You are on page 1of 15

ABSTRACT

Nindi Itsna Fariha


Universitas Negeri Semarang
Email : nindi.itsna@gmail.com/ nindiitsna@studentsunnes.ac.id

This mini research is based on online learning set by the Ministry of Education,
Culture, Research, and Technology due to the pandemic situation in early 1010 until now.
This mini-research aims to determine the effect of online learning of dance subjects
contained in SPdB on the application of peer tutor learning methods. In online learning,
most educators use learning media. Educators use a lot of media such as dance videos that
are interesting and easy to understand by students, which are displayed through gmeet or
zoom when conducting online teaching and learning activities to provide real examples to
students, or directly sending videos to parents so that students can repeat the video as many
times as they like want to watch.
This mini-research uses qualitative research methods to describe the effect of peer
tutoring methods on dance learning at the elementary level in my area in online learning.
Data were obtained through interviews, observations, and online documentation through
questionnaires.
The results showed that online learning applied to elementary school students in the
scope of this SPdB subject mostly produced better outputs than offline learning. This is
because students can be free to be creative with their parents, especially with their peers.

Keywords : Online Learning, Dance Education, Peer Tutor Method.


ABSTRAK
Nindi Itsna Fariha
Universitas Negeri Semarang
Email : nindi.itsna@gmail.com/ nindiitsna@studentsunnes.ac.id

Mini riset ini berlatar belakang dari pembelajaran daring yang ditetapkan oleh
Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dikarenakan situasi pandemi pada
awal 1010 hingga sekarang ini. Mini riset ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pembelajaran daring pada mata pelajaran seni tari yang termuat dalam SPdB terhadap
aplikasi metode pembelajaran tutor sebaya. Dalam pembelajaran secara daring, sebagian
besar pendidik menggunakan media pembelajaran. Pendidik banyak memanfaatkan media
seperti video tari yang menarik dan mudah dipahami oleh peserta didik, yang ditayangkan
melalui gmeet atau zoom saat melakukan kegiatan belajar mengajar secara daring guna
memberikan contoh nyata kepada peserta didik, atau secara langsung mengirimkan sebuah
video kepada orang tua peserta didik agar peserta didik dapat mengulangi video sebanyak
yang ingin mereka tonton.
Mini riset ini menggunakan metode penelitian kualitatif untuk mendeskripsikan
pengaruh metode tutor sebaya dalam pembelajaran seni tari pada jenjang Sekolah Dasar
daerah saya dalam pembelajaran secara daring. Data diperoleh melalui wawancara, observasi,
dan dokumentasi secara online melalui media angket.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran secara daring yang diterapkan
pada peserta didik jenjang Sekolah Dasar dalam cakupan mata pelajaran SPdB ini, sebagian
besar menghasilkan output yang lebih baik daripada pembelajaran secara luring. Hal ini
dikarenakan peserta didik dapat dengan leluasa dalam berkreativitas bersama orang tua dan
terlebih lagi bersama teman sebayanya.
Kata kunci : Pembelajaran Daring, Pendidikan Seni Tari, Metode Tutor Sebaya.
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Metode pembelajaran adalah suatu strategi yang diterapkan oleh guru dalam
penyampaian materi kepada peserta didik dengan maksud tercapainya tujuan
pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran, demi tercapainya tujuan pembelajaran
diperlukan metode yang tepat. Metode pembelajaran menurut Sanjaya (1006:147) adalah
“cara yang digunakan untuk menginplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal”. Menurut Istarani
(1017 : 1) “Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran
yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara
individual ataupun secara kelompok”.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran adalah cara melaksanakan pembelajaran yang dilakukan oleh guru agar
tercapainya tujuan pendidikan. Dalam masa pandemi seperti sekrang, proses kegiatan
belajar mengajar dilangsungkan secara dalam jaringan (daring) dari berbagai pihak
jenjang pendidikan mulai dari Taman Kanak-Kanak hingga Peguruan Tinggi. Pendidikan
merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan di sekolah maupun luar sekolah yang
memberikan perubahan terhadap diri seseorang. Di dalam pendidikan terdapat proses
yang disebut pembelajaran yaitu “suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang guru atau
pendidik untuk membelajarkan siswa yang belajar” (Ruhimat dkk, thn. 1011, hlm. 128).
Maka dari itu, pembelajaran merupakan kegiatan interaksi antara guru dan siswa
untuk memberikan suatu pengetahuan yang tadinya tidak tahu menjadi mengetahui. Pada
pendidikan formal (sekolah), pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam
desain intruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan kepada
penyediaan sumber belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
merupakan kegiatan yang paling utama dalam proses pendidikan di sekolah. Untuk
pembelajaran seni dan budaya dewasa ini, umumnya belum mencapai tujuan seperti apa
yang diharapkan. Berdasarkan pengamatan, hal yang menyebabkan kondisi seperti itu
adalah, kurangnya sumber daya dan kompetensi guru seni budaya di sekolah-sekolah,
baik dalam segi kompetensi dalam pemilihan metode yang sesuai, penggunaan media,
sarana dan prasarana, serta dukungan dari pihak terkait. Padahal jika dilihat dari segi
fungsinya, pembelajaran seni budaya berperan dalam pembentukan peserta didik yang
harmonis dan berbudaya. Pembelajaran seni tari adalah pembelajaran seni budaya yang
berusaha menggali dan mengembangkan potensi dan estetika peserta didik. Maka dengan
demikian pembelajaran seni tari di sekolah merupakan salah satu komponen untuk
pembinaan peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Salah satu metode dalam pembelajaran yang menjadi fokus penulis adalah metode
tutor sebaya. Metode tutor sebaya diharapkan peserta didik dapat lebih memahami materi
yang diajarkan secara menyeluruh. Sistem pembelajaran metode tutor sebaya memiliki
kriteria yaitu peserta didik yang mampu atau memiliki potensi lebih akan menjadi tutor
bagi temannya yang kurang mampu dalam memahami materi pembelajaran. Oleh karena
itu, dibutuhkan metode pembelajaran baru yang harus diterapkan guru dalam
pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan siswa. Selama ini guru hanya memakai
metode konvensional dimana peserta didik hanya melakukan proses belajar mengajar
dengan guru.
Pembelajaran tutor sebaya merupakan pembelajaran yang terpusat pada siswa, dalam
hal ini siswa belajar dari siswa lain yang memiliki status umur, kematangan/harga diri
yang tidak jauh berbeda dari dirinya sendiri, sehingga anak tidak merasa begitu terpaksa
untuk menerima ide-ide dan sikap dari “gurunya” yang tidak lain adalah teman sebayanya
itu sendiri. Metode tutor sebaya lebih menekankan pada keaktifan peserta didik dalam
proses pembelajaran seni tari karena metode ini menggunakan teman atau siswa itu
sendiri sebagai tutor atau pengajar selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Melalui metode ini, interaksi diantara siswa akan terbina karena tidak ada kecanggungan
yang biasanya ada ketika berhadapan dengan guru. Menurut peneliti, cara tersebut sangat
membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kegiatan tersebut merupakan
salah satu penerapan dari metode tutor sebaya.
Berdasarkan penjelasan diatas, metode tutor sebaya nantinya akan digunakan penulis
dalam mini riset mengenai aplikasi metode tutor sebaya terhadap peningkatan
pembelajaran seni tari Sekolah Dasar setempat dengan kondisi pembelajaran yang
dilangsungkan secara dalam jaringan (daring). Dengan hal demikian, mini riset ini
memiliki judul “Aplikasi Metode Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Pembelajaran
Seni Tari di Sekolah Dasar dalam Lingkup Daring”.

B. Rumusan Masalah Penelitian


Berdasarkan kepada latar belakang masalah yang telah peneliti paparkan, maka peneliti
merumuskan masalah penelitian ini dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi pembelajaran secara dalam jaringan (daring) pada mata pelajaran
Seni Tari di Sekolah Dasar?
2. Bagaimana prosedur pembelajaran seni tari pada jenjang Sekolah Dasar dengan
mengaplikasikan metode tutor sebaya?
3. Bagaimana meningkatkan hasil pembelajaran seni tari di Sekolah Dasar melalui
aplikasi metode tutor sebaya?

C. Tujuan Penelitian
Secara umum, mini riset ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis penerapan
metode tutor sebaya dalam meningkatkan pembelajaran seni tari di Sekolah Dasar dalam
lingkup daring. Tujuan khusus mini riset ini bertujuan untuk hal-hal sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan kondisi pembelajaran secara dalam jaringan (daring) pada mata
pelajaran seni tari di Sekolah Dasar daerah peneliti setempat.
2. Mendeskripsikan prosedur atau proses pembelajaran seni tari pada jenjang Sekolah
Dasar dengan mengaplikasikan metode tutor sebaya.
3. Mendeskripsikan hasil dari aplikasi metode tutor sebaya untuk meningkatkan
pembelajaran seni tari di Sekolah Dasar daerah peneliti setempat dalam lingkup
daring.
BAB II

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian pengisian kuosioner terhadap 10 SD yang ada
di Kabupaten Pati dengan menggunakan metode tutor sebaya. Selain itu, karena di
dapatkan data yang masih kurang, yakni masih banyak Sekolah Dasar di Kabupaten Pati
yang tidak menjadikan seni tari sebagai salah satu mata pelajaran, maka peneliti
menambah penelitian dengan mengadakan pelatihan secara langsung bagaimana siswa-
siswa kelas 1 pada MI (dekat rumah peneliti) berinteraksi dengan teman sebayanya dalam
berlatih sebuah gerakan seni tari dibanding dengan dilatih secara langsung oleh peneliti.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian kuosioner maupun obeservasi secara langsung ini memiliki 4
tahapan, yaitu: perencanaan, tindakan, evaluasi, dan refleksi. Keempat tahapan penelitian
ini dilaksanakan secara berkesinambungan dari teknik kuosioner ke teknik observasi
secara langsung. Setiap 1 teknik penelitian memiliki 4 tahapan dan dilanjutkan oleh
teknik kedua dengan tahapan yang sama.
C. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan melalui angket atau kuosioner online yang diisi oleh partisipan
dari dari 10 jenis SD yang ada di Kabupaten Pati. Tak hanya itu, penelitian dengan teknik
observasi secara langsung dilakukan di rumah kediaman salah satu peserta didik kelas 1
Madrasah Ibtidaiyah yang ada di Dukuh Pondok, Rt 02 Rw 06, Kecamatan Gabus
Kabupaten Pati. Tempat ini dipilih untuk penelitian karena banyak anak-anak atau teman
sebaya dari siswa kelas 1 ini yang suka bermain di rumahnya, sehingga akan lebih
memudahkan mengumpulkan anak-anak sebagai objek dalam observasi secara langsung.
Mereka merupakan siswa kelas 1 yang mana di sekolahnya tidak terdapat pembelajaran
seni tari secara khusus, akan tetapi ketika mereka diperlihatkan sebuah tarian melalui
video, mereka masih malu-malu untuk untuk mengikuti tahap per tahap gerakan yang ada
di dalam video. Sehingga peneliti mencoba melakukan metode pembelajaran yang lain
yaitu metode tutor sebaya untuk meningkatkan minat objek.
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian teknik angket atau kuosioner ini adalah sejumlah Sekolah Dasar
yang ada di Kabupaten dengan jumlah 10 Sekolah Dasar yang berbeda. Selain itu,
observasi secara langsung juga dilaksanakan dengan subjek penelitian dari sejumlah
anak-anak Kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah dengan jumlah anak laki-laki 7 orang dan anak
perempuan 7 orang. Mereka dipilih untuk menjadi objek karena anak-anak tersebut
merupakan siswa kelas 1 yang mana di sekolahnya tidak terdapat pembelajaran seni tari
secara khusus. Sehingga peneliti mencoba mengenalkan pembelajaran seni tari dengan
melalui sebuah video dan melakukan metode pembelajaran yang lain yaitu metode tutor
sebaya, sehingga dengan metode tutor sebaya ini peneliti berharap mampu
meningkatkatkan minat belajar anak-anak terhadap pembelajaran praktek tari.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi angket atau kuosioner, studi pustaka
observasi, dan observasi secara langsung yang dilakukan sebagai berikut:
1. Studi angket atau kusioner
Studi angket digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah pengisian kuosioner
online dalam bentuk struktur. Di mana peneliti telah merancang berbagai macam
pertanyaan yang terdapat di dalam angket yang selanjutnya di sebarkan kepada 10
jenis Sekolah Dasar yang ada di Kabupaten Pati.
2. Studi pustaka observasi
Studi pustaka yang digunakan peneliti adalah peneliti mengobservasi jurnal-jurnal
ilmiah terkait pembelajaran seni tari dapat membantu peneliti dalam hal penulisan.
3. Observasi secara langsung
Observasi yang dilakukan peneliti dengan mengamati pada saat pemutaran video
dengan pembelajaran praktek tari dan berpartisipasi langsung dengan kehidupan objek
yang sedang diteliti untuk mengukur minat objek.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengolah data yang diperoleh dari hasil pengumpulan
data. Analisis data merupakan proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam
suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar (Moleong, 1006: 88). Analisis data yang
dipergunakan meliputi analisis data kualitatif dan kuantitatif. 1. Analisis Data Kualitatif
Dalam analisis kualitatif penelitian ini peneliti mengadopsi teknik Miles dan Hubberman
(1992: 16).
a) Reduksi data
b) Penyajian data
c) Penarikan kesimpulan
BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dari 10 objek Sekolah Dasar yang ada di Kabupaten menyatakan bahwa 50% belum
terdapat atau belum menerapkan pembelajaran seni tari yang dikhususkan. Sekolah Dasar ini
masih memuat seni tari hanya sebagai teori yang termuat dalam mata pelajaran SBdP (Seni
Budaya dan Pakarya).
Data nama Sekolah Dasar yang menjadi objek diantaranya :

Nomor Nama Sekolah Dasar Lokasi


1. SDN Danyangmulyo 02 Danyangmulyo
2. SDN METARAMAN Pati
3. SD N Jembangan 01 Batangan
4. SD Negeri Karangsari 01 Cluwak
5. SDN DUKUHSETI 01 Dukuhseti
6. SD N Gabus 01 Gabus
7. SD Negeri Gembong 02 Gembong
8. SD N JIRAHI 01 Gunungwungkal
9. SD Negeri LUNDO Jaken
10. SDN Pekuwon Juwana

Hasil data menunjukkan bahwa dari 10 Sekolah dasar, 5 diantaranya belum


menerapkan pembelajaran seni tari, 2 diantaranya menerapkan pembelajaran seni tari dengan
pertemuan satu minggu satu kali, dan 3 diantaranya menerapkan pembelajaran seni tari
dengan pertemuan tiga minggu satu kali.

Alat atau media pembelajaran yang aplikasikan pada saat pembelajaran secara daring
pun beragam, yakni 5 sekolahan diantaranya menerapkan metode campuran berupa
penjelasan teori dariGuru dan praktik berdasarkan alatmedia seperti video, 4 diantaranya
menerapkan 100% penjelasan teori dari guru atau pendidik, dan 1 diantaranya menerapkan
praktik dengan berkelompok teman sebaya.
Akan tetapi, pada kondisi daring seperti sekarang, dalam upaya meningkatkan hasil
belajarserta keterampilan pada pembelajaran seni tari yang termuat dapat SBdP, 8 partisipan
dominan memilih pada opsi dengan menggunakan alternatif metode berupa berlatih dengan
teman sebaya melalui pemahaman materi berupa video yang menarik. Dan terdapat 2
pastisipan yang memilih tetap menggunakan 100% teori/penjelasan dari guru yang
dilangsungkan melalui gmeet atau zoom atau media pembelaran virtual lainnya.

Tak hanya itu, hal itu didukung juga dengan argumen-argumen para partisipan yang
menunjukkan bahwa pembelajaran tutor cukup efektif – efektif jika diaplikasikan pada
sekolahan dasar terkait apabila terdapat pembelajaran Seni Tari secara khusus. Terdapat 8
pastisipan dengan beragrumen bahwa metode tutor sebaya efektif diaplikasi pada
pembelajaran seni tari secara daring, dan terdapat 2 partisipan yang berargumen bahwa
metode tutor sebaya cukup efektif diaplikasikan pada pembelajaran seni tari secara daring.
Argumen-argumen tersebut diantaranya :
- Keponakan saya anaknya pemalu, temannya keponakan saya jadi
jadi kalo belajar sama gurunya jarang di rumah :))
kurang lepas, beda kalo sama - Kenapa saya memilih efektif
temannya, kalo sama temannya karena jika kita diajarkan oleh
keponakan saya jadi nyaman, teman kita maka kita akan merasa
belajar sama sama, saking enjoy dengan catatan tan kuta
nyamannya latihan dengan tersebut memahami atau
mengetahui materi atau gerakan
tari yang sedang diajarkan, yang menjadi tutor dapat
dengan teman kita tidak akan menambah pengalaman dan
sungkan untuk menyampaikan menumbuhkan jiwa
kesulitan atau kendala apa saja kepemimpinan sejak dini, dan
yang kita alami sedangkan jika untuk yang diajari akan cepat
diajarkan langsung oleh bapak mengerti karena tidak segan-segan
atau ibu guru maka akan timbul bertanya jika masih terdapat
rasa takut untuk bertanya ataupun kekurangpahaman kepada
mengatakan kesulitan kesulitan temannya.
apa yang kita alami. - Walaupun di SD adek saya tidak
- efektif, karena dengan seperti itu ada seni tari, tapi saya rasa
setiap siswa dapat mengeksplor pembelajaran sesama teman
gerak tari tanpa malu-malu. (sebaya) bisa menjadi alternatif
- Hal ini dapat meningkatkan agar siswa-siswa lebih mudah
kemampuan siswa untuk menari memahami gerakan. Kita tau
dan melatih keberanian. bahwa masih ada siswa yang takut
- Efektif karena sesama teman dan malu jika tidak bisa bergerak
dapat membantu satu sama lain seperti yang dicontohkan gurunya,
dan meningkatkan jiwa tapi dengan metode tutor sebaya
persahabatan. akan menjadikan siswa itu lebih
- Cukup efektif, karena siswa dapat nyaman untuk mempelajari gerak
dengan bebas menari dg teman, dengan teman-temannya.
akan tetapi tetap perlu dampingan - tutor sebaya menurut saya cukup
seorang guru. efektif, karena kalo tutornya
- menurut saya, pembelajaran tutor sembarangan siswa yang belum
sebaya dapat membantu siswa emiliki keahlian, maka akan sama
yang kurang mampu atau kurang saja hasilnya. Maka guru harus
cepat menerima pelajaran dari benar-benar bisa menunjuk siapa
gurunya. yang dapat menjadi tutor yang
- Seni tari sendiri pasinya tepat untuk mengajari teman-
membutuhkan pengajaran dengan teman lainnya, disamping itu guru
praktik gerakan-gerakan secara juga harus tetap memantau agar
langsung. Dengan metode tutor, apa yang diajarkan sesuai dengan
siswa sau sama lain akan materi.
mendapat banyak manfaat. Yakni
Dengan hal demikian, untuk memperkuat argumen-argumen dari ke 10 objek Sekolah
Dasar yang mana berdominan belum menerapkan pembelajaran seni tari pada sekolahan,
peneliti memutuskan untuk melakukan studi observasi secara langsung bagaimana aplikasi
metode tutor sebaya jika diterapkan kepada anak-anak kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah yang ada
di lingkungan peneliti pada hari Minggu, 10 Oktober 2021
Dari 14 objek anak-anak yang terdiri dari 7 perempuan dan 7 laki-laki, peneliti
membentuk 2 kelompok dengan masing-masing anggota berjumlah 7 anak. Kelompok 1
terdiri dari 3 orang anak perempuan dan 4 anak laki-laki. Dan kelompok 2 terdiri dari 4 anak
perempuan dan 3 anak laki-laki.
Peneliti memutar sebuah video, dan melihat terlebih dahulu bagaimana kemampuan-
kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing anak dalam mengikuti tarian yang ada di
video. Ternyata, didapatkan masih terdapat anak yang malu-malu ketika peneliti
memperhatikan gerakannya, tetapi sangat energik saat melihat teman samping kanan dan
kirinya menari.
Dengan demikia, peneliti kemudian menunjuk masing-masing dari perwakilan
kelompok untuk menjadi tutor dari teman-temannya. Penunjukan anak dari wakil kelompok
ini tentunya adalah anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dari teman-teman sebayanya,
mulai dari tingkat keberanian bertanya, tidak malu ketika diperhatikan peneliti, dan menjadi
contoh teman-temannya saat mengikuti kegiatan menari berdasarkan video yang di play oleh
peneliti.
Selanjutnya, terdapat 2 anak yang menjadi tutor yakni 1 anak perwakilan dari
kelompok 1 dan 1 anak perwakilan dari kelompok 2. Peneliti kemudian menginstruksikan
agar masing-masing kelompok dapat berlatih gerakan tari sesuai dengan video yang telah di
play bersama dengan tutor sebayanya masing-masing. Di samping itu, peneliti juga terus
memperhatikan jalannya kegiatan tutor sebaya dalam mengikuti gerakan tari yang ada di
video agar pembelajaran berlangsung dengan semestinya dan tidak keluar dari gerakan tari
yang ada di video.
Melalui kegiatan ini, didapatkan bahwa anak yang menjadi tutor semakin terlatih jiwa
kepemimpinan, tanggungjawab, dan keberaniannya. Di samping itu, teman-teman yang
mengikutinya juga leluasa dalam bertanya ketika masih terdapat gerakan-gerakan yang
kurang dipahami.
Aktivitas berjalan dengan lancar, terjadi interaksi yang aktif antara peneliti dengan
anak-anak kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah. Begitu pula interaksi antar sesama anak yang terjalin
baik dan lancar melalui metode tutor sebaya. Hal ini menjadikan semua anak-anak menjadi
lebih mudah dalam memahami dan mengikuti pembelajaran seni tari yang diberikan peneliti,
walaupun di sekolahnya anak-anak ini sebenarnya tidak terdapat pembelajaran seni tari yang
dikhususkan.
Setelah berlatih bersama teman sebaya, seluruh anak-anak kemudian secara masing-
masing akan disuguhkan kembali dan memperhatikan video dari peneliti. Peneliti memanggil
setiap kelompok untuk mementaskan gerakan-gerakan yang ada pada video. Dan hasilnya
yakni timbul kreasi-kreasi gerakan dari setiap kelompok dalam mengikuti seperti apa gerakan
yang ada di dalam video. Yang mana kreasi itu masih masuk ke dalam tema gerakan yang
ada di video. Terlihat juga anak-anak yang mementaskannya dengan lebih bersemangat
ketika melakukan dan mencoba gerakan tersebut bersama teman sebayanya, karena mereka
akan merasakan pembelajaran tari tersebut sebagai sebuah permainan yang mengasikkan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa walaupun anak-anak tersebut tidak
diajarkan pembelajaran seni tari pada sekolahannya, tetapi pada saat dicoba untuk mengikuti
gerakan yang ada di video dengan metode tutor sebaya, anak-anak yang tidak mempelajari
seni tari di sekolahannya dapat mempelajarinya juga di rumah bersama teman-teman
sebayanya dan menghasilkan output yang memuaskan. Yakni anak-anak yang menjadi tutor
terlatih bagaimana menjadi seorang pemimpin, jiwa berani, dan terlatih tanggungjawabnya
dalam mengelola kelompoknya. Di samping itu, anak-anak yang awalnya malu mengikuti
gerakan tari dari video, menjadi berani dan leluasa bertanya kepada tutor sebayanya.
Analisis Hasil Kuosioner maupun Observasi secara Langsung
Sekolah Dasar yang ada di Kabupaten Pati nampaknya belum semuanya
menerapkan pembelajaran seni tari secara khusus. Pembelajaran seni tari masih
diajarkan bersama dengan muatan SBdP yangni Seni Budaya dan Prakarya. Saat
pandemi seperti sekrang, pembelajaran yang awalnya dilaksanakan secara langsung
melalui penjelasan guru maupun alat bantu media seperti video menjadi harus
dilaksanakan secara daring (dalam jaringan). Hal ini tentunya berpengaruh terhadap
pembelajaran yang mengutamakan praktek seperti seni tari.
Hasil kuosioner menunjukkan bahwa walaupun secara umum Sekolah Dasar
yang ada di Kabupaten Pati belum menerapkan pembelajaran seni tari secara khusus,
akan tetapi setiap instansi 10 objek Sekolah Dasar menyatakan bahwa pembelajaran
seni tari akan lebih efektif ditingkatkan dalam masa pandemi yang dilangsungkan
secara daring seperti sekarang ini melalui metode tutor sebaya. Hal ini ditunjukkan
oleh berbagai argumen yang disertakan oleh masing-masing instansi mengenai
keefektifan pembelajaran seni tari secara daring dengan menggunakan metode tutor
sebaya.
Hasil angket tersebut peneliti perkuat lagi dengan melakukan observasi secara
langsung dengan objek anak-anak kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah yang mana instansi
tersebut juga belum menerapkan pembelajaran seni tari secara khusus.
Anak-anak yang berjumlah 14 dikelompokkan menjadi 2 kelompok. Sebelum
mengetahui siapa-siapa saja yang dapat menjadi tutor, peneliti me replay sebuah video
dam mengajak seluruh anak-anak untuk mengikutinya. Dari sinilah peneliti menilai
dan menentukan siapa-siapa saja anak yang memenuhi kriteria sebagai tutor sebaya.
Jumlah tutor sebaya yang di tunjuk disesuaikan dengan jumlah kelompok yang
dibentuk. Dalam menentukan tutor, peneliti memperhatikan atau memilih anak yang
mempunyai kemampuan yang lebih tinggi, yakni pada saat mengikuti gerakan yang
ada di video anak terebut secara lantang dan berani mengikuti walaupun diperhatikan
oleh peneliti, serta tidak malu-malu ketika mengikuti seluruh kegiatan. Berbeda
dengan anak-anak yang ketika diperhatikan oleh peneliti memilih untuk melihat
teman sebayanya yang ada di kanan dan kirinya.
Penerapan model pembelajaran tutor sebaya ini dapat dikatakan berjalan
dengan baik, hal ini dapat dilihat dari hasil output yang optimal, keaktifan siswa yang
awal mulanya malu-malu saat mengikuti gerakan menjadi lebih meningkat, dan
suasana pembelajaran saat mengikuti kegiatan gerakan yang ada di video menjadi
lebih kondusif. Keterlibatan tutor sebaya dalam kelompok anak-anak kelas 1
Madrasah Ibtidaiyah tersebut membuat suasana berlatih menjadi lebih menarik dan
lebih aktif
Melalui hal-hal di atas, maka didapatkan bahwa meskipun sebagian umum
Sekolah Dasar yang ada di Kabupaten belum menerapkan pembelajaran seni tari
secara khusus, akan tetapi pembelajaran metode tutor sebaya yang diaplikasikan pada
saat pembelajaran secara daring seperti sekarang dapat membantu dan meningkatkan
keterampilan sesama siswa. Hal ini dibuktikan melalui argumen-argumen dari
berbagai pihak instansi dan dikuatkan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Tentunya dalam aplikasi pembelajaran tutor sebaya ini peran serta dari
pendidik masih sangat terlibat. Pendidik berperan sebagai fasilitator yaitu
memberikan pengarahan sepenuhnya kepada siswa, yang lebih ditekankan pada
pembelajaran ini adalah keaktifan siswa. Serta dengan melalui pembelajaran tutor
sebaya ini, setiap siswa akan mendapatkan berbagai kebermanfaatan.
LAMPIRAN

Hasil Instrumen Penelitian

Dapat diakses melalui link berikut ini :


https://docs.google.com/forms/d/1fv00lSomcwLlFcKhyM8HjX4_vRazEbPxzaiOGVgmr9c/edit#responses
REFERENSI

Mahsup, M., Ibrahim, I., Muhardini, S., Nurjannah, N. and Fitriani, E. (2020). Peningkatan
Hasil Belajar Mahasiswa Melalui Model Pembelajaran Tutor Sebaya. Jurnal
Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian dan Kajian Kepustakaan di Bidang
Pendidikan, Pengajaran dan Pembelajaran, [online] 6(3), p.609. Available at:
https://e-journal.undikma.ac.id/index.php/jurnalkependidikan/article/view/2673
[Accessed 07 Oct. 2021].
Puspitasari, Y., Rais, R. and Kiswoyo, K. (2019). Studi Kasus Tentang Metode Tutor Sebaya
Terhadap Prestasi Belajar. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, [online] 3(2), p.177.
Available at: https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISD/article/view/17769
[Accessed 07 Oct. 2021].

You might also like