You are on page 1of 6

Mutiara Medika

Vol. 9 No. 2:23-28, Juli 2009

Pengaruh Ekstrak-Etanol Biji Jinten hitam (Nigella sativa L.)


terhadap Mortalitas Larva Aedes aegypti

The Infuence of Blackcumin seed (Nigella sativa L.) Ethanolic extract


on Aedes aegypti larvae mortality

Akhmad Edy Purwoko1, Titiek Hidayati2


1
Bagian Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat,
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Abstract

The various type of plant used as the biological resource which is necessary for human
being. Many kind of plan was exploited as an insecticidal, because of the active ingredient
which present in the plant. Nigella Sativa was one of the plants which relatively peaceful and
not dangerous to the environment, but its potential to restrain insect specifically for mosquito
have never been studied. The purpose of this research is to know the influence of ethanol
extract of Nigella sativa to the Ae. aegypti larvae mortality.
This research conducted the mortality test of mosquito according the WHO techniques
for susceptibility of insecticide on mosquitoes use 9 concentration of Nigella sativa extract:
1%; 0,8%; 0,6%; 0,4%; 0,3%; 0,2%; 0,1%; 0,05%; 0,025% and 0%. The larva mortality
data analyzed with Anava and analyze with probit analysis to determine the value LC50 (in 24
hour).
The result of mortality test shows that the excelsior of ethanol extract of Nigella
sativa concentration caused larva death especially in 24 hour first. At highest concentration
that is 1% more than 95% larva was dead. The probit analysis gave the LC50 for 24 hours at
0,47%. It can be concluded that ethanol extract of Nigella sativa had an Aedes aegypti
larvacide effect.

Keyword: Aedes aegypti, larva, mortality, Nigella sativa

Abstrak

Berbagai jenis tumbuhan berlaku sebagai sumber daya hayati yang penting bagi manusia,
karena kandungan bahan aktif dalam tumbuhan tersebut dapat dimanfaatkan diantaranya sebagai
insektisida. Jinten hitam (Nigella sativa) adalah salah satu tumbuhan yang relative aman dan tidak
berbahaya bagi lingkungan, namun pemanfaatannya untuk pengendalian serangga belum pernah
digunakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol Nigella sativa
terhadap mortalitas larva Aedes aegypti.
Pada penelitian ini dilakukan uji mortalitas dengan cara menurut WHO dengan 9 konsentrasi
ekstrak Nigella sativa 1%; 0,8%; 0,6%; 0,4%; 0,3%; 0,1%; 0,05%; 0,025% and 0%.
mortalitas larva dianalisis menggunakan Anava dan analisis probit untuk menentukan nilai LC50 (24
jam).

23
Akhmad Edy Purwoko, Titiek Hidayati, Pengaruh Ekstrak-Etanol Biji Jinten Hitam ..............................

Hasil penelitian uji mortalitas menunjukkan bahwa ekstrak etanol Nigella sativa semakin
tinggi konsentrasi akan semakin tinggi pula kematian larva terutama untuk 24 jam pertama. Pada
konsentrasi tertinggi yaitu 1% didapati lebih dari 95% larva mati. Hasil analisis probit diperoleh nilai
LC50 dalam 24 jam adalah kadar 0,47%. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol Nigella sativa
mempunyai efek larvasida pada nyamuk Aedes aegypti.

Kata Kunci : Aedes aegypti, larva, mortalitas, Nigella sativa

Pendahuluan siap untuk melakukan kopulasi dengan


Bermacam macam jenis penyakit nyamuk betina. Tempat hidup larva Ae.
yang ditularkan oleh serangga (vektor), aegypti adalah di tempat penampungan air
terutama nyamuk masih menjadi masalah bersih yang digunakan oleh manusia, yaitu
kesehatan utama di Indonesia. Nyamuk dapat berupa tempayan, bak mandi,
merupakan salah satu golongan serangga akuarium yang tidak terpakai, vas bunga,
yang dapat menimbulkan masalah pada tempt minum burung dan lain sebagainya.
manusia baik karena gigitannya maupun Selain di dalam rumah juga dapat
sebagai perantara berbagai penyakit, ditemukan tempat-tempat peindukan di luar
misalnya nyamuk Culex yang merupakan rumah, yaitu misalnya di wadah terbuka
vektor dari filariasis, Anopheles vektor dari yang berisi air (kaleng bekas, potongan
malaria dan Aedes vektor dari demam bambu dll.).3
berdarah.1,2 Penyakit demam berdarah dengue
Nyamuk Aedes aegypti adalah (DBD) merupakan salah satu penyakit yang
anggota filum Arthropoda, famili Culicidae. menjadi masalah kesehatan masyarakat di
Nyamuk mempunyai siklus hidup sempurna Kota/Kabupaten di Indonesia, mempunyai
(metamorfosis sempurna), dari telur-larva- potensi menimbulkan kematian dan
pupa- dewasa. Telur Aedes aegypti kejadian luar biasa.4 Hal ini terjadi karena
berwarna hitam, berukuran sekitar 50 penyakit ini pada dasarnya belum
mikron, berbentuk oval menyerupai ditemukan obatnya. Pengobatan lebih
torpedo, pada eksocharion (kulit luar) banyak dilakukan untuk mengurangi rasa
tampak adanya garis-garis yang sakit dan meningkatkan daya tahan tubuh.
membentuk gambaran menyerupai sarang Oleh karena itu penanggulangan masalah
lebah. Di alam bebas telur nyamuk ini ini lebih ditekankan pada pencegahan
menempel pada dinding, tempat bertelurnya penyebaran penyakit dengan
sedikit di atas permukaan air. Pada stadium mengendalikan populasi nyamuk yang
larva, tubuh nyamuk ini memanjang tanpa menjadi vektor. Upaya penanggulangan dan
kaki dengan bulu-bulu sederhana yang pengendalian vektor bertujuan untuk
tersusun bilateral simetris. Pada stadium memutus rantai penularan telah banyak
ini larva akan mengalami 4 kali pergantian dilakukan, akan tetapi hasilnya belum
kulit, yang disebut ecdysis, dan larva akan optimal. Untuk itu sampai saat ini satu-
memakan makanan yang ada di dasar satunya cara untuk mencegah dan tehindar
(bottom feeder). Stadium pupa merupakan dari penyakit tersebut adalah dengan
stadium istirahat, berbentuk seperti ‘koma’, menghindari kontak dengan vektor.
dan setelah 2 hari akan berwarna hitam. Upaya pengendalian vektor yang
Perkembangan larva selanjutnya adalah telah dilakukan adalah bertujuan untuk
dewasa, dengan tubuh tersusun atas menekan kepadatan populasi vektor,
kepala, toraks dan abdomen. Mardihusodo banyak cara dilakukan diantaranya adalah
dkk. menyatakan bahwa pada suhu air 27,2° penggunaan larvasida misalnya
sampai 31,2° C, lama perkembangan telur penggunaan bakteri Bacillus thuringiensis
sampai dewasa adalah 9 – 12 hari. Nyamuk israeliensis (Bti), bahan aktif yang dimakan
jantan yang keluar pertama dalam 1 hari larva mengeluarkan toksin yang

24
Mutiara Medika
Vol. 9 No. 2:23-28, Juli 2009

menyebabkan kematian larva dalam satu Bahan – bahan yang digunakan yaitu
hari tetapi tidak membahayakan ikan atau ekstrak biji jinten hitam (N. sativa) 100%,
organisme hidup di air lainnya, tanaman telur Aedes aegypti hasil kolonisasi
maupun manusia.5 laboratorium Parasitologi Fakultas
Penggunaan insektisida dan Kedokteran Universitas Gadjah Mada,
larvasida dari bahan alami tumbuhan akuades, air sumur, kertas saring,
(botani) tak lepas dari perhatian peneliti. kloroform, air gula, kapas, kain kasa, cat
Kardinan pada tahun 2007 meneliti potensi hitam dan marmut.
selasih sebagai repelen Aedes aegypti dan Penelitian ini dilakukan di 2 tempat
mendapatkan daya repelennya di bawah yaitu di laboratorium Biologi Farmasi
DEET.6 Astuti pada tahun 2004 Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada
menyampaikan hasil penelitiannya tentang untuk pembuatan ekstrak etanol biji jinten
pengaruh ekstrak etanol daun mindi (Melia hitam dan di laboratorium Parasitologi
azedarach L.) terhadap daya tetas telur, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah
pekrkembangan dan mortalitas larva Ae. Mada untuk uji anti larvasida. Adapun
Aigypti.7 Berdasarkan hal itu peneliti langkah – langkah yang dilakukan dalam
berlomba mencari senyawa lain yang penelitian adalah 1) Ekstraksi biji jinten
bersifat insektisida namun aman bagi hitam (N. sativa L.), 2) Pembuatan larutan
manusia dan juga ramah lingkungan dari stok, dan 3) Uji Larvasida.
bahan tumbuhan. Penggunaan insektisida Uji mortalitas larva mengacu pada
botani yang lebih alami dirasa lebih aman uji bioassay untuk larva nyamuk menurut
karena memiliki residu yang pendek. WHO tahun 1981. Untuk uji mortalitas larva
Memperhatikan kandungan aktif dari digunakan larutan stok dengan konsentrasi
biji jinten diantaranya mengandung 1%; 0,8%; 0,6%; 0,4%; 0,3%; 0,2%; 0,1%;
glukosida beracun melantin, zat pahit 0,05%; 0,025% dan 0%. Telur hasil
nigelon, dan timokinon yang informasi kolonisasi laboratorium Parasitologi
mengenai penggunaan senyawa dalam Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah
tumbuhan ini masih sangat terbatas. El- Mada ditetaskan dalam baki berisi air sumur
Mahdi, 2005 melaporkan timokinon sampai diperoleh larva instar III akhir atau
menunjukkan efek antiproliferatif, induksi IV awal, kemudian larva dimasukkan ke
apoptosis dan mengganggu potensial dalam petridis berisi larutan ekstrak dengan
membran mitokondria. Untuk itu maka variasi konsentrasi uji masing-masing 25
dilakukan penelitian ini untuk menguji ekor, kemudian diamati jumlah larva yang
penggunaan bahan alami dari tumbuhan mati dalam waktu 24 jam.7
yaitu biji jinten hitam sebagai larvasida. Data hasil penelitian mortalitas
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk larva dianalisis menggunakan Anava dan
mengetahui pengaruh ekstrak etanol biji analisis probit untuk menentukan nilai LC50
jinten hitam terhadap mortalitas larva Aedes ( 24 jam ). Uji mortalitas kematian larva pada
aegypti. kontrol tidak boleh lebih dari 20%. Nilai
kematian pada uji mortalitas larva dikoreksi
Bahan dan Cara dengan formula Abbot.
Pada penelitian ini digunakan alat –
alat meliputi petridis, labu takar, gelas ukur, Hasil
corong, pipet eppendorf, pipet tetes, ph- Hasil pengujian ekstrak etanol biji
meter,termometer, aspirator, bak plastik, jinten hitam sebagai anti larvasida dengan
kaleng, botol selai, gelas aqua, kandang berbagai kadar konsentrasi ditunjukkan
marmut, dan kandang nyamuk. dalam tabel 1 di bawah ini.

25
Akhmad Edy Purwoko, Titiek Hidayati, Pengaruh Ekstrak-Etanol Biji Jinten Hitam ..............................

Tabel 1. Hasil uji antilarvasida ekstrak etanol jinten hitam


Kadar ekstrak N Rerata larva hidup Rerata % kematian larva
etanol (±SD)
1% 3 1.00± 1.00 96 %
0,8% 3 5.67± 2.10 80 %
0,6% 3 8.33± 1.15 78 %
0,4% 3 12.00± 2.65 59 %
0,3% 3 13.33± 1.53 49 %
0,1% 3 20.67± 1.15 20 %
0,05% 3 24.00± 1.00 4%
0,025% 3 25.00± .000 0%
Kontrol 3 25.00 ±.000 0%

Lebih jelas berapa besarnya LC50 mengakibatkan kematian 50 % jentik


dapat dilihat pada gambar di bawah ini yang nyamuk dalam waktu 24 jam dalam larutan
memperlihatkan korelasi besarnya tersebut.
konsentrasi ekstrak N. sativa yang dapat

Observed
K 100.00
Linear
e
m
a
80.00
ti
a
n
_ 60.00
L
a
r
v 40.00

a
_
d 20.00
l
m
_
% 0.00

0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00


Konsentrasi N. sativa dlm %

Gambar 1. Grafik hubungan konsentrasi ekstrak etanol jinten hitam (N. sativa) dengan
kematian larva

26
Mutiara Medika
Vol. 9 No. 2:23-28, Juli 2009

Diskusi terutama bagi telur dan larva yang lebih kuat


Telah dilakukan uji pengaruh ekstrak dan tahan maka akan mampu berkembang
ethanol biji jinten hitam (Nigella sativa) ke stadium selanjutnya, sedangkan untuk
terhadap motalitas larva nyamuk Aedes larva yang lemah tidak akan mampu
aegypti. Pembuatan ekstrak ethanol biji bertahan hidup dan akhirnya mati. Hasil
jinten hitam (Nigella sativa) dilakukan di analisis probit menunjukkan bahwa nilai
laboratorium Biologi Farmasi Fakultas LC50 – 24 jam adalah 0,47 %.
Farmasi Universitas Gadjah Mada. Telur Hasil penelitian di atas secara
dan larva nyamuk Aedes aegypti yang keseluruhan menunjukkan bahwa ada
digunakan dalam penelitian diambil dari pengaruh ekstrak etanol biji jinten hitam
laboratorium penangkaran nyamuk terhadap mortalitas larva Aedes aegypti.
laboratorium Parasitologi FK-UGM.
Penelitian pengaruh ekstrak etanol bji jinten
hitam terhadap motalitas larava nyamuk Kesimpulan
Ae.Aegypti dilakukan di laboratorium Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Parasitologi Fakultas Kedokteran ekstrak etanol biji jinten hitam mempunyai
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. efek sebagai larvasida. Sebagai larvasida
Pada uji pendahuluan dilakukan ditunjukkan pada uji mortalitas larva dengan
pada kisaran konsentrasi 0% (kontrol), nilai LC50 – 24 jam pada konsentrasi 0,47%.
0,05%; 0,1%; 0,2%; dan 0,4%) sedangkan
pada uji akhir ditambahkan uji pada Saran
konsentrasi 0,6%; 0,8%; dan 1,0%. Hasil Masih perlu dilakukan penelitian
uji mortalitas larva menunjukkan perbedaan lebih lanjut untuk mengetahui pengaruhnya
yang bermakna untuk masing masing pada nyamuk vektor yang lain terutama yang
kelompok dosis konsentrasi larutan N. dikoleksi dari alam, juga kemungkinannya
sativa (p<0,05) lihat Tabel . Hasil uji jinten hitam digunakan sebagai insektisida
mortalitas menunjukkan bahwa semakin botani di rumah.
tinggi konsentrasi akan semakin tinggi pula
kematian larva terutama untuk 24 jam Daftar Pustaka
pertama. Pada konsentrasi tertinggi yaitu
1,0%, lebih dari 95% larva mati, sedangkan 1. Munif,BS. dan Sutarno 1994. Efektivitas
pada kisaran konsentrasi dibawahnya ekstrak biji bengkuang Pachyrrhyzus
menunjukkan variasi, namun hasilnya erosus terhadap larva Culex
masih memberikan nilai mortalitas yang Quenquefasciatus di Laboratorium.
cukup tinggi. Sehingga dapat diartikan Majalah parasitologi Indonesia. Vol. 7
bahwa ekstrak etanol biji jinten hitam bersifat (1). Diterbitkan oleh Perkumpulan
efektif menghambat kehidupan larva Pemberantasan penyakit Parasit
nyamuk Aedes aegypti. Indonesia.
Kematian larva uji sangat 2. Gandahusada, S., W. Pribadi, dan H.
dimungkinkan adalah pengaruh dari bahan Ilahude. 1998. Parasitologi Kedokteran.
aktif yang diberikan. Dijelaskan bahwa UI Press. Jakarta.
kandungan zat aktif dalam jinten hitam 3. Mardihusodo, SJ., CA. Baidowi, dan
bersifat antifeedant, yang berarti Mardhijah. 1987. Pengamatan segi-
menyebabkan larva kehilangan selera segi Biologi Aedes aegypti di
makan, selain itu bersifat racun saraf dan Laboratorium. Prosiding Konggres
mengganggu produksi ekdison. Zat aktif Entomologi II. Perhimpunan
yang masuk secara perlahan melalui Entomologi Indonesia. Jakarta. 15 hal.
seluruh permukaan tubuh larva akan 4. Hardini, 2008, Gambaran Manajemen
menyebabkan aktivitas menurun, lemah Program Penanggulangan Penyakit
dan tidak mampu berkembang ke stadium Demam Berdarah Dengue (P2DBD) di
lebih lanjut. Selain itu ditunjukkan pula Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu
bahwa secara alami-pun terdapat seleksi, Tahun 2008, www.digilib.ui.ac.id/opac/

27
Akhmad Edy Purwoko, Titiek Hidayati, Pengaruh Ekstrak-Etanol Biji Jinten Hitam ..............................

themes/libri2/detail.jsp?id=123537 Telur , Perkembangan Dan Mortalitas


&lokasi=lokal Larva Aedes aegypti, Seminar
5. Supartha, I.W., 2008, Pengendalian Peringatan Hari Nyamuk IV. Tropical
Terpadu Vektor Virus Demam Disease Center – Universitas
Berdarah Dengue, Aedes aegypti Airlangga. Surabaya.
(Linn.) dan Aedes albopictus 8. El-Mahdi, MA., 2005, Thymoquinone
(Skuse)(Diptera: Culicidae), http:// induces apoptosis through activation of
dies.unud.ac.id/wp-content/uploads/ caspase-8 and mitochondrial events in
2008/09/makalah-supartha-baru.pdf p53-null myeloblastic leukemia HL-60
6. Kardinan, A., 2007, Potensi Selasih cells.
Sebagai Repellent Terhadap Nyamuk http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/
Aedes Aegypti. Jurnallitri. 13 (2) 39-42 15906362?itool=EntrezSystem2.P
7. Astuti,Rr.,U.N.W, 2004, Pengaruh Entrez.Pubmed.Pubmed_ResultsPanel.
Ekstrak-Etanol Daun Mindi Melia Pubmed_RVDocSum&ordinalpos=5
azedarach L. terhadap Daya Tetas

28

You might also like