You are on page 1of 20

“Civic-Culture: Jurnal Ilmu Pendidikan PKn dan Sosial Budaya” Hal.

88-100
ISSN 2579-9924 (Online)
ISSN 2579-9878 (Cetak)

Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan


Komunikasi Sebagai Media Pembelajaran
Sodiq Anshori
sodiqanshori@gmail.com

Abstract
Learning media is one means of channeling messages and learning information.
Well- designed learning media, greatly helps learners to digest and understand the subject
matter. The development of information technology in the era of globalization and
information today, spur the development of learning media progressively advanced as well.
Use of Information and Communication Technology (ICT) as a learning medium is already
a demand. Although the design of ICT-based media requires special skills, it does not mean
the media is avoided and abandoned. ICT-based learning media can be internet, intranet,
mobile phone, and CD Room / Flash Disk.
Advances in Information Technology has encouraged many changes, including in the
field of education that gave birth to the concept of e-learning. With e-learning, the
implementation of learning becomes more effective and efficient. E-learning enables
learners to be active and creative. E-learning provides educators, educators and
educational managers with many benefits, including program flexibility and learning
materials that can be made more interesting and memorable. The integration of information
technology in education will improve the quality of learning. The impact of follow-up with
the integration of information technology in education is to encourage the acceleration of
computer literacy in Indonesian society.
Utilizing technology as a learning medium in the process of teaching and learning,
can facilitate the way teachers in communicating and interacting with students both in the
classroom and outside the class. The need for technology in the realm of education is not
new, the use of technology to form a conducive and innovative learner . Utilization is proven
to play a big role in the smooth process of learning.

Keywords : Learning media, Information technology, Communication, E-learning

Abstrak
Media pembelajaran merupakan salah satu sarana penyalur pesan dan informasi
belajar. Media pembelajaran yang dirancang secara baik, sangat membantu peserta didik
dalam mencerna dan memahami materi pelajaran. Perkembangan teknologi informasi di
era globalisasi dan informasi saat ini, memacu perkembangan media pembelajaran semakin
maju pula. Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai media
pembelajaran sudah merupakan suatu tuntutan. Walaupun perancangan media berbasis
TIK memerlukan keahlian khusus, bukan berarti media tersebut dihindari dan ditinggalkan.
Media pembelajaran berbasis TIK dapat berupa internet, intranet, mobile phone,dan CD
Room/Flash Disk.
Kemajuan Teknologi Informasi telah mendorong terjadinya banyak perubahan,
termasuk dalam bidang pendidikan yang melahirkan konsep e-learning. Dengan e-learning,
pelaksanaan pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. E-learning memungkinkan
peserta didik untuk aktif dan kreatif. E-learning memberikan para peserta didik, pendidik,
dan pengelola pendidikan dapat mengambil banyak manfaat, di antaranya fleksibilitas
program dan bahan pembelajaran dapat dibuat lebih menarik dan berkesan. Integrasi
teknologi informasi pada pendidikan akan meningkatkan kualitas pembelajaran. Dampak
ikutan dengan integrasi teknologi informasi pada pendidikan adalah mendorong percepatan
computer literacy pada masyarakat Indonesia.

1|CIVICCULTURE
Dimanfaatkannya teknologi sebagai media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar, dapat mempermudah cara pengajar dalam berkomunikasi dan berinteraksi
dengan para siswa baik di dalam kelas maupun di luar kelas.Kebutuhan akan teknologi
dalam ranah pendidikan bukanlah hal yang baru, pemanfaatan teknologi untuk membentuk
pembelajar yang kondusif dan inovatif. Pemanfaatan tersebut terbukti berperan besar
dalam kelancaran proses belajar.

Kata Kunci : Media Pembelajaran, Teknologi Informasi, Komunikasi, E-learning.

I. Pendahuluan

Belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap
orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara
seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja dan
dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu belajar adalah adanya perubahan
tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan
pada tingkat kognitif, psikomotor maupun afektif.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seiring dengan perkembangan


manusia. Perkembangan itu menyebabkan perubahan yang berarti bagi manusia. Media
dijadikan sebagai wadah pembelajaran. Media telah menjadi suatu kebutuhan pokok
(primer) bagi manusia. Media elektronik dalam perkembangannya bermetamorfosis ke
dalam dunia maya.

Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat, memungkinkan


diterapkannya cara cara yang lebih efisien untuk produksi, distribusi dan konsumsi
barang dan jasa. Pada era informasi ini, jarak geografis tidak lagi faktor penentu dalam
hubungan antar manusia atau antar lembaga usaha, sehingga dunia ini menjadi suatu
kampong global atau disebut Global Village.

Proses belajar mengajar suatu proses komunikasi. Berkomunikasi merupakan


kegiatan manusia sesuai dengan nalurinya. Naluri yang selalu ingin berhubungan satu
sama lain. Adanya naluri tersebut, komunikasi dapat dikatakan bagian hakiki dari
hidup manusia. Komunikasi mengandung makna menyebarluaskan informasi atau
menyampaikan pesan atau dari sumber pesan (komunikan) kepada penerima pesan.
Untuk itu komunikasi dikait-kaitkan dengan penggunakan media. Media adalah bagian
yang tidak terpisahkan dari proses komunikasi dan pembelajaran demi tercapainya
tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran disekolah pada khususnya.

Kemajuan teknologi informasi menjadikan manusia dalam berhubungan dengan


pihak lain seakan tidak lagi dibatasi oleh waktu dan tempat. Kapanpun dan dimanapun
manusia dengan perangkat teknologi tersebut bisa menjalin hubungan, mendapatkan
informasi, dan menyebarkan informasi kepada orang lain.

Berkembangnya TIK (teknologi informasi dan Komunikasi) memudahkan


manusia untuk mengakses informasi kapanpun dan dimanapun. Salah satu
perkembangan TIK dimanfaatkan di bidang pendidikan seperti dibangunnya
pembelajaran secara online. E-learning(Electronic Learning) merupakan proses
pembelajaran yang memandatkan teknologi informasi dalam hal ini memanfaatkan
media online seperti internet sebagai metode penyampaian interaksi dan fasilitasi.
Penggunaan E-Learningpada media belajar onlineternyata dapat mengatasi masalah
efisiensi waktu dan tempat yang sering di hadapi oleh siswa. E-learning merupakan
model pembelajaran berbasis TIK ini berakibat pada perubahan budaya belajar dalam
konteks pembelajarannya. Kegiatan belajar menjadi sangat fleksibel karena dapat
disesuaikan dengan ketersediaan waktu para siswa/mahasiswa. E-learning (electronik
learning), proses pembelajaran jarak jauh dengan menggabungkan prinsip-prinsip dalm
proses pembelajaran dengan teknologi.

II. Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif tipe deskriptif analitis yang
mencoba menjelaskan secara terperinci masalah yang diteliti dengan pendekatan
tinjauan pustaka (library research) yang bersumber baik dari buku dan jurnal mengenai
pemanfaatan TIK sebagai media dalam pembelajaran.. Referensi akan menjadi sumber
utama dalam penulisan artikel ini meliputi jurnal nasional dan Internasional serta buku
cetak dan online.

III. Pembahasan
Media Pembelajaran
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar.
Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber,
lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran /
pelatihan.

Menurut Hamalik (1994:12) media pendidikan adalah alat, metode, dan teknik
yang digunakan dalam rangka mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru
dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Media pembelajaran
dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya
diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya

Media merupakan alat yang harus ada apabila kita ingin memudahkan sesuatu
dalam pekerjaan. Media merupakan alat Bantu yang dapat memudahkan pekerjaan.
Setiap orang pasti ingin pekerjaan yang dibuatnya dapat diselesaikan dengan baik dan
dengan hasil yang memuaskan. Media pembelajaran adalah alat atau sarana yang
digunakan dalam proses pembelajaran sehingga memudahkan tenaga pengajar dalam
menyampaikan materi yang akan diajarkan. Media pembelajaran bisa berupa gambar,
modul, buku teks, alat-alat teknologi dan sejenisnya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, media bermakna alat atau sarana
komunikasi. Menurut Arsyad dalam bukunya Media Pembelajaran (2002:3), kata
media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah atau perantara
atau pengantar. Gerlach dan Ely dalam Arsyad (2002:3) mengatakan bahwa media
apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks dan lingkungan sekolah
merupakan media. Secara lebih khusus Gerlach dan Ely menjelaskan bahwa pengertian
media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,
photografis atau elektronis untuk menangkap memproses, dan menyusun kembali
informasi visual atau verbal.

Istilah media telah banyak dikenal, yang sebelumnya istilah tersebut dikenal
nama alat peraga, yang dipergunakan guru dalam memperagakan sesuatu hal kepada
siswa di dalam kelas. Misalnya, guru mengajar tentang perbandingan panjang suatu
benda, guru memperagakan dengan cara mengukur panjang benda yang ingin
dibandingkan, dengan alat peraga yang telah dipersiapkan. Alat bantu mengajar yang
dipergunakan guru melaksanakan proses belajar mengajar, sangat membantu
memudahkan siswa dalam belajar. Prinsip bahwa media sama dengan alat peraga.

Media yang kita kenal adalah segala sesuatu yang dipakai untuk mengantarkan
pesan dari sumber (yaitu guru) kepada penerima pesan (yaitu peserta didik). Pengertian
media menjadi lebih luas, karena mencakup apa saja yang dipakai untuk memediasi
belajar siswa, pengertian media pembelajaran secara singkat dapat dikemukakan
sebagai sesuatu (bisa berupa alat, bahan atau kedaan) yang digunakan sebagai oerantara
komunikasi dalam kegiatan pembelajaran. Jadi terdapat tiga konsep yang mendasari
batasan media pembelajaran, yaitu : konsep komunikasi, konsep sistem dan konsep
pembelajaran, (Punaji Setyosari, 2010 : 1-2)

Media memiliki berbagai peran dalam aktivitas pembelajaran. Selama ini,


pembelajaran lebih banyak tergantung pada keberadaan guru. Dalam situasi demikian,
media tidak banyak digunakan oleh guru, namun apabila digunakan media hanya
sebatas sebagai “alat bantu” pembelajaran. Pandangan demikian ini mengisyaratkan
tidak adanya upaya pembelajarandengan menggunakan media dalam proses
pembelajaran. Sebaliknya proses pembelajran terjadi dengan tidak memerlukan
kehadiran guru. Pembelajaran yang tidak tergantung pada guru,instructor-independent
instruction, yang disebut juga sebagai “self-instruction” lebih banyak memusatkan
proses pembelajaran terjadi pada diri siswa itu sendiri.

Media berfungsi secara efektif dalam konteks pembelajaran yang berlangsung


tanpa menntut kehadiran guru. Media sering dalam bentuk”kemasan” untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Dalam situasi seperti ini, tujuan telah diberikan bahan-bahan atau
material telah disusun dengan rapih, demikian juga alat ukur atau evaluasinya telah
disertakan. Bahan belajar dalam pembelajaran model ini disebut juga sebagai “self
containsd matrials”. Bahan belajar ini berperan sebagai media. Media pembelajaran
yang mempersyaratkan situasi seperti diatas dapat berwujud modul, paket belajar, kaset
dan perangkat lunak komputer yang dipakai oleh siswa (peserta didik) atau peserta
pelatihan. Dalam kondisi ini, guru atau instruktur berfungsi sebagai fasilitaor
pembelajaran.

Menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk


menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya.
Kemudian menurut National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa
media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-
dengar, termasuk teknologi perangkat keras.

Posisi media pembelajaran,dalam proses pembelajaran merupakan


proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran
menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem
pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran
sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media
pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran.
(http://belajarpsikologi.com/pengertian-media-pembelajaran/).

Teknologi Informasi dan Komunikasi


Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi

Teknologi adalah sebuah pengetahuan yang ditujukan untuk menciptakan alat,


tindakan pengolahan dan ekstraksi benda. Istilah "teknologi" telah dikenal secara luas
dan setiap orang memiliki cara mereka sendiri memahami pengertian teknologi.
Teknologi digunakan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan dalam kehidupan
kita sehari-hari, secara singkat; kita bisa menggambarkan teknologi sebagai produk,
proses, atau organisasi. Selain itu, teknologi digunakan untuk memperluas kemampuan
kita, dan yang membuat orang-orang sebagai bagian paling penting dari setiap sistem
teknologi.

Sedangkan yang dimaksud dengan informasi yang sering disamakan dengan


pengertian data. Data adalah sesuatu yang belum diolah dan belum dapat digunakan
sebagai dasar yang kuat dalam mengambil suatu keputusan.

Teknologi informasi dan Komunikasi adalah suatu bidang ilmu pengetahuan


yang perkembangannya semakin pesat dari tahun ke tahun, Menurut (Thabratas T,
2002.1) dalam Diat Prasojo Latif dan Riyanto, (2011,4), Teknologi informasi adalah
sebagai suatu ilmu pengetahuan yang mencakup berbagai hal, seperti : sistem komputer
hardware dan sofware, LAN n(lokal area network), MAN (metropolitan area
netwaork), WAN (Wide Area Network) dan Sistem Informasi Manajemen (SIM). Serta
Sistem Telekomunikasi.

Teknologi informasi dan Komunikasi adalah seperangkat alat perangkat keras


dan perangkat lunak yang digunakan untuk menyimpan informasi. Alat teknologi
informasi membantu dalam memberikan orang-orang informasi yang tepat pada waktu
yang tepat. Pekerja dalam organisasi menggunakan teknologi informasi untuk
menyelesaikan berbagai tugas dan ini dapat mencakup; mentransfer informasi yang
memfasilitasi pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi, meningkatkan layanan
pelanggan, dan banyak lagi. Dalam era informasi ini, sangat penting untuk mengelola
sistem informasi untuk memastikan akurasi dan efisiensi. Sistem informasi manajemen
(MIS) melibatkan perencanaan, pengembangan, manajemen, dan penggunaan alat-alat
teknologi informasi untuk membantu pekerja dan orang-orang dalam melakukan semua
tugas yang berhubungan dengan pengolahan informasi dan manajemen. Lembaga
keuangan besar seperti Bank menggunakan teknologi informasi untuk mengoperasikan
seluruh usaha mereka serta melayani pelanggan mereka.

Fungsi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memilliki tiga fungsi utama yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu : (1) Teknologi berfungsi sebagai alat,
dalam hal ini TIK digunakan sebagai alat bantu bagi pengguna atau siswa untuk
membantu pembelajaran, misalnya dalam mengolah kata, mengolah angka, membuat
unsur grafis, membuat database, membuat program administratif untuk siswa, guru dan
staf, data kepegawaian, keuangan dan sebagainya. (2) Teknologi berfungsi sebagai
ilmu pengetahuan. Dalam hal ini teknologi sebagai bagian dari disiplin ilmu yang harus
dikuasai oleh siswa. Misalnya teknologi komputer dipelajari oleh beberapa jurusan di
perguruan tinggi seperti informatika, manajemen informasi, ilmu komputer. Dalam
pembelajaran di sekolah sesuai kurikulum 2006 terdapat mata pelajaran TIK sebagai
ilmu pengetahuan yang harus dikuasi siswa semua kompetensinya. (3) Teknologi
berfungsi sebagai bahan dan alat bantu untuk pembelajaran (literacy). Dalam hal ini
teknologi dimaknai sebagai bahan pembelajaran sekaligus sebagai alat bantu untuk
menguasai sebuah kompetensi berbantuan komputer. Dalam hal ini komputer telah
diprogram sedemikian rupa sehingga siswa dibimbing secara bertahap dengan
menggunakan prinsip pembelajaran tuntas untuk menguasai kompetensi. dalam hal ini
posisi teknologi tidak ubahnya sebagai guru yang berfungsi sebagai : fasilitator,
motivator, transmiter, dan evaluator.

Disinilah peran dan fungsi teknologi informasi untuk menghilangkan


berkembangnya sel dua, tiga dan empat berkembang di banyak institusi pendidikan
yaitu dengan cara: (1) Meminimalisir kelemahan internal dengan mengadakan
perkenalan teknologi informasi global dengan alat teknologi informasi itu sendiri
(radio, televisi, computer ) . (2) Mengembangkan teknologi informasi menjangkau
seluruh daerah dengan teknologi informasi itu sendiri (Wireless Network connection,
LAN ). (3) Pengembangan warga institusi pendidikan menjadi masyarakat berbasis
teknologi informasi agar dapat terdampingan dengan teknologi informasi melalui alat-
alat teknologi informasi.
Peran dan fungsi teknologi informasi dalam konteks yang lebih luas, yaitu dalam
manajemen dunia pendidikan, berdasar studi tentang tujuan pemanfaatan TI di dunia
pendidikan terkemuka di Amerika, Alavi dan Gallupe (2003:87) menemukan beberapa
tujuan pemanfaatan TIK, yaitu : memperbaiki competitive positioning; meningkatkan
brand image; meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengajaran; meningkatkan
kepuasan siswa; meningkatkan pendapatan; memperluas basis siswa; meningkatkan
kualitas pelayanan; mengurangi biaya operasi; dan mengembangkan produk dan
layanan baru. Karenanya, tidak mengherankan jika saat ini banyak institusi pendidikan
di Indonesia yang berlomba-lomba berinvestasi dalam bidang TIK untuk
memenangkan persaingan yang semakin ketat. Maka dari itu untuk memenangkan
pendidikan yang bermutu maka disolusikan untuk memposisikan institusi pendidikan
pada sel satu yaitu lingkungan peluang yang menguntungkan dan kekuatan internal
yang kuat.

Faktor-Faktor Pendukung Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam


Pembelajaran

Teknologi informasi dan Komunikasi yang merupakan bahan pokok dari e-


learning itu sendiri berperan dalam menciptakan pelayanan yang cepat, akurat, teratur,
akuntabel dan terpecaya. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut maka ada beberapa
factor yang mempengaruhi teknologi informasi yaitu:

1. Infrastruktur
Maksud dari faktor diatas adalah agar teknologi informasi dapat berkembang
dengan pesat, pertama dibutuhkan infrastruktur yang memungkinkan akses
informasi di manapun dengan kecepatan yang mencukupi.
2. Sumber Daya Manusia
Faktor SDM menuntut ketersediaan human brain yang menguasai teknologi
tinggi.
3. Kebijakan
Faktor kebijakan menuntut adanya kebijakan berskala makro dan mikro yang
berpihak pada pengembangan teknologi informasi jangka panjang.
4. Finansial
Faktor finansial membutuhkan adanya sikap positif dari bank dan lembaga
keuangan lain untuk menyokong industri teknologi informasi.
5. Konten dan Aplikasi
Faktor konten dan aplikasi menuntut adanya informasi yang disampaikan pada
orang, tempat, dan waktu yang tepat serta ketersediaan aplikasi untuk
menyampaikan konten tersebut dengan nyaman pada penggunanya.

Bishop G. (1989) meramalkan bahwa pendidikan masa mendatang akan bersifat


luwes (flexible), terbuka, dan dapat diakses oleh siapapun juga yang memerlukan tanpa
pandang faktor jenis, usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya. Mason R.
(1994) berpendapat bahwa pendidikan mendatang akan lebih ditentukan informasi
interaktif, seperti CD-ROM Multimedia, dalam pendidikan secara bertahap
menggantikan TV dan Video. Dengan adanya perkembangan teknologi informasi
dalam bidang pendidikan, maka pada saat ini sudah dimungkinkan untuk diadakan
belajar jarak jauh dengan menggunakan media internet untuk menghubungkan antara
mahasiswa dengan dosennya, melihat nilai mahasiswa secara online, mengecek
keuangan, melihat jadwal kuliah, mengirimkan berkas tugas yang diberikan dosen dan
sebagainya, semuanya itu sudah dapat dilakukan.https://nurcahyonotrimuda.
wordpress. com/ artikel /tik-sebagai-media-pembelajaran

E-Learning

E-learning singkatan dari electronik learning, merupakan suatu istilah populer


dalam pembelajaran on-line berbais internet dan intranet. Teknologi e-learning ini
merupakan sebuah teknologi yang dijembatani oleh teknologi internet, membutuhkan
sebuah media untuk dapat menampilkan materi-materi kursus dan pertanyaan-
pertanyaan dan juga membutuhkan fasilitas komunikasi untuk dapat saling bertukar
informasi antara peserta dideik dengan pengajar.

Menurut Rossenberg (2001:28) dalam Gartika Rahmasari dan Rita Rismiati


(2013:27), e-learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam
penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas berlandaskan, tiga kriteria, sebagai
berikut :
1) E-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui,
menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi.
2) Pengiiman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan
teknologi internet yang standar.
3) Memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik
paradigna pemelajaran tradisional

E-learning memiliki berbagai persamaan istilah. Di antaranya adalah online


learning, internet learning, networked learning, virtual learning, dan distance learning
(pembelajaran jarak jauh). Walau demikian, semuanya memiliki makna yang sama,
yaitu proses pembelajaran dimana peserta belajar berada jauh dari pengajar. Selain itu,
terdapat penggunaan suatu bentuk teknologi elektronik sebagai media pembelajaran.

E-learning memungkinkan siswa/mahasiswa untuk belajar tanpa harus secara


fisik hadir di kelas. Peserta didik bisa saja berada di kota lain, sementara “instruktur”
dan pelajaran yang diikuti berada di kota yang lainnya bahkan di pulau ataupun di
negara lain. Namun interaksi masih bisa dijalankan secara langsung atau jeda waktu
beberapa saat. Jadi siswa / mahasiswa bisa belajar dari komputer dari rumah ataupun
dari kantor (tempat dimana siswa/mahasiswa bekerja) yang terkoneksi dengan internet.
Dengan cara ini siswa/mahasiswa bisa mengatur sendiri waktu belajar, dan tempat ia
mengakses ilmu yang dipelajari.
E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di
media elektronik (internet) baik secara formal maupun informal. E-learning secara
formal, misalnya pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes
yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak
terkait (pengelola e-learning dan siswa/mahasiswa sendiri). Pembelajaran ini termasuk
tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya, yang
dikenal dengan pembelajaran jarak jauh dan dikelola oleh universitas.

E-learning merupakan teknologi yang masih relatif baru dalam dunia


pendidikan di Indonesia. E-learning merupakan salah satu cara yang dapat digunakan
sebagai alternatif media pendidikan, karena dengan e-learning, proses pendidikan
dapat diakses dengan lebih mudah.

Keterkaitan e-learnig dengan pendidikan jarak jauh, bahwa e learning dapat


membantu proses pelaksanaan pendidikan jarak jauh. Sistem e learning bisa sebagai
pengganti modul ajar bagi pebelajar, sebagai pendistribusian materi ajar yang
terorganisir dan untuk mempertahankan interaktivitas antara pebelajar dan
pembelajaran.

Hubungan antara distance larning dan e-learning ?. Distance learning atau


pembelajaran jarak jauh memiliki ciri utama terpisahnyaantara peserta belajar dengan
pengajar. Karena keterpisahan jarak baik dilihat dari sisi tempat dan waktu, maka
distance learning setidaknya memiliki tiga konsekuensi logis. Pertama perlunya
diterapkan sistem belajar mandiri yang memungkinkan peserta belajar mengendalikan
belajarnya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi dirinya. Kedua, diperlukan teknologi
informasi dan komunikasi sebagai jembatan komunikasi antara peserta belajar dengan
peserta belajar lain, peserta belajar dengan pengajar atau peserta belajar dengan
sumber belajar lain (ahli, buku, bahan ajar dan lain-lain). Ketiga, perlu digunakannya
aneka sumber belajar yang difasilitasi oleh tekno,ogi informasi dan komunikasi yang
relevan baik dengan bahan ajarnya itu snediri maupun karakteristik peserta belajar.

Dengan konsekuensi logis tersebut, khususnya konsekuensi logis kedua (yaitu


memerlukan penerapan teknologi informasi dan komunuikasi yang tepat guna), maka
konsep e-learning diperlukan dalam distance learning. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa e-learning dalam konteks pendidikan jarak jauh merupakan suatu
konsekuensi, sebagaimana halnya penerapan sistem belajar mandiri dan layanan
fasilitas aneka sumber belajar. (http://www.teknologipendidikan.net/2010/06/05/e-
learning- dalam-pendidikan-jarak-jauh).

Karakteristik dan Manfaat E-learning


Menurut: Gartika Rahmasari dan Rita Rismiati (2013:43), Metode pengajaran
tradisional masih kurang efektif jika dibandingkan dengan metode pengajaran modern.
E-learning bukan sekedar menggantikan, tetapi diharapkan menambahkan metode dan
materi pengajaran tradisional.
E-learning memiliki beberapa karakteristik, sebagai berikut :
1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik.
2. Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri (self learning materials) disimpan
di komputer, sehingga dapat diakses oleh doesen dan mahasiswa kapan saja dan
dimana saja.
3. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, dan hal-
hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di
komputer.
4. Menggunakan jasa internet sebagai media utama.
Sedangkan manfaat manfaat dari pembelajaran E-learning adalah:
1. E-learning memberi fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat untuk
mengakses perjalanan.
2. Belajar Mandiri. E-learning memberi kesempatan bagi pembelajar secara mandiri
memegang kendali atas keberhasilan belajar.
3. Efisiensi Biaya. E-learning memberi efisiensi biaya bagi administrasi
penyelenggara, efisiensi penyediaan sarana dan fasilitas fisik untuk belajar dan
efisiensi biaya bagi pembelajar adalah biaya transportasi dan akomodasi.
4. Dengan e-learning dapat menjalin komunikasi, sehingga banyak hal yang dapat
mereka ketahui.
5. Dengan e-learning dapat memperluas wawasan siswa.
6. Sifat e-learning adalah interaktif dan inovatif.
7. Melalui e-learning pembelajar didorong untuk berekplorasi dengan website-
website yang tersedia sehingga kreativitas dan rasa keingintahuannya terus
bertambah.

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Sebagai Media Pembelajaran

Menurut Robinson Situmorang, (2013:17), Pemanfatan Teknologi Informasi


dan Komunikasi (TIK), pada masa perkembangannya lebih dikenal dengan
sebutan“media Komputer”, yang digunakan sebagai media pembelajaran, baik itu
bersifat offline maupun online. Komputer sebagai media pembelajaran secara
begantian disebut disebut pula dengan mutimedia. Ini disebabkan kemampuan
teknologi yang dimiliki perangkat komputer mampu mengintegrasikan berbagai fungsi
media (mulai dari audio, visual, animasi, sistem transisi, kemampuan interaktif, sampai
kepada layanan sistem hypertexs) di dalam satu medium, yang disebut Komputer.

Dengan kemampuan teknologi yang dimiliki, “komputer” menjadi sarana yang


sangat efektif dan efisien untuk digunakan sebagai modalitas dalam pembelajaran. Hal
inilah yang menjadikan teknologi komputer memberi banyak ragam dalam
pembelajaran, khususnya ketika teknologi tersebut menjadi mediun yang terkoneksi
dengan internet. Berbagai ragam pembelajaran yang memanfaatkan teknologi dengan
istelah pembelajaran berbasis komputer bermunculan, mulai dari Computer Based
Learning (CBL), Online Learning atau Web Based Learning, E-learning yang sering
disebut juga Teknology Based Learning, Distance Learning (Pembelajaran Berbasis
Jaringan) atau Integreted System.

Melalui berbagai keunggulan yang dimiliki, teknologi komputer telah


menginspirasi banyak ahli di bidang pendidikan untuk memmberdayakannya dalam
skala yang lebih luas, sehingga tidak terbatas dalam pembelajaran semata, tetapi
menjadi modal utama dalam penyelenggaraan pendidikan, seperti nampak dalam
gambar berikut ini :

INTEGRETED SYSTEM

TECNOLOGI BASED LEARNING

WEB BASED LEARNING

TIK COMPUTER ONLINE DISTANCE


E-LEARNING
BASED LEARNING LEARNING
LEARNING

COMPUTER BASED INSTRUCTION

OFFLINE ONLINE

Gambar 1 : Rentang Pembelajaran Berbasis Komputer


Menurut Heinich dan Molenda (2005), dalam Robinson Situmorang,
(2013:18),mengemukakan bahwa secara umum media diartikan sebagai „alat
komunikasi yang membawa pesan dari sumber ke penerima. Pengertian ini lebih
mengarah pada pengertian media yang lebih khusus. Secara lebih luas dikatakan bahwa
media adalah alat yang bermuatan pesan, yang memungkinkan orang atau siswa dapat
berorientasi dengan pesan tersebut secara langsung. Media teknologi inilah merupakan
media yang dirancang khusus untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, seperti
Tenologi informasi dan Komunikasi (TIK) berbasis offline dan online.

Lebih lanjut ia katakan, dengan memanfaatkan Teknologi informasi dan


Komunikasi (TIK) sebagai media pembelajaran bukan hanya bermanfaat bagi siswa
(peserta didik) saja, tetapi juga bagi guru (pendidik) sebagai perancang, pengembang
dan pelaksana dalam pembelajaran. Oleh karena itu, kehadiran TIK sebagai media
pembelajaran banyak membantu guru (pendidik) dalam berbagai hal, antara lain:
a) Pembelajaran menjadi lebih menarik dan interaktif
Penggunaan media pembelajaran berupa foto ataupun video, dapat menarik
perhatian siswa bila dibandingkan dengan penjelasan secara diskripsi secara
lesan. Guru dapat menciptakan berbagai kegiatan yang variatif dan
mengaktifkan siswa melalui foto ataupun gambar obyk yang dibahas.
b) Pembelajaran menjadi lebih kokret dan nyata.
Penggunaan media pembelajaran di tingkat Sekolah Dasar, lebih-lebih dikelas
rendah sangat sesuai dengan karakteristik siawa yang masih berada dalam tarah
“operasional-konkret. Dengan media ini siswa akan lebih mudah mempelajari
segala sesuatu yang secara langsung dapat mereka lihat, dengaar, pegang dan
merasakan.
c) Pengelolaan pembelajaran lebih efektif dan efisien
Dengan media pembelajaran, guru dapat terbantu untuk tidak perlu banyak
menulis atau mengilustrasikan di papan tulis. Ilustrasi dan tulisan yang
dibutuhkandapat dipenuhi guru dengan waktu yang tepat dan cepat melaui
fasilitas tang terdapat pada komputer.
d) Mendorong siswa belajar secara lebih mandiri. Media Pembelajaran yang sudah
dirancang khusus untuk pembelajaran tertentu dapat dipergunakan oleh siswa
untuk belajar baik secara individu maupun secara kelompok.
e) Meningkatkan kualitas pembelajaran.
Dengan media pembelajaran proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan
efisien, serta dapat meningkatkan kualitas pembelajaran secara menyeluruh.
f) Proses pembelajaran dapat dilakukan di mana dan kapan saja
Program audio, video, komputer (offline dan online) adalah media
pembelajaran yang dapat digunakan di mana saja dan kapan sajasesuai dengan
kondisi dan situasi guru maupun siswa.
g) Menimbulkan sikap positif siswa terhadap proses pembelajaran.
Penggunaan media yang dirancang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa dapat
menimbulkan sikap positif siswa terhadap proses belajar mengajar.

Kesimpulan

Peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan


media teknologi informasi, yaitu dengan cara mencari dan mengidentifikasi
permasalahan yang dihadapi dalam belajar kemudian dicarikan pemecahannya melalui
aplikasi Teknologi Informasi yang sesuai. Upaya pemecahan permasalahan pendidikan
terutama masalah yang berhubungan dengan kualitas pembelajaran, dapat ditempuh
dengan cara penggunaan berbagai sumber belajar dan penggunaan media pembelajaran
yang berfungsi sebagai alat bantu dalam meningkatkan kadar hasil belajar peserta
didik.
“Civic-Culture: Jurnal Ilmu Pendidikan PKn dan Sosial Budaya” Hal. 88-100
ISSN 2579-9924 (Online)
ISSN 2579-9878 (Cetak)

Dengan Teknologi informasi yang dimanfaatkan sebagai media pembelajaran,


dan terkoneksi dengan internet maka Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) :
a) mampau memberikan layanan informasi pembelajaran berbasis internet,
b) menjadi media dalam model pembelajaran berbasis web (online),
c) menjadi media dalam penyelenggaraan e-learning, dan
d) menjadi media dalam sistem pendidikan dan pembelajaran jarak jauh.

Daftar Pustaka

Andayani,(2011), Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran, Jakarta,


Universitas Terbuka

Diat Prasojo Latif dan Riyanto, (2011), Teknologi Ionformasi Pendidikan, Yogyakarta,
Penerbit Gava Media.

Hamalik, Oemar, (2005), Proses Belajar Mengajar, Jakarta, PT Bumi Aksara

Marida, dkk.(2011), Komputer dan Media Pembelajaran, Jakarta, Penerbit Universitas


Terbuka.

Rahmasari, G. dan Rismiati, R., (2013), E-learning Pembelajaran Jarak Jauh untuk
SMA, Bandung, Penerbit Yrana Widya

Salma Prawiradilaga, Dewi, (2013), Mazaik Teknologi Pendidikan e-learnig, Jakarta,


Penerbit Kencana Prenada Media Grop.

Situmorang, Robinson, (2013), Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan


komunikasi, Jakarta, Penerbit Kencana Prenada Media Grop.

Settyosari, Punaji, (2010), Pemanfaatan Media, Kementrian Pendidikan Nasional,


Malang, Universitas Negeri Malang.

S. Sadiman, Arief, dkk.,(2006), Media Pendidikan, Pengantar Pengembangan dan


Pembanfatannya, Jakarta, PT Raja Graffindo Persada.

100 | C I V I C C U L T U R E
“Civic-Culture: Jurnal Ilmu Pendidikan PKn dan Sosial Budaya” Hal. 88-100
ISSN 2579-9924 (Online)
ISSN 2579-9878 (Cetak)

Artikel Pramuka Singkat


Pramuka, Media Pendidikan Di Alam Terbuka

Anggaran Dasar Gerakan Pramuka  menargetkan bahwa upaya dan usaha untuk mencapai
tujuan Gerakan Pramuka adalah diarahkan pada pembinaan watak, mental, emosional,
jasmani, bakat, serta peningkatan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Kepramukaan ialah proses pendidikan luar lingkungan sekolah dan di luar keluarga dalam
bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis, yang dilakukan di
alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan, yang sasaran
akhirnya pembentukan watak.

Melihat uraian di atas, jelas bahwa kegiatan kepramukaan adalah kegiatan menarik yang
dilakukan di alam terbuka. Kegiatan ini merupakan salah satu ciri khas pelaksanaan
kegiatan Pramuka yang membedakan kegiatan tersebut dengan kegiatan di luar
kepramukaan. Bagaimana tidak, saat ini ada sebagian gugus depan yang melaksanakan
kegiatan kepramukaan terpaku dilaksanakan di lingkungan sekolah, bahkan untuk kegiatan
berkemah pun dilaksanakan di sekolah, dengan menggunakan ruang belajar sebagai arena
kegiatan. Padahal, kegiatan berkemah merupakan kegiatan yang sangat digemari para
peserta didik, apalagi menjelang liburan bahkan pada saat liburan sebagai agenda kegiatan
yang telah disiapkan oleh peserta didik, di sela-sela acara keluarga ataupun acara lainnya.
Sebenarnya, kegiatan perkemahan merupakan kegiatan di alam terbuka yang kebanyakan
dilakukan di hutan, pegunungan, pantai, ataupun tempat lain yang layak dipergunakan untuk
berkemah.

Dalam kegiatan kepramukaan, berkemah merupakan salah satu syarat yang tercantum dalam
SKU. Hal ini menjadi keharusan bagi peserta didik untuk melakukan perkemahan agar bisa
menempuh SKU tersebut. Dengan kata lain, peserta didik harus bisa bersatu dengan alam, di
mana dalam acara perkemahan tersebut peserta didik bisa melaksanakan kegiatan berupa
penjelajahan, mendaki gunung, serta mempelajari atau mengambil gambar/foto flora dan
fauna yang ada di sekitar perkemahan.

Maka, jika kegiatan perkemahan dilaksanakan di sekolah rasanya kurang mencapai sasaran
yang telah ditetapkan kecuali untuk golongan siaga. Karena, dengan melakukan kegiatan
perkemahan di alam terbuka, seperti bumi perkemahan, hutan, dll. peserta didik akan
diberikan tantangan oleh keadaan alam sekitarnya. Hambatan dan rintangan tidak ada yang
tidak bisa dikerjakan, semua kesulitan harus bisa diselesaikan.

Selain itu, kegiatan kepramukaan yang selalu dilaksanakan di lingkungan sekolah


merupakan suatu kejenuhan bagi peserta didik sehingga lama-lama peserta didik akan
merasa bosan dan malas mengikuti kegiatan latihan, karena setiap saat baik latihan pramuka
maupun belajar tempatnya selalu begitu saja, atau di tempat itu-itu saja tidak ada variasi.
Jadi, tidak salah apabila kita membuat rencana latihan dengan menggunakan alam terbuka
sebagai media latihan. Karena sudah jelas disebutkan bahwa kepramukaan adalah kegiatan
yang dilaksanakan di luar sekolah ataupun lingkungan keluarga yang dilaksanakan di alam
terbuka. Dengan demikian, kegiatan kepramukaan khususnya kegiatan perkemahan
dilakukan di luar lingkungan sekolah, dalam arti di alam terbuka sebagai tujuan untuk

100 | C I V I C C U L T U R E
“Civic-Culture: Jurnal Ilmu Pendidikan PKn dan Sosial Budaya” Hal. 88-100
ISSN 2579-9924 (Online)
ISSN 2579-9878 (Cetak)

mendidik dan membina peserta didik agar mereka bisa survive/bertahan di alam dengan
segala macam rintangan, hambatan, dan alakadarnya yang ada pada dirinya. Dengan
melakukan kegiatan di alam terbuka, peserta didik diharapkan terhindar dari kejenuhan akan
rutinitas kehidupan sehari-hari.

Dengan kegiatan di alam terbuka, peserta didik bisa bersatu dengan alam, dan alam terbuka
akan memberikan banyak pelajaran bagi peserta didik. Oleh karena itu, sangat tepat kalau
salah satu media yang efektif membentuk kepribadian seorang Pramuka adalah alam
semesta. Dia bisa hidup dan bertahan dengan alam karena alam akan bersahabat dengan kita
apabila kita mau melestarikan dan menjaganya dari usikan-usikan tangan jahil yang tidak
bertanggung jawab.

Bagi seorang pramuka, membantu orang lain kapan saja adalah salah satu
sumpahnya.
Sekalipun hanya membantu ibu-ibu tua mengangkat bingkisan Atau anak kecil
menyebrang jalan yang ramai, Atau memasukkan koin ke dalam kotak infak
– Baden Powell –
 

Salam Pramuka…!
Tulisan ini hanya resume dari suatu obrolan dan diskusi dengan para suhu dan
sahabat di berbagai kesempatan dan lokasi, ditambah dari baca dan
mendengarkan, ditulis untuk jadi pengingat bagi diri sendiri ataupun mungkin bagi
yang lainnya.
 
Dalam AD/ART Gerakan pramuka, Pendidikan kepramukaan adalah proses
pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui
penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan. Sistem pendidikan keluarga
yang dilakukan di alam terbuka dalam bentuk kegiatan yang menarik, menantang,
menyenangkan, sehat, teratur, dan terarah, dengan menerapkan
 
Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, agar terbentuk kepribadian
dan watak yang berakhlak mulia, mandiri, peduli, cinta tanah air, serta memiliki
kecakapan hidup.
 
Sedangkan menurut Baden Powell Kepramukaan bukanlah suatu ilmu yang harus
dipelajari secara tekun, bukan pula merupakan suatu kumpulan dari ajaran-ajaran
dan naskah-naskah. Bukan !
Kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan di alam terbuka,
tempat orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama, mengadakan
pengembaraan seperti kakak beradik, membina kesehatan dan kebahagiaan,
ketrampilan dan kesediaan memberi pertolongan.
100 | C I V I C C U L T U R E
“Civic-Culture: Jurnal Ilmu Pendidikan PKn dan Sosial Budaya” Hal. 88-100
ISSN 2579-9924 (Online)
ISSN 2579-9878 (Cetak)

 
Kita sepakat bahwa kepramukaan merupakan suatu pendidikan, maka kita harus
selalu ingat bahwa Pendidikan itu tentang masa depan, pendidikan itu tentang
menyiapkan generasi baru dan pendidikan itu tidak membentuk tapi
menumbuhkan, karena menumbuhkan maka yang dibutuhkan paling mendasar
adalah bagaimana tanah tempat tumbuh bisa subur, tanah tempat tumbuh iklimnya
baik, jika kita bayangkan anak anak sebagai tunas, ketika masih tunas maka tidak
kelihatan batangnya akarnya pun mungkin tidak terlihat, sehebat dan sebagus
apapun ketika masih tunas tidak kelihatan seluruh komponennya, setelah tumbuh
kembang barulah akan terlihat akarnya, batangnya, daunnya, buahnya.
 
Kita terkadang melihat tunas seperti melihat tanaman yang lengkap, tunas untuk
menjadi tumbuhan lengkap menjadi pohon memerlukan waktu dan proses
penumbuhan, Karena itu pendidikan kepramukaan merupakan pendidikan jangka
panjang di mulai dari siaga sampai pandega dari usia 7 tahun sampai 25 tahun.
 
Anak anak sebagai tunas yang baik, juga memerlukan lahan yang subur untuk
bertumbuh kembang, dimana lahan yang subur yang pertama dirumah, kedua di
sekolah, ketiga diantara rumah dan sekolah yaitu lingkungannnya, pendidikan
kepramukaan bisa menjadi lahan subur ketiga untuk tumbuh kembang tunas tunas
bangsa, kalo kita berbicara pendidikan maka kita harus membayangkan seperti
menumbuhkan tunas untuk menjadi pohon, pendidikan itu jangan mengunakan
kata membentuk, seperti karakter, karakter itu tidak dibentuk tapi di tumbuhkan.
 
Pendidikan kepramukaan itu bukanlah sesuatu yang tertulis dan dibaca dihapal dan
diuji, pendidikan kepramukaan merupakan proses pembiasaan.
Pembiasaan dapat diartikan sebagai proses membuat sesuatu/seseorang menjadi
terbiasa. Pembiasaan merupakan kegiatan intervensi yang difokuskan kepada
tenaga pendidik melalui partisipasi aktif, dengan partisipasi tenaga pendidik
tersebut akan mendukung berlangsungnya kegiatan peserta didik untuk
mendapatkan pengalaman hingga melakukannya dengan sendiri. Bahwa
“menolong sesama hidup” atau “rela menolong dan tabah” itu di tidak hanya
sekedar diucapkan tetapi harus dilakukan pembiasaan.
 
Hakekat dari pendidikan kepramukaan sesungguhnya adalah membuat anak anak
dan remaja Indonesia kelak setelah dewasa menjadi manusia yang bermanfaat,
mengapa menjadi manusia yang bermanfaat karena memang dalam agama
mengajarkan Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.
 
Seperti dalam pesan terakhirnya baden powell “…Aku yakin, bahwa Tuhan
menciptakan kita dalam dunia yang bahagia ini untuk hidup berbahagia dan
bergembira. Kebahagiaan tidak timbul dari kekayaan, juga tidak dari jabatan yang
menguntungkan, ataupun dari kesenangan bagi diri sendiri. Jalan menuju
kebahagiaan ialah: membuat dirimu lahir dan batin sehat dan kuat pada waktu
kamu masih anak-anak, sehingga kamu dapat berguna bagi sesamamu dan dapat
menikmati hidup, jika kamu kelak telah dewasa…”
 
Menjadi manusia yang bermanfaat atau berguna itu kemudian dikiaskan seperti
pohon nyiur atau kelapa, dimana pohon kelapa merupakan pohon yang serba guna
dari ujung atas hingga akarnya, ini mengkiaskan bahwa tiap Pramuka kelak
100 | C I V I C C U L T U R E
“Civic-Culture: Jurnal Ilmu Pendidikan PKn dan Sosial Budaya” Hal. 88-100
ISSN 2579-9924 (Online)
ISSN 2579-9878 (Cetak)

menjadi manusia yang berguna, dan membaktikan diri dan kegunaannya kepada
kepentingan Tanah Air, bangsa, dan negara Republik Indonesia serta kepada umat
manusia. Karena pendidikan kepramukaan itu di tujukan untuk anak-anak dan
remaja yang memang belum dapat di petik hasilnya maka kiasan itu menjadi tunas
kelapa, tunas kelapa inilah yang kemudian dijadikan lambang pendidikan
kepramukaan yang berupa gambar siluet tunas kelapa, lambang tersebut
diciptakan oleh Soehardjo Admodipura. Dia merupakan pembina pramuka yang
aktif bekerja di lingkungan Departemen Pertanian.
 
Untuk menjadi manusia yang bermanfaat atau berguna maka di dalam diri anak
anak dan remaja harus ditumbuhkan yang namanya karakter, yaitu karakter mandiri
dan peduli, Karakter mandiri merupakan sikap yang tidak selalu bergantung kepada
orang lain dalam menyelesaikan permasalahan yang menimpa dirinya.
 
Karakter peduli (peduli sosial dan peduli lingkungan alam sekitar), peduli sosial
Merupakan sikap yang selalu memberi bantuan atau menolong orang lain yang
memang sedang membutuhkan bantuan. Peduli lingkungan alam sekitar
merupakan sikap yang selalu mencegah kerusakan terhadap lingkungan, dan
selalu berupaya untuk memperbaikinya jika terjadi kerusakan pada lingkungan
serta selalu menjaga kelestarian alam, maka pendidikan kepramukaan sejatinya
untuk menumbuhkan karakter karakter tersebut.
 
Untuk menumbuhkan karakter mandiri dan peduli maka dalam pendidikan
kepramukaan menerapkan suatu prinsip, Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia,
prinsip artinya asas, kebenaran yang jadi pokok dasar orang berpikir, bertindak,
dan sebagainya. Dengan demikian prinsip sebagai landasan penyelenggaraan.
Karena pendidikan kepramukaan begitu penting maka dalam penyelenggaraannya
perlu ditegakkan prinsip-prinsip secara konsekuen, sehingga tujuan
penyelenggaraan pendidikannya dapat tercapai sebagaimana mestinya, prinsip
dalam pendidikan kepramukaan kita kenal dengan Prinsip Dasar Kepramukaan
yaitu :
a. Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya;
c. Peduli terhadap diri pribadinya; dan
d. Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.
Dan Untuk menumbuhkan karakter mandiri dan peduli maka dalam pendidikan
kepramukaan juga menerapkan suatu Metode, metode berasal dari dua perkataan
yaitu meta yang artinya adalah melalui dan hodos yang berarti jalan atau cara.
Jadi  metode adalah suatu jalan atau cara yang dilalui untuk mencapai suatu
tujuan. Metode yang kital kenal yaitu metodik pendidikan kepramukaan, metode
Kepramukaan adalah metode belajar interaktif dan progresif yang dilaksanakan
melalui:
a. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
b. Belajar sambil melakukan;
c. Kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
d. Kegiatan yang menarik dan menantang;
e. Kegiatan di alam terbuka;
f. Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan;
g. Penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
h. Satuan terpisah antara putra dan putri;
100 | C I V I C C U L T U R E
“Civic-Culture: Jurnal Ilmu Pendidikan PKn dan Sosial Budaya” Hal. 88-100
ISSN 2579-9924 (Online)
ISSN 2579-9878 (Cetak)

 
Setiap unsur dalam Metode Kepramukaan memiliki fungsi pendidikan spesifik, yang
secara bersama-sama dan keseluruhan saling memperkuat dan menunjang
tercapainya tujuan pendidikan kepramukaan.
 
Prinsip dan metodik pendidikan kepramukaan atau sering disingkat dengan
PDMPK merupakan ciri khas yang membedakan kepramukaan dari pendidikan lain.
Untuk bisa menerapkan PDMPK tersebut maka di butuhkan suatu media, media
biasanya digunakan sebagai sarana untuk mempermudah dan mempercepat
aktivitas pembelajaran, seperti hal tunas menbutuhkan media untuk tumbuh
kembang, maka media untuk menerapkan PDMPK yang tepat adalah alam terbuka,
yang dimaksud alam terbuka disini yaitu gunung, hutan, sungai, danau, lautan,
sawah, kebun, pantai dan lain sebagainya, di alam terbuka seluruh metodik
pendidikan kepramukaan dapat dilaksanakan secara bersamaan, pada akhirnya
metodik kepramukaan merupakan satu kesatuan yang tidak dipisahkan.
 
Kenapa di Alam terbuka karena Kegiatan yang lakukan di alam terbuka merupakan
cara yang efektif dalam menumbuhkan watak dan kepribadian, pemantapan
mental/spiritual/moral, fisik, intelektual, emosional dan sosial, seseorang sebagai
individu dan sebagai anggota masyarakat.  Alam terbuka dan seisinya dilihat dari
sudut pendidikan merupakan referensi yang sangat sarat dan kaya dengan materi
pendidikan.  Karena itu Baden Powell menyebutnya sebagai buku alam (Nature
Book) ciptaan Tuhan yang bernilai tinggi, harganya murah, praktis, tidak ada
tamatnya, tidak ada mula dan akhirnya bagi pendidikan dan kehidupan manusia.
Ciri dari kegiatan di alam terbuka yaitu
- Merasakan angin meniup rambutmu, hujan yang menerpa wajahmu, dan lumpur
dikakimu.
- Melihat alam luas terbentang, cahaya bintang digelap malam, dan tempat yang
tidak diketahui.
- Menyerahkan diri pada laut luas yang terbuka, pegunungan, sungai, danau &
jurang yang curam
 
Sedangkan bentuk dari kegiatan di alam terbuka adalah berkemah dan
mengembara, berkemah itu simulasi berumah tangga dan mengembara simulasi
bekerja, berkemah dan mengembara itu keluar dari zona nyaman, dan
sesungguhnya Pendidikan kepramukaan bukanlah kegiatan permainan yang
mengandung pendidikan melainkan pendidikan yang dilakukan dengan permainan
di alam terbuka dalam bentuk berkemah dan mengembara. Mendirikan tenda,
memasak, mencari jejak, haling rintang, memecahkan sandi dan isyarat, membuat
rak atau menara dengan simpul dan ikatan, membuat jembatan darurat, membuat
rakit, membuat tandu, membuat tongkat, menyalakan unggun, baris berbaris dan
lain sebaganya saat berkemah dan mengembara itu semua merupakan suatu
permainan.
Isi dari berkemah dan mengembara itu seperti mendaki gunung, persami,
perjusami, safari camp, memanjat tebing, rafting, berlayar, hiking, susur gua, susur
pantai dan masih banyak lagi, dalam pendidikan keparamukaan kegiatan tersebut
merupakan alat pendidikan, kegiatan kegiatan tersebut bukanlah kegiatan tanpa
Resiko, dimana resiko yang harus diperhitungkan untuk berkegiatan tersebut
adalah banyaknya kecelakaan yang terjadi ketika diselenggarakannya kegiatan
tersebut.
100 | C I V I C C U L T U R E
“Civic-Culture: Jurnal Ilmu Pendidikan PKn dan Sosial Budaya” Hal. 88-100
ISSN 2579-9924 (Online)
ISSN 2579-9878 (Cetak)

 
Dalam melakukan kegiatan berkemah dan mengembara di alam terbuka dimana
semuanya merupakan hal yang nyata dan tidak dapat diprediksi sehingga
diperlukan pengetahuan dan keterampilan untuk merencanakan, mempersiapkan,
mengorganisasi, mengontrol, membawa peralatan serta diperlukan teknik yang
benar selama menjalani kegiatan. Sehingga pada saat melakukan kegiatan semua
tujuan dapat  tercapai dengan aman, Nyaman dan terukur.
 
Untuk itu seorang pramuka apalagi tenaga pendidik sebagai “Penjaga keamanan
dan keselamatan” peserta didiknya Harus memiliki kemamampuan atau
keterampilan berkegiatan berkemah dan mengembara (teknik hidup di alam
terbuka), minimal kemampuan dasar (Basic skill) yang harus dimiliki yaitu :
 
• Navigation (esensinya adalah berkaitan dengan arah (mata angin, sudut kompas)
dan tujuan (Koordinat), posisi baik posisi sendiri maupun orang lain, jarak atau
skala, waktu, elevasi, kontur, rute, orientasi medan, tanda tanda alam dan buatan)
• Campcraft and Expeditions (esensinya adalah perencanaan dan persiapan,
peralatan dan perlengkapan, pakaian, makanan dan mengolahnya, api dan
perapian, shelter atau tempat berlindung, memilih lokasi dan mendirikan shelter,
kesehatan dan kebersihan  diri, mengemas dan membawa semua yang kita
butuhkan, cuaca, check and recheck, membuat laporan, hangat dan nyaman,
konservasi, factor keselamatan, leave no trace, ultralight hiking, the ten essentials)
• First Aid (pertolongan pertama pada kecelakaan, pertolongan pertama pada
gawat darurat, evakuasi, obat obatan praktis, penyakit dan gejala, pengetahuan
body system, emergency plan)
• Security on Steep Ground (esensinya adalah berkaitan pengamanan diri dan
orang lain di area yang curam, SOP keamanan dan keselamatan, pemasangan
pengamanan baik dengan pengaman buatan maupun pengaman alam,
penggunaan tali dengan simpul yang praktis)
 
Untuk dapat memiliki kemampuan atau keterampilan dasar tersebut maka harus
terus dilatih dengan rutin agar kegiatan berkemah dan mengembara menjadi lebih
aman, nyaman, dan terukur. Idealnya latihan rutin pramuka dilaksanakan untuk
mempersiapkan diri berkemah dan mengembara, sama halnya tentara berlatih
seperti latihan menembak, beladiri dan latihan tentara lainnya dengan rutin untuk
bersiap menghadapi peperangan yang mungkin bisa terjadi, latihan latihan
pramuka seperti latihan kesegaran jasmani, membaca peta dan kompas, latihan
mendirikan tenda/shelter, latihan memasak, latihan P3k, latihan membuat tandu,
latihan simpul dan ikatan, latihan semaphore dan morse, latihan pioneering dan
latihan lainnya diarahkan untuk meminimalisir resiko kecelakaan dan keselamatan
baik diri sendiri atau kelompok ketika berkegiatan berkemah dan mengembara di
alam terbuka yang penuh dengan ketidakpastian dan keterbatasan. Jangan sampai
mereka tidak tahu untuk apa mereka berlatih secara rutin seminggu sekali, dua
minggu sekali atau setiap hari dihalaman sanggarnya,
 
ketidakpastian dan keterbatasan dengan sendirinya akan melatih peserta didik
untuk selalu siap sedia dan mampu beradaptasi dengan segala kondisi lingkungan
dan melatih berfikir solusi, berfikir kreatif dan inovatif. Apapun kegiatan berkemah
dan mengembara apakah itu panjat tebing, mendaki gunung, rafting, susur gua,
hiking lebih dari satu hari tentunya akan berkemah dan menuju lokasi kegiatan
100 | C I V I C C U L T U R E
“Civic-Culture: Jurnal Ilmu Pendidikan PKn dan Sosial Budaya” Hal. 88-100
ISSN 2579-9924 (Online)
ISSN 2579-9878 (Cetak)

maka merupakaan pengembaraan, seperti mengembara menuju lokasi tebing


pemanjatan untuk panjat tebing, mengembara menuju lokasi sungai berarus deras
untuk rafting,  mengembara menuju lokasi gua untuk susur gua dan masih banyak
lagi pengembaraan pengembaran lainnya, untuk itu pelakunya harus mempunyai 4
kemampuan dasar tersebut. Sedangkan Kemapuan lanjutannya di sesuaikan
dengan kegiatan yang akan dilakukan, panjat tebing harus menguasai skill
memanjat tebing.
 
Anak anak dan remaja sebagai tunas bangsa yang dididik dengan aktivitas
berkemah dan mengembara di alam terbuka dengan mengunakan prinsip dasar
dan motodik pendidikan keparamukaan dengan bimbingan orang dewasa atau
tenaga pendidik yang cakap serta dilakukan proses pembiasaan, maka disamping
akan menumbuhkan karakter mandiri dan peduli juga akan tumbuh daya cipta atau
kemampuan untuk membuat atau menciptakan sesuatu dan menghasilkan
kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah masalah di masa depan,
sehingga kebermanfaatan anak anak dan remaja kelak setelah dewasa akan
semakin mantap.
 
Ini sejalan dengan pendidikan 4.0, yang mana pendidikan 4.0 merupakan
fenomena yang merespons kebutuhan munculnya revolusi industri keempat (RI 4)
dimana manusia dan mesin diselaraskan untuk mendapatkan solusi, memecahkan
masalah dan tentu saja menemukan kemungkinan inovasi baru. Juga untuk
menghadapi era Society 5.0, yang mana era society 5.0 merupakan hal alami yang
pasti terjadi akibat munculnya Revolusi Industri 4.0. Revolusi Industri 4.0 telah
melahirkan berbagai inovasi dalam dunia industri dan juga masyarakat secara
umum. Society 5.0 merupakan jawaban atas tantangan yang muncul akibat era
Revolusi Industri 4.0 yang dibarengi disrupsi yang ditandai dunia yang penuh
gejolak, ketidakpastian, kompleksitas, dan ambiguitas. Tiga kemampuan tertinggi
yang dibutuhkan dalam era society 5.0 adalah kemampuan memecahkan masalah
kompleks, berpikir kritis, dan kreativitas,
 
Peserta didik yang sekarang sebagai tunas tunas bangsa merupakan pemilik masa
depan Negeri ini, tidak cukup dibekali dengan berbagai ilmu pengetahuan, tapi juga
harus dibekali cara berpikir untuk beradaptasi di masa depan, yaitu cara berpikir
yang analitis, kritis, dan kreatif.
 
Akhir kata, pendidikan kepramukaan yang merupakan bagian dari dunia pendidikan
negeri ini, harus mampu memberikan bekal bagi peserta didik untuk selalu siap
menghadapi tantangan zaman. Kita harus bergerak cepat untuk bisa beradaptasi di
era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 saat ini, dan yang terpenting mari kita bina
adik adik kita peserta didik kita menjadi manusia yang berguna untuk mendapatkan
predikat sebaik baiknya manusia dan mendapatkan jalan menuju bahagia. ( DR-
WOLF9)
 
Salam pramuka dan tetap memandu……!
Scout today and leader tomorrow
Dirgahayu Pramuka Indonesia…….!
Devi Rahardiono/TrueNorth Indonesia

100 | C I V I C C U L T U R E

You might also like