kali selama kehamilan, (3)
Memenuhi gizi bagi istrinya agar tidak terjadi
kekurangan gizi (BKKBN, 2000). Walaupun
secara kondisi suami tidak dapat melahirkan,
tetapi tetap memiliki peran dan tanggung
jawab yang sama dengan istri dalam
kesehatan reproduksi khususnya kesehatan
ibu dan anak (MNPP, 2001). Pada
kenyataannya di Indonesia masih terjadi
permasalahan adanya ketimpangan gender
baik dalam akses informasi maupun peran
sehingga masih adanya anggapan bahwa
kesehatan
reproduksi
adalah
urusan
perempuan. Selama ini pendampingan suami
dalam proses persalinan dianggap aneh
bahkan cenderung suami tidak ingin tahu
bagaimana penderitaan istri yang sedang
berjuang dengan penuh resiko dalam
menghadapi persalinan.

Persalian dapat dibagai menjadi empat kala


yaitu : Kala I berlangsung dari permulaan
persalinan sungguhan sampai pembukaan
lengkap. Pada primigarvida lamanya 6 18
jam dan pada multipara 2 10 jam. Kala II
ditandai dengan nyeri his yang sangat hebat 2
- 3 menit sekali selama 50 70 detik, rasa
ingin mengejan (ingin BAB), keluarnya
lendir bercampur darah dalam jumlah besar,
ketuban pecah, kepala keluar, perineum
mengambang. Durasi kala II pada
primigarvida adalah 1 jam dan pada
multigravida jam. Kala III dimulai sejak
bayi lahir lengkap sampai plasenta lahir.
Terjadi pelepasan plasenta (2 3 menit)
dengan gejala kontraksi, abdomen membulat,
dan perdarahan. Ada pengeluaran plasenta.
Berlangsung 8,5 menit dan tidak boleh lebih
dari 15 menit pada primigravida dan
multigravida. Kala IV atau 1 jam setelah
plasenta lahir.
Faktor faktor yang mempengaruhi
peran suami berdasarkan tiga karakteristik
individu suami sebagai berikut : Tingkat
pendidikan, Umur, Pekerjaan. Peran suami
pada kala I adalah sebagai berikut :
Memberikan
dukungan
emosional,
Melakukan hal hal seperti berikut,
Membantu mengatur posisi, Pemberian cairan
dan nutrisi, Membantu ibu ke kamar mandi
untuk buang air besar maupun buang air
kecil.

Landasan teori
Terlibat dapat diartikan dari dua hal yaitu
turut terbawa bawa, tersangkut dan terbelit.
Sedangkan keterlibatan merupakan keadaan
terlibat. Kalau terlibat diri mengandung
makna adanya keikutsertaan individu atau
berperannya sikap ataupun emosi individu
dalam situasi atau keadaan tertentu (Kamus
Besar Bahasa Indonesia, 2003).
Pendampingan
merupakan
bantuan
psikologi (psychological service) secara
menyeluruh bagi orang yang mengalami
krisis kehidupan (Totok, 2006). Pendamping
adalah seorang atau lebih, lelaki atau
perempuan yang mendampingi seseorang
atau lebih yang berada dalam krisis untuk
mengalami pengalamannya secara penuh dan
utuh, sehingga mampu memakai semua
sumber dayanya secara kreatif dan efektif
yang meliputi seluruh aspek kehidupanya
baik fisik, mental, spiritual dan sosial (Totok,
2006).
Persalinan normal adalah pengeluaran
hasil konsepsi yang hidup dari uterus melalui
vagina ke dunia luar (Susanti, 2009).

Metode
Penelitian yang dilakukan merupakan
penelitian deskriptif korelatif yaitu penelitian
tentang hubungan antara dua variable pada
suatu situasi atau sekelompok objek
(Notoatmodjo, 2002). Pada penelitian ini
menghubungkan antara keterlibatan suami
sebagai peran pendamping dalam proses
persalinan dengan lamanya proses persalinan
kala I. Cara pendekatan dilakukan dengan
cross sectional yaitu suatu penelitian dimana
variabel diobservasi satu saat tertentu secara
bersamaan (Hidayat, 2002).
Sampel berjumlah 35 orang suami yang
istrinya bersalin di Poliklinik dan Rumah
Bersalin Bunda Setia. Pengambilan sampel
dalam penelitian ini dilakukan dengan
purposive sampling yaitu didasarkan pada
suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh
peneliti sendiri, berdasarkan ciri dan sifat
populasi
yang
diketahui
sebelumnya
(Notoatmodjo 2010).
Lokasi penelitian
di Poliklinik dan
Rumah Bersalin Bunda Setia dilakukan pada
bulan April Mei 2011.

Jurnal Dunia Kesehatan, volume 3, nomor 2

d.
Hasil dan Pembahasan
1. Analisa Univariat
a. Karakteristik Responden Menurut Umur
Tabel 1.

Tabel 4.

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan


Umur

Umur

Frekuensi
(f)
10
10
8
2
30

20-25 tahun
26-30 tahun
31-35 tahun
36-40 tahun
Total

Dari tabel 1 dapat dijelaskan bahwa dari


30 responden, frekuensi terkecil terdapat
pada umur 36-40 tahun sebanyak 2 orang (6,7
%).
Karakteristik
Pendidikan

Tabel 2.

Responden

Dari tabel 4 dapat dijelaskan bahwa dari


30 responden yang terbanyak adalah
keterlibatan suami sebagai peran pendamping
dalam proses persalinan baik sebanyak 23
orang (76,7 %).

SMP
SMA
Akademi
Sarjanan
Total

Lamanya

Tabel 5.

Frekuensi
(f)
6
19
1
4
30

Presentase(%)
20,0
63,3
3,3
13,3
100,0

Sumber : Data primer


Dari tabel 2 dapat dijelaskan bahwa dari
30 responden, yang berpendidikan terbanyak
adalah SMA sebanyak 19 orang (63,3 %).
Karakteristik
Pekerjaan

Tabel 3.

Responden

PNS
Wiraswasta
Pegawai
Swasta
Buruh
Total

Frekuensi
(f)
3
5

Persentase
(%)
10,0
16,7

19

63,3

3
30

10,0
100,0

Sumber : Data primer


Dari tabel 3 dapat dijelaskan bahwa dari
30 responden yang terbanyak adalah sebagai
Pegawai Swasta sebanyak 19 orang (63,3 %).

Jurnal Dunia Kesehatan, volume 3, nomor 2

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan


Lamanya Kala I Dalam Proses Persalinan

Frekuensi
(f)
23
7
30

Presentase
(%)
76,7
23,3
100,0

Sumber : Data sekunder


Dari tabel 5 di atas dapat dijelaskan
bahwa dari 30 responden yang terbanyak
yaitu lamanya kala I yang normal sebanyak
23 orang (76,7 %).
2.

Analisa Bivariat

Menurut

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan


Pekerjaan

Pekerjaan

Kala I

Lamanya Kala
I
Normal
Abnormal
Total

Tabel 6.

c.

Presentase
(%)
76,7
23,3
0,0
100,0

Menurut

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan


Pendidikan

Pendidikan

Frekuensi
(f)
23
7
0
30

Sumber : Data primer

e.
b.

Suami

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan


Keterlibatan
Suami
Sebagai
Peran
Pendamping Dalam Proses Persalinan

Keterlibatan
Suami
Baik
Cukup
Kurang
Total

Persentase
(%)
33,3
33,3
26,7
6,7
100,0

Sumber : Data primer

Keterlibatan

Keterlib
atan
Suami
Baik
Cukup
Total

Hubungan Keterlibatan Suami Sebagai Peran


Pendamping Dalam Proses Persalinan
Dengan Lamanya Kala I

Lamanya Kala I
Normal
Abnormal
F
%
F
%
23 76,7 0
0,0
0
0,0
7
23,3
23 76,7 7
23,3

Total
F
23
7
30

%
76,7
23,3
100,0

P value = 0,000
Sumber :Data primer diolah
Dari tabel 6 menunjukkan dari 23
(76,7%) responden yang keterlibatan
suaminya baik, lamanya kala I persalinan
istrinya normal dan tidak ada lamanya kala I
persalinan istrinya abnormal. Ada 7 (23,3%)
yang keterlibatan suaminya dalam persalinan
cukup, lamanya kala I persalinan istrinya
abnormal dan tidak ada persalinan kala I
istrinya normal.

Hasil uji statistik menggunakan Chi


Square pada 0,05 diperoleh p value sebesar
0,000 yang berarti p value lebih kecil dari .
Hasil ini menunjukkan ada hubungan
keterlibatan suami sebagai peran pendamping
dalam prses persalinan dengan lamanya
proses persalinan kala I di Poliklinik Rumah
Bersalin Bunda Setia.
Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
keterlibatan suami sebagai peran pendamping
dalam proses persalinan dengan hasil ukur
baik sebanyak 23 orang (76,7%), keterlibatan
sebagai peran pendamping dalam proses
persalinan dengan hasil ukur cukup sebanyak
7 orang (23,3%). Menurut Y. B Mantra
dalam Nursalam dan Pariani (2001).
Pendidikan dapat mempengaruhi seorang
termasuk juga prilaku seseorang akan pola
hidup, terutama dalam motivasi untuk sikap.
Pengetahuan akan menjadi dasar sikap, sikap
positif suami akan bertindak mendampingi
istri. Semakin cukup umur maka tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan
lebih matang dalam berpikir dan bekerja.
Sehingga semakin dewasa umur suami maka
semakin siap mendampingi saat persalinan,
secara psikis seseorang yang lebih dewasa
akan lebih matang dalam mendampingi istri
(John W, 2002).
Simpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa
data yang telah dilaksanakan dapat
disimpulkan bahwa :
1. Keterlibatan suami sebagai peran
pendamping dalam proses persalinan di
Rumah Bersalin Bunda Setia tahun 2011
sebagian
besar
memiliki
tingkat
keterlibatan yang baik dan dari tingkat
keterlibatan yang baik ini istrinya
mengalami proses kala I normal dan
responden atau suami yang memiliki
tingkat keterlibatan yang cukup istrinya
mengalami proses kala I yang abnormal.
2. Ada hubungan yang signifikan antara
keterlibatan suami sebagai peran
pendamping dalam proses persalinan
dangan lamanya proses persalinan kala I
di Poliklinik Rumah Bersalin Bunda
Setia. Semakin baik tingkat keterlibatan
suami
dalam
proses
persalinan
cenderung istrinya mengalami proses
kala I yang normal.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka
perlu dilakukan upaya meningkatkan
keterlibatan suami sebagai peran pendamping

Jurnal Dunia Kesehatan, volume 3, nomor 2

dalam proses persalinan sehingga istrinya


mengalami proses persalinan kala I yang
normal yaitu :
1. Bagi Responden
Agar suami ibu bersalin untuk lebih
berperan aktif dalam proses persalinan
kala I istrinya dan menggali informasi
yang lebih banyak lagi baik dari
konseling secara langsung dari tenaga
kesehatan maupun dari media cetak dan
elektronik tentang peran pendamping
suami dalam proses persalinan.
2. Bagi tenaga kesehatan
Agar tenaga kesehatan dapat lebih
mensosialisasikan dan memberikan
informasi melalui penyuluhan maupun
konseling tentang peran pendamping
suami dalam proses persalinan.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya perlu melakukan
pengkajian lebih mendalam tentang
keterlibatan peran pendamping suami
dalam proses persalinan.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Agar Institusi menyediakan referensi
sebagai informasi tentang keterlibatan
peran pendamping dalam proses
persalinan.
5. Bagi masyarakat
Agar masyarakat lebih memperhatikan
dan melibatkan suami sebagai peran
pendamping sehingga dapat mewujudkan
gerakan sayang ibu (GSI).
6. Bagi tempat penelitian
Agar tempat penelitian untuk lebih
mensosialisasikan serta menghadirkan
peran pendamping dalam proses
persalinan sehingga terwujud gerakan
sayang ibu (GSI).
Daftar Pustaka
Arikunto. S (2006). Prosedur Penelitian
suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta
Fausi, dkk, (2004). Keselamatan Ibu (Safe
Mother
Hood)
dan
Perkembangan
Anak
Bagaimana Peran Laki laki
?(online), available: http:
//situskespro.int/gendervaw/g
raw 02. Htm, (28 November
2010)
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2009). Metodelogi
Penelitian Kebidanan &
Teknik Analisa data, Jakarta:
Salemba Medika

10

Harry Oxorn & William R. Forte, (2010).


Ilmu Kebidanan: Patologi &
Fisologi Persalinan Human
Labor And Birth, Yogyakarta:
Yayasan Essentia Medika
Imron, Moch dan Munif Amrul, (2010)
Metodologi
Penelitian
Bidang Kesehatan, Jakarta:
Sagung Seto
Liu, David, (2003) Manual Persalinan, Edisi
3. Jakarta: EGC
Notoatmodjo,

S.
(2002).
Metodelogi
Penelitian Kesehatan , Edisi
Revisi. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo,

S.
(2003).
Metodelogi
Penelitian Kesehatan , Edisi
Revisi. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo,

S.
(2005).
Metodelogi
Penelitian Kesehatan , Edisi
Revisi. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo,

S.
(2007).
Metodelogi
Penelitian Kesehatan , Edisi
Revisi. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo,

S.
(2010).
Metodelogi
Penelitian Kesehatan , Edisi
Revisi. Jakarta: Rineka Cipta

Sugiyono, (2008). Metodelogi Penelitian


Administrasi. Edisi Revisi,
Bandung: Alfabeta
Sugiyono,

(2010).
Statistika
Untuk
Penelitian,
Bandung:
Alfabeta

Saifuddin, (2001). Buku Acuan Nasional


Peleyanan
Kesehatan
Meternal
dan
Neonatal,
Jakarta : YBP-SP
Sastroasmoro, S., dan Ismail, SS., (2002).
Dasar dasar Metodelogi
Penelitian Klinis, Jakarta :
CV. Sagung Seto
Sugi, S., (2005). Istri Hamil, Suami Harus
Ikut
Andil,
Yogyakarta:
Galang Press
Susanti, (2009). Asuhan Keperawatan Ibu
Intranatal, Jakarta: EGC

Jurnal Dunia Kesehatan, volume 3, nomor 2

Totok, (2006). Pendampingan dan Konseling


Psikologi,
Yogyakarta:
Galang Press
Waspodo, (2002). Buku Acuan Asuhan
Persalinan Normal, JNPK
KR. Jakarta.
Uyung Sulaksana. 2008. Keterlibatan
Konsumen(Invlotment).
Retrived Maret 10, 2011,
from
http://uyungs.wordpress.com/
2008/12/06/keterlibatankonsumen-involvement/

You might also like