You are on page 1of 21

Jurnal Teknologi Pendidikan

Vol: 06/02 Desember 2018.


Online ISSN: 2622-4283, Print ISSN: 2338-9184

http://dx.doi.org/10.31800/jtp.kw.v6n2.p156--176

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN


KIMIA MENGGUNAKAN MEDIA
LABORATORIUM VIRTUAL BERDASARKAN
PARADIGMA PEMBELAJARAN DI ERA
GLOBAL
Developing Chemical Instructional Media Using Virtual Laboratory
Media based on the Global Era Learning Paradigm
Kusumawati Dwiningsih*, Sukarmin, Muchlis dan Pipit Tri Rahma
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya
Jl. Ketintang Wiyata No.62, Ketintang,Surabaya
E-mail: kusumawatidwiningsih@unesa.ac.id

INFORMASI ARTIKEL ABSTRACT:


Riwayat Artikel: This research and development aims to develop appropriate
Diterima : 22 Juni 2018 virtual laboratory-based chemical instructional media in the
Direvisi : 27 Nopember 2018 subject matter of Chemical Elements. The feasibility of
Disetujui : 30 Nopember 2018
chemical instructional media is based on two criteria,
namely media validity based on the results of the validator's
assessment and media practicality based on the results of
Keywords: the student response questionnaire and observation of
chemistry instructional media, student activities. The type of research used is Borg &
virtual laboratory, chemical Gall's research and development (R & D) and carried out in
elements. four steps, namely; investigation and data collection,
planning, initial development of product formats, and
Kata kunci: initial trials. The research instruments used in this research
media pembelajaran kimia, were media review sheets, media validation sheets, student
laboratorium virtual, kimia response questionnaires, and student activity observation
unsur sheets. The results show that; the media were declared valid
with a very valid validity category and a validity percentage
of ≥61%; The media is stated to be practical based on
student response questionnaires in term of students'
interest in the media were 98% and 93.33% in term of
convenience understanding and use, while the results of
student observation show an activity of 88.75%. Based on
the results of this research, the virtual laboratory-based
chemistry instructional media are feasible to be used as in
the subject matter of Chemical Elements.

K- JTP: Vol. 06, No.02/Desember 2018. 156


ABSTRAK:

Penelitian dan pengembangan (R&D) ini bertujuan


untuk mengembangkan media pembelajaran kimia
berbasis laboratorium virtual yang layak pada materi
pokok Kimia Unsur. Kelayakan media pembalajaran
didasarkan pada 2 kriteria yaitu validitas media
berdasarkan hasil penilaian validator dan kepraktisan
media berdasarkan hasil angket respon siswa dan
observasi aktivitas siswa. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian dan pengembangan
(R&D) Borg & Gall dan dilakukan dalam empat
langkah yaitu; penyelidikan dan pengumpulan data,
perencanaan, pengembangan awal format produk, dan
uji coba awal. Instrumen penelitian yang digunakan
pada penelitian ini adalah lembar telaah media, lembar
validasi media, angket respon siswa, dan lembar
observasi aktivitas siswa. Hasil penelitian menunjukan
bahwa; media dinyatakan valid dengan kategori
sangat valid dan presentase kevalidan ≥61%; Media
dinyatakan praktis berdasarkan angket respon siswa
dalam hal ketertarikan siswa terhadap media
diperoleh presentase 98% dan 93,33% dalam hal
kemudahan pemahaman dan penggunaan, sementara
hasil observasi aktivitas siswa sebesar 88,75%.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka media
pembelajaran berbasis laboratorium virtual layak
digunakan sebagai media pembelajaran pada materi
pokok Kimia Unsur.

PENDAHULUAN topik pembelajaran kimia yang sarat


Kimia di Indonesia sampai saat ini dengan konsep dan bersifat abstrak
masih dianggap sebagai ilmu yang (Lafarge, Morge, & Méheut, 2014;
sulit dipelajari. Salah satu Suprapto, Abidah, Dwiningsih,
penyebabnya adalah materi kimia Jauhariyah, & Saputra, 2018).
sebagian besar bersifat abstrak. Ilmu kimia sebagai ilmu
Struktur atom, sistem periodik, ikatan pengetahuan yang berkaitan dengan
kimia, stokiometri, redoks, larutan sifat, struktur, perubahan materi,
elektrolit dan non elektrolit, serta hukum, prinsip yang menggambar-
senyawa hidrokarbon adalah topik- kan materi dan konsep serta teori.

K- JTP: Vol. 06, No.02/Desember 2018. 157


Ilmu kimia memiliki kesulitan yang didik hanya LKS dan buku paket
cukup tinggi karena karakteristik serta waktu pembelajaran kimia di
ilmu kimia yang bersifat abstrak dan kelas terbatas. Mata pelajaran kimia
berjenjang (Del Carlo & Bodner, 2004; unsur golongan alkali dan alkali
Sirhan, 2007). tanah terkadang tidak disampaikan
Dalam mempelajari materi kimia oleh guru karena dapat dibaca sendiri
unsur golongan alkali dan alkali oleh siswa. Berdasarkan hasil ang-
tanah tidak hanya dengan meng- ket prapenelitian didapati data bahwa
hafal tentang pengertian suatu sebagian peserta didik di SMA/MA
konsep dan aplikasinya, lebih jauh mengeluh bahwa mata pelajaran
lagi, dibutuhkan proses berpikir kimia sangat sulit. Kesulitan ini
dalam memahaminya. Hal ini disebabkan strategi yang digunakan
disebabkan materi kimia unsur dalam pembelajaran kimia masih
golongan utama tidak hanya berupa belum bisa membuat peserta didik
definisi tetapi juga berupa konsep menumbuhkan motivasi dan rasa
abstrak seperti konsep tentang reaksi- keingintahuan untuk lebih mempel-
reaksi kimianya (Sjöström & ajari kimia (Ulil Arham &
Talanquer, 2014; Ulil Arham & Dwiningsih, 2016).
Dwiningsih, 2016). Dari tinjauan beberapa jurnal
Materi kimia unsur golongan mengenai hasil penelitian materi
alkali dan alkali tanah dianggap kimia terhadap peserta didik,
materi sulit. Terbukti dari hasil memperlihatkan bahwa materi kimia
angket prapenelitian sebanyak 60% meliputi konsep partikel dasar materi
siswa menyatakan bahwa materi yang tidak dapat dilihat secara
kimia unsur sulit. Hasil angket langsung oleh siswa (submikros-
prapenelitian di beberapa sekolah kopik) maka banyak siswa
menengah atas sebanyak 86,7% siswa menganggap kimia itu abstrak atau
menyatakan bahwa guru menyampai- sulit (Del Carlo & Bodner, 2004;
kan materi dengan menggunakan Sirhan, 2007; Sjöström & Talanquer,
metode ceramah dan media yang 2014).
digunakan saat pembelajaran 40% Kedua artikel ini hanya
siswa menyatakan menggunakan menekankan bahwa pemahaman
LKS. siswa pada sublevel makroskopik
Dari wawancara dengan guru kurang. Padahal pada level
kimia di SMA, diketahui bahwa submikroskopik ini sangat penting
sumber belajar yang diperoleh peserta dalam memahami kimia dimana

K- JTP: Vol. 06, No.02/Desember 2018. 158


penjelsan fenomena kimia bergantung komunikasi, artinya mereka memiliki
level submikroskopik pertikel yang keunggulan kemampuan dalam
digambarkan secara simbolik (Chen, pemanfaatan teknologi untuk
Jones, & Xu, 2015; Wu, 2013). mengembangkan pengetahuan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Potensi besar ini seharusnya
Pendidikan dan Kebudayaan dimanfaatkan secara maksimal oleh
Republik Indonesia nomor 68 tahun guru agar pembelajaran bisa dilak-
2014, untuk mewujudkan suasana sanakan secara terarah dan efektif.
dan proses pembelajaran yang aktif, Pengembangan media pembelajaran
guru diharapkan dapat memanfatkan berbasis teknologi informasi adalah
berbagai sumber belajar agar potensi hal yang sangat disarankan.
peserta didik dapat dikembangkan Media pembelajaran berbasis
secara maksimal. Sumber belajar teknologi informasi berfungsi sebagai
perlu didukung dengan pemanfaatan alat bantu fisik maupun nonfisik yang
teknologi informasi dan komunikasi dapat digunakan sebagai perantara
yang dapat mengeksplorasi sumber antara guru dan siswanya dalam
belajar secara efektif dan efisien. memahami materi pelajaran secara
Pendidik di zaman informasi ini lebih efektif dan efisien (Fiedler &
selayaknya mempunyai gaya meng- Haruvy, 2009; Morozov, Tanakov,
ajar sequential, sensing, dan visual. Gerasimov, Bystrov, & Cvirco, 2004;
Pendidik seharusnya memosisikan Ismail, A. Permanasari & Setiawan,
siswa agar menjadi sosok pembelajar 2016).
aktif, mudah belajar dengan meng- Lebih spesifik, Mahanta & Sarma
amati dan menarik generalisasi (2012) menyarankan penggunaan
berupa kesimpulan tentang apa yang laboratorium virtual (Lab-Vir) dengan
sedang dipelajari. Maka, pembelajar- memanfaatkan komputer untuk
an yang terlalu banyak menggunakan mensimulasikan sesuatu yang rumit,
metode ceramah dan komunikasi satu perangkat percobaan yang mahal
arah serta terpusat kepada guru atau mengganti percobaan di
(teacher-centered) tidak akan cocok lingkungan berbahaya (Mahanta &
dengan mereka (Chen et al., 2015). Kumar Sarma, 2012).
Karakter dari generasi yang Lebih jauh Martı´nez, et. al.,
terlahir di era tahun 2000an atau yang (2011) menandaskan bahwa Lab-Vir
biasa disebut Generasi Z atau memungkinkan peserta didik dapat
Generasi Global ini sangat peka memvisualisasikan dan berinteraksi
terhadap teknologi informasi dan dengan fenomena yang akan mereka

K- JTP: Vol. 06, No.02/Desember 2018. 159


alami jika melakukan percobaan di METODE PENELITIAN
laboratorium nyata (Martínez, Penelitian ini menggunakan
Naranjo, Pérez, Suero, & Pardo, 2011). Research and Development (R & D).
Selanjutnya, Lab-Vir sebagai faktor Menurut Borg dan Gall (1989)
pendukung untuk memperkaya terdapat 10 langkah pengembangan
pengalaman dan memotivasi peserta menurut model ini, yaitu (1) potensi
didik dalam melakukan percobaan dan masalah, (2) pengumpulan data,
secara interaktif dan mengembangkan (3) desain produk, (4) validasi desain
aktivitas keterampilan bereksperimen produk, (5) revisi desain produk, (6)
(Dobrzański & Honysz, 2011; Tatli & uji coba produk terbatas, (7) revisi
Ayas, 2010). Sehingga, Lab-Vir dapat desain produk, (8) uji coba
didefiniskan sebagai serangkaian pemakaian, (9) revisi produk, dan (10)
program komputer yang dapat produksi masal (Meredith D. Gall,
memvisualisasikan fenomena yang Borg, & Gall, 2006; Meredith Damien
abstrak atau percobaan yang rumit Gall, Borg, & Gall, 1996). Namun,
dilakukan di laboratorium nyata, pada penelitian ini dibatasi hanya
sehingga dapat meningkatkan pada sampai uji coba terbatas.
aktivitas belajar dalam upaya Langkah-langkah penelitian yang
mengembangkan keterampilan yang dilakukan dipetakan seperti pada
dibutuhkan dalam pemecahan masa- gambar 1.
lah. Pada tahap penyelidikan dan
Berdasarkan latar belakang di pengumpulan data dilakukan studi
atas maka perlu dilakukan literatur dan studi lapangan. Studi
pengembangan perangkat pembe- literatur dilakukan dengan meng-
lajaran berbasis media Lab-Vir pada analisis jurnal dan mengkaji buku-
materi kimia unsur golongan alkali buku dan sumber pustaka lainnya.
dan alkali tanah, yang meliputi Adapun studi lapangan dilakukan
konsep dan objek yang abstrak. Hal dengan mengkaji keadaan maha-
ini dilakukan untuk dapat memak- siswa. Kemudian tahap perencanaan.
simalkan proses pembelajaran. Tahap ini dilakukan berdasarkan
Diharapkan kegiatan pembelajaran hasil studi literatur dan pengukuran
tidak lagi terbatas pada penjelasan kebutuhan. Pada tahap ini dihasilkan
konsep semata. rancangan produk yang sesuai
dengan kebutuhan.
Tahap selanjutnya adalah
pengembangan awal format produk.

K- JTP: Vol. 06, No.02/Desember 2018. 160


Hasil yang didapatkan disebut draf I, Validitas Media Vitual
yang selanjutnya dilakukan telaah. Laboratorium Kimia
Pada tahap telaah diperoleh masukan Draft I dari media virtual
dan saran yang selanjutnya dilakukan laboratorium pada materi kimia
revisi. Hasil produk yang direvisi unsur ditelaah oleh tiga dosen kimia
disebut draft II. Selanjutnya draft II pada tahap ini. Setelah dilaksanakan
divalidasi oleh dosen. Setelahnya revisi berdasarkan saran dari
dilakukan revisi kembali dan penelaah, dihasilkan Draft II yang
dihasilkan draft III. Draft III selanjutnya akan dinilai oleh tiga
selanjutnya diujicobakan kepada validator yaitu dua dosen kimia dan
siswa kelas XI dari jurusan IPA satu guru kimia. Rumus yang
untuk dilihat aktivitas dan respon digunakan dalam perhitungan hasil
siswa. validasi adalah:

∑ 𝑠𝑘𝑟𝑜 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑚𝑝𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎


%𝑉𝑎𝑙𝑖𝑑𝑎𝑠𝑖 = 𝑥 100%
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑢𝑚

Skor kriterium = skor tertinggi tiap item x jumlah


item x jumlah validator

Media virtual laboratorium


dikatakan valid apabila masing–
masing aspek pada lembar validasi
mendapatkan persentase ≥61%.
Media virtual laboratorium yang
dinyatakan layak oleh tiga validator
akan diujicobakan secara terbatas
kepada siswa.

Keefektifan Media Vitual


laboratorium Kimia
Kepraktisan media virtual
laboratorium kimia ditinjau
Gambar 1. Tahap Penelitian Pengembangan
Menggunakan Modifikasi R&D berdasarkan hasil angket respon
(Sumber: M D Gall, Gall, & Borg, 2007) siswa dan observasi aktivitas siswa.

K- JTP: Vol. 06, No.02/Desember 2018. 161


a. Data hasil respon siswa b. Data aktivitas siswa
Data hasil angket respon siswa Data hasil observasi aktivitas
dianalisis secara deskriptif kuantitatif siswa dianalisis secara deskriptif
yaitu penilaian diberikan dengan kuantitatif. Data ini diperoleh
persentase. Data respon siswa berdasarkan hasil observasi selama
dihitung berdasarkan perhitungan kegiatan pembelajaran menggunakan
skor skala Guttman. media pembelajaran berbasis labora-
Tabel 1. Kriteria Skala Guttman torium virtual berlangsung.
Jawaban Skor Jika siswa melakukan kegiatan
Ya (Y) 1 pembelajaran sesuai dengan aspek
Tidak (T) 0 yang diamati, maka pada kolom “Ya”
diberi tanda centang, namun apabila
siswa tidak melakukan kegiatan
Data yang diperoleh dihitung
pembelajaran sesuai dengan aspek
persentasenya dengan rumus:
yang diamati, maka pada kolom
Juml skor hasil pengumpulan data
Persentase (%) = 𝑥100%
Skor kriteria “Tidak” diberi tanda centang.
Persentase angket yang diperoleh
Skor kriteria = skor tertinggi x jumlah aspek x
didasarkan pada skala Guttman tabel
jumlah responden
3.

Skor yang diperoleh diinter- Tabel 3. Skala Guttman untuk Analisis Lembar
pretasikan sebagai kelayakan media Aktivitas Siswa
Jawaban Nilai Skor
berdasarkan tabel 1. Dari kriteria
Ya (Y) 1
tersebut, maka media virtual
laboratorium yang dikembangkan Tidak (T) 0

dalam penelitian ini dikatakan efektif Data yang diperoleh selanjut-nya


apabila persentase dari respon siswa dianalisis menggunakan perhi-tungan
mencapai ≥ 61%. di bawah ini.

Tabel 2.. Kriteria Interpretasi Skor Hasil Angket


Respon Siswa

Persentase Krteria
Hasil dari perhitungan persentase
0% - 20% Sangat kurang
digunakan untuk mengetahui keefek-
21% - 40% Kurang
41% - 60% Cukup tifan media pembelajaran berbasis
61% - 80% Efektif laboratorium virtual yang dikem-
81% - 100% Sangat efektif
bangkan dengan menggunakan
interpretasi skor sesuai tabel 2.

K- JTP: Vol. 06, No.02/Desember 2018. 162


HASIL DAN PEMBAHASAN sebagian besar siswa di beberapa
Tahap Penyelidikan dan Pengum- sekolah negeri di Gresik memiliki
pulan Data latar belakang ekonomi yang baik.
Tahap ini bertujuan untuk Media belajar elektronik seperti
memperoleh informasi mengenai laptop atau notebook bukan lagi
lingkungan sekolah, karakteristik menjadi barang asing dan mewah
siswa, serta kurikulum dan indikator bagi siswa. Dalam suatu kelas
pembelajaran yang berlaku. berjumlah rata-rata 35 orang siswa,
Informasi-informasi tersebut diper- jumlah siswa yang memiliki laptop
oleh melalui studi literatur dan studi atau notebook mencapai 71,43%. Guru
lapangan. Studi lapangan dilakukan biasa memberikan penugasan kepada
dengan cara mengobservasi sekolah siswa dengan memanfaatkan laptop
yang dijadikan objek penelitian atau notebook yang dimiliki siswa,
dengan menyebarkan angket pra- misalnya dalam kegiatan presentasi.
penelitian serta melakukan wawan- Adapun kegiatan pembelajaran
cara dengan guru kimia dan siswa dengan media laboratorium virtual
kelas XI di sekolah tersebut. belum pernah dilakukan. Hal ini
Analisis siswa dilakukan dengan didukung oleh angket prapenelitian
mengidentifikasi usia, kemampuan yang menunjukkan bahwa sebanyak
akademik, motivasi terhadap mata 100% siswa belum pernah menggu-
pelajaran, serta pengalaman belajar nakan media pembelajaran berbasis
siswa. Berdasarkan hasil wawancara laboratorium virtual selama
terhadap guru kimia SMA di Gresik pembelajaran kimia di sekolah. Dari
diperoleh informasi bahwa rentang persentase tersebut, sebanyak 80%
usia siswa SMA berkisar antara 15-18 siswa menyatakan setuju jika pembe-
tahun. lajaran kimia dilakukan melalui
Berdasarkan teori belajar kognitif media pembelajaran berbasis labo-
yang dicetuskan oleh Piaget, rentang ratorium virtual.
usia ini dikategorikan dalam tahap Berdasarkan analisis kurikulum
operasional formal. Pada tahap ini, dan indikator pembelajaran di SMA
siswa telah mampu berpikir secara memberlakukan dua kurikulum yaitu
abstrak, menalar secara logis, dan kurikulum 2013 dan kurikulum 2013
mampu menarik kesimpulan dari revisi. Kurikulum 2013 diberlakukan
informasi yang tersedia. untuk siswa kelas XII dan XI,
Hasil wawancara dengan guru sedangkan kurikulum 2013 revisi
kimia juga menerangkan bahwa diberlakukan untuk siswa kelas X.

K- JTP: Vol. 06, No.02/Desember 2018. 163


Prinsip pembelajaran berdasarkan capai 90%. Adanya media pembel-
kurikulum 2013 revisi tertuang dalam ajaran berbasis laboratorium virtual
peraturan menteri pendidikan dan ini diharapkan dapat mendukung
kebudayaan nomor 22 tahun 2016, proses pembelajaran kimia yang
menyatakan bahwa siswa dituntut menyenangkan.
menjadi pebelajar yang aktif, dimana
siswa tidak selalu diberi tahu oleh Tahap Perencanaan
guru, melainkan dapat mencari tahu Pada tahap perencaan ini yaitu
pengetahuan dari berbagai macam membuat storyboard media pembel-
sumber belajar. Pembelajaran kimia ajaran berbasis laboratorium virtual
pada materi kimia unsur yang berisi visualisasi atau gambaran dari
umumnya berlangsung hanya disam- media yang akan dihasilkan. Media
paikan dengan metode ceramah dan berbasis laboratorium virtual
penugasan. Dengan metode tersebut, merupakan media berbasis komputer
sebanyak 66,67% siswa menyatakan dan dibuat melalui aplikasi flash
bahwa materi kimia unsur yang macromedia. Secara garis besar, isi dari
dipelajari masih dirasa cukup media yang dibuat adalah pada
membingungkan. gambar 2.
Lingkungan sekolah negeri di
Gresik rata-rata memiliki fasilitas
yang cukup lengkap. Setiap kelas
telah dilengkapi dengan LCD
proyektor. Selain itu, dalam
mendukung pembelajaran kimia,
sekolah juga dilengkapi dengan
laboratorium kimia dengan alat dan
bahan yang cukup memadai. Hanya
Gambar 2. Garis Besar Isi Media Berbasis
saja laboratorium kimia jarang Laboratorium Virtual
dimanfaatkan. Dalam pembelajaran
Media pembelajaran berbasis
materi kimia unsur misalnya, guru
laboratorium virtual terdiri dari dua
tidak mengadakan kegiatan prak-
bagian, yaitu halaman pembuka dan
tikum maupun demonstrasi
menu utama. Pada halaman pembuka
dikarenakan tingkat bahaya yang
terdapat identitas perancang media
tinggi. Padahal berdasarkan angket
yang meliputi instansi yang
prapenelitian persentase siswa yang
menaungi dan nama perancang.
senang melakukan praktikum men-

K- JTP: Vol. 06, No.02/Desember 2018. 164


Selain itu, bagian ini juga berisi tabel reaksi logam natrium dengan air.
periodik unsur. Tabel periodik unsur Secara garis besar, laboratorium
ditampilkan sebagai apersepsi. Kimia virtual berisi tentang informasi alat,
unsur bukan merupakan materi yang bahan, serta prosedur praktikum.
baru bagi siswa kelas XI. Pada kelas Dalam bagian ini siswa dapat
X siswa sudah belajar tentang mempraktikkan praktikum uji nyala
keperiodikan unsur yang di dalam- sebagai visualisasi mengenai sifat
nya juga mempelajari sedikit fisika golongan alkali serta dapat
pengetahuan mengenai kimia unsur. mempraktikkan praktikum reaksi
Sesuai dengan pembatasan masalah logam natrium dengan air yang
penelitian yang diangkat, media memvisualisasikan sifat kimia
pembelajaran yang dikembangkan golongan alkali.
hanya dibatasi pada golongan alkali
saja. Tahap Pengembangan Awal Produk
Setelah melewati halaman Tahap yang dilakukan setelah
pembuka, terdapat menu utama yang perencanaan adalah pengembangan
berisi kompetensi pembelajaran, awal format produk, dimana hasil
materi pembelajaran, laboratorium yang didapatkan pada tahap ini
virtual praktikum uji nyala, serta disebut sebagai draf I. Media
laboratorium virtual praktikum reaksi pembelajaran berbasis laboratorium
logam natrium dengan air. Kompe- virtual pada materi kimia unsur
tensi pembelajaran pada media dibuat melalui aplikasi flash
meliputi kompetensi inti dan macromedia dan menghasilkan software
kompetensi dasar sesuai dengan dengan format .rar. Adapun draf I
silabus mata pelajaran kimia yang dihasilkan adalah ssebagai
kurikulum 2013 revisi. Pada bagian berikut.
materi pembelajaran terdapat materi
tentang sifat fisika, sifat kimia, serta
kegunaan unsur atau senyawa
golongan alkali. Selain materi, ada
latihan soal yang berkaitan dengan
materi kimia unsur golongan alkali
yang dibahas. Bagian lain yang ada
dalam menu utama adalah labora- Gambar 3. Menu utama media berbasis
torium virtual tentang praktikum uji laboratorium virtual

nyala garam alkali serta praktikum

K- JTP: Vol. 06, No.02/Desember 2018. 165


hal ini media pembelajaran berbasis
laboratorium virtual pada materi
kimia unsur, telah benar dan sesuai
dengan kaidah ilmu yang berlaku.
Kriteria-kriteria yang dinilai pada
tahap ini ada tiga macam, antara lain:
kelayakan isi, kelayakan penyajian,
Gambar 4. Materi Sifat Unsur Golongan Alkali
dan kelayakan dari segi kebahasaan.
Instrumen yang digunakan pada
tahap ini ialah lembar validasi yang
berisi pernyataaan aspek yang dinilai
beserta kriteria peniliannya. Rentang
nilai yang diberikan adalah 1 hingga
5, dimana nilai 1 merujuk pada
kriteria buruk sekali, nilai 2 merujuk
Gambar 5. Praktikum Uji Nyala Garam Alkali pada kriteria buruk, nilai 3 berarti
sedang, nilai 4 berarti baik, dan nilai 5
memiliki makna nilai baik sekali.
Selain berisi nilai media, pada lembar
validasi juga terdapat kolom
komentar atau saran validator
terhadap media yang dinilai. Adanya
kolom komentar atau saran ini
bertujuan agar media yang dihasilkan
memiliki kualitas yang lebih baik.
Gambar 6. Praktikum Reaksi Na dengan Air Hasil validasi media yang telah
dikembangkan dijelaskan secara lebih
Tahap Validasi Media rinci sebagai berikut.
Media yang telah melalui tahap
Kelayakan isi
telaah dan diperbaiki sesuai dengan
Dilihat berdasarkan kriteria
saran penelaah. Selanjutnya dinilai
kelayakan isi, media pembelajaran
melalui tahap validasi. Validasi
berbasis laboratorium virtual yang
dilakukan oleh dua dosen kimia serta
dikembangkan memiliki kategori
dua guru kimia. Tahap validasi
penilaian sangat baik. Hal ini dapat
berguna untuk memastikan bahwa
dilihat berdasarkan gambar 7.
media yang dikembangkan, dalam

K- JTP: Vol. 06, No.02/Desember 2018. 166


Berdasarkan data pada diagram (BSNP) secara garis besar memuat
hasil validasi aspek kelayakan isi tentang kelayakan media yang
pada gambar 7, diperoleh persentase dikembangkan dari segi materi dan
keseluruhan sebesar 82,5%. Apabila kebenaran konsep yang disajikan.
diintepretasikan ke dalam tabel 2, Salah satu hal yang perlu diperha-
tentang interpretasi skor hasil tikan dalam aspek ini adalah
validasi, maka media yang keterkaitan kompetensi dasar serta
dikembangkan termasuk dalam indikator pembelajaran dengan
kategori sangat layak. materi yang disajikan.
Arsyad (2015) mengungkapkan
Hasil Validasi Aspek Kelayakan Isi
bahwa suatu media pembelajaran
100
harus memiliki fokus yang jelas pada
80
tujuan pembelajaran. Tujuan pembel-
60
40 ajaran mencakup kemampuan yang
20 diharapkan dapat dikuasai siswa
0 setelah proses pembelajaran selesai.
a b c d
Selain mampu mangakomodasi
Aspek Penilaian
indikator pembelajaran yang akan
Gambar 7. Diagram Hasil Validasi Kelayakan Isi dicapai, materi yang disajikan juga
harus memuat data yang akurat,
Keterangan:
sehingga dapat menambah wawasan
a : kesesuaian materi dengan
siswa dan tidak menimbulkan
kompetensi inti (ki) dan
miskonsepsi (Arsyad, 2015).
indikator pembelajaran yang
Ilustrasi yang disajikan dalam
akan dicapai.
media pembelajaran berbasis
b : kesesuaian soal yang disajikan
laboratorium virtual dirancang
dengan indikator.
semirip mungkin dengan kenyataan
c : kesesuaian/kebenaran konsep
yang ada, sehingga dapat men-
yang di sajikan.
dukung konsep yang disajikan
d : ilustrasi (gambar, grafik, dan
dengan benar. Stimulus belajar secara
sejenisnya) yang digunakan
verbal memberikan hasil belajar yang
jelas, relevan, dan dapat
lebih baik untuk tugas mengingat,
mendukung konsep yang
mengenali, serta menghubungkan
disajikan.
fakta dan konsep. Di sisi lain,
Aspek kelayakan isi berdasarkan
stimulus belajar secara verbal
Badan Standar Nasional Pendidikan
memberikan hasil belajar yang lebih

K- JTP: Vol. 06, No.02/Desember 2018. 167


baik pada pembelajaran yang tersimpan dalam memori otak juga
melibatkan ingatan yang berurutan. meningkat (Leow & Neo, 2015).
Pernyataan ini didukung teori kode Hasil penelitian yang relevan
ganda dari Paivio (2013) yang menunjukkan bahwa pembelajaran
mengatakan bahwa sistem kognitif dengan berbantuan virtual labora-
manusia terdiri dari dua subsistem torium akan memudahkan guru
antara lain sistem visual dan verbal. dalam mengimplementasikan pem-
Sebuah informasi yang disajikan belajaran. Dalam penelitian tersebut
secara visual dan verbal akan diingat dijelaskan bahwa aspek makroskopis,
lebih baik dibandingkan dengan submikroskopis, dan simbolik yang
disajikan hanya dengan salah satu merupakan tiga pilar kajian dalam
cara (Paivio, 1971, 2013). pembelajaran kimia lebih mudah
Bruner (2004) mengatakan bahwa dipahami oleh siswa dengan
belajar terjadi lebih ditentukan oleh pembelajaran berbantuan dengan
cara seseorang mengatur pesan atau virtual laboratorium (Dalton, 2016;
informasi, proses belajar akan terjadi Fiedler & Haruvy, 2009; Manikowati,
melalui tahap-tahap enaktif, ikonik, Iskandar, 2018; Liu, Valdiviezo-Díaz,
dan simbolik (Bruner, 2004; McLeod, Riofrio, Sun, & Barba, 2015; Morozov
2012). Implikasi dari teori kognitif et al., 2004; Pyatt & Sims, 2012; Yusuf,
dalam virtual laobratorium yaitu Widyaningsih, & Purwati, 2015).
dapat menyajikan materi pembe-
lajaran dengan bentuk gambar atau Kelayakan penyajian
icon, maupun dengan teks dengan Aspek yang dinilai pada
tampilan yang variatif sehingga kelayakan penyajian terdiri dari enam
pemahaman siswa pada suatu konsep hal dan disajikan dalam gambar 8.
lebih mendalam yang dapat disimpan Berdasarkan gambar 8, rata-rata
dalam memori dalam waktu yang persentase keseluruhan hasil validasi
relatif lama (McLeod, 2012). Hal ini pada aspek kelayakan penyajian
didukung hasil penelitian Leow adalah 83%.
(2015) yang menyatakan selain
memperdalam pemahaman siswa,
unsur-unsur dalam media seperti
video dan animasi membantu siswa
mendapatkan informasi yang
lebih rinci sehingga kapasitas untuk

K- JTP: Vol. 06, No.02/Desember 2018. 168


Hasil Validasi Aspek Kelayakan
media berbasis visual yang berfungsi
Penyajian sebagai alat bantu dalam proses
100
85
90
85 85 belajar mengajar dan diharapkan
80
80 75 dapat memengaruhi lingkungan
60 belajar menjadi lebih baik. Pemakaian
a b c d e f media pembelajaran dalam proses
Aspek Penilaian belajar mengajar mampu membang-
kitkan keinginan dan minat baru,
Gambar 8. Diagram hasil validasi kelayakan
meningkatkan motivasi dalam
Penyajian
kegiatan belajar, bahkan mampu
Keterangan:
a : Materi pada media disajikan membawa pengaruh psikologis bagi
secara sistematis (mulai dari hal siswa. Pendapat yang sama juga
yang sederhana lalu menuju hal dikemukakan oleh Levie & Lentz
yang kompleks). (2012), bahwa media pembelajaran,
b : Ilustrasi (gambar, tabel, grafik, khususnya media visual, mampu
dan sejenisnya) yang disajikan menarik minat dan perhatian siswa
mampu mempermudah siswa untuk berkonsentrasi pada materi
dalam memahami materi. yang dibahas. Adanya ketertarikan
c : Format penyajian materi me- ini memberikan kemungkinan yang
narik sehingga dapat memoti- besar dalam pencapaian tujuan
vasi siswa. belajar (Arsyad, 2015; Purnomo,
d : Petunjuk pengoperasian media Ratnawati, & Aristin, 2016; Schnotz,
telah jelas. Baadte, Johnson, & Mengelkamp,
e : Kualitas ilustrasi telah baik dari 2012; Yusuf et al., 2015).
segi tata letak, ukuran, warna,
dan pencahayaan. Kelayakan kebahasaan
Berkaitan dengan interpretasi Hasil validasi terkait dengan
skor hasil validasi, maka kelayakan kelayakan bahasa pada media
media berbasis laboratorium virtual pembelajaran berbasis laboratorium
dalam segi penyajian dikategorikan virtual dapat dilihat pada gambar 9.
sangat layak. Karena nilai yang
diperoleh berada pada rentang 81-
100%.
Media pembelajaran berbasis
laboratorium virtual merupakan

K- JTP: Vol. 06, No.02/Desember 2018. 169


laboratorium virtual termasuk ke
Hasil Validasi Aspek Kelayakan
Kebahasaan dalam kategori sangat layak. Karena
95 persentase yang didapatkan berada
90 pada rentang penilaian 81-100%.
85 Aspek Media pembelajaran merupakan
Penilaian
Gambar
80 3. Diagram hasil validasi media komunikasi yang berfungsi
kelayakan
75 kebahasaan sebagai perantara atau pengantar
a b c d e f g pesan dari pengirim ke penerima
pesan, dengan demikian tata bahasa
Gambar 9. Diagram Hasil Validasi Kelayakan
Kebahasaan yang digunakan perlu untuk
Keterangan: diperhatikan. Bahasa yang digunakan
a : Ketepatan penggunaan ejaan dalam mengembangkan suatu media
bahasa Indonesia yang benar. pembelajaran harus disesuaikan
b : Menggunakan bahasa atau dengan ejaan Bahasa Indonesia yang
istilah yang mudah dipahami. benar. Selain itu, bahasa media juga
c : Kesesuaian bahasa atau istilah harus disesuaikan karakteristik siswa,
yang digunakan dengan usia sehingga pesan dapat dipahami
siswa. dengan baik oleh siswa dan tidak
d : Menggunakan kalimat yang menimbulkan penafsiran yang salah.
sederhana dan mudah Kriteria kebahasaan meliputi
dipahami. ketepatan, keterbacaan, keruntutan
e : Menggunakan kalimat yang bahasa serta penggunaan istilah dan
jelas dan tidak ambigu simbol yang sesuai dan benar. Media
(menimbulkan penafsiran adalah perantara atau pengantar
ganda) pesan dari pengirim ke penerima
f Menggunakan istilah/simbol/ pesan. Pemilihan kata (diksi) yang
lambang secara konsisten. mudah dipahami dalam media sangat
g Terdapat keruntutan antar- dibutuhkan sesuai dengan pengertian
kalimat maupun antarparagraf. media di atas. Jadi media yang
Berdasarkan diagram tentang dikembangkan sudah valid dari
hasil validasi media terhadap aspek bahasa dimana bahasa yang
kelayakan kebahasaan di atas, maka digunakan benar dan mudah dipa-
diperoleh hasil penilaian rata-rata hami (Heinich, 1984; Sangsawang,
sebesar 86,43%. Hasil persentase 2015).
penilaian tersebut menunjukkan
bahwa media pembelajaran berbasis

K- JTP: Vol. 06, No.02/Desember 2018. 170


Tahap Uji Coba Awal soal pada LKS, siswa tidak hanya
Tahap uji coba bertujuan untuk dituntut untuk membaca dan men-
mengetahui keefektifan media yang dengarkan penjelasan peneliti, namun
dikembangkan sebagai media siswa juga harus mencoba simulasi
pembelajaran ditinjau dari aktivitas praktikum yang telah disediakan.
dan respon siswa. Pada bagian ini, siswa sangat
Tahap-tahap uji coba awal antusias dan aktif mencoba menjalan-
dimulai dengan pembagian lembar kan animasi pada media sehingga
kerja siswa kepada masing-masing suasana kelas menjadi hidup.
siswa serta pemberian media Berdasarkan hal tersebut, media
pembelajaran berbasis laboratorium pembelajaran berbasis laboratorium
virtual. Sebelum menginstall aplikasi virtual mampu menarik dan
media pembelajaran berbasis labora- mengarahkan perhatian siswa untuk
torium virtual, siswa diberikan berkonsentrasi pada materi pembe-
tayangan terkait dengan proses lajaran.
pembuatan garam dapur. Garam Hal ini sejalan dengan fungsi
dapur (NaCl) merupakan senyawa media pembelajaran menurut Levie &
golongan alkali yang sangat umum Lentz (2012), bahwa media
dijumpai dalam kehidupan sehari- pembelajaran khususnya media
hari. visual memiliki fungsi atensi yaitu
Selama video ditayangkan, mampu menarik dan mengarahkan
seluruh siswa memperhatikan secara perhatian siswa kepada materi yang
antusias, sebab sebagian besar siswa dipelajari, dengan demikian kemung-
belum mengetahui proses pembuatan kinan untuk memperoleh dan meng-
garam. Penayangan video ini ingat isi materi akan semakin besar
bertujuan untuk membangkitkan (Schnotz et al., 2012).
motivasi siswa dalam belajar materi Setelah bekerja secara mandiri
kimia unsur golongan alkali. dalam mengisi LKS, siswa diberi
Selanjutnya, siswa menginstal waktu untuk mendiskusikan jawaban
aplikasi media yang dikembangkan mereka dengan rekan satu bangku
dan peneliti menyampaikan materi sebelum akhirnya siswa mempresen-
kimia unsur sesuai dengan yang tasikan hasil diskusi mereka di depan
disajikan dalam media. Pada fase ini, kelas. Setelah siswa mempresentasi-
siswa secara individu mengisi lembar kan jawabannya, siswa lain diberi
kerja siswa (LKS) yang telah kesempatan untuk mengomentari
dibagikan. Untuk dapat menjawab

K- JTP: Vol. 06, No.02/Desember 2018. 171


jawaban siswa yang melakukan Berdasarkan hasil angket respon
presentasi. siswa yang bertujuan untuk menge-
Adapun data yang didapatkan tahui ketertarikan siswa terhadap
pada tahap uji coba awal meliputi media, maka diperoleh persentase
data observasi aktivitas siswa dan rata-rata sebesar 98%. Angka ini
data angket respon siswa terkait menunjukkan bahwa media pembe-
dengan pembelajaran kimia unsur lajaran berbasis laboratorium virtual
menggunakan media berbasis tergolong sangat praktis jika diterap-
laboratorium virtual. kan dalam proses belajar mengajar.
Observasi aktivitas siswa yang Ditinjau dari aspek yang berkait-
dilakukan pada saat berlangsungnya an dengan kemudahan dalam meng-
uji coba awal media pembelajaran gunakan media, masih ada siswa
berbasis laboratorium virtual yang merasa media pembelajaran
bertujuan untuk mengetahui keefek- berbasis laboratorium virtual tidak
tifan media yang dikembangkan. mudah dioperasikan.
Observasi ini dilakukan oleh Untuk aspek yang terkait dengan
pengamat dengan instrumen lembar kemudahan siswa dalam memahami
observasi aktivitas siswa. materi dapat diidentifi-kasi dari
Dengan dilakukannya kegiatan kemampuan media virtual untuk
observasi ini, maka dapat diketahui dapat memandu siswa belajar secara
aktivitas siswa selama uji coba mandiri. Demikian halnya dengan
berlangsung. Adapun jumlah kemudahan untuk mem-pelajari.
pengamat pada kegiatan ini adalah materi kimia unsur, khususnya
dua orang, mengamati siswa yang golongan alkali dan alkali tanah,
berjumlah sepuluh orang. memperoleh persentase 100%.
Respon siswa ditinjau dari Berdasarkan hasil angket respon
beberapa aspek yang bertujuan untuk siswa yang diuraikan di atas, maka
mengetahui ketertarikan siswa diperoleh persentase rata-rata sebesar
terhadap media yang dikembangkan 93,33%. Angka ini menunjukkan
yaitu media pembelajaran berbasis bahwa media pembelajaran berbasis
laboratorium virtual. Tujuan kedua laboratorium virtual tergolong sangat
adalah untuk mengetahui kemudah- praktis jika diterapkan dalam proses
an siswa dalam memahami materi belajar mengajar
yang ada pada media serta kemudah-
an penggunaan media.

K- JTP: Vol. 06, No.02/Desember 2018. 172


SIMPULAN Chen, C., Jones, K. T., & Xu, S,. 2015.
Berdasarkan hasil penelitian media The Association Between Students
pembelajaran pada materi kimia Style of Learning Preferences, Social
Presence, Collaborative Learning and
unsur berbasis laboratorium virtual
Learning Outcome. Journal of
yang dikembangkan layak diguna-
Educators (Online). Vol. 15 (1)
kan. Simpulan tersebut diperoleh 2018. https://doi.org/10.9743/
berdasarkan syarat kelayakan yang JEO2018.15.1.3
telah terpenuhi antara lain; media Dalton, M. A. P. L. V. 2016. General
pembelajaran berbasis laboratorium Chemistry 1045 Laboratory
virtual pada materi kimia unsur yang Manual. In Virginia Polytechnic
Institute and State University.
dikembangkan dinyatakan valid
https://doi.org/10.1177/009127000
dengan kategori kevalidan sangat 7300953
valid, dengan persentase validitas Del Carlo, D. I., & Bodner, G. M,.
≥61%. Media pembelajaran berbasis 2004. Students’ Perceptions of
laboratorium virtual pada materi Academic Dishonesty in the
kimia unsur yang dikembangkan Chemistry Classroom Laboratory.
Journal of Research in Science
dinyatakan praktis. Hal ini
Teaching. Vol. 41 (1) Januari 2004.
didasarkan hasil observasi aktivitas
pp. 47-64. https://doi.org/10.1002
dan respon siswa. Hasil observasi /tea.10124
ativitas siswa memperoleh kategori Dobrzański, L. A., & Honysz, R. 2011.
sangat baik/sangat praktis dengan Virtual examinations of alloying
persentase 88,75%, sementara hasil elements influence on alloy
angket respon siswa dikategorikan structural steels mechanical
properties, Journal of Achieve-
sangat baik/sangat praktis dengan
ments in Materials and
persentase sebesar 96,25%.
Manufacturing Engineering Vol.
Pustaka Acuan 49 No. 2, pp. 251–258.
Arsyad, Azhar. 2015. Media Fiedler, M., & Haruvy, E. 2009. The lab
Pembelajaran. Jakarta: PT Raja versus the virtual lab and virtual
Grafindo Persada field-An experimental investigation
Bruner, J. 2004. Where M& A Pays of trust games with communication.
and Where It Strays: A Survey of the Journal of Economic Behavior and
Research. Journal of Applied Organization. Vol. 72, No. 2, pp.
Corporate Finance, Vol. 16 (4). pp 716-724. https://doi.org/10.1016/
63-76.doi:10.1111/j.1745-6622.2004. j.jebo.2009.07.013
00007.x Gall, M. D., Borg, W. R., & Gall, J. P.
1996. Educational research: An

K- JTP: Vol. 06, No.02/Desember 2018. 173


introduction (6th ed). New York, Science E-learning. Procedia
England: Longman Publishing. Computer Science. Vol. 75 (2015)
Gall, M. D., Borg, W. R., & Gall, J. P. pp. 95-102, https://doi.org/
2006. Educational research: an 10.1016/j.procs.2015.12.224
Introduction (8th ed.). New York: Mahanta, A., & Kumar Sarma, K.
Logman Inc. 2012. Online Resource and ICT-
Gall, M. D., Gall, J. P., & Borg, W. R. Aided Virtual Laboratory Setup.
2007. An Introduction to International Journal of Computer
Educational Design Research. Applications, Vol 52, Issue 6 (0975
Boston: Pearson/Allyn & Bacon. –8887). https://doi.org/10.5120/
Heinich, R. 1984. The Proper Study of 8210-1622
Instructional Technology. Educa- Manikowati, Iskandar, D., 2018.
tional Comunication and Pengembangan Mobile Virtual
Technology Journal. Vol. 32. No. Laboratorium Untuk Pembelajar-an
2pp. 67-88. Praktikum Siswa SMA, Kwangsan,
Ismail. I, Anna Permanasari, & Vol. 06, No. 1,hal. 23–42. DOI:
Setiawan, W. 2016. Efektivitas https://doi.org/10.31800/jtp.kw.v6
Virtual Lab Berbasis STEM dalam n1.p23--42
Meningkatkan Literasi Sains Siswa Martínez, G., Naranjo, F. L., Pérez, A.
dengan Perbedaan Gender. Jurnal L., Suero, M. I., & Pardo, P. J.
Inovasi Pendidikan IPA. Vol, 2, 2011. Comparative Study of The
No. 2, hal. 190-201 Effectiveness of Three Learning
Lafarge, D. L., Morge, L. M., & Environments: Hyper-realistic
Méheut, M. M. 2014. A new higher Virtual Simulations, Traditional
education curriculum in organic Schematic Simulations and
chemistry: What questions should be Traditional Laboratory. Physical
asked? Journal of Chemical Review Special Topics-Physics
Education. Vol. 91 No.2. pp. 173- Education Research, Vol 7(2), pp.
178, https://doi.org/10.1021/ed 1–12. https://doi.org/10.1103/
300746e PhysRevSTPER.7.020111
Leow, F.-T., & Neo, M. 2015. McLeod, S. 2012. Bruner - Learning
Redesigning for Collaborative Theory in Education, Simply
Learning Environment: Study on Psychology. https://www.simply-
Students’ Perception and Interaction psychology.org/bruner.html
in Web 2.0 Tools. Procedia-Social Morozov, M., Tanakov, A.,
and Behavioral Sciences. Vol. 176 Gerasimov, A., Bystrov, D., &
(2015) pp. 186-193, https://doi.org/ Cvirco, E. 2004. Virtual chemistry
10.1016/j.sbspro.2015.01.460 laboratory for school education.
Liu, D., Valdiviezo-Díaz, P., Riofrio, Proceedings-IEEE International
G., Sun, Y. M., & Barba, R. 2015. Conference on Advanced
Integration of Virtual Labs into Learning Technologies, ICALT, 31

K- JTP: Vol. 06, No.02/Desember 2018. 174


Agustus-1 september 2004. sity Press. doi:10.1017/
https://doi.org/10.1109/ICALT.200 CBO9781139048224.019
4.1357486 Sirhan, G. 2007. Learning Difficulties in
Paivio, Allan. 2013. Dual coding theory, Chemistry. Journal of Turkish
word abstractness, and emotion: A Science Education, Vol. 4, (2007)
critical review of Kousta et al.” pp. 2–20.
Journal of Experimental Psychology. Sjöström, J., & Talanquer, V. 2014.
Vol. 142 (1), pp. 282-287. Humanizing chemistry education:
doi:0.1037/a0027004 From simple contextualization to
Purnomo, A., Ratnawati, N., & multifaceted problematization.
Aristin, N. F. 2016. Pengembangan Journal of Chemical Education.
Pembelajaran Blended Learning Vol. 91, No. 8, pp. 1125-1131.
Pada Generasi Z. Jurnal Teori dan https://doi.org/10.1021/ed5000718
Praksis Pembelajaran IPS. Vol. 1, Suprapto,N., Abidah, A., Dwiningsih,
No. 1, hal. 70-77, K., Jauhariyah, M. N. R., &
http://dx.doi.org/10.17977/jtp2ips. Saputra, A. 2018. Minimizing
v1i1.5 Misconception of Ionization Energy
Pyatt, K., & Sims, R. 2012. Virtual and TThrough three-tier Diagnostic Test.
Physical Experimentation in Inquiry- Periodico Tche Quimica.Vol. 15
Based Science Labs: Attitudes, (30): pp. 387-396.
Performance and Access. Journal of Tatli, Z., & Ayas, A. 2010. Virtual
Science Education and laboratory applications in chemistry
Technology. Vol. 21, No. 1, pp. education. Procedia - Social and
133-147, https://doi.org/10.1007/ Behavioral Sciences. Vol.9, (2010),
s10956-011-9291-6 pp. 938-942. https://doi.org/
Sangsawang, T. 2015. Instructional 10.1016/j.sbspro.2010.12.263
Design Framework for Educational Ulil Arham, U., & Dwiningsih, K.
Media. Procedia-Social and 2016. Kelayakan Multimedia
Behavioral Sciences. Vol. 176 Feb Interaktif Berbasis Blended Learning
2015, pp. 65-80. https://doi.org/ Pada Materi Pokok Kimia Unsur.
10.1016/j.sbspro.2015.01.445 Unesa. Journal of Chemical
Schnotz, W., Baadte, C., Johnson, A., Education. Vol. 5, No.2, pp.345-
& Mengelkamp, C. 2012. 352, May 2016
Knowledge acquisition from verbal Wu, Y. T. 2013. Research trends in
and pictorial information. In J. Kirby technological pedagogical content
& M. Lawson (Eds.), Enhancing knowledge (TPACK) research: A
the Quality of Learning: review of empirical studies published
Dispositions, Instruction, and in selected journals from 2002 to
Learning Processes (pp. 339-365). 2011. British Journal of
Cambridge: Cambridge Univer- Educational Technology. Vol. 44,

K- JTP: Vol. 06, No.02/Desember 2018. 175


No. 3 pp. E73-E76. https://doi.org/
10.1111/j.1467-8535.2012.01349.x
Yusuf, I., Widyaningsih, S. W., &
Purwati, D. 2015. Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Fisika
Modern Berbasis Media
Laboratorium Virtual Berdasarkan
Paradigma Pembelajaran Abad 21
Dan Kurikulum 2013. Jurnal
Pancaran Pendidikan. Vol. 4 No. 2
(2015), pp. 189-200

K- JTP: Vol. 06, No.02/Desember 2018. 176

You might also like