You are on page 1of 15

DIGLOSIA

Volume 2, Nomor 1 (Februari 2019) p-ISSN 2615-725X (Print)


Halaman 59—72 e-ISSN 2615-8655 (Online)

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS


CERAMAH DENGAN MODEL PROBLEM BASED
LEARNING DIPADUKAN MEDIA GAMBAR
PADA SISWA KELAS XI SMA

Lia Kumala Sari1,*, Mohammad Siddik2, dan Widyatmike Gede Mulawarman3


1
Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Mulawarman
2,3
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mulawarman
1,*
Pos-el korespondensi: kumala1209@yahoo.com
2
Pos-el: hmsiddik@yahoo.com
3
Pos-el: widyatmikegedemulawarman@yahoo.co.id

ABSTRACT

Writing entitled Development of Text Writing Lesson Lecture with Problem Based Learning Model
Combined Image Media for Students Class XI on High School aims to examine the development of learning
text writing lecture with Problem Based Learning (PBL) learning model with the help of picture media in
grade XI high school students. The scope of this development is limited only to planning, materials and
evaluation in the learning process. The method used in this research is Research and Development (R & D),
using development research design with ADDIE model, ie Analysis (stage), Design (Design) stage,
Development stage, Implementation stage and Evaluation stage (evaluation). Source of data that became the
object in this research is the students of class XI in SMA Negeri 8 PPU. The results of development are
obtained based on two aspects: feasibility, practicality and effectiveness. So that data obtained the feasibility
of 71%, practicality is 84%, 83% effectiveness. Overall the quality of teaching materials that are the product
of this development is categorized as appropriate for the use of odd semester class XI students. The benefits of
this development for Indonesian language teachers are expected to help as an alternative choice of text lecture
lessons. For students, this development model can make students more creative, innovative, more productive.
For the author itself is expected to be a means to deepen science. In addition, it is hoped that the results of
development will be useful for the school as a useful source of information for the development of Indonesian
language learning model.

Keywords: learning model, text writing lecture, high school

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengembangan pembelajaran menulis teks ceramah
dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan bantuan media gambar pada
siswa kelas XI SMA. Ruang lingkup pengembangan ini dibatasi hanya pada perencanaan,
materi dan evaluasi dalam proses pembelajaran. Metode yang digunakan penelitian ini adalah
Research and Development (R&D), dengan menggunakan desain penelitian pengembangan
dengan model ADDIE, yakni tahap Analysis (analisis), tahap Design (desain), tahap Development
(pengembangan), tahap Implementation (implementasi) dan tahap Evaluation (evaluasi). Sumber
data yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI di SMA Negeri 8 PPU.
Hasil pengembangan diperoleh berdasarkan dua aspek, yaitu kelayakan, kepraktisan dan

Diglosia, Vol. 2, No.1, Februari 2019 59


Lia Kumala Sari, Mohammad Siddik, Widyatmike Gede Mulawarman

keefektifan. Sehingga diperoleh data hasil kelayakan, yaitu 71%, kepraktisan, yaitu 84%,
keefektifan, yaitu 83%. Secara keseluruhan kualitas bahan ajar yang merupakan produk dari
pengembangan ini dikategorikan layak untuk digunakan siswa kelas XI semester ganjil.
Manfaat pengembangan ini bagi guru mata pelajaran bahasa Indonesia diharapkan dapat
membantu sebagai salah satu alternatif pilihan pembelajaran teks ceramah. Bagi siswa, model
hasil pengembangan ini dapat membuat siswa menjadi lebih kreatif, inovatif, lebih produktif.
Bagi penulis sendiri diharapkan menjadi sarana untuk memperdalam ilmu pengetahuan.
Selain itu, diharapkan hasil pengembangan nantinya bisa bermanfaat bagi sekolah sebagai
sumber informasi yang bermanfaat bagi pengembangan model pembelajaran bahasa
Indonesia.

Kata kunci: model pembelajaran, menulis teks ceramah, sekolah menengah atas

A. PENDAHULUAN mendalam dalam proses pembelajaran di


Kurikulum pendidikan di Indonesia kelas dengan mengangkat judul
dikembangkan berdasarkan budaya “Pengembangan Model Pembelajaran
masyarakat dan karakteristik siswa. Menulis Teks Ceramah dengan Model
Paradigma baru ini memberikan otonomi Problem Based Learning Dipadukan Media
luas pada tiap satuan pendidikan dan Gambar pada Siswa Kelas XISMA”.
pelibatan masyarakat dalam rangka
mengefektifkan proses belajar mengajar di B. LANDASAN TEORI
sekolah. Dalam kurikulum 2013, guru 1. Konsep Pengembangan Model
dituntut untuk mampu mengubah sumber Pembelajaran
pembelajaran (learning resource) menjadi Ada beberapa istilah tentang
bahan ajar (teaching material). Selain itu, guru penelitian dan pengembangan, Brog &
juga dituntut untuk mengembangkan Gall (dalam Sugiyono, 2006:28)
model dan media pembelajaran sehingga menggunakan nama Research and
mengurangi kejenuhan siswa saat belajar. Development (penelitian dan
Jika hal ini terjadi di setiap proses pengembangan). Penelitian dan
belajar mengajar di berbagai lembaga pengembangan merupakan proses atau
pendidikan maka tujuan pembelajaran metode yang digunakan untuk
akan tercapai, yakni pemahaman optimal, memvalidasi dan mengembangkan
penguasaan, aplikasi yang akurat sehingga produk. Yang dimaksud produk dalam hal
tatanan kognitif, afektif dan psikomotorik ini tidak hanya sesuatu yang berupa benda
akan stabil sebagaimana yang diharapkan seperti buku teks, film untuk pembelajaran
tenaga edukatif pada umumnya. Ketiga dan software atau perangkat lunak untuk
ranah tersebut (kognitif, afektif, dan pembelajaran. Tetapi juga berupa metode
psikomotorik) merupakan faktor seperti metode mengajar yang berupa
determinan untuk menentukan sukses program pengembangan.
tidaknya prestasi belajar siswa dalam Sedangkan menurut Richey & Kelin
sebuah pembelajaran yang mengacu pada (dalam Sugiyono, 2006:28) perancangan
sistem pembelajaran kurikulum 2013. dan penelitian pengembangan adalah
Jadi, peningkatan prestasi belajar kajian yang sistematis tentang bagaimana
siswa dapat diukur dengan perubahan membuat rancangan suatu produk,
hasil belajar siswa menjadi lebih baik dari mengembangkan/memproduksi
proses pembelajaran sebelumnya. rancangan tersebut, dan mengevaluasi
Sehingga peneliti mencoba untuk kinerja produk tersebut, dengan tujuan
melakukan penelitian yang lebih dapat diperoleh data yang empiris sebagai

60 Diglosia, Vol. 2, No.1, Februari 2019


Pengembangan Pembelajaran Menulis Teks Ceramah dengan Model Problem Based Learning (PBL)

data yang dapat digunakan dalam Telah banyak ahli yang membuat
pembelajaran atau nonpembelajaran. klasifikasi tulisan. Sebagai contoh Weayer
Berdasarkan pendapat di atas, maka (dalam Tarigan, 2013:4) membuat
dapat disimpulkan bahwa penelitian klasifikasi sebagai berikut: (a) eksposisi:
pengembangan adalah suatu proses yang definisi, analisis; (b) deskripsi: deskripsi
digunakan untuk mengembangkan dan ekspositori, deskripsi literer; (c) narasi:
memvalidasi produk-produk yang urutan waktu, motif, konflik, titik
digunakan dalam pembelajaran maupun pandang, pusat minat; (d) argumentasi:
nonpembelajaran. Produk yang dihasilkan induksi, deduksi.
dalam bidang pembelajaran antara lain: KI 4 kelas XI berisi tentang
buku teks, film untuk pembelajaran, mengolah, menalar, dan menyaji dalam
software atau perangkat lunak untuk ranah konkret dan ranah abstrak terkait
pembelajaran, metode seperti metode dengan pengembangan dari yang
mengajar dan berupa program dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
pengembangan. bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metode sesuai
2. Keterampilan Menulis kaidah keilmuan. Sedangkan Kompetensi
Sebagai suatu proses, menulis Dasar (KD) tentang menyusun teks
memerlukan latihan secara terus-menerus ceramah terdapat pada KD 4.6, yaitu:
sehingga bisa terampil menulis. Oleh Mengonstruksi ceramah tentang
sebab itu, menulis juga dikategorikan permasalahan aktual dengan
sebagai salah satu keterampilan berbahasa. memerhatikan aspek kebahasaan dan
Seperti yang diungkapkan Tarigan menggunakan struktur yang tepat.
(2013:3) bahwa menulis merupakan suatu
keterampilan berbahasa yang 3. Teks Ceramah
dipergunakan untuk berkomunikasi secara Ceramah tidak jauh berbeda dengan
tidak langsung, tidak secara tatap muka pidato. Bentuk pembicaraan disampaikan
dengan orang lain. Selain itu, menulis di muka umum atau di hadapan banyak
merupakan suatu kegiatan yang produktif orang. Hanya ada sedikit perbedaan, kalau
dan ekspresif. pidato jarang diakhiri dengan tanya jawab,
Menulis merupakan salah satu dari tetapi ceramah biasanya pendengar
empat keterampilan berbahasa yang diberikan waktu khusus untuk bertanya
mendasar (berbicara, mendengar, menulis jawab (Syamsudin, 2005:49).
dan membaca). Dewasa ini, keterampilan Untuk mempermudah siswa menulis
berpikir kritis (critical thingking) dan literasi teks ceramah siswa bisa menggunakan
(literacy skill) sudah menjadi keterampilan urutan-urutan tertentu. Seperti yang
berbahasa lanjutan (Zainurrahman, diungkapkan Surono (1987:91) bahwa
2013:2) dalam menyampaikan uraian ada urutan
Berdasarkan beberapa pengertian di tertentu yang dapat digunakan, yaitu:
atas dapat disimpulkan bahwa menulis urutan berdasarkan waktu terjadinya
merupakan suatu proses karena melewati peristiwa, tempat terjadinya peristiwa,
beberapa tahap. Menulis juga merupakan klasifikasi, sebab-akibat dan berdasarkan
suatu keterampilan karena harus diasah penyelesaian masalah.
dengan cara melakukan latihan secara Oleh karena itu, dapat disimpulkan
terus menerus sehingga dalam menulis bahwa teks ceramah adalah proses
mengetahui sekedar teori tidaklah cukup. pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-
Semakin terampil dan terlatih seseorang kata yang ditujukan kepada orang banyak
dalam menulis, ia akan semakin terlatih berisi tentang suatu hal, pengetahuan dan
mengatasi kecemasan dalam menulis. sebagainya yang terdiri atas tiga bagian,

Diglosia, Vol. 2, No.1, Februari 2019 61


Lia Kumala Sari, Mohammad Siddik, Widyatmike Gede Mulawarman

yaitu pembukaan isi dan penutup. Dalam Berdasarkan beberapa pengertian di


menulis teks ceramah seseorang harus atas dapat disimpulkan bahwa model
memperhatikan pemilihan gagasan dan pembelajaran berbasis masalah
penggunaan bahasa. merupakan sebuah model pembelajaran
Ceramah biasanya mempunyai ciri: (a) yang menitikberatkan pada pemahaman
merupakan keterampilan berbahasa satu sehingga merangsang peserta didik untuk
arah; (b) biasanya dilakukan dalam belajar kreatif dan kritis. Dalam kelas yang
keperluan belajar mengajar klasikal; (c) menerapkan pembelajaran berbasis
pembicara berdiri di depan orang banyak masalah, peserta didik bekerja untuk
untuk menyampaikan materi, sementara memecahkan masalah.
pendengar hanya menyimak saja; (d) Ciri-ciri pembelajaran berbasis
merupakan kegiatan pasif reseptif. masalah pembelajaran berbasis masalah
Adapun secara umum tujuan utama memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (a)
seseorang harus berceramah adalah pengajuan masalah atau pertanyaan; (b)
sebagai berikut: (a) untuk keterkaitan dengan berbagai masalah
menginformasikan (to inform); (b) untuk disiplin ilmu; (c) penyelidikan yang
menghibur (to entertain); (c) untuk autentik; (d) menghasilkan dan
membujuk, merayu dan mempengaruhi (to memamerkan hasil/karya gambar; dan (e)
persuade). kolaborasi
Berdasarkan tujuan umum ceramah di Nasution (2011:170) menyatakan
atas, ceramah dibagi lagi ke dalam bahwa langkah-langkah proses
beberapa jenis ceramah, yaitu: (a) ceramah pembelajaran berbasis masalah, yaitu: (a)
informatif; (b) ceramah argumentatif; (c) peserta didik dihadapkan dengan masalah;
ceramah instruktif; (d) Ceramah persuasif (b) peserta didik merumuskan masalah itu;
e) ceramah rekreatif. (c) peserta didik merumuskan hipotesis;
dan (d) peserta didik menguji hipotesis itu.
4. Model Pembelajaran Problem Dengan PBL akan terjadi
Based Learning (PBL) pembelajaran bermakna. Peserta didik
Problem Based Learning (PBL) sebagai yang belajar memecahkan suatu masalah
pembelajaran yang diperoleh melalui maka mereka akan menerapkan
proses menuju pemahaman akan resolusi pengetahuan yang dimilikinya atau
suatu masalah. Dalam hal ini sejalan berusaha mengetahui pengetahuan yang
dengan pendapat Dewey (dalam Trianto, diperlukan. Belajar dapat semakin
2007:91), bahwa pengajaran berdasarkan bermakna dan dapat diperluas ketika
masalah merupakan pendekatan yang peserta didik berhadapan dengan situasi di
efektif untuk pengajaran proses berpikir mana konsep diterapkan
tingkat tinggi. Pembelajaran ini sesuai Sedangkan kekurangan dari metode
untuk mengembangkan pengetahuan ini adalah terkadang membutuhkan waktu
dasar maupun kompleks. yang lama dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran ini menekankan Tetapi hal tersebut dapat diatasi dengan
pada kemampuan penalaran yang mempersempit masalah yang akan
memerlukan pemikiran kreatif. dibahas. Selain itu terbatasnya
Pembelajaran pemecahan masalah adalah pengetahuan/wawasan siswa untuk
model pembelajaran yang menekankan memecahkan masalah dalam
pada kemampuan memecahkan masalah pembelajaran, merupakan hambatan besar
yang ditunjang dengan kemampuan dalam pelaksanaan model pembelajaran
penalaran, yakni kemampuan melihat ini sehingga guru sebagai fasilitator harus
hubungan sebab-akibat. banyak memberikan ilustrasi/contoh
pemecahan masalah, yang kemudian dapat

62 Diglosia, Vol. 2, No.1, Februari 2019


Pengembangan Pembelajaran Menulis Teks Ceramah dengan Model Problem Based Learning (PBL)

dijadikan acuan bagi siswa untuk Gambar dapat dipergunakan, baik


memecahkan masalah yang dihadapinya. dalam lingkungan anak-anak maupun
dalam lingkungan orang dewasa. Gambar
5. Media Gambar yang berwarna umumnya menarik
Gambar merupakan salah satu media perhatian. Semua gambar mempunyai arti,
pengajaran yang amat dikenal dalam setiap uraian dan tafsiran sendiri. Oleh karena
kegiatan pengajaran. Hal itu disebabkan itu, gambar dapat dipergunakan sebagai
kesederhanaannya, tanpa memerlukan media pendidikan dan mempunyai nilai-
perlengkapan, dan tidak perlu nilai pendidikan bagi peserta didik yang
diproyeksikan untuk mengamatinya memungkinkan belajar secara efisien
(Daryanto, 2016:126). peserta didik yang berkaitan dengan
Teknik menulis dari gambar pemanfaatan media gambar dalam PBM.
merupakan salah satu teknik kreatif dalam
pembelajaran bahasa. Secara lebih lengkap 6. Rancangan Model
Andayani (2015:30) mengungkapkan Langkah-langkah pengembangan
bahwa teknik pembelajaran menulis dari PBL dipadukan dengan media gambar,
gambar bertujuan agar siswa dapat yaitu: (a) orientasi siswa pada masalah
menulis dengan cepat berdasarkan gambar dengan bantuan media gambar; (b)
yang dilihat. mengorganisasikan siswa untuk belajar; (c)
Dari pengertian media gambar di atas membimbing penyelidikan individu
kita dapat mengambil kesimpulan bahwa maupun kelompok; (d) mengembangkan
memang benar media gambar merupakan dan menyajikan hasil karya dengan
media yang paling mudah dipahami dan bantuan gambar; dan (e) menganalisis dan
tidak memerlukan peralatan khusus dalam mengevaluasi proses pemecahan masalah.
penggunaannya.
Kelebihan media gambar adalah C. METODE PENELITIAN
sifatnya konkret. Gambar/foto lebih 1. Jenis Pengembangan
realistis, dapat mengatasi masalah batasan Dalam penelitian ini Research and
ruang dan waktu, media gambar dapat Development dimanfaatkan untuk
mengatasi keterbatasan pengamatan, mengembangkan model pembelajaran
dapat memperjelas suatu masalah, dalam PBL pada materi menulis teks ceramah
bidang apa saja dan untuk tingkat usia sebagai upaya meningkatkan prestasi
beberapa saja sehingga dapat mencegah belajar siswa. Model dalam penelitian
atau membetulkan kesalahpahaman dan pengembangan ini dibagi menjadi dua.
murah harganya, mudah didapat, mudah a. Model Produk
digunakan, tanpa memerlukan peralatan Model produk dalam penelitian
yang khusus. pengembangan ini berupa model
Kekurangan media gambar antara lain pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
penghayatan tentang materi kurang yang dipadukan dengan media gambar pada
sempurna karena media gambar hanya materi menulis teks ceramah yang
menampilkan persepsi indra mata yang dikembangkan dengan model penelitian
tidak cukup kuat untuk menggerakkan dan pengembangan (research and
seluruh kepribadian manusia sehingga development).
materi yang akan dibahas kurang
sempurna; gambar atau foto benda yang b. Model Proses
terlalu kompleks kurang efektif untuk Sedangkan model proses dalam
kegiatan pembelajaran dan ukuran sangat penelitian pengembangan ini berupa
terbatas untuk kelompok besar. model prosedural. Menurut Rohman dan
Amri (2013:210) model pengembangan

Diglosia, Vol. 2, No.1, Februari 2019 63


Lia Kumala Sari, Mohammad Siddik, Widyatmike Gede Mulawarman

ADDIE dapat digunakan untuk berbagai Pertemuan pada tiap uji coba akan
macam bentuk pengembangan produk dilaksanakan masing-masing 1 kali, jadi
seperti model, strategi pembelajaran, jumlah pertemuan keseluruhan adalah 3
metode pembelajaran, media dan bahan kali pertemuan.
ajar. Model ADDIE terdiri atas lima Pada tahap ini dilakukan observasi
siklus, yaitu siklus Analysis, Design, terhadap kepraktisan produk melalui
Development, Implementation, dan Evaluation. keterlaksanaan RPP dan angket respons
siswa. Selain itu, melakukan observasi
2. Prosedur Pengembangan terhadap keefektifan produk melalui uji
a. Tahap Analysis (A) coba siswa dan aktivitas siswa pada proses
Penelitian dan pengumpulan pembelajaran penulisan teks ceramah
informasi, yang meliputi kajian pustaka, dengan menggunakan model Problem Based
pengamatan atau observasi kelas dan Learning (PBL) dengan menggunakan media
persiapan laporan awal. Penelitian awal gambar.
atau analisis kebutuhan sangat penting Memberikan perlakuan berbeda
dilakukan guna memperoleh informasi antara uji coba perorangan yang
awal untuk melakukan pengembangan. melibatkan tiga siswa dan menghasilkan
Hal ini dilakukan, melalui pengamatan desain 3. Kemudian dilakukan uji coba
kelas untuk melihat kondisi riil di kelompok kecil yang menghasilkan
lapangan. Pada tahap analisis ini dilakukan desain 4. Pada uji coba lapangan, guru
studi lapangan dan analisis kebutuhan. menerapkan metode pembelajaran hasil
revisi dari uji coba kelompok kecil.
b. Tahap Design (D) Sedangkan metode yang diterapkan pada uji
Perencanaan mencakup merumuskan coba kelompok kecil berasal dari perbaikan
Standar Kompetensi dan Kompetensi uji coba perorangan.
Dasar. Hal yang penting dalam tahap ini
adalah merancang bahan yang akan e. Tahap Evaluation (E)
dijadikan subjek penelitian. Pengumpulan Pada tahap ini dilaksanakan uji coba
bahan dimaksudkan untuk memberikan lapangan, uji coba tahap ini merupakan
informasi yang tepat untuk kegiatan uji coba lapangan operasional. Uji
mengembangkan program-program atau lapangan operasional pada 31 siswa kelas
produk sehingga program atau produk XI 2 SMA Negeri 8 PPU. Media yang
yang diujicobakan sesuai dengan tujuan sudah direvisi pada tahap ini dinamakan
yang ingin dicapai. desain 5 atau yang disebut desain final
yang siap diimplementasikan.
c. Tahap Development (D)
Pengembangan produk mencakup D. HASIL DAN PEMBAHASAN
pengembangan perencanaan, materi dan Proses pengembangan bahan ajar
evaluasi, yang kemudian dimuat dalam dilaksanakan sejak 18 Januari 2017 di SMA
bahan ajar dan pegangan guru. Produk ini Negeri 8 PPU. Tujuan kegiatan ini adalah
kemudian divalidasi oleh ahli materi, media tahap analisis, tahap desain, tahap
dan praktisi. Setelah produk direvisi pengembangan, tahap implementasi dan
menghasilkan desain 2 kemudian tahap tahap evaluasi. Adapun proses
selanjutnya dilakukan uji coba produk. pengembangan bahan ajar melalui
beberapa tahap sebagai berikut.
d. Tahap Implementation (I) 1. Tahap Analisis
Setelah dilakukan observasi terhadap Tahap analisis dilakukan pada 18
kevalidan melalui validasi ahli materi, hingga 31 Januari 2017. Kegiatan pada
validasi ahli media dan praktisi. tahap ini, yaitu menganalisis studi

64 Diglosia, Vol. 2, No.1, Februari 2019


Pengembangan Pembelajaran Menulis Teks Ceramah dengan Model Problem Based Learning (PBL)

kebutuhan dan analisis kebutuhan. kreatif tetapi motivasi belajar siswa pada
Adapun hasil kegiatan yang diperoleh pada umumnya masih terbilang cukup rendah.
tahap ini sebagai berikut.

a. Hasil Identifikasi Studi Lapangan


SMA Negeri 8 PPU merupakan 2. Tahap Desain
sekolah yang sudah menerapkan Tahap studi pengembangan desain
kurikulum 2013 yang sudah direvisi, yaitu dilaksanakan pada tanggal 7 Februari
berdasarkan Permendikbud nomor 24 2017. Tujuan tahap studi pengembangan
tahun 2016 yang berisi tentang revisi ini adalah mengembangkan desain
silabus pembelajaran. Langkah-langkah berdasarkan kegiatan sebelumnya. Proses
pembelajaran yang digunakan di sekolah hasil kegiatan pada tahap ini sebagai
ini terdiri atas: (1) permodelan teks (2) berikut.
konstruksi bersama, dan (3) konstruksi a. Penentuan Kompetensi Inti dan
mandiri. Proses pembelajaran berjalan Kompetensi Dasar
lancar walaupun terdapat beberapa KI yang digunakan dalam penelitian ini
hambatan. Hal itu terungkap dalam data adalah KI 4, yang berkaitan dengan
yang diambil tanggal 18 Januari 2017 keterampilan atau praktik. Sedangkan KD
sebagai berikut. yang digunakan KD 4.6, yaitu:
mengonstruksi ceramah tentang
b. Hasil Identifikasi Analisis permasalahan aktual dengan
Kebutuhan memerhatikan aspek kebahasaan dan
Angket kebutuhan siswa diberikan menggunakan struktur yang tepat.
pada siswa pada tanggal 6 Februari 2017
dengan subjek penelitian sebanyak 31 b. Pengumpulan Bahan
orang, yaitu pada siswa kelas XI 2 SMA Pengumpulan data dilakukan dengan
Negeri 8 PPU. Dari aspek kebutuhan memperhatikan beberapa hal, yaitu: Jenis
psikologis dapat simpulkan bahwa dari data, teknik pengumpulan data, dan teknik
data kebutuhan rasa aman dapat analisis data, pemetaan, penentuan
simpulkan bahwa siswa merasa sangat populasi, dan tempat penelitian. Berikut
aman belajar di sekolah, tidak merasa pembahasan tentang pengumpulan bahan
khawatir terhadap hasil belajar. penelitian.
Selanjutnya, dari data kebutuhan Penelitian ini melibatkan tiga orang
kasih sayang dapat disimpulkan bahwa validator, tiga orang siswa pada uji coba
siswa merasa cukup mendapat kasih perorangan, sepuluh orang siswa pada uji
sayang karena siswa saling menghargai coba kelompok kecil, dan tiga puluh satu
ketika melakukan sesuatu yang baik, orang siswa pada uji coba lapangan sebagai
sedangkan dari hasil angket kebutuhan subjek penelitian atau sampel. Uji
penghargaan dapat disimpulkan bahwa dilaksanakan di SMA Negeri 8 PPU, yang
siswa merasa senang terlibat dalam proses beralamat di Jalan Coastal Road, Km.1,5
pembelajaran maupun dalam diskusi kelas, Kel. Nipah-Nipah, Kec. Penajam, Kab.
tetapi masih belum cukup mendapatkan Penajam paser Utara, Provinsi Kalimantan
kesempatan untuk mengemukakan Timur.
pendapat. Siswa cenderung lebih senang
dengan materi berbentuk puisi dan drama. c. Model PBL yang Telah Ada:
Sedangkan dari data kebutuhan sosialisasi Penyusunan Perencanaan, Materi
diri dapat disimpulkan bahwa pelajaran di Ajar dan Evaluasi
sekolah memberi kesempatan untuk Ada beberapa acuan yang dijadikan
penulisan bahan ajar, yaitu perencanaan,

Diglosia, Vol. 2, No.1, Februari 2019 65


Lia Kumala Sari, Mohammad Siddik, Widyatmike Gede Mulawarman

materi ajar dan evaluasi. Pada tahap ini dan dinyatakan layak untuk digunakan
penyusunan perencanaan, materi ajar dan dalam proses pembelajaran.
evaluasi belum menggunakan media
gambar.

3. Tahap Pengembangan e. Validasi Praktisi


a. Pengembangan PBL dengan Kegiatan uji coba desain akhir buku
Media Gambar siswa dilaksanakan di SMA Negeri 8 PPU
Pada tahap ini penyusunan mulai tanggal 7-13 September 2017. Dari
perencanaan, materi ajar dan evaluasi hasil validasi dapat disimpulkan bahwa
dengan PBL dengan menggunakan media berdasarkan kelayakan RPP, kelayakan
gambar. Kegiatan menulis dan menyusun materi, kelayakan evaluasi dari ahli media
bahan ajar tersebut dilakukan pada 18 model pembelajaran Problem Based Learning
Januari 2017. Mendesain sampul luar dan (PBL) dipadukan media gambar dalam
dalam, kata pengantar, panduan, dan menulis teks ceramah ini memperoleh
daftar isi, serta menyusunnya hingga skor 73% dan dinyatakan layak untuk
bagian akhir dilakukan pada 31 Januari digunakan dalam proses pembelajaran.
2017.
f. Rekapitulasi Hasil dari Ketiga
b. Validasi Produk (Desain 2) Validator
Proses validasi desain 2 dilaksanakan Berdasarkan data di atas hasil validasi
pada tanggal 16 Mei 2017. Proses ini rata-rata, yaitu 79%. Hasil ini
divalidasi oleh dua validator yang terdiri diinterpretasikan dengan skala 61—80%
atas: validator materi, validator media dan sehingga dikategorikan baik/layak. Hasil
praktisi. rekapitulasi dengan kategori tersebut,
menunjukkan bahwa buku siswa yang
c. Validasi Ahli Materi berjudul “Menulis Teks Ceramah dengan
Proses validasi materi dimulai sejak 6 Media Gambar” memiliki kualitas
Februari 2017. Validator materi dan baik/layak. Adanya penilaian ini
praktisi penelitian ini adalah Nurliani menjadikan buku tersebut baik/layak
Maulida, M.Pd. dapat disimpulkan bahwa digunakan oleh siswa Kelas XI sebagai
berdasarkan kelayakan RPP, kelayakan penunjang kegiatan pembelajaran.
materi, kelayakan evaluasi dari ahli materi
model pembelajaran Problem Based Learning 4. Tahap Implementasi
(PBL) dipadukan media gambar dalam Pada tahap implementasi ini, aspek
menulis teks ceramah ini memperoleh yang diuji adalah aspek kepraktisan. Pada
skor 70% dan dinyatakan layak untuk tahap ini dilaksanakan uji coba perorangan
digunakan dalam proses pembelajaran. dan uji coba kelompok kecil. Berikut ini
akan dibahas hasil uji coba perorangan dan
d. Validasi Media uji coba kelompok kecil.
Proses validasi sajian dilaksanakan a. Uji Coba Perorangan (Desain 3)
pada 18 Mei 2017. Validator media dalam Kepraktisan terhadap desain 3
penelitian ini adalah Hundari. diperoleh dari skor hasil analisis
Disimpulkan bahwa berdasarkan keterlaksanaan rencana pelaksanaan
kelayakan RPP, kelayakan materi, pembelajaran dan respons siswa.
kelayakan evaluasi dari praktisi model Sedangkan keefektifan pada desain ini
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) diperoleh dari nilai hasil uji coba
dipadukan media gambar dalam menulis perorangan dan aktivitas siswa. Adapun
teks ceramah ini memperoleh skor 71%

66 Diglosia, Vol. 2, No.1, Februari 2019


Pengembangan Pembelajaran Menulis Teks Ceramah dengan Model Problem Based Learning (PBL)

hasil kepraktisan dan keefektifan terhadap 07.20—08.50 Wita. Kegiatan uji coba
desain ini sebagai berikut. desain ini dilakukan satu kali tatap muka.
Berdasarkan hasil uji coba
perorangan, diperoleh data bahwa semua
siswa mendapat nilai di atas KKM. Dari uji
coba tersebut dapat diambil kesimpulan
b. Kepraktisan Produk bahwa media gambar dapat membantu
(1) Hasil Analisis Keterlaksanaan siswa dalam menulis teks ceramah.
Rencana Pelaksanaan Pembe-
lajaran (2) Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa
Pengamatan keterlaksanaan rencana Jumlah rerata skor yang diperoleh
pelaksanaan pembelajaran terhadap desain dari validasi instrumen adalah 80%.
3 dilaksanakan pada hari Kamis, 12 Berdasarkan kriteria penilaian di atas,
Oktober 2017 pada pukul 10.30—12.00 maka hasil pengamatan aktivitas siswa
Wita. Kegiatan uji coba model ini termasuk pada kategori positif (baik).
dilakukan satu kali tatap muka. Aspek yang
terlaksana dari pengamat adalah 37. d. Revisi Berdasarkan Angket
Jumlah skor aspek tertinggi adalah 44. Revisi dalam uji coba desain 3 ini
Hasil Berdasarkan keterlaksanaan rencana adalah materi terlalu ringkas dan pada
pelaksanaan pembelajaran, diperoleh hasil, bagian penutup karena penutup gambar
yaitu 84% dengan kategori terlaksana. masih terlalu umum, harus lebih rinci
untuk memudahkan menyusun teks
(2) Hasil Analisis Respons Siswa ceramah sesuai dengan tema. Selain itu
Pengamatan keterlaksanaan rencana siswa memberi komentar pada angket
pelaksanaan pembelajaran terhadap desain setidaknya satu gambar untuk satu
3 dilaksanakan pada hari Kamis, 12 paragraf, jadi tidak bingung lagi untuk
Oktober 2017 pada pukul 10.30—12.00 mengembangkan teks ceramah.
Wita. Kegiatan uji coba model ini
dilakukan satu kali tatap muka. Materi e. Rekapitulasi Hasil Validasi
yang diujikan, yaitu menulis teks ceramah Desain 3
dengan media gambar. Berdasarkan hasil Rekapitulasi hasil uji coba desain
rekapitulasi angket uji coba perorangan di akhir bertujuan memudahkan memahami
atas diperoleh simpulan bahwa respons hasil uji coba desain ini secara menyeluruh.
siswa terhadap media gambar dalam Rekapitulasi hasil uji coba ini, terdiri atas
pembelajaran ini adalah positif. (1) uji kepraktisan berdasarkan hasil
pengamatan terhadap keterlaksanaan
c. Keefektifan RPP, dan (2) uji keefektifan berdasarkan
Keefektifan terhadap desain akhir data hasil respons siswa dan hasil uji coba
berupa skor hasil analisis yang diperoleh kelompok kecil.
dari hasil tes siswa uji coba perorangan
dan pengamatan terhadap aktivitas siswa. f. Revisi terhadap Desain 3
Adapun kegiatan yang dilakukan untuk Berdasarkan hasil penelitian maka
mengetahui keefektifan terhadap desain perlu perbaikan pada bagian isi karena
ini sebagai berikut. materi terlalu ringkas gambar masih terlalu
(1) Hasil Uji Coba Perorangan umum, harus lebih rinci untuk
Kegiatan pengamatan ini memudahkan menyusun teks ceramah
dilaksanakan pada hari Kamis, 12 Oktober sesuai dengan tema. Selain itu jumlah
2017. Kegiatan ini dimulai dari pukul gambar yang disajikan kurang banyak.

Diglosia, Vol. 2, No.1, Februari 2019 67


Lia Kumala Sari, Mohammad Siddik, Widyatmike Gede Mulawarman

68 Diglosia, Vol. 2, No.1, Februari 2019


Pengembangan Pembelajaran Menulis Teks Ceramah dengan Model Problem Based Learning (PBL)

g. Uji Coba Kelompok Kecil (Desain mengetahui keefektifan terhadap desain


4) ini sebagai berikut.
Kepraktisan terhadap desain 4 (1) Hasil Uji Coba Kelompok Kecil
diperoleh dari skor hasil analisis Kegiatan pengamatan ini
keterlaksanaan rencana pelaksanaan dilaksanakan pada hari Rabu, 18 Oktober
pembelajaran, respons siswa. Sedangkan 2017. Kegiatan ini dimulai dari pukul
keefektifan pada desain ini diperoleh dari 07.20-08.50 Wita. Kegiatan uji coba desain
nilai hasil uji coba perorangan dan aktivitas ini dilakukan satu kali tatap muka.
siswa. Adapun hasil kepraktisan dan Berdasarkan nilai yang diperoleh data
keefektifan terhadap desain ini sebagai bahwa semua siswa mendapat nilai di atas
berikut. KKM. Dari data tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa media gambar dapat
h. Kepraktisan Produk membantu siswa dalam menulis teks
(1) Hasil Analisis Keterlaksanaan ceramah.
RPP
Pengamatan keterlaksanaan rencana (2) Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa
pelaksanaan pembelajaran terhadap desain Jumlah rerata skor yang diperoleh
4 dilaksanakan pada hari Rabu, 18 dari validasi instrumen adalah 85%.
Oktober 2017 pada pukul 07.20—08.50 Berdasarkan kriteria penilaian di atas,
Wita. Kegiatan uji coba model ini maka hasil pengamatan aktivitas siswa
dilakukan satu kali tatap muka. Materi masuk pada kategori Positif (baik).
yang diujikan, yaitu menulis teks ceramah
dengan media gambar. Jumlah skor aspek j. Revisi Berdasarkan Angket
yang terlaksana dari pengamat adalah 39. Hambatan dalam uji coba desain 3 ini
Jumlah skor aspek tertinggi adalah 44. adalah bahasa yang sulit untuk dipahami,
Hasil Berdasarkan keterlaksanaan rencana gambar belum terlalu rinci dan belum ada
pelaksanaan pembelajaran, diperoleh hasil, keterangan pendahuluan isi dan penutup.
yaitu 89% dengan kategori terlaksana.
k. Rekapitulasi Hasil Validasi
(2) Hasil Analisis Respons Siswa Desain 4
Pengamatan keterlaksanaan rencana Rekapitulasi hasil uji coba desain
pelaksanaan pembelajaran terhadap desain akhir bertujuan memudahkan memahami
4 dilaksanakan pada hari Rabu, 18 hasil uji coba desain ini secara menyeluruh.
Oktober 2017 pada pukul 07.20-08.50 Rekapitulasi hasil uji coba ini, terdiri atas
Wita. Kegiatan uji coba model ini (1) uji kepraktisan berdasarkan hasil
dilakukan satu kali tatap muka. Materi pengamatan terhadap keterlaksanaan
yang diujikan, yaitu menulis teks ceramah RPP, dan (2) uji keefektifan berdasarkan
dengan media gambar. Berdasarkan hasil data hasil respons siswa dan hasil uji coba
rekapitulasi angket uji coba perorangan di kelompok kecil.
atas diperoleh simpulan bahwa respons
siswa terhadap media gambar dalam l. Revisi terhadap Desain 4
pembelajaran ini adalah positif. Berdasarkan hasil penelitian maka
perlu perbaikan pada bagian isi karena
i. Keefektifan bahasa sulit dipahami, gambar masih
Keefektifan terhadap desain akhir terlalu umum, harus lebih rinci untuk
berupa skor hasil analisis yang diperoleh memudahkan menyusun teks ceramah
dari hasil tes siswa uji coba perorangan sesuai dengan tema. Selain itu jumlah
dan pengamatan terhadap aktivitas siswa. belum ada pembagian yang jelas
Adapun kegiatan yang dilakukan untuk

Diglosia, Vol. 2, No.1, Februari 2019 69


Lia Kumala Sari, Mohammad Siddik, Widyatmike Gede Mulawarman

berdasarkan bagian teks ceramah, yaitu, pengamatan terhadap aktivitas siswa.


pembukaan, isi dan penutup. Adapun kegiatan yang dilakukan untuk
mengetahui keefektifan terhadap desain
5. Tahap Evaluasi (Desain 5) ini sebagai berikut.
Kepraktisan terhadap desain 5 a. Hasil Uji Coba Lapangan
diperoleh dari skor hasil analisis Berdasarkan hasil uji coba lapangan,
keterlaksanaan rencana pelaksanaan diperoleh data bahwa semua siswa
pembelajaran, respons siswa. Sedangkan mendapat nilai di atas KKM. Dari uji coba
keefektifan pada desain ini diperoleh dari ini, dapat diambil kesimpulan bahwa
nilai hasil uji coba perorangan dan aktivitas media gambar dapat membantu siswa
siswa. Adapun hasil kepraktisan dan dalam menulis teks ceramah.
keefektifan terhadap desain ini sebagai
berikut. b. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa
Jumlah rerata skor yang diperoleh
1. Kepraktisan Produk dari validasi instrumen adalah 90%.
a. Hasil Analisis Keterlaksanaan Berdasarkan kriteria penilaian di atas,
RPP maka hasil pengamatan aktivitas siswa
Pengamatan keterlaksanaan rencana termasuk pada kategori Positif (Sangat
pelaksanaan pembelajaran terhadap desain Baik).
4 dilaksanakan pada hari Rabu, 18
Oktober 2017 pada pukul 14.15—16.45 3. Revisi Berdasarkan Angket
Wita. Kegiatan uji coba model ini Revisi dalam uji coba desain 3 ini
dilakukan satu kali tatap muka. Materi adalah bahasa yang sulit untuk dipahami,
yang diujikan, yaitu menulis teks ceramah gambar belum terlalu rinci dan belum ada
dengan media gambar. Jumlah skor aspek keterangan pendahuluan isi dan penutup.
yang terlaksana dari pengamat adalah 41
Jumlah skor aspek tertinggi adalah 44. 4. Rekapitulasi Hasil Validasi
Hasil Berdasarkan keterlaksanaan rencana Desain 5
pelaksanaan pembelajaran, diperoleh hasil Rekapitulasi hasil uji coba desain
93% dengan kategori terlaksana. akhir bertujuan memudahkan memahami
hasil uji coba desain ini secara menyeluruh.
b. Hasil Analisis Respons Siswa Rekapitulasi hasil uji coba ini, terdiri atas
Pengamatan keterlaksanaan rencana (1) uji kepraktisan berdasarkan hasil
pelaksanaan pembelajaran terhadap desain pengamatan terhadap keterlaksanaan
5 dilaksanakan pada hari Rabu, 18 RPP, dan (2) uji keefektifan berdasarkan
Oktober 2017 pada pukul 14.15—16.45 data hasil respons siswa dan hasil uji coba
Wita. Kegiatan uji coba model ini kelompok kecil. Hasil uji coba desain ini
dilakukan satu kali tatap muka. Materi adalah media layak digunakan dengan
yang diujikan, yaitu menulis teks ceramah revisi.
dengan media gambar. Berdasarkan hasil
rekapitulasi angket uji coba lapangan di 5. Revisi terhadap Desain 5
atas diperoleh simpulan bahwa respons Berdasarkan koreksi terhadap desain
siswa terhadap media gambar dalam 5 kegiatan selanjutnya adalah melakukan
pembelajaran ini adalah positif. revisi. Tujuan dari kegiatan ini
memperbaiki desain 5, sebagai bahan ajar
2. Keefektifan yang telah dikoreksi uji coba lapangan
Keefektifan terhadap desain akhir sehingga desain ini yang telah direvisi ini
berupa skor hasil analisis yang diperoleh dapat menghasilkan desain akhir.
dari hasil tes siswa uji coba lapangan dan

70 Diglosia, Vol. 2, No.1, Februari 2019


Pengembangan Pembelajaran Menulis Teks Ceramah dengan Model Problem Based Learning (PBL)

Berdasarkan hasil penelitian maka VIII SMP. Diglosia: Jurnal Kajian


disimpulkan perlu perbaikan. Bahasa, Sastra, dan
Setelah dilakukan revisi berdasarkan Pengajarannya, 1(2), 75-88. Diperoleh
uji kelayakan/kevalidan, uji kepraktisan dari
dan keefektifan maka diperoleh data http://jurnal.fkip.unmul.ac.id/inde
bahwa pengembangan pembelajaran x.php/diglosia/article/view/10
menulis teks ceramah dengan model Andayani. (2015). Problema dan Aksioma:
pembelajaran Problem Based Learning Dalam Metodologi Pembelajaran Bahasa
dipadukan media gambar pada siswa kelas Indonesia. Yogyakarta: Deepublish.
XI SMA dinyatakan layak untuk
digunakan dalam proses pembelajaran. Daryanto. (2016). Media Pembelajaran. Edisi
Ke-2 Revisi. Yogyakarta: Gava
E. PENUTUP Media.
Model perencanaan pembelajaran Dewi, P., Hudiyono, Y., & Mulawarman,
kemampuan menulis teks ceramah melalui W. G. (2018). Pengembangan
model Problem Based Learning (PBL) siswa Bahan Ajar Menulis Teks Prosedur
kelas XI SMA, berupa RPP yang terdiri Kompleks dengan Model
atas lima langkah, yaitu: orientasi siswa Pembelajaran Discovery Learning
pada masalah dengan bantuan media Menggunakan Media Audio Visual
gambar; mengorganisasikan siswa untuk (Video) di Kelas XI SMA Negeri 1
belajar; membimbing penyelidikan Samarinda. Diglosia: Jurnal Kajian
individu maupun kelompok; Bahasa, Sastra, Dan
mengembangkan dan menyajikan hasil Pengajarannya, 1(2), 101-112.
karya dengan bantuan gambar, serta; Diperoleh dari
menganalisis dan mengevaluasi proses http://jurnal.fkip.unmul.ac.id/inde
pemecahan masalah. Model materi ajar x.php/diglosia/article/view/12
pembelajaran kemampuan menulis teks
ceramah melalui model Problem Based Jones, V. F., & Jones, L. S. (1992).
Learning (PBL) siswa kelas XI SMA, Comprehensive Classroom Management.
berupa:, materi/bahan ajar penulisan teks America: The Unitated States of
ceramah. Model evaluasi pembelajaran America
kemampuan menulis teks ceramah melalui Kemdikbud. (2013). Bahasa Indonesia:
model Problem Based Learning (PBL) siswa Ekspresi Diri dan Akademik Kelas XI.
kelas XI SMA adalah tes psikomotor Jakarta: Kemdikbud.
beserta rubrik penilaiannya, yaitu penilaian
psikomotor yang meliputi, kesesuaian isi Lestari, I. (2012). Pengembangan Bahan Ajar
dengan gambar, unsur kebahasaan, Berbasis Kompetensi. Jakarta:
kosakata dan kalimat. Hasil Akademia.
pengembangan diperoleh berdasarkan tiga Nasution & Thomas, M. (2014). Buku
aspek, yaitu kevalidan, kepraktisan dan Penuntun Membuat Tesis, Skripsi,
keefektifan. Disertasi, Makalah. Jakarta: Bumi
Aksara.
DAFTAR PUSTAKA
Adeninawaty, D., Soe’oed, R., & Ridhani, Nasution, S. (2011). Berbagai Pendekatan
A. (2018). Penerapan Model dalam Proses Belajar dan Mengajar.
Pembelajaran Discovery Learning Jakarta: Bumi Aksara.
Strategi Think Talk Write dalam Rohman, M. & Amri, S. (2013). Strategi dan
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Desain Pengembangan Sistem
Belajar Menulis Teks Ulasan Kelas

Diglosia, Vol. 2, No.1, Februari 2019 71


Lia Kumala Sari, Mohammad Siddik, Widyatmike Gede Mulawarman

Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Surono. (1987). Pemandu Pelajaran Bahasa


Pustaka. dan Sastra Indonesia. Solo: Tiga
Septhin, K., Mulawarman, W. G., & Serangkai.
Suhatmady, B. (2018). Hubungan Sutikno, S. 2014. Metode dan Model-Model
Minat Baca dengan Kemampuan Pembelajaran. Menjadikan Proses
Menulis Teks Ekposisi Siswa Kelas Pembelajaran Lebih Variatif, Aktif,
XI SMK Negeri 9 Samarinda. Inovatif, Efektif dan Menyenangkan.
Diglosia: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, Lombok: Holistica.
dan Pengajarannya, 1(2), 89-100. Tarigan, H. G. (2013). Menulis sebagai Suatu
Diperoleh dari Keterampilan Berbahasa. Bandung:
http://jurnal.fkip.unmul.ac.id/inde Angkasa.
x.php/diglosia/article/view/11
Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Jakarta: Pustaka Prestasi.
Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta. Zainurrahman. (2013). Menulis dari Teori
Hingga Praktik. Bandung: Alfabeta.

72 Diglosia, Vol. 2, No.1, Februari 2019


Pengembangan Pembelajaran Menulis Teks Ceramah dengan Model Problem Based Learning (PBL)

Diglosia, Vol. 2, No.1, Februari 2019 73

You might also like