You are on page 1of 7

PENYUSUNAN DAN UJI KELAYAKAN MODUL TERMOKIMIA

UNTUK KELAS XI R-SMA-BI

Lili Andriani , Ellizar, Andromeda


Program Studi Pendidikan Kimia, FMIPA UNP

ABSTRACT

The rapid progress in various fields in the current development, depending on the
progress of education. Various constraints faced by teachers and students in the learning
process in schools following the R-SMA-BI, including the use of instructional media is still
limited. It required a medium that can lead to interest students in learning, which might be
expected to improve student learning activities. Module is one of the instructional media
that can be used. In the module, the concept presented in the form of pictures, charts,
concept maps, glossary and an incomplete statement that will enhance students' motivation
and guide students in discovering concepts. This type of research is done is research
Research and Development / R & D. R & D research is research that aims to develop
modules Thermochemistry and see the feasibility of the module are made, through a
questionnaire given to students R-SMA-BI, chemistry teacher and student ISTE Faculty
UNP. Data were analyzed using a Likert scale. Based on the analysis of questionnaires
obtained an average value 4.35 feasibility module for students, for teachers and students
ISTE 4.01. These data suggest that the Thermochemistry module is suitable as a medium of
learning. From the analysis of student activity sheets, obtained an average percentage
score of correct answers for all the indicators of 94.22%, it can be concluded that students'
understanding of the Thermochemistry.

Keywords : english module, R-SMA-BI, feasibility test

PENDAHULUAN didapatkan informasi bahwa berbagai


kendala dihadapi guru dan siswa dalam
Kemajuan yang pesat di berbagai
mengikuti proses pembelajaran, diantara
bidang dalam pembangunan saat ini,
nya ketersediaan media pembelajaran yang
tergantung pada kemajuan pendidikan.
masih terbatas sehingga menyebabkan
Kemajuan pendidikan akan tercapai
kurangnya motivasi siswa dalam pem
apabila mutu pendidikan baik. Mutu
belajaran kimia.
pendidikan yang baik akan menghasilkan
Untuk sekolah setingkat R-SMA-BI,
Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas
pembelajaran di sekolah harus meng
yang menunjang kemajuan pembangunan.
gunakan bahasa Inggris. Namun kenyataan
Salah satu cara yang dilakukan pemerintah
yang ada, pada sekolah R-SMA-BI
dalam meningkatkan kualitas pendidikan
pemakaian bahasa Inggris hanya pengantar
Indonesia adalah dengan mendirikan
untuk memulai pembelajaran, sedangkan
Rintisan Sekolah Menengah Atas Bertaraf
proses pembelajaran masih menggunakan
Internasional (R-SMA-BI).
bahasa Indonesia. Selain itu, keberadaan
Berdasarkan observasi yang dilakukan
buku bilingual sebagai buku teks pelajaran
terhadap beberapa sekolah R-SMA-BI di
ternyata belum bisa dimanfaatkan sebaik
Kota Padang pada bulan Mei 2011,

EKSAKTA Vol. 2 Tahun XIV Juli 2013 117


nya. Dalam mengikuti pembelajaran, siswa tahuannya, dengan menyesuaikan antara
lebih cenderung untuk melihat halaman pengetahuan yang baru dengan penge
yang berbahasa Indonesia, daripada tahuan yang telah ada sebelumnya, dan
halaman berbahasa Inggris, sementara guru berperan membantu siswa dalam
siswa harus mengikuti evaluasi berbahasa mengkonstruksi pengetahuannya. Dengan
Inggris. Hal ini menyebabkan siswa konstruktivisme, belajar siswa akan lebih
kesulitan dalam mengerjakan evaluasi hasil efektif dan tingkat pemahaman siswa akan
belajar. meningkat. Dengan pemahaman yang lebih
Dalam rangka meningkatkan akti baik, hasil belajar siswa akan meningkat.
vitas siswa dalam belajar perlu adanya Hal ini juga berdampak pada tingkat
media pembelajaran. Arsyad (1996) motivasi yang diprediksi juga akan
mengemukakan bahwa media pembelajaran meningkat.
merupakan media yang membawa pesan- Termokimia merupakan salah satu
pesan atau informasi yang mengandung pokok bahasan dalam pembelajaran kimia
maksud-maksud pengajaran. Pemakaian di SMA yang diajarkan pada kelas XI
media pembelajaran dapat membangkitkan semester satu. Pokok bahasan Termokimia
keinginan dan minat yang baru, pada umumnya berisi materi yang bersifat
membangkitkan motivasi dan rangsangan abstrak, dimana perubahan kalor yang
kegiatan belajar (Hamalik: 1994). Media terjadi hanya dapat dirasakan, tapi tidak
yang digunakan harus disesuaikan dengan dapat diamati secara langsung. Hal inilah
karakteristik belajar siswa yang berbeda- yang membuat siswa kesulitan dalam
beda, sehingga siswa lebih termotivasi memahami materi Termokimia. Dengan
dalam mengikuti pembelajaran. Perbuatan menggunakan modul berbahasa Inggris,
belajar akan berhasil bila berdasarkan yang dilengkapi Lembaran Kegiatan Siswa
motivasi pada diri siswa. Dimyati dan dan perangkatnya, diharapkan akan
Mudjiono (2006) mengemukakan bahwa meningkatkan pemahaman siswa terhadap
“Motivasi adalah dorongan mental yang materi Termokimia yang diajarkan.
menggerakkan dan mengarahkan aktivitas Penelitian mengenai penggunaan
seseorang” Salah satu media pembelajaran modul berbahasa Inggris telah dilakukan
yang dapat digunakan untuk siswa R-SMA- oleh Primasari (2010) untuk pokok
BI adalah modul berbahasa Inggris. bahasan minyak bumi dan Sari (2010)
Nasution (1982) menyatakan bahwa “ untuk pokok bahasan hidrokarbon. Dari
Modul merupakan suatu unit yang lengkap penelitian tersebut diketahui bahwa modul
yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu dapat digunakan sebagai salah satu media
rangkaian kegiatan belajar yang disusun pembelajaran yang dapat meningkatkan
untuk membantu siswa mencapai sejumlah hasil belajar siswa.
tujuan yang dirumuskan secara khusus dan Berdasarkan latar belakang yang
jelas” telah diuraikan di atas, maka penulis
Media pembelajaran dalam bentuk tertarik menyusun media pembelajaran
modul disusun menggunakan pendekatan dalam bentuk modul berbahasa Inggris
konstruktivisme. Marlowe dan Page (1998) yang dilengkapi dengan komponennya
mengemukakan bahwa, “ Constructivism (pedoman guru, lembaran kegiatan siswa,
is about thingking and the thingking lembaran kerja siswa, lembaran tes, kunci
process rather than about the quantity of lembaran kerja dan kunci lembaran tes),
information a student can memorize and guna memudahkan siswa dalam memahami
recite”. Pada konstruktivisme, siswa akan konsep kimia. Untuk materi Termokimia,
aktif dalam mengkonstruksi penge pembuatan modul berbahasa Inggris belum
118 Lili Andriani
pernah dilakukan. Oleh karena itu penulis Layak tidak layaknya suatu media dilihat
memberi judul penelitian ini dengan dari data angket-angket yang digunakan
“Penyusunan dan Uji Kelayakan Modul dalam bentuk skala Likert. Skala likert
Termokimia Untuk Kelas XI R-SMA-BI”. disusun dengan kategori positif, pertanyaan
yang positif akan mendapatkan skor
METODE PENELITIAN tertinggi, dengan alternatif jawaban sebagai
Jenis penelitian yang dilakukan berikut (Sugiyono: 2008) : a) Jawaban
adalah metode penelitian dan sangat setuju (SS) diberi bobot 5 ; b)
pengembangan (Research and Development Jawaban setuju (S) diberi bobot 4 ; c)
/ R&D) yaitu metode penelitian yang Jawaban ragu-ragu (RG) diberi bobot 3 ; d)
digunakan untuk menghasilkan produk Jawaban tidak setuju (TS) diberi bobot 2 ;
tertentu dan menguji keefektifan produk e) Jawaban sangat tidak setuju (STS) diberi
tersebut (Sugiyono, 2008). bobot 1.
Prosedur dalam penelitian ini meliputi: Penilaian angket berdasarkan skala
likert dapat menggunakan rumus sebagai
1.Menyusun kerangka modul berikut :
a. Menentukan standar kompetensi, 
kompetensi dasar dan indikator yang 
X 
X r
X
akan dicapai sesuai kurikulum N n
b. Menentukan konsep-konsep yang 

terdapat dalam materi termokimia, X : rata-rata responden, N : jumlah


dirancang gambar serta peta konsepnya responden,  X : jumlah nilai
2.Merancang modul responden, r : nilai kelayakan, n :
a. Merancang modul dengan menggunakan jumlah item angket, I : nilai tengah
komputer. Setiap gambar, bagan, dan
peta konsep akan diiringi dengan Nilai tengah dari penilaian berdasarkan
pernyataan tidak lengkap yang diisi skala Likert adalah:
siswa pada waktu mengerjakan
skor tertinggi  skor terendah
Lembaran Kegiatan Siswa I 
b. Merancang Lembaran Kerja 2
c. Membuat kunci Lembaran Kerja 5 1
 3
d. Membuat Lembaran Tes 2
e. Membuat Kunci Lembaran Tes Berdasarkan data yang diperoleh dari
3.Tahap pembuatan angket/kuisioner penyebaran angket, jika skor yang diperoleh
Pembuatan angket bertujuan untuk masing-masing item berada pada range
mengetahui penilaian responden terhadap 3,00-5,00 berarti media modul layak
modul yang dirancang. Angket dibuat digunakan dalam pembelajaran.
dengan menggunakan skala Likert. Terdiri Pemahaman siswa terhadap konsep
dari angket guru, siswa, dan teman sejawat. yang diberikan pada lembaran kegiatan
siswa dianalisis dengan mendistribusikan
4.Uji Kelayakan Modul jawaban siswa terhadap pertanyaan untuk
Uji kelayakan dilakukan kepada setiap indikator, kemudian dihitung secara
siswa kelas XI R-SMA-BI, guru bidang persentase dengan rumus :
studi Kimia R-SMA-BI dan kepada
mahasiswa ISTE Pendidikan Kimia % jawaban siswa= Rata-rata jawaban benar X 100
Universitas Negeri Padang. mengenai Jumlah pertanyaan tiap indikator
bentuk, isi, motivasi dan kepraktisan modul.
EKSAKTA Vol. 2 Tahun XIV Juli 2013 119
Berdasarkan rumus diatas, ditentukan Spesifikasi kelayakan modul akan disajikan
range pemahaman siswa yang disesuaikan berikut ini.
dengan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) di sekolah tempat penelitian (R- a. Analisis data angket siswa
SMA-BI 3 Padang) yaitu 80. Modul diujicobakan pada siswa R-
Range pemahaman siswa : 1) 93% - 100% SMA-BI 3 Padang. Angket siswa terdiri
= sangat baik ; 2) 87% - 92% = baik ; 3) atas 10 pertanyaan, mengenai bentuk, isi,
80% - 86% = cukup ; 4) <80% = kurang motivasi dan kepraktisan. Data tersebut
diolah, sehingga diperoleh skor rata-rata
HASIL DAN PEMBAHASAN kelayakan modul untuk masing-masing
Hasil Penelitian item seperti terlihat pada Tabel 1.
Modul yang dihasilkan Tabel 1. Skor rata-rata kelayakan modul
Media pembelajaran dalam bentuk menurut siswa
modul telah selesai dibuat untuk pokok NO ITEM RATA KELA
bahasan Termokimia. Dalam proses - YAKAN
pembuatan modul, ditentukan terlebih RATA
dahulu indikator-indikator yang hendak 1 Bentuk 4,64 Sangat
dicapai. Setelah itu, maka ditentukanlah layak
konsep-konsep yang harus dipahami siswa. 2 Isi 4,29 Sangat
Setelah konsep ditentukan, dibuatlah modul layak
pembelajaran sesuai dengan indikator yang 3 Motivasi 4,10 Sangat
ditentukan. Pembuatan modul layak
menggunakan program microsoft word 4 Keprakti 4,39 Sangat
untuk penulisan, pembuatan gambar san layak
maupun pewarnaan. Jenis huruf yang Rata-rata 4,35 Sangat
digunakan adalah Comic Sans MS dan layak
Cambria. Di dalam lembar kegiatan siswa
terdapat pernyataan tidak lengkap yang Berdasarkan data nilai kelayakan
harus dilengkapi siswa. Adanya gambar- yang diperoleh sebesar 4,35 setelah di
gambar berwarna dan bagan-bagan cocokkan dengan range yang ditentukan,
bertujuan untuk meningkatkan motivasi maka menurut siswa, modul sangat layak
siswa sehingga memudahkan siswa dalam digunakan.
memahami konsep Termokimia.
Uji kelayakan dilakukan pada siswa b. Analisis data angket guru dan
R-SMA-BI 3 Padang, guru kimia, dan mahasiswa
mahasiswa ISTE UNP. Kelayakan media Angket guru dan mahasiswa ISTE
dari sudut pandang siswa lebih diutamakan terdiri dari 17 pertanyaan Data tersebut
dari bentuk, motivasi dan kepraktisan, kemudian diolah sehingga didapat skor
sedangkan bagi guru dan mahasiswa lebih rata-rata kelayakan seperti terlihat pada
diutamakan pada isi (materi, konsep dan Tabel 2.
fakta). Uji kelayakan dilakukan melalui
angket. Dari angket diperoleh saran-saran
dan telah dilakukan revisi terhadap modul.
Untuk melihat pemahaman siswa terhadap
materi, siswa diminta untuk mengisi
lembaran kegiatan siswa dan dianalisis.

120 Lili Andriani


Tabel 2. Skor rata-rata kelayakan modul pernyataan tidak lengkap dapat membantu
menurut guru kimia dan siswa dalam memahami konsep
mahasiswa ISTE Termokimia.
NO ITEM RATA KELA Berdasarkan hasil analisis lembaran
- YAKAN kegiatan siswa kelas XI IPA 1, diperoleh
RATA persentase skor rata-rata jawaban benar
1 Bentu 3,98 Layak untuk semua indikator 94,22%. Dari skor
k range kelayakan terhadap tingkat
2 Isi 4,09 Sangat layak pemahaman siswa, dapat diambil
3 Motiv 3,98 Layak kesimpulan bahwa pemahaman siswa
asi terhadap materi Termokimia sangat baik,
4 Kepra 4,01 Sangat layak berarti siswa telah memenuhi tingkat
ktisan penguasaan kompetensi dasar.
Rata- 4,01 Sangat layak Kelayakan suatu modul dapat dilihat
rata dari segi bentuk, isi, motivasi dan
kepraktisan. Dari segi bentuk yang meliputi
Berdasarkan nilai kelayakan tersebut, penampilan modul, penggunaan warna pada
setelah dicocokkan ke dalam range yang gambar, penggunaan huruf dalam tulisan
telah ditentukan, terlihat bahwa menurut dan ukuran gambar. Berdasarkan analisis
guru dan mahasiswa ISTE modul sangat angket siswa serta angket guru dan
layak digunakan dengan nilai kelayakan mahasiswa menunjukkan dari segi
adalah 4,01. Kelayakan modul dapat dilihat penampilan modul telah menampilkan
dari segi bentuk, isi, motivasi dan bentuk yang sesuai. Penggunaan warna
kepraktisan. pada modul pun sangat menarik bagi siswa,
c. Analisis lembaran kegiatan siswa guru dan mahasiswa. Modul yang
Lembaran kegiatan siswa terdiri dari menggunakan warna yang menarik dapat
5 kegiatan. Pemahaman siswa terhadap mengaktifkan fungsi otak kanan, Warna
konsep yang diberikan dianalisis dengan akan merangsang informasi yang berkaitan
mendistribusikan jawaban siswa terhadap dengan materi yang sedang dipelajari
pertanyaan untuk setiap indikator, yang (Madden: 2002). Penampilan tulisan pun
dapat dilihat pada Tabel 3 sudah sesuai, baik dari segi warna maupun
Tabel 3. Persentase jawaban benar siswa ukuran huruf.
NO KEGIA JUML %JAWABAN Dari segi isi, berdasarkan analisis
TAN AH BENAR
angket siswa, serta angket guru dan
SOAL
1 1 3 100% mahasiswa menunjukkan bahwa modul
yang dilengkapi dengan gambar, bagan,
2 2 12 91,96%
peta konsep dan pernyataan tidak lengkap,
3 3 12 87,79% sangat membantu siswa dalam menemukan
konsep Termokimia, dalam mengingat
4 4 21 95,90% pelajaran serta membantu siswa dalam
5 5 11 95,45% memahami konsep yang diajarkan. Selain
itu, pengenalan langsung dari sebuah
RATA-RATA 94,22% gambar membuat komunikasi lebih praktis
dan mudah dipahami (Soelarko: 1980)
Dari analisis di atas dapat dilihat
Ditinjau dari segi motivasi,
bahwa modul Termokimia yang dilengkapi
berdasarkan analisis data angket siswa,
dengan gambar, bagan, peta konsep dan
serta analisis angket guru dan mahasiswa
EKSAKTA Vol. 2 Tahun XIV Juli 2013 121
menunjukkan bahwa media modul mampu pelajaran dan memahami konsep
memotivasi siswa dalam belajar. Dengan Termokimia.
tampilan modul bergambar yang disertai Berdasarkan hasil yang diperoleh dari
dengan warna yang menarik, akan responden (siswa, guru dan mahasiswa),
menimbulkan rasa senang dalam belajar baik dari analisis angket maupun dari hasil
pada diri siswa, sehingga motivasi belajar analisis lembaran kegiatan siswa, dapat
siswa menjadi tinggi dan aktivitas belajar disimpulkan bahwa modul Termokimia
siswa meningkat. Seperti yang diungkapkan tersebut sangat layak untuk dijadikan
oleh Suryosubroto (1983) bahwa “Belajar sebagai salah satu media pembelajaran
menggunakan modul dapat membangkitkan kimia. Namun tetap dilakukan perbaikan
rangsangan kegiatan belajar dan sesuai saran yang diberikan oleh responden.
meningkatkan aktivitas siswa dalam Kelemahan dari penggunaan modul
belajar”. ini adalah dalam penelitian siswa hanya
Dari segi kepraktisan, berdasarkan mengisi lembaran kegiatan siswa yang
hasil analisis angket siswa serta analisis terdiri dari 5 kegiatan, tanpa mengerjakan
angket mahasiswa dan guru, menunjukkan lembaran kerja dan lembaran tes, sehingga
bahwa dengan pemakaian modul, proses tidak dapat dilihat tingkat ketuntasan
pembelajaran disekolah menjadi lebih belajar siswa. Hal ini karena pada penelitian
efektif dan efisien. Dengan menggunakan hanya dilihat tingkat pemahaman siswa
modul, siswa dapat belajar tanpa terikat terhadap materi Termokimia.
waktu dan tempat, pembelajaran akan lebih
terfokus pada siswa, sehingga guru hanya KESIMPULAN
berperan sebagai fasilitator. Fungsi Dari hasil pembahasan di atas maka
fasilitator ini dijabarkan oleh Suparno dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
(1997: 66) sebagai berikut: 1) Modul pembelajaran pada pokok
1. Menyediakan pengalaman belajar yang bahasan Termokimia telah selesai dibuat ;
memungkinkan murid bertanggung 2) Dari analisis data angket siswa, guru dan
jawab dan membuat rancangan, proses mahasiswa ISTE modul Termokimia yang
penelitian. dibuat sangat layak digunakan sebagai
2. Menyediakan kegiatan-kegiatan yang media pembelajaran.
merangsang keingintahuan murid dan Dengan telah dilakukannya uji
membantu mengekspresikan gagasannya kelayakan terhadap media modul maka
3. Memonitor, mengevaluasi dan disarankan agar modul Termokimia untuk
menunjukkan apakah pemikiran si murid dapat diuji cobakan kepada siswa R-SMA-
jalan atau tidak BI dalam proses pembelajaran, sehingga
dapat diketahui pengaruhnya terhadap hasil
Berdasarkan uraian di atas terlihat belajar.
bahwa modul pembelajaran pada pokok
bahasan Termokimia, secara keseluruhan DAFTAR PUSTAKA
layak digunakan sebagai media
pembelajaran di sekolah. Hal ini dilihat dari Arsyad, Azhar. 1996. Media
hasil analisis angket siswa, guru dan Pembelajaran, Jakarta: Raja
mahasiswa ISTE serta analisis lembaran Grafindo Persada.
kegiatan siswa, yang menunjukkan bahwa Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan
modul Termokimia dapat menuntun siswa Pembelajaran, Jakarta: Bumi
dalam menemukan konsep, mengingat Aksara.

122 Lili Andriani


Hamalik, Oemar. 1994. Kurikulum dan Hal.,Universitas Negeri Padang,
Pembelajaran, Jakarta: Bumi Padang, Indonesia, Agustus 2010.
Aksara. Sari, Fitria. 2010. ”Pengaruh Penggunaan
Madden, Thomas.2002. Fire Up Your Modul Pokok Bahasan
Learning, Jakarta: Gramedia Hidrokarbon Terhadap Hasil
Pustaka Utama. Belajar Siswa Kelas X RSBI
Marlowe, Bruce A., dan Page, Marilyn L. SMAN 2 Padang Panjang”,
1998, Creating and Sustaining the Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-
Constructivist Classroom. Faktor yang Mempengaruhinya,
California: Corwin Press. Jakarta: Rineka Cipta.
Nasution, S. 1982. Berbagai Pendekatan Soelarko. 1980. Audio Visual, Bandung:
dalam Proses Belajar dan Bineka Cipta.
Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
Primasari, Monica. 2010. ”Pengaruh Pendidikan Pendekatan Kuan
Penggunaan Modul Pokok titatif, Kualitatif dan R&D,
Bahasan Minyak Bumi Terhadap Bandung: Alfabeta.
Hasi Belajar Siswa Kelas X SMA Suryosubroto, B. 1983. Sistem Pengajaran
R-SBI 10 Padang”, Skripsi, 58 dengan Modul, Jakarta: Bina
Aksara

EKSAKTA Vol. 2 Tahun XIV Juli 2013 123

You might also like