Professional Documents
Culture Documents
Email: 1srirezeki.bungsu@gmail.com
ABSTRAK
1
ABSTRAK
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membawa dampak yang besar pada
berbagai aspek termasuk dalam dunia pendidikan. Salah satunya penggunaan media berbasisi
IT dapat mengilustrasikan konsep yang bersifat abstrak menjadi lebih konkrit dan sederhana
sehingga mudah untuk dipahami. Selain itu, proses pembelajaran menjadi lebih menarik,
kualitas belajar dapat ditingkatkan, dan proses belajar mengajar dapat dilakukan dimana dan
kapan saja. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan produk akhir dari pengembangan e-
magazine berbasis metakognis pada materi ikatan kimia yang layak digunakan untuk
mendukung proses pembelajaran yang juga dapat mengarahkan siswa untuk berpikir
metakognisi. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang mengadaptasi model
pengembangan ADDIE. Ada lima tahapan utama dalam penelitian ini terdiri dari tahap,
analisis, desain, pengembangan, penerapan, dan evaluasi. Instrumen penelitian yang
digunakan adalah lembar pedoman wawancara dengan guru dan lembar angket kebutuhan
siswa, penilaian guru, respons siswa, validasi ahli media dan ahli materi. Produk hasil
pengembangan divalidasi oleh validator, selanjutnya diminta tanggapan guru terhadap produk
yang dikembangkan dan diujicobakan pada kelompok kecil yakni 15 orang siswa kelas X
IPA SMAN 8 Bungo. Hasil penelitian diperolah e-magazine berbasis metakognisi yang
dikembangkan telah dinyatakan layak oleh tim ahli untuk digunakan dalam proses
pembelajaran kimia terkhusus pada mteri ikatan kimia. Untuk hasil penilaian Guru adalah 4,8
dengan kategori sangat baik dan respons siswa 92,08% (sangat baik). Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa pengembangan mulai media e-komik dinyatakan layak
secara teoritis dan praktis. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa produk
akhir dari pengembangan e-magazine berbasis metakognisi pada materi ikatan kimia telah
dinyatakan layak oleh tim ahli untuk digunakan dalam proses pembelajaran kimia dan
mendapat respons positif dari siswa terhadap media pembelajaran yang dikembangkan.
4
termotivasi belajar dan memiliki sikap gunakan sebagai pijakan dalam kegiatan
kreatif pada pembelajaran kimia yang belajar dan pembelajaran Namun pada
menggunakan majalah kimia dibanding kesempatan ini penulis akan menjelaskan
pembelajaran kimia yang menggunakan tiga teori belajar utama atau kerangka
buku pelajaran kimia biasa. Hal ini filosofis mengenai teori-teori belajar,
membuktikan adanya potensi yaitu teori belajar behaviorisme hanya
pengembangan majalah kimia sebagai berfokus pada aspek objektif diamati
sumber belajar mandiri. Majalah yang pembelajaran, teori belajar kognitivisme
dikembangkan ini telah dinyatakan layak melihat melampaui perilaku untuk
dan mampu meningkatkan motivasi menjelaskan pembelajaran berbasis otak,
belajar dan kreatifitas siawa. Kemudian dan teori belajar konstruktivisme suatu
Penelitian yang dilakukan oleh Rahayu proses pembentukan pengetahuan.
(2013) tentang pengembangan majalah Pembentukan ini harus dilakukan oleh
kimia sebagai sumber belajar mandiri siswa sendiri.
pada pembelajaran kimia sistem koloid Metakognisi
bagi siswa SMA/MA kelas XI, Istilah metakognisi berarti
berdasarkan penilaian oleh ahli media, pengetahuan tentang belajar diri sendiri
ahli materi, teman sejawat dan 5 orang atau pengetahuan tentang belajar. Siswa
guru SMA, majalah yang dikembangkan dapat diajarkan stategi menilai
dikatakan sangat baik serta dapat pemahaman mereka sendiri, menghitung
digunakan sebagai sumber belajar berapa waktu yang diperlukan untuk
mandiri siswa SMA/MA kelas XI. mempelajari sesuatu, dan memilih
Berdasarkan beberapa penelitian rencana yang efektif untuk belajar
diatas dapat disimpulkan bahwa hasil memecahkan masalah. Sedangkan
pengembangan majalah kimia dapat menurut Hamilton, metakognisi mengacu
dijadikan sumber belajar mandiri, siswa pada pengetahuan seseorang tentang
memberikan respons yang positif dan proses yang dipikirkan manusia meliputi
lebih paham akan materi yang dipelajari, proses pengaturan diri yang digunakan
majalah yang dikembangkan layak dan siswa selama berusaha menyelesaikan
mampu meningkatkan motivasi belajar masalah termasuk merencanakan,
dan kreativitas siawa. mengecek, memonitor, dan mengevaluasi
Teori Belajar (Lorin & David, 2010).
Menurut Rusman (2017) ada Menurut Preisseisen dalam Yamin
banyak teori belajar yang dapat kita (2013) metakognisi terdiri atas empat
5
keterampilan yakni, problem solving, tentunya mendasarkan pada logika
decision making, critical thinking, dan rasional, dan mampu membaca
creative thinking. kesenjangan antara konsep dengan
1) Problem solving (pemecahan realitas, antara das solen dan das
masalah) merupakan kemampuan sein atau menganalisis dengan
individu berdasarkan pada sesuatu yang
dalam memecahkan masalah melalui sifatnya given dari tuhan.
pengumpulan fakta, analisis 4) Creative thinking (Berpikir kreatif)
informasi, merupakan kemampuan suatu
menyusun berbagai alternatif individu untuk berpikir kreatif atau
pemecahan, dan memilih pemecahan mencipta dan memodifikasi sesuatu
yang paling efektif. Untuk menjadi yang baru dengan berdasarkan pada
problem solver yang handal konsep-konsep, hukum-hukum,
dibutuhkan jam terbang yang tinggi, logika, dan intuisi yang dimiliki.
dan disini perlu penguasaan metode Media Pembelajaran
keilmuan sebagai pisau bedah Dalam Daryanto (2010) kata media
terhadap masalah yang dihadapi. merupakan bentuk jamak dari kata
2) Desicion making (pengambilan medium. Medium dapat didefinisikan
keputusan) merupakan kemampuan sebagai perantara atau pengantar
individu untuk memilih suatu terjadinya komunikasi dari pengirim
keputusan yang terbaik dari berbagai menuju penerima. Media merupakan salah
pilihan yang ada. Keputusan yang satu komponen komunikasi, yaitu sebagai
diambil tentunya berdasar pembawa pesan dari komunikator menuju
pengalaman atau informasi, komunikan. Berdasarkan definisi tersebut,
pertimbangana etika dan tata nilai, dapat dikatakan bahwa proses
dan disertai alasan-alasan rasional. pembelajaran merupakan proses
Kemampuan dalam desicion making komunikasi.
dapat menggambarkan tingkat Definisi e-magazine
kematangan dan kebijakan seseorang. Nurjannah, dkk (2014) mengatakan
3) Critical thinking (Berpikir kritis) bahwa e-magazine merupakan majalah
merupakan kemampuan individu elektronik (electronic magazine),
untuk berpikir kritis dalam disingkat e-magazine adalah versi
menanggapi suatu konsep, pendapat, elektronik dari majalah karena berbasis
dan kebijakan. Berpikir kritis listrik. Majalah elektronik tidak lagi
6
menggunakan bahan baku berupa kertas digunakan untuk mengubah file PDF,
untuk menuliskan artikel-artikelnya Word, PowerPoint, dan Excel ke bentuk
seperti majalah pada umumnya, flipbooks. Dengan software flash
melainkan dalam bentuk file digital yang flipbook, kita dapat membuat majalah,
dapat diakses melalui media elektronik katalog, e-brosur, eBook atau e-surat
seperti komputer, handphone, android, kabar menakjubkan berbentuk 3D.
iphone, ipad dan teknologi lainnya. Dengan kata lain dengan software ini kita
Model Pengembangan ADDIE dapat membuat majalah online atau
Menurut Tegeh (2014) model epaper dengan cara menjadikan file flash
ADDIE merupakan salah satu model lalu embed ke page html halaman web
desain pembelajaran sistematik. Model atau blog.
ini disusun secara terprogram dengan Menurut official 3D PageFlip
urutan-urutan kegiatan yang sistematis Professional (2017) merupakan software
dalam upaya pemecahan masalah belajar aplikasi yang digunakan untuk membuat
yang berkaitan dengan sumber belajar e-Book, Majalah digital, e-paper dll.3D
yang sesuai dengan kebutuhan dan PageFlip Professional merupakan jenis
karakteristik pebelajar. Model ADDIE perangkat lunak profesi halaman flip
terdiri atas lima langkah, yaitu: analisis untuk mengkonversi File PDF ke
(analysis), perancangan (design), halaman-balik publikasi. Tiapdigital
pengembangan (development), halaman PDF yang di hasilkan bisa di
implementasi (implementation), evaluasi flip (bolak-balik) seperti buku yang
(evaluation). sesungguhnya. Dengan software 3D
PageFlip Professional dapat di
tambahkanvideo, gambar, audio,
hyperlink dan objek multimedia.
Penggunaan software 3D Pageflip
Professional sangat mudah bagi siapa aja
untuk membuat Flash 3D yang realistis
membalik halaman buku tanpa
keterampilan pemrograman. Cukup
Gambar 1. Model ADDIE
dengan 3 langkah mengimpor PDF /
Software 3D Pageflip Professional gambar / FLV, menyesuaikan gaya dan
Software 3D PageFlip Professional penerbitan, kita dapat mengkonversi PDF
adalah aplikasi flash flipbook yang dapat ke Flashpublikasi berbasis digital dengan
7
antar muka pengguna yang VIIIA (gas mulia). Oleh sebab itu dalam
intuitif.Adapun kelebihan yang dimiliki pembentukan ikatan kimia, atom-atom
oleh 3D PageFlip Profesional : akan membentuk konfigurasi elektron
1. Dapat mengkonversi Adobe Acrobat seperti pada unsur gas mulia.
PDF dan Gambar menjadi bentuk buku
METODE PENGEMBANGAN
dalam ruang 3D.
Penelitian ini merupakan penelitian
2. Tidak harus memiliki keahlian
pengembangan dengan tujuan untuk
mendesain 3D.
menghasilkan produk berupa media e-
3. Dapat publikasikan di website pribadi
magazine pada materi Ikatan Kimia yang
atau menanamkan dalam blog.
dapat digunakan dalam kegiatan belajar
4. Dapat di kirim kepada orang lain
mengajar di kelas maupun digunakan
dengan menggunakan format Zip
secara mandiri oleh siswa. Media e-
"HTML".
magazine berbaisis metakognisi dengan
5. Di dalam 3D PageFlip Profesional
software 3D Pageflip dan didasarkan
telah terdapat flash. (www.3D-
pada model pengembangan ADDIE.
PageFlip.com
Desain pengembangan dalam penelitian
Ikatan Kimia ini menggunakan Model pengembangan
Brady, 1999 meyebutkan Ikatan ADDIE terdiri dari lima tahap yaitu
kimia adalah daya tarik-menarik antara Analisis, Desain, Pengembangan,
atom yang menyebabkan suatu senyawa Implementasi dan Evaluasi. Alasan
kimia bersatu. Kekuatan daya tarik- menggunakan model ini karena bersifat
menarik ini menentukan sifat-sifat kimia deskriptif, menunjukan langkah-langkah
dari suatu zat, dan cara ikatan kimia yang jelas dan cermat untuk menghasilkan
berubah jika suatu zat bereaksi digunakan produk.
untuk mengetahui jumlah energy yang Subjek uji coba dalam penelitian ini
dilepas atau diabsobsi selama terjadinya adalah siswa kelas X IPA SMAN 8
reaksi. Bungo. Untuk menentukan klasifikasi
Elektron yang berperan pada respons siswa digunakan persentase
pembentukan ikatan kimia adalah elektron kelayakan dengan rumus :
valensi dari suatu atom/unsur yang
terlibat. Salah satu petunjuk dalam
pembentukan ikatan kimia adalah adanya Keterangan:
golongan unsur yang stabil yaitu golongan K = Persentase kelayakan
8
F =Jumlah keseluruhan jawaban angket analisis kebutuhan ditinjau dari
responsden aspek karakter siswa, materi, tingkat
N = skor tertinggi dalam angket perkembangan kognitif, pengetahuan
I = Jumlah pertanyaan dalam angket siswa dan analisis teknologi.
R = Jumlah responsden 2. Tahap Desain (Design)
Dengan interpretasi skor sebagai berikut: Dalam mendesain bahan ajar e-
Tabel 1. Klasifikasi Berdasarkan Rerata magazine, hal yang penulis lakukan
Skor Respons Siswa. pertama kali adalah merancang flowchart
No Skala Nilai (%) Kriteria dan storyboard serta perancangan desain
Media
1 Angka 0% – 20% Sangat tampilan antar muka dari multimedia ini.
Tidak Baik
2 Angka 21% – 40% Kurang Baik Flowchart atau diagram alur merupakan
3 Angka 41% – 60% Cukup Baik sebuah diagram dengan simbol-simbol
4 Angka 61% – 80% Baik
5 Angka 81% – 100% Sangat Baik grafis yang menampilkan langkah-
(Arikunto, 2017)
langkah dalam bentuk kotak beserta
urutannya dengan menghubungkan
HASIL DAN PEMBAHASAN
masing-masing langkah tersebut, diagram
Pada penelitian pengembangan ini,
ini bisa memberi solusi selangkah demi
menggunakan kerangka ADDIE yang
selangkah untuk penyelesaian masalah
terdiri dari 5 tahap, yaitu:
yang ada dalam proses.
1. Tahap analisis (Analysis)
3. Tahap pengembangan
Tujuan analisis ini adalah untuk
(Development)
menetapkan arah dasar yang dibutuhkan
Pengembangan adalah proses
dalam pengembangan media
mewujudkan blue-print alias storyboard
pembelajaran ini. Dalam melaksanakan
yang telah dibuat sebelumnya menjadi
analisis, dilakukan observasi dan
dasar dalam pengembangan media.
wawancara dengan guru kimia kelas X
Produk yang dihasilkan yaitu media
IPA di SMAN 8 Bungo, selain itu
pembelajaran e-magazine pada materi
observasi juga dilakukan dengan cara
ikatan kimia. Pada pengembangan media
penyebaran angket terhadap siswa-siswi
ini melalui beberapa tahap, yaitu : 1)
yang berguna untuk mengumpulkan data
mengumpulkan bahan materi ikatan kimia
terkait masalah yang dihadapi oleh siswa-
untuk dimasukkan ke dalam e-magazine,
siswi kelas X IPA di SMAN 8 Bungo.
2) mengumpulkan gambar, diagram,
Observasi dilakukan kepada 32 siswa
video maupun data yang diperlukan, 3)
kelas X IPA. Data yang diperoleh dari
menggabungkan dan menyusun teks,
9
gambar, video, dan latihan menjadi suatu a. Validasi Ahli Media
majalah, 4) validasi e-magazine Media pembelajaran yang telah
oleh tim ahli (ahli media dan ahli materi), selesai dibuat kemudian divalidasi oleh
5) revisi oleh tim ahli, 6) penilaian oleh ahli media. Setelah ahli media melihat dan
guru. menyimak media pembelajaran yang
penulis rancang, selanjutnya ahli media
menilai media pembelajaran tersebut
menggunakan angket (angket hasil
validasi terlampir), dari hasil validasi
tersebut didapatkan saran dan perbaikan
terhadap media yang dikembangkan dan
diperoleh data. Angket validasi ini
menggunakan pernyataan sikap positif
Gambar 2. Cover dengan skor yang diberikan, yaitu skor 5
bagi sangat baik, skor 4 bagi baik, skor 3
bagi kurang baik, skor 2 bagi tidak baik
dan skor 1 bagi sangat tidak baik. Validasi
oleh ahli media dilakukan sebanyak tiga
kali sehingga diperoleh sebuah media
yang layak untuk diujicobakan.
Penentuan klasifikasi validasi oleh ahli
media didasarkan pada rerata skor
Gambar 3. Halaman Isi Materi
jawaban. Rerata skor diperoleh dengan
cara jumlah skor dibagi jumlah butir.
Tabel 2. hasil data validasi oleh ahli
media
Validasi Jumlah Rerata Kategori
Tahap I 55 3,6 Kurang
Baik
Tahap II 61 4,06 Baik
Tahap III 68 4,6 Sangat
baik
10
materi dengan penjelasan e-magazine nantinya digunakan sebagai tambahan
yang ditampilkan dalam media e- perbaikan terhadap media yang
magazine serta kesesuaian materi yang dikembangkan. Perolehan rerata skor
ditampilkan dengan kurikulum. Setelah jawaban dari angket penilaian guru
ahli materi melihat dan menyimak media sebesar 4,8 atau diklasifikasikan sangat
pembelajaran yang penulis rancang, baik.
selanjutnya ahli materi juga menilai media 4. Implementasi (Implementation)
pembelajaran tersebut menggunakan Tahap implementasi yaitu tahap
angket (angket hasil validasi terlampir), penyempurnaan terhadap bahan ajar
dari hasil validasi tersebut didapatkan e-magazine yang dikembangkan
saran dan perbaikan materi terhadap dilakukan dengan memperhatikan catatan,
media yang dikembangkan dan diperoleh saran, serta komentar dari validasi oleh
data. Angket validasi ini juga ahli media dan ahli materi dan penilaian
menggunakan pernyataan sikap positif guru sehingga didapat produk akhir dan
dengan skor yang diberikan, yaitu skor 5 siap diujicobakan. Uji coba dilakukan
bagi sangat baik, skor 4 bagi baik, skor 3 hanya sebatas pada kelompok kecil yang
bagi kurang baik, skor 2 bagi tidak baik dilakukan pada 15 orang siswa SMAN 8
dan skor 1 bagi sangat tidak baik. Validasi Bungo dengan cara penyebaran angket
oleh ahli materi dilakukan sebanyak tiga respons siswa.
kali. 5. Evaluasi (Evaluation)
Penentuan klasifikasi validasi oleh Evaluasi adalah proses untuk melihat
ahli media didasarkan pada rerata skor apakah bahan ajar e-magazine yang
jawaban. Rerata skor diperoleh dengan sedang dibuat dibuat berhasil, sesuai
cara jumlah skor dibagi jumlah butir. dengan harapan awal atau tidak. Evaluasi
Tabel 3. hasil data validasi oleh ahli dapat dilakukan disetiap tahap
media pengembangan. Evaluasi pada tahap
Validasi Jumlah Rerata Kategori analisis untuk mengetahui latar belakang
Tahap I 56 3,7 Kurang
Baik serta pendukung untuk dapat
Tahap II 64 4,2 Baik
Tahap III 71 4,7 Sangat mengembangkan bahan ajar. Dari analisis
baik ini lah yang digunakan sebagai acuan
Setelah divalidasi oleh validator, untuk pengembangan bahan ajar
media selanjutnya dinilai oleh guru e-magazine ini.
sebagai pengguna, sebelum nantinya diuji Pada tahap desain dilakukan evaluasi
cobakan ke siswa. Penilaian guru ini terhadap desain dan isi produk sesuai
11
dengan flowchart dan storyboard yang 2. Dari hasil analisis dikatahui respons
telah dibuat. Evaluasi pada tahap siswa kelas X IPA SMAN 8 Bungo
pengembangan dilakukan validasi ahli terhadap e-magazine berbasis
media dan ahli materi. Saran-saran yang metakognisi pada meteri Ikatan kimia
diberikan oleh ahli media dan ahli materi memiliki persentase 92,08 % (sangat
ini menjadi acuan peneliti untuk baik) yang menyatakan bahwa siswa
memperbaiki bahan ajar yan memberikan respon sangat positif
dikembangkan. terhadap media pembelajaran yang
Selanjutnya evaluasi terakhir dikembangkan.
dilakukan ujicoba pada siswa X IPA di Adapun beberapa saran dalam
SMAN 8 Bungo dan hasil respon siswa penelitian ini adalah sebagai berikut:
kelas X IPA didapatkan data bahwa 1. Peneliti menyarankan untuk para
responnya sangat baik. Kesesuaian bahan peneliti dibidang pengembangan yang
ajar e-magazine dalam pembelajaran serta juga ingin mengembangkan bahan
kemenarikan materi yang disajikan ajar e-magazine berbasis
mampu membuat siswa tertarik dalam metakognisi, agar lebih
mempelajari materi tersebut sehingga memperhatikan konten-konten
kemampua keterampilan berpikir secara metakognisi agar kemampuan
metakaognisinya mudah untuk dilatih. berpikir siswa dapat lebih
ditingkatkan lagi.
KESIMPULAN DAN SARAN
2. Peneliti juga menyarankan kepada
Berdasarkan hasil penelitian dan
peneliti dibidang pengembangan
pembahasan tentang Pengembangan
selanjutnya agar dapat menguji
e-magazine berbasis metakognisi pada
cobakan produk ini pada kelompok
materi ikatan kimia kelas X IPA di
besar.
SMAN 8 Bungo, dapat ditarik kesimpulan
3. Penulis menyarankan kepada peneliti
sebagai berikut:
yang juga ingin mengembangkan
1. Produk akhir pengembangan media
e- magazine kedepannya untuk
pembelajaran e-magazine berbasis
menggunakan materi kimia yang lain.
metakognisi pada materi ikatan kimia
yang dikembangkan telah dinyatakan DAFTAR PUSTAKA
layak oleh tim ahli untuk digunakan Anderson, Lorin W., dan David R.
Krathwohl. (2010). Kerangka
dalam proses pembelajaran kimia Landasan Untuk Pembelajaran,
terkhusus pada materi ikatan kimia. Pengajaran, dan Asesmen : Revisi
12
Taksonomi Pendidikan Bloom. Rahayu, E. H., 2013. Pengembangan
Yogyakarta : Pustaka Pelajar Majalah Kimia Sebagai Sumber
Belajar Mandiri Pada
Arikunto, S. 2017.Pengembangan Pembelajaran Kimia Sistem
InstrumenPenelitian Dan Penilaian Koloid Bagi Siswa SMA/MA
Program. Yogyakarta: Kelas XI, 2(5): 1-6
PustakaPelajar.
Rusman, 2013. Belajar dan Pembelajaran
Daryanto, 2013, Media Pembelajaran. Berbasis Komputer
Yogyakarta : Gava Media Mengembangkan Profesionalisme
Abad 21. Bandung : Alfabeta.
Departemen Pendidikan Nasional, 2006.
Kurikulum Tingkat Satuan Tegeh, dkk. 2014. Model Penelitian
Pendidikan. Jakarta : Depdiknas. Pengembangan. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Gani, A., Pakpahan, A., dan Hasan, M.
2016. Pengembangan Majalah Trianto. 2010. Model Pengembangan
Kimia pada Materi Hukum-hukum Terpadu: Konsep, Strategi dan
Dasar Kimia Kelas X. Banda Aceh Implementasi Dalam KTSP.
: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Jakarta: Bumi Aksara
Pendidikan Kimia., 1(4) : 52-59.
Yamin, M., 2013. Strategi dan Metode
Nurjanah, J. R., Sukarmin, dan Rahardjo, dalam Pembelajaran. Jakarta : GP
D. T., 2014, Pengembangan Media Press
Pembelajaran Interaktif E- Yulianto, E., & E. Rohaeti. 2013.
Magazine Pada Materi Pokok
Dinamika Rotasi untuk SMA Pengembangan Majalah Kimia
Kelas XI, Jurnal Materi dan untuk Meningkatkan Motivasi
Pembelajaran Fisika, 4(1):18-25.
Belajar dan Kreativitas Peserta
Official 3D Pageflip professional.2012. Didik Kelas X SMA N 1 Mlati.
www.3D-PageFlip.com. Diakses
tanggal 20 maret 2019. Jurnal Pendidikan Sains, 1(1) : 1-
15.
13